Anda di halaman 1dari 3

Pada saat acara ESQ di desa Tegaldlimo, Banyuwangi, Yayak yang sekarang selain sebagai

wirausahawan sukses juga merupakan motivator, menceritakan pengalamannya pada saat dia
awal pembuatan sambal, cara dia dan keluarga mempromosikannya, sampai dia menjadi
sukses. Yayak merupakan seorang mualaf, terlihat jelas saat dia menunjukkan bekas tattonya
pada saat memberikan motivator pada peserta ESQ. Beruntunglah di mengenal teman-teman
yang sekarang bergabung dalam Pesantren Digital Indonesia bersamanya, dia merasa seperti
mendapat hidayah dan masuk islam.melihat teman-temannya yang sukses menggerakkan
hatinya untuk mengikuti jejak teman-temnannya. Dan jadilah sekarang dia menjadi
wirausahawan yang bisa dikatakan sukses dan telah membantu banyak orang, terutama
masyarakat sekitar rumahnya yang belum mendapatkan pekerjaan tetap.

puedesnya enggak kira-kira! begitulah janji yang dijual Yayak Eko Cahyanto (38) dan
istrinya, Yeni Nursusanty (37), yang tercantum di kemasan bitol Sambel Bu Susan. Pasangan
suami-istri yang tidak selera makan jika tanpa sambal ini menggebrak pasar dengan ramuan
sambal dari hasil mdofikasi sambal matah, khas Bali.

Tulisan Terenak No. 2 di Indonesia yang tercantum pada kemasan, justru mengundang rasa
penasaran orang untuk menjajal produk rumahan milik Yayak ini. soalnya, No. 1 sudah
diambil produk kecap, jawab Yayak santai. Dengan mematok harga Rp25.000 perbotol,
sehariia bisa menjual hingga 200 botol. Proses pembuatannya masih mengandalakan tenaga
manual dan alat tradisional serupa serutan dari kayu untuk mencincang cabai. Dengan cara ini
mereka baru bisa mencapai kapasitas produksi tak lebih dari 500 botol per hari.

sempat kami menggunakan maesin kapasitas 2.000-an botol perhari, tapi hasil cincangan
cabainya tidak sesuai dan rasanya seperti buatan pabrik. Kurang nendang! Dengan cara
tradisional, is the best! julas Yayak, yang mengawali bisnis keluarga ini dengan modal hanya
Rp300.000.

Setidaknya ada enam varian rasa yang kini ia pasarkan, yaitu sambal bawang, sambal udang,
sambal petai, sambal ikan asin, sambal teri dan sambal terasi. Demi mandapat cita rsa yang
pas, mereka terlebih dahulu melakukan uji coba yang sangat detail dan menguji kesabaran.
Waktu itu, Yayak yang maish bekerja sebagai staf desain di sebuah hotel memanfaatkan
waktu istirahat makan siang untuk melakukan survei sambal buatan istrinya.

di hotel tempat saya bekerja ada sekitar 1.000 karyawan. Saat makan siang di kantin staf
itulah saya datang ketiap meja satu persatu untuk meminta mereka mencoba sambal buatan
kami. Lalu, saya catat tiap pendapat dan masukkan dari mereka, cerita Yayak, yang
melakukan survei rasa ini selama seminggu.

Ketika kemudian mayoritas para pencicip sambalnya mulai mengakui keunggulan cita rasa
sambal matah matang hasil racikannya bersama sang istri, pesanan pun berdatangan. Karena
jumlah pesanan terus meningkat dan membuat mereka kewalahan, akhirnya Yayak
memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempat kerjanya dan memilih menjadi wirausaha
penuh. Kini, jabatan barunya adalah sales dan marketing di Bu Susan Indo Global, nama
perusahaan sambalnya.
Kesuksesan samba bu susan yang terpilih sebagai finalis wirausaha mandiri 2012 ini tidak
menggelinding begitu saja. Ada proses gagal yang harus mereka lalui. Mereka pernah
mendapat komplain pelanggan karena sambalnya keasinan dan nyaris pahit. Rupanya, hal ini
terjadi karena memakai garam merek lain.

di tengah proses produksi, persediaan garam kami habis. Dan, karena merek yang biasa
kami pakai tidak tersedia, kami menggantinya dengan merek lain. Meski takaran yang
dipakai sama, rupanya rasanya berbeda ungkap Susan, sang istri.

Pernah juga mereka mengganti supplier cabai, karena pedagang cabai langganannya libur di
hari raya Nyepi. Ternyata, jenis cabainya berbeda, sehingga sambal menjadi pahit. Gara-gara
ini, sambal tidak bisa dijual, dan mereka rugi ratusan botol.

kesalahan ini membuat kami belajar. Setidaknya, jika ingin berganti bahan, kami harus
mencobanya dulu dalam kapasitas kecil. Dan, jangan lupa untuk mencicipinya. Sebab,
meskipun takaran yang dipakai sesuai resep, jika ada bahan yang diganti, rasanya bisa jauh
berbeda, ujar Susan, yang memulai bisnis sejak tahun 2010.

Dengan kemasan berlogo menarik dan modern, sambal bu susan banyak menarik pelanggan
muda, termasuk para selebritas yang tengah berkunjung ke Bali. Tak dipungkiri era berbagi
melalui media sosial menjadi salah satu kunci yang turut mendongkrak bisnis sambal bu
susan.

Respon pasar yang sangat baikdi media sosial ini memicu otak marketing Yayak untuk
menerapkan berbagai promosi menarik. Misalnya saja, dengan memanfaatkan koneksi luas
yang dimiliki salah satu resellernya, Yayak bisa mendapatkan beberapa selebritas, konsumen
sambal bu susan, untuk berpose dengan produnya dan memaerkannya di twitter, instagram,
serta facebook. Selebritas seperti julias perez, dewi persik, dan tora sudiro pun menjadi
pelanggan setianya.

Saat ESQ, dia bercerita bahwa dia pernah datang kesebuah supermarket beserta keluarganya
dengan memakai kaos bergambar SAMBAL BU SUSAN, dia berncana untuk
mempromosiakannya dengan mengguanakan pusat informasi. Dia berpura-pura mengatakan
pada pusat informasi bahwa ada anggota keluargannya yang tertinggal, pusat pelayanan
informasi pu menginformasikan informasi tersebut disampaikan kepada rombongan dari
Sambal BuSusan ditunggu oleh keluarga di parkiran. Dia melakukan hal tersebut tidak
hanya sekali, namun berulang kali, dengan harapan orang yang ada disana penasaran dan
melihat ke parkiran, tepatnya ke mobil mereka yang berisi sambal tersebut. Kekurangan pada
biaya promosilah yang membuat dia harus memutar otak, supaya usahanya terkenal dan
sukses.

Selain itu, Yayak juga memanfaatkan jejaring pertemanan di hotel tempatnya dulu bekerja. Ia
membekali teman-temannya yang akan pergi ke luar negeri dengan produk sambal bu susan.
saya minta mereka untuk berfoto bersama sambal susan di spot-spot terkenal di luar negeri,
lalu saya upload di facebook, twitter, path dan instagram, ujar Yayak, yang juga berpromosi
dengan menmpelkan stiker berdesain cabai yang diberi info nomor telepon dan alamat
website.

Nyatanya, strategi Yayak ini tak hanya makin empopulerkan merek samabl bu susan, tapi
sekaligus menjadi cara jitu untuk membuka pasar baru di mancanegara. Kini, beberapa
konsumennya ada yang berasal dari Australia, Amerika, Korea bahkan Rusia. Meski mereka
belum membeli dalam kapasitas besar, atau hanya untuk kebutuhan diri sendiri, tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi makin besar.

Untuk pemasaran, yayak memakai sistem jaringan yang cukup unik. Ia memakai istilah
mafia untuk dirinya, lalu ia memiliki bandar (distributor) dan pengedar (reseler), yang
akan meneruskan sambalnya ke pemakai (konsumen). memang jadi seperti narkoba, sih,
enggak pernah dipromosikan karena ilegal, tapi banyak yang nyari

Anda mungkin juga menyukai