Anda di halaman 1dari 22

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Terminologi Judul

Judul dari proyek tugas akhir ini adalah Kuala Namu Transit Hotel.

Pengertian Transit Hotel : Hotel yang berlokasi dekat bandara, pelabuhan, biasanya diperuntukkan bagi
masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek).

Kuala Namu merupakan sebuah bandara udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya terletak di
Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.

Kuala Namu Transit Hotel yaitu merupakan sebuah hotel Transit di Kawasan Bandara Udara
Internasional Kuala Namu dengan penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang.

II.2. Tinjauan Umum

II.2.1. Tinjauan Hotel

A. Sejarah Perhotelan

Pada dasarnya keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang kegiatan berpergian yang berjarak jauh
dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan sarana akomodasi untuk tempat beristirahat berupa kamar tidur.

Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf
membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan
peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas
dan dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan.

Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang disebut MANSIONES yang
berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad
pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di
sepanjang jalan yang dilalui orang ( road side inn ).

Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( cowboy ) sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah
terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun
tersebut penyediaan hotel, motel,

Universitas Sumatera Utara

penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi para pelancong.

Hotel dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian Perancis, Swiss dan
beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New York City menurut Willam S. Gray dan
Salvatore C. Linguori telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.

Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah berubah menjadi
sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarahnya gedung ini tetap dipelihara
dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi
sebuah restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden
tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London.

Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170 kamar didirikan di
New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.
Kemudian menyusul Bostons Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak hanya
memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan untuk converence bagi
masyarakat setempat.

Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :

Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di Chicago, Hotel
planters di St. Louis.

Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London

Thn 1875 berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan hotel terbesar dan
termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar.

Universitas Sumatera Utara

Thn 1880 berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang dibangun untuk
kepentingan Business Travellers dan merupakan Chain Hotel pertama di dunia.

Thn 1894 berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang menggunakan
sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya.

Thn 1896 berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.

Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900 di Amerika dan Eropa,
umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan
pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek
aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.

Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak buku yang
mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I,
tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan
kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat
memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari
buku PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu
diantaranya :

Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel Rijswijk.

Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.


Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.

Malang, Palace Hotel.

Solo, Slier Hotel.

Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )

Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel Panghegar ).

Bogor, Hotel Salak.

Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.

Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.

Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada yang sudah
direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total sehingga tidak ada lagi bentuk
aslinya, seperti Hotel Des Indes yang

Universitas Sumatera Utara

dalam perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin.

Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia jauh dan sangat
berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains management hotel international yang
banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia
,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat berkembang dan inovative. Akan tetapi hal ini menjadi satu
tolak ukur sejarah baru untuk Hotel di Indonesia.

Secara harfiah kata hotel berasal dari kata hospitium (bahasa Latin), yang berarti ruangan tamu yang
berarti rungan tamu yang berada dalam suatu monastery yang kemudian kata hospitium di Perancis
dipadukan dengan kata hospes lalu menjadi hospice. Untuk beberapa lama kata hospice tidak mengalami
perubahan. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah melalui proses pengertian dan analogi yang sangat
lama untuk membedakan antara guest house dengan mansion house (sebuah rumah besar), maka rumah
besar tersebut disebut hostel. Kata hostel ini terus menerus digunakan orang,lambat laun huruf s pada
kata hostel menghilang atau dihilangkan, menjadi hotel seperti apa yang kita kenal sekarang ini.

Pertumbuhan dan perkembangan perhotelan tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan perkembangan
pariwisata. Pertumbuhan dan perkembangan perhotelan di Indonesia dapat dibagi kepada tiga periode,
yaitu masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang dan masa setelah Indonesia merdeka. Semasa
penjajahan Belanda, dapat dikatakan kegiatan pariwisata hanya terbatas pada orang kulit putih saja.
Pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia baru dikenal abad ke-19, dan hanya terbatas pada kota - kota
besar dan kota yang berada didekat pelabuhan. Pada masa pendudukan Jepang, berkobarnya perang
dunia ke II dan disusul dengan pendudukan Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata di
Indonesia semakin terlantar. Ditahun tahun pihak Jepang akan kalah perang, menyusul setelah jatuhnya
bom Nagasaki dan

Hirosyima, terjadilah inflasi di mana mana yang mengakibatkan usaha perhotelan sama sekali mati. Pada
masa setelah Indonesia merdeka, lahir surat keputusan Wakil Presiden RI (Dr. Moch. Hatta) yang
dikeluarkan di Jogyakarta tentang pendirian suatu badan atau lembaga yang diberi wewenang untuk
melanjutkan tugas tugas pengusahaan hotel bekas milik Belanda. Dalam dasawarsa 1970-an, baru
muncul hotel hotel bertaraf internasional yang dimiliki oleh perusahaan swasta maupun nasional.

Universitas Sumatera Utara

B. Pengertian Hotel

Terlepas dari sejarah perhotelan, secara harfiah, kata hotel dulunya berasal dari kata hospitium (bahasa
latin), yang artinya ruangan tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan
pengertian yaitu menjadi hostel. Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin
mendapatkan kepuasan, kata hostel lambat laun berubah menjadi hotel seperti yang kita kenal sekarang.

Didalam Columbia Encyclopedia dijelaskan bahwa yang dimaksud hotel itu adalah House of Public
Entertainment, dan dapat disimpulkan dalam istilah menjamu, dengan memberikan kesenangan/kepuasan
berupa akomodasi, makanan, minuman dan lain-lainnya. Kepuasan para tamu tergantung dari pada usaha
yang baik dari pihak yang menjamu/tuan rumah. Dengan demikian dapat ditetapkan bahwa ciri-ciri dari
perhotelan itu adalah disediakannya:

Kamar tidur

Disajikannya makanan dan minuman

Diberikannya pelayanan (service)

1. Pengertian Hotel menurut hotel Proprietors Act, 1956:

hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan
serta minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan
mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya
perjanjian khusus

2. Menurut Prof.K.Krapf:

hotel adalah sebuah gedung/bangunan untuk menyediakan penginapan, makanan dan pelayanan yang
bersangkutan dengan menginap serta makan bagi mereka yang mengadakan perjalanan.
3. dalam surat keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.SK.241/G/70 tahun 1970:

Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta
menyajikan hidangan serta fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhi syarat-syarat
comfort dan bertujuan komersil. Bentuk, susunan, tata ruang, dekorasi, peralatan, perlengkapan, sanitasi,
hygiene, estetika, keamanan, dan ketentraman, secara umum dapat memberikan sasaran nyaman comfort
dan khusus untuk kamar-kamar tamu dapat menjamin adanya ketenangan pribadi (privacy) untuk para
tamu hotel.

Universitas Sumatera Utara

4. Menurut Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, No : KM.94/HK.103/MPTT-87


tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel :

Hotel adalah salaha satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola
secara komersial.

5. Dalam Arti Sempit

Dalam arti sempit yang dimaksud dengan hotel adalah suatu kamar atau tempat dimana pengunjung dapat
tidur/menginap. Hotel dalam hal ini hanya berarti penginapan saja.

6. Dalam Arti Luas

Dalam perkembangan selanjutnya, karena setiap orang menginap itu juga memerlukan yang lainnya,
seperti makan dan minum walaupun hanya sekedarnya, maka lambat laun istilah hotel lebih dikenal orang
bukan hanya sekedar tempat penginapan saja, tetapi telah berkembang dalam arti luas sebagai suatu
tempat yang seseorang dapat tidur, beristirahat, atau menginap sementara waktu selama dalam
perjalannya, juga mendapatkan makanan dan minuman dan terpenuhi kebutuhan lainnya.

C. Klasifikasi atau Penggolongan Hotel

Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu sistem pengelompokkan hotel-hotel
kedalam berbagi kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian tertentu.

Berdasarkan ukuran penilaian tertentu (Naimuddin : 15). Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Nomor : KM.3 / HK.001 / MKP.02 tanggal 27 Februari 2002, tentang penggolongan kelas hotel BAB III
penggolongan hotel bagian kesatu jenis golongan hotel :
Pasal 3

Ayat 1 (satu) : Golongan kelas hotel terdiri atas :

a. Golongan kelas hotel bintang.

b. Golongan kelas hotel melati.

Ayat 2 (dua) : Golongan kelas hotel bintang sebagaimana dimaksud dalam ayat satu, dibagi atas 5 (lima)
kelas yaitu hotel bintang 1 (satu) sampai bintang 5 (lima).

Ayat 3 (tiga) : Golongan kelas hotel melati sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) hanya terdiri atas
satu kelas sebagai hotel melati.

Universitas Sumatera Utara

Pasal 4

Ayat 1 (satu) : Penggolongan kelas hotel bintang ditetapkan setelah hotel memenuhi persyaratan dalam
kriteria penggolongan kelas hotel.

Ayat 2 (dua) : Hotel yang belum memenuhi persyaratan minimal sebagai hotel bintang, digolongkan ke
dalam kelas hotel melati.

Ayat 3 (tiga) : Golongan kelas hotel melati dapat ditingkatkan menjadi hotel bintang setelah memenuhi
persyaratan sebagai hotel bintang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu).

Disamping penggolongan hotel di atas, usaha perhotelan juga dapat digolongkan ke dalam kelompok
kelompok tertentu berdasarkan hal hal sebagai berikut :

1. Plan

2. Size

3. Type of Patromage

4. Long of Guest Stay

5. Location

6. Under the Government Regulations (sesuai dengan peraturan pemerintah setempat).

Penggolongan hotel juga dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah setempat yang disahkan,
dalam hal ini beberapa Negara menganut penggolongan kelas hotel berdasarkan Grade System (system
tarif) dan Star System (urutan bintang).

Hotel dapat dikelompokkan kedalam berbagai kriteria menurut kebutuhannya, namun ada beberapa kriteria
yang dianggap paling lazim digunakan. Berdasarkan kriteria dalam hal kondisi atau fasilitas yang tersedia
dalam suatu hotel, maka klasifikasi tersebut dapat dikatakan sebagai berikut :

A. Pengelompokan Berdasarkan Standar Hotel

1. Hotel Internasional
2. Hotel Semi Internasional

3. Hotel Nasional

B. Klasifikasi Hotel Sesuai dengan Jumlah Kamar

1. Small Hotel, dengan jumlah kamar kurang dari 50 kamar

2. Medium, dengan jumlah kamar 50 s/d 100 kamar

3. Large, dengan jumlah kamar 100 keatas

Universitas Sumatera Utara

C. Klasifikasi Hotel Sesuai dengan Jenis Tamu (Types of Guest)

Hotel ini umumnya berada didalam perkotaan ataupun didaerah yang jenis tamunya terdiri atas beberapa
klasifikasi sebagai berikut :

1. Family Hotel, tamu-tamu yang menginap bersama keluarga

2. Bussines Hotel, tamu-tamu yang menginap kebanyakan bussinesman, maka dengan demikian
diperlukan tata cara praktis dan cepat dalam pelayanan serta fasilitas bussines sebagai penunjang.

3. Commercial Hotel

4. Tourist Hotel

5. Official Hotel

6. Transit Hotel
7. Cure Hotel

8. Hotel Konvensi

D. Klasifikasi Hotel sesuai dengan Lama Tinggal

1. Hotel Resident

2. Hotel Transit (Komersial)

3. Hotel Daerah (Resort)

4. Motel

E. Klasifikasi Hotel berdasarkan jenis kamar

1. Menurut Sulastiono (2001, p. 25), jenis-jenis kamar hotel pada dasarnya dibedakan atas :

a. Single room: kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran single
untuk satu orang

b. Twin room: kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing-masing
berukuran single.

c. Double room: kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran double (untuk dua
orang).

d. Double-double: kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu dan dengan tempat
tidur berukuran double (untuk dua orang).

Terdapat pula jenis-jenis kamar yang dibedakan menurut fasilitas yang tersedia dari satu hotel dengan
hotel lainnya, hal tersebut dikarenakan harga kamar selalu dikaitkan dengan fasilitas kamar. Makin lengkap
fasilitas kamarnya, makin mahal pula harganya. Contoh jenis

Universitas Sumatera Utara


kamar menurut fasilitas adalah standard room, superior room, moderate, suite room, executve suite room,
dan penthouse.

Menurut Kasavana (1998), hotel berdasarkan jumlah kamarnya dibagi menjadi empat kategori yaitu kurang
dari 150 kamar, 150 hingga 299 kamar, 300 hingga 600 kamar, lebih dari 600 kamar.

F. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Target Market

Jenis hotel berdasarkan target market antara lain :

a. Commercial Hotels

Ditujukan kepada orang yang pekerjaannya berhubungan dengan berpergian, seperti bisnis manajer,
kelompok meeting dan seminar. Tipe hotel komersial merupakan tipe hotel terbesar dan fungsi utamanya
adalah untuk melayani klien bisnis.

b. Airport hotels

Airport hotel atau hotel bandara terkenal karena kedekatannya dengan pusat perjalanan terbesar. Airport
hotel merupakan hotel yang memiliki ukuran pelayanan yang luas. Airport hotel ditujukan untuk klien bisnis,
penumpang pesawat dengan penerbangan malam atau pembatalan penerbangan dan pegawai
perusahaan penerbangan. Hotel memiliki limousine dan van yang banyak dimanfaatkan untuk mengantar
dan menjemput tamu antara hotel dan bandara. Beberapa airport hotel menyediakan fasilitas ruang
pertemuan bagi tamu yang datang dengan pesawat terbang dan hendak melakukan sebuah pertemuan.

Menurut Sugiarto (1996), Airport hotel adalah hotel yang terletak ssatu kompleks bangunan dengan
lapangan udara atau berada disekitar Bandar udara. Target market dari jenis tamu hotel ini adalah para
usahawan aau penumpang pesawat yang mengalami penundaan penerbangan, juga para kru pesawat
(p.27).

c. Suite Hotel

Hotel ini ditujukan untuk keluarga yang berlibur dan seseorang yang ingin menikmati kenyamanan saat
berpergian jauh dari rumah. Hotel ini dimanfaatkan pula oleh para professional, seperti akuntan,
pengacara, para executive karena salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh kamar suite hotel, yaitu
disetiap kamar hotel terdapat ruang tamu dan kamar mandi yang terpisah dengan kamar memberikan
kenyamanan bagi para professional ini dalam bekerja.

Universitas Sumatera Utara

d. Extended Stay Hotels


Hotel ini didirikan untuk menyediakan layanan bagi tamu yang datang dengan tujuan untuk tinggal selama
lima hari atau waktu yang lebih lama. Tamu yang menginap di extended stay hotel biasanya tidak terlalu
membutuhkan layanan dari hotel. Tidak seperti tipe hotel lainnya, tariff kamar ditentukan dari lamanya tamu
tinggal dihotel tersebut. Jenis hotel ini memiliki kesamaan dengan suite hotel, hotel ini menyediakan
kebutuhan dapur dalam kamar dimana suite hotel tidak menyediakan.

e. Residential Hotels

Ditujukan pada tamu yang ingin tinggal dihotel dalam jangka waktu yang panjang dengan melakukan
kontrak tinggal terlabih dahulu. Kamar akomodasi dengan kamar mandi dan ruang tamu terpisah, tipe
kamarnya seperti kamar suite. Jenis akomodasi ini disediakan untuk orang yang berada dipinggiran kota,
bersifat permanen atau jangka panjang.

f. Leisure market (resort hotel)

Hotel ini ditujukan untuk orang yang berpergian, rekreasi, olahraga atau untuk hiburan. Hotel ini bersifat
musiman, pada saat high season aktivitas hotel tinggi dan sebaliknya.

g. Bed and Breakfaast Hotels

Sebuah hotel yang terdiri dari 20-30 kamar. Hotel ini memberikan penawaran kamar dan makan pagi.
Pemilik hotel biasanya tinggal didalam hotel tersebut dan bertanggung jawab pada penyediaan makan pagi
tamu.

h. Casino Hotels

Sebuah hotel yang fungsi utamanya adalah sebagai pendamping dari sebuah kasino. Layanan didalam
kamar, makanan dan minuman bukanlah merupakan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Tamu
yang ingin mencari kesenangan dan melakukan perjalanan berlibur untuk menggunakan fasilitas kasino
menginap dihotel ini.

i. Conference Centers

Conference centers di-design untuk kelompok meeting dan hampir keseluruhan pelayanan hotel ini
menawarkan akomodasi bermalam selama meeting diadakan. Hotel ini menekankan pada penyediaan
layanan dan peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran jalannya meeting.
j. Convention Hotels

Universitas Sumatera Utara

Menawarkan 2000 kamar. Fasilitas hotel ini di-design untuk mengakomodasi rapat besar.

G. Klasifikasi Hotel Sesuai dengan Bintang

Pelayanan hotel ditentukan dalam 5 (lima) golongan kelas berdasarkan kelengkapan dan kondisi
bangunan, peralatan, pengelolaan, serta mutu pelayanan sesuai dengan persyaratan penggolongan hotel
sebagaimana yang ditetapkan dalam lampiran Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel.

1. Hotel bintang satu (*)

Jumlah kamar standar minimum 15 kamar

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 20 m

2. Hotel bintang dua (**)

Jumlah kamar standar minimum 20 kamar

Jumlah kamar suite, minimum 1 kamar

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 22 m

Luas kamar suite minimum 44 m

3. Hotel bintang tiga (***)


Jumlah kamar standar minimum 30 kamar

Jumlah kamar suite minimum 2 kamar

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 24 m

Luas kamar standar minimum 48 m

4. Hotel bintang empat (****)

Jumlah kamar standar minimum 50 kamar

Jumlah kamar suite minimum 3 kamar

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 24 m

Luas kamar suite minimum 48 m

5. Hotel bintang lima (*****)

Memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond

Jumlah kamar standar minimum 100 kamar

Jumlah kamar suite minimum 4 kamar


Universitas Sumatera Utara

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 26 m

Luas kamar suite minimum 52 m

H. Klasifikasi Hotel sesuai dengan Tipe Harga Kamar atau Plan

Yang dimaksud dengan plan adalah suatu sisem yang dipergunakan dihotel dalam menetukan pentarifan
yang ada hubungannya dengan penyediaaan atau penjualan makanan.

1. European Plan

2. American Plan

3. Continental Plan

4. Bermuda Plan

I. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Tarif Kamar

1. Economy Hotel

2. First Class Hotel

3. Deluxe Hotel

J. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lama Operasi Hotel

a. Season Hotel
b. Arround The Year Operation Hotel

K. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lokasi Hotel

1. City Hotel

2. Resident Hotel

3. Ressort Hotel

4. Motel

5. Beach Hotel

6. Mountain Hotel

7. Airport Hotel

8. Guest Faccilities

Berdasarkan keterangan diatas maka disimpulkan bahwa hotel pada proyek ini termasuk kedalam
klasifikasi:

1. Hotel berdasarkan standar merupakan hotel semi Internasional

2. Hotel berdasarkan jumlah kamar merupakan hotel dengan jumlah kamar large (100 keatas).

3. Hotel berdasarkan jenis tamu merupakan hotel transit.

4. Hotel berdasarkan lama tinggal merupakan hotel transit.


Universitas Sumatera Utara

5. Hotel berdasarkan target market merupakan airport hortel.

6. Hotel sesuai dengan bintang merupakan hotel bintang empat (****)

7. Hotel berdasarkan lokasi hotel merupakan airport hotel

D. Persyaratan Pokok Usaha Perhotelan

Terdapat empat unsur yang menjadi persyaratan pokok usaha perhotelan :

1. Sarana fisik dan fasilitas

Fasilitas yang tersedia didalam suatu hotel diantaranya adalah :

a. Tempat yang cukup luas untuk parkir kendaraan tamu.

b. Berbagai jenis kamar dengan fasilitas ruang tidur yang lengkap, kamar mandi dan tersedia televisi, video
dan lain-lain.

c. Telepon, telex, bussines center, dsb.

d. Lobby, adalah ruangan yang dipergunakan oleh tamu untuk melakukan aktivitas sementara pada waktu
kedatangan dan/ataupun keberangkatan, atau sambil menunggu/relax.

e. Tersedia restoran (coffee shop, Grill Room, Restoran Indonesia, dll), bar, ruangan pertemuan, pelayanan
makanan/minuman ke kamar.

f. Penyewaan ruang kantor dan ruang pertokoan.

g. Fasilitas olahraga dan rekreasi.


h. Fasilitas dobi untuk para tamu yang memerlukan.

i. Ruang pertokoan untuk keperluan hotel seperti ruang kantor depan hotel, kantor tata graha, dsb.

2. Mutu dari produk pelayanan

Hotel sebagai suatu usaha industri pelayanan jasa menghasilkan, menyediakan, dan melayani tamu dalam
bentuk barang dan jasa. Dari segi wujudnya, produk industri hotel yang dihasilkannya terdiri dari 2 bagian,
yaitu :

a. Produk Nyata, yang dimaksud adalah produk hotel secara jelas dan nyata diterima dan dapat dilihat,
yang untuk memperolehnya tidak harus membayar, antara lain :

Kamar tamu

Makanan dan minuman

Ruang pertemuan

Sarana olahraga dan rekreasi

Hiburan

Telepon

Universitas Sumatera Utara

Fasilitas-fasilitas lain

b. Produk Tidak Nyata, yang dimaksud adalah produk hotel yang tidak secara nyata diterima dalam wujud
benda, akan tetapi sangat berpengaruh terhadap nilai atau mutu daripada tanggible product, misalnya
suasana lingkungan, ketenangan, ketentraman, kehangatan, keramahtamahan, jaminan kesehatan dan
lain-lain.
3. Sikap dan tingkah laku pelaksana (personalia dan karyawan)

Usaha hotel juga dapat disebut sebagai usaha pelayanan yang dilakukan oleh manusia. Oleh karenanya
terdapat beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh bekerja sebagai karyawan hotel :

a. Mampu melayani tamu dengan perasaan yang tulus

b. Mempunyai pengetahuan, keterampilan dan perilaku sesuia dengan jabatan pekerjaannya.

c. Mempunyai rasa ikut memiliki dan tanggungjawab terhadap pekerjaannya, serta memiliki kepribadian
yang baik dan benar.

d. Harus menyadari bahwa untuk pengembangan karir bekerja di hotel sangat tergantung dari banyak
sedikitmya tamu yang menggunakan jasa pelayanan hotel tersebut, maka karyawan harus mampu
berkomunikasi dengan tamu serta memiliki relationship yang baik dan benar.

4. Manajemen sebagai Decision Maker terhadap harga

Tujuan utama perhotelan adalah untuk memperoleh keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan tersebut
usaha perhotelan memerlukan kelompok pengelola dengan memanfaatkan atau menggunakan ilmu
keterampilan manajemen khusus. Untuk mencapai tujuan utamanya dan terlaksananya penyediaan dan
pelayanan produk-produk hotel maka diperlukan suatu kerjasama serta pembagian fungsi dan tugas sesuai
dengan bidang kerjanya masing-masing.

E. Jenis Jenis Akomodasi

Akomodasi dalam pengertian dasar adalah, suatu ruangan/kamar atau tempat dimana pengunjung dapat
tidur/menginap. Dalam perkembangan selanjutnya, karena setiap orang yang menginap itu juga
memerlukan fasilitas lain seperti makan dan minum, walaupun sekedarnya lambat laun istilah akomodasi
dikenal orang bukan hanya sekedar tempat menginap, namun telah berkembang dalam arti luas yaitu
sebagai tempat dimana seseorang dapat beristirahat atau

Universitas Sumatera Utara

menginap untuk sementara waktu, serta mendapatkan makan dan minum, juga terpenuhi kebutuhan
lainnya. Sarana penginapan (akomodasi) bagi orang orang yang sedang melakukan perjalanan baik
dengan atau tanpa pelayanan makan dan minum, terdiri dari berbagai jenis akomodasi, yaitu :

1. Rooming House
Merupakan bangunan atau bagian dari suatu bangunan tanpa perlengkapan dan peralatan yang
disewakan untuk jangka pendek kepada lebih dari dua orang yang bukan anggota keluarga pemilik
bangunan tersebut.

2. Lodging House

Yaitu rumah yang menyediakan tempat menginap untuk satu malam atau tidak lebih dari satu minggu
dalam satu kali menginap.

3. Boarding House

Suatu bangunan atau sebagian bangunan yang menyediakan tempat menginap untuk waktu pendek serta
disediakan makan dan minum.

4. Apartment House

Akomodasi yang disewakan untuk ditempati sebagai rumah atau tempat tinggal oleh dua, tiga atau empat
keluarga secara terpisah.

5. Inn

Suatu tempat yang menyediakan penginapan, makan dan minum serta pelayanan umum lainnya, yamg
disewakan kepada orang orang yang singgah untuk sementara waktu dengan jangka menginap yang
terbatas.

6. Homestay

Yaitu jenis akomodasi yang berasal dari rumah rumah rakyat yang telah disediakan fasilitas dan
sarananya, sehingga memenuhi syarat kesehatan yang disewakan kepada wisatawan.

7. Guest House

Suatu jenis akomodasi yang dimiliki oleh perusahaan yang diperuntukkan bagi tamu yang menginap, serta
mendapatkan makan dan minum.

8. Logement (losmen)

Sejenis akomodasi yang mengggunakan sebagian atau seluruh bangunannya untuk disewakan, yang
menyediakan penginapan tanpa makan dan minum bagi orang yang datang untuk beristirahat sementara
waktu.

9. Mess

Universitas Sumatera Utara

Sejenis akomodasi yang dibangun dan dimiliki oleh suatu instansi yang disediakan untuk tempat tinggal
bagi karyawannya.

10. Wisma

Jenis akomodasi yang dibangun dan dimiliki suatu instansi yang diperuntukkan sebagai tempat
peristirahatan bagi para pegawainya yang dilengkapi dengan peralatan makan dan minum.

11. Floating Hotel

Merupakan sejenis akomodasi hotel yang berada di atas kapal kapal pesiar, disebut juga dengan istilah
hotel terapung. Jenis akomodasi lain yang akan dibahas secara khusus dalam tugas akhir ini adalah hotel,
yaitu salah satu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunannya yang
menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta fasilitas lain yang diperlukan, yang diperuntukkan
untuk umum dan dikelola secara komersial.

II.3. Lokasi Proyek

Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi site didasarkan atas kriteria, sebagai berikut:

1. Berdasarkan kelayakan ekonomi, yaitu kelayakan yang dinilai secara ekonomis dan financial akan
memberikan keuntungan bagi pengembangan wilayah dan perkembangan hotel baik secara langsung
maupun tidak langsung.

2. Lingkungan site berada di lokasi yang strategis, yaitu dekat dengan bandara udara, pelabuhan, maupun
terminal.

3. Lokasi site diperuntukkan untuk kegiatan komersil.

4. Berdasarkan kelayakan lingkungan, yaitu suatu kelayakan yang dinilai dari besarnya dampak yang akan
ditimbulkan termasuk pada masyarakat disekitar kawasan Kuala Namu akibat dari pembangunan hotel
tersebut.

Usulan Lokasi Proyek

Lokasi Proyek : Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang

Batas Lahan :

Utara : Perkebunan Kelapa sawit

Selatan: Perkebunan kelapa sawit

Universitas Sumatera Utara

Timur : Bandara Internasional Kuala Namu

Barat : Perkebunan kelapa sawit

Luas Lahan : 18.125,88 m ( 1,8 Ha)


Berdasarkan kriteria pemilihan lokasi tersebut, maka dipilih kawasan Kuala Namu sebagai lokasi site,
karena memenuhi kriteria antara lain :

1. Lingkungan site berada di lokasi yang strategis, yaitu berada dalam kawasan Bandara Udara
Internasional Kuala Namu.

2. Lokasi site memang diperuntukkan untuk kegiatan komersil.

3. Aksesibilitas

Lokasi site mudah dicapai dari pusat kota Medan, karena sudah adanya fasilitas jalan raya, dan adanya
pembangunan jalan tol nantinya yang akan menjadi alternative utama bagi pencapaian ke kawasan site.
Selain pembangunan jalan tol Medan ke Kuala Namu, juga akan dibangun jalur rel kereta api sebagai
salah satu akses jalan menuju kawasan Kuala Namu

Gbr 2.1. Rute jalan Tol Ruas Medan-Tebing Tinggi dan Akses Kuala Namu

Universitas Sumatera Utara

Gbr 2.2. Site kawasan Bandara Udara Kuala Namu

Sumber : olah data primer

Universitas Sumatera Utara

Gbr 2.3. Site Kawasan di Bandara Udara Kuala Namu

Sumber : Angkasa Pura II

Berdasarkan keterangan diatas maka dipilih zona E sebagai site kawasan dengan luas site 18.125,88 m.

Alasan pemilihan Lokasi:

1. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan jalan menuju bandara.

2. Sebelah utara berbatasan dengan site komersil lainnya.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan menuju bandara

4. Sebelah Barat berbatasan dengan site komersil lainnya.

5. Site yang berjarak dekat dengan terminal penumpang bandara, kira-kira 1.5 km.
II.4. Deskripsi Kondisi Existing Lokasi

Perancangan Kuala Namu Transit Hotel merupakan suatu kelengkapan sarana akomodasi, dalam hal ini
hotel transit, yang mampu menunjang aktivitas dan keberadaan bandara bandara Kuala Namu serta
pemenuhan kebutuhan para wisatawan yang mengalami transit penerbangan (wisatawan mancanegara,
wisatawan domestik, dan pengusaha serta awak pesawat).

Secara umum dapat dijabarkan tinjauan umum proyek Kuala Namu Transit Hotel sebagai berikut:

Judul Proyek : Kuala Namu Transit Hotel

Status Proyek : Sesuai Rencana PT. Angkasa Pura II

Universitas Sumatera Utara

Pemilik Proyek : PT. Angkasa Pura II

Lokasi Tapak : Kawasan Bandara Udara Kuala Namu, Deli Serdang

Batas-batas Site

Utara : site komersil lainnya

Selatan : jalan menuju bandara

Barat : site komersil lainnya

Timur : jalan menuju bandara

Luas Lahan : 1,8 Ha ( 18.000 m )

Kontur : relative datar

Bangunan Existing : tidak ada


Potensi Lokasi :

Terletak jauh dari kebisingan kota

Berada pada kawasan bandara udara

Transportasi lancar dan baik

Luas site mendukung + 1,8 Ha

II.5. Tinjauan Fungsi

a. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran tentang penggunaan juga kegiatan-kegiatan yang
akan dapat dilakukan didalam bangunan nanti.

Tabel 2.1. Deskripsi Pengguna dan kegiatan

No. Nama Ruang Kebutuhan Ruang Kegiatan

1 Hall/ Lobby Lobby Menunggu, mendaftar

Informasi informasi, mendaftar

Ruang Tunggu Menunggu, duduk, mengobrol

Lobby Lift Menunggu lift

Ruang Kontrol Kontrol keamanan, pengawasan

Toilet Sanitasi

2 Kamar hotel standard Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan, minum

Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air

3 Kamar hotel deluxe Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan, minum

Anda mungkin juga menyukai