Anda di halaman 1dari 5

Manfaat Daun Sirsak Sebagai Obat Kanker

Oleh Ahmad Taffaqquh Fiddiin, Vinky Ayu Safitri, dan Rahmah Nadea F.M.
Program Studi S-1 Ilmu Gizi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

PENDAHULUAN
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan
kemampuan sel untuk membelah melebihi batas normal, menyerang jaringan biologis di dekatnya, dan
bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik. Penyakit ini
merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia. Menurut National Center for Health
Statistics, di Amerika dan beberapa negara lainnya, kanker bertanggungjawab untuk sekitar 25% dari
seluruh kematian. Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi di dunia terdiagnosis kanker.
Kanker merupakan salah satu penyakit tertua dan paling tangguh di dunia. Penyakit ini juga
merupakan penyakit yang sangat sulit untuk ditemukan obatnya dan kebanyakan menyebabkan
penderitanya meninggal dunia. Sampai saat ini, berbagai ilmuwan dan peneliti dari penjuru dunia
masih bekerja keras untuk menemukan obat untuk menanggulangi penyakit mematikan ini. Sejauh ini
terapi utama untuk melawan kanker adalah kemoterapi. Walau pengobatan ini bisa meningkatkan usia
harapan hidup pasien, tapi peluang untuk sembuh total masih rendah.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, berbagai bahan-bahan alami telah dicoba oleh
ilmuwan dan peneliti untuk membuat obat penyembuh maupun pencegah kanker. Salah satu bahan
alami yang diteliti adalah daun sirsak. Daun sirsak diduga bersifat seperti kemoterapi, mempunyai
kemampuan untuk membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal, serta membiarkan sel-sel untuk dapat
tumbuh secara normal. Hal itu dikarenakan adanya kandungan yang dapat digunakan sebagai obat
kanker dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satunya adalah kandungan senyawa
acetogenin yang berperan sebagai inhibitor sumber energi untuk pertumbuhan sel kanker. Kekuatan
energi menyebabkan sel tidak bisa membelah dengan baik. Akibatnya produksi energi didalam sel
kanker terhenti dan akhirnya sel kanker akan mati.
Yang menjadi persoalan utama dalam tulisan ini adalah benar tidaknya keberadaan kandungan
acetogenin dalam daun sirsak dapat menyembuhkan penyakit kanker. Perlu dilakukan penelitian
mendalam apakah zat tersebut hanya dapat meningkatkan usia harapan hidup layaknya kemoterapi
atau benar benar dapat menjadi zat pembunuh sel kanker tersebut. Selain itu, perlu diteliti lebih lanjut
mengenai cara pemanfaatan daun sirsak agar dapat memberikan manfaat yang optimal. Karena jika
pengolahan daun sirsak tersebut dilakukan tanpa adanya pengetahuan yang cukup, zat yang
seharusnya bermanfaat malah akan rusak karena proses pengolahan yang tidak benar. Data penunjang
yang digunakan dalam tulisan ini diperoleh berdasarkan beberapa sumber literatur. Literatur tersebut
merupakan kumpulan atau rangkuman beberapa tulisan maupun jurnal ilmuwan yang juga meneliti
kandungan dari daun sirsak. Sesungguhnya masih banyak hal yang perlu diamati dan ditindaklanjuti
dari kajian ini agar informasi yang disajikan dalam tulisan ini lebih akurat.

DAUN SIRSAK: TANAMAN DENGAN BERBAGAI MANFAAT DAN SEBAGAI OBAT


ALTERNATIF KANKER
Kanker atau tumor ganas merupakan penyakit yang tejadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Penyebabnya adalah neoplasia, displasia, dan hiperplasia. Neoplasia
adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan berprolifersi secara tidak normal dan bersifat invasif.
Adapun displasi merupakan kodisi sel yang tidak berkembang normal dan indikasinya bisa dilihat dari
adanya perubahan pada nucleus (inti sel). Sedangkan hiperplasia adalah kondisi sel normal yang
terdapat pada jaringan yang mengalami pertumbuhan secara berlebihan.
Perkembangbiakan sel kanker berlangsung sangat cepat dan terus menyebar ke jaringan
disekitarnya. Dalam kondisi normal, pembelahan sel hanya terjadi untuk menggantikan sel-sel yang
telah mati ataupun rusak. Namun, pada sel kanker tidak berlaku demikian. Sel kanker akan terus
melakukan pembelahan meskipun tubuh tidak memerlukannya.
Sel kanker kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh getah bening dan
pembuluh darah. Kanker baru pun akhirnya muncul di tempat yang berbeda. Selain itu, sel kanker juga
menyerang jaringan sehat di sekitarnya. Akibatnya, terjadilah penumpukan sel baru yang mendesak
serta meusak jaringan normal pada organ yang ditempatinya.
Pada stadium awal, penderita kanker tidak merasakan keluhan apapun. Namun setelah sel
kanker terus menyebar dan bertambah banyak, keadaan bisa berubah sesuai dengan kondisi penderita
tersebut. Pada stadium lanjut, sel kanker bisa menyebar hingga ke organ vital seperti paru-paru
maupun otak. Sel kanker ini kemudian mengambil nutrisi dari organ tersebut. Hal inilah yang
kemudian menyebabkan kerusakan pada organ (Noormindhawati, 2014).
Manfaat daun sirsak di Indonesia sangat populer terutama semenjak terdapat banyak
penelitian bahwa ia dapat memerangi penyakit berbahaya seperti kanker. Tidak hanya mengobati
kanker, daun sirsak juga dapat menjadi antioksidan yang sangat berperan untuk imunitas tubuh. Selain
itu, secara umum, daun sirsak memiliki maanfaat yang tidak terduga lainnya, seperti dapat mengobati
beberapa penyakit. Daun sirsak dapat mengobati berbagai penyakit karena kandungan zat-zat tertentu
yang terdapat dalam daun sirsak. Salah satu kandungan gizi dalam daun sirsak adalah yaitu Terpenoid,
Flavonoid, Kumarin, Alkaloid serta Tannin, yang merupakan golongan dari senyawa antioksidan.
Kandungan senyawa antioksidan dalam daun sirsak tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengobatan
demam, diare, anti kejang, anti jamur, anti parasit, anti mikroba, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu, dan
lain-lain.
Daun sirsak juga berpotensi sebagai antihipertensi, antispasmodik, obat pereda nyeri,
hipoglikemik, emetic (menyebabkan muntah), dan vermifuge (pembasmi cacing). Daun sirsak juga
memiliki efek yang bermanfaat dalam meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan hormon insulin
pada jaringan pankreas. Batas kadar gula normal dalam darah kita berkisar antara 70 mg sampai 120
mg. Nutrisi dalam daun sirsak diyakini menstabilkan kadar gula darah dalam kisaran normal. Selain
itu, ekstrak daun sirsak dapat digunakan sebagai salah satu solusi obat herbal diabetes alami karena
funginya yang dapat meningkatkan hormon insulin tadi. Kandungan daun sirsak juga dapat meredakan
sakit punggung yang sering dialami terutama saat berolahraga dan bertambahnya usia. Menggunakan
obat-obatan kimia untuk sakit punggung dapat menyebabkan efek samping. Oleh karena itu, daun
sirsak merupakan obat herbal yang efektif untuk mengobati nyeri punggung tanpa efek negatif.

KANDUNGAN ACETOGENIN DALAM DAUN SIRSAK SERTA CARA PEMANFAATANNYA


Senyawa acetogenin pada daun sirsak memiliki cara kerja serupa dengan satu obat
kemoterapi. Obat kemoterapi kanker itu adalah adreamycin (sebuah nama dagang). Menurut Dr Aru
Wisaksono Sudoyo, ahli hematologi dan onkologi di Jakarta, adreamycin memang merupakan salah
satu obat kemoterapi kanker. Adreamycin populer lantaran efektif mengobati leukimia dan kanker
seperti paru-paru, payudara, dan tiroid. Adreamycin mengandung senyawa antikanker doxorubicin.
Senyawa itu mampu mengganggu aktivitas pembelahan DNA pada sel kanker. Ujung-ujungnya sel
kanker sulit untuk tumbuh dan berkembang. Singkat kata tugas adreamycin yang di berikan lewat
penyuntikan atau infus itu adalah untuk membunuh sel kanker.
Berdasarkan beberapa penelitian, senyawa acetogenin pada daun sirsak bekerja mirip dengan
adreamycin. Acetogenin mampu menghambat produksi energi ATP di dalam sel kanker. Efeknya
adalah pembelahan sel kanker menjadi terganggu. Perbandingan dengan adreamycin justru terkuak
pada daun sirsak. Riset Rieser MJ, Fang XO, Zeng L, dan McLaughin JL dalam Journal of Natural
Product mengungkapkan cis-annonacin, salah satunya senyawa dari lima senyawa aktif di biji cis-
annonacin- 10-one, cis-gonio-thalamicin, arianacin, dan javoricin memiliki kemampuan sitotoksik
sebagai senyawa antikanker. Penelitian yang memakai metode Brine Shrimp Lethality (BSL) itu juga
menjelaskan senyawa cis-annonacin memiliki potensi 10.000 kali lebih besar daripada adreamycin
untuk mengatasi sel tumor. Senyawa itu juga bersifat sitotoksik selektif terhadap kanker usus besar.
Sejatinya tes BSL tersebut merupakan uji awal untuk mendata jenis-jenis bahan aktif dari
ekstrak tanaman. Tes itu dipakai karena mudah, murah, dan hanya perlu sedikit bahan uji. Bila bahan
aktif sudah diperoleh, pengujian bahan-bahan itu dilakukan lebih spesifik lewat serangkaian tes
lanjutan lainnya. Tes BSL yang memakai larva udang Artemia salina sebagai bahan uji tidak bisa
menjadi pedoman untuk memukul rata keampuhan senyawa aktif. Maka dari itu riset Rieser MJ dan
kawan-kawan hanya menyebutkan nilai potensi 10.000 kali lebih besar daripada adreamycin.
Setiap jenis kanker memiliki dosis penanganan berbeda. Dosis itu bergantung dari riwayat
penyakit pasien. Kanker getah bening, misalnya, perlu dosis doxorubicin sebesar 50 mg per luas
permukaan tubuh. Contohnya sebagai berikut, bila tinggi pasien 150 cm dan bobot 60 kg, maka dosis
yang dibutuhkan adalah akar dari tinggi tubuh dikali bobot tubuh, dibagi 3.600. Dari perhitungan
diperoleh luas permukaan tubuh pasien 1,58 (150 x 60/3.600 = 2,5; 2,5 = 1,58), maka dosis yang
diperlukan adalah 1,58 x 50 mg= 79 mg.
Annonaceous acetogenins memiliki sitotoksisitas terhadap sel kanker. Artinya, senyawa
acetogenins di dalam sirsak dapat membunuh sel kanker. Berikut fakta penghambatan senyawa
acetogenins hasil di Laboratorium Culture Cell, Pusat Kanker Purdue, Amerika Serikat. Banyak sekali
senyawa bioaktif fitokimia yang ditemukan dalam daun sirsak. Penelitian pertama mengenai sifat
sitotoksik acetogenins dilakukan oleh Universitas Purduwe, di West Lavayette, Indiana, Amerika
Serikat. Penelitian lain membuktikan khasiat kandungan acetogenins diberbagai negara dihasilkan
bahwa sebanyak 20 tes laboratorium menemukan bahwa daun sirsak memiliki sitotoksik terhadap sel
kanker.
Acetogenins adalah senyawa polipeptida dengan struktur C-34 atau C-37 rantai karbon tidak
bercabang yang terikat pada gugus 2-propanol pada C-2 untuk membentuk suatu lakton. Senyawa ini
memiliki 350 senyawa turunan yang ditemukan pada keluarga Annonaceae. Sebanyak 82 senyawa
diantaranya ada pada sirsak. Acetogenins hanya membunuh sel kanker yang ada dalam tubuh,
sedangkan sel normal tidak akan diserang dan akan tetap tumbuh. Kemoterapi dapat menimbulkan
efek rasa mual, berat badan turun, dan rambut rontok. Sebaliknya, acetogenins tidak menimbulkan
apapun. Acetogenins dapat melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi yang
mematikan. Pengobatan menggunakan acetogenins akan membuat penderita kanker merasa lebih kuat
dan lebih sehat selama proses keperawatan, serta memiliki penampilan fisik yang membaik.
Ketika sel kanker tahan terhadap kemoterapi, keadaan ini menjelaskan behwa sel kanker
semakin kuat untuk mengembangkan sifat resisten (kebal) terhadap obat-obatan kemoterapi.
Fenomena ini disebut dengan multi-drug resistans (MDR) atau obat kemoterapi. Salah satu cara sel-sel
kanker melawan obat kemoterapi adalah menciptakan suatu pompa antar-sel yang mampu mendorong
agen antikanker keluar dari sel sebelum agen tersebut membunuh sel-sel kanker.
Dikarenakan adanya senyawa Annonaceous acetogenins yang tidak hanya efektif membunuh
sel kanker, tetapi memiliki kekuatan yang melebihi keefektifan adriamycin (obat kemoterapi), maka
dibutuhkan suatu cara yang tepat dalam pemanfaatan daun sirsak sebagai obat kanker agar dapat
memberikan efek penyembuhan yang optimal. Pemanfaatan daun sirsak untuk pengobatan kanker
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan melakukan perebusan pada daun sirsak dan ekstrak
bahan aktif daun sirsak.
1. Perebusan daun sirsak
Jika menggunakan daun segar, pilih daun yang tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda.
Cirinya adalah warna daun hijau tua segar. Jika menggunakan daun sirsak kering, maka yang perlu
diperhatikan adalah proses pengeringannya. Prof. Sumali menuturkan daun sirsak tidak boleh
dikeringkan dengan cara dijemur langsung di bawah terik matahari, melainkan diangin-anginkan
pada suhu kamar. Alternatif lainnya adalah dikeringkan di oven dengan suhu tidak lebih dari 60C.
Setelah dikeringkan, daun sirsak disimpan di wadah kering agar tidak ditumbuhi cendawan.
Dengan cara seperti itu, daun sirsak dapat bertahan hingga berbulan-bulan dan siap direbus kapan
pun dibutuhkan. Daun kering juga dapat diolah lagi menjadi bubuk dengan cara dihaluskan
menggunakan penumbuk manual. Sedangkan jika dalam jumlah besar, daun kering dapat diolah
menggunakan mesin giling. Bubuk daun sirsak yang dihasilkan kemudian disimpan sebagai bahan
minuman layaknya teh. Tahap selanjutnya adalah perebusan daun sirsak. Untuk merebus daun
segar atau simplisia daun sirsak, dr. Willie Japaries, MARS, dokter dan herbalis di Jakarta Pusat,
menyarankan penggunan wadah tembikar atau wadah yang tidak terbuat dari logam. Bila
menggunakan wadah yang terbuat dari logam, dikhawatirkan mengalami reaksi pada saat proses
pemanasan (Trubus,2012). Berikut ini adalah langkah-langkah perebusan daun sirsak:
1. Ambil 10-15 lembar daun sirsak yang berwarna hijau dengan ketuaan sedang dan 3 gelas air
untuk merebus
2. Rebus air dengan peranti berbahan gerabah lalu masukkan daun. Rebus hingga mendidih dan
tersisa sekitar 2 gelas
3. Saring air rebusan, lalu rebus kembali daun dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas
4. Campurkan air dari rebusan pertama yang masih pekat dengan hasil rebusan kedua yang lebih
encer
5. Seduhan daun sirsak diminum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas
2. Ekstrak bahan aktif daun sirsak
Cara pengolahan daun sirsak segar menjadi ekstrak bahan aktif daun sirsak diperkenalkan oleh
dr. Zainal Gani dan dr. Paulus Wahyudi Halim. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Daun sirsak dipotong-potong dan direndam dalam alkohol 70% selama 5-6 jam.
2. Air rendaman lalu disaring menggunakan kain kasa kemudian dipanaskan dengan suhu 40-
50C sampai terjadi penguapan.
3. Alkohol yang menguap disimpan dalam tabung kondensasi. Air rendaman yang mengandung
senyawa berkhasiat asal daun sirsak kemudian diuapkan lagi dengan suhu 40-50C hingga
kadar airnya tinggal 5-10% dan menjadi bubuk.
4. Setelah menjadi bubuk dimasukkan ke dalam kapsul. Dosis konsumsinya dalam satu kapsul
300 mg dalam sekali minum untuk tiga kali sehari. Menurut dr. Zainal Gani, batas aman
konsumsi adalah hingga sepuluh kapsul per hari dengan asumsi efek samping atau gangguan
mirip gejala keracunan seperti sesak napas dan mual terjadi pada konsumsi satu gram per
kilogram berat badan (Trubus, 2012).

PENUTUP
Dari apa yang telah diuraikan di atas, ada beberapa poin yang dapat dirangkum untuk menutup
uraian mengenai manfaat daun sirsak sebagai obat kanker ini. Pertama, kanker merupakan penyakit
yang terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dan dikenal sebagai
penyakit yang paling ditakuti karena proses penyembuhannya yang rumit dan berakibat sangat fatal.
Penyembuhan kanker secara medis biasanya ditangani dengan kemoterapi, operasi, dan radioterapi.
Pengobatan tersebut pun terkenal memerlukan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu pemanfaatan
obat alternatif merupakan salah satu solusi yang dibutuhkan dalam pengobatan penyakit kanker, salah
satunya adalah dengan pemanfaatan daun sirsak yang tidak hanya mengobati kanker, tetapi juga dapat
menjadi antioksidan yang sangat berperan untuk imunitas tubuh serta dapat mengobati beberapa
penyakit, seperi demam, diare, anti kejang, anti jamur, anti parasit, antimikroba, asam urat, gatal-gatal,
bisul dan flu.
Kedua, daun sirsak yang mudah didapatkan, berdasarkan beberapa penelitian seperti penelitian
mengenai sifat sitotoksik acetogenins dilakukan oleh Universitas Purduwe, di West Lavayette,
Indiana, Amerika Serikat, terbukti dapat membunuh sel-sel kanker berkat kandungan senyawa
acetogenin yang dikandungnya. Senyawa tersebut memiliki cara kerja serupa dengan salah satu obat
kemoterapi, yaitu adreamycin (sebuah nama dagang). Acetogenin bekerja dengan hanya membunuh
sel kanker yang ada dalam tubuh tanpa menyerang sel normal tubuh serta tanpa menimbulkan efek
negatif apapun. Dibuktikan bahwa pengobatan menggunakan acetogenin membuat penderita kanker
merasa lebih kuat dan lebih sehat selama proses keperawatan, serta memiliki penampilan fisik yang
membaik. Dengan diadanya hal-hal tersebut dikatakan bahwa kandungan acetogenin dalam daun
sirsak memiliki potensi 10.000 kali lebih besar daripada adreamycin sebagai obat kanker.
Dan yang terakhir, hasil penelitian dan bukti empiris pada beberapa pasien kanker
menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan daun sirsak dengan cara yang tepat, yaitu dengan perebusan
daun sirsak yang berwarna hijau tua sedang serta dengan pengolahan ekstrak bahan aktif daun sirsak
dalam bentuk kapsul, senyawa acetogenin yang terkandung didalam daun sirsak dapat berperan
optimal untuk membunuh sel kanker dan dapat digunakan sebagai pengganti kemoterapi, operasi, dan
radioterapi.

PUSTAKA ACUAN

K., Utari, dkk. 2013. Kegunaan Daun Sirsak (Annona muricata l) untuk Membunuh Sel Kanker dan
Pengganti Kemoterapi. Jurnal KesMaDaSka, p. 112-113.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=153490&val=5479&title=Kegunaan
%20Daun%20Sirsak%20(Annona%20Muricata%20L)%20untuk%20Membunuh%20Sel
%20Kanker%20dan%20Pengganti%20Kemoterapi diunduh pada 6 Mei 2016

Noormindhawati, Lely. 2014. Tahukah Anda Makanan Berbahaya Untuk Kanker. Jakarta: Dunia Sehat
Puspitasari, Mega Leny, dkk. 2016. Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak (Annona
muricata L.) dan Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Pangan dan Agroindustri.
Vol. 4. No 1 p.283-290 Diakses pada 17 Mei 2016

Redaksi Trubus. 2012. Daun Sirsak Vs. Kanker. Depok: PT Trubus Swadaya

Yana, Yuli. 2014. 36 Manfaat Daun Sirsak Untuk Kesehatan, Rambut, dan Kulit.
http://manfaat.co.id/36-manfaat-daun-sirsak-untuk-kesehatan-rambut-dan-kulit. Diakses pada 17
Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai