METIL SALISILAT
Disusun oleh :
Kelompok : A7
CILEGON - BANTEN
2017
2
Catatan:
Asisten
NPM. 3335140351
3
Catatan:
Asisten
NPM. 3335140351
4
ABSTRAK
Metil salisilat merupakan senyawa ester turunan dari asam salisilat. Metil
salisilat dapat diambil dari tanaman yang mengandung Glucoside dengan cara
ekstraksi. Namun karena kegunaannya yang luas dalam berbagai bidang industri,
metil salisilat banyak diproduksi dengan cara mensintesis metil salisilat dari asam
salisilat dan metanol dengan reaksi esterifikasi. Oleh karena itu, percobaan ini
dilakukan untuk mempelajari reaksi esterifikasi pembentukan metil salisilat dan
melakukan uji organoleptik pada produk yang dihasilkan. Dalam bidang industri,
metil salisilat digunakan sebagai obat anti inflamasi non steroid (NSAID)
golongan salisilat yaitu untuk menghilangkan nyeri pada pinggang, panggul, dan
rematik. Selain itu, karena aroma dan rasanya yang khas metil salisilat juga
banyak digunakan di industri makanan atau minuman dan industri kosmetik. Pada
percobaan ini, metil salisilat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat, metanol,
dan katalis asam sulfat ke dalam labu tiga leher dengan metode refluks pada suhu
70-80o C selama 1 jam. Setelah proses refluks selesai, metanol dipisahkan dari
hasil reaksi dengan metode destilasi pada suhu 65-70 oC. Cairan kemudian dituang
ke dalam dekanter dan ditambahkan 25 mL aquades, lalu ditambahkan NaHCO 3
sampai netral dan dipisahkan dengan dekanter. Selanjutnya dikeringkan dengan 4
gram MgSO4 heptahidrat, lalu disaring dengan kertas saring dan dilakukan metil
salisilat yang dihasilkan yaitu sebanyak 2,72 %, metil salisilat yang dihasilkan
berupa larutan kuning kecoklatan, berbau khas (seperti balsam) dan terasa panas
saat dioleskan pada kulit.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBICARAAN AWAL.......................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBICARAAN AKHIR....................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Percobaan......................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi Esterifikasi.....................................................................................3
2.2 Metil salisilat.............................................................................................9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir............................................................................................13
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................17
3.2.1 Alat...................................................................................................17
3.2.2 Bahan...............................................................................................18
3.3 Prosedur Percobaan.................................................................................18
3.3.1 Cara Kerja........................................................................................18
3.3.2 Uji Mutu Kadar Metil Salisilat.........................................................19
3.3.3 Uji Organoleptik..............................................................................19
3.4 Gambar Alat............................................................................................19
3.5 Variabel Percobaan..................................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan.......................................................................................22
6
4.2 Pembahasan.............................................................................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..............................................................................................31
5.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Perhitungan
B. Tugas Khusus
C. Data Pendukung
D. MSDS
E. Jurnal Penelitian
F. Fotocopy Logbook
G. Blangko Percobaan
7
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Metil salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau Wintergreen. Metil
salisilat tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat
adalah turunan dari asam salisilat. Metil salisilat berasal dari berbagai jenis
tanaman. Dengan adanya metil ini dapat dimanfaatkan sumber daya alam yang
ada di Indonesia. Tetapi, metil salisilat bisa dibuat dari berbagai campuran larutan
zat kimia, sehingga dalam proses pembuatannya, karena dalam tumbuhan metil
salisilat sangat sedikit sedangkan metil salisilat yang dibutuhkan dalam
pengobatan tidak sebanding dengan hasilnya. Oleh karena itu, metil salisilat
dibuat dalam proses buatan yang berasal dari senyawa kimia.
Tujuan dari percobaan sintesis metil salisilat adalah untuk mempelajari reaksi
esterifikasi pembuatan metil salisilat dan melakukan uji organoleptik produk yang
dihasilkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R
dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat
[3 ]
dapat balik .
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
+
membentuk ester. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H . asam
belerang sering digunakan sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester
berasal dari essig-ather jerman, sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka
[5 ]
ester atau asam cuka etil .
2. Protonasi terhadap salah satu gugus karbonil, yang diikuti oleh pelepasan
molekul air menghasilkan ester.
Ester-ester yang lebih besar cenderung terbentuk lebih lambat. Dalam hal ini,
mungkin diperlukan untuk memanaskan campuran reaksi di bawah refluks selama
beberapa waktu untuk menghasilkan sebuah campuran kesetimbangan. Ester bisa
dipisahkan dari asam karboksilat, alkohol, air dan asam sulfat dalam campuran
dengan metode distilasi fraksional.
parsial diulang berkali-kali dimana setiap kali terjadi pemisahan lebih lanjut. Hal
ini berarti proses pengayaan dari uap yang lebih volatil juga terjadi berkali-kali
sepanjang proses destilasi fraksional itu berlangsung.
Destilasi terfraksi ini berbeda dengan destilasi biasa, karena terdapat suatu
kolom fraksionasi dimana terjadi suatu proses refluks. Proses refluks pada
destilasi ini dilakukan agar pemisahan campuran dapat terjadi dengan baik.
Kolom fraksionasi berfungsi agar kontak antara cairan dengan uap terjadi lebih
lama. Sehingga komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah
akan terus menguap dam masuk kondensor. Sedangkan komponen yang lebih
besar akan kembali kedalam labu destilasi.
[7 ]
Beberapa macam metode esterifikasi antara lain :
1. Cara Fischer
Jika asam karboksilat dan alkohol dan katalis asam (biasanya HCl atau
H 2 SO 4
) dipanaskan, terdapat kesetimbangan dengan ester dan air.
b. Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol,
yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
d. Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh pelepasan
molekul air menghasilkan ester.
Asil halida adalah turunan asam karboksilat yang paling reaktif. Asil
klorida lebih murah dibandingkan dengan asil halida lain. Asil halida biasanya
dibuat dari asam dengan tionil klorida atau fosfor pentaklorida.
1. Suhu
Kecepatan reaksi secara kuat dipengaruhi oleh suhu reaksi. Pada umumnya
reaksi ini dapat dijalankan pada suhu mendekati titik didih metanol (60-70C)
pada tekanan atmosfer. Kecepatan reaksi akan meningkat sejalan dengan
kenaikan suhu. Semakin tinggi suhu, berarti semakin banyak energi yang
dapat digunakan oleh reaktan untuk mencapai energi aktivasi. Ini akan
menyebabkan tumbukan terjadi lebih sering diantara molekul-molekul reaktan
untuk kemudian melakukan reaksi.
2. Waktu Reaksi
3. Katalis
4. Pengadukan
5. Perbandingan Reaktan
Variabel penting lain yang mempengaruhi hasil ester adalah rasio molar
antara alkohol dan minyak nabati. Stoikiometri reaksi transesterifikasi
memerlukan 3 mol alkohol untuk setiap mol trigliserida untuk menghasilkan 3
mol ester asam dan 1 mol gliserol. Untuk mendorong reaksi transestrifikasi ke
arah kanan, perlu untuk menggunakan alkohol berlebihan atau dengan
memindahkan salah satu produk dari campuran reaksi. Lebih banyak metanol
yang digunakan, maka semakin memungkinkan reaktan untuk bereaksi lebih
cepat. Secara umum, proses alkoholisis menggunakan alkohol berlebih sekitar
1,2-1,75 dari kebutuhan stoikiometrisnya. Perbandingan volume antara
minyak dan metanol yang dianjurkan adalah 1 : 4.
Proses produksi etil asetat secara kontiyu untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Asam asetat, etanol, dan katalis asam sulfat direaksikan pada
reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk. Selanjutnya produk reaktor
dipisahkan pada menara distilasi untuk memperoleh produk dengan kemurnian
tinggi.
Asam salisilat merupakan senyawa kimia yang penting bagi kehidupan sehari-
hari begitu juga metil salisilat. Asam salisilat bermanfaat sebagai analgesik serta
pembuatan bahan baku untuk keperluan farmasi. Metil salisilat sering digunakan
sebagai bahan farmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gulaan,
pasta gigi, antiseptik dan kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan
untuk pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada dan rematik,
juga sering digunakan sebagai obat gosok dan balsam. Secara teknik metil salisilat
pun digunakan sebagai bahan pencelup pada fiber polyester, fiber tracetate dan
[5 ]
fiber sintetik lainnya .
Metil salisilat merupakan hasil esterifikasi asam salisilat dan methanol dengan
menggunakan katalis asam sulfat pekat. Ini dibutuhkan lama pemanasan
sekurang-kurangnya 5 jam, tetapi prosedur lain menyatakan 4 jam saja. Lama
pemanasan akan mempengaruhi hasil sintesis metil salisilat dan diduga dengan
pemanasan yang lebih lama akan memberikan persentase hasil yang lebih tinggi
sampai kemudian pada lama pemanasan tertentu sudah tidak meningkatkan
persentase hasil sintesis metil salisilat. Manfaat dari reaksi esterifikasi ini
terutama pengaplikasikan dalam sintesis senyawa obat maka reaksi ini penting
sekali untuk dipelajari oleh seorang farmasi. Senyawa metil salisilat dapat
disintesis dengan methanol absolute dengan katalisator asam kuat dan metode
refluks karena reaksinya berjalan lambat.
Metil salisilat adalah cairan bening kemerahan dengan bau Wintergreen. Tidak
[10]
larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter .
Metil salisilat (wintergreenoil ) adalah suatu ester organik yang secara alami
diproduksi oleh banyak spesies tanaman. Beberapa tanaman yang
memproduksinya disebut wintergreens.
1. Sukar larut dalam air, larut dalam ethanol dan dalam asetat glasial
Tahap 1
Tahap 2
12
Tahap 3
Tahap 4
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
a. Cara kerja
10 gr asam salisilat
20 ml methanol Labu Leher dua
2 ml asam sulfat
pekat
Magnetic stirrer
Pereflukan campuran
selama 30 menit diatas
hot plate
Pelepasan kondensor
bubble pada labu leher
dua
Pemasangan kondensor
lurus pada lagu leher dua
X
15
Destilasi kelebihan
methanol absolut pada
70-80 oC (menghitung
volume methanol
berlebih teoritis) selma 1
jam
Pendinginan
Penambahan 25 ml air
hangat 70 oC
pengadukan
pendinginan
Penambahan larutan
NaHCO3 jenuh ke dalam
dekanter sampai netral
Penambahan dengan 4
gram MgSO4 heptahidrat
dalam erlenmeyer
selama 10 menit
Penyaringan ester
dengan kertas saring
Penimbangan metil
salisilat yang didapat
dengan menggunakan
neraca analitik
Perhitungan
remendemennya
Pendidihan perlahan-lahan
dalam reluks selama 20
menit higga sampel larut
Penuangan larutan ke
dalam erlenmeyer
Penambahan indikator
phenoltalein sebanyak 2
tetes
Perhitungan normalitas
c. Uji Organoleptik
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum sintesis metil salisilat antara lain:
a. Buret
b. Corong
c. Dekanter
d. Elbow
e. Erlenmeyer
f. Gelas Beker
g. Gelas Ukur
h. Hot Plate
i. Kaca Arloji
j. Kertas Saring
k. Kondensor Bubble
l. Kondensor Lurus
m. Labu Leher Dua
n. Magnetic Stirrer
o. Neraca Analitis
p. Piknometer
q. Pipa T
r. Spatula
19
s. Statif
t. Thermometer
3.2.2 Bahan
a. Asam Salisilat
b. Asam Sulfat Pekat
c. Aquadest
NaH CO 3
d. Larutan
e. Metanol Absolut
Mg SO 4
f. Heptahidrat
g. NaOH 0,1 N
a. Alat Refluks
5
4
Keterangan :
1. Hot Plate
2. Labu Leher Dua
3. Termometer
4. Kondesor Bubble
5. Statif
b. Alat Destilasi
22
8
3
4
5
2
1
7
6
Keterangan :
1. Hot Plate
2. Labu Leher Tiga
3. Termometer
4. Kondesor
5. Pipa
6. Erlenmeyer
7. Gelas Beker
8. Statif
Pada percobaan ini yang menjadi variable tetapnya adalah massa Asam
Salisilat yang digunakan, volume alkohol, indikator PP, NaHCO3, MgSO4, dan
NaOH. Sedangkan variabel berubahnya adalah Waktu mendistilasi campuran,
volume titran H2SO4, dan aquadest.
23
BAB IV
4.2 Pembahasan
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
24
CO2
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus - R
dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat
dapat balik.
secara. Pada refluks sampel langsung berkontak dengan pelarut yaitu metanol di
sini metanol tidak hanya sebagai pelarut melainkan sebagai pendonor gugus metil
pada asam salisilat untuk membentuk metil salisilat, pada refluks karena metanol
berkontak langsung dengan sampel maka akan lebih cepat terbentuk metil. Pada
praktikum kali ini proses refluks dilakukan selama 30 menit dimana waktu
tersebut adalah yang kiranya optimum dari reaksi pembentukan metil salisilat.
NaH CO 3
Lalu, ditambahkan aquadest dan . Fungsi penambahan aquadest
NaH CO 3
dan adalah untuk menghilangkan H+ yang berperan sebagai katalis.
Tujuan dari menghilangkan H+ karena katalis boleh bereaksi dengan bahan
awalnya untuk mempercepat reaksi, namun setelah reaksi selesai bereaksi, katalis
harus melepaskan reaksinya dengan bahan awal tersebut. Dalam proses ini,
dilakukan pengocokan dalam dekanter dengan membuka tutup dekanter agar gas
27
CO2 yang dihasilkan dari reaksi tersebut dapat keluar. Tujuan pengocokan ini agar
fase minyak dan fase air terpisah.
NaHCO3 merupakan garam non polar, yang dapat terurai di dalam air menjadi
ion Na+ yang mengikat salisilat. Dan menghasilkan produk samping CO 2 dan H2O.
Dengan adanya produk samping berupa CO 2 inilah setiap pengocokan dekanter,
tutup dekanter di buka agar CO2 dapat keluar karena dengan adanya CO2 ini akan
menyebabkan tekanan uap di dalam corong pisah menjadi meningkat.
Mg SO 4 .7 H 2 O
Setelah metil salisilat didapat, dilakukan penambahan .
Mg S O4 .7 H 2 O
ini merupakan garam yang tidak mengandung air,
Mg SO4 .7 H 2 O
bersifat higroskopis (bahan yang mudah menyerap air dari
sekitarnya), dapat digunakan untuk mengeringkan udara dan gas lainnya juga.
28
M g SO4 .7 H 2 O
Proses ini melibatkan konversi menjadi air garam baik karena
menyerap uap air atau air dari gas yang perlu dikeringkan.
Mg SO 4 .7 H 2 O
Gambar 11. Metil Salisilat Dengan
Mg SO 4 .7 H 2 O
Dengan kemampuan tersebut dapat dengan mudah
berikatan dengan air yang masih tersisa. Hal itu diaplikasikan saat sudah didapat
produk akhir tapi masih mengandung sedikit air yang membuat produk tersebut
Mg SO4 .7 H 2 O
masih kurang bening. Pemberian secukupnya sampai minyak
benar-benar bening. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa
Mg SO4 .7 H 2 O
bersifat polar yang mana akan menarik air yang bersifat polar
sehingga dapat mengikat air sesuai dengan prinsip like disolve like. Setelah itu
kemudian disaring menggunakan kertas saring, lalu dilakukan perhitungan massa
dan volume yang didapat dengan menimbang massa dari gelas ukur dan
menimbang gelas ukur yang berisi hasil saringan metil salisilat kemudian
mengurangkan massa gelas ukur yang berisi metil salisilat dengan massa gelas
ukur kosong dan didapatlah massa metil salisilat yang diukur dan volumenya.
rendemen yang baik. Hal ini dapat terjadi karena terjadi kesalahan pada saat
pemipetan air, dimana pada saat pemipetan metil salisilat yang terbentuk ikut
terpipet sehingga mempengaruhi hasil yang didapat.
Reaksi kimia dari sintesis metil salisilat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Reaksi esterifikasi sintesis metil salisilat terjadi beberapa tahap, yaitu tahap
protonasi dan deprotonasi, dimana terjadi interaksi antara asam karboksilat dan
alkohol sehingga menciptakan suatu ester. Menurut Vogel, mekanisme reaksi
esterifikasi sintesis metil salisilat adalah sebagai berikut:
Tahap 1
H2SO4 dalam larutan metanol akan terurai menjadi ion 2H+ dan SO42-.
Tahap 2
A B
30
H+ yang telah didapatkan dari tahap 1 akan menyerang atom O pada gugus
karbonil, sehingga atom O menjadi tidak stabil karena satu tangannya telah
berikatan dengan H.
Tahap 3
C D E F
Karena atom O tidak stabil, maka ikatan rangkap antara C dan O akan
menjadi ikatan tunggal. Setelah itu, senyawa C akan bereaksi dengan metanol
sehingga menjadi senyawa D. Atom O pada senyawa D juga tidak stabil karena
memiliki 3 tangan. Lalu, terjadi deprotonasi yaitu penghilangan atom H + sehingga
menjadi senyawa E. Lalu, molekul air akan memisah. Dengan terpisahnya
molekul air, maka tangan C hanya ada 3, maka dari itu, atom C berikatan rangkap
dengan OH.
Tahap 4
G H
Pada senyawa G, atom O masih belum stabil karena memiliki 3 tangan. Oleh
karena itu,atom H akan dilepas untuk menuju kestabilan sehingga membentuk
metil salisilat.
sehingga terjadi pelepasan H2O sebagai upaya menyetabilkan senyawa (3). Lalu
senyawa (4) akan terprotonasi membentuk metil salisilat.
Setelah percobaan dilakukan maka metil salisilat yang didapat sebesar 0,3
gram dengan volume 0,4 mL dan densitas yang diperoleh adalah 0,75 gr/mL.Metil
salisilat yang didapat sedikit karena pada saat pemipetan (pemisahan air dengan
metil salisilat) dalam dekanter ada metil salisilat yang terbuang sehingga hasil
yang didapatkan berbeda dengan literature. Selain itu pada saat merefluks asam
salisilat + metanol + asam sulfat terjadi insiden lepasnya selang masuk pada
kondensor bubble sehingga proses merefluks tidak sempurna dan itupun
memungkinkan menyebabkan hasil yang diperoleh tidak maksimal. Untuk uji
kadar karena metil salisilat yang dihasilkan sangatlah sedikit jadi tidak
memungkinkan untuk dilakukannya uji kadar sehingga kadar meetil salisilat yang
diperoleh tidak diketahui karena kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat
praktikum berlangsung.
32
BAB V
5.1 Kesimpulan
Mg SO4 .7 H 2 O
yaitu untuk menyerap sisa air yang terkandung dalam minyak
(produk) yang dihasilkan. Dalam sintesis ini, didapatkan berat rendemen sebesar
2,72%.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fessenden dan Fessenden. 1981. Kimia Oragnik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
[3] Fessenden Ralp J & Fessenden Joan S. 1982. Kimia Organik : Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
[5] Fessenden dan Fessenden. 1981. Kimia Oragnik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
[8] Kirk. R,E dan Othmer. D,F. 1978. Encyclopedia of Chemical Technology.
edisi ketiga.
[9] Irwandi, Dedi. 2014. Experiments of Organic Chemistry. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta P.IPA-FITK Press.
LAMPIRAN
Perhitungan
C7 H 6 O 3
1. Mol Asam Salisilat ( )
Diketahui :
C7 H 6 O3=138
Mr
gr C 7 H 6 O3=10
Ditanya :
n= ?
Penyelesaian :
gr
n=
Mr
10
n=
138
n=0,0725 mol
CH 3 OH
2. Mol Metanol ( )
Diketahui :
CH 3 OH =
V 20 mL
CH 3 OH =0,792 g /mL
Ditanya :
2
n= ?
Penyelesaian :
gr
=
V
gr= V
gr
n=
Mr
15,84
n=
32
n=0,495 mol
3. % Rendemen
M 0,0725 0,495 - -
gr
n=
Mr
2
gr=n Mr
gr=0,0725 152
gr=11,02 gram
Rendemen=2,72
Diketahui :
Ditanya :
gr
=
V
0,3
=
0,4
=0,75 gr / mL
Tugas Khusus
Data Pendukung
Blangko Percobaan