Anda di halaman 1dari 25

Uji Bahan

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil pratikum UJI BAHAN dan tidak lupa
pula penulis ucapkan shalawat beririnng salam kepada junjungan kita nabi muhammad saw
yang telah membawa kita dari alam kegelapan kedunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan saat ini.

Terimakaasih juga penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yaitu bapak


ALAMSYAH ST.M.eng dan pak INDRA. Amd pengasuh matakulyah UJI BAHAN I
jurusan teknik sipil POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS karna berkat arahan dan
petunjuk beliaulah penulis dapat menyelesaikan pratikum dan laporan dengan baik.

Laporan ini penuis buat berdasarkan haasil pratikum dilapangan, penulis menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarn dari bapak dosen pengasuh agar nantinya bisa menjadi lebih sempurna.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih ,penulis berharap semoga apa yang telah
penulis buat berguna bagi penulis khususnya ,dan pembaca umumnya.

Bengkalis,. DE2014

Penulis

AL-AZMI

4103131030
Uji Bahan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori

Dalam dunia teknik sipil,pengkaji dan penelitian masalah bangunan masih terus
dilakukan,oleh karena itu masih selalu dicari dan diusahakan pemakaian jenis bahan
bangunan yang model struktur yang ekonomis,mudah diperoleh,mudah pengerjaan ,dan
mencukupi kemudahan/kekuatan struktur dengan biaya yang relatif murah. Dalam
pembuatan suatu suatu kontruksi diperlukan material dan spesifikasi dan sifat-sifat yang
khusus pada setiap bagiannya.

Pada pengujian uji bahan banyak yang diuji antara lain beton dan material-material
lainnya. Beton merupakan material penting dalam bidang struktur beton merupakan
campuran antara agregat halus (pasir),agregat kasar (krikil),semen,dan air. Untuk
mendapatkan kualitas dan hasil pengecoran yang dibutuhkan atau direncanakan diperlukan
perbandingan pada material-material.

Bahan yang sering diuji pada uji bahan selain beton adalah kayu. Kayu merupakan
salah satu bahan bangunan yang banyak dijumpai ,berat jenis kayu lebih ringan bila
dibandingkan dengan baja maupun beton. Ditinjau dari segi struktur ,kayu cukup baik dalam
menahan gaya tarik,tekan dan lentur.

1.2 Bahan Atau Material

Bahan atau material yang sering digunakan pada pengujian bahan antara lain:

a. Agregat

Agregat menurut silviva sukarman ( 2003 ) agregat merupakan butiran batu


pecap,krikil,pasir,atau material lainnya. Baik yang berasal dari alam maupun buatan yang
berbentuk mineral padat,berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.

Berdasarkan asal pembentukan agregat diklasifikasikan kedalam batuan beku,batuan


sedimen,dan batuan metamorif,sedangkan berdasarkan pengolahan agregat digolongkan
menjadi dua yaitu ,yaitu agregat alam dan agregat buatan. Agregat alam merupakan agregat
yang bentuk alami terbentuk berdasarkan aliran air sungai dan gradasi,contoh agregat alam
yang sering digunakan dalam pengujian antara lain krikil dan pasir.
Uji Bahan
Krikil adalah agregat yang mempunyai diameter lebih dari inci (6,35 mm).
Sedangkan pasir berukursn kurang dari inci tetapi lolos saringan No.200 atau lebih besar
dari 0,075 mm selain agregat alam, juga terdapat agregat buatan. Agregat buatan merupakan
agregat yang berasal dari hasil pabrik semen dan mesin pemecah batu.agregat buatan sering
disebut filter (material yang berukuran lebih kecil dari 0,075 mm).

Berdasarkan besar partikel-partikelnya agregat dapat dibedakan atas agregat


kasar,agregat halus, dan abu /filter menurut ASTM agregat kasar berukuran > 4,75 mm dan
agregat halus berukursn > 2mm dan agregat halus berukuran antara 0,075 hingga < 2 mm.

b. Semen

Semen adalah hasil indusstri dari paduan bahan baku ,batu kapur,gemping,sebagai
bahan utama dan lempung atau tanah liat atau bahkn pengganti lainnya. Semen merupakan
suatu bahan perekat yang berbentuk serbuk halus ,bila ditambahkan air akan terjai reaksi
hidrasi sehingga dapat mengeras dan digunakan sebagai pengikat.pengerjaan pada uji bahan
yang dilakukan.

c. Air
Syarat air menurut SNI-03-2847-2002
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan perusak .
2. Air yang berbasis tidak mengandung ionflorida dalam jumlah yang
membahayakan.
3. Air yang tidak diminum tapi tidak boleh digunakan pada beton ,kecuali pemilihan
proposi campran beton yang sama dan hasil pengujian umum 7 dan 28 hari pada
kubus dan silinder.
d. Kayu

Kayu merupakan salah satu bahan yang banayak ditemukan pada bangunan berat jenis
kayu lebih ringan bila dibandingkan dengn baja dan beton ditinjau dari struktur kayu cukup
lebih baik dalam menahan gaya tarik,tekan dan lentur.

Pengerjaan pada uji bahan yang dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan berat volume agregat


2. Pemeriksaan kadar air agregat
3. Pemeriksaan beerat jenis agregat
4. Analisis saringan agregat
5. Pemeriksaan kadar lumpur agregat
Uji Bahan
6. Pengujian keausan agregat kasar
7. Pemeriksaan kuat tekan beton
8. Job mix
9. Hammer test
10. Pemeriksaan kuat tekan sejajar serat
11. Uji kadar air pada kayu

SNI (Standar Nasional Indonesia) yang mengatur setiap pengujian bahan:

Standar nasional indonesia adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional
diindonesia SNI dirumuskan oleh panitia teknis dan diterapkan oleh standarisasi :

1. SNI 03-1970-1990, Agregat halus dan kasar metode pengujian analisis saringan
2. SNI 03-1971-1990, metode pengujian kadar air agregat
3. SNI 03-1972-1990, metode pengujian slump beton
4. SNI 03-1974-1990, metode pengukuran kuat tekan beton
5. SNI 03-2417-1991, agregat metode pengujian keausan dengan mesin los angeles
6. SNI 03-2834-1993, tata cara pembuatan rencana campuran beton normal (concrete
mix design)
7. SNI 03-4142-1996, bahan lolos jaringan No.200 dalam agregat halus (kadar
lumpur).

Judul Job I : Pengujian Berat Volume Agregat Kasar dan Halus

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.Meng / Indra.Amd

Hari / Tanggal : Rabu

1. Pengertian

Pada pratikum ini adalah merupakan berat volume agregat kasar dan agregat halus
sebagai perbandingan berat material kering dan volumenya kandungan dalam agregat dalam
Uji Bahan
campuran beton sangat tinggi komposisi agregat berkisar 60 % - 70 %. Untuk mengetahui
mendapatkan berat agregat dalam campuran beton beton dimana lebih sering digunakan
dilapangan dalam satuan volume dengan cara mengalikan volume dengan berat isinya dan
dimana berat isi yang digunakan yaitu berat isi yang telah diuji dilaboratorium sesuai dengan
sampel agregat yang digunakan,walaupun funginya sebagai pengisi untuk beton yang
ekonomis.

Agregat halus memiliki distribusi ukuran sedemikian hingga ukuran ukuran rongga
semen minimum. Dalam biki pedomen pengajaran beton 1989 dinyatakan bahwa berat beton
volume (220-2500 kg/m) menurut SNI T-15-1900 : 1,menentukan berat isi agregat dapat
diakukan dengan keadaan lepas dan keadaan padat.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari pemeriksaan berat volume agregat kasra dan agregat halus antara
lain :

a. Untuk menentukan berat volume pada agregat,baik agregat kasar maupun


agregat halus.
b. Agar mahasiswa / i mengetahui langkah langkah dalam pratikum
c. Agar mahasiswa /i bisa mengolah data-data yang dibutuhkan.
d. Agar mahasiswa mengetahui peralatan dan bahan apa saja yang diperlukan
dalam pratikum.

3. Manfaat
Adapun manfaat dari pemeriksaan berat volume agregat kasar dan agregat halus
antara lain :
a. Bisa mengetahui berat volume pada agregat
b. Mahasiswa / i mampu mengolah data-data
c. Mahasiswa /i mampu menggunakan semua peralatan yang digunakan selama
pratikum
d. Mahasiswa mampu menggunakn atau melakukan semua lankah-langkah yang
dilakukan dalam pratikum.
4. Peralatan dan Bahan:
a. Mould pasir
b. Mould krikil
c. Besi tusuk
Uji Bahan
d. Jangka sorong
e. Timbangan
f. Pasir
g. Krikil

5. Langkah kerja
1. Mengambil bahan dalam kondisi lapangan.
2. Mengoven benda uji pada suhu 110 C selama 24 jam.
3. Cara pengujian :
a. Berat isi dengan cara Lepas
1. Mencatat tinggi dan diameter wadah baja.
2. Memasukkan benda uji secara perlahan atau bertahap agar tidak terjadi
pemisahan butiran dengan ketinggian maksimum 5 cm dari permukaan wadah
dengan menggunakan sendok atau sekop.
3. Meratakan permukaan benda uji dengan tongkat pemadat.
4. Menimbang berat wadah yang terisi agregat.
5. Melakukan pengujian sebanyak dua kali lalu mengambil rata-ratanya.
b. Berat isi dengan cara pemadatan
1. Mencatat tinggi dan diameter wadah baja.
2. Memasukkan benda uji secara perlahan atau bertahap (1/3 bagian tinggi
wadah).
3. Memadatkan setiap tahapan (1/3 bagian) dengan cara menumbuk benda uji da
lam wadah dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali.
4. Mengulangi langkah 3 hingga wadah terisi penuh.
5. Meratakan permukaan benda uji dengan mistar perata.
6. Menimbang berat wadah yang terisi agregat.
7. Melakukan percobaan 2 kali dan mengambil rata-ratanya.
Uji Bahan

Judul Job II : Pengujian Kadar Air Agregat Kasar dan agregat Halus

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.Meng / Indra.Amd

Hari / Tanggal : Rabu

1. Pengertian

Standar pengujian kadar air agregat menggunakan SNI 03-1971-1990. Metode ini
digunakan untuk menentukan besarnya kadar air pada agregat. Kadar air agregat merupakan
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat dengan berat agregat dalam
keadaan kering. Nilai kadar air digunakan untuk koreksi tekanan air untuk adukan beton yang
disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan,kadar air dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

a. Kering tungka
Uji Bahan
Keadaan benar-benar tidak berair
b. Kering udara
Dimana permukaan kering tetapi sedikit mengandung air diporinya
c. Jenuh kering permukaan
d. Kondisi basah
Dimana agregat banyak mengandung air
2. Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksa kadar air antara lain adalah :
a. Untuk menentukan kadar air dengan cara pengeringan sample
b. Agar mahasiswa / i bisa menggunakan semua peralatan dalam pratikum dengan
teratur baik dan benar.
c. Aagar mahasiswa / i mengetahui langkah-langkah dalam pratikum
3. Manfaat
a. Dengan adanya pemeriksaan kadar air agregat sehingga volume air yang
digunakan untuk pengadukan beton bisa disesuaikan dengan kondisi lapangan.
b. Mahasiswa mampu menggunakan semua peralatan dalam pratikum
c. Mahasiswa mampu melakukan semua langkah langkah dalam pratikum
dengan baik dan benar

4. Peralatan dan Bahan


a. Wadah
b. Sendok agregat
c. Timbangan
d. Oven
e. Agregat halus
f. Agregat kasar

5. Langkah kerja
a. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
b. Timbanglah wadah ( pan ) yang digunakan,catat berat nya lalu timbangan di
TARE kan
c. Ambil sample agregat halus,lalu letakkan ditas wadah tadi sampai angka
timbangan menunjukkan 6012 gr
d. Masukkan sample agregat halus dalam oven dengan temperatur 110 + 5c
selama 24 jam
e. Dengan cara yang sama dilakukan langkah tersebut untuk agregat kasar,agragat
kasar yang tekah ditimbang seberat 9036 gr
f. Setelah kedua smple telah dioven selama 24 jam. Keluarkan dari oven dan
timbang kembali
g. Setelah semua data didapt,olah data-data tersebut kedalam tabel yang telah
disediakan
Uji Bahan

Judul Job III : Analisa Saringan Agregat Kasar dan Agregat Halus

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.Meng / Indra.Amd

Hari / Tanggal : Rabu

1. Pengertian

Analisa saringan agregat kasar dan agregat halus mengarah pada SNI 03-2834-2000.
Analisa saringan mempunyai tujuan untuk menentukan agregat ( gradasi agregat ) secara
spesidikasi. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan
beton,pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan agregat kasar. Alat
yang digunakan merupakan seperangkat saringan ,lubang saringan memiliki ukuran yang
berbeda mulai dari diameter 38,1 19 9,6 4,8 2,4 1,2 0,6 0,3 0,15. Dalam SNI 03-
2834-2000 analisa saringan masing-masing agregat mempunyai nilai MHB (Modulus Halus
Butiran ). MHB krikil atau agregat kasar 60 80 dan MHB pasir atau agregat halus 1,5
3,8.Analisa saringan untuk agregat halus mempunyai katagori atau zona kasar,sedang,agak
halus dan halus. Sedangkan agregat kasar mempunyai ukuran maksimum 10 mm,20 mm dan
40 mm.

2. Tujuan
Adapun tujuan dari analisa saringan agregat kasar dan halus
a. Untuk menentukan pembagian butir gradasi agregat kasar dan agregat halus
b. Agar mahasiswa / i mengetahui langkah kerja selama pratikum
c. Agar mahasiswa mengetahui dan menggunakan alat dengan fungsinya selama
pratikum
3. Manfaat
Adapun manfaat dari analisa saringan agregat kasar dan halus yaitu:
Uji Bahan
a. Dapat mengetahui layak tidaknya agregat terebut digunakan
b. Mengetahui gradasi agregat,maka perencanaan adukan beton dapat dilakukan
sesui dengan kondisi agregat
c. Mahasiswa / i mengolah data data yang telah diperoleh

4. Peralatan dan Bahan


a. Saringan dengan lubang ayakn ( dalam mm) 38,1 19 9,6 4,8 2,4 1,2 0,6 0,13
dan 0,15
b. Mesin penggetar saringan
c. Timbangan (gr)
d. Oven dengan suhu 110 + 5 c
e. Agragat kasar
f. Agregat halus

5. Langkah Kerja
Untuk agregrat kasar

1. Menimbang benda uji dengan ukuran 2000 gram.


2. Menyusun saringan sesuai spesifikasi.
3. Memasukkan material kedalam saringan.
4. Mengayak benda uji dengan menggunakan alat penggetar selama 15 menit.
5. Mendiamkan benda uji sejenak dan menghilangkan debu yang beterbangan.
6. Menimbang agregat yang tetahan di atas masing masing saringan.
Untuk agregrat halus
1. Menimbang benda uji dengan ukuran 2000 gram.
2. Menyusun saringan sesuai spesifikasi.
3. Memasukkan material kedalam saringan.
4. Mengayak benda uji dengan menggunakan alat penggetar selama 15 menit.
5. Mendiamkan benda uji sejenak dan menghilangkan debu yang beterbangan.
6. Menimbang agregat yang tetahan di atas masing masing saringan.
Uji Bahan

Judul Job IV : Pemeriksaan Kadar Lumpur Gregat Kasar dan Agregat Halus

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.MEng / Indra.AMd

Hari / Tanggal : : Rabu

1. Pengertian

Lumpur adalah gumpalan atau lapisan yang menutupi permukaan butiran agregat dengan
lolos No. 200 (0,075). Pratikum ini bertujuan untuk menentukan persentas kadar lumpur yang
terkandung dalam agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5 % merupakan ketentuan
dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.

Agregat uang cocok untuk menghasilkan beton dengan mutu tinggi adalah agregat yang
bebas dari lempung ,lanau dan bahan-bahan organik yang akan mengurangi kekuatan beton
tersebut. Adapun spesifikasi kandungan kadar lumpr yang diisyaratkan untuk agregat halus
dengan cara dicuci < 5 %,sedangkan untuk cara sederhana < 3% (adapun kadar lumpur yang
disyaratkan yaitu 0,2 % - 6,0 % ). Bila lebih besar dari yang disyaratkan, maka agregat halus
dicuci sebelum digunakan untuk campuran beton.

2. Tujuan
Adapun tujuan yang dilakukan pemeriksaan kadar lumpur adalah :
a. Untuk mengetahui kadar lumpr agregat dengan pencucian dan pengerigan sample
b. Agar mahasiswa / i bisa melakukan langkah-langkah dalam pemeriksaan kadar
lumpur agregat
c. Agar mahasiswa / i tahu dan bisa menggunakan semua peralatan yang digunakan
dalam pratikum
3. Manfaat
a. Dengan mngetahui kadar lumpur pada agregat maka dapat menentukan agregat itu
layak digunakan atau sebaliknya
b. Mengetahi berapa jumlah kadar lumpur pada setiap benda uji dengan cara
pencucian dan pengeringan oven
c. Mahasiswa mampu melakukan semua langkah kerja dan menggunakan semua
peralatan yang digunakan dalam pratikum

4. Peralatan dan Bahan


a. Wadah
b. Sendok agregat
Uji Bahan
c. Saringan
d. Oven
e. Agregat halus 1000 gr
f. Agregat kasar 2000 gr

5. Langkah Kerja
Untuk agregat kasar
a. Mengambil benda uji (batu pecah) dari lapangan.
b. Benda uji (batu pecah) dioven selama 24 jam pada suhu 110c.
c. Menimbang berat masing masing talam yang digunakan sebagai tempat sampel
benda uji (A) gr
d. Menimbang berat batu pecah yang telah dioven + berat talam (B) gr, yang dibagi atas
dua buah sampel.
e. Memasukkan batu pecah kedalam talam, lalu tuangkan air bersih kedalam talam
sehinggabatu pecah bersih.
f. Air yang kelihatan keruh dibuang perlahan lahan agar tidak ada batu pecah yang
terbuang.
g. Langkah 5 dan 6 diulangi beberapa kali sampai air cucian kelihatan jernih.
h. Batu pecah yang telah dicuci menggunakan saringan no. 200.
i. Batu pecah yang tertahan disaringan no. 200 dioven selama 24 jam pada suhu
110c.
j. Mengeluarkan batu pecah dari oven dan didinginkan, kemudian ditimbang beratnya
(C)
Untuk agregat halus
a. Mengambil benda uji (pasir) dari lapangan.
b. Benda uji (pasir) dioven selama 24 jam pada suhu 110c.
c. Menimbang berat masing masing talam yang digunakan sebagai tempat sampel
benda uji (gr)
d. Menimbang berat pasir yang telah dioven + berat talam (gr), yang dibagi atas dua
buah sampel.
e. Memasukkan pasir kedalam talam, lalu tuangkan air bersih kedalam talam sehingga
pasir bersih.
f. Air yang kelihatan keruh dibuang perlahan lahan agar tidak ada pasir yang terbuang.
g. Langkah 5 dan 6 diulangi beberapa kali sampai air cucian kelihatan jernih.
h. Pasir yang telah dicuci disaring menggunakan saringan no. 200.
i. Pasir yang tertahan disaringan no. 200 dioven selama 24 jam pada suhu 110c.
j. Mengeluarkan pasir dari oven dan didinginkan, kemudian ditimbang beratnya.
Uji Bahan

Judul Job V : Pemeriksaan Keausan Gregat Kasar dan Agregat Halus

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.MEng / Indra.AMd

Hari / Tanggal :

1. Pengertian
Metode pengujian keausan ini menggunakan mesin abrasi las angeles. Tujuan dari
penggunnaan alat ini adalah untuk mengetahui angka keausan yangdinyatakan dalam persen .
keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan NO.12 (1,18 mm)
terhadap berat semula dalam persen untuk menguji kekuatan agregat kasar dapat
menggunakan mesin los angeles yang berbentuk silinder dengan diameter 170 cm yang
Uji Bahan
terbuat dari baja. Menggunakan bola baja yang berukuran 4,6 cm sebagai nilai bantu dalam
menghancurkan agregat.
Berdasarkan SK SNI 2417-1991 Keausan agregat tergolong berikut ini :
a. Apabila nilai keausan > 40 % tidak baik digunakan perkerasan jalan
b. Apabila nilai keausan < 40 % baik digunakan dalam perkerasan jalan

Keausan = A - B x 100%

Dimana:

A = Berat benda uji semula (gram)


B = Berat benda uji tertahan sringan no.12 (gram)

2. Tujuan
a. Untuk mendpatkan angka keausan dari agregat kasar yang digunakan ,yaitu
perbandingan antara berat sample lolos saringn No. 12 terhadap berat sample
semua.
b. Mahasiswa / i dapat mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan pratikum

3. Manfaat
a. Dapat menggunakan ketahanan agregat kasar terhadap keausan
b. Mahasiswa /i mampu melakukan semua langkah yang dilakukan dalam pratikum
c. Dengan diketahui angka keausan maka dapatdisesuaikan dengan perencanaan dan
pelaksanaan bahn perkerasab jalan atau kontruksi beton lainnya.

4. Peralatan dan Bahan


a. Mesin abrasi los angeles
b. Saringan No 12
c. Timbangan
d. Bola-bola baja sebanyak 11 buah
e. Oven

5. Langkah Kerja
a. Ambil kerikil dilapangan sebanyak 2.500 gram yang tertahan saringan no.3/4
dan 2.500 gram yang tertahan saringan 1/2.
b. Benda uji dioven selama 24 jam,kemudian dinginkan lalu timbang beratnya (A)
dengan menggunakan timbangan digital.
c. Benda uji dan bola bola baja dimasukkan dalam mesin Los Angeles.
d. Putar mesin sebanyak 500x putaran.
e. Setelah selesai pemutaran,keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan menggunakan saringan no.12.
Uji Bahan
f. Benda Uji yang tertahan (B) kemudian ditimbang dengan menggunakan
timbangan digital.

Judul Job VI : Pemeriksaan Berat Jenis Gregat Kasar dan Agregat Halus

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.MEng / Indra.AMd

Hari / Tanggal : Rabu: Rabu

1. Pengertian

Pemeriksaan ini dimaksud untuk menentukan berat jenis (bulk) berat jenis kering
permukaan jenuh (Saturanted sufface dm =SSD ). Berat jenis semua (Apparent dan
penyerapan dari agregat halus. Ada beberapa pengertian dari berat jenis yaitu :

a. Berat jenis (Bulk Spesific Grouty ) adalah perbandingan antara berat agregat kering
dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaa jenuh pada suatu
tertentu.
b. Berat jenis permukaan ( SSD ) yaitu perbandingan berat agregat kering permukaan
jenuh dan buat air saling isinya sma dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada
suhu tertentu.
c. Berat jenis semua ( Apparent Spesific Gravity ) yaitu perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air saling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
kering pada suhu tertentu
d. Penyerapan ialah proses berat air yang dapat diserap terhadap berat agregat kering.
Uji Bahan
Rumus yang digunakan untuk mencari berat jenis dan penyerapan agregat kasar
yaitu :
Berat jenis Curah = C / ( A B )
Berat jenis Kering SSD = A/ ( A B )
Penyerapan = ( A C ) / C x 100 %
Berat jenis Semu =(C)/(E+CD)

Dimana :
A = Berat agregat kondisi SSD di udara
B = Berat Agregat dalam air kondisi SSD
C = Berat kering oven

2. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan berat jenis yaitu:
a. Untuk mengetahui berat jenis agregat baik agregat kasar maupun agregat halus
b. Agar mahasiswa bisa mengolah data yang diperoleh
c. Agar mahasiswa mengetahui langkah langkah yang harus dilakukan dalam
pratikum
d. Agar mahasiswa mengetahui alat dan bahn yang dibutuhkan dalam pratikum
3. Manfaat
Manfaat dari pemeriksaan berat jenis yaitu:
a. Agar dapat mengetahui berat jenis agregat
b. Mampu mengolah data dan melakukan langkah-langkah yang dikerjakan dalam
pratikum
c. Mampu menggunakan peralatan yang digunakan dalam pratikum
4. Peralatan dan Bahan
a. Piknometer
b. Wadah
c. Oven
d. Timbangan
e. Pasir SSD
f. Krikil SSD
g. Air

5. Langkah Kerja
Untuk agregat halus
a. Mengambil benda uji yang lolos saringan No. 8 kemudian dicuci untuk
menghilangkan debu atau bahan bahan lain yang melekat pada agregat.
b. Benda uji direndam dalam air selama 24 jam.
c. Mengambil benda uji yang sudah direndam diatas karung plastic, lalu dihampar
sehingga terjadi proses pengeringan yang merata.
Uji Bahan
d. Benda uji dimasukkan kedalam kerucut terpancung dengan tiga lapisan kemudian
ditumbuk masing masing 8 kali untuk tiap lapisan dengan tinggi jatuh tumbukan
5 cm diatas permukaan secara merata sampai didapat kondisi SSD.
e. Membersihkan daerah sekitar kerucut dari butiran agregat yang tercecer kemudian
kerucut diangkat perlahan lahan.
f. Memeriksa bentuk agregat hasil cetakan. Umumnya ada 3 keadaan yaitu
keadaan basa, keadaan kering, keadaan SSD.
g. Menimbang benda uji dalam keadaan SSD (B) 500 gram.
h. Memasukkan benda uji ke dalam piknimeter lalu diisi dengan air, kemudian
mengocok piknometer sampai pasir dan air menyatu dan mengangkat gelembung
gelembung udara keatas permukaan piknometer lalu didiamkan hingga busanya
hilang.
i. Menimbang piknometer + air + benda uji (C) gram.
j. Mengeluarkan benda uji lalu dikeringkan didalam oven pengering pada suhu
110c selama 24 jam.
k. Menimbang piknometer + air (D) gram.
l. Mengeluarkan benda uji dari oven kemudian didinginkan lalu ditimbang berat
kering oven benda uji (E) gram.
Untuk agregat kasar
a. Mengambil benda uji yang lolos saringan No. 4 kemudian dicuci untuk
menghilangkan debu atau bahan bahan lain yang melekat pada agregat.
b. Benda uji direndam dalam air selama 24 jam.
c. Benda uji dikeluarkan dari air kemudian dilap satu persatu sehingga kondisinya
kering SSD.
d. Menimbang benda uji kering permukaan jenuh/SSD (B) gram.
e. Dunagan dimasukkan kedalam kontainer yang berisi air kemudian menyetel
timbangan pada posisi nol.
f. Benda uji dimasukkan kedalam keranjang dunagan kemudian dicelupkan kedalam
kontainer yang berisi air lalu timbang berat benda uji (C) gram, tetapi sebelumnya
terlebih dahulu berat keranjang dalam keadaan kosong didalam kontainer yang
berisi air.
g. Benda uji dikeluarkan dari dunagan kemudian dikeringkan dalam oven pengering
pada suhu 110c selama 24 jam.
h. Benda uji dikeluarkan dari dalam oven kemudian didinginkan lalu ditimbang berat
kering oven benda uji (D) gram.

Judul Job VII : Perencanaan Membuat Campuran Beton 2 Silender dan 2 Balok

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.MEng / Indra.AMd


Uji Bahan
Hari / Tanggal : Rabu

1. Pengertian

Di zaman sekarnag apalagi didunia Teknik Sipil sangat dibutuhkan skill dan keterampilan
yang di butuhkan untuk mengetahui suatu takara atau campuran beon,tentunya sesuai dengan
kuat tekan yangdiinginkan seperti K125,K300,K350,K250 yang hanya dipelajari disemester
III dalam mata kulyah UJI BAHAN.

Dalam menentukan suatu syarat campuran yang harus mengetahui jenis campuran dan
untuk campuran itu sendiri ingin digunakan untuk jenis bangunan apa. Dengan menggunakan
perbandingan dan ukuran atau takaran untuk jenis kuat tekan.

Dalam proses pengujian kuat tekan ini hal yang pertama harus diperhatikan adalah
htungan dalam merencanakn contoh 20 fc dan setelah semua ditentukan maka hal yang
selanjutnya menyediakan kebutuhan material yang dibutuhkan,dan dilakukan pengecoran
,pengujian slump,dan terakhir melakuakn pengujian kuat tekan dan kuat tarik atau kuat belah.

2. Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini adlah
a. Mahasiswa bisa mengetahui berapa kebutuhan material dan perencanaan
campuran untuk K yang disyaratkan
b. Mahasiswa / i bisa melakukan pengecoran dengan baik dan benar dengan
menggunakan molen.
c. Mengetahui cara pengujian slump atau keenceran dalam suatu campuran.

3. Manfaat
a. Untuk mengetahui suatu campuran dibutuhkan ,berapa material,semen
,air,pasir,krikil,sesuai dengan perhitungan
b. Untuk mengetahui keenceran dari campuran
c. Untuk mengetahui umur beton yang bagus
d. Untuk mengetahui cara pengujian kuat tekan dan kuat tarik.

4. Peralatan dan Bahan


a. Sekop
b. Slinder
c. Balok
d. Molen
e. Oli
f. Kuas
g. Alat uji slump
Uji Bahan
h. Tempat perendam silinder / balok
i. Alat uji kuat tarik
j. Alat uji kuat tekan
k. Sement
l. Pasir
m. Krikil
5. Langkah kerja
a.Menentukan standar deviasi
b. Menentukan Margin (M)
c.Menentukan kuat tekan rata rata yang direncanakan
d. Menetukan kuat tekan yang diinginkan
e.Mnenetukan jenis semen dan jenis agregat
f. Menentukan Faktor air semen
g. Menentukan slump
h. Menentukan ukuran maximum agregat
i. Menentukan kadar air bebas
j. Menentukan kadar semen
k. Menentukan koreksi faktor air semen (Fas)
l. Menentukan Proporsi Agregat
m. Menentukan Berat jenis agregat
n. Menentukan berat jenis spesifik gabungan
o. Menentukan berat volume beton segar
p. Menentukan berat agregat total
q. Menentukan berat agregat halus
r. Menentukan berat agregat kasar
Judul Job VIII : Pengujian Elemen Struktur Beton Dengan Hammertest

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.M.eng / Indra.AMd

Hari / Tanggal : Rabu

1. Pengeertian

Alat uji hammer Test atau Schmidt Rebound Hammer atau palu beton ini
ditemukan pada tahun 1984 dan sangat populer digunakan karena sederhana dan mudah
pemakaian pada prinsipnya alat ini mengukur besar pantulan dari massa baja keras yang
Uji Bahan
dibenturkan pada permukaan beton dengan suatu pegas. Metode pengujian elemen struktur
dengan suatu alat palu beton tipe N dan NR ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan
dalam melaksanakan uji kekerasan permukaan beton dilapangan.

Ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam pengujian ini yaitu, setiap elemen
struktur yang diuji halus diberi identitas,palu beton yang dipakai harus sudah dikalibrasi
dengan testing anvil sesuai ketentuan yang berlaku atau petunjuk dari pabrik pembuatan,bila
secara visual tanpak kelainan khusus,diharus melakukan uji karbonaasi sebelum pengujian
dengan alat uji beton,hasil pengujian diketahui oleh teknisi.ketentuan umum yang harus
dipenuhi dalam pengujian ini yaitu:

a. Setiap elemen struktur yang diuji harus diberi identitas


b. Palu beton yang dipakai harus sudah kalibrasi dengan testing anvil sesuai
ketentuan yang berlaku atau petunjuk dari pabrik pembuatannya
c. Secara visual tampak kelainan khusus,diharuskan melakukan uji karbonasi
sebelum pengujian dengan alat uji palu beton
d. Pengujian ditanda tangani teknisi pelaksana yang ditunjuk sebagai penanggung
jawab pengujian
e. Diperiksa dan disesuaikan dengan SNI 1974-1990

2. Tujuan
a. Mengetahui pengukuran nilai lenting dengan alat palu beton
b. Perkiraan besarnya kuat tekan beton pada struktur berdasarkan benda uji beton
c. Mengetahui kriterian penerimaan kualitas dilapangan
3. Alat dan Bahan
a. Palu beton
b. Plat Lantai
c. Kolom
4. Langkah Kerja
a. Persiapan Pengujian
b. tentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa dan
c. diberi tanda batas yang jelas sesuai ayat 2.2.4 butir 1 ;
d. bersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis pelindung
ainnya ;
e. ratakan permukaan bidang uji dengan gerinda sesuai ayat 2.2.4 butir 2 dan 3.
f. sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak
g. lurus bidang uji ,secara perlahan tekankan palu beton dengan arah tegak lurus
bidang uji
h. sampai terjadi pukulan pada titik uji ,lakukan 10 kali pukulan pada satu lokasi
bidang uji dengan jarak terdekat
i. antara titik-titik pukulan 25 mm
j. catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala
k. hitung nilai rata-rata pembacaan
Uji Bahan
l. nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai rata-rata tidak
boleh diperhitungkan
m. kemudian hitung nilai rata-rata sisanya
n. semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih nilai
pembacaan yang berselisih 5 satuan terhadap nilai rata-ratanya
o. koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inkilinasi pukulan bila arah pukulan tidak
horisontal
p. hitung perkiraan nilai kuat tekan plat lantai atau kolom dengan menggunakan
tabel atau kurva korelasi yang terdapat pada petunjuk
q. Olah data ditabel.

Judul Job IX : Pengujian Kadar Air Pada Kayu

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.MEng / Indra.AMd

Hari / Tanggal : :Rabu

1. Pengertian

Sipil kata yang selalu diucapkan tetaoi banyak ruang lingkup yang salah satunya adlah
pengujian dilab uji bahan. Serangkaian kegiatan yang dilakukan salah satunya adalha
pengujian kadar air kayu yang dilakukan dilaboratorium.

Kayu memiliki berat jenis yang lebih ringan tidak sampai 1 %,kayu juga banyak
digunakan dalam suatu kontruksi contoh ,perancah,kolom,balok,pelat lantai,papan
gelagar,sicor,klam perangkai dan banyak lagi yang menggunakan kayu sebagai bahan
kontruksi.
Uji Bahan
Pada pengujian kadar air ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dari kayu tersebuat.
Agar kayu bisa digunakan dengan baik dan bisa diperjual belikan

2. Tujuan
a. Agar mahasiswa bisa menggunakan alat sebagaimana fungsinya
b. Mahasiswa bisa mengetahui kadar air kayu
3. Manfaat
a. Bisa menganalisi data yang telah didapat
b. Dapat mengetahui kadar air kayu dengan baik
4. Peralatan dan Bahan
a. Gergaji
b. Mesin ketam
c. Siku
d. Meteran
e. Kayu plat
f. Oven

5. Langkah kerja
a. Ambillah kayu dari gedung untuk melakukan pengujian kadar air
b. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
c. Kayu yang sudah diambil tadi diketam dengan mesin ketam sampai ukuran sesuai
yang telah ditentukan,juga untuk tinggi dan lebarnya.
d. Setelahkayu tersebut telah dipotong,lalu timbanglah kayu tadi dengan
timbangan ,dan catat,masukan kedalam oven selama 24 jam
e. Setelah itu timbang berat kering oven dan olah data
Uji Bahan

Judul Job X : Pengujian Elemen Struktur Beton Dengan Hammertest

Dosen / Instruktur : Alamsyah .ST.M.eng / Indra.AMd

Hari / Tanggal :Rabu

1. Pengertian

Dalam dunia kontruksi bangunan ,kayu merupakan salah satu unsur material ang
penting dan dibutuhkan. Pengujian kuat beton sejajar serat diantaranya :salah satunya
adanya pengujian ini dilakukan untuk mengoreksi kuat tekan yang dihasilkan .

Pada percobaan ini kayu diuji ketika pengergajian harus lurus agar tidak terjadi
o
kesalahn dalam pengujian dan juga pada kayu yang diuji tegak lurus 90 dan dengan
menggunakan mesin yang bisa mengetahui kuat tekan kayu dan untuk mengetahui kuat tekan
kayu sejajar serat dengan menggunakan P/A dimana P adalah kuat tekan dan A dimensi.

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui kuat tekan kayu sejajar serat
b. Bisa menggunakan alat dengan baik dan benar
c. Pemotongan kayu harus siku dan luru
3. Manfaat
a. Agar mahasiswa bisa mengetahui kuat tekan sjajar serat dengan rumus P/A
b. Menggunakan alat kuat tekan dengan benar
c. Bisa menggunakan alat kuat tekan dengansiku
4. Peralatan dan bahan
Uji Bahan
a. gergaji
b. siku
c. meteran
d. ketam
e. alat uji tekan

5. langkah kerja
a. persiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. ambillah sampel kayu didalam gudang
c. lakukab pengetaman pada kayu tersebut samapai dengan ketebalaan yang telah
ditentukan
d. potonglah dengan panjang yang telah ditentukan
e. kemudian digergaji ,ushakan kayu tersebut siku
f. bawaklah kayu tersebut ke laboratorium lab uji bahan dan lakukan pengujian
kuat tekan sejajar dengan mesin penguji kuat tekan
g. catalah hasil kuat tekan yang tercantum dimesin
h. olah data dengan menggunakan rumus P/A.
Uji Bahan

Anda mungkin juga menyukai