Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
B. Presentasi Dahi
1. Definisi
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal
dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang terendah. Pada umumnya
presentasi dahi ini merupakan kedudukan yang bersifat sementara, dan sebagian besar akan
berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala. Angka kejadian presentasi
dahi kurang lebih satu diantara 400 persalinan.
Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak belakang kepala.Kepala
memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putar paksi dalam, dahi
memutar kedepan depan dan berada di bawah arkus pubis, kemudian terjadi flexi sehingga
belakang kepala terlahir melewati perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah dagu.
Presentasi dahi adalah posisi kepala antara flexi dan deflexi, sehingga dahi merupakan
bagian terendah. Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak belakang kepala.
Kepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putar paksi dalam,
dahi memutar kedepan depan dan berada di bawah arkus pubis, kemudian terjadi flexi
sehingga belakang kepala terlahir melewati perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah
dagu.
2. Etiologi
Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya presentasi
muka yaitu keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan
yang memaksa terjadinya fleksi kepala. Semua presentasi muka biasanya melewati fase
presentasi dahi lebih dahulu.
Beberapa keadaan yang dimaksud di atas ialah seperti :
a. Panggul sempit
b. Janin Besar
c. Multiparitas
d. Kelainan janin seperti anansefalus
e. Kematian janin dalam rahim
f. faktor ibu ( panggul sempit, multiparitas, perut gantung)
3
g. faktor janin (janin besar, janin mati, lilitan tali pusat)
h. faktor uterus (plasenta previa, letak uretus yang miring, tumor leher depan, spasma
otot leher rahim)
3. Diagnosis
Pada permulaan persalinan diagnosis presentasi dahi sulit ditegakkan. Pemeriksaan luar
memberikan hasil seperti pada presentasi muka, tetapi bagian belakang kepala tidak seberapa
menonjol. Denyut jantung janin jauh lebih jelas terdengar di bagian dada, yaitu bagian yang
sama dengan bagian-bagian kecil.
Kelainan presentasi ini harus dicurigai apabila pada persalian kepala janin tidak dapat
turun kedalam rongga panggul pada wanita yang pada persalinan-persalinan sebelumnya
tidak pernah mengalami kesulitan. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba sutura frontalis,
yang bila diikuti pada ujung yang satu diraba ubun-ubun besar dan pada ujung lain teraba
pangkal hidung dan lingkar orbita. Pada presentasi dahi ini mulut dan dagu tidak dapat
diraba.
a. Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka , tapi bagian belakang kepala tidak
seberapa menonjol.
b. DJJ terdengar dibagian dada, disebelah yang sama dengan bagian-bagian kecil janin.
c. Pada persalinan : kepala janin tidak turun ke dalam rongga panggul bila pada persalinan
sebelumnya normal.
d. Periksa dalam : meraba sutura frontalis, ujung satu teraba UUB dan ujung lain teraba
pangkal hidung dan lingkaran orbita, mulut dan dagu tidak teraba.
C. Presentasi Muka
1. Definisi
Presentai muka ialah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal,
sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap
kebawah. Presentasi muka dikatakan primer, apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan, dan
dikatakan sekunder bila baru terjadi pada waktu persalinan.
5
2. Etiologi
Sebab-sebab presentasi muka sangat banyak dan pada umumnya berasal dari setiap factor
yang menyebabkan defleksi atau menghalangi fleksi kepala. Karena itu, posisi ekstensi
kepala lebih sering terjadi pada panggul sempit atau pada bayi yang sangat besar. Insiden
penyempitan pintu atas panggul yang tinggi di samping bayi yang besar harus diingat ketika
mempertimbangkan pengelolaan presentasi kepala.
Pada wanita multipara, perut yang menggangtung merupakan factor predisposisi lain bagi
presentasi muka. Keadaan tersebut menyebabkan punggung bayi menggantung ke depan atau
ke arah lateral, sering dengan arah yang sama seperti ditunjukkan oleh oksiput, sehingga
menambah ekstensi vertebra servikalis dan torakalis.
Pada kasus-kasus yang luar biasa, pembesaran leher yang mencolok atau lilitan tali pusat di
leher dapat menyebabkan ekstensi. Janin anenchephalus pada umumnya mempunyai
presentasi muka karena kesalahan perkembangan kranium.
3. Diagnosis
Meskipun pemeriksaan abdomen dapat memperkirakan kemungkinan presentasi muka,
diagnosa klinisnya harus ditentukan pemeriksaan pervaginam. Melalui pemeriksaan
pervaginam, gambaran muka yang dapat dibedakan adalah mulut serta hidung, tulang-tulang
pipi dan sebagian tulang orbita. Kita dapat keliru membedakan presentasi bokong dengan
presentasi muka. Anus dapat keliru dengan mulut dan tuberositasiskii keliru dengan
prominensia zigomatikus (tonjolan tulang pipi). Anus bayi harus berada satu garis lurus
dengan tuberositas iskii, anus tidak menghisap dan biasanya keluar mekonium, sedangkan
mulut bayi dengan keduatonjolan pipi membentuk sudut-sudut sebuah segitiga dan mulut
bayi bisa menghisap. Hasil pemeriksaan radiografi menunjukan kepala bayi dalam
posisi hiperektensi dan tulang-tulang muka yang berada pada atau sedikit di bawah pintu atas
panggul merupakan gambaran yang cukup khas.
2. Etiologi
Penyebab langsungnya sering kali tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan
bentuk pelvis yang abnormal. Pada pelvis android, bagian depannya menyempit dan oksiput
cenderung menempati bagian belakang pelvis yang lebih luas. Bentuk oval pelvis antropoid,
dengan diameter transversalnya yang sempit, cenderung posisi oksipito posterior.
a. Diameter antero posterior panggul lebih panjang dari diameter tranversa. Panggul
anthopoid.
b. Segmen depan menyempit, contoh: panggul android.
c. Otot-otot dasar panggul yang lembek pada multipara.
8
d. Kepala janin yang kecil dan bulat.
e. Sering dijumpai pada panggul anthropoid, android dan kesempitan
midpelvis.
f. Letak punggung janin dorsoposterior.
g. Putar paksi salah satu tidak berlangsung, pada :
1) Perut gantung.
2) Janin kecil atau janin mati.
3) Arkus pubis sangat luas.
4) Dolichocephali.
5) Panggul sempit.
3. Diagnosa
Diagnosa posisi oksiput posterior persistens dapat ditegakkan dengan penemuan hasil
pemeriksaan :
a. Pada pemeriksaan abdomen yaitu :
1) Bagian bawah perut mendatar
2) Ekstremitas janin teraba anterior
3) DJJ terdengar di samping
b. Pada pemeriksaan vagina yaitu :
1) Presentasi kepala
2) Sutura sagitalis berada pada diameter antero posterior rongga pelvis
3) UUK dekat sacrum
4) UUB mudah teraba di anterior jika kepala dalam keadaa defleksi
4. Tanda dan Gejala
UUK pada pemeriksaan dalam teraba di belakang, putar paksi terhalang atau tidak terjadi.
5. Komplikasi terhadap Ibu dan Janin
Selain persalinan yang lama beserta segala risikonya terhadap ibu dan janin dan
peningkaatan kecenderungan persalinan dengan alat, berikut ini berbagai komplikasi yang
dapat terjadi:
a. Persalinan macet
Hal ini dapat terjadi jika kepala mengalamu defleksi atau ekstensi sebagian dan
terjadi terjepit didalam pelvis.
b. Trauma maternal
9
Pelahiran dengan forceps dapat menyebabkan luka memar dan trauma perineum.
Pelahiran janin pada posisi oksipitoposterior persisten, terutama jika sebelumnya tidak
terdiagnosis dapat menyebabkan robekan derajat tiga (Pearl et al 1993).
c. Trauma Neonatal
Trauma neonatal yang terjadi setelah pelahiran dari posisi oksipitoposterior
berkaitan dengan dilakukannya pelahiran dengan forsep atau ventouse.prognosis untuk
neonatus yang dilahirkan dari posisi oksipitoposterior sebanding dnegan yang diharapkan
pada bayi yang dilahirkan dari posisi oksipitoanterior.
d. Prolaps tali pusat
Letak kepala yang tinggi menyebabkan ketuban pecah yang dini dan spontan, yang
bersama dengan bagian presentasi janin yang tidak pas dapat menyebabkan terjadinya
prolaps tali pusat.
e. Perdarahan serebral
Mulase ke atas pada tengkorak janin yang ditemukan pada posisi oksipitoposterior,
dapat menyebabakna perdarahan intrakranial, sebagai akibat tertariknya falks serebri dari
tentorium serebeli.
6. Penatalaksanaan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan
bidan adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan
tempat rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform
concent terlebih dahulu. Tetapi apabila bidan praktek mandiri, menemukan kasus ini maka
tindkan bidan adalah merujuk pasien.
7. Penatalaksanaan Lanjut
a. Lakukan pengawasan dengan seksama dengan harapan dapat lahir spontan pervaginam.
b. Tindakan baru dilakukan jika kala II terlalu lama/ ada tanda tanda bahaya terhadap
janin.
c. Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum yang teratur atau ekstensi dari
episiotomy.
d. Periksa ketuban. Bila intake, pecahkan ketuban.
e. Bila posisi kepala> 3/5 diatas PAP atau diatas 2 maka SC.
f. Bila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi, beri oksitosin
drip.
g. Bila pembukaan lengkap dan tidak ada kemajuan pada fase pengeluaran, ulangi apakah
ada obstruksi. Bila tidak ada tanda obstruksi oksitosin drip.
10
h. Bila pembukaan lengkap dan kepala masuk sampai tidak kurang 1/5 atau (0) maka
ekstraksi atau forceps.
i. Bila ada tanda obstruksi/ gawat janin maka SC.
11