Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN langsung berkait dengan


Dismenore atau nyeri haid pekerjaan atau kondisi fisikal
mungkin merupakan suatu wanita.
gejala yang paling sering Suatu studi menyatakan
menyebabkan wanita- wanita akibat dismenore tersebut
muda pergi ke dokter untuk sekitar 10% hingga 18%,
konsultasi dan pengobatan dismenore adalah penyebab
(Wiknjosastro, 2007). Nyeri ini utama absen sekolah dan
terjadi karena berbagai faktor terganggu aktivitas lain. Hal ini
diantaranya faktor fisik dan diperkuat oleh penelitian
psikologi. Dari fisik yang sulastri (2006) bahwa akibat
lemah, kurang gerak dan stress. keluhan dismenore pada remaja
Nyeri haid ini ditandai dengan putri di purworejo berdampak
nyeri abdominal bagian bawah pada gangguan aktivitas sehari-
yang mencengkam, nyerinya hari sehingga menyebabkan
terasa tajam yang datang dan absen sekolah < 3 hari.
menghilang dan kemungkinan Upaya pencegahan
adanya sakit pada bagian dismenore telah dilakukan oleh
pinggang.. sebagian banyak remaja namun
Dismenore biasanya tiada hasil yang memuaskan,
terjadi pada wanita yang hal ini dikarenakan kurang
berusia antara 20 tahun hingga pengetahuan para remaja
24 tahun yang mana episode tentang upaya pencegahan dan
dismenore yang paling parah penanganan dalam mengatasi
biasanya berlaku pada usia dismenore (Wiknjosastro,
sebelum 25 tahun. Sebanyak 2007). Pengetahuan remaja putri
61% terjadi pada wanita yang atas penanganan dismenorhea
belum menikah manakala diperoleh dari pengalaman
sebanyak 51% terjadi pada temannya sehingga dapat

wanita yang sudah menikah melakukan persiapan yang

dan dismenorea ini tidak cukup untuk mengenali dan


menyambut apabila dismenorhea yang berjumlah 10 orang
datang. mereka mengatakan belum
Di Indonesia angka mengetahui tentang dismenore
kejadian dismenore terdiri dari dan penangananya. Kebiasaan
54,89% dismenore primer dan yang dilakukan para siswi
9,36% dismenore sekunder. untuk mengatasi dismenore
Biasanya gejala dismenore adalah cukup dengan istirahat
primer terjadi pada wanita usia dan minum air hangat. Dari
produktif 3-5 tahun setelah semua siswi kelas X yang
mengalami haid pertama dan berjumlah 135 orang yang
wanita yang belum pernah mengalami dismenore
hamil. Tidak ada angka yang sebanyak 93 siswi.
pasti mengenai penderita nyeri Berdasarkan observasi
haid di Indonesia, namun di dasn fenomena diatas peneliti
Surabaya di dapatkan 1,07 % tertarik untuk melakukan
sampai 1,31 % dari jumlah penelitian tentang hubungan
penderita datang ke bagian pengetahuan tentang dismenore
kebidanan. dengan upaya penanganannya
Setelah dilakukan pada siswi kelas X di SMK
wawancara pada tanggal 15 Negeri 1 Batudaa.
Maret 2013 dengan siswi
dikelas X Agrobisnis Perikanan

II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan


2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan metode penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Cross sectional Study suatu
SMK Negeri I Batudaa. Penelitian ini penelitian dimana variabel-variabel
berlangsung dari bulan April sampai yang termasuk faktor resiko dan
Juni 2013. variabel-variabel yang termasuk efek
2.2 Desain Penelitian
diobservasi sekaligus pada waktu 2.5 Analisa data
yang sama. Analisis data untuk mengetahui
2.3 Populasi ada tidaknya hubungan antara
Populasi dalam penelitian ini variabel bebas dengan variabel
adalah seluruh siswi kelas X SMK terikat. Variabel bebas dan variabel
Negeri 1 Batudaa yang mengalami terikat pada penelitian ini
dismenore yaitu berjumlah 93 orang mempunyai skala kategori dan
siswi. penelitian mempunyai tujuan untuk
2.4 Sampel mengetahui ada tidaknya hubungan
Sampel dalam penelitian ini antara pengetahuan siswi tentang
adalah seluruh siswi kelas X SMK dismenore dengan upaya
Negeri 1 Batudaa yang mengalami penangananya dengan menggunakan
dismenore yaitu berjumlah 93 orang uji statistik Chi-Square.
siswi.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Analisis Univariat
1. Umur Responden
Distribusi Responden Menurut Umur
Umur Jumlah Presentase

15 20 21,5

16 49 52,7

17 23 24,7

18 1 1,1

Jumlah 93 100

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa berumur 16 tahun adalah 49 orang


distribusi responden berdasarkan atau 52,7% sedangkan yang terkecil
umur yang paling banyak responden
adalah yang berumur 18 tahun berjumlah 1 orang atau 1,1%.

2. Sumber Informasi Responden


Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Sumber Informasi Jumlah Presentase

Tenaga Kesehatan 8 8,6

Guru 16 17,2

Orang Tua 48 51,6

Teman 21 22,6

Jumlah 93 100

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dan yang paling sedikit adalah


distribusi responden berdasarkan sumber informasi dari tenaga
sumber informasi yang paling kesehatan yaitu 8 orang atau 8,6%.
banyak adalah sumber infomasi dari
orang tua yaitu 48 orang atau 51,6%
3. Derajat Nyeri Dismenore Responden
Ditribusi Responden Berdasarkan Derajat Nyeri Dismenore
Derajat Nyeri Dismenore Jumlah Presentase

Ringan 10 10,8

Sedang 75 80,6

Berat 8 8,6
Jumlah 93 100

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.5 menunjukan bahwa sebanyak 75 orang atau 80,6% dan


distribusi responden berdasarkan yang paling sedikit adalah responden
derajat nyeri dismenore yang paling yang derajat nyeri dismenorenya
banyak adalah responden yang berat yaitu sebanyak 8 orang atau
derajat nyeri dismenorenya sedang 8,6%.

4. Pengetahuan Responden
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Jumlah Presentase

Baik 43 46,2

Kurang 50 53,8

Jumlah 93 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel diatas, pengetahuan kurang sebanyak 50


menunjukan bahwa responden yang orang atau 53,8% dan responden
tingkat pengetahuanya paling banyak yang berpengetahuan baik sebanyak
adalah responden yang memiliki 43 orang atau 46,2%.

5. Penanganan Dismenore Responden


Ditribusi Responden Berdasarkan Penanganan Dismenore
Penanganan Dismenore Jumlah Presentase

Tidak Ditangani 48 51,6


Ditangani 45 48,4

Jumlah 93 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.7 51,6% dan responden yang


menunjukan bahwa responden yang melakukan penanganan pada
tidak melakukan penanganan pada dismenore sebanyak 45 orang atau
dismenore sebanyak 48 orang atau 48,4%.

6. Jenis Penanganan Dismenore Responden


Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Penanganan Dismenore
Jenis Penanganan Dismenore Jumlah Presentase

Meminum obat penghilang


12 26,7
nyeri (analgetik)

Melakukan kompres air hangat 4 8,9

Minum air hangat 20 44,4

Berbaring dengan kaki lebih


6 13,3
tinggi dari kepala

Berolahraga 3 6,7

Jumlah 45 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.8 diatas responden berdasarkan jenis


menunjukan bahwa distribusi penanganan dismenore yang paling
banyak adalah responden yang yang paling sedikit adalah responden
melakukan penanganan dismenore yang melakukan penanganan
dengan cara minum air hangat dismenore dengan cara berolahraga
sebanyak 20 orang atau 44,4% dan sebanyak 3 orang atau 6,7%.

3.2 Hasil Analisis Bivariat


Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya Penanganan Dismenore
Upaya Penanganan Dismenore

Pengetahuan Tidak Jumlah


Ditangani p-value
Responden Ditangani

n % n % n %

Baik 14 32,6 29 67,4 43 100

Kurang 34 68 16 32 50 100 0,001

Jumlah 48 52 45 48 93 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 4.9 terlihat Hasil uji statistik diperoleh p-


bahwa sebanyak 68% (34 responden) value 0,001 (< 0,05) yang berarti
yang berpengetahuan kurang dan Ho ditolak sehingga disimpulkan ada
tidak melakukan penanganan hubungan antara pengetahuan
terhadap dismenore, sedangkan responden dengan penanganan
responden yang berpengetahuan baik responden terhadap dismenore di
dan melakukan penanganan terhadap SMK Negeri I Batudaa.
dismenore sebanyak 67,4% (29
responden).

3.3 Pembahasan
Analisa hubungan pengetahuan Hasil penelitian ini didukung
remaja putri tentang dismenore oleh penelitian terdahulu yang
dengan penanganannya, yaitu dilakukan Siti Purwani dkk tentang
sebanyak 67,4% (29 responden) yang hubungan tingkat pengetahuan
berpengetahuan baik dan melakukan dismenore dengan sikap penanganan
penanganan terhadap dismenore dismenore yang menyatakan bahwa
sedangkan responden yang terdapat hubungan yang positif
berpengetahuan kurang dan tidak antara tingkat pengetahuan
melakukan penanganan terhadap dismenore dengan sikap penanganan
dismenore sebanyak 68% (34 dismenore dengan nilai p=0,021.
responden). Hasil penelitian ini ini juga
Hasil analisis data dengan diperkuat dengan melihat karakteristik
dengan SPSS for Windows versi responden yaitu umur. Hasil penelitian
17.00 menggunakan uji chi square menunjukkan sebagian besar umur

dengan taraf signifikansi () 0,05, responden ialah berumur 16 tahun

diperoleh nilai p = 0,001, yang sebanyak 49 orang (52,7%) dan

artinya H0 di tolak sehingga terdapat sebagian kecil berumur 18 tahun yaitu

hubungan secara positif antara 1 orang (1,1%). Kurang baiknya


pengetahuan remja putri tentang
pengetahuan remaja putri tentang
dismenore dapat disebabkan karena
dismenore dengan upaya penanganan
sebagian besar responden masih di
dismenore pada siswi kelas X di
bawah umur 17 tahun.
SMK Negeri 1 Batudaa.
Peneliti berasumsi bahwa
Hal ini sesuai pendapat
kurangnya pengetahuan remaja putri
(Wiknjosastro, 2007) upaya
tentang dismenore dan kurangnya
pencegahan dismenore telah
penanganan yang dilakukan terhadap
dilakukan oleh sebagian remaja
dismenore dikarenakan oleh faktor
namun tiada hasil yang memuaskan,
umur. Dimana sebagian besar umur
dikarenakan kurang pengetahuan responden dibawah 17 tahun. Disini
para remaja tentang pencegahan dan bisa terlihat bahwa remaja putri ini
penanganan dalam mengatasi belum dewasa dan belum banyak
dismenore. pengalaman untuk mendapatkan
pengetahuan tentang dismenore dan siswi tentang kesehatan reproduksi
upaya penanganannya. khususnya tentang dismenore seperti
Dismenore sering dialami mengadakan program seminar
remaja putri di SMK Negeri 1 kesehatan reproduksi sehingga
Batudaa, hal ini terjadi karena mempengaruhi kurangnya sikap
rendahnya peran sekolah dalam mereka dalam menangani dismenore
memberikan pengetahuan kepada tersebut.

IV. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN hasil penelitian, diperoleh
Berdasarkan hasil penelitian distribusi penanganan dismenore
hubungan antara pengetahuan sejumlah 51,6% tanpa ada
tentang dismenore dengan upaya penanganan dan 48,4%
penanganannya pada siswi kelas X di ditangani.
SMK Negeri I Batudaa Tahun 2013, 3. Terdapat hubungan antara
diperoleh kesimpulan sebagai berikut pengetahuan tentang dismenore
: dengan upaya penanganannya
1. Pengetahuan siswi kelas X di pada siswi kelas X di SMK
SMK Negeri I Batudaa tentang Negeri I Batudaa Tahun 2013.
dismenore sebagian besar Dibuktikan dari hasil penelitian,
kurang baik. Dibuktikan dari diperoleh nilai p-value = 0,001
hasil penelitian, diperoleh (p < 0,05).
distribusi tingkat pengetahuan 4.2 SARAN
baik sejumlah 46,2% dan 1. Bagi Instansi Kesehatan
pengetahuan kurang baik Perlunya peningkatan
sejumlah 53,8%. penyuluhan maupun peningkatan
2. Penanganan dismenore yang informasi tentang dismenore,
dilakukan siswi kelas X di SMK baik dilakukan melalui media
Negeri I Batudaa sebagian besar informasi yang praktis dan
tidak ditangani. Dibuktikan dari mudah dijangkau oleh
masyarakat khususnya para Aulia.2009. Kupas Tuntas
siswi yang mengalami Menstruasi.Yogyakarta : Millestone.
dismenore.
Bobak, Irine. 2004. Buku Saku
2. Bagi Institusi Pendidikan
Keperawatan Maternitas. Jakarta :
Mengikutsertakan siswa
EGC
dalam kegiatan seminar
kesehatan, menambahkan buku- Fitria, Dani. 2012. Gambaran

buku kesehatan khususnya Pengetahuan Remaja Putri Tentang

tentang dismenore dalam Dismenorhea Di Dusun Banteran

perpustakaan, lebih Desa Kalisabuk Kecamatan

memperdalam bahan Kesugihan Kabupaten Cilacap.

pembelajaran tentang mentruasi Skripsi Akademi Kebidanan Graha

khususnya dismenore. Mandiri Cilacap. (Online)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya (http://akbidmc.ac.id/akbidjournal/fil

Perlu diadakan penelitian es/disk1/1/01--danifitria-24-1-

selanjutnya terkait faktor-faktor danibook-k.pdf, diakses tanggal 16

apa saja yang dapat Maret 2013).

mempengaruhi kurangnya
pengetahuan siswi tentang Hamilton, Persis. 2005. Dasar-
dismenore serta kurangya Dasar Keperawatan Maternitas.
penanganan terhadap dismenore. Jakarta : EGC.
V. DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif dkk. 2001.
Andrews, Gilly. 2009. Buku Ajar
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
Kesehatan Reproduksi Wanita.
Penerbit Media Aesculapius
Jakarta : EGC.
Manuaba, I. B. G. 1998. Ilmu
Arianto. 2008. Pengertian
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Remaja. (Online)
keluarga Berencana Untuk
(http://smileboys.com. Diakses Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Tanggal 27 Maret 2013)
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa
Metodologi Penelitian Kesehatan. Tengah. Tesis Universitas
Jakarta : PT Rineka Cipta Gadjah Mada, Yogyakarta. (Online)
(http://www.solpro.net.com.
Pudiastuti, Dewi, Ratna. 2010.
Diakses tanggal 21 Februari 2013).
Pentingnya Menjaga Organ
Kewanitaan. Jakarta Barat : PT.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk
Indeks
Penelitian. Jawa Barat : CV Alfabeta
Purwani, Siti. 2010. Hubungan
Syaifuddin, Drs. H. 2006.
Tingkat Pengetahuan Tentang
Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa
Dismenore Dengan Sikap
Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Penanganan Dismenore Pada
Buku kedokteran EGC.
Remaja Putri Kelas X di SMAN 1
Petanahan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu
Keperawatan. (Online) Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
(http://digilib.stikesmuhgombong.ac. Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
id/files/disk1/23/jtstikesmuhgo-gdl-
Wylio. 2011. Penyebab dan
sitipurwan-1126-2-hal.30--5.pdf,
Solusi Nyeri Menstruasi. (Online)
diakses tanggal 21 Februari 2013).
Sulastri, 2006. Perilaku
(http://www.majalahkesehatan.com.
Pencarian Pengobatan Keluhan
Diakses tanggal 21 Februari 2013)
Dysmenorrhea pada Remaja Di

Anda mungkin juga menyukai