Anda di halaman 1dari 7

TIKET MASUK MATERI 3

MORFOLOGI KOLONI MIKROORGANISME

1. PRELAB (sitasi)
2. TINJAUAN PUSTAKA (max. 2 halaman)
a. Gambar Colony Counter (sitasi)
Prinsip atau mekanisme kerja Colony Counter (sitasi)
Fungsi Colony Counter (sitasi)
Tahapanatau SOP penggunaan Colony Counter (sitasi)
b. Gambar Mikroorganisme (di cawan petri)
Bakteri E.coli (sitasi)
Kapang A.niger (sitasi)
Khamir S.cerevisiae (sitasi)
3. DIAGRAM ALIR
a. Pengamatan Morfologi Koloni Mikroorganisme
b. Penggunaan Colony Counter
4. DAFTAR PUSTAKA
(minimal 3, 10 tahun terakhir. 2 literatur Bahasa Indonesia dan 1 literatur
internasional).

NB :
Membawa DHP kosong, satu kelompok membawa 2 DHP.
Masing-masing individu membawa penggaris dan wajib mengeprint
parameter morfologi koloni makroskopik.

CP : Devita (081937917187)

Koloni mikroorganisme merupakan kumpulan mikroorganisme sejenis hasil


reproduksi yang mengumpul pada suatu tempat di medium kultur atau kumpulan
bakteri pada medium kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan
dari suatu sel mikroorganisme. Beberapa kelompok mikroorganisme menunjukkan
ciri-ciri koloni yang saling berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi, maupun
bentuk tepi koloni. Bentuk-bentuk koloni yaitu: tidak beraturan, akar, seperti
batang, berkarat, benang. Bentuk tepi koloni yaitu: rata, tidak beraturan, seperti
rumbai, berombak, berlekuk, filamen atau seperti benang-benang. Struktur dalam
koloni yaitu: transparan, tembus cahaya, tidak tembus cahaya, berombak, seperti
pohon, seperti benang. Bentuk elevasi koloni yang dilihat dari samping: datar tipis
merata, sedikit cembung, cembung, menonjol seperti tumbuh kuncup, seperti
bantal, tebal dan menonjol (Purnomo, 2012).

Karakteristik dari mikroorganisme dapat diamati dengan identifikasi sederhana


bedasarkan deskripsi dari koloni mikroorganisme tersebut. Walaupun dengan
kemudahan prosedur pengamatan koloni mikroorganisme, namun koloni
mikroorganisme dapat berubah-ubah pada kondisi yang berbeda-beda pula.
Morfologi koloni pertama kali dianalisa untuk parameter kualitatif seperti bentuk,
bagian luar mikroorganisme, tekstur, ukuran, tinggi dan warna. Lalu kemudian
dipergunakan untuk mencari data kuantitatif yakni frekuensi dari koloni tersebut

Pada pengamatan yang dilakukan terhadap koloni mikroorganisme, diberikan dua


perlakuan berbeda yaitu sebelum dipanaskan, dan sesudah dipanaskan, sehingga
didapatkan dua hasil pengamatan yakni data primer dan kontrol.

Escherichia Coli Escherichia Coli


mempunyai sifat fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolism
fermentasi dan respirasi tumbuh dengan baik pada suhu optimal 37 C. E. Coli
berasal dari filum Proteobacteria, Kelas Gamma Preteobacteria , Ordo
Enterobacteriales , Familia Enterobacteriaceae, Genus Escherichia , Spesies
Escherichia coli . Secara morfologi E. Coli berbentuk batang pendek, gemuk,
berukuran 2,4 m x 0,4 sampai 0,7 m , gram negatif, tidak bersimpai, bergerak
aktif dan tidak berspora. (Anggraeni, Merry D, 2012). Bedasarkan uraian klasifikasi
dan ciri E. Coli dapat disimpulkan bahwa E. Colimerupakan jenis bakteri.

Aspergillus Niger Aspergillus Niger memiliki ciri-ciri yakni mempunyai hifa, bercabang-
cabang dan bersekat, berwarna terang atau tidak berwarna, dan ditemukan melimpah di alam.
Niger tumbuh optimum pada suhu 35-37 C dengan suhu minimum 6-8 C dan suhu maksimum
45-47 C. Proses pertumbuhannya adalah aerobik. A. Niger memiliki warna dasar putih atau
kuning dengan lapisan konidiospora yang teba, berwana coklat gelap. A. Niger dapat tumbuh
dengan cepat sehingga banyak digunakan secara komersial dalam produksi asam nitrat, asam
glukonat, dan pembuatan beberapa enzim seperti amylase, pektinase, amiloglukosida dan
selulosa. (Inggrid, Maria dan Ign Suharto, 2012). Bedasarkan klasifikasi yang telah diuraikan
maka A. Niger termasuk jenis mikroorganisme kapang.

Candida Genus
Candida memiliki ciri sel dengan bentuk yang bervariasi yaitu bulat, oval pendek - oval - oval
memanjang, silindris sampai memanjang (elongate), jarang berbentuk apikulat, ogival,
triangular atau berbentuk botol. Ukurannya juga bervariasi diameter x panjang yaitu antara (2-5)
x (2,5-10) m. Reproduksi vegetatif dengan pertunasan multilateral, pseudohifa berkembang
baik atau tidak ada, pada beberapa spesies membentuk miselium sejati. Dapat membentuk
blastospora dan klamidospora, tidak membentuk askospora, teliospora, ballistospora dan
arthrospora. (Jumiati et al , 2012). Bedasarkan klasifikasi di atas, Candida digolongkan jenis
mikroorganisme khamir

Bedasarkan data hasil pengamatan didapatkan data yang berbeda satu dengan lainnya mengenai
morfologi mikroorganisme bakteri ( E. Coli ), Kapang ( A. Niger ) dan khamir (
Candida). Yang pertama adalah bedasarkan warna mikroorganisme, pada bakteri
E. Coli didapatkan hasil pengamatan koloni yang berwarna putih, pada pengamatan
A. Niger didapatkan data koloni yang berwarna hitam, dan terakhir pada pengamatan
Candida, didapatkan koloni yang berwarna hijau. Masing-masing organisme memiliki ukuran
yang berbeda-beda pula, E. Coli memiliki ukuran small, A. Niger memiliki ukuran point,
sedangkan Candida memiliki ukuran medium. Untuk diameter, didapatkan hasil pengamatan
E. Coli sebesar 0,5 cm, Candida 0,7 cm, sedangkan A. Niger tidak dapat diukur diameternya
dikarenakan bentuknya strake. Lalu bedasarkan letak tumbuh, baik E. Coli
maupun Candidasama-sama tumbuh di bagian bawah cawan petri, sedangkan
Niger tumbuh pada permukaan cawan petri. Selanjutnya, baik E. Coli dan Candida sama-sama
memiliki konfigurasi bentuk L, dan A. Niger memiliki konfigurasi konsentrik. Bedasarkan
elevasi, E. Coli memilki elevasi datar, A. Niger berbukit dan Candida memiliki elevasi
cembung Terakhir data pengamatan mengenai tepian, didapatkan data bahwa

E. Coli dan Candida memiliki tepian yang licin sedangkan A. Niger memiliki tepian silikat.
Bedasarkan data yang diuraikan di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan morofologi
pada E. Coli, A. Niger dan Candidayang diamati, namun bedasarkan hasil pengamatan
terdapat beberapa kesamaan antara E.Coli dan Candida yakni pada letak tumbuh, konfigurasi,
dan tepian.

Escherichia Coli
Bedasarkan hasil pengamatan terhadap koloni bakteri Escherichia Coli, didapatkan hasil sebagai
berikut.
Ukuran : Small
Warna : Putih
Diameter : 0,5 cm
Tempat tumbuh: di bawah
Konfigurasi : Bentuk L
Elevasi : Datar
Tepian : Licin
Paul G. Engelkirk dan Janet Duben-Engelkirk (2008) bedasarkan pengamatannya terhadap
koloni E. Coli menyatakan morfologi koloni Escherichia Coli memiliki tekstur licin, dengan
warna abu-abu kusam maupun putih pucat, dengan diameter 2-3 mm. Apabila dilihat
menggunakan MAC, koloni E.Coli berwarna merah muda, dan datar dengan warna merah muda
lebih gelap di sekelilingnya. Bedasarkan hasil pengamatan dan literatur yang diuraikan di atas,
didapatkan kesimpulan bahwa adanya perbedaan diameter dari koloni bakteri E. Coli dari hasil
pengamatan dan literatur. Hal ini dikarenakan perbedaan obyek koloni yang diamati. Selain itu,
pada literatur tidak dijelaskan lebih rinci mengenai tempat tumbuh bakteri E.Coli . Pada literatur
hanya disebutkan E.Coli tumbuh pada media agar. Selanjutnya, tidak ada perbedaan signifikan
antara literatur dan hasil pengamatan terhadap karakteristik morfologi E. Coli lainnya.

Aspergillus Niger

Bedasarkan hasil pengamatan terhadap koloni Aspergillus Niger , didapatkan hasil sebagai
berikut. Ukuran : Point Warna : Hitam Diameter : - (Tidak dihitung karena bentuk streak
) Tempat tumbuh: di permukaan Konfigurasi : Konsentrik Elevasi : Berbukit Tepian : Silikat
Root (2009) menyatakan bahwa koloni Aspergillus Niger berwarna hitam, licin, tumbuh di
permukaan dan bergerombol. Wangge et al (2012) menyatakan A. Niger menampakkan koloni
kompak berwarna putih, dan kuning pada permukaan bawah koloni yang akan berubah menjadi
coklat gelap sampai hitam setelah terbentuk konidiospora. Madigan (2006) menyatakan pada
proses pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang cukup (aerobik) sehingga dapat
disimpulkan letak tumbuhnya berada di permukaan karena butuh oksigen. Juga, sifat
A. Niger yang yang bergerombol membentuk konfigurasi kosentrik. Paul G. Engelkirk dan
Janet Duben-Engelkirk (2008) menyatakan bahwa diameter A. Niger berkisar antara 300-500
m dan memiliki tepian yang licin. Bedasarkan hasil pengamatan dan literatur yang diuraikan di
atas dapat disimpulakan bahwa ada beberapa kesamaan antara hasil pengamatan dan literatur
seperti elevasi, warna, konfigurasi dan tempat tumbuh. Data pada kelompok M4 mengenai
A. Niger dinyatakan sebagai berikut. Ukuran : bulat, kecil Warna : coklat keemasan Diameter : -
(Tidak dihitung karena bentuk streak ) Tempat tumbuh: di tempat lembab Konfigurasi :
Konsentrik Elevasi : Berbukit Tepian : licin Terdapat beberapa perbedaan pada data kelompok
M4 pada hasil pengamatan maupun literatur yang sudah diuraikan di atas. Namun terdapat
persamaan yakni pada tepian, elevasi, dan konfigurasi

Candida
Berikut adalah data hasil pengamatan terhadap Candida.
Ukuran : Medium
Warna : Hijau
Diameter : 0,7 cm
Tempat tumbuh: di bawah
Konfigurasi : Bentuk L
Elevasi : Cembung
Tepian : Licin Menurut Root (2009) koloni Candida
berwarna pucat, putih dan kadang berwarna bening, memiliki konfigurasi keriput dan meiliki
tepian yang berupa benang- benang halus. Jumiati et al (2012) menyatakan bahwa tempat
tumbuh Candida berada di dasar/bagian bawah, dan memiliki elevasi datar. Diameter
Candida adalah 3-7 m. (Hutto, Cecelia dan Gwendolyn B. Scott, 2006)

Terdapat perbedaan pada hasil pengamatan dengan literatur, hal ini disebabkan
oleh perbedaan spesies sebagai sampel pengamatan pada cawan petri. Secara
keseluruhan, perbedaan data hasil pengamatan dengan literatur dapat dikarenakan
perbedaan obyek yang diamati dan perbedaan pendapat masing-masing pengamat
mengenai morfologi mikroorganisme yang diamati. Perbedaan hasil pengamatan
juga dapat diakibatkan oleh pendekatan yang dilakukan untuk mengamati
mikroorganisme, pada literatur, pengamat mengamati mikroorganisme
menggunakan mikroskop sedangkan data hasil pengamatan praktikum didapatkan
dengan pendekatan makroskopis.

Kesimpulan
Koloni mikroorganisme merupakan kumpulan mikroorganisme sejenis hasil reproduksi yang
mengumpul pada suatu medium kultur atau kumpulan kumpulan mikroorganisme pada mediaum
kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan suatu sel mikroorganisme. Morfologi
koloni mikroorganisme merupakan ilmu yang mempelajari bentuk mikroorganisme itu sendiri,
dalam hal ini termasuk bentuk koloni mikroorganisme, warna, diameter, tempat tumbuh,
konfigurasi, elevasi, dan tepian koloni mikroorganisme. Adapun tujuan dilakukannya
pengamatan terhadap koloni mikroorganisme adalah untuk mengetahui morfologi dari bakteri,
khamir dan kapang serta mengetahui perbedaan morfologi ketiganya menggunakan prinsip
makroskopis atau pengamatan langsung dengan mata telanjang. Hasil yang didapatkan dari
pengamatan dari ketiga mikroorganisme ( E. Coli, A. Niger , dan Candida) didapatkan data
morfologi yang beragam yang menyimpulkan bahwa setiap organisme mempunyai ciri khasnya
masing-masing. Misalnya, didapatkan data elevasi ketiganya berbeda-beda, E. Colidengan
elevasi datar, A. Niger dengan elevasi berbukit, dan terakhir Candida dengan elevasi cembung

Anggraeni, Merry D. 2012. Uji Disinfeksi Bakteri Escherichia Coli Menggunakan Kavitasi
Water Jet . Jakarta: Universitas Indonesia.

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine (diterjemahkan oleh Annisa Rahmalia, Cut
Novianty). Jakarta: Erlangga Engelkirk,
Paul G. dan Janet Duben-Engelkirk. 2008. Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases
Essentials of Diagnostic Microbiology. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters
Kluwer Business

Hutto, Cecelia dan Gwendolyn B. Scott. 2006. Congenital and Perinatal Infections: A concise
Guide to Diagnosis. New Jersey: Human Press Inc.

Jumiati et al . 2012. Isolasi dan Identifikasi Khamir Secara Morfologi di Tanah Kebuhn Wisata
Pendidikan Universitas Negeri Semarang . Semarang: Universitas Negeri

logbook:

LOG BOOK PRAKTIKUM BIOLOGI BAB 3


Morfologi Koloni Mikroorganisme

Tujuan Praktikum
Mengetahui morfologi dari bakteri, khamir dan kapang dan mengetahui perbedaan morfologi
secara makroskopis.

Alat dan Bahan


1.Alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan
2.Cawan petri yang berisi sampel mikroorganisme

kegiatan: 1.Mengamati dan mengindentifikasi morfologi bakteri Escherichia coli pada cawan
petri. 2.Mencatat morfologi Escherichia coli pada kertas yang telah disiapkan sebelumnya

Hasil yang didapatkan dari pengamatan bakteri Escherichia coli adalah sebagai berikut.

Ukuran : Small

Warna : Putih

Diameter : 0,5 cm

Tempat tumbuh: di bawah

Konfigurasi: Bentuk L

Elevasi : Datar

Tepian : Licin
Kesimpulan
Hasil yang didapatkan dari pengamatan dari ketiga mikroorganisme (E. Coli, A. Niger , dan
Candida) didapatkan data morfologi yang beragam yang menyimpulkan bahwa setiap organisme
mempunyai ciri khasnya masing-masing. Misalnya, didapatkan data elevasi ketiganya berbeda-
beda, E. Coli dengan elevasi datar, A. Niger dengan elevasi berbukit, dan terakhir
Candida dengan elevasi cembung.

Saran
Disarankan agar selanjutnya pengamatan dan identifikasi morfologi tidak hanya dilakukan secara
makroskopis tapi juga secara mikroskopis menggunakan mikroskop

Bentuk Koloni, diamati apakah berbentuk bulat sempurna, bulat lonjong oval atau tidak
beraturan. Ukuran koloni, diukur diameter koloni menggunakan jangka sorong. kromoogenesis
(pigmentasi) hasil metabolit sekunder dari bakteri yang diekskresikan ke medium, warnanya
beragam: putih, coklat, merah, ungu dll. eleasi koloni, dilihat dari tampak samping kettinggian
atau eleasi koloni. tepi koloni, dilihat bagian tepi koloni apakah halus, begerigi, befilamen atau
tidak berturan.permukaan koloni, halus, kasar, bergelombang, glistening rough, dull (oposite of
glistening), rugose (whingkled). konsistensi, butyrous (bettery), liscid (lengket dan susah untuk
dilepaskan), britel atau frabel (kering dan remah), mucoid (berlendir) mulsifibialitas koloni,
tingkat mudah sukarnya membentuk emulddi. Apakah koloni mudah menjadi suspensi granular
atau tidak dapat membentuk emulsi. bau, apakah koloni berbau atau tidak, jika koloni
berbau seperti apa baunya

Anda mungkin juga menyukai