Bahan keramik yang sudah dicampur mulai dgn mase, pocong, weatherglass dan kaolin serta bahan lainnya
diaduk sampai halus dan disaring sampai empat kali (diambil yang terhalus). Kemudian dimasukkan ke dalam
cetakan dari bahan gift. Setelah dikeluarkan dari cetakan dan dalam kondisi setengah kering dilakukan proses
ukir dengan berbagai macam bentuk desain dan juga bisa digarut ataupun di lukis. Setelah agak kering baru
dilakukan proses pengecatan yang dilanjutkan dengan pembakaran. Bahan pengecatan dari jenis kobal, perlu
diketahui bahwa semua proses pembuatan dengan handmade dan pewarnaan dilakukan sebelum pembakaran
bertujuan agar warna tidak akan pudar, untuk pembakaran dilakukan sampai pada suhu 1000 drajat celcius.
Jenis desain mulai dari tipe bunga, daun, hewan dan lainnya
Keterampilan membuat keramik tak jelimet. Kecuali untuk membuat keramik kualitas tinggi,
memang diperlukan keahlian dalam bidang seni. Tapi kebanyakan perajin keramik di Plered,
belajar mengenai seni keramik berdasarkan pengalaman saja dan tidak melalui jenjang
pendidikan formal. Namun, hasil produksi kerajinan keramik Plered telah diterima pasar
mancanegara. Banyak keramik dari kami yang dibeli turis asing atau dijual ke luar negeri,
ungkap H. Sarpin, salah seorang perajin.
Setelah semakin berkembangnya teknologi dan informasi terjadi perubahan kebiasaan para
perajin. Dulu umumnya perajin membuat keramik dari bahan baku tanah liat biasa. Sekarang,
sebagian perajin yang memakai bahan baku tanah liat warna putih. Menurut mereka, ada
kelebihan dan kekurangannya memakai bahan tanah liat putih yang telah dicampur dengan
kaolin, pospat, dan kuarsa.
Menurut Mulyana, perajin lainnya, bahan baku tanah liat warna putih itu tidak terdapat di
Purwakarta, tapi didatangkan dari Sukabumi. Keuntungannya, bahan dapat dicorkan ke dalam
cetakan dengan motif beragam. Sedangkan bahan tanah liat biasa tidak bisa dicorkan ke dalam
suatu cetakan. Hanya bisa diputar (dileler) untuk dibentuk suatu model.
Dari perbincangan, para perajin berharap via pemerintah daerah membantu mengatasi lemahnya
manajemen para perajin keramik di Plered. Selain itu, masalah permodalan juga menjadi kendala
untuk mengembangkan usahanya. Namun, masalah permodalan tidak terlalu menjadi hambatan
karena umumnya para pembeli yang memesan partai besar, selalu memberikan modal awal
kepada para perajin.
Keramik berasal dari bahasa Yunani "Keramos" yaitu sebuah daearah yang
terdapat di Athena dan sekitar daerah itu terdapat sebuah tempat tinggal para
perajin tanah liat, dimana mereka membuat dan menjual barang-barang
keramik.
Menurut Bernard S. Meyers 1987, mengatakan bahwa keramik berasal dari
tanah liat setelah mengalami proses pembakaran pada temperatur tinggi.