Anda di halaman 1dari 6

Produk Industri Keramik Lokal Tembus Pasar Global

Jumat, 17 Maret 2017 | 07:18 WIB

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengapresiasi kinerja para pelaku


industri keramik nasional yang mampu menembus pasa ekspor internasional.

Saat ini, menurut Menperin Airlangga, industri keramik nasional sudah menjadi salah satu
sektor unggulan ekspor. Hal ini didukung oleh ketersediaan bahan baku berupa sumber
daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia.

Dia menjelaskan, saat ini dengan kapasitas produksi keramik nasional sebesar 350 juta
meter persegi. Dengan demikian, industri keramik telah mampu memenuhi kebutuhan
keramik dalam negeri.

"Dengan jumlah kapasitas produksi saat ini, sekitar 87 persen untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri, dan sisanya untuk ekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa
dan Amerika," jelas Airlangga melalui siaran pers, Kamis (16/3/2017).

Airlangga meminta produsen keramik melakukan diversifikasi produk dengan berbagai


desain serta menggunakan motif khas Indonesia untuk meningkatkan permintaan dari
konsumen.

Prospek industri keramik nasional juga dapat dilihat dari pemakaian konsumsi keramik di
Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan di negara ASEAN lainnya, ungkapnya.

Bahkan, lanjut Airlangga, yang juga tidak kalah penting adalah industri keramik perlu
melakukan pembaruan sarana dan prasarana penunjang produksi.

"Misalnya, modernisasi pabrik dengan teknologi digital printing serta menggunakan


peralatan produksi keramik dengan ukuran besar sesuai tren pasar luar negeri dan
domestik," imbuhnya.

Menperin meyakini, industri keramik Indonesia mampu berkompetisi di era perdagangan


bebas dan berekspansi ke mancanegara.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/03/17/071853126/produk.industri.keramik.lokal.tembus.
pasar.global
Industri Keramik Nasional Perlu Ditingkatkan
Jum'at, 17 Maret 2017 - 18:32 wib

JAKARTA - Peluang pengembangan industri keramik nasional masih cukup potensial. Hal ini
seiring dengan pertumbuhan pasar domestik yang terus meningkat.

Selain itu, adanya program pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur serta


pembangunan properti dan perumahan juga diharapkan dapat menggenjot konsumsi
keramik nasional.
Industri keramik menjadi salah satu sektor unggulan karena ditopang oleh ketersediaan
bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia, kata Menteri
Perindustrian Airlangga dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Prospek industri keramik nasional juga dapat dilihat dari pemakaian konsumsi keramik di
Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan di negara ASEAN lainnya. Untuk itu,
produsen keramik diminta melakukan diversifikasi produk dengan berbagai desain serta
menggunakan motif khas Indonesia untuk meningkatkan permintaan dari konsumen.

Sementara itu, Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka, Achmad Sigit Dwiwahjono
mengatakan untuk mendukung penggunaan produk keramik dalam negeri Kementerian
Perindustrian juga sedang membicarakan bagaimana cara membatasi keramik impor
kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.

Sama seperti industri tekstil, Sigit juga mengungkapkan dalam rangka membatasi impor
keramik, Kemenperin meminta agar memakai dua pelabuhan resmi yang digunakan untuk
impor keramik dari luar negeri.

Nanti, pelabuhan masuk impor keramik, kami ajukan hanya di Dumai atau Bitung. Supaya
impor bisa terkontrol, ujarnya.

Sigit menyebutkan, pada tahun 2016 lalu, kapasitas produksi terpasang ubin keramik
nasional mencapai 580 juta m dengan realisasi 350 juta m.

Dari total itu, sekitar 87% produksi keramik nasional diserap dalam negeri dan sisanya
ekspor ke Asia, Eropa dan Amerika," ujar Sigit.

http://economy.okezone.com/read/2017/03/17/320/1645694/industri-keramik-nasional-perlu-
ditingkatkan

Industri Keramik Nasional Prospektif Jangka Panjang

16 Mar 2017

Industri keramik nasional masih cukup prospektif dalam jangka panjang seiring dengan
pertumbuhan pasar domestik yang terus meningkat. Peluang pengembangan sektor ini
didukung pula adanya program pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur serta
pembangunan properti dan perumahan, yang diharapkan akan menggenjot konsumsi
keramik nasional.

Industri keramik menjadi salah satu sektor unggulan karenaditopang oleh ketersediaan
bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia, kata Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Keramika 2017 di Jakarta,
Kamis (16/3).

Airlangga menyebutkan, kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional tahun 2016
sebesar 580 juta meterpersegi dengan realisasi mencapai 350 juta meterpersegi.
Utilisasinya sekarang 65 persen, jadi harus ditingkatkan lagi. Kalau sudah mampu produksi
100 persen, kita bisa menjadi produsen keramik nomor empat di dunia, tuturnya.

Dengan jumlah kapasitas produksi saat ini, sekitar 87 persen untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri, dan sisanya diekspor kenegara-negara di kawasan Asia, Eropa dan
Amerika. Sementara itu, produksi untuk jenis tablewaremencapai 290 juta keping, sanitari
sekitar 5,4 juta keping, dan genteng (rooftile) sebanyak 120 juta keping.

Prospek industri keramik nasional juga dapat dilihat dari pemakaian konsumsi keramik di
Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan di negara ASEAN lainnya, ungkapnya.
Untuk itu, produsen keramik diminta melakukan diversifikasi produk dengan berbagai desain
serta menggunakan motif khas Indonesia untuk meningkatkan permintaan dari konsumen.

Bahkan, lanjut Airlangga, yang juga tidak kalah penting adalah industri keramik perlu
melakukan pembaruan sarana dan prasarana penunjang produksi. "Misalnya,
memodernisasi pabrik dengan teknologi digital printing serta menggunakan peralatan yang
mampu memproduksi keramik dengan ukuran besar sesuai tren pasar luar negeri dan
domestik," imbuhnya.

Menperin meyakini, industri keramik Indonesia mampu berkompetisi di era perdagangan


bebas dan berekspansi ke mancanegara. Langkah strategis yang harus dijalankan, antara
lain penguatan struktur industri, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), inovasi
teknologi melalui research and development, serta pembangunan infrastruktur," paparnya.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus memacu kinerja industri keramik dalam
negeri melalui pemberian berbagai insentif serta mengusulkan sebagai sektor yang harus
mendapatkan harga gas kompetitif. Industri ini membutuhan gas sebagai sumber energi
yang tidak tergantikan dan tidak boleh terhenti selama 15 tahun dengan proporsi mencapai
20-26 persen dari struktur biaya produksi, ungkap Airlangga.

Apalagi, menurutnya, industri keramik merupakan salah satu kelompok manufaktur yang
menjadi penggerak pertumbuhan industri nasional selama 25 tahun terakhir. Sektor yang
diandalkan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan
industri tahun ini yang ditargetkan bisa melampaui lima persen sehingga menambah
sumbangan pada perekonomian nasional.

Potensi industri keramik nasional juga ditopang dengan SDM yang kompeten, di mana
jumlah serapan tenaga kerja di sektor padat karya ini sebanyak 100 ribu orang. Untuk
memenuhi kebutuhan SDM yang sesuai permintaan dunia kerja, Kemenperin telah
mengembangkan program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri.

Kami harapkan industri bekerja sama dengan SMK untuk menghasilkan tenaga kerja yang
terampil dan terdidik, sehingga dapat langsung bekerja di industri, tegas Airlangga. Langkah
ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK untuk
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia. Kami akan memfasilitasi kerja sama
dengan Italia untuk vocational training di bidang pelatihan dan pengembangan desain
keramik, tambahnya.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan,
melalui Pameran Keramika, menjadi ajang para pelaku industri domestik menampilkan
beragam produk-produk unggulannya dari penerapan teknologi terkini. "Melalui pameran ini,
kami ingin juga menumbuhkan kembali minat msyarakat untuk mencintai dan menggunakan
produk keramik lokal yang telah banyak berkualitas, kreatif, dan inovatif," tuturnya.

Dengan dipamerkannya produk berstandar internasional, Elisa berharap dapat mendorong


pasar dalam negeri untuk menggunakan produk lokal di berbagai proyek pembangunan
gedung perkantoran, fasiltas umum, hingga sarana dan prasarana seperti Mass Rapid
Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Diperkirakan hingga tahun 2025, angka
kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 30 juta unit, sehingga permintaan untuk berbagai
produk keramik juga akan meningkat, ujarnya.

Pameran ini diikuti 48 peserta dari berbagai negara, antara lain Tiongkok, India, Italia,
Amerika Serikat, dan Turki. Kegiatan ini ditargetkan mampu menarik pengunjung hingga 50
ribu orang.

http://bppi.kemenperin.go.id/blog/industri-keramik-nasional-prospektif-jangka-panjan/

Tumbuh 15 Persen, Industri Keramik Bangkit dari Keterpurukan

Selasa, 10/01/2017 11:35 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat penjualan


industri keramik mencatatkan pertumbuhan sebesar 10 hingga 15 persen di tahun 2016.
Angka ini merupakan titik balik dibanding kinerja sepanjang 2015 yang mencatatkan
pertumbuhan negatif.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan, volume produksi industri keramik
mencapai 385 juta sampai 402 juta meter persegi sepanjang 2016. Dengan kapasitas
produksi ubin keramik nasional sebesar 580 juta meter persegi, maka utilisasi produksi
keramik nasional mencapai 66,37 persen hingga 69,31 persen dari total kapasitas produksi
nasional.
"Sebanyak 87 persen produksi keramik nasional dipasarkan di dalam negeri, sementara
sisanya diekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Amerika. Produksi keramik
nasional antara lain terdiri dari ubin, tableware, sanitari, genteng (rooftile)," ujar Airlangga
melalui siaran pers dikutip Selasa (10/1).
Di awal tahun ini, lanjutnya, kapasitas industri keramik di dalam negeri akan bertambah
setelah PT Arwana Citramulia Tbk membangun pabrik barunya di Mojokerto, Jawa Timur.
Rencananya, perusahaan ini akan menambah kapasitas produksinya menjadi 60 juta meter
persegi dari sebelumnya 49,37 juta meter persegi.
Dengan kata lain, kapasitas produksi nasional akan bertambah 10,63 juta meter persegi,
atau 1,83 persen dari total kapasitas saat ini. "Kami memberikan apresiasi kepada PT
Arwana Citramulia Tbk yang melakukan kontribusi terhadap industri keramik nasional
dengan pembangunan pabrik barunya," jelasnya.
Motor Industri
Lebih lanjut ia menuturkan, industri keramik merupakan salah satu kelompok sektor yang
diandalkan sebagai penggerak kinerja industri nasional selama 25 tahun terakhir. Apalagi,
hal ini juga didukung oleh ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang
tersebar di Indonesia.
"Industri keramik nasional dalam jangka panjang cukup prospektif seiring dengan
pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat," tuturnya.
Oleh karenanya, ia berharap industri keramik dan kaca pada tahun ini bisa mendapatkan
penurunan harga gas sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016. Ia juga
berharap, harga gas bagi dua industri ini bisa mencapai US$6 per MMBTU untuk
meningkatkan daya saing industri keramik.
"Dengan program pemerintah dalam meningkatkan pembangunan properti dan perumahan,
diharapkan pula meningkatkan konsumsi keramik nasional," pungkas Airlangga. (gen)
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170110113318-92-185215/tumbuh-15-persen-industri-
keramik-bangkit-dari-keterpurukan/
Industri Keramik Indonesia Diyakini Mampu ke Pasar Global
Jumat, 17 Maret 2017 8:12 WIB

JAKARTA (Pos Kota) Industri keramik Indonesia diyakini mampu memperluas pasar
hingga ke kancah global.

Dengan didorong oleh kreativitas dan diversifikasi produk, Kami optimis produk keramik
dalam negeri mampu berekspansi ke mancanegara, kata Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto saat membuka Pameran Keramika 2017 di Jakarta Convention Center Indonesia.

Menperin mengatakan, produk keramik dalam negeri disebutnya memiliki keragaman. Dari
sekian jenis keramik yang telah diproduksi Indonesia, ia mengaku bangga lantaran, produk-
produk tersebut mampu memberikan sumbangsih positif bagi negera.

Industri keramik saat ini berkembang pesat, seperti industri keramik tile, tableware, saniter,
dan keramik hias telah memberikan hasil yang menggembirakan baik dilihat dari sisi
kapasitas, perolehan devisa, serta penyerapan tenaga kerja, jelas Airlangga.

Airlangga pun menyatakan, industri keramik merupakan salah satu industri andalan yang
telah berkontribusi menggerakkan industri dalam negeri. Industri keramik di Indonesia
merupakan salah satu kelompok industri yang dapat diandalkan sebagai penggerak industri
nasional selama 25 tahun terakhir, tuturnya.

Pameran keramik bertajuk KERAMIKA 2017 diusung oleh Asosiasi Aneka Industri Keramik
Indonesia (Asaki) bekerjasama dengan Reed Panorama Exhibitions (RPE) dijadwalkan akan
berlangsung selama 4 hari, 16-19 Maret 2017 tanpa dipungut biaya.

Tingkatkan Kapasitas

Kepada kalangan industri keramik nasional, Menperin minta untuk terus meningkatkan
kapasitas dan daya saingnya sehingga dapat mengisi pasar ekspor, karena sektor tersebut
telah mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Industri keramik nasional memiliki keunggulan dibandingkan produsen keramik negara lain,
yaitu tersedianya deposit tambang sebagai bahan baku keramik yang cukup besar dan
tersebar di berbagai daerah seperti ball clay, feldspar dan zircon, maupun ketersediaan
energi gas yang melimpah sebagai bahan bakar proses produksi, tegas Menperin.
Menperin meyakini prospek industri keramik nasional dalam jangka panjang masih cukup
besar seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat, terutama
untuk jenis tile/ubin karena didukung oleh pertumbuhan pembangunan baik properti maupun
perumahan.

Industri keramik di Indonesia telah berkembang pesat selama lebih dari 30 tahun dan
merupakan salah satu industri unggulan, ujar Menperin yang berharap pameran. tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai sarana pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang
berkelanjutan antara pengusaha dengan pengguna produk keramik.

http://poskotanews.com/2017/03/17/industri-keramik-indonesia-diyakini-mampu-ke-pasar-global/

Penjualan Industri Keramik Tumbuh 15 Persen di 2016

ARNA 09071225nn IQPlus, (10/01) Industri keramik nasional menunjukkan kinerja positif
melalui nilai penjualan yang tumbuh sekitar 10-15 persen dengan volume mencapai 385-402
juta m2 pada tahun 2016. Di awal tahun 2017, sektor ini menambah kapasitas dengan
beroperasinya pabrik baru di Jawa Timur.nnKami memberikan apresiasi kepada PT Arwana
Citramulia Tbk yang melakukan kontribusi terhadap industri keramik nasional dengan
pembangunan pabrik barunya, kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat
keterangan tertulis di Jakarta, Senin.nnAirlangga menyampaikan hal tersebut pada
Peresmian Pabrik Ke-5 PT Arwana Citramulia Tbk di Mojokerto, Jawa Timur.nnKementerian
Perindustrian mencatat kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional sebesar 580
juta meter persegi dengan realisasi produksi ubin keramik mencapai 350 juta m2 pada tahun
2016.nnSebanyak 87 persen produksi keramik nasional dipasarkan di dalam negeri, serta
sisanya di ekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Amerika.nnProduksi
keramik nasional, antara lain ubin, tableware, sanitari, genteng (rooftile), kata
Airlangga.nnMenurut dia, industri keramik di Indonesia merupakan salah satu kelompok
sektor yang diandalkan sebagai penggerak kinerja industri nasional selama 25 tahun
terakhir.nnSelain itu juga menjadi salah satu industri unggulan karena dukungan
ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah
Indonesia.nnIndustri keramik nasional dalam jangka panjang cukup prospektif seiring
dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat, ujar Airlangga. (end)n

https://bnisecurities.co.id/2017/01/penjualan-industri-keramik-tumbuh-15-persen-di-2016/

Anda mungkin juga menyukai