Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan

payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar

(saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health Organization

(WHO) penyakit ini dimasukkan ke dalam International Classification of Disease

(ICD) dengan kode 174-175.15

Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur

pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa

dapat dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah

bening dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila

ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker

menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati dan otak. 15, 16

2.2. Anatomi Payudara Normal 17

Gambar 1. Anatomi Payudara Normal

Universitas Sumatera Utara


2.3. Gambaran Epidemiologi

2.3.1. Distribusi dan Frekuensi

Semua wanita memiliki risiko terkena kanker payudara. Kanker payudara juga

bisa menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara pria dengan wanita.20

Kanker payudara ditemukan di seluruh dunia. Tahun 2003, insidens kanker

payudara di Belanda 91 per 100.000 penduduk, Amerika 71,7 per 100.000 penduduk,

Swiss 70 per 100.000 wanita, Australia 83,2 per 100.000 penduduk, Kanada 84,7,

Indonesia 26 per 100.000 wanita pada tahun 2002 dan Jepang 16 per 100.000

penduduk. 8,9,20

Kanker payudara lebih sering dijumpai pada umur 40-49 tahun yaitu sebesar

30,35%. Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda (2002) di Amerika frekuensi

kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun.21 Demikian juga di

Jepang yaitu sebesar 40,6% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun dan

jarang pada umur kurang dari 30 tahun.10

2.3.2. Determinan

Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Penyebab

kanker payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan

yang lainnya. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya kanker payudara

adalah11 :

a. Usia

Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia. Berdasarkan

penelitian American Cancer Society tahun 2006 diketahui usia lebih dari 40

tahun mempunyai risiko yang lebih besar untuk mendapatkan kanker

Universitas Sumatera Utara


payudara yakni 1 per 68 penduduk dan risiko ini akan bertambah seiring

dengan pertambahan usia yakni menjadi 1 per 37 penduduk usia 50 tahun, 1

per 26 penduduk usia 60 tahun dan 1 per 24 penduduk usia 70 tahun. Kanker

payudara juga ditemukan pada usia <40 tahun namun jumlahnya lebih sedikit

yakni 1 per 1.985 penduduk usia 20 tahun dan 1 per 225 penduduk usia 30

tahun.22 Data American Cancer Society (2007) melaporkan 70% perempuan

didiagnosa menderita kanker payudara di atas usia 55.22

b. Jenis Kelamin

Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga dapat

terjadi kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira 1% dari

kanker payudara pada wanita.23

c. Riwayat Reproduksi

Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan

anak pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai

anak atau yang melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisiko

2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan pertama di bawah usia

30 tahun. Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker

payudara 2 kali lebih besar. Kehamilan dan menyusui mengurangi risiko

wanita untuk terpapar dengan hormon estrogen terus. Pada wanita menyusui,

kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal dalam proses laktasi dan

menstimulir sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi wanita dari

kanker payudara.24

Universitas Sumatera Utara


d. Riwayat Kanker Individu

Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi tumor jinak payudara

berisiko 3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Penderita

tumor jinak payudara seperti kelainan fibrokistik berisiko 11 kali dan

penderita yang mengalami operasi tumor ovarium mempunyai risiko 3-4 kali

lebih besar.23

e. Riwayat Kanker Keluarga

Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat keluarga menderita

kanker sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker. Menurut

sutjipto (2000) yang dikutip oleh Elisabet T, kemungkinan terkena kanker

payudara lebih besar 2 hingga 4 kali pada wanita yang ibu dan saudara

perempuannya mengidap penyakit kanker payudara.25

f. Menstruasi cepat dan Menopause lambat

Wanita yang mengalami menstruasi pertama (Menarche) pada usia kurang

dari 12 tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan

menstruasi yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita

yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun berisiko

2,5 hingga 5 kali lebih tinggi. Wanita yang menstruasi pertama di usia kurang

dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa menopause terlambat akan

mengalami siklus menstruasi lebih lama sepanjang hidupnya yang

mengakibatkan keterpaparan lebih lama dengan hormon estrogen.

Universitas Sumatera Utara


g. Pajanan Radiasi

Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada

berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.

h. Obesitas dan Konsumsi makanan lemak tinggi

Wanita yang mengalami kelebihan berta badan (obesitas) dan individu dengan

konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan

yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi

karena jumlah lemak yang berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen

dalam darah sehingga akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker.23

2.4. Gejala11

1. Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda

dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada

payudara. Kebanyakan kira-kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri.

Kanker payudara pada stadium dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.

2. Fase lanjut :

a. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.

b. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.

c. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh

walau diobati.

d. Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau

keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui.

e. Puting susu tertarik ke dalam.

f. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud dorange).

Universitas Sumatera Utara


3. Metastase luas, berupa :

a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.

b. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.

c. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan

penyebaran ke tulang.

d. Fungsi hati abnormal.

Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih dari

70% pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk

luka, antara lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran

pada kelenjar getah bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk

dan sesak nafas karena metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat

metastasis pada tulang belakang, berat badan semakin menurun dan anemia.26

Universitas Sumatera Utara


2.5. Stadium

Dibawah ini pembagian stadium klinis Portman yang disesuaikan dengan

aplikasi klinik :

Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara,

bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada

klasifikas/ infiltrasi berkulit dan jaringan

dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB (Kelenjar

Getah Bening) regional belum teraba.

Stadium II : Sama dengan stadium I, besar

tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+), tetapi

masih bebas dengan diameter kurang 2 cm.

Stadium IIIA : Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi

masih bebas dari jaringan sekitarnya, KGB aksila

masih bebas satu sama lain.

Universitas Sumatera Utara


Stadium IIIB : Tumor meluas dalam jaringan

payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada kulit/

dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih

dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi,

nodul satelit, KGB aksila melekat satu sama lain

atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5

cm dan belum ada metastasis jauh.

Stadium IV : Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan

KGB aksila supraklavikula dan metastasis jauh.23

Selain itu, Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker

payudara atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I,

stadium II dan stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium

IIIB dan stadium IV.27

Universitas Sumatera Utara


2.6. Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan

insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka

kematian akibat kanker payudara.

2.6.1. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang

sehat yang belum memiliki faktor risiko. Upaya ini dimaksudkan dengan

menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak

mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya.

Pencegahan primordial dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditujukan pada

orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.28

2.6.2. Pencegahan Primer

Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang

sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer

dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko

dan melaksanakan pola hidup sehat.

Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens kanker

payudara yang dapat dilakukan dengan :

a. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.

b. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga.

c. Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi lainnya.

d. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat

Universitas Sumatera Utara


Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang

kemudian membawanya keluar melalui feses.

e. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau

tempe. Kedelai mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker

dan genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen

nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar

susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran

susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.

f. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang

mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel,

tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan

biji-bijian.

Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri

daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang

terjadi pada payudara. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut dilakukan

pemeriksaan sederhana yang disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat

efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas

pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan

pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-

14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal

dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada

pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah

Universitas Sumatera Utara


satu hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI

setiap bulan. 17, 23

SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1 : Berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan

kedua tangan di pinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot

dada menegang. Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang

tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau

pengelupasan kulit (gambar 1).

Langkah 2 : Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan di

belakang kepala dan tekan tangan ke depan (gambar 2).

Langkah 3 : Angkatlah lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk

memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara

menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari

tangan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran

itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan ke arah

Universitas Sumatera Utara


puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian

khusus di daerah antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian

ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau

benjolan di bawah kulit (gambar 3 dan 4).

Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar.

Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan

(gambar 5).

Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di

tempat dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di

belakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di

bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan

membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang

sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula untuk payudara kiri

(gambar 6).

2.6.3. Pencegahan Sekunder18, 23

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan

mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui

diagnosa dan deteksi dini dan pemberian pengobatan.

1. Diagnosa Kanker Payudara

Diagnosa kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu :

A. Anamnesa16

a. Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa

sakit, edema lengan atau kelainan kulit.

Universitas Sumatera Utara


b. Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis

seperti nyeri tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain.

c. Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, riwayat keluarga, riwayat

kanker individu dan konsumsi lemak).

B. Pemeriksaan Fisik

Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik sekitar

70%. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau

kiri atau bilateral dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan

terlentang. Kemudian payudara diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit,

perubahan puting susu, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan pada

lokasi metastasis jauh.29

C. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi dicurigai

ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum

halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk

ke dalam jarum. Kemudian jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli

Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna)

atau jinak (benigna).11

D. Pemeriksaan Radiologik

Pemmeriksaan radiologik dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan

USG (Ultrasonografi) payudara. Mammografi merupakan tindakan

pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah.

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada

Universitas Sumatera Utara


payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk perempuan dengan keluhan

perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum ditemukan adanya

benjolan dan sebagai check up kanker payudara.

American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut :

a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali

mammografi dasar (Baseline Mammogram).

b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2

tahun sekali.

c. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan

setahun sekali.22

USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi untuk

tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid.

Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks, USG abdomen,

Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan.23

2. Pengobatan 18, 23

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung

pada stadium klinis penyakit, yaitu :

A. Pembedahan (Operasi)

Operasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan

merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium

kanker dapat disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker

payudara ditemukan kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar. Jenis-

jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara ada 2 yaitu :

Universitas Sumatera Utara


a). Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi

yaitu :

1. Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh

payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga,

serta benjolan disekitar ketiak.

2. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara

saja, tanpa kelenjar di ketiak.

3. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.

Biasanya disebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan

yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya

lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang

dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

b). Pengangkatan Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.

Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita kanker payudara

yang menyebar tetapi besar tumornya lebih dari 2,5 cm.

B. Terapi Radiasi

Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan

menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker

yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh

menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi

hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

Universitas Sumatera Utara


C. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk

pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.

Obat obatan ini tidak hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi juga

seluruh sel dalam tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual

dan muntah serta rambut rontok.

D. Terapi Hormon

Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa

metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum

kemoterapi.

2.6.4. Pencegahan Tersier18, 28

Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang

lebih berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara

sesuai dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup

penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup

penderita, meneruskan pengobatan serta memberikan dukungan psikologis bagi

penderita.

Upaya rehabilitasi terhadap penderita kanker payudara dilakukan dalam

bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan sosial. Rehabilitasi medik

dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita pasca operasi atau pasca terapi

lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial diberikan melalui dukungan moral dari orang-

orang terdekat dan konseling dari petugas kesehatan maupun tokoh agama.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai