TINJAUAN PUSTAKA
payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar
(saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health Organization
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur
pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa
bening dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila
Semua wanita memiliki risiko terkena kanker payudara. Kanker payudara juga
bisa menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara pria dengan wanita.20
payudara di Belanda 91 per 100.000 penduduk, Amerika 71,7 per 100.000 penduduk,
Swiss 70 per 100.000 wanita, Australia 83,2 per 100.000 penduduk, Kanada 84,7,
Indonesia 26 per 100.000 wanita pada tahun 2002 dan Jepang 16 per 100.000
penduduk. 8,9,20
Kanker payudara lebih sering dijumpai pada umur 40-49 tahun yaitu sebesar
30,35%. Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda (2002) di Amerika frekuensi
kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun.21 Demikian juga di
Jepang yaitu sebesar 40,6% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun dan
2.3.2. Determinan
Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Penyebab
kanker payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan
yang lainnya. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya kanker payudara
adalah11 :
a. Usia
penelitian American Cancer Society tahun 2006 diketahui usia lebih dari 40
per 26 penduduk usia 60 tahun dan 1 per 24 penduduk usia 70 tahun. Kanker
payudara juga ditemukan pada usia <40 tahun namun jumlahnya lebih sedikit
yakni 1 per 1.985 penduduk usia 20 tahun dan 1 per 225 penduduk usia 30
b. Jenis Kelamin
Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga dapat
c. Riwayat Reproduksi
anak pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai
anak atau yang melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisiko
2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang melahirkan pertama di bawah usia
wanita untuk terpapar dengan hormon estrogen terus. Pada wanita menyusui,
kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal dalam proses laktasi dan
kanker payudara.24
Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi tumor jinak payudara
berisiko 3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Penderita
penderita yang mengalami operasi tumor ovarium mempunyai risiko 3-4 kali
lebih besar.23
Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat keluarga menderita
kanker sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker. Menurut
payudara lebih besar 2 hingga 4 kali pada wanita yang ibu dan saudara
dari 12 tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan
menstruasi yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita
2,5 hingga 5 kali lebih tinggi. Wanita yang menstruasi pertama di usia kurang
dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa menopause terlambat akan
Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada
Wanita yang mengalami kelebihan berta badan (obesitas) dan individu dengan
konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan
yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi
2.4. Gejala11
1. Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda
dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada
2. Fase lanjut :
b. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
c. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh
walau diobati.
d. Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau
keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui.
penyebaran ke tulang.
Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih dari
70% pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk
luka, antara lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran
pada kelenjar getah bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk
dan sesak nafas karena metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat
metastasis pada tulang belakang, berat badan semakin menurun dan anemia.26
aplikasi klinik :
Stadium IV : Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan
payudara atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I,
stadium II dan stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium
insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka
sehat yang belum memiliki faktor risiko. Upaya ini dimaksudkan dengan
mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya.
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang
sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer
dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko
nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar
susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran
biji-bijian.
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri
daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat
pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-
14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal
dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada
pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah
Langkah 3 : Angkatlah lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk
menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari
ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau
Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar.
Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan
(gambar 5).
Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di
sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula untuk payudara kiri
(gambar 6).
mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui
A. Anamnesa16
a. Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa
B. Pemeriksaan Fisik
70%. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau
kiri atau bilateral dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan
perubahan puting susu, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan pada
Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi dicurigai
ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum
halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk
D. Pemeriksaan Radiologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada
tahun sekali.
setahun sekali.22
tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid.
2. Pengobatan 18, 23
A. Pembedahan (Operasi)
merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium
kanker dapat disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker
jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara ada 2 yaitu :
yaitu :
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga,
B. Terapi Radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh
menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi
hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.
Obat obatan ini tidak hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi juga
seluruh sel dalam tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual
D. Terapi Hormon
kemoterapi.
lebih berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara
penderita.
bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan sosial. Rehabilitasi medik
dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita pasca operasi atau pasca terapi
lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial diberikan melalui dukungan moral dari orang-
orang terdekat dan konseling dari petugas kesehatan maupun tokoh agama.