PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
dikuasai dengan baik. Keterampilan ini merupakan suatu indikator terpenting bagi
baik di sekolah maupun dengan penutur asing, dan juga menjaga hubungan baik
Jika seseorang menguasai suatu bahasa, secara intuitif ia mampu berbicara dalam
keterampilan berbicara bisa juga digunakan sebagai suatu media untuk belajar
dengan menggunakan ragam bahasa lisan dengan baik dan benar. Hal ini juga
dialami oleh sebagian besar siswa SMA Pariwisata Kerta Wisata Denpasar. Hal
tersebut disebabkan oleh rendahnya kreativitas guru dalam menentukan teknik
pembelajaran keterampilan berbicara kepada siswa. Para guru pada saat proses
keterampilan mendengarkan (listening). Hal itu disebabkan oleh para guru yang
lebih berfokus pada hasil UN (Ujian Nasional) yang akan diraih siswa nantinya.
(games) serta kuis. Game dan kuis dicantumkan dalam metode ini mulai dari
Inggris dari segi pelafalan, tata bahasa dan pemilihan kosa kata bahasa
Inggris?
2) Bagaimanakah mekanisme penerapan metode debat plus dalam
bahasa Inggris dari segi pelafalan, tata bahasa dan pemilihan kosa kata
bahasa Inggris;
dari segi pelafalan, tata bahasa dan pemilihan kosa kata bahasa Inggris;
delivering arguments).
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini ada dua macam, yaitu manfaat
penelitian lain yang serupa. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk
bahasa Inggris khususnya guru Kelas XI IPA dan bagi siswa. Bagi guru,
penelitian ini dapat dijadikan model pembelajaran berbicara yang lebih efektif
keterampilan berbicara.
Bagi siswa, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk
Pada bab ini berturut-turut disajikan beberapa hal seperti kajian pustaka,
pendidikan. Para mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris telah
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian yang
siswa melalui teknik bermain peran di SLTPN 8 Denpasar. Dari hasil penelitian
siklus itu menunjukkan peningkatan sebesar 10,6% untuk aspek kebahasaan dan
11,6% untuk aspek nonkebahasaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarwati
proses belajar mengajar pada level ketiga di lembaga pendidikan bahasa Inggris
tersebut didukung oleh peran guru dalam pemberian materi, dan peran siswa
berbahasa Inggrisnya.
tim, isi dari topik yang diperdebatkan, sehingga studi tersebut lebih menargetkan
2.2 Konsep
Studi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa konsep yang
2.2.1 Peningkatan
kegiatan, dsb) (Purwadarminta, 1976: 118). Peningkatan dalam hal ini adalah
1981:15).
2.2.3 Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Berbicara
teknik tersebut antara lain: wawancara, cerita berpasangan, pidato tanpa teks,
benda lainnya, bermain peran, info berantai, dan cerita berangkai (Sugandi,
2004:112-121).
Debat merupakan kegiatan bertukar pikiran antara 2 (dua) orang atau lebih
yang disampaikan (Simon, 2005:3). Debat dapat diartikan pula sebagai silang
pendapat tentang tema tertentu antara pihak pendukung dan pihak penyangkal
melalui dialog formal yang terorganisasi (Depdiknas, 2001: 2). Sementara itu,
metode debat sehingga siswa diajak belajar sambil bermain dengan berbagai
permainan (games) serta kuis. Game & kuis disertakan dalam metode debat plus
mulai dari teknis pembagian kelompok, kegiatan dalam debat, ataupun di tengah-
tengah kegiatan atau setelah kegiatan debat. Adapun untuk tema debat akan
dipilihkan tema yang terkait dengan topik materi yang dipelajari pada saat itu,
penelitian ini bersangkutan dengan: (1) berbicara dan keterampilan berbicara; (2)
faktor-faktor penunjang keefektifan berbicara; (3) pelafalan; (4) tata bahasa; (5)
(communicative approach); (8) penilaian; (9) tes dan nontes; dan (10) metode
debat plus.
pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara
untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Lebih jauh lagi Harmer (1983) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah
fonem dan varian-varian alophon lisan yang berbeda dalam bahasa Inggris; (3)
tekanan, struktur ritmis dan intonasi; (4) menghasilkan bentuk-bentuk kata dan
frasa yang diperpendek; (5) menggunakan sejumlah kata yang tepat untuk
dalam berbagai kecepatan yang berbeda; (7) mengamati bahasa lisan yang
pesan; (8) menggunakan kelas kata (kata benda, kata kerja, dll.) sistem (tenses,
alami dalam frasa, stop, nafas dan kalimat yang tepat; (10) mengekspresikan
(15) menggunakan bahasa wajah, kinetik, bahasa tubuh dan bahasa-bahasa nonverbal
yang lainnya bersamaan dengan bahasa verbal untuk menyampaikan makna; dan
berikut:
28). Ada dua tipe dalam kegiatan sebagai sebuah interaksi yaitu:
dengan kata lain membuat orang lain mengerti dengan jelas dan
model ini lebih kepada berbicara satu arah daripada dua arah (dialog)
(1986: 21-28)
digunakan terkesan seperti bahasa tulis, (d) lebih sering monolog, dan
bahasa, menurut Bygate (1995:5-6) ada dua cara mendasar yang kerap
yaitu:
untuk menjadi lebih teliti (accuracy) akan tetapi pada dasarnya mereka juga harus
pelajaran berlangsung di kelas antara lain (Baker dan Westrup, 2003:5) antara
lain:
1) Kegiatan berbicara akan menguatkan pemerolehan kosakata baru, tata
dipelajarinya
mencoba bahasa yang telah mereka ketahui dalam situasi dan topik
yang berbeda
mencoba bahasa yang telah mereka ketahui dalam situasi dan topik
yang berbeda
tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian
pendengar. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seseorang untuk dapat
menjadi pembicara yang baik. Faktor-faktor tersebut adalah faktor verbal dan
1) Faktor Verbal
a) Ketepatan ucapan
bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat
berbicara. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat atau cacat akan
dianggap cacat kalau menyimpang terlalu jauh dari ragam lisan biasa, sehingga
tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalahnya
Penempatan tekanan pada kata atau suku kata yang kurang sesuai akan
pada cara berbicara pembicara, sehingga pokok pembicaraan atau pokok pesan
terganggu.
pembicaraan pemakaian kata-kata populer tentu akan lebih efektif daripada kata-
rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi. (Arsjad dan
Mukti, 1988:19).
dan pendengarnya. Pendengar akan lebih tertarik dan senang mendengarkan kalau
Pembicaraan yang tidak tenang, lesu dan kaku tentulah akan memberikan
kesan pertama yang kurang menarik. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya
pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. (Arsjad dan
Mukti, 1988:21). Sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat dan
kegugupan. Namun, sikap ini memerlukan latihan. Kalau sudah terbiasa, lama-
kelamaan rasa gugup akan hilang dan akan timbul sikap tenang dan wajar
Pandangan yang hanya tertuju pada satu arah akan menyebabkan pendengar
memiliki sikap terbuka, dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia
(Arsjad dan Mukti, 1988:21). Namun, tidak berarti si pembicara begitu saja
mengikuti pendapat orang lain dan mengubah pendapatnya. Ia juga harus mampu
dengan gerak tangan atau mimik. (Arsjad dan Mukti, 1988:21). Hal ini dapat
akan terarah pada gerak-gerik dan mimik yang berlebihan ini, sehingga pesan
kurang dipahami.
e) Kenyaringan suara
Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, dan jumlah
pendengar. (Arsjad dan Mukti, 1988:22). Yang perlu diperhatikan adalah jangan
berteriak. Kita atur kenyaringan suara kita supaya dapat didengar oleh pendengar
dengan jelas.
f) Kelancaran
misalnya menyelipkan bunyi ee, oo, aa, dan sebagainya. Sebaliknya, pembicara
yang terlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok
pembicaraannya.
g) Relevansi/Penalaran
Mukti, 1988:24). Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah
logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat
h) Penguasaan Topik
supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan
penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara (Arsjad dan Mukti,
1988:24). .
suara yang terdengar oleh pendengarnya, dan bukan teknik mengeluarkan suara
Bunyi dan lambang bahasa Inggris adalah salah satu dari kelompok bahasa
yang tidak sempurna karena sistem pengucapan lambang bunyinya tidak konsisten
lambang bunyi dalam alfabet yang berjumlah 26 itu dalam bahasa Inggris
mewakili lebih dari empat puluh bunyi yang berbeda. (Zubaidi, 2006: 150).
Perhatikan satu contoh cara satu lambang bunyi yang diucapkan secara berbeda:
Danes father who lives in a village in America, called my Dad many times.
(Widarso, 1989:31). Dalam satu kalimat tersebut terdapat sembilan lambang bunyi
yang sama, yaitu a. Namun dari satu lambang bunyi tersebut ada tujuh bunyi yang
berbeda. Bunyi yang berbeda tersebut adalah sebagai berikut: Dane [ei]; father
[a]; a [e]; village [i]; America [e] [a]; called [o:]; Dad []; many [e].
kelompok bahasa yang sempurna karena antara ucapan dan lambang bunyinya
konsisten (kecuali mungkin pada lambang bunyi e yang bisa dibaca [e] pada
setiap dan [] pada kata tempe; dan pada lambang bunyi o yang bisa dibaca [o]
pengucapan yang serupa itu. Hal ini menjadi hambatan yang cukup besar
khususnya bagi pembelajar, apalagi bagi pembeajar pemula. Khusus untuk bunyi
vokal sendiri, bahasa Inggris ,mempunyai 20 bunyi yang berbeda dan
dilambangkan dalam satu lambang atau dua lambang. Berikut ini adalah daftar
Tabel 2.2 Daftar bunyi vokal dan lambang bunyi dalam bahasa Inggris
(OConnor, 1980: 44)
Bunyi Lambang
bunyi
i: feel
I fill
e fell
: fall
u full
i foil
cat
a cot
cut
: curt
u: fool
ei fail
u foal
ai fail
au foul
a: cart
I tier
e tear
u tour
banana
Konsonan bahasa Inggris memiiki 24 bunyi yang berbeda. Berikut adalah
daftar bunyi konsonan bahasa Inggris. (Ladefoged, 1989: 51) dan lambang bunyi
Stop kg
pb td
Fricative fv sz
Central r j
(approximant) w
Lateral l
(approximant)
Tabel 2.4 Daftar bunyi konsonan dan lambang bunyi dalam bahasa Inggris (Hornby,
1974: 112)
Buny Lamshbe
i ang
b usnioy
vi
ni
ph hpoewn
mb mbaadn
nt tneoa
d sdinidg
kl lceagt
gr greodt
tj cyheisn
dwj jwuneet
f fall
v voice
thin
then
Homofon adalah s so kata-kata yang
diucapkan sama tetapi ditulis dengan ejaan yang berbeda dan seringkali
mempunyai makna yang berbeda (Ladefoged, 1989: 130). Bagi pembelajar ini
pembicaraannya.
2) two [tu:] = dua vs. too [tu:] = juga vs. to [tu:] = untuk; ke
Perbedaan beberapa bunyi yang mirip bagi lidah orang Indonesia umumnya
lebih fleksibel dalam meniru bunyi-bunyi bahasa asing. Mereka umumnya tidak
orang bangsa lain mengalaminya. Beberapa kata dalam bahasa Inggris cenderung
juga diucapkan secara salah karena bunyi yang terdapat di dalam kata tersebut
Contohnya adalah bunyi [s] dan bunyi []. Kata she [i:] (dia perempuan)
seringkali diucapkan [si] yang merupakan bunyi untuk kata see (melihat) atau sea
(laut). Bila demikian situasinya maka pembelajar tentu akan menggunakan bunyi
yang sama untuk kata berbeda dalam kalimat: She sells sea shells on the sea
shore. (Zubaidi, 2006: 156). Berikut ini adalah contoh beberapa kata dalam
bahasa Inggris yang memiliki lafaal yang mirip (tetapi berbeda), yang cenderung
ucapkan sama oleh pembelajar (Lade
akan di foged, 1989: 140).
Lambang bunyi yang tidak diucapkan selain dari masalah-masalah
pelafalan di atas, dalam bahasa Inggris juga terdapat beberapa kata yang lambang
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut, dimana lambang bunyi yang dicetak
Know = mengetahui
Knife = pisau
Write = menulis
Whole = keseluruhan
Mnemonic = alat pembangkit
Psychology = psikologi
Science = ilmu pengetahuan
Wednesday = rabu
(Zubaidi, 2006:157)
suatu kumpulan sistem yang harus dipatuhi oleh pengguna bahasa sesuatu
bahasa itu, dan ia menjadi dasar untuk melahirkan asperasi bahasa yang baik
yang gramatis, daripada yang tidak gramatis. Untuk itu dalam mempelajari
penggunaan kata kerja (baik verb to be, verb to have maupun kata kerja).
Kata benda tunggal dalam kalimat harus memakai kata kerja tunggal,
(Murphy, 1985:213).
contoh:
(Murphy, 1985:213).
(Murphy, 1985:213)
b) Dengan menambahkan es jika kata benda tunggal itu berakhir huruf s, -
(Murphy, 1985:213)
(Murphy, 1985:213)
Akan tetapi hanya dengan menambahkan s saja, jika kata benda tunggal
itu berakhir huruf oo, io, -oe, atau yo, dan beberapa kata benda
(Murphy, 1985:214)
e)
calf calves anak sapi
knife knives pisau
shelf shelves rak/papan
wolf wolves serigala
(Murphy, 1985:214)
Sejumlah kata benda mempunyai bentuk jamak yang tidak beraturan (Murphy,
1985:214).
(Murphy, 1985:215)
c) Kata-kata benda yang mempunyai bentuk jamak yang sama dengan bentuk
tunggalnya:
(Murphy, 1985:215)
d) Kata-kata benda yang selalu dalam bentuk jamak dan tidak mempunyai
bentuk tunggal:
Jamak Arti
Glasses kacamata
Arms senjata
Bellows hembusan
Scissors gunting
Trousers celana panjang
Shoes sepatu
Shorts celana pendek
(Murphy, 1985:215)
To be (is, am, are) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia,
(Murphy, 1985:215)
(Murphy, 1985:215)
(Murphy, 1985:215)
(Murphy, 1985:215)
3) Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas kata kerja. Kata
kerja yang belum berfungsi dalam kalimat diawali dengan to dan disebut
To study belajar
To read membaca
To write menulis
To speak berbicara
Akan tetapi, bila kata kerja itu telah dipakai sebagai predikat, maka: to tidak
dipakai lagi.
(Murphy, 1985:216)
a) Do not, bila subjeknya jamak, seperti: we, you dan they atau kalau
(Murphy, 1985:216).
(2) Kalimat negative interrogative, dipakai juga peraturan seperti no. 1 di atas,
tetapi dengan meletakkan kata kerja bantu itu di depan subjeknya dalam
Contoh:
Contoh
(Murphy, 1985:217).
Contoh:
Study, please
Please, speak
Dont run
(Murphy, 1985:217).
4) Indefinite numerals
1985:219).
Kata-kata sifat utama golongan ini adalah: all, some, enough, no, many, few,
several.
Contoh.
Kebanyakan kata sifat yang menunjukkan sifat, dua buah kata sifat
kuantitatif, yaitu much dan little, dan dua buah kata sifat bilangan, yaitu
(Murphy, 1985:220).
Tingkat perbandingan berjumlah tiga tingkat, yaitu:
(Murphy, 1985:220).
Kata sifat yang terdiri dari satu suku kata dan beberapa kata sifat
(Murphy, 1985:223).
Kata sifat yang bersuku kata dua (yang tekanan suaranya jatuh pada
Auxiliary verbs adalah kata kerja bantu yang diletakkan di depan kata kerja
Misalnya: can, could, may, might, must, shall, should, will, would, ought,
dsb. Be (is, am, are, was, were, been), do (do, does, did), have (have, has,
had), need, dare dan used to kadang-kadang juga dipakai sebagai Auxiliary
2.3.5 Kata
konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah sintaksis yang ada dalam suatu
bahasa. Yang penting adalah pengertian yang tersirat di balik kata yang digunakan
harus mampu dipahami oleh orang lain sehingga tercipta komunikasi dua arah
yang baik dan harmonis. Keraf (2007: 23) memberikan pengertian kata sebagai
suatu unit dalam bahasa yang memiliki komponen tertentu dan secara relative
dan secara potensial dapat berdiri sendiri. Kosa kata atau perbendaharaan kata
adalah jumlah seluruh kata dalam suatu bahasa; juga kemampuan kata-kata yang
diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis. Kosa kata dari
suatu bahasa itu selalu mengalami perubahan dan berkembang karena kehidupan
yang semakin kompleks. Dengan mengerti kegunaan dan fungsi dari suatu kata
yang benar secara gramatikal karena mereka tidak mengetahui kegunaan dan
sebagai berikut.
benda. Door, hand, school ,day adalah contoh dari noun. Noun (kata
benda) dapat dibedakan menjadi dua sub kelass. Satu diantaranya memiliki
a. Proper Noun
b. Common Noun
Common Nouns biasanya tidak diawali dengan huruf kapital pada awal
penulisan katanya, kecuali saat kata tersebut terletak pada awal kalimat.
115):
Coin plank
sheet
Count nouns merupakan kata benda yang dapat dihitung dan memiliki
Milk wood
paper
Noncount Nouns merupakan kata benda yang tidak dapat dihitung dan
Berikut ini akan dijelaskan beberapa akhiran yang dapat membentuk suatu
Verb (kata kerja) dapat membentuk sebuah kelas kata, adapun bagian-
bagiannya adalah:
to swim/swimming to listen/listening
to be/being to write/writing
c. Dapat dikombinasikan dengan kata benda, determiners, dan kata ganti,
untuk memberitahu kita siapa (atau apa) yang dilakukan, untuk apa,
We slept soundly
They played hockey
Adam gave Tia a gift
d. Dapat muncul baik dalam bentuk sendiri (single verns) maupun dalam
Single Verbs
Know learns discover
Verbs Groups
Have known is learning will discover
Kata sifat sering ditujukan sebagai sebuah kata yang menjelaskan atau
46). Kata sifat menjelaskan kata benda dalam bentuk sebagai keterangan
a. Descriptive adjective
(Finegan, 1992: 227). Beberapa dari tipe ini terbentuk dari anggota
kelas kata lain yang diikuti oleh akhiran. (reason -> reasonable,
wonder -> wonderful). Beberapa contoh descriptive adjective yang
menyatakan kualitas:
b. Proper Adjectives
Australia Australian
China Chinese
Shakespeare Shakesperian
(Finegan, 1992: 228)
c. Verbal Adjectives
Kata sifat verbal adalah kata kerja yang berfungsi sebagai kata sifat.
ed.
dimiliki oleh kata sifat yang diderivasi dari kelas kata lain. (Hartanto, 1996: 67)
Kata ganti sering dimaksudkan sebagai sebuah kata yang bisa digunakan
sebagai sebuah noun. Kata ganti dapat dibedakan menjadi empat sub kelas.
a. Personal pronoun
Personal pronoun mengacu pada kamu, aku dan kepada orang lain.
pronouns.
b. Indefinite pronouns
d. Relative pronouns
Kata depan adalah sebuah kata yang menunjukkan hubungan dengan kata-
kata lainnya dalam suatu kalimat. (Finegan, 1992: 240) Hubungan tersebut antara
hubungan anatar sesuatu. Berikut adalah daftar dari lima puluh kata depan yang
paling umum.
berikut:
d) Sebab (because of, due to, thank to, owing to, on account of)
blue dress)
a. Coordinating conjuctions
b. Subordinating Conjuctions
jijik, tapi tidak menunjuk pada arti lain. (Finegan, 1992: 241). Interjection
Fokus PTK adalah pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi
mengukur proses dan hasil belajar siswa, (5) peningkatan atau perbaikan
2) tidak memerlukan biaya yang tinggi dan dapat dilakukan kapan saja;
merasakan hasilnya;
tentang kelas, siswa dan diri sendiri sebagai guru. (Trianto, 2011: 18)
sebagai berikut:
1) Perencanaan
Fase ini memegang peranan yang penting karena dsalam fase ini
2) Tindakan
3) Pengamatan
Fase ini mencakup pengamatan secara sistematis dampak dari tindakan
4) Refleksi
Pada fase ini, guru melihat kembali kegiatan yang telah dilakukannya.
unggul dalam pengajaran bahasa. Keunggulan ini antara lain karena berdasarkan
pada pandangan ilmu bahasa dan teori belajar bahasa yang mengutamakan
diilhami oleh suatu teori yang memandang bahasa sebagai alat berkomunikasi.
pembelajaran untuk tingkat sekolah menengah atas. Garis besar tersebut sebagai
berikut.
Pelatihan dialog singkat diawali dengan contoh yang dilakukan oleh guru. Para
Hal ini dilakukan dua fase. Pertama, tanya-jawab yang berdasarkan topik dan
situasi dialog. Kedua, tanya-jawab tentang topik itu dikaitkan dengan pengalaman
pribadi siswa.
d) Pengkajian
Siswa diajak untuk mengkaji salah satu ungkapan yang terdapat dalam dialog.
Selanjutnya, para siswa diberi tugas untuk memberikan contoh ungkapan lain
e) Penarikan simpulan
Siswa diarahkan untuk membuat simpulan tentang kaidah tata bahasa yang
f) Aktivitas interpretatif
yang bebas.
h) Pemberian Tugas
Memberikan tugas tertulis sebagai pekerjaan rumah
i) Evaluasi
berkomunikasi.
Pada tahap ini peranan guru masih dominan, guru masih sering melakukan
(b) kegiatan saling membagi informasi dengan kerja sama yang tidak terbatas;
(b) simulasi;
(d) improvisasi;
2.3.7 Penilaian
naratif dalam kata-kata) tentang hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
siswa menurut Madsen (1983: 91-95) yaitu holistic scoring dan objectified
Trianto (2011: 61) memberikan definisi tes sebagai alat yang digunakan
untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa berupa nilai yang diperoleh dari
pelaksanaan tes sedangkan non-tes adalah cara lain mengukur segala sesuatu yang
tidak teramati dalam proses belajar mengajar yang mana alat pengukuran non-tes
antara lain berupapedoman observasi, skala sikap, daftar cek, catatan riwayat
Inggris dalam berbicara salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar
adalah partisipasi siswa secara sukarela dalam kegiatan belajar mengajar. Cara
untuk mendapatkan informasi hasil belajar siswa dalam hal ini berbeda yaitu
dengan menggunakan tes (mengukur kemampuan yang dapat diamati) dan non-tes
(yang berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dan proses mental
Metode debat plus ini merupakan metode debat yang diadopsi dari sistem
modifikasi terhadap metode ini sehingga siswa diajak belajar sambil bermain
dengan berbagai permainan (games). Adapun untuk tema debat akan dipilihkan
tema yang terkait dengan topik materi yang dipelajari pada saat itu, tema dari
Metode Debat Plus tersebut juga sangat fleksibel mengingat guru sangat
kebutuhan, kondisi serta tujuan penelitian sendiri. Melalui jurnal Guru dan jurnal
meningkat dari awal sampai akhir pelajaran, sehingga akan memberikan efek
berbagai variabel konsep dengan kondisi riel yang terjadi di lapangan. Semua itu
juga metode itu harus berpusat pada siswa, menyenangkan, mudah diterapkan,
tidak membutuhkan waktu panjang & berbagai peralatan serta tidak membutuhkan
biaya tinggi
Ada dua hal yang berkaitan dengan metode debat plus, yaitu pengertian
Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut
identik dengan istilah sawala yang berasal dari bahasa Kawi yang berarti
berpegang teguh pada argumen tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu
pendapat untuk saling mengalahkan atau memenangkan lidah. Jadi, definisi debat
sendiri adalah suatu cara untuk menyampaikan ide secara logika dalam bentuk
yang berdebat.
Debat plus dilakukan dengan cara berkelompok, yaitu ada dua pihak yang
oleh buktibukti serta faktafakta yang mendukung kasus mereka, namun terlebih
dahulu sebelum mereka melakukan hal tersebut kedua belah pihak harus
memberikan suatu parameter yang jelas mengenai kasus (motion) mereka atau
memberikan suatu definisi yang menjelaskan kemana arah dari kasus mereka.
(Simon, 2005:12).
(1) Tujuan debat plus
Tujuan dari debat plus adalah upaya kedua belah pihak yang mencoba
mendukung kasus mereka di mana cara membuat satu argumen yang baik dan
What is the conclusion). Dalam debat plus diperlukan kemampuan berbahasa yang
baik dan benar. (Hubert, 2008: 2). Aspek-aspek linguistik keterampilan berbicara
bahasa Inggris menjadi target utama dalam debat plus ini. Berbeda dengan debat
pada umumnya yang lebih menekankan pada analogi pola pikir yang benar
mengenai pengetahuan pengetahuan umum atau kasus kasus yang sedang terjadi
di dalam masyarakat dan lebih menekankan pada metode dan aturan-aturan dalam
debat. Dalam debat plus, diperlukan pula kemampuan merespon suatu masalah
antara kedua belah pihak. Di dalam debat plus dilarang menyangkutpautkan suku,
agama, ras, dan adat, disebabkan di dalam debat plus sendiri kita masih
Topik debat plus, atau yang biasa disebut motion, adalah suatu
permasalahan umum yang terjadi di dalam masyarakat dan diketahui secara global
oleh setiap orang. Dalam metode debat plus ini, topik diambil dari judul bab yang
terdapat dalam buku panduan yang dipakai guru dan siswa sesuai dengan silabus
berikut:
(b) Siswa mendengarkan penjelasan singkat guru tentang materi yang dipelajari
kemarin agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu serta berjalan wajar.
(c) Guru menyampaikan aturan main (rule of game) serta semua hal, tahapan atau
(d) Guru membagi 2 (dua) kelompok siswa yang saling berhadapan, yakni pro
(setuju) dan pihak kontra (tidak setuju) dengan jumlah anggota yang sama
melalui game tak tik tuk tok untuk menentukan anggota kelompok.
(e) Melalui Game ini siswa disuruh membentuk lingkaran/segi empat (disesuaikan
space ruang) kemudian seluruh siswa diharuskan mengucapkan kata TAK TIK
TUK TOK secara bergantian. Siswa yang mengucapkan kata TAK akan
mengucapkan TOK.
efektif dan benar serta poinpoin utama yang harus siswa pegang dari kegiatan
Debat Plus.
(g) Setelah itu guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara/
mengemukakan pendapatnya.
dari setiap siswa di lembar/catatan guru yang ditempel di tembok, baik yang
pro ataupun yang kontra. Dari catatan ini guru dapat melihat distribusi siswa
(i) Untuk mempermudah proses pencatatan ide dan namanama siswa selama
(j) Guru melaksanakan kegiatan Debat dengan 2 tema, namun per 1 (satu) tema
(l) Setelah sesi pertama selesai, guru melanjutkan kegiatan Debat kembali dengan
tema selanjutnya.
(m) Saat Debat berlangsung guru harus memberikan batasan waktu melalui
dinyatakan kalah.
(n) Kemudian jika perdebatan berlangsung imbang (dua kelompok sama sama
melihat distribusi keaktifan siswa dan menentukan kelompok mana yang paling
merata keaktifannya dan kelompok mana yang masih didominasi oleh siswa
siswa tertentu.
(o) Dari data data di lembar catatan guru yang ditempel didepan tersebut, guru
terdapat empat aspek pokok, yaitu: (1) penyusunan rencana; (2) tindakan; (3)
dilakukan secara berbaur, bertahap, dan sistematis yang diterapkan dalam dua
siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
bawah ini, data kualitatif tersebut diperoleh melalui observasi, dan jurnal kegiatan.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes perbuatan siswa pada saat melakukan tes
keterampilan berbicara dengan metode debat plus, baik pada tes awal, tes akhir 1,
kualita 1. Jurnal
tif Kegiatan
(observasi) analisi
Data
s
2. Kuesioner
3. Rekaman deskrip
kuantitat tif
if
Hubungan antara siklus I dan siklus II dapat diterangkan dalam gambar sebagai
berikut ini.
PERENCANAAN
R E F LE K S I
SP
IKELU
RESN
I CANAAN P E LA K S A N A A N
REFLEKSI P E N G A M AT A N PELAKSANAAN
S I K L U S II
Diagram 2.2 Hubungan Siklus I dan Siklus II
METODE PENELITIAN
tepat akan memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, sebab metode
penelitian sebagai petunjuk yang memeberikan arah, corak, dan tahapan kerja
Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2)
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Proses kegiatan tindakan kelas yang
dipecahkan pada siklus II. Selanjutnya, kegiatan dimulai lagi seperti kegiatan pada
diperoleh sebelum dan sesudah treatment. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes
keterampilan berbicara siswa baik pada tes awal (pre-test), tes akhir I (post-test 1),
yang bertempat di Jl. Tukad Balian Renon Denpasar. Lokasi penelitian ini dipilih
Menengah Atas plus Pariwisata yang situasi penggunaan bahasa Inggrisnya tinggi
tetapi kemampuan berbicara siswanya masih rendah. Situasi ini diketahui dengan
diadakannya wawancara awal dan observasi langsung dengan guru dan beberapa
dirasakan masih kurang, sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk mencapai
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data kualitatif yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui
observasi langsung, pemberian tes, jurnal kegiatan, pencatatan dan rekaman yaitu
berupa bahasa Inggris lisan yang diucapkan siswa di kelas serta data kuantitatif
yang berupa angka dan nilai-nilai yang diperoleh dari nilai hasil tes awal, niai
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA
Pariwisata Kertha Wisata Denpasar dengan jumlah siswa 19 orang yang terdiri
dari 13 (tiga belas) orang siswa laki-laki dan 6 (enam) siswa perempuan.
Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
berkaitan dengan perasaan siswa, minat dan motivasi siswa sebelum dan
metode debat plus. Adapun aspek yang diungkap melalui kuisioner ini adalah
berbicara,
baik,
dalam kelas,
kesulitan-kesulitan tersebut,
h)Usaha apa yang siswa lakukan agar kesulitan tersebut tidak terjadi lagi pada
Tes awal (diagnostic test) digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
(achievement test) digunakan sebagai alat ukur tingkat kemampuan dan tingkat
peningkatan kemampuan berbicara bahasa Inggris yang dicapai oleh siswa dikelas
XI IPA SMA Pariwisata Kertha Wisata Denpasar, sejauhmana metode debat plus
dinilai meliputi aspek-aspek kebahasaan yang terdiri atas pelafalan, tata bahasa
dan kosa kata yang diucapkan siswa yang dinilai berdasarkan penjabaran pada
kegiatan selama mengajar. Jurnal yang dibuat ini bertujuan untuk mengetahui
kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran dan untuk mengetahui kegiatan
atau sikap siswa selama proses pembelajaran. Dari jurnal kegiatan ini guru
atau observasi dibantu dengan teknik perekaman dan pencatatan. Perekaman dan
kendaraan hal ini karena kelas tempat dilangsungkannya penelitian terletak tepat
disisi jalan raya, oleh karena itu, teknik pencatatan juga dipergunakan di dalam
pengumpulan data. Data yang diperoleh melalui teknik ini langsung bisa
ditranskripsi.
dilaksanakan melalui tiga fase yaitu fase sebelum diberlakukannya Siklus Pra-
sebagai berikut.
3.5.1 Pre-Observasi
diberlakukannya tindakan.
3.5.2 Siklus I
1) Perencanaan
materi ajar untuk dipakai dalam pembelajaran di kelas dan tes akhir di
rasa suka atau tidak suka terhadap beberapa topic yang diberikan
3) Tindakan
4) Pengamatan
Pada fase ini, pengamatan difokuskan pada data yang diperoleh di kelas
Pada fase ini, guru mendeskripsikan dan mengevaluasi hasil dari tindakan
Data yang berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes akhir siklus
3.5.3 Siklus II
Siklus II dibagi menjadi empat tahapan, sama halnya pada siklus I, masing-masing
1) Perencanaan
topik.
body, conclusion)
orang.
(d) Guru memberikan beberapa topic, dan mengundi topic serta
tepat tersebut.
salam penutup
3) Tindakan
4) Pengamatan
Pengamatan difokuskan pada data yang diperoleh di kelas selama siklus II
5) Refleksi
Pada fase ini, guru mendeskripsikan dan mengevaluasi hasil dari tindakan
pada siklus II. Jika hasil dari tindakan pada siklus II mencapai target, maka
Ada 2 (dua) jenis data dalam penelitian ini. Data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil jurnal kegiatan pada setiap tindakan
data hasil tes awal siswa, tes akhir I, dan tes akhir II dan kuesioner. Kedua data
deskriptif dengan membandingkan hasil kuesioner tes awal, kuesioner tes akhir I
tes awal dan tes akhir. Kriteria yang digunakan dalam penilaian keterampilan
oleh Simon (2005: 15). yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi siswa. Adapun
X = N x 100
n
( Arikunto, 2002: 122)
Keterangan :
X = Maen
N = Jumlah siswa
penilaian berbicara siswa, digunakan kriteria acuan penilaian milik Simon (2005:
17).
dengan 100
69
54, dan
dengan 39
Hasil dari kuesioner baik pada tes awal mauoun tes akhir dihitung dan
di SMA Pariwisata Kertha Wisata adalah 65, jadi berkaitan dengan hal tersebut,
pemberian treatment (siklus) akan berakhir setelah angka KKM 65 bisa diperoleh.
Metode informal digunakan dalam bentuk perian dengan untaian kata-kata biasa
= Standar.
BAB IV
Pada bab ini diberikan penjelasan tentang hasil penelitian yang berfokus
pada data dan analisis dari permasalahan yang dikaji yang mencakup data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menunjukkan hasil belajar siswa
dalam bentuk persen dan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes awal, tes
akhir I, dan tes akhir II. Selanjutnya, data tersebut dibandingkan untuk
yang dilakukan. Sedangkan, data hasil kualitatif diperoleh dari kuesioner dan
jurnal kegiatan.
IX IPA SMA Pariwisata Kertha Wisata Denpasar ketika dilakukannya tes awal,
kata dalam bahasa Inggris memiliki sifat tidak konsisten sehingga menjadi
masalah bagi pembelajar. Bahasa Inggris memiliki 44 bunyi, yang terdiri dari 20
bunyi vokal dan 24 bunyi konsonan. Contoh lambang bunyi yang secara tidak
konsisten dibunyikan adalah oo yang dalam kata book dibaca [bk], tetapi dalam
kata flood dibaca [fld]; dan lambang bunyi u dibaca [u] pada put, tetapi dibaca
Dalam data ditemukan adanya perubahan dari [th] beraspirasi menjadi [t]
dental. Perubahan itu terjadi pada semua posisi yaitu posisi awal, tengah dan
evriI]
dispe:r]
tu: du:]
pengucapan bunyi [t] pada kata take, bottle, dan but. Bunyi [th] yang
terucap adalah [t] dental (take) dan [t] retoflek (bottle,but) sedangkan [t]
dalam bahasa Inggris adalah [th] pada posisi awal yang diucapkan dengan
aspirasi [th]. [t] yang diucapkan beraspirasi didahului atau diikuti oleh
vokal baik yang muncul di tengah (bottle), awal (take), maupun di akhir
kata (but). [t] retoflek pada data ini yaitu pada kata bottle,but dipengaruhi
oleh bahasa Bali yang memiliki aksen dental (t) yang kental.
tengah, dan akhir kata. Jika berdistribusi pada awal kata serta langsung
1989: 35).
Data menunjukkan bahwa terjadi perubahan dari bunyi dental frikatif tak
bersuara [] menjadi [t], baik pada posisi awal, tengah, dan akhir kata.
d gvermnt ]
I imp:tnt in intnet]
[wi : luki for sm
bunyi [t] di awal (thank), dan tengah (something). Ini terjadi karena tidak
dimilikinya bunyi [] dalam bahasa Bali atau pun bahasa Indonesia, dan juga
bunyi [th] menjadi []. Perbedaan di antara kedua bunyi itu ialah [] sebagai
konsonan seperti itu kemungkinan tidak selalu ada pada setiap bahasa.
Perubahan tersebut dapat disimak dalam data berupa kalimat yang digunakan,
sebagai berikut.
(i) T : I have very much
mch eksa:mpl ]
plei PS]
vendr]
vendr]
Perubahan pengucapan bunyi [f] dan [v] menjadi [p] pada contoh 1-3
dalam kata-kata very, forget (posisi awal), never, information (posisi tengah),
dan have (posisi akhir) disebabkan oleh tidak adanya kedua bunyi tersebut
dalam bahasa daerah (misalnya bahasa Bali) walaupun ada dalam bahasa
Indonesia. Namun pada data 3, siswa sudah mampu mengucapkan kata vendor
Pada bagian ini dicermati kesalahan yang terjadi dalam tata bahasa
kata penunjuk dengan kata benda yang mengikutinya. Kata penunjuk dalam
Contoh :
Kata penunjuk this yang muncul pada awal kedua kata benda di
atas (pada contoh 1 dan 2) sangat tidak tepat karena tidak adanya
kedua kata benda yang berbentuk jamak (televisions, jobs). Hal ini terjadi
harus ada kesesuaian antara kata penunjuk dengan kata benda sehingga
kalimat yang benar seperti Buku-buku ini harus dikembalikan besok, dan
Meja ini berat adalah these books must be returned tomorrow dan This
table is heavy, yaitu ada kesesuaian antara these dengan books, begitu
pula antara this dengan table. Pada contoh 1,3 terdapat kesalahan
penggunaan kata children dan peoples yang tidak perlu dibubuhi akhiran
jamak
menerjemahkan kata mengikuti aturan bahasa Ibu mereka (bahasa Bali dan
berbeda dalam pemberian penanda jamak pada tiap kata bendanya dengan
English
(ii) T : Many student bored with English
(data 5)
St : Many students bored with the English beause there are too
reduced.
Pada contoh 1-3 di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa tidak
regulation dan party padahal sudah jelas ada kata keterangan jamak seperti
kata all (sebelum kata subject), many (sebelum kata student) dan to be
tersebut harus dibubuhi penanda jamak. Hal ini terjadi karena (1)
banyak, para atau dengan mengulang kata dasar, sedangkan dalam bahasa
seperti s, -es, -en dan zero pada kata benda yang bisa dihitung.
Contoh : Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
Anak-anak children
Buku-buku books
keterangan kuantitas, dan kata kerja. Bentuk pengulangan seperti itu ada
(iii)T : If we just looking and looking the past time we will never succeed
people (data 6)
daerah maupun bahasa Indonesia, yaitu dengan mengulang bentuk kata dasar.
Many-many (contoh 1) dikatakan benar jika digunakan dalam bahasa casual atau
bahasa pergaulan, tetapi dikatakan salah menurut aturan standar bahasa Inggris.
penambahan quntifier seperti much, more, dan tidak ada pengulangan dengan
Sejumlah data menunjukkan terjadi penambahan kata much dan more pada
kata sifat yang terdiri dari satu dan empat suku kata. Penambahan seperti berikut
benar dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia tetapi salah dalam bahasa
Inggris.
Contoh :
are
Pemakaian kata much dan more pada contoh 1 dan 2 di atas jika
digunakan untuk menyatakan makna lebih tidak bisa dibenarkan. Rumusan untuk
menyatakan lebih pada kata keterangan atau kata sifat yang terdiri dari satu atau
dua suku kata dalam bahasa Inggris harus dengan menambahkan akhiran /-r/ atau
/-er/ pada kata yang terdiri dari satu atau dua suku kata sehingga menjadi
younger dan stronger. Tetapi bila kata keterangan atau kata sifat itu terdiri lebih
dari dua suku kata maka di depannya harus ditambah dengan more sehingga
sepeti di dalam bahasa Inggris tidak ada, tetapi ciri adjectiva dapat diketahui
disesuaikan dengan jenis kata yang mengikutinya. data berikut bisa di cermati
lebih seksama.
(ii) T : They are not care with the rule in the school (data 5)
(data 9)
Penggunaan to be (am, is, are, was, were, dan been) yang disatukan
dengan kata kerja dalam kala sekarang tidaklah tepat, yang tepat adalah
dan done) agar dapat bersesuaian dengan kata kerja utama sehingga secara
berturut-turut menjadi do you (1), they do (2) dan the reality shows do.
Indonesia digunakan kata adalah sebagai penyepadanan kata kerja bantu, hal
breath (data 2)
St : Smoke will damage your lungs, you will be difficult to
breath
Kata sandang ini dan itu dalam bahasa Indonesia, the dalam bahasa
sejumlah data.
Contoh :
yang berbeda. Dalam bahasa Inggris kata sandang harus dipakai dalam
data 1 karena kata quality (kualitas) yang letaknya sebelum kata benda.
makna suatu kata dan kesusahan yang dialami siswa dalam memilih sinonimi kata
tersebut. Kesalahan yang dimaksud bisa dilihat pada data yang ditampilkan dalam
school (data 5)
(v) T : I Hope vice of University from Bali for the next time will be the
karena sudah ada kata atau istilah yang benar seperti tampak pada kalimat
bahasa Inggris standar yang dihadirkan setelah bahasa Inggris hasil transkripsi
dengan konteks kalimat, request yang hampir sama artinya, jauh lebih tepat.
Dapat diamati perbedaan arti yang halus diberikan oleh kamus Oxford
apa yang saya inginkan. Sedangkan definisi request dalam kamus ini adalah:
contoh, dia (L) memiliki sebuah rumah kemudian posisi kata have lebih
kata play dirasakan memiliki nuansa yang lebih idiomatik daripada have.
Sehingga kata play dapat diartikan memiliki peranan penting atau memainkan
peranan penting.
plan, etc) into a pack. Sehingga kata realize tersebut lebih tepat digantikan
dengan kata apply yang dalam kamus berarti make practical use of
penemuan).
digantikan dengan kata improve yang dalam kamus berarti make or become
dengan kata vice yang dirasakan kurang tepat digunakan dalam kalimat pada
English bahwa vice berarti next in rank to somebody and able to represent
them or act for them, wakil dari suatu jabatan tertinggi. Oleh karenanya
dilakukannya tindakan. Hasil tes awal ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Indikator % Tingkat
(Nilai kemampuan
Total Nilai
Siswa dalam
persen)
A F C M
Dwipa 2 2 1 2 7 35 35% Sangat kurang
Juniawan 2 2 3 1 8 40 40% Kurang
Tunyasa 2 2 2 2 8 40 40% Kurang
Alit 3 2 2 3 10 50 50% Kurang
Supitri 2 3 2 3 10 50 50% Kurang
Arya 2 2 1 2 7 35 35% Sangat Kurang
Chintya 3 3 2 2 10 50 50% Kurang
Dimas 2 2 1 1 7 35 35% Sangat kurang
Eka 2 2 1 2 7 35 35% Sangat kurang
Gde 2 2 3 3 10 50 50% Kurang
Bagus
Indri 2 3 3 2 10 50 50% Kurang
Puji 3 3 2 3 11 55 55% Cukup
Suka 2 2 2 2 8 40 40% Kurang
Umar 2 1 2 3 8 40 40% Kurang
Windi 2 2 1 1 6 30 30% Sangat kurang
Dayu 3 3 3 2 11 55 55% Cukup
Wiri
Wiwin 3 3 2 2 10 50 50% Kurang
Yoga 2 2 1 1 6 30 30% Sangat kurang
Yoga ari 3 2 3 3 11 55 55% Cukup
Rata-rata 2.3 2.2 1.9 2.1 825
Nilai 46 45 38 42 43% Kurang
Catatan:
A : Accuracy (ketepatan berbahasa)
F : Fluency (kelancaran)
C : Comprehensibility (pemahaman topik)
M : Method of Delivering Arguments (cara penyampaian argumen)
keterampilan berbicara bahasa Inggris pada pemberian tes awal (pre-test) adalah
43% dan nilai ini sangat jauh dari nilai target, yaitu 65 %. Berdasarkan tabel hasil
tes awal di atas dapat dijelaskan bahwa comprehensibility (pemahaman topik) siswa
berada dalam kategori yang sangat kurang. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
nilai total siswa unuk aspek comprehensibility yaitu sebesar 38% dengan nilai rata-
rata 1,9. Lima siswa memperoleh nilai 3, delapan siswa memperoleh nilai 2 dan
sisanya mmperoleh nilai 1. Pemahaman topik yang dibicarakan ini diperoleh dari isi
pembicaraan siswa selama tes awal berlangsung. Rata-rata siswa kurang mampu
menguasai topik yang dibicarakan, hal ini dikarenakan minimnya informasi seputar
pembicaraan, apakah siswa tersebut setuju ataupun tidak setuju dan langsung
singkat karena sebagian besar siswa menggunakan kalimat yang pendek dan
Kekuranglancaran siswa disebabkan rasa grogi dan tegang ketika berbicara karena
belum terbiasa berbicara langsung tanpa diberikan waktu untuk menulis dikertas
apa yang akan dibicarakan. selain itu, kurang lancarnya siswa juga disebabkan
karena kurangnya penguasaan akan informasi tentang topik yang ditanyakan oleh
guru pada saat pre-test. Siklus berikutnya siswa perlu dimotivasi untuk
inggris.
Dan elemen terakhir Accuracy yang diperoleh dengan angka 46%. Siswa
belum mampu menggunakan bahasa secara tepat, terbukti dari tes awal ini
100
ditemukan banyak kesalahan dalam ketepatan berbahasa siswa baik dari segi
Tes awal dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Maret 2011. Ketika guru
memasuki kelas, para siswa menyambut dengan memberi salam dan kemudian
duduk dengan sedikit gaduh, hal ini mungkin dikarenakan guru yang masuk ke
kelas mereka bukanlah guru yang biasanya mengajar mata pelajaran bahasa
mereka terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan di kelas ini, para siswa
yang akan mereka pelajari, yaitu pada buku pegangan Bab V Thinking
yang tertuang dalam Bab V tersebut dan aktivitas serta tes yang akan dilakukan
Setelah para siswa cukup paham dengan semua penjelasan yang diberikan
oleh guru, maka siswa dibagi menjadi 2 (dua) kelompok besar ( pro dan kontra)
dan diminta untuk menanggapi tiga buah topik yang berhubungan dengan
permasalahan umum. Adapun ketiga topik yang dipilihkan yaitu : (1) That we
101
would put affirmative action toward vocational schools graduates, (2) That
women should give equal rights in the working fields, (3) That workers
Topik (motion) yang dipilih oleh siswa setelah dilakukan pengundian adalah
Kegiatan ini berjalan dengan cukup lancar, debat dipenuhi dengan argumen-
Argumen dari setiap siswa direkam dan dicatat oleh guru sehingga dapat diketahui
hanya memberikan pendapat secara singkat dan dengan kalimat same with my
friend pendapat saya sama dengan teman saya dan terlihat tidak termotivasi
Setelah kegiatan ini usai, dilanjutkan dengan pemberian tes awal (pre-test).
Siswa diminta duduk berkelompok (tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga sampai
empat siswa) dan tiap kelompok secara bergiliran maju ke depan guru, selanjutnya
topik yang diberikan oleh guru. Topik yang dipilih untuk tiap siswa dalam
kelompok berbeda. Hal ini untuk menghindari pendapat/ide yang sama dari tiap
siswa. Sehingga dapat diketahui sejauh mana kemampuan awal siswa dalam
dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik,
kurang jika skor yang diperoleh adalah 2 (40-54%), kategori cukup jika siswa
mendapatkan skor 3 (55-69%), kategori baik jika siswa mendapatkan skor 4 (70-
84%), dan kategori sangat baik jika skor yang didapatkan siswa yaitu 5 (85-
100%).
menit.Tujuan dari dilaksanakan pemberian kuesioner pada saat tes awal adalah
untuk mengetahui permasalahan apa yang dihadapi siswa dalam berbicara dengan
bahasa Inggris.
Inggris dan 4 (empat) pertanyaan lagi untuk mengetahui gambaran dan tanggapan
bahwa berbicara bahasa Inggris sangat susah dan tidak satupun dari siswa yang
menyatakan bahwa berbicara dalam bahasa Inggris itu mudah. Ketika siswa
Inggris, 12 siswa (63,2%) merasa kurang suka dan tidak satupun yang antusias
(89,4%) mengatakan bahwa guru mengajar dengan metode yang biasa, dimana
siswa maju kedepan, guru tidak memberi penjelasan yang lebih terperinci tentang
pelajaran berbicara yang mereka praktekkan, demikian pula pada akhir pelajaran,
guru tidak menyimpulkan materi yang mereka pelajari ataupun yang mereka
praktekkan pada hari itu, sehingga siswapun menjadi acuh tak acuh dengan
bahasa Inggris dan menjadi pasif berbicara. Hal tersebut juga didukung dari
tanpa diselingi games atau permainan dan metode yang bervariatif sehingga siswa
guru sangat jarang menggunakan media dalam mengajar bahasa Inggris siswa di
kelas.
bahasa Inggris merupakan aktivitas yang susah karena sangatlah susah bagi
mereka terhadap apa yang dibicarakan tanpa suatu metode alternatif yang dapat
disimpulkan beberapa hal yaitu: minat dan kemampuan siswa dalam berbicara
bahasa Inggris masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh
siswa dalam tes awal. Siswa masih mengalami kebingungan, apa yang harus
mereka katakan pada saat berbicara lisan. Sehingga proses belajar mengajar
dirasakan berjalan kurang kondusif. Sebenarnya masalah sesungguhnya yang
dihadapi siswa adalah stigma mereka akan keterampilan berbicara yang susah.
Mereka cenderung berpikiran bahwa berbicara bahasa Inggris itu sangat susah dan
mereka sangat takut salah dalam berbicara. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan
siswa pada saat interview yaitu Belajar bahasa inggris itu susah bu. Saya selalu
takut kalau mau ngomong, saya merasa kurang menguasai kota kata, setiap saya
ingat grammar dan struktur batallah saya mengucapkan kalimat bahasa inggris.
Kalau sudah begitu bu, yang ada hanya rasa bosan, malas, dan takut salah.
sangat susah dan tidak satupun dari siswa yang menyatakan bahwa berbicara
bahasa Inggris itu mudah dan 16 siswa (84,2%) menyatakan bahwa sangat penting
menggunakan metode debat plus, siswa menjadi lebih termotivasi dan senang
diperoleh hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan apa yang mereka
alami. Tindakan yang dilakukan guru yaitu menegaskan kembali penerapan rumus
yang diberikan supaya informasi yang disampaikan utuh dan akurat. Oleh sebab
itu, melalui teknik debat plus nantinya, siswa diajarakan cara berpendapat yang
4.1.2 Pembahasan
berfokus pada permasalahan utama yang dihadapi siswa kelas XI SMA Pariwisata
Kertha Wisata Denpasar dalam berbicara bahasa Inggris. Hasil dari tes awal
observasi yang dilakukan pada setiap pertemuan di setiap siklus, kuesioner dan
Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa siswa dan guru selama proses
kurang menantang bagi siswa. Selain itu, selama ini proses belajar
Dari hasil pengamatan selama proses pemberian tes awal, baik sebelum
selama proses belajar dan mengajar juga kurang baik. Kalau sedang tidak
bahasa Inggris.
5) Kesulitan memilih kata-kata yang padanan bahasa Indonesianya
sama
padanan kata. Hal ini membuat siswa sulit dalam menentukan kosakata
yang tepat dalam berkomunikasi lisan. Misalnya saja kata tall dan
high, kedua kata itu memiliki padanan yang sama dalam bahasa
kata tersebut.
dilakukan treatment dengan metode debat plus yang terbukti efektif dalam
Bahasa Inggris
topik debat, lembar kerja siswa untuk masing-masing sesi telah dirancang
sehingga diharapkan proses belajar mengajar nantinya berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
Siklus ini terdiri dari 4 (empat) pertemuan. Pertemuan pertama, kedua dan
kuesioner pada tes akhir I ini adalah untuk mengetahui kesan dan respon siswa
terkait dengan metode debat plus yang berikan. Semua aktivitas yang dilakukan
Observasi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2011. Ketika guru
memasuki kelas, siswa mengucapkan salam. Kemudian guru membalas salam dan
dengan benar baik cara menanyakan pendapat kepada seseorang (asking for
Kemudian guru juga membahas hasil tes awal yang dilakukan siswa, dan
mengutarakan pendapatnya dalam berbicara dengan bahasa inggris, baik itu pada
pendapat. Kemudian siswa mulai diperkenalkan dengan metode debat plus. Siswa
memberikan topic dan meminta siswa untuk membagi diri menjadi dua grup
besar. Proses pembagian grup ini dilakukan dengan meminta siswa untuk
TAK TIK TUK TOK secara bergantian. siswa yang mengucapkan kata TAK akan
siswa yang mengucapkan kata TIK 1 kelompok dengan siswa yang mengucapkan
TOK. Topik yang dimainkan pada hari ini adalah the house would implement
Kemudian siswa mulai melakukan debat. Guru menunjuk salah satu anggota
pendapatnya. Pada awal pelaksanaan, hanya siswa yang dapat berbahasa inggris
saja yang berani mengemukakan pendapat, siswa yang kurang fasih hanya berkata
yes, I agree with my friends opinion saja, tanpa menambahkan argumennya
sendiri. Padahal jika diminta untuk menuliskan pendapat mereka pada secarik
kertas, banyak sekali ide-ide yang mereka ciptakan, tapi giliran mengemukakan
setiap siswa di lembar guru yang ditempel di tembok, dari lembar ini guru dapat
melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang aktif. Setelah permainan usai,
guru membahas hasil debat, menambahkan argumen untuk topik debat yang baru
saja dimainkan, mengoreksi penggunaan bahasa siswa yang kurang tepat dan
Observasi ini dilaksanakan pada hari Jumat, 1 April 2011. Seperti biasa,
siswa memberi salam kepada guru saat guru memasuki kelas. Pada pertemuan
kedua di kelas, jumlah siswa yang hadir sama dengan pertemuan pertama. Pada
hari ini, guru menjelaskan cara menyampaikan pendapat dengan benar dan cara
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tampak beberapa siswa mencatat apa
permainan debat plus. Adapun topik-topik yang disediakan adalah: (1) That
internet marginalize tradition, (2) That we should follow the West. , (3) school
3 siswa) guru memberikan topik dan meminta siswa dalam grup sesi pertama
untuk mempersiapkan timnya dalam permainan debat plus. Adapun topik yang
dimainkan pada sesi ini yaitu That we should follow the West, karena siswa
berdebat hari ini. Setelah dilakukan pengundian, tim yang berdebat hari ini adalah
pengenal bernomor dan bewarna yang berbeda untuk memudahkan guru dalam
proses pencatatan ide pada lembar guru yang ditempel di tembok. Tim pro
KELOMPOK II (pro)
Alit
Supitri
Arya
KELOMPOK V (kontra)
Suka
Umar
Windi
Masing-masing kelompok yang akan berdebat diberikan waktu 10 menit
untuk berdiskusi dengan kelompoknya. Pada saat siswa berdiskusi, guru kembali
tepat. Kemudian siswa mulai melakukan debat. Pembicara pertama kelompok pro
siswa di lembar guru yang ditempel di tembok, dari lembar ini guru dapat melihat
distribusi siswa yang aktif dan yang kurang aktif. Debat plus sesi pertama usai,
dilanjutkan dengan sesi ke-dua, tim yang maju kali ini akan membahas topik
school uniform are necessary for high school students. Tim yang maju pada
Dwipa
Juniawan
Tunyasa
KELOMPOK IV (kontra)
Gde Bagus
Indri
Puji
menambahkan argumen untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi
penggunaan bahasa siswa yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada
argument mereka yang dapat menguatkan pendapatnya. Siswa pun sangat antusias
mencatat topik-topik yang ditulis di papan tulis dan telihat kompak membagi
tugas untuk mencari bahan, materi tentang topik debat dengan timnya.
Observasi ini dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April 2011. Seperti biasa,
siswa memberi salam kepada guru saat guru memasuki kelas. Hari ini guru
menjelaskan cara menyampaikan ekspresi setuju dan tidak setuju terhadap suatu
isu. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tampak beberapa siswa mencatat
setuju secara langsung berdasarkan situasi yang diberikan pada latihan siswa,
setelah itu dilanjutkan dengan sesi debat yang membahas topic yaitu That
pengenal bernomor dan bewarna yang berbeda untuk memudahkan guru dalam
Chintya
Dimas
Eka
KELOMPOK VI (kontra)
Dayu Wiri
Wiwin
Yoga
Yoga ari
ditanggapi dan dibahas oleh kelompok kontra. Pada saat siswa menyampaikan
gagasannya guru menulis ide-ide dari setiap siswa di lembar guru yang ditempel
di tembok untuk melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang aktif.
argumen untuk topik debat, mengoreksi pemakaian bahasa siswa yang kurang
tepat dan memberikan arahan dan motivasi kepada siswa untuk terus menggali
Pada hari ini, Selasa, 19 April 2011 dilaksanakan sesi ke-empat yang
diisi dengan pemberian tes akhir I. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya dan
Topik yang dipilihkan untuk tiap siswa berbeda-beda, hal ini untuk mengindari
adanya kesamaan pendapat diantara siswa jika diberikan topik yang sama.
Diperlukan ide-ide asli yang berasal dari pemikiran siswa itu sendiri, sehingga
diketahui seberapa jauh peningkatan keterampilan berbicaranya termasuk
ketepatan berbahasa tiap siswa. Kegiatan ini menghabiskan waktu yang cukup
lama, mengingat sebagian besar siswa sudah mampu berbicara dalam waktu 5
menit.
disimpulkan beberapa hal yaitu: minat dan kemampuan siswa dalam berbicara
bahasa Inggris mulai menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
yang diperoleh siswa dalam tes akhir I yaitu 64%. Siswa sudah mulai
mulai bervariasi, kesalahan yang cukup mendasar pada grammatika dan masih
adanya aksen bahasa ibu yang kental. Dalam menyampaikan pendapat/ide, siswa
siswa, namun nilai hasil yang diperoleh siswa belum mencapai nilai target yaitu
Segala kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II ini dijabarkan sebagai berikut:
4.2.2.1 Perencanaan Siklus II
Observasi ini dilaksanakan pada hari Jumat, 1 April 2011. Seperti biasa,
ketika guru memasuki kelas, siswa memberi salam dengan sopan. Pada pertemuan
pertama di siklus kedua ini, jumlah siswa yang hadir hanya 18 orang, 1 orang
siswa tidak masuk karena sakit. Pada hari ini guru mengingatkan kembali cara
menyampaikan pendapat dengan benar baik dan cara melakukan presentasi lisan
setuju dan tidak setuju, serta cara mengungkapakan pernyataan suka dan tidak
suka. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa mencatat apa yang
disampaikan dan dituliskan guru di papan tulis. pada kesempatan ini pula, guru
pelafalan, struktur kata dan kalimat serta pemilihan kata, hal ini guna
Topik yang dimainkan hari ini adalahh: (1) That pacaran motivates our
topik dan meminta siswa dalam grup sesi pertama untuk mempersiapkan timnya
dalam permainan debat plus. Adapun topik yang dimainkan pada sesi ini yaitu
That pacaran motivates our study, kelompok yang akan berdebat kali ini
adalah:
KELOMPOK 1 (kontra)
Dwipa
Juniawan
Tunyasa
KELOMPOK IV (pro)
Gde Bagus
Indri
Puji
dari setiap siswa di lembar guru yang ditempel di tembok, dari lembar ini guru
dapat melihat distribusi siswa yang aktif dan yang kurang aktif.
menambahkan argumen untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi
penggunaan bahasa siswa yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada
siswa untuk terus menggali kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka. Pada
Observasi ini dilaksanakan pada hari Jumat, 29 April 2011. Seperti biasa,
siswa memberi salam kepada guru saat guru memasuki kelas. Hari ini jumlah
siswa lengkap, yakni berjumlah 19 siswa. Pada hari ini guru menjelaskan cara
Setelah siswa cukup paham dengan apa yang disampaikan oleh guru, siswa
mengungkapkan setuju dan tidak setuju, suka dan tidak suka, disertai dengan cara
latihan usai, siswa diajak kembali untuk melakukan permainan debat. Kemudian
Adapun topik-topik yang dipilihkan adalah disediakan adalah: (1) That internet
KELOMPOK II (kontra)
Alit
Supitri
Arya
KELOMPOK V (pro)
Suka
Umar
Windi
untuk berdiskusi dengan kelompoknya. Pada saat siswa berdiskusi, guru kembali
tepat. Kemudian siswa mulai melakukan debat. pembicara pertama kelompok pro
siswa di lembar guru yang ditempel di tembok, dari lembar ini guru dapat melihat
distribusi siswa yang aktif dan yang kurang aktif. Debat plus sesi pertama usai,
dilanjutkan dengan sesi ke-dua, tim yang maju kali ini akan membahas topik
Chintya
Dimas
Eka
KELOMPOK VI (pro)
Dayu Wiri
Wiwin
Yoga
Yoga ari
menambahkan argumen untuk topik debat yang baru saja dimainkan dan
disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan dalam minat belajar siswa, motivasi
belajar siswa yang terlihat, suasana kelas yang tidak membosankan, karena siswa
Pada hari ini, Jumat, 6 Mei 2011 dilaksanakan sesi ke-tiga yang diisi
dengan pemberian tes akhir II. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya dan
Topik yang dipilihkan untuk tiap siswa berbeda-beda. Hal ini untuk mengindari
adanya kesamaan pendapat diantara siswa jika diberikan topik yang sama.
Diperlukan ide-ide asli yang berasal dari pemikiran siswa itu sendiri, sehingga
ketepatan berbahasa tiap siswa. Topik untuk tiap-tiap siswa pada tes awal, tes
akhir I, dan tes akhir II tidaklah sama, hal ini untuk mengukur peningkatan
dilakukan di siklus II ini berjalan dengan lancar dan siswa mampu mencapai
target 65% bahkan ada beberapa siswa yang melebihi target. 14 siswa
mendapatkan skor melebihi 65. Pada siklus ini, sebagian besar siswa sangat
antusias dalam melakukan kegiatan debat plus secara aktiv dan terlihat sangat
Walaupun dalam berbicara bahasa Inggris, masih terdapat kesalahan tata bahasa
tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi hasil peningkatan berbicara mereka. Siswa
yang awalnya terlihat pasif sudah mulai aktif berbicara mengikuti siswa yang lain.
Komunikasi antar siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam berbahasa
Tindakan dilakukan
Hasil dari tes akhir I akan dibandingkan dengan hasil tes awal untuk
mengetahui seberapa jauh peningkatan yang dialami siswa dari tes awal sampai
keterampilan berbicara bahasa Inggris pada tes akhir I adalah 64% dan nilai ini
hampir mendekati target , yaitu 65 %. Berdasarkan tabel di atas, hasil dari elemen
walaupun sudah ada sedikit peningkatan . Hal ini ditandai dengan perolehan nilai
total yang dicapai sebesar 58% dengan nilai rata-rata 2,9. Kekuranglancaran siswa
masih disebabkan rasa grogi dan tegang ketika berbicara karena belum terbiasa
berbicara langsung tanpa diberikan waktu untuk menulis dikertas apa yang akan
dibicarakan. Selain itu, kurangnya penguasaan akan informasi tentang topik yang
ditanyakan oleh guru pada saat tes awal juga masih menjadi kendala. Walaupun
dalam kategori cukup. Rata-rata siswa cukup paham dengan topik yang
ditanyakan kepada mereka, karena topik-topik masalah yang peneliti berikan
adalah masalah-masalah seputar dunia siswa yang dekat dengan kehidupan siswa
di sekolah. Siswa yang kurang memahami topik tersebut disebabkan oleh topik
Hasil dari indikator elemen accuracy dalam tes akhir I masih sangat kurang.
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari indikator accuracy adalah 3.3 (68%) dan
dinilai bahwa hasilnya cukup meningkat jika dibandingkan saat tes awal.
Ditemukan ada 10 (sepuluh) siswa yang mendapat nilai 4 pada indikator ketepatan
berbicara.
siswa pada indikator ini yaitu 3.4 atau 68% siswa sudah cukup mampu
dengan pemberian definisi apa (what), kemudian mnjelaskan mengapa (why) dan
Pada bagian ini dicermati peningkatan yang terjadi dalam pelafalan kata-
Contoh :
drg]
kalimat di atas menunjukkan adanya peningkatan pelafalan bunyi [t] pada kata
thousand [aznd]
Peningkatan bunyi [f], [v] dapat disimak dalam data berupa kalimat yang
henphn]
St : Its started from last februry all students are not allowed to bring
in is skul]
(ii) T : Most the society still fanatic about the
Provins]
provinsi.
in prvins]
ne:vs]
nervous
n:vs]
Ika
[i:t pa:ti mst hv flosfi v Bhineka tunggal ika]
intnet]
Pelafalan bunyi [f] dan [v] yang tepat pada contoh 1-5 menunjukkan terjadinya
peningkatan pada pelafalan bahasa Inggris siswa. Pada siklus I siswa sudah mulai
3) Perubahan bunyi [au], [d], [], [o], [] , [] menjadi [o],[d ], [a], [a] dan
[o], [e]
Pada tes akhir I ditemukan adanya kesalahan baru, kesalahan ini tidak
ditemukan pada tes awal karena pada tes awal siswa belum mampu
rasa takut untuk memproduksi bunyi dan ketidaktahuan siswa akan bunyi bahasa
drg]
St : Thousand people die because of drug
(iii) T : The government should give special attention to the poor (data 9)
(data 10)
ne:ves]
nervous
n:vs]
Jika diperhatikan data di atas maka dapat kita lihat beberapa perubahan
bunyi vokal. Perubahan bunyi vokal seperti itu disebabkan oleh kuatnya
apa yang tertulis dengan membaca salah satu dari vokal rangkap tersebut. Oleh
atas, yakni :
Pada bagian ini akan dicermati peningkatan dalam tata bahasa siswa,
diantaranya:
Pada tes akhir I ditemukan adanya peningkatan sejumlah data yang menunjukkan
terjadinya kesesuaian antara bentuk kata penunjuk dengan kata benda yang
mengikutinya.
Contoh :
(i)T : This house believes that public should give a room for
St : This house believes that public should give a room for putra
daerah...
Kata penunjuk a yang muncul pada awal kata benda room (pada
sehingga tidak diperlukan adanya penambahan benda jamak (s) pada kata
room. Demikian pula pada contoh 2, kata benda children bukanlah orang
ketiga tunggal, sehingga pada kata kerjanya (like) tidak perlu ditambahkan
akhiran s.
2)Adanya penanda jamak (suffix s/ -es) pada kata benda jamak
mengenai tata bahasa, terbukti pada tes akhir I ditemukan adanya peningkatan
fuel price.
living.
dan art sudah tepat. Sudah jelas ada kata keterangan jamak seperti kata
dan art) yang menandakan bahwa kata benda kalimat tersebut harus
Kesesuaian pada pemakaian kata kerja bantu do telah dibuktikan, berikut bisa
(ii) T : English does not help teacher at all, the student get
St : English does not help teacher at all, the student will get bored
infact
Pemakaian kata kerja bantu do pada contoh 1 dan kata kerja bantu does
pada contoh 2 menunjukkan adanya peningkatan dalam tata bahasa siswa. Proses
pemunculan verba yang berfungsi sebagai kata kerja bantu (auxiliary dengan atau
tanpa sufiks-es) pada kalimat bentuk negative dan interrogative dengan contoh
seperti pada kalimat They keep our nation (contoh 1). Verba keep memerlukan
verba tersebut mengikuti subjek pertama jamak dan tidak mendapat imbuhan
sufiks s, sehingga verba keep menjadi dont keep pada kalimat They dont keep
our nation.
does, pada saat verba mengikuti subjek pertama dan personal pronoun bentuk
tunggal, seperti pada kalimat English helps teacher (contoh 2). Berdasarkan hal
sehingga verba help mengalami perubahan bentuk menjadi doesnt help saat
(ii) T : Golkar and PDI are two big parties now (data 6)
(data 7)
baik itu pada kata benda, kata sifat, kata keterangan seperti yang
succeed. (data 9)
successful.
Kata yang bergaris bawah diatas kurang tepat secara sintaksis. Hal ini
Kata boring pada kalimat di atas harus diganti dengan kata bored,
in others. (data 8)
atas adalah kata sifat (adjective), sehingga kalimat yang benar seharusnya, it was
yang terjadi pada pemilihan kosa kata, bisa dilihat pada data yang ditampilkan
Contoh:
(ii)T : Therefore, the tutor quality will raise and the sametime the
St : Therefore, the quality of tutors will raise and at the sametime the
Pemilihan kata improve sangat tepat karena dirasakan memiliki nuansa yang
lebih idiomatik. Dalam kamus kata improve memiliki arti make or become
better yaitu membuat sesuatu jadi lebih baik. Sehingga pemilihan kosakata
speaking.
mereka menyukai belajar speaking dengan metode debat plus yang disertakan
dalam proses belajar-mengajar di kelas. Jika dibandingkan dengan hasil tes awal
jelas terlihat peningkatan yang diperoleh siswa. Saat tes awal, 14 (73,7%) siswa
menyatakan bahwa berbicara bahasa Inggris sangat sukar. Melalui metode debat,
15 siswa (78,9%) menyatakan bahwa speaking bukanlah hal yang sukar, seperti
apa yang mereka rasakan saat awal pertemuan. 16 siswa (84,2%) menyatakan
siswa (89,5%) menyatakan mereka semakin kritis dan termotivasi dalam berbicara
Inggris mereka meningkat dan mereka semakin percaya diri dalam berkomunikasi
Hasil kuesioner ini membuktikan bahwa metode debat plus efektif dalam
siswa.
keterampilan berbicara bahasa Inggris pada tes akhir II adalah 78% dan nilai ini
Hasil dari indikator accuracy ini dalam tes akhir II sudah mengalami
peningkatan. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari indikator accuracy adalah
3.8 (77%) dan dinilai bahwa hasilnya sudah cukup baik. Ditemukan hanya 4
Inggris, baik pada pegucapan, pembentukan kata dan kalimat serta pemilihan kata
yang tepat.
Dari tabel hasil tes akhir II dapat dijelaskan bahwa kelancaran (fluency)
siswa dalam berbicara sudah cukup baik dan meningkat. Hal ini ditandai dengan
perolehan nilai total yang dicapai sebesar 73% dengan nilai rata-rata 3,6.
memperoleh nilai 3. Ekspresi siswa dalam berbicara sudah cukup baik, dengan
bunyi ee, oo, aa, pada saat berbicara sudah tidak tampak. Ketika guru meminta
pendapat siswa akan topik yang dipilihkan, sebagian besar siswa sudah mampu
memberikan respon jawaban yang cepat, sehingga guru tidak perlu mengulang
lagi memberikan pertanyaan seperti halnya yang terjadi pada tes awal siswa,
Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai total siswa sebesar 81%. Rata-rata
siswa cukup paham dengan topik yang ditanyakan kepada mereka, karena topik-
topik masalah yang peneliti berikan adalah masalah-masalah seputar dunia siswa
yang dekat dengan kehidupan siswa di sekolah. Siswa juga sudah mulai aktif
memperkaya kosakata siswa. Referensi itu mereka dapat dari berbagai media
kata yang cukup bervariasi, dan informasi yang disampaikan juga sudah cukup
indikator ini yaitu 3.9 atau sekitar 78% siswa sudah mampu menyampaian idenya
kesimpulan di akhir penyampaian idenya. Hal ini tentu saja dikarenakan motivasi
belajar siswa yang telah meningkat, suasana belajar dikelas yang baik, siswa
Dari hasil tes akhir II, siswa mulai memperhatikan pelafalan kata-kata
bahasa Inggris dengan baik, terbukti dari data yang ditemukan pada hasil tes akhir
Bunyi [f], [v] sudah diucapkan dengan tepat oleh siswa. Hal ini dapat disimak
all lessons
Pada siklus II, siswa sudah mulai berhati-hati dalam mengucapkan setiap kata
(i) T : Government must make some work plan to help the poor (data 3)
Pada bagian ini dicermati peningkatan tata bahasa siswa salam berbicara
kata benda yang mengikutinya. Apabila kata penunjuk dalam bentuk singular
maka tidak perlu dibubuhkan penanda jamak (s/es) pada akhir kata benda.
Contoh :
Artikel a yang muncul pada awal kedua kata benda di atas (pada contoh 1
dan 2) menunjukkan bahwa kata benda pada kalimat tersebut sudah tunggal,
Siswa sudah mampu menghasilkan ujaran yang jelas dengan disertai akhiran
s/es sebagai penanda jamak dari kata benda yang mereka sampaikan dalam
(i) T : Students and their future will brighter without drug. (data 6)
terhadap kata benda, student, dan buyer semuanya tepat. Kata keterangan jamak
seperti kata their (setelah kata student), all (sebelum kata student) dan many
(setelah kata consumer yang menandakan bahwa kata benda kalimat tersebut
Hasil siklus kedua menunjukkan adanya kesesuaian pada pemakaian kata kerja
bantu do dan disesuaikan dengan jenis kata yang mengikutinya, contoh dalam
data, yaitu :
you do not
St : Many parents do not guide their children because they are busy
at work
(iii)T : The fact proved that many Indonesian films do not
St : The fact proved that many Indonesian films do not educate the
teenagers
Penggunaan kata kerja bantu do dengan perubahan bentuknya (does, did, dan
done) agar bisa bersesuaian dengan kata kerja utama sehingga secara berturut-
turut menjadi you do not (1), many parents do not (2) dan indonesian films do not
(3).
(ii) T : If they are careless their children can use cigarette (data 7)
Data 1-2 ditemukan pemakaian to be pada tempat yang tepat. Seperti telah
Data hasil tes akhir II menunjukkan peningkatan yang dialami siswa dalam
Pada contoh 1, kata mean merupakan kata kerja (verb), sedangkan kata
yang diperlukan dalam kalimat pada contoh 1 adalah kata benda (noun),
(noun). Dalam kalimat tersebut, siswa sudah mampu memilih dengan tepat
family harmonious
seriously(data 9)
Seriously
(discuss).
karena setelah menggunakan kata for harus diikuti dengan bentuk ing,
Data hasil tes akhir II masih menunjukkan beberapa kesalahan kecil yang
terjadi pada pemilihan kosa kata siswa secara semantik. Hal seperti ini muncul
dikarenakan antara lain oleh kurangnya pemahaman yang benar terhadap makna
suatu kata. Kesalahan yang dimaksud bisa dilihat pada data yang ditampilkan
Contoh:
(i) T : Students can practice Englsh to repair their language skill (data 1)
Pada contoh di atas, pemilihan kata repair kurang tepat, karena yang dimaksudkan
dalam kalimat tersebut adalah mampu meningkatkan menjadi lebih baik. Kata
benda. Maka, kata yang tepat untuk menggantikan kata repair adalah kata
improve karena memiliki arti yang lebih idiomatik, yaitu meningkatkan sesuatu
menjadi lebih baik. Sehingga makna dan pesan dari kalimat di atas dapat
dipahami.
years (data10)
tepat untuk memberikan makna jarak, karena pesan yang dimaksudkan dalam
siswa telah sesuai dengan standar yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu 65.
hal ini juga berarti bahwa penelitian ini telah mencapai keberhasilan sesuai
dan II, diperolehlah perbandingan ketiga rata-rata siswa pada tiap tingkatannya.
Hal ini dapat disimak pada data kuantitatif hasil perolehan nilai siswa disetiap
siklus yang mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya, dapat disimak tabel
Tes X Tingkat
penguasaan
siklus I dan siklus II, diperolehlah perbandingan ketiga nilai rata-rata siswa pada
90
80
70
60 Tes Akhir II Tes Akhir I
50 Tes Awal
40
30
20
10
0
Data kuantitatif juga didukung oleh data kualitatif dalam penelitian ini
mencakup respon siswa terkait dengan pemberian tindakan dengan metode debat
menyukseskan proses belajar mengajar. Dalam bab ini dibahas pula kurikulum,
pada aplikasi dari ilmu bahasa. Linguistik terapan berusaha untuk menerapkan
praktis yang berhubungan dengan bahasa, bahasa dijadikan alat. Contoh: dalam
internal.
komunikasi sehari-hari dan lain-lain yang bisa dijadikan asumsi dasar atau
pembelajaran bahasa.
dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar tuntas).
berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama,
yang berlaku saat ini dan digunakan oleh SMA Pariwisata Kertha Wisata adalah
kurikulum KTSP 2006. KTSP 2006 lebih sederhana dibandingkan KBK 2004.
membuat siswa terpaku dengan pola tata bahasa. Kini siswa bisa lebih luwes
kurikulum 2006 ini siswa menjadi lebih komunikatif yaitu dengan belajar
memberikan respon. Selain itu juga ada teks yang sesuai dengan kebutuhan siswa,
seperti teks dalam bentuk procedure yang biasanya sering digunakan dalam teks
berupa cooking instruction, ataupun petunjuk pemakaian suatu alat. Ada lagi teks
berguna bagi siswa untuk berlatih cara mengemukakan pendapat dan berdebat
5.3 Silabus
pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata pelajaran. Silabus
ini merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran Standar Kompetensi dan
berikut: kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik, bagaimana
pada silabus diharapkan pengajar akan dapat mengajar lebih baik, tanpa
khawatir akan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar
1983:19).
Objek pembelajar dari penelitian ini adalah siswa kelas sebelas (XI)
Akhir
7. IQ rata-rata : Sedang
malas.
9. Minat : Meningkatkan
bahasa siswa.
10. Bahasa yang dikuasai siswa : Bahasa Indonesia dan Bahasa
(SMP) Swasta
Nasional SMA.
siswa adalah mengetahui materi ajar apa yang sudah mampu dikuasai siswa, apa
yang harus mereka kuasai di akhir pembelajaran dan apa materi yang ingin
ditetapkan dan harus mendukung kegiatan belajar tersebut dalam rangka mencapai
tujuan kompetensi yang diinginkan. Sebelum bahan ajar tersebut disusun, perlulah
(Richard, 1986: 51). Richard menyatakan bahwa needs analysis adalah suatu
aktivitas yang mendeskripsikan perbedaan antara aktivitas bahasa apa yang sudah
dikuasai dan dilakukan pembelajar saat ini dan aktivitas bahasa apa yang
yang benar, tata bahasa yang tepat dan kosa-kata yang yang luas serta
mampu dipahami.
kondisi dimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan karena hal tersebut
mendukung berhasilnya proses belajar mengajar di kelas. Situasi dan kondisi yang
dimaksud meliputi, jumlah siswa di dalam kelas, tipe kelas, dan sarana parasarana
hari Selasa dan Jumat. Karena pelajaran ini dilaksanakan siang hari,
yang ditempel.
ketidaktahuan siswa.
debat plus.
menyertakan alasan.
Dasar Badan Standar Nasional Pendidikan untuk kelas XI. Silabus Sekolah
Mendengarkan
1. Memahami 1.1 Merespon makna dalam percakapan o Setuju-senang Melakukan studi Mengidentifikasi makna tindak Tertulis 2 x 45
makna dalam transaksional (to get things done) pustaka untuk tutur mengungkapkan setuju menit
percakapan dan interpersonal (bersosialisasi) mengidentifikasi Merespon tindak tutur tidak
transaksional resmi dan berlanjut (sustained) berbagai ungkapan
o tidak setuju- setuju
dan secara akurat, lancar, dan berterima tidak senang setuju dan tidak Mengidentifikasi makna tindak
interpersonal yang menggunakan ragam bahasa setuju, senang, tidak
resmi dan tutur tidak setuju
lisan dalam konteks kehidupan senang beserta Merespon tindak tutur tidak setuju
berlanjut Quiz
sehari-hari dan melibatkan tindak responnya secara Mengidentifikasi makna tindak
(sustained) tutur: setuju dan tidak setuju, kelompok.
dalam tutur tidak senang
perasaan senang /tidak senang
konteks Merespon tindak tutur tidak
(pleased, displeased)
kehidupan senang Tugas
sehari-hari Mendengarkan
percakapan
transaksional/interper
-sonal melalui tape
secara klasikal
Berbicara
Tugas
Mendiskusikan Menggunakan tindak tutur setuju-
3. Mengungkap suka
Mengungkapkan makna dalam tindak tutur yang
kan makna Merespon tindak tutur menasehati
percakapan transaksional (to get things o setuju-suka digunakan dan 2x 45
dalam teks Menggunakan tindak tutur tidak
done) dan interpersonal (bersosialisasi) responnya dalam Performa menit
percakapan setuju-tidak suka
resmi dan berlanjut (sustained) dengan percakapan yang ns
transaksional
menggunakan ragam bahasa lisan secara o tidak didengar secara
dan
akurat, lancar dan berterima dalam setuju- berkelompok
interpersonal
konteks kehidupan sehari-hari dan tidak suka
resmi dan
berlanjut melibatkan tindak tutur: Menyampaikan
(sustained) kesukaan dan ketidaksukaan terhadap Bermain peran secara
dalam suatu setuju dan ketidaksetujuan terhadap berkelompok
konteks suatu hal.
kehidupan
sehari-hari
Alokasi Waktu
Materi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Pembelajaran
(Menit)
Berbicara
2 x 45
berbicara
6.2 Menyampaikan
6. mampu
menggunakan ekpresi ekspresi dalam menanyakan
dalam menanyakan menanyakan pandangan pandangan mampu menggunakan memberikan pandangannya Tugas
pandangan (asking (asking someones point (asking kalimat untuk terhadap sebuah acara televise 2 x 45
someones point of of view) memberikan someones point menanyakan pandangan dan film dengan menggunakan
view) (expressing point of view) (asking someones point ekpresi menyampaikan
pandangan (expressing
of view)) dengan of view) memberikan pandangan secara tepat.
point of view) pandangan (expressing Performa
menggunakan ragam memberikan ns
bahasa lisan secara pandangan point of view)
akurat, lancar dan
berterima dalam (expressing point
berkomunikasi sehari- of view)
hari
Siswa mampu Menyampaikan siswa siwa mampu Observasi Melakukan role A: what do you 2 x 45minutes Buku Look a
mengungkapkan / Pendapat memperhatikan menggunakan play menanyakan think about living in head II
menyampaikan (Expressing opinion) pemaparan kalimat untuk pendapat, Bali and living in
pendapat, ide, tentang cara menyampaikan menyampaikan Jakarta? Progress
opini dan * Asking for opinion menyampaikan pendapat, pendapat, handbook
memberi pendapat menanyakan menyatakan setuju B: !
pendapat dengan (asking for pendapat, dan
1. what do you think Kangguru
benar dengan about? opinion, giving pernyataan ketidaksetujuan Indonesia
menggunakan opinion, setju dan tidak
ragam bahasa Menggunakan setuju dalam Melakukan debat
lisan secara *Giving opinion praktik Siswa akan lebih Guidelines
ekspresi dengan
akurat, lancar dan berdebat memahami cara for debating
menyampaikan Motion/topik
berterima dalam 1. I think that I perkelompok menyampaikan
pendapat,membe debat
berkomunikasi believe that merespon pendapat dengan
ri pendapat
sehari-hari dengan benar berpartisipasi
Memprakktekan langsung dalam
penggunaan terhadap
tindak tutur : kegiaan debat
ekspresi dalam
menyampaikan mengungkapka
pendapat dengan n pendapat.
melakukan
debat secara
berkelompok
membahas
kesalahan dalam
penggunaan
bahasa yang
dilakukan slama
kegiatan
berdebat.
mengulas
kembali topic
yang dibahas
sehingga
memungkinkan
adanya pendapat
tambahan dari
siswa
siswa
memperhatikan
pemaparan
tentang cara
menyampaikan
pendapat.
melakukan
presentasi lisan
Memprakktekapr
esentasi lisan
dengan topic
yang diberikan
secara
berkelompok
membahas
kesalahan dalam
penggunaan
bahasa yang
dilakukan slama
kegiatan
presentasi
mengulas
kembali topic
yang dibahas
sehingga
memungkinkan
adanya pendapat
tambahan dari
siswa
Siswa mampu Menyampaikan Siswa siwa mampu Observation Membuat A: I dont 1x 90 Buku Look a head II
mengungkapkan / setuju dan memperhatika menggunaka dialog sigkat think that minut
menyampaikan ketidaksetujuan n pemaparan n kalimat debat menyatakan some parents es Progress handbook
pernyataan setuju terhadap suatu hal. tentang cara untuk setuju dan tidak are wise. they
dan tidak setuju (Expressing menyampaika menyampai setuju dont listen
Guidelines for debating
dengan benar agreement dan n pernyataan kan berdasarkan to us?
dengan disagreement) setuju dan pernyataan model yang
menggunakan setuju dan LKS Kreatif
ketidaksetujua B. I agree
ragam bahasa n terhadap tidak setuju
lisan secara *agreement (I suatu hal dalam diberikan with you. the
akurat, lancar dan agree, I think Menggunakan siswa try to give us
berterima dalam so,etc) ekspresi mampu Melakukan a lot of Advanced Learning
berkomunikasi menyampaika merespon debat dengan advice English II
sehari-hari *disagreement (I n pernyataan dengan baik Motion/topik
dont think so, I setuju dan tindak tutur debat yang
disagree,etc) tidak setuju yang tepat diberikan
Memprakktek
an
penggunaan
penyataan
setuju dan
tidak setuju
dalam
menyampaika
n pendapat
membahas
kesalahan
dalam
penggunaan
bahasa yang
dilakukan
slama
kegiatan
berdebat.
mengulas
kembali topic
yang dibahas
sehingga
memungkinka
n adanya
pendapat
tambahan dari
siswa
P O S T T E S T I
Siswa mampu Menyampaikan Siswa siwa mampu Observation Siswa A: Do you 1 x 90 Buku Look a head II
mengungkapkan kesukaan dan memperhatika menggunaka memberikan like the minut
ekpresi suka dan ketidaksukaan n pemaparan n kalimat debat tanggapan suka comedian es Progress handbook
tidak suka terhadap suatu tentang cara untuk dan tidak suka series bajaj
terhadap sesuatu setuju dan menyampaika menyampai terhadap bajuri?
Guidelines for debating
fenomena,topic,h ketidaksetujuan n pernyataan kan suka movies/tv
al yang ada terhadap suatu hal. suka dan tidak dan tidak programs yang B.
dengan (Expressing like suka terhadap suka diberikan. Advanced Learning
menggunakan and dislike ) English II
sesuatu terhadap I like
ragam bahasa Menggunakan sesuatu Melakukan watching
lisan secara *Likes (I like, I ekspresi secara tepat. debat dengan Liputan 6,
akurat, lancar dan love, I am keen menyampaika melakukan Motion/topik personally I
berterima dalam on, I am crazy n suka dan debat dengan debat yang believe that
berkomunikasi about, we all tidak suka menggunakan diberikan watching
sehari-hari enjoy, etc) dengan bahasa ungkapan suka Liputan 6 not
yang benar dan tidak suka only gives
*dislike (I dont Memprakktek terhadap topic me the latest
really like, I an yang information,
dislike, I am not penggunaan dipilihkan dan but also
really interested penyataan menyampaika increasesmy
in, cant enjoy, I suka dan tidak n pendaoatnya awareness
cant stand, I suka dengan berdasarkan about the
hate,etc) memeberikan kesukaan atau environment
pendapat ketidak sukaan
terhadap tersebut
gambar yang
diberikan ..
(berkelompok
).
membahas
hasil dari
pemaparan
kelompok
(ketepatan
berbahasa)
Siswa mampu Menyampaikan Siswa siswa Observation Siswa 2 x 45 Buku Look a head II
menggunakan ekspresi dalam memperhatika mampu memberikan minut
ekpresi dalam menanyakan n pemaparan menggunaka Debat pandangannya es Progress handbook
menanyakan pandangan tentang cara n kalimat terhadap sebuah
pandangan (asking someones menanyakan untuk acara televise
(asking point of view) pandangan menanyakan dan film dengan Guidelines for debating
someones point terhadap seseorang pandangan menggunakan
of view) terhadap sesuatu,hal terhadap (asking ekpresi
sesuatu,hal memberikan sesuatu, cara someones menyampaikan
memberikan pandangan menyampaika point of pandangan
Bahan Ajar SMA
pandangan (expressing point n pandangan view) secara tepat.
(Dispora Prov. Bali)
(expressing point of view) terhadap terhadap
of view) mengungkapkan sesuatu, cara sesuatu,hal
mengungkapkan perasaan senang mengungkapk memberikan LKS Kharisma
perasaan senang (expressing an ekspresi pandangan
(expressing pleased) dan suka dan (expressing LkS Kretif
pleased) dan mengungkpakan ketidaksukaan point of
mengungkpakan ekpresi Menggunakan view)
ekpresi ketidaksukaan ekspresi mengungka
ketidaksukaan (expressing menanyakan pkan
(expressing displeased) pandangan perasaan
displeased) seseorang senang
dengan *asking someone terhadap (expressing
menggunakan point of view (Id sesuatu, cara pleased) dan
ragam bahasa be glad to have menyampaika mengungkp
lisan secara your view on ..) n pandangan akan ekpresi
akurat, lancar dan terhadap ketidaksuka
berterima dalam sesuatu, cara an
*Expressing
berkomunikasi mengungkapk (expressing
points of view
sehari-hari an ekspresi displeased)
(personally, I
believe.. ) suka dan dengan
ketidaksukaan bahasa yang
*Expressing dengan bahasa benar.
pleased (How yang benar melakukan
wonderful..) Memprakktek debat
an dengan
*Expressing penggunaan menggunaka
displeased (I am penyataan n ekspresi
very annoyed.. ) menanyakan menyampai
pandangan kan
seseorang pandangan
terhadap akan suatu
sesuatu, cara permasalaha
menyampaika n yang
n pandangan muncul.
terhadap
sesuatu, cara
mengungkapk
an ekspresi
suka dan
ketidaksukaan
dengan benar
melalui
latihan
menyampaika
n pandangan
membahas
hasil dari
pemaparan
kelompok
(ketepatan
berbahasa)
P O S T T EST II
penelitian ini. Silabus ini diadopsi dari silabus mata pelajaran bahasa Inggris yang
digunakan oleh SMA Pariwisata Kertha Wisata dari Depdiknas (2008:52) dan
dengan kebutuhan pada penelitian. Jika dibandingkan dengan silabus milik SMA
Pariwisata Kertha Wisata yang selama ini digunakan oleh sekolah ini, diamati
sangat sedikit sekali disorot kompetensi dasar berbicara dan kegiatan belajar yang
dilakukan siswa sesuai dengan indikator yang tercantum pada silabus tersebut
Hal ini dikarenakan guru lebih berfokus pada target Ujian Nasional yang lebih
(listening). Padahal, pada semester genap ini setelah 3 bulan belajar di kelas siswa
inggris yang aktif terutama dalam aspek berbicara. Untuk lebih jelasnya, dapat
disimak silabus yang digunakan oleh SMA Pariwisata Kertha Wisata dalam
Materi yang disusun sesuai dengan silabus dan sesuai dengan kebutuhan
siswa serta tujuan yang akan dicapai. Materi selengkapnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
PERTEMUAN MATERI
SIKLUS I
SIKLUS II
(Expressing pleased)
(Expressing displeased)
1)Ways to say it
Expressing opinions
Asking other peoples opinion :
Expressing opinions:
in my opinion,
I personally believe
I personally think
I personally feel
from my point of view
I think
I believe
in my case
what Im more concerned with is
capture the attention and interest of your audience, perhaps with quoting a
proverb or statement.
state the topic or aim of the presentation (e.g, Today I will discuss a
primary school classroom)
give the listener a plan of what is to be discussed (e.g, I will first consider
two points in favour)
Body
Give signal to the listener that the talk is almost finished : In conclusion
Restate the main points
evaluate the importance of the information
draw a strong conclusion.
in conclusion
therefore we state that
to conclude
on the whole,
on this basis, we agree that
from the statement we can conclude
from the facts above
4)Expressing like and dislikes (ungkapan suka dan tidak suka)
1. Ketika kita akan mengungkapkan kesukaan terhadap sesuatu, kita berkata:
a. I like .. d. I am crazy about ..
b. I love .. e. We all enjoy..
c. I am keen on .. f. is my cup of tea
2. Mengungkapkan rasa tidak suka terhadap sesuatu, kita berkata :
a. I dont really like e. is not my cup of tea
b. I dislike biology f. I cant stand
c. I am not really interested in .. g. I hate it
d. I cant enjoy
lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP ini dapat
rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang
harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus
digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman RPP ini pengajar akan dapat
mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup
materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang
Baik pengajar maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Siswa mampu menggunakan ekpresi dalam menanyakan pandangan (asking
someones point of view) terhadap sesuatu,hal memberikan pandangan
(expressing point of view) mengungkapkan perasaan senang (expressing pleased)
dan mengungkpakan ekpresi ketidaksukaan (expressing displeased) dengan
menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam
berkomunikasi sehari-hari
Indikator
Materi Pokok
Kegiatan akhir
menyimpulkan topic pembelajaran siswa memperhatikan
yang dipelajari hari ini
memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya siswa bertanya
menutup proses belajar mengajar
hari ini dan memberikan salam
penutup siswa membalas salam penutup
Pendekatan/metode pembelajaran:
Pendekatan komunikatif
Intruksi langsung (Direct instruction)
Observasi
Sumber belajar
Your turn!!
Work in pairs. in turns, express an opinion about the following topic. see the
model below.
A : In my opinion, the local TV programs are not very good
B : I dont think so. they are generally very good
OR
C : I personally think that the talk shows are very boring and long
D : I dont know about that. but I think the topics discussed are
current.
The quiz programs Too childish and not Appealing to younger
challenging viewers
The advertisements uninteresting Very entertaining and
creative
The sports programs Too short and too People dont want to see
localized foreign sport programs
The movies Very old-fashioned and Many people like seeing
poor quality older and well-known
actors and actres
Try this
Create a new short dialog based on the items given. see the model below
Dialog A
Sandra : There are too many silly cartoons on television lately. dont you agree?
Tony : Not at all. actually, I like cartoons because theyre very entertaining.
Cartoons Silly programs Entertaining
Western films Too much violence You can study English
Interviews Gossips Interesting topics
Womens programs Luxurious fashions Up to date fashions
Dialog B
Tita : I dont think that young people should be allowed to wear strange
hair styles
Jono : why? Whats wrong with them?
Tita : Well, I personally believe that people who wear strange hair
styles will look untidy and badly-behaved.
Jono : I see your point, but I think they just want to be stylish. thats all.
Drink alcohol Bad-mannered Forget their problems
smoke Dirty and smell awful Want to be relaxed
wear strange hair styles untidy Want to appear
stylish
Kriteria penilaian :
Tes lisan: 0-39 (sangat kurang), 40-54 (kurang), 55-69 (cukup), 70-84 (baik), dan 85-
100 (sangat baik)
-54%)
-39%)
Mengetahui Denpasar,
Kepala Sekolah SMA (P) Kertha Wisata Guru Mata Pelajaran Bhs. Inggris
I Gusti Bagus Swadaya, S.Sos IA Ekayudha Pratiwi, S.S
beberapa pengembangan pada indikator dan kegiatan belajar siswa dikelas. Jika
masih sederhana dan terkesan sangat singkat. Sehingga siswa tersebut belum
kompetensi dasar yang disampaikan oleh guru. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
C. Kegiatan Akhir :
- Membahas bersama
- Salam penutup
Kepala Sekolah SMA (P) Kertha Wisata Guru Mata Pelajaran Bhs. Inggris
I Gusti Bagus Swadaya, S.Sos Rebecca K.Putri , S.S
dirasakan masih jauh dari efektif. Metode pembelajaran yang dicantumkan dalam
RPP yang diterbitkan oleh Sekolah lebih banyak pada metode ceramah meskipun
metode tanya jawab, diskusi dan praktek tercantum di dalamnya. Hal ini
sedangkan pelaksanaan RPP yang dibuat untuk penelitian ini lebih menekankan
kelas. Sedangkan RPP yang digunakan dalam penelitian ini berisikan gambaran
suasana di kelas dan memudahkan proses belajar mengajar di kelas. Sumber ajar
yang dipakai oleh sekolah pada sumber tersebut, sedangkan sumber ajar yang
dipakai dalam penelitian ini mengompilasi dari berbagai sumber yang relevan
dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa RPP
yang digunakan sebagai pedoman dalam kepentingan penelitian ini merupakan
4.6 Evaluasi
Tes I : Tes Awal (menilai kemampuan berbicara siswa dengan meminta siswa
langsung)
Activity 1
Work in pairs. choose one of the situations here. Make a dialogue. Then, practice
it in front of the class.
Maya and Nube are discussing their new English teacher. Maya likes her,
Nube doesnt.
Akbar and Rina has just returned from a movie. Risna didnt like it, but
her boyfriend did.
Toga bought the new album of Britney Spears. He likes it, but Jacky, his
friend, doesnt.
Anggi and puspita are discussing about Bali. both of them like it.
Pipit and hanum are talking about the latest fashion. they like it.
Activity 2
Show It Off
Your mission
Share your opinion by making your own oral presentation. you can use your own
topic or choose one of these topics.
Activity 3
Express your attitude when you agree and disagree based on the following
situations. Do it orally. Number 1 has been done for you as an example.
Have you seen Superman Returns movie? Did you like it? Why/why not?
What kind of movies do you like to watch?
How do you express your point of view about a movie?
Activity 6
Your turn
Have you ever watched any of the following movies/Tv programs? give your
point of view about them. see the example.
6.1 Simpulan
membawa buku ke depan kelas, ; (c) motivasi belajar siswa yang masih rendah;
(d) anggapan siswa terhadap bahasa Inggris itu sukar; (e) kesulitan memilih kata- kata
yang padanan bahasa Indonesianya sama. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner
tes awal bahwa (15) 78,9% siswa mengatakan bahwa guru tidak pernah mengecek
kesalahan siswa, (12) 63,2 % siswa menyatakan bahwa motivasi belajar mereka
juga sangat jarang menggunakan media atau fasilitas yang dapat mencerahkan
siswa merasa kurang suka dan tidak satu pun yang antusias dalam berbicara, (14)
73,7 % siswa beranggapan bahwa bahasa Inggris itu sukar, dan dalam berbicara
(16) 84,2 % siswa menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan memilih kata-
kata yang padanan bahasa Indonesianya sama. Sebelum metode debat plus ini
diterapkan, siswa merasa kesulitan dalam berbicara dengan bahasa Inggris. Dari
hasil pengamatan awal ditemukan bahwa motivasi siswa selama proses belajar dan
mengajar juga kurang baik. Kalau sedang tidak diperhatikan, mereka lebih
memilih untuk berbicara dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah dan yang
bahwa nilai rata-rata siswa 43% pada tes awal yang dikategorikan ke dalam level
kurang. Data kualitatif menunjukkan banyak kesalahan dalam pelafalan siswa, tata
kesalahan dalam pelafalan, seperti (a) pelafalan bunyi [t] yang beraspirasi [th]
menjadi [t] yang tidak beraspirasi; (b) perubahan bunyi dental frikatif tak bersuara
[] menjadi bunyi [t]; (c) perubahan bunyi [f], [v] menjadi [p]. Dari segi
antara bentuk kata penunjuk dengan kata benda; (b) tdak adanya penanda jamak
(suffix s/es) pada kata benda jamak; (c) Terjadinya bentuk pengulangan; (d)
penggunaan much, more untuk menyatakan lebih; (e) penggunaan to be untuk kata
kerja bantu do atau did; (f) pelepasan to be pada kalimat nonverbal; dan (g)
pelesapan kata sandang (the >). Dari segi penguasaan kosa kata ditemukan
adanya pemilihan kosakata yang tidak sesuai dengan konteks kalimat, seperti :
kata demanded yang seharusnya digantikan oleh kata requested, kata has yang
seharusnya digantikan oleh kata plays, kata realize yang seharusnya digantikan
dengan kata apply, kata repair yang seharusnya digantikan dengan kata improve
Mereka terdiam lama setelah menyampaikan dua sampai tiga kata dan sering
menggunakan bahasa Inggris yang tidak tepat baik, dari segi pelafalan, tata bahasa
maupun pemilihan kosa katanya, siswa mulai berani berbicara pada sesi terakhir
metode debat plus. Peningkatan ini dapat dilihat dengan membandingkan hasil tes
sebesar 64% berada pada kategori cukup. Peningkatan yang terjadi juga dapat
dilihat dari data kualitatif yang berupa (1) peningkatan dalam pelafalan, seperti (a)
bunyi [t] yang sudah beraspirasi [th], (b) pelafalan bunyi [f], [v] secara tepat. (2)
peningkatan dalam penggunaan tata bahasa, seperti (a) kesesuaian bentuk kata
penunjuk dengan kata benda, (b) adanya penanda jamak (suffix s/es) (c)
pemakaian kata kerja bantu, (d) penggunaan to be pada kata nonverbal. (3)
peningkatan dalam pemilihan kosakata, seperti pemilihan kata fulfil dan improve.
siklus II. Secara kuantitatif pemerolehan nilai sebesar 74% berada dalam kategori
baik. Peningkatan nilai tes keterampilan berbicara ini meliputi seluruh aspek
bahasa Inggris, tata bahasa dan kosa-kata bahasa Inggris. Dari segi pelafalan
ditemukan: (a) adanya ketepatan pelafalan bunyi [f], [v], (b) ketepatan
pengucapan bunyi [3]. Dari aspek penguasaan tata bahasa ditemukan: (a) Adanya
kesesuaian bentuk kata penunjuk dengan kata benda, [b] adanya penanda jamak
(suffiks s/-es), (c) pemakaian kata kerja bantu, (d) penggunaan to be pada kata
nonverbal pada kata benda jamak. Dari aspek pemilihan kosa-kata ditemukan
adanya ketepatan dalam pemilihan kosa kata seperti kata-kata: meaning,
siswa dengan guru dalam berbicara bahasa Inggris juga mengalami peningkatan
Peningkatan ini juga dapat dilihat dari hasil kuesioner bahwa 89,5% siswa
6.2 Saran
keterampilan berbicara dengan metode debat plus secara teoretis dapat bermanfaat
pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XI. Namun, tidak menutup
menjadi semakin efektif, oleh karena itu melalui penelitian tindakan kelas ini telah
sehingga kreativitas guru sangat diperlukan. Selain itu, perlu disampaikan metode
bertanya dan merespon pertanyaan secara langsung dan dengan cara praktik
lainnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
197