Jurnal Kelompok 6 PDF
Jurnal Kelompok 6 PDF
2(2)
ABSTRAK
Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman ditujukan untuk mengarahkan dan membimbing perawat
dalam melaksanakan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh dengan baik. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Penerapan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh berkaitan dengan patient safety untuk
mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan pada pasien dirumah sakit antara lain penilaian
Morse Fall Scale, memasang gelang identifikasi berwarna kuning pada pergelangan, tanda
pencegahan jatuh di papan tempat tidur, mengatur tinggi rendahnya tempat tidur, memastikan
pagar pengaman tempat tidur dalam keadaan terpasang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan perawat tentang patient safety dalam menerapkan tindakan pencegahan risiko
pasien jatuh di Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Metode: Desain
penelitian ini adalah pendekatan Cross Sectional. Pada penelitian ini populasinya adalah perawat
di Ruang penyakit dalam Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi. Jumlah sampel 33
orang perawat. Penelitian ini dilakukan bulan Februari-Maret 2015. Hasil: Pengetahuan perawat
sebanyak 21 orang (64%) ada pada kategori Tidak dilakukan, dan tindakan pencegahan risiko
pasien jatuh 29 orang (88%) ada pada katergori Tidak dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Spearman rho dengan nilai signifikansi = 0,05 didapatkan nilai p = 0,011 berarti p < 0,05
dengan koefisien korelasi r =0,439 yang berarti terdapat hubungan yang Sedang antara
pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pencegahan risiko pasien jatuh..
Kata Kunci : perawat, patient safety, tindakan pencegahan risiko pasien jatuh, pengetahuan
ABSTRACT
Safety patient (Patient Safety) hospital is a system where hospitals make patient care safer
intended to direct and guide nurses in implementing preventive measures fall with good risk
patients. The system is expected to prevent injury caused by errors due to perform an action or no
action is supposed to do. The application of preventive measures related to the patient's risk of
falling patient safety to prevent the occurrence of unexpected events in hospitalized patients
include Morse Fall Scale assessment, installing yellow identification bracelet on the wrist, a sign of
fall prevention in bed board, set the level of the bed, make sure bed safety rail in installed state.
This study aimed to determine the knowledge of nurses about patient safety by implementing
preventive measures risk patient falls in hospitals Maria Space Interna Walanda Maramis
Airmadidi. Methods: The study design was cross-sectional approach. In this study population was
nurses in hospital medicine Interna Mary Walanda Maramis Airmadidi. Number of samples 33
nurses. This research was conducted in February-March 2015. Results: Knowledge of nurses at
least 21 people (64%) do not exist in the category, and risk prevention measures fell 29 patients
(88%) is in the category Not done using Spearman rho test with value of significance = 0.05 p
value = 0.011 means p <0.05 with a correlation coefficient of r = 0.439, which means that there is a
relationship between knowledge Medium nurses about patient safety at risk prevention measures
patient falls.
Keywords: nurse, patient safety, patient's fall risk prevention measures, knowledge
96
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
PENDAHULUAN
Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah tersebut akar masalah masih banyak ditujukan
sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit kepada faktor petugasnya bukan pada sistem
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem (KKP-RS, 2010).
tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi Mengingat resiko pasien jatuh sangat
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan besar maka kita perlu memikirkan berbagai
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, macam cara untuk mengurangi terjadinya hal
kemampuan belajar dari insiden dan tindak tersebut. Hal ini dilakukan dengan maksud
lanjutnya serta implementasi solusi untuk untuk mencegah atau mengurangi resiko
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut pasien mengalami cedera sehingga
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera mempercepat dari pada proses
yang disebabkan oleh kesalahan akibat penyembuhannya. Misalnya kita dapat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak memberikan penambahan tempat tidur yang
melakukan tindakan yang seharusnya mempunyai penghalang disamping tempat
dilakukan. (Panduan Nasional Keselamatan tidur. Pemasangan pengaman tempat tidur ini
Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006). sangat penting disediakan terutama pada
World Health Organization (WHO) pada pasien dengan penurunan kesadaran dan
Tahun 2004 menngumpulkan angka-angka gangguan mobilitas. Contoh lain adalah
penelitian rumah sakit di berbagai negara: penggunaan bel. Anjurkanlah klien untuk
Amerika, Inggris Denmark, dan Australia, menggunakan bel bula membutuhkan bantuan,
ditemukan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) karna bila tidak dikhawatirkan terjadi sesuatu
dengan rentang 3,2- 16,6%. Nadzam (2009) yang tidak terduga yang mengakibatkan pasien
melaporkan survei yang dilakukan oleh Morse terjatuh dan memperparah cederanya atau
pada Tahun 2008 tentang kejadian pasien jatuh membuat cedera baru.
di Amerika Serikat . Hasil survei menunjukan Dalam upaya mengurangi resiko pasien
2,3- 7/1000 pasien jatuh dari tempat tidur setiap cedera karna jatuh kita perlu memperhatikan
hari. beberapa hal seperti usia, riwayat jatuh,
Di Indonesia sendiri kejadian tentang aktivitas, defisit (penglihatan, pendengaran),
KTD apalagi nyaris cedera (near miss) masih kognitif, pola BAB dan BAK, mobilitas/motori.
langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan Kita harus memperhatikan usia karena resiko
tuduhan malpraktik yang belum tentu sesuai jatuh orang yang lanjut usia misal 65 tahun
dengan pembuktian akhir (Depkes, 2008). akan lebih tinggi dibanding pada usia dewasa,
Kejadian di jawa dengan jumlah penduduk biasanya semakin bertambah tua usia
sebanyak 112 juta penduduk yang mengalmi seseorang tingkat penglihatannya akan
kejadian merugikan sebanyak 4.544.711 menurun, penurunan ini pun harus kita
orang yang dapat dicegah sebanyak 2.847.288 perhatikan karna penurunan penglihatan jelas
orang, cacat permanen sebanyak 337.000 dapat mengganggu orang tersebut beraktivitas
orang, kematian sebanyak 121.000 orang dan dapat menyebabkan suatu cedera.
dengan beban ekonomi sebesar 495 M. Morse Fall Scale (MFS) bertujuan
Prevalensi kejadian medis yang merugikan untuk memberikan kaselamatan pasien dewasa
pasien Jawa Tengah dan DIY menurut sebuah di RS, mencegah terjadinya pasien jatuh di RS,
hasil penelitian adalah sebesar 1,8%-88,9% Intevensi pecegahan pasien jatuh antara lain
(Sunaryo, 2009). ). Dari hasil penelitian yang penilaian MFS, memasang gelang identifikasi
dilakukan oleh Hennessy, et al (2006) yang pasien risiko jatuh berwarna kuning pada
menyebutkan SULUT termasuk dalam bidang pergelangan pasien, tanda pencegahan jatuh
pelayanan kesehatan masih belum maksimal (label segitiga kuning/merah) dipapan tempat
dimana masih minimnya petugas medis dan tidur, menuliskan di whiteboard pada nurse
sarana prasarana. Hal ini yang menyebabkan station, mengatur tinggi rendahnya tempat tidur
terjadinya kejadian yang tidak diharapkan sesuai dengan prosedur pencegahan pasien
dalam pelayanan di rumah sakit sehingga jatuh, memastikan pagar pengaman tempat
merugikan pasien sebesar 47,5%-60,88%. tidur dalam keadaan terpasang, pada pasien
Laporan insiden keselamatan pasien gelisa menggunakan restrain atau baju Apol
yang diterima oleh KKP-RS dari rumah sakit di (Sarwono, 2004). Program patient safety
Indonesia keseluruhan berjumlah 351, yakni tersebut diatas diharapkan dapat mencegah
pada bulan September 2006 sampai dengan terjadinya cedera yang disebabkan oleh
Desember 2007 jumlah laporan 114 dan pada kasalahan/error akibat melaksanakan suatu
periode Januari sampai dengan April 2010 tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
(kuartal I). Laporan insiden keselamatan pasien seharusnya dilakukan dan meningkatkan
yang dikirimkan oleh rumah sakit masih banyak pertanggung jawaban rumah sakit terhadap
yang belum diisi secara lengkap. Dari laporan pelayanan yang diberikan kepada pasien
97
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian survei responden untuk mengisi kuesioner yang ada
analitik, dengan menggunakan pendekatan Namun sebelumnya, diminta persetujuan dari
Cross Sectional mengenai Hubungan responden melalui informed consent. Apabila
Pengetahuan perawat tentang patient safety responden setuju maka dilanjutkan dengan
dengan tindakan pencegahan risiko pasien pengisian kuesioner sesuai dengan petunjuk
jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis pengisian yang digunakan.
Airmadidi yang dimana variabel bebas yang Jawaban dari kuesioner dan obervasi yang
terikatnya di ukur dalam waktu yang bersamaan telah dihitung secara manual, akan dilakukan
(Nursalam, 2008). uji analisis untuk mengetahuai hubungan antara
Penelitian Cross Sectional adalah jenis variabel independent dan variabel dependent
penelitian yang menekankan pada waktu dengan menggunakan uji statistic yang sesuai
pengukuran atau observasi data variabel dengan skala data yang tersedia.
independen dan dependen hanya satu kali, Metode yang digunakan dalam
pada satu saat. Pada studi ini akan diperoleh pengambilan atau pengumpulan data adalah
prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dengan menggunakan kesioner dan observasi.
dependen) dihubungkan dengan penyebab Langkah-langkah yang dilakukan dalam
(variabel independent) (Nursalam, 2008). pengumpulan data, yaitu: Persiapan ditempat
Untuk melakukan pengumpulan data penelitian berupa cek ruangan, cek responden
peneliti menggunakan instrumen sebagai (jumlah perawat), pelaksana memperkenalkan
pedoman pengumpulan data yang digunakan nama dan identitas peneliti, memeriksa kembali
adalah kuesioner dengan multiple choice dan kelengkapan kuesioner atas jawaban yang
observasi dimana, peneliti menyuruh diberikan responden. Setelah di isi pastikan
responden untuk memberikan responden untuk terisi dengan lengkap, maka kegiatan
memberikan tanda silang [X] pada pilihan selanjutnya adalah tahap pengolahan data dan
jawaban yang tepat menurut analisa data.
Hasil Penelitian
Analisa Univariat
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
39%13Oran
Umur 36%12Oran
g g
20-30
31-40
>40
25%8Ora
ng
Gambar 5.1 Distribusi reponden berdasarkan umur di ketiga Ruang Interna RSUD Maria Walanda
Maramis Airmadidi.
98
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Di atas dapat dilihat bahwa karakteristik bahwa yang paling banyak responden adalah
responden berdasarkan umur menunjukan berumur >40 tahun yakni 13 orang (39%)
Jenis kelamin
15%5Orang
Laki-laki
85%28Ora
ng Perempuan
Gambar 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di ketiga Ruang Interna RSUD Maria
Walanda Maramis Airmadidi.
Tingkat Pendidikan
42%14Oran
g
Tamat SMA
58%19Oran Tamat Perguruan tinggi
g
Gambar 5.3 Distribusi responden berdasarkan Tingkat pendidikan di ketiga Ruang Interna RSUD
Maria Walanda Maramis Airmadidi.
Status Perkawinan
85%28Ora
ng
Kawin
Belum Kawin
15%5Oran
g
Gambar 5.4 Distribusi responden berdasarkan Status Perkawinan di ketiga Ruang Interna RSUD
Maria Walanda Maramis Airmadidi.
Karakteristik responden berdasarkan Status responden paling banyak telah kawin yakni 28
Orang (85%).
99
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Pengetahuan Perawat
6%2Ora
ng
Baik
Cukup
64%21Oran 30%10Ora
g ng Kurang
Gambar 5.5 Gambaran responden Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Patient Safety di ketiga
Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi Februari-Maret 2015.
Dapat dilihat bahwa responden berdasarkan Maramis Airmadidi. Yang paling banyak pada
Pengetahuan Perawat Tentang Patient Safety tingkatan kurang yaitu sebanyak 21 orang
di Ruang Interna RSUD Maria Walanda (64%).
Dilakukan
Gambar 5.6 Gambaran responden berdasarkan Tindakan pencegahan Risiko pasien Jatuh di
ketiga Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi Februari-Maret 2015.
Dapat dilihat bahwa karakterisrik responden jatuh menunjukan berada pada tingkatan
berdasarkan tindakan pencegahan risiko pasien kurang yaitu sebanyak 29 orang (88%).
Analisa Bivariat
Tindakan
Pencegahan Risiko
Pasien Jatuh
Total
Tidak
Pengetahuan
Dilakukan Dilakuka
Perawat Patient
n
Safety
N %% N % Jumlah %
Baik - - - 2 6 2 6
Cukup 1 33 9 27 10 30
Kurang 3 99 18 54 21 64
Total 4 12 29 88 33 100
100
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Tabulasi Silang Hubungan Pengetehuan Perawat Tentang Patient Safety Dengan Tindakan
Pencegahan Risiko Pasien Jatuh Di Ruang Interna RSUD Maria Walanda Maramis Airmadidi.
Dari hasil tabulasi silang dari 33 responden (p)=0,011, koefisien korelasi (r)=0,439,
yang paling banyak adalah 29 orang atau 88% menunjukan tingkat hubungan yang Sedang
pengetahuan perawat tentang patient safety antara pengetahuan perawat tentang patient
dengan tindakan pencegahan risiko pasien safety dengan tindakan pencegahan risiko
jatuh. Dari hasil Uji Statitik Corelations pasien jatuh di RSUD Maria Walanda Maramis
spearman rho menunjukan signifikansi dari Airmadidi.
hubungan kedua variabel tersebut adalah
Pembahasan
Dari Hasil pengolahan data pada tabel lengan atas dan pelvis serta kerusakan
tabulasi silang Hubungan pengetahuan perawat jaringan lunak. Dampak psikologis adalah
tentang patient safety dengan tindakan walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok
pencegahan risiko pasien jatuh menunjukan setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi
paling besar prosentasinya adalah kurang yaitu dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk
29 orang atau 88%. Analisa menggunakan uji ansietas, hilangnya rasa percaya diri,
statistik Spearman Rho dengan nilai signifikansi penbatasan dalam aktivitas sehari-hari,
= 0,05 didapatkan nilai p = 0,011 berarti p < falafobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006).
0,05 sehingga ada hubungan antara variabel Mengingat resiko pasien jatuh sangat
bebas dan terikat. besar maka kita perlu memikirkan berbagai
Didapatkan pula koefisien korelasi (r) = macam cara untuk mengurangi terjadinya hal
0,439 yang berarti tingkat hubungan kedua tersebut. Hal ini dilakukan dengan maksud
variabel memiliki hubungan yang Sedang untuk mencegah atau mengurangi resiko
antara pengetahuan perawat tentang patient pasien mengalami cedera sehingga
safety dengan tindakan pencegahan risiko mempercepat daripada proses
pasien jatuh di RSUD M.W.Maramis Airmadidi. penyembuhannya. Misalnya kita dapat
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama memberikan penambahan tempat tidur yang
untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu mempunyai penghalang disamping tempat
terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. tidur. Pemasangan pengaman tempat tidur ini
Tenaga perawat salah satu yang bertanggung sangat penting disediakan terutama pada
jawab untuk membantu pasien mendapatkan pasien dengan penurunan kesadaran dan
haknya dalam keselamatan pasien selama gangguan mobilitas.. (Lumbantobing, 2014)
dirawat. Usaha untuk meningkatkan Maka sesuai hal diatas, didukung oleh
keselamatan pasien harus dimulai dari teori Menurut Nursalam dan Pariani (2001).
pemahaman perawat untuk bekerja sesuai Pengetahuan merupakan kemampuan
dengan standar operasional prosedur dalam seseorang untuk mengingat fakta, symbol,
konteks prinsip keselamatan pasien (DepKes prosedur, teknik dan teori. Pengetahuan
R.I, 2008). menurut The American Heritage (2004), adalah
Jatuh merupakan suatu kejadian yang ingatan material yang dipelajari, meliputi
menyebabkan subyek yang sadar menjadi kemampuan mengingat luasnya materi, dari
berada di permukaan tanah tanpa disengaja. data yang spesifik sampai teori yang lengkap.
Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, Seorang perawat dikatakan profesional, jika
kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian memiliki pengetahuan, keterampilan serta sikap
jatuh tersebut adalah dari penyebab spesifik profesional sesuai kode etik profesi.
yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari Menurut Tim Depkes (1987) Patient
mereka yang dalam keadaan sadar mengalami Safety atau keselamatan adalah suatu system
jatuh (Stanley, 2006) yang membuat asuhan pasien di rumah sakit
Jatuh dapat mengakibatkan berbagai menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. terjadinya cedera yang disebabkan oleh
Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kesalahan akibat melaksanakan suatu
kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat seharusnya diambil.
jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, Asumsi peneliti, hal ini disebabkan oleh:
101
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
102
E-Jurnal Sariputra, Juni 2015 Vol. 2(2)
Godfrey, S. (2003). Using tools to assess and Nadzam, D. M. ( 2009). Celebrating nurse:
prevent inpatient falls. In:joint Operating at the sharp end of safe
commission journal on Quality & safety. patient care.
103