Anda di halaman 1dari 2

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan nasional Bangsa Indonesia.


Hak warga Indonesai untuk terpenuhi kesehatannya juga menjadi aspek kesejahteraan
masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, Indonesia terus berbenah dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakatnya melalui pembangunan nasional. Segala aspek pembangunan
nasional yang dilakukan diupakan untuk tetap berorientasi pada kepentingan kesejahteraan
masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan dalam bidang kesehatan adalah diwujudkan
dalam sistem pengelolaan kesehatan yang dikenal dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
SKN merupakan bentuk pengelolaan kesehatan yang dilakukan secara berkelanjutan, terpadu
dan merata untuk mencapai pembangunan kesehatan nasional yang berorientasi rakyat.

Sistem Kesehatan Nasional ini sejatinya telah dijalankan sejak 1982 hingga SKN
terbaru di tahun 2012. Perubahan ini penting untuk mencapai taraf kesehatan nasional yang
diharapkan dan tetap dapat disesuaikan dengan perkembangan global dan internasional.
Pelaku SKN ini adalah segenap Bangsa Indonesia baik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
masyarakat hingga pihak swasta. Masing-masing pihak memiliki peran dan fungsinya
masing-masing untuk menjamin penyelenggaraan SKN berjalan optimal. Prinsip
penyelenggaraan SKN ini juga dijalankan sesuai dengan prinsip pembangunan kesehatan
dimana menjunjung tinggi perikemanusiaan, mandiri, adil dan merata tanpa mendiskriminasi
golongan tertentu. Peningkatan peran aktif masyarakat dalam menjaga kesehatannya sendiri,
keluarga dan lingkungan sekitar juga menjadi perhatian SKN. Selain itu, penyelenggaraan
SKN ini juga mengutamakan kepentingan dan kemanfaatan untuk kesejahteraan rakyat tanpa
unsur kepentingan sepihak.

Dalam penyelenggaraan SKN, Pemerintah pusat memberikan wewenang atau


otonomi kepada pemerintah daerah untuk menyesuaikan SKN dengan kondisi daerah masing-
masing. Wujud pengelolaan kesehatan dalam SKN ini memperhatikan semua aspek kesehatan
yang dirancang sebagai subsistem kesehatan. Tiap subsistem memiliki perancangan program,
pelaksanaan, pengawasan hingga evaluasi. Subsistem dalam SKN tersebut antara lain
subsistem upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan,
sumber daya manusia kesehatan, sediaan sarana dan prasarana kesehatan, manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat. Untuk menjalankan
subsistem dalam SKN dengan baik makan diperlukan adanya koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan sinergisme yang dinamis baik antara pelaku SKN yaitu pemerintah, swasta
dan masyarakat juga antar subsistem SKN yang ada. Misalnya dalam subsistem upaya
kesehatan tidak lepas dari fungsi subsistem pembiayaan kesehatan dan sumber daya manusia
kesehatan. Ketika ada kendala dalam penyediaan pembiayaan kesehatan dan rendahnya
kualitas tenaga kesehatan yang ada maka upaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat pun
akan bermasalah. Untuk menangani permasalahan tersebut, SKN perlu dilakukan
pengawasan dan evaluasi di bawah wewenang menteri kesehatan.

Dalam keberjalanan subsistem SKN yang ada telah tampak bahwa ada perbaikan
dalam beberapa aspek kesehata. Saat ini, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di masing-
masing daerah terus bertambah meskipun belum sampai target yang diharapkan. Dalam segi
upaya pelayanan kesehatan, berdasarkan data yang didapatkan tampak angka kematian ibu
(AKI) mengalami penurunan, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan jumlahnya juga
meningkat serta promosi kesehatan ke masyarakat seperti pekan imunisasi nasional juga terus
digencarkan. Pembiayaan kesehatan seperti jamkesmas , jamkesda, askes dan lainnya juga
telah mengalami peningkatan jumlah peserta sehingga nantinya diharapkan mampu
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam ranah subsistem pemberdayaan masyarakat,
hal positif dari SKN juga ditunjukkan dari peningkatan perilaku masyarakat dalam hal
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan keikutsertaan masyarakat sebagai kader
posyandu.

Namun, sama seperti halnya sistem pemerintahan maka sistem SKN ini juga tetap
bercelah. Banyak perencanaan subsistem dalam kenyataannya tidak dapat dilaksankan demi
kepentingan rakyat. Kendala-kendala ini terutama nampak pada wilayah terpencil dan sulit
dijangkau akses kesehatannya. Misalnya, pendistribusian sediaan obat, alat kesehatan, hingga
tenaga kesehatan yang belum merata terutama di daerah timur. Program jaminan kesehatan
banyak dikeluhkan dalm praktek pelayanannya disamping keterbatasan dana operasional
untuk fasilitas kesehatan primer. Tidak hanya itu, dalam segi manajemen dan regulasi
kesehatan masih banyak kebijakan dan hukum kesehatan yang belum mendukung
pembangunan nasional. Oleh karena itu, segala permasalahan dan kendala SKN ini menjadi
tanggungjawab semua pihak agar semakin baik di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai