| Penatalaksanaan Neglected Close Fracture 1/3 Proximal Tibia Dextra pada Seorang Wanita Berusia
47 Tahun
maksimal dan menghindari cedera lebih didapatkan kelainan, begitu juga pada
lanjut. Adapun komplikasi yang dapat terjadi pemeriksaana abdomen.
akibat fraktur antara lain cedera Pada pemeriksaan lokalis pada regio
neurovaskuler, malunion, ataupun kecacatan cruris dextra terlihat adanya eksorotasi, tanpa
permanen yang dapat terjadi akibat disertai dengan angulasi. Terdapat
penatalaksanan yang tidak tepat. Minimnya pemendekan ekstremitas (shortening). Edem
pengetahun dan budaya masyarakat sering dan jaringan parut tidak ditemukan. Pada
menyebabkan kerterlambatan penanganan regio cruris dextra tidak didapatkan nyeri
kasus fraktur dan menyebabkan proses tekan. Sensibilitas normal. Tidak ditemukan
penyembuhan yang tidak maksimal.2,3,4 neurovascular disturbance. Capillary refill time
didapatkan kurang dari 2 detik.
Kasus Pada saat ekstremitas digerakan tidak
Pasien Ny. K seorang ibu rumah tangga didapatkan hambatan pada gerak aktif
berusia 47 tahun datang ke Rumah Saki ataupun pasif dengan Range of Motion
Ahmad Yani dengan keluhan tidak dapat normal. Dari keempat ektremitas juga
berjalan akibat kecelakaan lalu lintas yang didapatkan kekuatan otot 5/5 yaitu dapat
dialaminya 5 bulan yang lalu. Kecelakaan menahan tahanan kuat.
tersebut merupakan kecelakan tunggal motor.
Saat itu pasien mengalami jatuh dari motor
dengan kecepatan rendah dengan posisi jatuh
tungkai kanan bawah tertimpah sepeda
motor. Pasien sadar saat kecelakaan. Setelah
kecelakaan pasien mengalami nyeri pada
tungkai kanan yang disertai dengan bengkak
dan bentuk tungkai kanan bawah menjadi
tidak simetris dengan tungkai bawah kiri. Dan
tungkai bawah kanan mengalami luka lecet. Gambar 1. Keadaan ekstremitas bawah pasien.
Setelah kecelakaan pasien tidak dapat
berjalan. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan
Pasien kemudian melakukan penunjang yaitu berupa pemeriksaan
pengobatan alternatif pijat tulang selama 5 laboraturium dan foto rontgen. Hasil
bulan. Setelah pengobatan alternatif tersebut laboraturium didapatakan kadar Hb 12,6 gr/dl,
tungkai kanan sudah dirasakan tidak nyeri, LED 50 mm/jam, lekuosit 8.400/mm3,
Namun pasien masih tidak dapat berjalan trombosit 180.000/mm3, dan masa
karena kaki kiri tersebut tidak dapat perdarahan 2 detik dan masa pembekuan 11
menumpu menahan beban tubuh . detik. Pada pemeriksaan rontgen region cruris
Pasien tidak pernah mengalami riwayat dextra dengan posisi AP-Lateral didatkan
trauma sebelumnya. Pasien tidak pernah gambaran Fracture obliq 1/3 proximal tibia
memiliki penyakit yang berhubungan dengan dextra.
tulang. Pasien tidak pernah menjalani operasi
sebelumnya. Pasien juga tidak memiliki
riwayat penyakit degeneratif seperti
hipertensi dan diabetes. Riwayat keluarga
pesien tidak ada yang memiliki penyakit
bawaan yang berhubungan dengan tulang.
Pada pemeriksaan fisik pasien
didapatkan keadaan umum baik dengan
kesadaran komposmentis. Keadaan gizi pasien
baik. Pada kulit pasien tidak tampak jejas.
Pada pemeriksaan didapatkan tanda
vital normal. Pada pemeriksaan kepala dan
wajah pasien tidak didapatkan kelainan
ataupun tanda-tanda jejas dan trauma. Pada
pemeriksaan dada, jantung dan paru tidak Gambar 2. Gambaran xray regio cruris dextra.
Sehingga ketiga metode tersebut meninjukan ileum dextra pasien. Tindakan ini sudah sangat
efisiensi yang sama.13 tepat dan sesuai dengan literatur. Metode
Selain itu pada pasien ini juga ORIF memiliki keunggulan dalam hal
dilakukan bone-autograft yang diambil dari os mengembalikan keselarasan posisi tulang
ileum dextra pasien. Penelitian Ong et all lebih baik dibandingkan dengan metode
tahun 2012 terhadap 84 pasien fraktur tibia Intramedullary Nailing. Dan memiliki efisiensi
yang ditatalaksana dengan ORIF dan penyembuhan yang sama dengan metode
bonegraft, menunjukan penggunaan metode LISS. Penggunaan bone-autograft juga sangat
allograft/autograft memungkinkan pemulihan tepat karena memiliki pemulihan jangka
jangka panjang yang lebih baik, dibandingkan panjang lebih baik dibandingkan dengan
dengan penggunaan metode bonegraft bonegraft sintetik dan resiko penularan
sintetik. Hal ini dimungkinkan karena respon penyakit yang lebih rendah dibandingkan
inflamasi yang lebih rendah dibandingkan allograft. Rehabilitation. Sudah dilakukan
penggunaan sintetik bonegraft. Namun dengan tepat dengan menggunakan fasilitas
penggunaan sintetik bonegraft rehabilitasi medis dan edukasi tata cara
(hydroxyapatite calcium carbonate) dapat perawatan pasca operasi agar fungsi dari
menurunkan resiko penularan penyakit virus tungkai kiri dapat kembali semaksimal
bila dibandingkan dengan allograft.14 mungkin.
Dan yang terakhir adalah Penatalaksanaa fraktur perlu dilakukan
rehabilitation. Tindakan untuk secara menyeluruh dan komperhensif. Teknik
mengembalikan aktifitas fungsional operatif dan metode dalam penatalaksaan
semaksimal mungkin. Dilakukan segera fraktur terus mengalami perkembangan
bersamaan dengan pengobatan fraktur untuk sehingga studi literatur harus terus dilakukan.
menghindari atropi otot dan kontraktur sendi. Edukasi pasien mengenai penyakit, perawatan
Dilakukan bertahap pada pasien ini setelah dan rehabilitasi selama masa penyembuhan
penyembuhan post operasi dengan sangat penting agar penyembuhan terjadi
menggunakan fasilitas rehabilitasi medis agar secara maksimal.
fungsi dari tungkai kiri dapat kembali
semakasimal mungkin. Selain itu pasien Daftar Pustaka
beserta keluarganya di berikan edukasi 1. Dorland, WAN. Kamus Kedokteran
tentang tata cara perawatan dan rehabilitasi Dorland. Edisi ke-29. Jakarta: EGC; 2002.
post operasi agar proses penyembuhan 2. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
maksimal.5,7,8 Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan,
Simpulan Republik Indonesia. 2013. hlm. 151.
Terdapat empat pilar penatalaksanaan 3. Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu
fraktur terdiri dari recognition, reduction, Bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2004.
retention, dan rehabilitation. Recognition hlm. 1138.
yaitu diagnosis dan penilaian keadaan fraktur 4. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis Bedah Ortopedi. Makassar: Bintang
dan pemeriksaan penunjang telah Lamumpatue; 2003.
dilaksanakan dengan tepat sehingga 5. Ruedi PT. AO Principles of Fractures
didapatkan diagnosis neglected close fracture Management. New York: AO Publishing;
1/3 proximal tibia dextra. Reduction, atau 2000.
reduksi fraktur. Mengembalikan posisi fraktur 6. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta
seanatomis mungkin pada pasien ini dengan Kedokteran. Jilid 2 Edisi ke-3. Jakarta:
immobilisasi dan penggunaan bidai sudah Media Aesculapius; 2000.
sangat tepat. Retention. Yaitu fiksasi sampai 7. Doherty MG. Current Diagnosis and
fraktur tersambung kembali. Pada pasien ini Treatment Surgery. Edisi ke-3. New
dilakukan tindakan operatif berupa refraktur York: Mc Grow Hill; 2009
pada 1/3 proksimal tibia dextra yang 8. Apley AG, Solomon L. Buku Ajar
mengalami malunion. Kemudian dilakukan Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley.
ORIF menggunakan plate and screw dan Jakarta: Widya Medika; 1995.
dilakukan bone-autograft yang diambil dari os 9. Bergman R. Anatomy of First Aid: A
Case Study Approach [internet]. [disitasi 12. Peter C. Treatment of Proximal Tibia
pada 10 Mei 2015] Tersedia dari: Fractures Using the Less Invasive
http://www.anatomyatlases.org/firstaid Stabilization System: Surgical
/ThighInjury.shtml Experience and Early Clinical Results in
10. Im. Distal Metaphyseal Fractures of 77 Fractures. Journal of Orthopaedic
Tibia: A Prospective Randomized Trial of Trauma. 2004: 18;528-35.
Closed Reduction and Intramedullary 13. Li Y. Treatment of distal tibial shaft
Nail Versus Open Reduction and Plate fractures by three differrent surgical
and Screws Fixation. Journal of Trauma- methods: a randomized, prospective
Injury Infection & Critical Care. 2005: study. International Orthopaedics.
59; 1219-23. 2014: 38(6);1261-7.
11. Janssen K. W. Treatment of distal tibial 14. Ong. Fixation Of Tibial Plateau Fractures
fractures: plate versus nail. With Synthetic Bone Graft Versus
International Orthopaedics. 2007: 31(5); Natural Bone Graft-A Comparison
709-14 Study. J Bone Joint Surg. 2012: 94.