AGAR masir, cuci sisa dengan air panas dan keringkan pada
Agar-Agar suhu 100 - 105.
Agar terdiri dari polisakarida yang diperoleh dengan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 20,0%;
ekstraksi berbagai spesies Rhodophyceae, terutama yang lakukan pengeringan pada suhu 100 - 105,
termasuk genus Gelidium, dengan air mendidih, disaring menggunakan 1 g zat dalam bentuk serbuk yang lewat
selagi panas dan diuapkan sampai kering. pengayak nomor 270.
Pemerian Tidak berbau, atau bau lemah; berasa Sisa pemijaran <301>Metode II Tidak lebih dari 4,5%;
musilago pada lidah. lakukan penetapan menggunakan 1 g serbuk yang lewat
pengayak nomor 270.
Kelarutan Tidak larut dalam air dingin; larut dalam air
mendidih. Indeks pengembangan <851> Tidak kurang dari 15;
lakukan penetapan menggunakan zat dalam bentuk
Mikroskopik Gumpalan potongan memanjang dengan serbuk yang lewat pengayak nomor 270.
lebar 2 - 5 mm, kadang-kadang dalam bentuk kepingan,
tidak berwarna sampai kuning pucat, bening, agak liat Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
dan sukar dipatahkan, menjadi lebih rapuh pada Escherichia coli; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g.
pengeringan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Mikroskopik Dalam iodum 0,005 M, sebagian berwarna
ungu kecokelatan. Menunjukkan banyak butiran kecil
tidak berwarna, bulat telur atau bulat dengan latar SERBUK AGAR
belakang amorf; kadang-kadang ada yang berbentuk Pulvis Agar
spora bulat atau bulat telur berwarna cokelat dengan
ukuran sampai 60 m dengan permukaaan seperti jala. Serbuk Agar adalah agar dalam bentuk serbuk.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal, Pembuluh berpenebalan spiral diketemukan dalam
dari kaca atau plastik, tidak lebih besar dari 1 liter. protoxilem. Teras tersusun oleh parenkim bernoktah dan
Wadah kaca sebaiknya dari kaca Tipe I atau Tipe II. sedikit berlignin.
3-20 mm. Potongan berbentuk silindris, agak pipih atau lapisan tangensial maupun radial. Lebar deretan sel
melengkung umumnya tanpa cabang akar, tetapi kadang- xilem 1-12 sel, kadang-kadang sampai 16 lapis sel.
kadang dengan akar-akar kecil atau benang akar yang
membelit, lebih tersebar, lebih banyak, lebih keras dan Mikroskopik rimpang Sama dengan akar, selain itu
berkayu pada akar yang lebih besar. Permukaan luar ditemukan kulit akar, serabut perisikel, berkas
cokelat muda sampai kuning keabuan, buram, kasar atau pengangkut tipe bikolateral dan empulur yang kecil.
berkerut memanjang tetapi lunak jika dipegang, kadang- Serabut perisikel tunggal atau dalam kelompok 2-5,
kadang terlihat bulatan kecil bekas akar pada potongan mempunyai dinding tebal dan tidak berlignin,
yang besar. Jika dipatahkan kulit akar mudah terkelupas meruncing, seringkali terbelah ujungnya, dengan bagian
dari bagian kayu. Patahan pendek, tidak teratur, patahan subterminal melebar dan mempunyai dinding sel tipis
yang lebih panjang, sedikit berserat pada bagian pinggir. dan lumen lebar. Kadang-kadang dijumpai berkas
Permukaan patahan dari akar yang baru saja dipatahkan pengangkut yang berukuran sampai 485 m. Deretan sel
memperlihatkan lapisan kulit akar yang agak tebal xilem, lebar 1-4 sel, dengan dinding berlignin dan
berwarna kuning keabuan dan bagian kayu yang putih bernoktah. Jaringan floem bagian dalam terdapat di
kekuningan agak pucat meliputi radius lebih kurang sekeliling bagian luar empulur, serabut xilem terlihat
80%. Pada penampang melintang potongan yang besar agak kurang terang dibanding dengan yang terdapat pada
tampak jari-jari empulur dengan 3 atau lebih lingkaran akar. Bagian empulur tersusun oleh sel parenkim berisi
tahun, sering terlihat empulur yang kecil di pusat. pati dan tersebar, berisi zat yang berwarna kuning dan
Kayunya keras dan kerapatannya relatif rendah. Bau menjadi cokelat jika direaksikan dengan larutan iodum
tidak khas seperti bau tanah atau bau kentang dalam LP.
penyimpanan; rasa pahit.
Mikroskopik serbuk Berwarna abu-abu kecokelatan
Mikroskopik Akar Pada penampang melintang terlihat sampai abu-abu kemerahan, terlihat banyak sekali butir
2 - 8 lapis sel gabus pada lapisan luar, terdiri dari lapisan pati, sebagian besar tunggal, berkelompok 2 - 3, kadang-
dengan sel-sel lebih besar berseling dengan lapisan kadang 4, butir pati tunggal berbentuk bulat, bulat telur,
dengan sel-sel lebih kecil, setiap lapisan terdiri dari sel- cembung datar atau cembung bersegi atau tidak
sel kecil yang meliputi 3 - 5 lapis sel yang tersusun beraturan, hilum sederhana, berbentuk Y, bintang atau
tangensial, sedangkan setiap lapisan sel yang lebih besar seperti garis tidak beraturan, diameter utuh 6-34m, rata-
terdiri dari 1 - 6 lapisan tengensial. Pada penampang rata 20 m, sebagian besar berdiameter kecil, butir pati
melintang, sel-sel pusat yang terbesar dari kelompok sel yang dapat berubah berdiameter 50 m; sebagian besar
yang lebih besar berukuran 40 - 90 m secara radial dan butir pati memperlihatkan polarisasi yang jelas; hablur
sampai 75 m secara tangensial. Sel-sel dari kelompok kalsium oksalat bentuk prisma, berkelompok dan
sel yang berukuran 5 - 20 m secara radial dan 75 m terletak tersebar, berukuran 10 - 15 m; resin berwarna
secara tangensial. Dinding sel tipis dan bergabus. Bagian cokelat dan kadang-kadang terdapat hasil sekresi
kulit sekunder terdiri dari beberapa lapis sel parenkim berbentuk granul berwarna kekuningan; sel gabus
yang memanjang sampai isodiametrik, umumnya penuh terpisah bentuk memanjang sampai 90 m; sel feloderm
berisi butir pati, sel-sel lainnya yaitu sel lateks yang dan parenkim floem terlihat sama, pembuluh subsilindris
pendek, terpisah sendiri atau dalam deretan pendek dan panjang sampai 360 m dan berdiameter 20 - 57 m,
mengandung resin yang cokelat. Floem sekunder relatif dinding pada umumnya berpenebalan noktah dengan tepi
sempit dan tersusun oleh parenkim floem yang berisi berbatasan dengan deretan sel xilem; dinding pada ujung
butir pati dan kadang-kadang hablur kalsium oksalat pembuluh terlihat miring hingga melintang umumnya
bentuk tabung sampai bersegi, panjang sampai 20 m terbuka pada ujungnya; beberapa pembuluh
dan kadang-kadang resin cokelat di dalam sel yang lebih mengandung tilosa; trakheida bernoktah, dengan dinding
luar dan sel floem, berdekatan dengan buluh pengangkut agak tebal, meruncing, berbintik dan terlihat terang, pada
yang tersebar dan terbelah oleh jaringan floem selebar 2 penampang melintang terbentuk poligonal; sel parenkim
- 4 sel. Sklerenkim, yaitu sel batu dan serabut tidak xilem mempunyai dinding agak tebal dengan noktah
diketemukan pada akar dan dapat digunakan untuk bundar, sel-sel poligonal pada penampang melintang,
membedakan dengan jenis Rauwolfia yang lain. berisi banyak butir pati; deretan sel-sel floem dan xilem
Kambium tidak khas, sempit, gelap dan mengkilat. mempunyai dinding bernoktah, banyak mengandung
Xilem sekunder merupakan bagian yang luas dari akar pati, kadang-kadang dengan resin berwarna cokelat,
dan mempunyai satu atau lebih lingkaran tahun dengan serabut xilem dengan dinding tebal berlignin, bernoktah
empulur kayu yang rapat, memotong kurang lebih 500 garis yang miring dan melintang, ujungnya meruncing
m di pusat. Xilem tersusun oleh banyak serabut kayu atau bercabang, berukuran panjang 200 - 750 m. Pada
yang dipisahkan oleh deretan sel xilem dan pada akar tidak dijumpai serabut floem maupun sklereida.
pengamatan dengan pembesaran yang lebih kuat terlihat
berkas pengangkut dalam lapisan radial yang terputus, Identifikasi Lakukan penetapan dengan cara
banyak parenkim xilem, lapisan sel xilem yang besar, Kromatografi Kertas seperti tertera pada Kromatografi
sedikit serabut kayu dan trakeida, semuanya mempunyai <931>.
dinding berlignin. Serabut xilem terdapat baik pada
- 61 -
Fase diam Encerkan 30 ml formamida P bebas Prosedur Timbang saksama sejumlah lebih kurang 2,5
amonia dengan aseton P hingga 100 ml. g serbuk halus, masukkan ke dalam alat Soxhlet
Fase gerak A Campuran isooktana P-karbon berukuran sedang dengan labu 250 ml dan tempat contoh
tetraklorida P-piperidina P-butanol tersier P berukuran 35 mm x 80 mm atau dengan ukuran yang
(90:60:4:2). lebih kecil. Ekstraksi dengan 100 ml etanol P dengan
Fase gerak B Campuran kloroform P-isooktana P- bantuan batu didih selama 4 jam. Lindungi alat dan
butanol tersier P (75:75:2). seluruh larutan alkaloid dari cahaya kuat atau cahaya
Penampak bercak Larutkan 25 g asam trikloroasetat P langsung. Pindahkan ekstrak dengan etanol P ke dalam
dalam 100 ml metanol P. labu tentukur 100-ml, dinginkan, encerkan dengan
Larutan baku Panaskan 1 g Akar Pule Pandak BPFI etanol P sampai tanda. Pipet 20 ml larutan ke dalam
dengan 5 ml etanol P pada suhu 55 - 65 selama 30 corong pisah yang berisi 200 ml asam sulfat 0,5 N,
menit sambil sesekali diaduk; dinginkan dan saring. campur dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 25 metil
Larutan uji Serbukkan 10 g akar menjadi serbuk halus kloroform P. Lumasi kran pengaturan dengan pelumas
(60). Timbang 1 g serbuk, lakukan seperti pada Larutan yang tidak larut dalam metil kloroform atau kloroform
baku. atau gunakan kran pengatur dari politetrafluoroetilen.
Prosedur A Lakukan kromatografi kertas menaik Pisahkan lapisan bawah sesempurna mungkin. Cuci
dengan penjenuhan kertas saring. Tuangkan Fase gerak lapisan metilkloroform dalam corong pisah kedua, tiap
A pada dasar bejana dan tutup. Celupkan kertas kali dengan 50 ml asam sulfat 0,5 N dan buang lapisan
Whatman Nomor 1 atau yang sejenis, ukuran 20 cm x 20 metilkloroform. Ekstraksi alkaloid yang bersifat basa
cm ke dalam Fase diam, biarkan aseton menguap lemah dalam larutan asam berturut-turut dengan 25 ml,
sempurna. Totolkan masing-masing 1l Larutan uji dan 15 ml, 15 ml, 10 ml, 10 ml dan 10 ml kloroform P. Cuci
Larutan baku pada jarak 2,5 cm dari dasar kertas, masing-masing ekstrak kloroform dengan asam sulfat
biarkan kering. Totolkan 2 l Fase diam pada masing- 0,5 N yang terdapat dalam corong pisah kedua,
masing totolan, biarkan kering; gantung kertas sehingga kemudian cuci dua kali, tiap kali dengan 10 ml larutan
bagian dasarnya tercelup pada Fase gerak; tutup bejana. natrium bikarbonat P (1 dalam 50) dalam dua corong
Setelah 1 jam atau bila Fase gerak telah mencapai tujuh pisah lain. Saring ekstrak kloroform P ke dalam labu
perdelapan tinggi kertas, angkat kertas, keringkan pada tentukur 100-ml yang berisi 10 ml etanol P, encerkan
suhu 90 dengan aliran udara. Semprot kertas dengan dengan etanol P sampai tanda. Pipet larutan 10 ml dua
Penampak bercak secara tipis merata dan panaskan pada kali, masing-masing masukkan ke dalam labu
suhu 90 selama 10 menit. Erlenmeyer 25 ml bersumbat kaca campur dengan 4 ml
Prosedur B Gunakan alat seperti pada Prosedur A etanol P. Uapkan dengan pemanasan rendah sampai
dengan diberi wadah kaca berisi 2 ml amonium hampir kering, kemudian masukkan dalam desikator
hidroklorida P hingga bejana jenuh dengan uap hampa udara dan uapkan hingga kering. Larutkan residu
amoniak. Tuangkan Fase gerak B pada dasar bejana di dengan 5,0 ml etanol P hingga larut. Pipet Larutan baku
luar wadah kaca. Lakukan kromatografi seperti pada 5 ml dua kali, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 25
Prosedur A tetapi tanpa Penampak bercak. Amati kedua ml bersumbat kaca yang lain. Tambahkan 2,0 ml asam
kromatogram di bawah cahaya ultraviolet dan catat sulfat 0,5 N pada salah satu Larutan uji dan salah satu
bercak yang berfluoresensi; kromatogram Larutan uji Larutan baku sebagai blangko. Tambahkan pada dua
harus menghasilkan bercak dengan harga Rf dan warna labu Erlenmeyer yang lain, 1,0 ml asam sulfat 0,5 N dan
yang sesuai dengan bercak Larutan baku. 1,0 ml larutan natrium nitrit P (3 dalam 1000) campur
dan panaskan di atas tangas air pada suhu 50 -60 selama
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 12,0%; 20 menit. Dinginkan, tambahkan pada masing-masing
lakukan pengeringan pada suhu 100 hingga bobot tetap. labu 500 l larutan asam sulfamat P (1 dalam 20),
campur. Setelah warna larutan stabil, ukur serapan pada
Batas mikroba <51> Dalam bentuk serbuk tidak boleh panjang gelombang serapan maksium 390 nm
mengandung Salmonella sp. menggunakan blangko yang berisi campuran etanol P-
air (2:1). Hitung dalam mg kadar alkaloid golongan
Kadar abu tidak larut asam Tidak lebih dari 2,0%; reserpin-resinamin, dihitung dengan rumus:
lakukan penetapan seperti tertera pada Pengambilan
Contoh dan Metode Analisis Simplisia <671>. 5 A A0
S S 0
Penetapan kadar
Larutan baku Larutkan 20,0 mg Reserpin BPFI dalam
25 ml etanol P panas, dinginkan, encerkan dengan A dan Ao berturut-turut adalah serapan Larutan uji yang
etanol P hingga 50,0 ml, campur. Jika disimpan pada diperlakukan dengan nitrit dan blangko larutan uji; S dan
wadah yang tertutup rapat, terlindung cahaya, ditempat S0 berturut-turut adalah serapan Larutan baku yang
gelap, warna larutan stabil selama beberapa minggu. diperlakukan dengan nitrit dan blangko larutan baku.
Encerkan 5,0 ml dengan etanol P hingga 100,0 ml dan
campur sebelum digunakan.
- 62 -
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Larutan 1 Kocok 1,0 g serbuk dalam bentuk serbuk
dalam ruang dengan suhu terkendali, kering dan aman (120) dengan 20 ml kloroform P selama 15 menit, saring
dari serangga. dan serbuk terekstraksi disisihkan untuk pembuatan
Larutan 2. Uapkan filtrat sampai kering, larutkan residu
dalam 2 ml campuran kloroform P-metanol P (1:1).
AKAR MANIS Larutan 2 Pada serbuk terekstraksi yang diperoleh
Glycyrrhizae Radix dari Larutan 1, tambahkan 30 ml asam sulfat 0,5 M dan
refluks selama 1 jam, biarkan dingin, ekstraksi dua kali,
Akar Manis terdiri atas akar dan batang bawah tanah tiap kali dengan 20 ml kloroform P. Keringkan
yang tidak dikupas dan telah dikeringkan dari tanaman kumpulan ekstrak kloroform dengan natrium sulfat
Glycyrrhiza glabra Linn (familia Leguminosae). anhidrat P, saring, uapkan sampai kering dan larutkan
Mengand vdddung tidak kurang dari 4,0% asam residu dalam 2 ml campuran kloroform P-metanol P
glisirizinat. (1:1).
Larutan 3 Larutkan 10 mg asam -glisiretat dalam 2
Pemerian Berbau khas dan sedikit aromatis; rasa sangat ml campuran kloroform P-metanol P (1:1).
manis, sedikit kelat; kulit akar tidak pahit. Prosedur Totolkan masing-masing 10 l Larutan 1
dan Larutan 2 dan 20 l Larutan 3 pada lempeng
Baku pembanding Asam Glisirizinat BPFI. kromatografi silika gel GF254. Masukkan lempeng ke
dalam bejana kromatografi, biarkan merambat hingga
Makroskopik Akar dengan beberapa cabang, panjang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan
sampai 1 m dan berdiameter 0,5- 3cm. Kulit berwarna kering selama 5 menit dan amati di bawah cahaya
abu-abu kecokelatan sampai cokelat dengan goresan ultraviolet 254 nm. Kromatogram dari Larutan 3
memanjang terdapat bekas akar kecil. Batang bawah menunjukkan bercak dari asam -glisiretat dengan harga
tanah berbentuk silinder, berdiameter 1-2 cm, panjang Rf lebih kurang 0,1. Kromatogram Larutan 2
sampai beberapa meter, dapat di potong sepanjang 10-15 menunjukkan bercak yang serupa namun tidak tampak
cm, tampak luar mirip dengan akar, kadang dengan pada kromatogram Larutan 1. Semprot lempeng dengan
kuncup kecil. Bekas patahan akar dan batang bawah lebih kurang 10 ml anisaldehida LP, untuk lempeng
tanah berserat dan kasar seperti bergranul. Lapisan gabus ukuran 200 mm x 200 mm, panaskan pada suhu 100 -
tipis; daerah floem sekunder luas, berwarna kuning 150 selama 10 menit dan amati pada cahaya biasa.
muda dengan goresan melingkar; xilem padat berwarna Bercak asam -glisiretat menjadi ungu kebiruan. Satu
kuning dengan struktur radier. Batang bawah tanah atau dua bercak dengan harga Rf lebih kurang 0,6
mempunyai saluran empulur yang berakhir di bagian tampak pada cahaya biasa sebelum penyemprotan,
akar. menjadi kuning jinggadan beberapa bercak ungu
kebiruan tampak pada kromatogram yang diperoleh dari
Mikroskopik Gabus dan feloderm sempit. Floem Larutan 1 dan Larutan 2. Bercak asam -glisiretat yang
terutama terdiri dari berkas serabut berwarna kuning diperoleh dari Larutan 2 hampir sama besar dengan
berdinding tebal, panjang 700 - 1200 m, lebar 10 - 20 m bercak kromatogram yang diperoleh dari Larutan 3.
dikelilingi sel yang mengandung hablur kalsium oksalat B. Campur sejumlah kecil serbuk, dengan 0,005 ml
bentuk prisma panjang 10 - 35 m, lebar 2 - 5 m; lapisan asam sulfat P: partikel serbuk menjadi kuning jingga dan
luar berselang-seling dengan bagian-bagian keratenkim beberapa bagian berubah perlahan-lahan menjadi merah
hialin yang kuat; pembuluh tapis dekat kambium. Xilem muda.
terdiri dari trakheida dan pembuluh kayu yang tersusun
radial berselang-seling dengan berkas serabut berlignin Ekstrak larut dalam air Tidak kurang dari 20%;
sebagian, dengan seludang hablur seperti pada floem lakukan penetapan sebagai berikut: campur 2,5 g serbuk
sekunder; diameter pembuluh kayu 30 - 150 m, tebal (120) dengan 50 ml air biarkan selama 2 jam, sambil
dinding 5 - 10 m dengan beberapa noktah bercelah sering dikocok. Saring, uapkan, sejumlah filtrat setara
memanjang, berhubungan dengan parenkim xilem dengan 500 mg serbuk sampai kering di atas tangas air
berlignin. Jari-jari empulur lebar 2-5 sel; sel dan keringkan residu pada suhu 100 - 105.
parenkimatis mengandung granul pati berbentuk bulat
atau lonjong, berdiameter 2 - 20 m, umumnya 5 - 12 m. Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari
Empulur parenkimatis hanya terdapat pada batang 10,0%; lakukan penetapan menggunakan 1 g serbuk.
bawah tanah.
Abu tidak larut dalam asam Tidak lebih dari 2,0%
Identifikasi lakukan penetapan sebagai berikut: pada sisa yang
A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi diperoleh dari penetapan Sisa pemijaran, tambahkan 15
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. ml air dan 10 ml asam klorida P, tutup dengan kaca
Fase gerak Campuran etil asetat P-amonium arloji, didihkan selama 10 menit dan biarkan dingin.
hidroksida1 M-etanol mutlak P (60:27:13). Kocok dan Saring sisa yang tidak larut dengan kertas saring bebas
dibiarkan selama 5 menit. abu, cuci dengan air panas hingga filtrat tidak bereaksi
- 63 -
asam. Keringkan dan pijarkan hingga membara, biarkan EKSTRAK AKAR MANIS
dingin dalam desikator dan timbang. Ulangi pemijaran Glycyrrhizae Succus
hingga perbedaan antara dua penimbangan berturut-turut
tidak lebih dari 1 mg. Hitung persentase abu yang tidak Ekstrak Akar Manis adalah ekstrak kering akar segar
larut dalam asam. Glycyrrhiza glabra Linn, (familia Leguminosae)
penyaringan dilakukan dengan air mendidih, kemudian
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi lapis tipis diuapkan hingga kering. Kadar glisirizin tidak kurang
seperti tertera pada Kromatografi <931>. dari 10%, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan uji Campur 1 g serbuk <120> dengan 25 ml
asam klorida 1 N dan 2,5 ml 1,4-dioksan P. Refluks di Pemerian Batang berbentuk silinder atau bongkah
dalam tangas air selama 2 jam. Biarkan dingin, saring besar, licin, agak mengkilap, hitam cokelat tua, atau
melalui kertas saring berdiameter 9 cm, buang filtrat. serbuk berwarna cokelat; bau khas lemah; rasa khas
Bilas labu dan kertas saring lima kali, tiap kali dengan manis.
20 ml air, buang bilasan melalui kertas saring.
Keringkan labu dan penyaring pada suhu 105selama 20 Identifikasi
menit, pindahkan kertas saring ke dalam labu dan A. Larutkan 1 bagian dalam 10 bagian air tambahkan
tambahkan 50 ml kloroform P. Refluks di dalam tangas asam sulfat encer P; terbentuk endapan yang larut
air selama 5 menit dan saring kloroform hangat melalui dengan penambahan amonia LP berlebih.
kertas saring berdiameter 9 cm. Ulangi ekstraksi dua B. Larutkan 1 bagian dalam 10 bagian air, tambahkan
kali, tiap kali dengan 25 ml kloroform P menggunakan kalsium klorida LP: terbentuk endapan.
penyaring yang sama. Pindahkan kertas saring ke dalam
labu, ekstraksi dengan 25 ml kloroform P dan saring Pati Larutkan sejumlah 5,0 g zat yang telah di keringkan
dengan kertas saring yang lain. Uapkan kumpulan filtrat dalam 50 ml air, tambahkan etanol P 90% hingga 100,0
sampai kering, larutkan residu dalam campuran ml, biarkan selama 12 jam, saring: sisa tidak boleh
kloroform P-metanol P (1:1) dan pindahkan dalam gelas mengandung butir pati.
ukur 10 ml. Bilas dua kali, setiap kali dengan 10 ml Kelarutan dalam etanol <461> Tidak kurang dari 75%;
kloroform P dan uapkan bilasan hingga tersisa 2 ml. lakukan penetapan sebagai berikut: uapkan 20,0 ml filtrat
Pindahkan larutan ini ke dalam gelas ukur dan encerkan yang diperoleh pada pengujian Pati di atas tangas air,
dengan campuran kloroform P-metanol P (1:1) sampai keringkan hingga bobot tetap, timbang.
10 ml.
Larutan baku Campur 50 mg asam glisirizinat BPFI Susut pengeringan <1121>
dengan 25 ml asam klorida 1 N dan 2,5 ml 1,4-dioksan Bentuk batang Tidak lebih dari 20%.
P, lanjutkan seperti pada Larutan uji dimulai dari Bentuk serbuk Tidak lebih dari 7%; lakukan pengeringan
Refluks di dalam tangas air. pada suhu antara 103 dan 105 hingga bobot tetap.
Prosedur Totolkan dalam bentuk pita dengan panjang
20 mm dan lebar tidak lebih dari 3mm masing-masing Sisa pemijaran <301> Tidak kurang dari 5% dan tidak
dua kali, tiap kali dengan 60 l Larutan uji dan Larutan lebih dari 10%; lakukan penetapan menggunakan 2 g
baku pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke zat.
dalam bejana kromatografi, biarkan merambat hingga
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Penetapan kadar Keringkan 2,5 g zat yang ditimbang
mengering selama 5 menit dan amati di bawah cahaya saksama hingga bobot tetap, hitung susut pengeringan.
ultraviolet 254 nm, beri tanda daerah asam -glisiretat Larutkan dalam campuran 25 ml air dan 10 ml amonia
pada keempat kromatogram. Kerok hati-hati lapisan LP dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan etanol P
silika yang telah diberi tanda dan perlakukan masing- 90% sampai tanda, kocok, biarkan selama tidak kurang
masing secara terpisah sebagai berikut: kocok dengan 5 dari 12 jam. Saring melaluikertas saring kering, uapkan
ml etanol mutlak P selama 15 menit, saring dengan 30 ml filtrat hingga residu lebih kurang 10 ml, campur
penyaring kaca masir. Bilas penyaring dengan etanol dengan 5 ml asam klorida 4 N. Saring melalui kertas
mutlak P dan encerkan hingga 10 ml dengan pelarut saring basah, cuci endapan dan kertas saring dengan air
yang sama. Ukur serapan ke empat larutan pada 250 nm, tetes demi tetes hingga cairan cucian mulai berwarna
menggunakan pembanding larutan yang diperlakukan lebih tua dari warna tetesan sebelumnya. Larutkan
sama termasuk pengerokan pada posisi dan ukuran yang endapan dengan menuangkan amonia LP tetes demi
sama dengan daerah asam -glisiretat. Hitung tetes pada kertas saring, tampung dalam botol timbang
kandungan asam glisirizinat dari serapan Larutan uji dan yang telah ditara. Cuci kertas saring dengan air, hingga
Larutan baku terhadap jumlah asam glisirizinat dalam cairan cucian tidak berwarna. Uapkan larutan dalam
Asam Glisirizinat BPFI. botol timbang diatas tangas air, keringkan pada suhu
100 hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup glisirizin.
kedap, terlindung cahaya.
- 64 -
Kelarutan Dalam bentuk cair tidak larut dalam air dan Metil5-(propiltio)-2-benzimidazolkarbamat [54965-21-8]
dalam gliserin; sangat larut dalam kloroform dan dalam C12H15N3O2S BM 265,33
eter; larut dalam etanol mutlak dan dalam minyak nabati.
Dalam bentuk padat dapat terdispersi dalam air. Albendazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0%,C12H15N3O2S, dihitung terhadap
Baku pembanding Vitamin A BPFI; buang residu yang zat yang telah dikeringkan.
tidak digunakan setelah kapsul dibuka. Simpan wadah
dalam keadaan tertutup rapat, pada tempat sejuk dan Pemerian Serbuk putih sampai kuning pucat.
kering atau dalam lemari pendingin terlindung cahaya.
Kelarutan Larut dalam asam format anhidrat; sangat
Identifikasi sukar larut dalam eter dan dalam metilen klorida; praktis
A. Pada 1 ml larutan zat dalam kloroform P yang tidak larut dalam etanol dan dalam air.
mengandung lebih kurang 6 g vitamin A, tambahkan 10
ml antimon triklorida LP: segera terjadi warna biru tidak Baku pembanding Albendazol BPFI; lakukan
mantap.
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum
B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Fase gerak Campuran sikloheksan P-eter P (4:1)
Identifikasi
Larutan baku Larutkan isi 1 kapsul Vitamin ABPFI
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dalam kloroform P hingga 25,0 ml.
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P
Larutan uji Jika vitamin A dalam bentuk cairan,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang
larutkan sejumlah volume yang setara dengan lebih
yang sama seperti pada Albendazol BPFI.
kurang 15.000 unit FI dalam kloroform P hingga 10 ml.
B. Harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan
Jika dalam bentuk padat, timbang sejumlah zat setara
Larutan baku seperti yang diperoleh pada Kemurnian
dengan lebih kurang 15.000 unit FI, masukkan ke dalam
kromatografi.
corong pisah tambahkan 75 ml air, kocok kuat selama 1
menit. Ekstraksi dengan 10 ml kloroform P dengan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
mengocok selama 1 menit dan sentrifus untuk
lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 4 jam.
menjernihkan ekstrak kloroform.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
- 65 -
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan HIV dengan metode yang sensitif dan memberikan hasil
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada negatif terhadap kedua hal tersebut.
Kromatografi <931>. Pemisahan albumin dilakukan dengan kondisi terkendali
Fase gerak Campuran kloroform P-asam asetat terutama pH, kekuatan ion dan suhu sehingga produk
glasial P-eter P (60:10:10). akhir tidak kurang dari 95% protein total adalah
Larutan baku Timbang sejumlah Albendazol BPFI albumin.
masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan Larutan Albumin tersedia sebagai larutan pekat
dan encerkan dengan asam asetat glasial P hingga kadar mengandung 15,0%-25,0% protein total atau sebagai
lebih kurang 5 mg per ml. larutan isotonik mengandung 4,0%-5,0% protein total.
Enceran larutan baku Pipet 1 ml Larutan baku ke Untuk menghindari pengaruh pemanasan dapat
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam ditambahkan stabilisator yang sesuai seperti natrium
asetat glasial P sampai tanda. kaprilat dengan kadar tertentu, tapi tidak boleh
Larutan uji Timbang lebih kurang 50 mg zat, ditambahkan pengawet yang bersifat antimikroba pada
masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml. Larutkan dalam setiap tahap pembuatan. Larutan disterilkan dengan
3,0 ml asam asetat glasial P, encerkan dengan asam penyaringan dan dibagikan secara aseptik ke dalam
asetat glasial P sampai tanda. wadah steril dan ditutup kedap untuk mencegah
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 kontaminasi mikroba. Larutan dalam wadah akhir
l Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan baku dipanaskan pada suhu 59,5-60,5 selama 10 jam.
pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Kemudian diinkubasi pada suhu 30-32 selama tidak
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang kurang dari 14 hari atau pada suhu 20-25 selama tidak
telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan merambat kurang dari 4 minggu dan amati secara visual adanya
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, kontaminasi mikroba.
tandai batas rambat dan biarkan mengering. Amati
bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Tidak Pemerian Cairan jernih agak kental; tidak berwarna
satupun bercak lain selain bercak utama dari hingga berwarna kekuningan tergantung kadar protein.
kromatogram Larutan uji lebih besar atau lebih intensif
dari bercak utama kromatogram Enceran larutan baku Baku pembanding Larutan Albumin Manusia untuk
(0,5%). Elektroforesis BPFI.
spektrofotometer pada suhu 36,8 - 37,2; tambahkan 0,1 Elektroforesis <831> menggunakan larutan sebagai
ml nitrofenil fosfat LP. Catat serapan terus-menerus pada berikut: Larutan 1) encerkan sediaan uji dengan larutan
405 nm selama tidak kurang 30 detik sejak penambahan natrium klorida P 0,9% hingga mengandung 2% protein.
nitrofenil fosfat LP. Catat kenaikan rata-rata serapan per Larutan 2) encerkan larutan Albumin Manusia untuk
menit (X), hitung aktivitas alkalin fosfatase pada suhu Elektroforesis BPFI dengan larutan natrium klorida P
37 dalam unit per gram protein dengan rumus: 0,9% hingga mengandung 2% protein. Pita bercak lain
selain bercak utama yang diperoleh dari larutan 1)
118 ,3 X mengandung tidak lebih dari 5% protein. Uji tidak absah
P kecuali perbandingan protein dalam pita bercak utama
yang diperoleh dari larutan 2) dalam batas yang tertera
P adalah kandungan protein dalam gram per liter yang pada etiket Albumin Manusia untuk Elektroforesis BPFI.
diperoleh pada Penetapan kadar.
Toksisitas Abnormal Memenuhi syarat Uji toksisitas
Haem Lakukan penetapan dengan cara Spektrofotometri abnormal seperti tertera pada Uji Reaktivitas secara
Ultraviolet dan Cahaya Tampak seperti tertera pada Biologi in-vivo <251>.
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>.
Encerkan zat uji dengan larutan natrium klorida P 0,9% Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
hingga mengandung 1% protein. Serapan larutan pada menggunakan dosis uji 3 ml per kg bobot kelinci.
403 nm tidak lebih dari 0,15. Gunakan air sebagai
blangko. Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Polimer dan agregat Nitrogen total dalam kumpulan Penetapan kadar Mengandung 95% - 105% protein dari
fraksi tidak lebih dari 5%. Lakukan penetapan dengan jumlah protein yang tertera pada etiket. Lakukan
cara Kromatografi eksklusi seperti tertera pada penetapan dengan Metode I seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Lakukan penetapan pada suhu Penetapan Kadar Nitrogen dalam Produk Darah <591>.
ruang. Jika perlu encerkan zat uji dengan dapar fosfat Encerkan sediaan uji dengan larutan natrium klorida P
campuran pH 7,0 mengandung azida hingga mengandung 0,9% hingga diperoleh larutan yang mengandung lebih
protein 4,0%-5,0%, masukkan 2 mg sediaan uji pada kurang 15 mg protein per 2 ml. Masukkan 2 ml larutan
kolom 25 mm x 1 m berisi dekstran sambung silang ini ke dalam tabung sentrifuga alas bulat, tambahkan 2
dengan bobot molekul dari 5000 - 350.000 (misalnya ml larutan natrium molibdat P 7,5% dan 2 ml
Sephadex G150). Eluasi dengan fase gerak Dapar fosfat campuran air dan asam sulfat bebas nitrogen P (30:1).
campuran pH 7,0 mengandung azida dengan laju aliran Kocok dan sentrifus selama 5 menit, tuang beningan dan
20 ml (4 ml per sentimeter kuadrat luas kolom) per jam. letakkan tabung sentrifuga diatas kertas saring dalam
Ukur serapan eluat pada panjang gelombang 280 nm. posisi terbalik, hingga kering. Tetapkan kadar nitrogen
Kumpulkan eluat dalam tiap fraksi lebih kurang 4 ml dalam residu. Hasil yang diperoleh kalikan 6,25 untuk
dan kumpulkan fraksi untuk setiap puncak dan gunakan memperoleh kadar protein.
untuk penetapan kadar nitrogen dengan Metode I seperti
tertera pada Penetapan Kadar Nitrogen dalam Produk Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2 - 25
Darah <591>. terlindung cahaya. Bila disimpan pada suhu 2 - 8
diharapkan memenuhi syarat selama 5 tahun sejak
Kalium <351> Tidak lebih dari 50 mol per g protein. sediaan dipanaskan pada suhu 60,0 selama 10 jam. Bila
Lakukan penetapan dengan cara Spektrofotometri atom: disimpan pada suhu tidak lebih dari 25 diharapkan
emisi dan serapan seperti tertera pada Spektrofotometri memenuhi syarat selama 3 tahun sejak sediaan
dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur serapan pada 766 dipanaskan pada suhu 60,0 selama 10 jam.
nm dan gunakan larutan 114,4 mg kalium klorida P
(yang telah dikeringkan pada suhu 130 hingga bobot
tetap) dalam air hingga 1000 ml sebagai baku.
INJEKSI ALBUMIN TERIODINASI 125I
Iodinated 125I Albumin Injection
Natrium Mengandung 95% - 105% dari jumlah yang
Injeksi Albumin Teriodinasi 125I adalah larutan isotonis
tertera pada etiket, untuk hal tertentu tidak lebih dari 160
steril, didapar mengandung Albumin manusia normal,
mmol per liter. Lakukan penetapan dengan cara
diatur hingga radioaktivitas larutan tidak lebih dari 37
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur
MBq (1 mCi) per ml. Dibuat dengan cara iodinasi lemah
serapan pada 589 nm dan gunakan larutan 508,4 mg
albumin manusia normal dengan iodium radioaktif 125I,
natrium klorida P (yang telah dikeringkan pada suhu
untuk memasukan tidak lebih dari satu gram-atom
130 hingga bobot tetap) dalam air hingga 1000 ml
Iodium tiap gram-molekul (60.000 g) albumin.
sebagai baku.
Injeksi Albumin Teriodinasi 125I mengandung tidak
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
Komposisi protein Lakukan penetapan dengan Metode
jumlah 125I sebagai albumin teriodinasi yang tertera pada
II Elektroforesis Selulose Asetat seperti tertera pada
etiket, dinyatakan dalam MBq (Ci atau mCi) per ml
- 67 -
pada waktu kalibrasi dilakukan. Radioaktivitas bentuk INJEKSI ALBUMIN TERIODINASI 131I
lain tidak lebih dari 3% dari radioaktivitas total. Iodinated 131I Albumin Injections
Produksi dan distribusi harus mengikuti ketentuan yang
berlaku. Injeksi Albumin Teriodinasi 131I merupakan larutan
isotonis, steril, didapar mengandung serum Albumin
Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat manusia normal dan diatur hingga radioaktivitas tidak
pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk lebih dari 37 MBq (1 mCi) per ml. Dibuat dengan
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi, iodinasi lemah albumin manusia normal menggunakan
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang radio aktif 131I, untuk memasukkan tidak lebih dari satu
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. gram-atom iodium tiap gram molekul (60.000g)
Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada albumin.
radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma Injeksi Albumin Teriodinasi 131I mengandung tidak
menunjukkan puncak energi utama 0,0355 MeV sama kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari
dengan 125I yang digunakan sebagai baku dengan jumlah albumin 131I yang tertera pada etiket, dinyatakan
kemurnian diketahui. dalam MBq (Ci atau mCi) per ml pada waktu kalibrasi
dilakukan. Radioaktivitas dalam bentuk yang lain tidak
Endotoksin bakteri <201> Memenuhi syarat. Batas lebih dari 3% dari radioaktivitas total. Produksi dan
kandungan endotoksin tidak lebih dari 175/V unit distribusi harus mengikuti aturan yang berlaku.
endotoksin FI per ml injeksi; V adalah jumlah dosis
maksimum yang dianjurkan dalam ml, pada waktu Baku pembanding Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
kadaluarsa. pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi,
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,5. gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Kemurnian radiokimia Tidak kurang dari 97,0%.
Totolkan sejumlah volume tertentu, yang diencerkan Identifikasi radionuklida Lakukan seperti tertera pada
dengan pelarut yang sesuai hingga memberikan laju Radioaktivitas <1171>. Spektrum sinar gamma
cacahan sekitar 20.000 cacahan permenit, lebih kurang menunjukkan puncak energi utama 0,364 MeV sama
25 mm dari ujung kertas kromatografi berukuran 25 mm dengan 131I yang digunakan sebagai baku dengan
x 300 mm dan biarkan mengering. Eluasi secara kemurnian diketahui.
kromatografi kertas menaik selama lebih kurang 4 jam,
menggunakan fase gerak larutan metanol P (7 dalam Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Wadah
10). Keringkan di udara tetapkan distribusi radioaktivitas dan penyimpanan, Endotoksin bakteri, pH, Kemurniaan
dengan menatah kromatogram menggunakan detektor radiokimia dan Penetapan radioaktivitas dalam Injeksi
radio kolimasi yang sesuai. Tidak kurang dari 97,0% dari Albumin Teriodinasi 125I juga memenuhi syarat seperti
radioaktivitas total dalam bentuk albumin (pada titik tertera pada Injeksi, kecuali jika tidak harus memenuhi
penotolan). anjuran seperti tertera pada Penetapan volume injeksi
dalam wadah <1131> memenuhi persyaratan berlaku.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
Injeksi, kecuali injeksi tidak harus memenuhi anjuran Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
seperti tertera pada Volume dalam wadah. atau dosis ganda, pada suhu 2 - 8.
Penetapan radioaktivitas Lakukan penetapan Penandaan Kecuali peryataan seperti tertera pada
radioaktivitas dalam MBq (mCi) per ml injeksi albumin Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera
125
I menggunakan alat pencacah yang sesuai seperti 1) tanggal dan waktu kalibrasi, 2) jumlah 131I sebagai
tertera pada pemilihan alat pencacah dan sistem albumin teriodinasi, dinyatakan dalam MBq (Ci atau
terkalibrasi pada radioaktivitas <1171>. mCi), kadar dinyatakan dalam MBq (Ci atau mCi) per
ml pada saat kalibrasi, 3) tanggal kadaluarsa, 4)
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal pernyataan Awas bahan radio aktif 5) dalam
atau dosis ganda, pada suhu 2 - 8. perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap peluruhan
radioaktif, 6) waktu paruh131I adalah 8,08 hari.
Penandaan Kecuali peryataan seperti tertera pada
Penandaan dalam Injeksi, pada etiket harus juga tertera:
(1) tanggal dan waktu kalibrasi, (2) jumlah 125I sebagai INJEKSI ALBUMIN TERIODINASI 131
I
albumin teriodinasi, dinyatakan dalam MBq (Ci atau
TERAGREGASI
mCi), kadar dinyatakan dalam MBq (Ci atau mCi) per
ml pada saat kalibrasi, (3) tanggal kadaluarsa, (4)
Iodinated 131 I Albumin Aggregated
pernyataan awas bahan radioaktif, (5) informasi bahwa Injections
dalam perhitungan dosis, lakukan koreksi terhadap
peluruhan radioaktif, (6) waktu paruh125I adalah 60 hari. Injeksi Albumin Teriodinasi 131I Teragregasi adalah
supsensi steril Albumin manusia dalam air, yang telah
- 68 -
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Logam berat <371> Metode V Tidak lebih dari 10 bpj.
atau dosis ganda, pada suhu 2 - 8.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak lebih dari
Penandaan Kecuali pernyataan seperti tertera pada
0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
Penandaan dalam Injeksi, pada penandaan juga tertera:
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
(1) waktu dan tanggal kalibrasi, (2) jumlah 131I sebagai
<931>.
albumin teragregrasi dinyatakan dalam MBq (Ci atau
Larutan borat dan Pengencer Lakukan seperti tertera
mCi), kadar dinyatakan dalam mg per ml pada saat
pada Penetapan kadar.
kalibrasi, (3) tanggal kadaluarsa (4) pernyatan Awas
Dapar Timbang 5,88 g natrium sitrat dihidrat P dan
bahan radioaktif, (5) informasi bahwa dalam
2,84 g natrium fosfat dibasa anhidrat P masukkan ke
menghitung dosis lakukan koreksi terhadap peluruhan
dalam labu tentukur 2000-ml, larutkan dan encerkan
radioaktif, (6) waktu paruh131I adalah 8,08 hari, (7)
dengan air sampai tanda. Atur pH hingga 8 dengan
kocok dahulu sebelum ditarik kedalam semprit, (8)
penambahan asam fosfat P. Saring melalui penyaring
jangan digunakan bila terdapat penggumpalan albumin.
dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil.
- 69 -
Larutan 9-fluoroenilmetil kloroformat Timbang mempunyai perbandingan signal to noise tidak kurang
sejumlah 9-fluoroenilmetil kloroformat, larutkan dalam dari 3.
asetonitril P hingga kadar lebih kurang 4 mg per ml. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan dibuat segar. sama (lebih kurang 20 l) Larutan uji dan Blangko,
Larutan A Buat campuran Dapar-asetonitril P (17:3). rekam kromatogram dan ukur respons semua puncak.
Saring dan awaudarakan. Abaikan setiap puncak yang sesuai dengan puncak
Larutan B Buat campuran asetonitril P-Dapar (7:3). Blangko. Hitung persentase masing-masing cemaran
Saring dan awaudarakan. dalam zat dengan rumus:
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika r
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem 100 i
seperti tertera pada Kromatografi <931>. rS
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
Alendronat Natrium BPFI, larutkan dalam Pengencer ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; rS
hingga kadar lebih kurang 0,6 mg per ml. adalah jumlah semua respons puncak cemaran dan
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke puncak utama.
dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup ulir
yang berisi 5 ml Larutan borat. Tambahkan 5 ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
asetonitril P dan 5 ml Larutan 9-fluoroenilmetil Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kloroformat, kocok selama 45 detik. Biarkan pada suhu Kromatografi <931>.
ruang selama 30 menit. Tambahkan 20 ml metilen Dapar Larutkan 14,7 g natrium sitrat dihidrat P dan
klorida P, kocok kuat selama 1 menit. Sentrifus selama 7,05 g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam air hingga
5-10 menit, gunakan bagian yang jernih di atas lapisan 1000 ml, atur pH hingga 8 dengan penambahan asam
air. fosfat P.
Enceran larutan baku Ukur saksama sejumlah volume Pengencer Larutkan 29,4 g natrium sitrat dihidrat P
Larutan baku persediaan, encerkan dengan Pengencer dalam air hingga 1000 ml.
hingga kadar lebih kurang 0,6 g per ml. Pipet 5 ml Larutan borat Larutkan 19,1 g natrium borat P dalam
larutan, lakukan seperti tertera pada Larutan baku, mulai air hingga 1000 ml.
dari ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml Larutan 9-Fluoroenilmetil kloroformat Timbang
bertutup ulir. sejumlah 9-fluoroenilmetil kloroformat, larutkan dalam
Blangko Gunakan 5 ml Pengencer, lakukan seperti asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
tertera pada Larutan baku, mulai dari ke dalam tabung Larutan dibuat segar.
sentrifuga 50 ml polipropilen bertutup ulir. Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P-
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, metanol P (70:25:5), saring dan awaudarakan. Jika perlu
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
encerkan dengan Pengencer sampai tanda, kocok. Pipet tertera pada Kromatografi <931>.
5 ml larutan dan lakukan seperti tertera pada Larutan Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
baku, mulai dari ke dalam tabung sentrifuga Alendronat Natrium BPFI, larutkan dalam Pengencer
polipropilen bertutup ulir 50 ml. hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup ulir
dilengkapi dengan detektor 266 nm dan kolom 4,1 mm x yang berisi 5 ml Larutan borat. Tambahkan 5 ml Larutan
25 cm yang berisi bahan pengisi L21. Laju alir lebih 9-fluoroenilmetil kloroformat dan kocok selama 30 detik.
kurang 1,8 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada Diamkan pada suhu ruang selama 25 menit. Tambahkan
45. Kromatograf diprogram sebagai berikut: 25 ml metilen klorida P, kocok kuat selama 1 menit.
Sentrifus selama 5-10 menit. Gunakan bagian yang
Waktu Larutan A Larutan B Eluasi jernih di atas lapisan air.
(menit) (%) (%) Blangko Gunakan 5 ml Pengencer, lakukan seperti
0 100 0 Kesetimbangan tertera pada Larutan baku, dimulai dengan ke dalam
0-15 100 50 0 50 Gradien Linier
15-25 50 0 50 100 Gradien Linier
tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup ulir.
Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih
25-27 0 100 100 0 Gradien Linier kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur
27-32 100 0 Isokratik 250-ml, larutkan dan encerkan dengan Pengencer
sampai tanda.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji persediaan,
Enceran larutan baku, rekam kromatogram dan ukur lakukan seperti tertera pada Larutan baku dimulai
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor dengan ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml
ikutan puncak utama pada kromatogram Larutan baku bertutup ulir.
tidak lebih dari 2,0; puncak Enceran larutan baku pada Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
waktu retensi yang sama dengan Larutan baku harus Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
- 70 -
dilengkapi dengan detektor 266 nm dan kolom 4,1 mm x dapat bercampur dengan eter dengan aseton dengan
25 cm berisi bahan pengisi L21. Laju alir lebih kurang minyak nabati dan dengan kloroform.
1,2 ml per menit. Pertahankan suhu kolom pada 35.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam Baku pembanding Alfa Tokoferol BPFI; simpan dalam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera wadah tertutup rapat terlindung cahaya; setelah ampul
pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 dibuka segera ambil zat dan simpan ampul yang berisi
lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; sisa zat dibawah gas inert, dalam wadah tertutup rapat
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dan terlindung cahaya, tidak boleh dikeringkan sebelum
lebih dari 2,0%. digunakan. Alfa Tokoferol Asetat BPFI; simpan dalam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume wadah tertutup rapat terlindung cahaya, tidak boleh
sama (lebih kurang 10l) Larutan baku, Larutan uji dan dikeringkan sebelum digunakan, setelah ampul dibuka
Blangko, rekam kromatogram dan ukur respons puncak segera ambil zat dan simpan ampul yang berisi sisa zat
utama. Hitung jumlah dalam mg alendronat natrium, di bawah gas inert, dalam wadah tertutup rapat,
C4H12NNaO7P2, dalam zat yang digunakan dengan terlindung cahaya. Alfa Tokoferol Asam Suksinat BPFI;
rumus: simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
r
DC S U Identifikasi
rS Larutan uji untuk alfa tokoferol asetat [Catatan
gunakan alat kaca aktinik rendah]. Timbang saksama
D adalah faktor pengenceran Larutan uji persediaan; CS lebih kurang 220 mg d- atau dl-alfa tokoferol asetat,
adalah kadar Alendronat Natrium BPFI dihitung sebagai masukkan kedalam labu alas bulat bersumbat kaca 150
bentuk anhidrat dalam mg per ml Larutan baku ml, larutkan dalam 25 ml etanol mutlak P. Tambahkan
persediaan; rU dan rS berturut-turut adalah respons 20 ml larutan asam sulfat P dalam etanol P (1 dalam 7),
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. refluks dalam alat yang semua terdiri dari kaca selama 3
jam, terlindung cahaya matahari. Dinginkan pindahkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, ke dalam labu tentuktur 200-ml, encerkan dengan larutan
pada suhu ruang. asam sulfat P dalam etanol P (1 dalam 72 ) sampai tanda
dan campur.
Larutan uji untuk alfa tokoferol asam suksinat
ALFA TOKOFEROL [Catatan gunakan alat kaca aktinik rendah]. Timbang
Vitamin E saksama sejumlah zat uji setara dengan lebih kurang 200
Tocopherol mg alfa tokoferol, masukkan kedalam labu alas bulat
bersumbat kaca 250 ml, larutkan dalam 50 ml etanol
Vitamin E adalah bentuk dari alfa tokoferol (C29H50O2) mutlak P dan refluks selama 1 menit. Bila larutan sudah
termasuk d- atau dl-alfa tokoferol (C29H50O2); d-atau dl- mendidih tambahkan 1 g kepingan kalium hidroksida P
alfa tokoferol asetat (C31H52O3); d-atau dl-alfa tokoferol melalui kondensor satu persatu untuk menghindari
asam suksinat (C33H54O5). Mengandung tidak kurang terbentuknya panas berlebihan [Perhatian gunakan
dari 96,0% dan tidak lebih dari 102,0% masing-masing kacamata pelindung]. Lanjutkan refluks selama 20
C29H50O2, C31H52O3, atau C33H54O5. menit, tanpa didinginkan, tambahkan hati-hati 2 ml asam
klorida P tetes demi tetes melalui kondensor [Catatan
Pemerian Praktis tidak berbau dan tidak berasa bentuk untuk menghindari oksidasi udara karena zat dalam
alfa tokoferol dan alfa tokoferol asetat berupa minyak pelarut alkali], dinginkan, pindahkan isi labu kedalam
kental jernih, warna kuning atau kuning kehijauan. d- corong pisah 500 ml cuci labu dengan 100 ml air,
Alfa tokoferol asetat dapat berbentuk padat pada suhu kemudian dengan 100 ml eter P. Masukkan cucian
dingin. Alfa tokoferol asam suksinat berupa serbuk dalam corong pisah. Kocok kuat biarkan memisah,
warna putih; bentuk d-isomer melebur pada suhu lebih masukkan tiap lapisan kedalam dua corong pisah yang
kurang 75 dan bentuk dl-melebur pada suhu lebih berbeda. Ekstraksi lapisan air dua kali, tiap kali dengan
kurang 70. Golongan alfa tokoferol tidak stabil terhadap 50 ml eter P. Tambahkan ekstrak eter ini pada ekstrak
udara dan cahaya. Bentuk ester stabil terhadap udara dan eter pertama. Kumpulan ekstrak eter dicuci empat kali,
cahaya. Golongan alfa tokoferol dan esternya tidak stabil tiap kali dengan 100 ml air, kemudian uapkan ekstrak
dalam suasana alkalis. Senyawa dengan asam suksinat eter diatas tangas air dibawah tekanan atau aliran gas
juga tidak stabil bila dalam bentuk leburan. nitrogen P hingga tersisa lebih kurang 7 atau 8 ml.
Uapkan sisa eter tanpa pemanasan. Larutkan segera
Kelarutan Alfa tokoferol asam suksinat tidak larut residu dalam larutan asam sulfat P dalam etanol P (1
dalam air; sukar larut dalam larutan alkali; larut dalam dalam 72), pindahkan kedalam labu tentukur 200-ml,
etanol, dalam eter, dalam aseton dan dalam minyak encerkan dengan larutan asam sulfat P dalam etanol P
nabati. Sangat mudah larut dalam kloroform. Bentuk sampai tanda, campur.
vitamin E lain tidak larut dalam air; larut dalam etanol;
- 71 -
A.Buat larutan mengandung 10 mg alfa tokoferol tak 50-ml, larutkan dalam larutan baku internal, encerkan
teresterifikasi dalam 10 ml etanol mutlak P atau gunakan dengan larutan baku internal sampai tanda.
10 ml larutan uji untuk alfa tokoferol asetat atau larutan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
uji untuk alfa tokoferol asam suksinat. Tambahkan Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dengan digoyang 2 ml asam nitrat P, dan panaskan pada dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca
suhu lebih kurang 75 selama 15 menit: terjadi warna borosilikat 4 mm x 2m berisi bahan pengisi 2% - 5%
merah terang atau jingga. fase cair G2 pada partikel penyangga S1AB80 80 - 100
B. Timbang saksama lebih kurang 100 mg alfa mesh. Pertahankan suhu kolom pada suhu antara 2450
tokoferol tak teresterifikasi larutkan dalam 50 ml eter P. dan 2650, suhu injektor dan detektor lebih kurang 100
Untuk ester d-tokoferol, pipet Larutan uji untuk alfa lebih tinggi dari suhu kolom; laju alir gas pembawa
tokoferol asetat atau Larutan uji untuk alfa tokoferol kering disesuaikan hingga diperoleh puncak heksadesil
asam suksinat setara dengan lebih kurang 100 mg zat uji, heksadekanoat, lebih kurang 18 hingga 20 menit setelah
masukkan ke dalam corong pisah dan tambahkan 200 ml penyuntikan larutan contoh bila digunakan kolom 2%
air. Ekstraksi dua kali, pertama dengan 75 ml eter P, atau 30 hingga 32 menit bila digunakan kolom 5%
kemudian dengan 25 ml eter P. Masukkan kumpulan [Catatan kondisikan kolom dengan cara seperti tertera
ekstrak eter ke dalam corong pisah yang lain. Pada pada Kromatografi <931>].
ekstrak eter dari bentuk tak teresterifikasi atau alfa Uji zat pengganggu Timbang saksama zat uji, larutkan
tokoferol terhidrolisis tambahkan 20 ml larutan kalium dalam n-heksan P hingga diperoleh larutan dengan kadar
heksasianoferat(III) P (1 dalam 10) dan larutan natrium lebih kurang 1 mg per ml. Suntikkan sejumlah volume
hidroksida P (1 dalam 25), kocok selama 3 menit. Cuci larutan ini yang diukur saksama hingga diperoleh
ekstrak eter empat kali, tiap kali dengan 50 ml air, buang kromatogram dengan puncak utama tidak kurang dari
cairan cucian dan keringkan dengan natrium sulfat 50% respon maksimum perekam. Dengan cara yang
anhidrat P. Uapkan ekstrak eter diatas tangas air di sama suntikkan sejumlah volume larutan baku internal
bawah tekanan atau aliran gas nitrogen P hingga tersisa yang diukur saksama. Bila sebuah puncak kromatogram
lebih kurang 7-8 ml, kemudian lanjutkan penguapan zat uji mempunyai waktu retensi sama dengan
tanpa pemanasan. Larutkan segera residu dalam 5,0 ml heksadesil heksadekanoat, buat suatu faktor koreksi
isooktana P dan tetapkan rotasi jenis. Hitung rotasi jenis pengenceran atau atenuasi dan tentukan luas yang
sesuai tertera pada Penetapan Rotasi Optik <1081>; c disebabkan oleh komponen penggangu yang harus
adalah jumlah gram tokoferol total yang diperoleh pada dikurangkan dari luas puncak larutan baku internal yang
Penetapan kadar dalam tiap 100 ml larutan uji: bentuk diperoleh pada larutan uji seperti tertera pada Prosedur.
d-isomer mempunyai rotasi jenis tidak kurang dari +240 Kesesuaian sistem Suntikkan sejumlah larutan
sedangkan bentuk dl tidak menunjukkan rotasi optik. campuran dalam n-heksan P dengan kadar 1 mg per ml
C. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram masing-masing Alfa Tokoferol BPFI dan Alfa Tokoferol
terhadap baku internal dari larutan uji yang diperoleh Asetat BPFI seperti tertera pada prosedur hingga
dari penetapan kadar sama seperti pada Larutan baku. diperoleh resolusi, R, tidak kurang dari 1,0.
Kalibrasi Suntikkan sejumlah larutan baku, rekam
Keasaman Alfa tokoferol asam suksinat memerlukan luas puncak seperti tertera pada prosedur. Hitung faktor
antara 18,0 dan 19,3 ml natrium hidroksida 0,1 N: respons relatif, F, dari Larutan baku dengan rumus:
bentuk vitamin E lain memerlukan tidak lebih dari 1,0
ml natrium hidroksida 0,1 N. Lakukan penetapan dengan AS C D
melarutkan 1,0 g zat uji dalam 25 ml campuran sama
banyak etanol P dan eter P (yang telah dinetralkan AD C S
terhadap Fenolftalein dengan natrium hidroksida 0,1 N
LV), tambahkan 0,5 ml Fenolftalein LP titrasi dengan CD dan CS berturut-turut adalah kadar heksadesil
natrium hidroksida 0,1 N LV hingga terjadi warna merah heksadekanoat P dan Alfa Tokoferol BPFI dalam mg per
muda lemah yang tidak hilang setelah dikocok 30 detik. ml Larutan baku. Kemudian suntikkan berturut-turut
sejumlah sediaan baku untuk memastikan bahwa faktor
Penetapan kadar alfa tokoferol Lakukan penetapan respon relatif, F, tetap sekitar 2,0%.
dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Prosedur Suntikkan sejumlah volume (2 hingga 5l)
Kromatografi <931>. Larutan uji ke dalam kromatograf gas yang sesuai,
Larutan baku internal Timbang sejumlah heksadesil rekam kromatogram hingga diperoleh sekurang-
heksadekanoat P, larutkan dalam n-heksan P hingga kurangnya 50% respon maksimum perekam. Ukur luas
kadar lebih kurang 1 mg per ml. dari puncak utama pertama alfa tokoferol dan luas
Larutan baku [Catatan gunakan alat kaca aktinik puncak utama kedua heksadesil heksadekanoat, rekam
rendah]. Timbang saksama sejumlah alfa tokoferol BPFI, harga berturut-turut sebagai aU dan aD. Hitung kadar
larutkan dalam sejumlah larutan baku internal hingga dalam mg alfa tokoferol dalam vitamin E dengan rumus:
kadar lebih kurang 1 mg per ml.
Larutan uji [Catatan gunakan alat kaca aktinik 50 C D aU
rendah]. Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat (d- F a D
atau dl alfa tokoferol), masukan ke dalam labu tentukur
- 72 -
CD adalah kadar heksadisil heksadekanoat dalam mg per A. Spektrum serapan inframerah sesuai dengan
ml Larutan baku; F adalah faktor respons relatif. spektrum Alfa Tokoferol Asetat BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 0,01% b/v
Penetapan kadar alfa tokoferol asetat Lakukan dalam etanol mutlak P menunjukkan maksimum pada
penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar alfa 284 nm, bahu pada 278 nm dan minimum pada 254 nm.
tokoferol dengan mengganti alfa tokoferol dengan alfa C. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
tokoferol asetat dan Alfa Tokoferol BPFI dengan Alfa secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Tokoferol Asetat BPFI. Fase gerak Campuran sikloheksan P-eter P (80:20).
Larutan 1 0,5% b/v zat dalam sikloheksan P.
Penetapan kadar alfa tokoferol asam suksinat Larutan 2 Larutkan 10 mg zat dalam 2 ml asam sulfat
Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar etanol 5 M, panaskan di dalam tangas air selama 5
alfa tokoferol dengan mengganti alfa tokoferol asam menit, dinginkan, tambahkan 2 ml air dan 2 ml
suksinat dan Alfa Tokoferol BPFI dengan Alfa Tokoferol sikloheksan P, kocok selama 1 menit, gunakan lapisan
Asam Suksinat BPFI. Kromatogram yang diperoleh pada atas.
penetapan kadar menunjukkan waktu retensi relatif lebih Larutan 3 0,5% b/v Alfa Tokoferol Asetat BPFI dalam
kurang 0,53 untuk alfa tokoferol, 0,62 untuk alfa sikloheksan P.
tokoferol asetat, 0,54 untuk alfa tokoferol asam suksinat Larutan 4 Larutkan 10 mg Alfa Tokoferol Asetat BPFI
dan 1,0 untuk heksadesil heksadekanoat. dalam 2 ml asam sulfat etanol 5 M, panaskan di dalam
tangas air selama 5 menit, dinginkan, tambahkan 2 ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, air dan 2 ml sikloheksan P, kocok selama 1 menit,
terlindung cahaya. Bentuk d-atau dl-alfa tokoferol gunakan lapisan atas.
dilindungi dengan gas inert. Prosedur Totolkan masing-masing 10 l Larutan 1,
Larutan 2, Larutan 3 dan Larutan 4 pada lempeng
Penandaan Pada etiket tertera bentuk kimia d- atau dl-. kromatografi silika gel HF254 (dengan diameter 10 - 40
Aktivitas vitamin E dapat dinyatakan sebagai jumlah m berisi indikator fluoresensi 1,5% dengan intensitas
eqivalen d-alfa tokoferol dalam mg per g berdasarkan maksimum pada 254 nm). Masukkan lempeng ke dalam
hubungan unit dan bobot. bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
campuran Fase gerak, biarkan merambat 15 cm di atas
garis penotolan. Angkat lempeng, biarkan kering di
ALFA TOKOFEROL ASETAT udara dan amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm.
Vitamin E Asetat Harga Rf dan ukuran bercak utama Larutan 1 sama
Tocopherol Acetate dengan Larutan 3. Terbentuk dua bercak dari masing-
masing Larutan 2 dan Larutan 4, bercak dengan harga Rf
CH3 lebih tinggi adalah alfa tokoferol asetat, sesuai dengan
CH3 CH3 CH3 CH3
H3C
O yang diperoleh dari Larutan 3. Bercak dengan harga Rf
CH3 lebih rendah adalah alfa tokoferol. Semprot lempeng
dengan campuran 1 bagian volume asam klorida P, 4
OOCH3C
CH3
bagian volume larutan besi(III) klorida P 0,25% dalam
3,4-Dihidro-2,5,7,8-tetrametil-2-(4,8,12-trimetil etanol P dan 4 bagian volume larutan 1,10-fenantrolin
tridesil)-2H-1-benzopiran-6-ol asetat [7695-91-2] hidroklorida P 1% dalam etanol P. Bercak dengan harga
C31H52O3 BM 472,7 Rf rendah (alfa tokoferol) pada kromatogram yang
diperoleh dari Larutan 2 dan Larutan 4 berwarna jingga.
Alfa Tokoferol Asetat adalah semua bentuk rasemat -
tokoferol asetat. Mengandung tidak kurang dari 96,0% Bilangan asam Tidak lebih dari 2,0; lakukan penetapan
dan tidak lebih dari 102,0%, C31H52O3. seperti tertera pada Lemak dan Minyak Lemak <491>
menggunakan 2 g zat.
Pemerian Cairan berminyak, jernih, kental; warna agak
kuning kehijaun. Serapan cahaya
Larutan A Larutkan 150 mg zat dalam sejumlah
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut etanol mutlak P hingga 100 ml. Encerkan dengan pelarut
dalam etanol mutlak, dalam aseton, dalam kloroform, yang sama 10 ml larutan hingga 100 ml
dalam eter dan dalam minyak lemak; larut dalam etanol. Larutan B 20 ml Larutan A encerkan dengan pelarut
yang sama hingga 50 ml.
Baku pembanding Alfa Tokoferol Asetat BPFI. Ukur serapan Larutan A pada panjang gelombang
serapan maksimum 284 nm dan serapan Larutan B pada
Identifikasi Uji A dapat diabaikan jika B dan C panjang gelombang serapan minimum 254 nm. Serapan
dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan, jika uji A jenis pada 284 nm adalah 42,0 - 45,0 dan serapan jenis
dilakukan. pada 254 nm adalah 7,0 - 9,0.
- 73 -
Tokoferol bebas Tidak lebih dari 1,0%; lakukan paling sedikit delapan kali lebih besar dari yang
penetapan sebagai berikut: Larutkan 500 mg zat dalam digunakan untuk merekam puncak alfa tokoferol asetat.
100 ml asam sulfat etanol 0,25 M, tambahkan 20 ml air Bila tinggi puncak paling kecil 2% dari skala penuh pada
dan 0,1 ml larutan difenilamina P 0,25% dalam kertas perekam, gunakan perhitungan terakhir untuk
asamsulfat P. Titrasi dengan serium(IV) amonium nitrat mengkoreksi luas puncak (a), dengan rumus:
0,01 M LV hingga terjadi warna biru yang stabil selama
tidak kurang dari 5 detik. Lakukan penetapan blangko. ia
a D 1
fa 2
Tiap ml serium(IV) amonium nitrat 0,01 M
setara dengan 2,154 mg tokoferol
D adalah luas puncak baku internal dalam Larutan uji 1;
i adalah luas puncak yang dapat mempengaruhi
Logam berat <371> Metode VI Tidak lebih dari 20 bpj;
pemisahan; a1 adalah luas puncak alfa tokoferol asetat
lakukan penetapan menggunakan 1 ml Larutan baku dalam kromatogram yang diperoleh dari Larutan uji 1;
timbal (10 bpj) untuk menyiapkan larutan baku. a2 adalah luas puncak alfa tokoferol asetat dalam
kromatogram yang diperoleh dari Larutan uji 2; f adalah
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%;
faktor yang disebabkan oleh perubahan atenuasi. Setelah
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
mendapatkan faktor resolusi dan kolom, hitung faktor
respons dengan cara sebagai berikut: Suntikkan 1 l
Penetapan kadar Lakukan Kromatografi gas seperti Larutan baku menggunakan atenuasi dengan tinggi
tertera pada Kromatografi <931>. puncak alfa tokoferol asetat lebih besar dari 50% skala
Larutan baku internal Timbang 1 g dotriakontana P, penuh pada kertas perekam. Ukur luas puncak alfa
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan
tokoferol asetat dan Larutan baku internal, hitung
dalam heksan P dan encerkan sampai tanda.
respons, R, sebagai perbandingan luas puncak baku
Larutan uji 1 Timbang saksama lebih kurang 100 mg
internal dan luas puncak alfa tokoferol asetat dengan
zat, larutkan dalam 10 ml Larutan baku internal dalam cara sebagai berikut: Suntikkan 1 l Larutan uji 1
labu tentukur 50-ml dan encerkan dengan heksan P menggunakan atenuasi sama dan ukur luas puncak baku
sampai tanda.
internal dan alfa tokoferol asetat. Hitung persentasi,
Larutan uji 2 Timbang saksama lebih kurang 100 mg
C31H52O3, dengan rumus:
zat, larutkan dalam labu tentukur 50-ml dengan heksan P
sampai tanda.
a1 R 10 4
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 100 mg
Alfa Tokoferol Asetat BPFI, larutkan dalam 10,0 ml aw
Larutan baku internal dalam labu tentukur 50-ml dan
encerkan dengan heksan P sampai tanda. w adalah bobot zat uji dalam mg.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 1 l) Larutan baku dan Larutan uji 1 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor terlindung cahaya.
ionisasi nyala dan kolom kaca tersilanisasi (2,2 - 4,0 mm x
2 - 3 m) berisi partikel penyangga diatome (125 - 150
mesh atau 150 - 180 mesh) tersilanisasi dengan dimetil ALOE
diklorosilan (yang sesuai adalah Choromosob Aloe
W/AW/DMCS 80 -100 mesh dan disalut dengan 1% -
5% gom metil silikon). Tutup masing-masing ujung Aloe adalah getah yang dikeringkan dari daun Aloe
kolom dengan wol kaca tersilanisasi. Pertahankan suhu barbadensis Miller (Aloe vera Linn) (familia
kolom antara 245 - 280, suhu injektor dan detektor Liliaceae), yang dikenal sebagai Aloe Curacao atau dari
berturut-turut antara 270 dan 320. Gunakan gas daun Aloe ferox Miller dan hibridanya dengan Aloe
nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih africana Miller dan Aloe spicata Baker yang dalam
kurang 25 - 90 ml per menit hingga persyaratan resolusi perdagangan dikenal dengan nama Aloe Cape. Kadar
terpenuhi. Gunakan integrator elektronik atau alat yang ekstrak yang larut dalam air tidak kurang dari 50,0%.
sesuai untuk mengukur luas puncak. Faktor resolusi
antara puncak baku internal dan alfa tokoferol asetat Pemerian Bau khas; sedikit asam dan tidak enak.
yang diperoleh dari Larutan baku harus lebih besar dari Aloe Curacao berupa massa buram berwarna hitam
1,4. Suntikkan berulang 1 l Larutan baku sampai faktor kecokelatan, permukaan patahan tidak rata, seperti lilin
respons yang diamati stabil dan tidak lebih dari 2%. dan agak menyerupai resin.
Suntikkan 1 l Larutan Uji 2 dan amati kromatogram Aloe Cape berupa massa tidak beraturan berwarna
menggunakan atenuasi hingga tinggi puncak alfa gelap sampai cokelat tua dengan permukaan sering
tokoferol asetat lebih besar dari 50% skala penuh pada tertutup serbuk berwarna kekuningan. Permukaan
kertas kromatogram. Selama perekaman, ubah atenuasi patahan halus dan mengkilat.
hingga setiap puncak yang mempunyai waktu retensi Serbuk Aloe berwarna kuning cokelat kekuningan
sama dengan baku internal terekam dengan sensitivitas sampai cokelat-hijau kekuningan. Bila dilihat di bawah
- 74 -
mikroskop dalam minyak lemak yang tidak berwarna, Aloksiprin adalah senyawa polimer hasil kondensasi
tampak seperti fragmen bersudut-sudut atau tidak aluminium oksida dan asam o-asetilsalisilat,
beraturan, kuning kehijauan hingga cokelat kemerahan. mengandung tidak kurang dari 7,5% dan tidak lebih dari
Warna sediaan tergantung dari ketebalan fragmen. 8,5% aluminium (Al) dan tidak kurang dari 79,0% dan
tidak lebih dari 87,4% salisilat total, dihitung sebagai
Identifikasi asam o-asetilsalisilat, C9H8O4, keduanya dihitung .
A. Larutkan serbuk dalam asam nitrat P: larutan
berwarna cokelat kemerahan sampai cokelat atau hijau. Pemerian Serbuk halus; putih atau agak merah muda;
B. Campur 1 g serbuk halus dengan 25 ml air dingin. tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Kocok sesekali selama 2 jam, saring. Cuci saringan dan
residu dengan air dingin secukupnya sampai diperoleh Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol,
filtrat 100-ml. Dilihatdalam labu tentukur 100-ml Aloe dan dalam eter; sukar larut dalam kloroform.
Curacao berwarna jingga tua dan Aloe Cape berwarna
kuning kehijauan. Filtrat berwarna lebih tua apabila Identifikasi
didiamkam. A. Didihkan 1 g zat dengan 20 ml asam klorida 2 M,
C. Tambahkan 2 ml asam nitrat P pada 5 ml filtrat dinginkan, saring dan simpan residu. Filtrat
dari Identifikasi B kocok Aloe Curacao berwarna jingga menunjukkan reaksi Aluminium cara C dan D seperti
kemerahan dan Aloe Cape berwarna cokelat kemerahan tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
dan segera berubah menjadi hijau. B. Larutkan residu yang diperoleh pada Identifikasi A
D. Campur 10 ml filtrat pada Identifikasi B dengan 2 dalam 10 ml natrium hidroksida 0,1 M dan netralkan
ml amonium hidroksida P: Aloe Curacao berwarna dengan asam asetat 1 M. Larutan 1 ml menunjukkan
cokelat kekuningan dan Aloe Cape berwarna cokelat tua. reaksi Salisilat cara A seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Air <1031> Metode III Tidak lebih dari 12,0%; lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 5 jam menggunakan Salisilat terikat Tidak lebih dari 9,5% dihitung sebagai
serbuk yang dapat melalui pengayak nomor 40 dan asam salisilat, C7H6O3, dibandingkan terhadap asam o-
campur sebelum ditimbang. asetilsalisilat yang ditetapkan dengan cara sebagai
berikut: pada 100 mg zat, tambahkan 40 ml larutan
Kadar abu Tidak lebih dari 4,0%. natrium florida P 0,5% dalam asam klorida 0,1 M,
kocok selama 5 menit. Diamkan 10 menit sambil sering
Senyawa tidak larut dalam etanol Tidak lebih dari dikocok. Ekstrak enam kali tiap kali dengan 20 ml
10,0%; lakukan penetapan sebagai berikut: timbang kloroform P, saring kumpulan ekstrak kloroform melalui
saksama lebih kurang 1 g serbuk, tambahkan 50 ml natrium sulfat anhidrat P, cuci dengan 30 ml kloroform
etanol P. Panaskan campuran sampai mendidih selama P dan encerkan kumpulan ekstrak dan cucian dengan
15 menit, ganti cairan yang hilang. Kocok sesekali kloroform P hingga 200,0 ml. Encerkan 20,0 ml larutan
selama 1 jam, saring melalui kertas saring kering kecil ini dengan kloroform P hingga 50,0 ml, ukur serapan
atau penyaring kaca masir, masing-masing yang telah pada panjang gelombang maksimum 308 nm. Hitung
ditimbang. Cuci sisa pada penyaring dengan etanol P jumlah, C7H6O3, bila serapan jenis pada panjang
hingga hasil cucian tidak berwarna. Keringkan residu gelombang 308 nm adalah 293.
pada suhu 105 hingga bobot tetap.
Asam asetilsalisilat bebas Tidak lebih dari 0,5% di
Penetapan kadar Maserasi lebih kurang 2 g zat yang hitung terhadap salisilat total; lakukan penetapan sebagai
ditimbang saksama dengan 70 ml air dalam labu yang berikut: Pada sejumlah zat yang setara dengan 1,0 g
sesuai. Kocok setiap 30 menit selama 8 jam dan biarkan salisilat total, tambahkan 50 ml eter P kering, kocok
selama 16 jam tanpa pengocokan. Saring, cuci labu dan selama 30 menit. Saring dengan cepat melalui kertas
residu dengan sedikit air. Masukkan air cucian ke dalam saring lipat, cuci kertas saring beberapa kali dengan eter
labu tentukur 100-ml melalui penyaring hingga tanda. P kering, encerkan kumpulan filtrat dan cucian dengan
Uapkan 50,0 ml filtrat pada cawan yang telah ditara di eter P kering sampai 100,0 ml. Serapan pada panjang
atas tangas uap sampai kering. Keringkan pada suhu gelombang maksimum lebih kurang 278 nm tidak lebih
110 hingga bobot tetap. Kadar ekstrak yang larut dalam dari 0,36.
air tidak boleh kurang dari 50,0% dihitung terhadap
bahan yang digunakan. Asam Salisilat Tidak lebih dari 0,15% dihitung terhadap
salisilat total; serapan pada penetapan asam asetilsalisilat
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 308
ALOKSIPIRIN nm tidak lebih dari 0,50.
Aloxipirine Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
Aloksiprin [9014-67-9] tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, menggunakan 1 g zat.
- 75 -
Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari 10 bpj; mg Salisilat total, tambahkan 50 ml eter P kering, kocok
lakukan penetapan sebagai berikut: Pijarkan 2,0 g zat selama 30 menit. Saring dengan cepat melalui kertas
pada suhu rendah sampai pengarangan sempurna, saring lipat, cuci kertas saring beberapa kali dengan eter
dinginkan, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 0,25 ml P kering. Tambahkan pada kumpulan filtrat dan cucian,
asam sulfat P, panaskan hati-hati hingga terbentuk asap 10 ml natrium hidroksida 1 N, goyangkan dan campur,
putih dan pijarkan pada suhu 500-600. Dinginkan, uapkan eter di atas tangas air. Dinginkan, atur pH antara
tambahkan 2 ml asam klorida P. Uapkan hingga kering 2,40 dan 2,50 dengan asam klorida 1 N, encerkan
di atas tangas air dan lanjutkan seperti tertera pada dengan air sampai 100 ml. Pada 20,0 ml larutan
Metode IV, mulai dari Larutkan sisa. Gunakan 2 ml tambahkan 4,0 ml besi(III) klorida LP, encerkan dengan
Larutan baku timbal (10 bpj) sebagai baku. dapar asetat pH 2,45 hingga 50,0 ml. Biarkan selama 30
menit, saring bila perlu melalui kertas saring lipat
Penetapan kadar rangkap dan ukur serapan pada maksimum lebih kurang
Aluminium Pijarkan 2 g zat dalam krus silika yang 530 nm. Serapan yang diperoleh tidak boleh lebih besar
telah ditara, panaskan perlahan-lahan sampai senyawa dari serapan larutan yang dibuat sebagai berikut:
organik terurai dan pijarkan sampai bobot tetap pada Encerkan 5,0 ml asam salisilat P 0,036% dengan air
suhu 1000. Tiap g sisa pemijaran setara dengan 529,2 hingga 20,0 ml dan tetapkan dengan cara seperti di atas
mg Al. mulai dari Tambahkan 4,0 ml besi(III) klorida LP,
Salisilat total Pada 250 mg zat, tambahkan 50 ml sebagai blangko gunakan 4 ml besi(III) klorida LP yang
larutan natrium hidroksida 1 N, didihkan perlahan-lahan diencerkan dengan dapar asetat pH 2,45 hingga 50,0 ml.
sampai larut. Dinginkan, tambahkan 50 ml air, atur pH
antara 2,40 dan 2,50 dengan asam klorida 1 M, encerkan Salisilat terikat Tidak lebih dari 15,0%, dihitung
dengan air samapi 500,0 ml. Pada 5,0 ml tambahkan 4,0 sebagai asam salisilat, C7H6O3, terhadap Salisilat total.
ml besi(III) klorida LP, diamkan 30 menit, encerkan Lakukan penetapan dengan cara sebagai berikut: Pada
dengan air sampai 50,0 ml. Ukur serapan pada panjang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan 150 mg
gelombang maksimum lebih kurang 530 nm, terhadap Salisilat total, tambahkan 40 ml natrium fluorida P 0,5%
blangko 4,0 ml besi(III) klorida LP yang diencerkan dalam asam klorida 0,1 N, kocok selama 5 menit.
dengan air sampai 50,0 ml. Hitung salisilat total sebagai Diamkan selama 10 menit, sambil sering dikocok.
C9H8O4, dari serapan yang diperoleh dengan penetapan Ekstraksi enam kali, tiap kali dengan 20 ml kloroform P,
ulang menggunakan 4,0 ml larutan asam salisilat 0,05% saring kumpulan kloroform melalui natrium sulfat
pengganti larutan uji, mulai dari tambahkan 4,0 ml anhidrat P, cuci dengan 30 ml kloroform P, encerkan
besi(III) klorida LP. dengan kloroform P hingga 200,0 ml. Encerkan 20,0 ml
larutan dengan kloroform P hingga 100,0 ml, ukur
Tiap 1 g asam salisilat serapan pada maksimum lebih kurang 308 nm. Hitung
setara dengan 1,305 g C9H8O4 jumlah C7H6O3; serapan jenis pada panjang gelombang
maksimum lebih kurang 308 nm adalah 293.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 5 menit.
Pemerian Serbuk halus; putih hingga hampir putih; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
berbau lemah.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan dalam TABLET ALOPURINOL
etanol; larut dalam larutan kalium dan dalam natrium Allopurinole Tablet
hidroksida; praktis tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter. Tablet Alopurinol mengandung Alopurinol, C5H4N4O,
tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari
Baku pembanding Alopurinol BPFI; lakukan jumlah yang tertera pada etiket.
pengeringan dalam hampa udara suhu 105 selama 5 jam
sebelum digunakan; 3-amino-4-karboksamidopirazol Baku pembanding Alopurinol BPFI; lakukan
Hemisulfat BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105 selama
udara pada suhu 105 selama 3 jam sebelum digunakan.
5 jam sebelum digunakan.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan Identifikasi Timbang sejumlah serbuk tablet setara
maksimum pada panjang gelombang yang sama seperti dengan 50 mg alopurinol, gerus dengan 10 ml natrium
pada Alopurinol BPFI. hidroksida 0,1 N, saring. Asamkan filtrat dengan asam
asetat 1 N, diamkan 10 - 15 menit agar terjadi
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; pengendapan yang cukup, kumpulkan endapan yang
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105 terbentuk. Cuci endapan dengan 3 ml etanol mutlak P
selama 5 jam. sedikit demi sedikit dan akhirnya cuci dengan 4 ml eter
P. Biarkan kering di udara selama 15 menit, keringkan
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 0,2%; pada suhu 105 selama 3 jam: endapan yang diperoleh
lakukan penetapan secara Kromatografi lapis tipis seperti memenuhi Identifikasi seperti tertera pada Alopurinol.
tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Kocok 200 ml n-butanol P dan 200 ml Disolusi <1231>
amonium hidroksida 6 N, buang lapisan bawah dan Media disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N.
tambahkan 20 ml n butanol P pada lapisan atas. Alat tipe 2 : 75 rpm.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 3-amino-4 Waktu : 45 menit.
karboksamidopirazol Hemisulfat BPFI, larutkan dalam Prosedur : Lakukan penetapan jumlah, C5H4N4O,
amonium hidroksida 6 N hingga kadar 50 g per ml. yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 250 mg perlu diencerkan dengan asam klorida 0,1 N dan serapan
zat, larutkan dalam campuran amonium hidroksida 6 N- larutan baku Alopurinol BPFI dalam media yang sama
natrium hidroksida 1 N (9:1) hingga 10,0 ml, campur. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Prosedur Totolkan masing-masing secara terpisah 10 kurang 250 nm.
l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kromatografi selulosa setebal 0,16 mm yang kurang dari 75% (Q) C5H4N4O, dari jumlah yang tertera
mengandung indikator fluoresensi. Masukkan lempeng pada etiket.
ke dalam bejana yang berisi Fase gerak, biarkan
merambat hingga 1 cm di bawah ujung lempeng, angkat Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dan keringkan di udara, amati di bawah cahaya
ultraviolet; intensitas bercak lain selain bercak utama Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dari Larutan uji tidak lebih besar dari bercak utama Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan baku. Kromatografi <931>.
- 77 -
Fase gerak Buat larutan amonium fosfatmonobasa ALPRAZOLAM
0,05 M, saring dan awaudarakan. [Catatan Tidak boleh Alprazolam
ada sisa fase gerak dalam kolom. Sesudah digunakan
cuci kolom dengan aliran air selama 20 menit, kemudian
dilanjutkan dengan metanol P selama 20 menit].
Larutan baku internal Larutkan lebih kurang 50 mg
hipoksantin P dalam 10 ml natrium hidroksida 0,1 N,
kocok selama 10 menit, hingga larut. Encerkan dengan
air hingga 50 ml. Buat larutan pada saat akan digunakan.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
8-Kloro-1-metil-6-fenil-4H-s-triazolo[4,3-]
Alopurinol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 50-
[1,4]benzodiazepina [2898-97-7]
ml, tambahan 10 ml natrium hidroksida 0,1 N, kocok
C17H13ClN4 BM 308,77
selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda.
Masukkan 4,0 ml larutan ini dan 2,0 ml Larutan baku
Alprazolam mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
internal ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
tidak lebih dari 102,0%, C12H13ClN4.
dengan Fase gerak sampai tanda. Buat larutan pada saat
[Perhatian hindari terhirupnya partikel Alprazolam dan
akan digunakan.
pernapasan pada kulit].
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih,
dengan lebih kurang 50 mg alopurinol, masukkan ke
melebur pada suhu lebih kurang 225.
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 10 ml natrium
hidroksida 0,1 N, kocok selama 10 menit, tambahkan air
Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etil
sampai tanda. [Catatan Penetapan selanjutnya tidak
asetat; agak sukar larut dalam aseton; larut dalam etanol;
boleh ditunda]. Saring, buang 10 ml filtrat pertama.
mudah larut dalam kloroform.
Masukkan 4,0 ml larutan ini dan 2,0 ml Larutan baku
internal ke dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
Baku pembanding Alprazolam BPFI; tidak boleh
dengan Fase gerak sampai tanda.
dikeringkan sebelum digunakan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom ukuran 4 Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang
mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
seperti pada Alprazolam BPFI, kecuali pada daerah 880 -
puncak seperti tertera pada Prosedur. Resolusi, R, antara
890 cm-1 maksimum akan berbeda dengan perbandingan
puncak zat uji dan baku internal tidak kurang dari 5 dan
dari polimorf alprazolam.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
B. Larutkan sejumlah zat dalam etanol P hingga kadar
lebih dari 3,0%.
4 g per ml: spektrum serapan ultraviolet larutan ini
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
sama (lebih kurang 15 l ) Larutan baku dan Larutan uji
gelombang yang sama seperti pada larutan Alprazolam
ke dalam kromatograf, ukur tinggi puncak utama. Waktu
BPFI; daya serap masing-masing dihitung terhadap zat
retensi relatif dari hipoksantin 0,6 dan alopurinol 1,0.
yang telah dikeringkan, pada panjang gelombang
Hitung jumlah dalam mg alopurinol, C5H4N4O, dalam
serapan maksimum dan minimum lebih kurang 220 nm
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
tidak boleh berbeda lebih dari 3,0%.
R Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
2,5 C U
RS lakukan pengeringan pada suhu 60 selama 16 jam dan
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg.
C adalah kadar Alopurinol BPFI dalam g per ml
Larutan Baku; RU dan RS berturut-turut adalah Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
perbandingan respons puncak antara alopurinol dan baku
internal dari Larutan uji dan Larutan baku. Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Kemurnian kromatografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Metoda A Jumlah cemaran tidak lebih dari 1,0%.
Larutan uji Buat larutan zat dalam kloroform P
mengandung lebih kurang 2 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor
ionisasi nyala dan kolom kaca 3 mm x 120 cm berisi
- 78 -
bahan pengisi 3% fase diam G6 pada partikel penyangga lakukan penyesuaian menurut kesesuaian sistem seperti
SIAB. Pertahankan suhu injektor dan suhu kolom pada tertera pada Kromatografi <931>.
lebih kurang 240, detektor pada lebih kurang 20 - 50 Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
di atas suhu kolom. Gunakan helium P sebagai gas Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
pembawa. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
Prosedur [Catatan Biarkan eluasi berlangsung lebih 30 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 2
kurang tiga kali waktu retensi dari komponen utama ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
sebelum penyuntikan berikutnya]. Suntikkan lebih baku, ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
kurang 4 l Larutan uji, rekam kromatogram. Hitung resolusi, R, antara puncak baku internal dan zat uji tidak
jumlah cemaran dalam persen dengan rumus: kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
100
rA rB ...r1 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
rA rB ...r1 r kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak utama. Waktu retensi relatif baku internal lebih
rA, rB, ...r1 masing-masing adalah respons puncak selain kurang 0,6 dan alprazolam 1,0. Hitung jumlah dalam mg
alprazolam pada Larutan uji; r adalah respons puncak alprazolam, C17H13ClN4, dalam serbuk yang digunakan
alprazolam pada Larutan uji. dengan rumus:
Metode B R
100 C U
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
RS
Kromatografi <931>.
Fase gerak campuran kloroform P-aseton P-etil asetat C adalah kadar Alprazolam BPFI dalam mg per ml
P-metanol P (50:50:50:5) Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
Larutan baku Buat larutan baku Alprazolam BPFI perbandingan respons puncak antara alprazolam dan
dalam Kloroform P hingga larutan mengandung 4,0 mg baku intenal dari Larutan uji dan Larutan baku.
per ml. Pipet masing-masing 1,3 dan 5 ml larutan ke
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan masing-masing Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
dengan kloroform P sampai tanda. Kadar Larutan baku
berturut-turut adalah 0,1%; 0,3% dan 0,5%.
Larutan uji Buat larutan dalam kloroform P TABLET ALPRAZOLAM
mengandung 40 mg zat per ml.
AlprazolamTablet
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
l Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng silika gel Tablet Alprazolam mengandung Alprazolam,
dengan ketebalan 0,50 mm. Masukkan lempeng ke C17H13ClN4, tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.
dengan Fase gerak, biarkan merambat hingga tiga
perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Baku pembanding Alprzolam BPFI; tidak boleh
kering di udara. Ulangi eluasi untuk kedua kali. Amati dikeringkan sebelum digunakan.
bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: masing-
masing bercak lain selain bercak utama Larutan uji tidak Identifikasi Larutkan sejumlah serbuk halus tablet,
boleh mempunyai ukuran dan intensitas lebih besar dari setara dengan lebih kurang 15 mg alprazolam dalam 10
bercak yang dihasilkan oleh Larutan baku 0,3% dan
ml larutan natrium karbonat P (1 dalam 100).
jumlah bercak yang terdeteksi ini tidak lebih besar dari Tambahkan 15 ml kloroform P kocok kuat selama 30
1%. menit, sentrifus, buang lapisan air, pindahkan lapisan
kloroform dalam wadah yang bersih. Tambahkan lebih
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
kurang 200 mg kalium bromida P. Uapkan kloroform
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dari campuran ini hingga kering, keringkan dalam
Kromatografi <931>.
hampa udara pada suhu 60 selama 24 jam. Gerus hingga
Larutan baku internal Buat larutan triazolam dalam
menjadi serbuk halus: taburkan 20 mg serbuk ini
asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
diantara lapisan 100 mg kalium bromida kering dan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 2,5 mg
cetak: spektrum serapan inframerah yang diperoleh
Alprazolam BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur
dengan cara tersebut menunjukkan maksimum hanya
100-ml, larutkan dalam 10,0 ml Larutan baku internal,
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
encerkan dengan asetonitril P sampai tanda, campur.
Alprazolam BPFI yang diperlakukan sama dengan
Larutan uji Buat seperti pada Larutan baku.
bilangan gelombang pada 1609, 1578, 1566, 1539, 1530,
Fase gerak Buat campuran pelarut astonitril P-
1487, 1445, 1428, 1379, 1337 dan 1320 pada daerah
kloroform P-n-butanol P-air-asam asetat glasial P
bilangan gelombang 1650 - 1300 cm-1; pada 970, 932,
(850:80:50:20:0,5), saring dan awaudarakan. Jika perlu
- 79 -
891, 826, 797, 779, 746, 696, 669, 658 dan 640 pada dalam tablet, tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal.
daerah bilangan gelombang 975 - 600 cm-1. Kocok dan sentrifus bila perlu.
Larutan baku Buat larutan Alprazolam BPFI dalam
Disolusi <1231> Larutan baku internal hingga kadar 0,025 mg per ml.
Larutan dapar persediaan Larutkan 160 g kalium Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan seperti
fosfat monobasa P dan 40 g kalium fosfat dibasa P tertera pada Penetapan kadar dalam Alprazolam. Hitung
dalam air, encerkan dengan air hingga 2,0 liter. jumlah dalam mg alprazolam, C17H13ClN4, dalam serbuk
Tambahkan bila diperlukan asam fosfat P atau larutan tablet yang digunakan dengan rumus:
kalium hidroksida P (45 dalam 100) untuk mengatur
larutan hingga apabila 1 bagian Larutan dapar R
persediaan diencerkan dalam 10 bagian air akan CV U
diperoleh larutan dapar dengan pH 6,0 0,1. RS
Larutan dapar Encerkan 1 bagian Larutan dapar
persediaan dalam 10 bagian air; larutan dapar C adalah kadar Alprazolam BPFI dalam mg per ml
mempunyai pH 6,0 0,1. Larutan baku: V adalah volume dalam ml Larutan baku
Media disolusi : 500 ml Larutan dapar. internalyang ditambahkan; RU dan RS berturut-turut
Alat tipe 1 : 100 rpm. adalah perbandingan respons puncak antara alprazolam
Waktu : 30 menit dan baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Prosedur :
Larutan baku persediaan Larutkan Alprazolam BPFI Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dalam metanol P hingga kadar 0,05 mg per ml. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan baku Masukkan 50 ml Larutan dapar Kromatografi <931>.
persediaan dan 250 ml air ke dalam labu tentukur 500- Fase gerak, Larutan baku internal dan Larutan baku
ml. Tambahkan 5,0 ml Larutan baku persediaan untuk Buat seperti tertera pada Penetapan kadar dalam
setiap 0,25 mg alprazolam yang terkandung dalam tablet Alprazolam.
yang diuji. Encerkan dengan air sampai tanda. Larutan uji Masukkan 6 tablet ke dalam labu, untuk
Fase gerak Campur Larutan dapar-asetonitril P- tablet yang mengandung Alprazolam 1 mg atau kurang,
tetrahidrofuran P (60:35:5), saring dan awaudarakan. tambahkan 2 ml air. Untuk tablet yang mengandung
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian lebih dari 1 mg alprazolam tambahkan 8 ml air.
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Goyangkan labu hingga tablet terdispersi. Tambahkan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada sejumlah volume Larutan baku internal yang diukur
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi saksama, hingga perbandingan volume Larutan baku
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x internal dalam ml terhadap bobot alprazolam dalam mg
10 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1 adalah antara 3 - 4,5. Kocok selama 10 menit, sentrifus
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan bila perlu. Encerkan secara kuantitatif sejumlah volume
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak larutan ini dengan asetonitril P hingga 10 kali
sepeti tertera pada Prosedur: jumlah lempeng teoritis volumenya, campur.
tidak kurang dari 500. Simpangan baku relatif pada Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan penetapan
penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%. seperti tertera pada Penetapan kadar dalam Alprazolam,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume hitung jumlah mg alprazolam, C17H13ClN4, dalam tablet
sama Larutan uji dan Larutan baku yang telah disaring yang digunakan dengan rumus:
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah alprazolam, R
C17H13ClN4, yang terlarut berdasarkan respons puncak 100 CV U
Larutan uji dan Larutan baku. RS
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q), C17H13ClN4, dari jumlah yang C adalah kadar Alprazolam BPFI dalam mg per ml
tertera pada etiket. Larutan baku; V adalah volume dalam ml Larutan baku
internal yang ditambahkan; RU dan RS berturut-turut
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. adalah perbandingan respons puncak antara alprazolam
Prosedur penetapan keseragaman kandungan dan baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku.
Fase gerak Buat larutan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Alprazolam. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Larutan baku internal Buat larutan triazolam dalam tidak tembus cahaya.
asetonitril P hingga kadar 0,032 mg per ml.
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu,
tambahkan lebih kurang 0,4 ml air langsung pada tablet,
biarkan selama 2 menit, goyangkan labu hingga tablet
terdispersi. Untuk setiap kandungan 0,25 mg alprazolam
- 80 -
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%,
dalam etanol dan dalam kloroform; praktis tidak larut lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada
dalam eter. tekanan tidak lebih dari 5 mmHg selama 24 jam.
Baku pembanding Alprenolol Hidroklorida BPFI; 1-(2- Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Alilfenoksi)-propana-2,3-diol BPFI.
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
Identifikasi pada Titrasi Bebas Air <681> Metode I menggunakan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang 500 mg yang ditimbang saksama dan indikator 1-
didispersikan dalam kalium bomida P menunjukkan naftolbenzeina LP.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
seperti pada Alprenolol Hidroklorida BPFI.
setara dengan 28,58 mg C15H23 NO2.HCl
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam etanol
P (1 dalam 10.000) setebal 2 cm pada panjang gelombang Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
antara 230 dan 350 nm menunjukkan maksimum pada tidak tembus cahaya.
panjang gelombang lebih kurang 271 dan 277 nm;
serapan pada 271 nm lebih kurang 1,3 dan pada 277 nm
lebih kurang 1,2.
TABLETALPRENOLOLHIDROKLORIDA
C. Larutan lebih kurang 300 mg dalam 10 ml air,
basakan dengan larutan natrium hidroksida P 5%.
Alprenolol Hydrochloride Tablet
Ekstraksi dua kali, tiap kali dengan 5 ml eter P. Cuci
Tablet Alprenolol Hidroklorida mengandung alprenolol
kumpulan ekstrak dengan air secukupnya hingga cairan
hidroklorida, C15H23NO2.HCl, tidak kurang dari 92,5%
cucian bebas alkali. Keringkan dengan natrium sulfat
dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera
anhidrat P, saring, uapkan hingga kering. Suhu lebur
pada etiket.
residu lebih kurang 58.
D. Menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera pada
Baku pembanding Alprenolol Hidroklorida BPFI.
Uji Identifikasi Umum <291>.
Identifikasi
pH <1071> Antara 5,5 dan 6,5; lakukan penetapan
A. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan 50 mg
menggunakan larutan 5%.
alprenolol hidroklorida, tambahkan 25 ml air dan 2 ml
amonia LP. Ekstraksi dengan 20 ml kloroform P saring
Jarak lebur <1021> Antara 108 dan 111
ekstrak kloroform, uapkan 1 ml hingga kering. Spektrum
Serapan ultraviolet Tidak lebih dari 0,2 lakukan serapan inframerah residu menunjukkan maksimum
penetapan menggunakan larutan 0,5% dalam etanol P hanya pada bilangan gelombang yang sama dan
pada 297 nm. mempunyai intensitas relatif yang sama seperti pada
Alprenolol Hidroklorida BPFI.
B. Lapisan air yang diperoleh pada Identifikasi A
menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum<291>.
- 81 -
C. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang dibuat Mg(OH)2 dalam mg, yang dihitung berdasarkan jumlah
untuk Penetapan kadar pada panjang gelombang antara yang tertera pada etiket.
230 dan 350 nm menunjukkan maksimum pada lebih
kurang 271 dan 277 nm. pH <1071> Antara 7,3 dan 8,5.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Tablet. Klorida <361> Tidak lebih dari 0,14%; lakukan
penetapan dengan melarutkan 5,0 g zat dalam sedikit
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang mungkin volume asam nitrat P yang dibutuhkan,
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet tambahkan 1 ml asam berlebih, kemudian tambahkan air
setara dengan 50 mg alprenolol hidroklorida, kocok hingga 100 ml dan saring: 10 ml filtrat menunjukkan
dengan 50 ml etanol P selama 10 menit, tambahkan klorida tidak lebih dari 1,0 ml asam klorida 0,02 N.
etanol P secukupnya hingga 100,0 ml, saring. Encerkan
10,0 ml filtrat dengan etanol P secukupnya hingga 50,0 Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan
ml. Ukur serapan larutan pada maksimum lebih kurang dengan melarutkan 5,0 g suspensi dalam 5 ml asam
271 nm. Hitung kadar C15H23NO2.HCl: serapan jenis klorida 3 N dengan pemanasan perlahan. Dinginkan,
pada maksimum 271 nm adalah 65. tambahkan air hingga 250 ml, saring: 20 ml filtrat
menunjukkan sulfat tidak lebih dari 0,4 ml asam sulfat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, 0,02 N.
terlindung cahaya.
Syarat lain Memenuhi syarat uji Arsen dan Logam berat
seperti tertera pada Gel Aluminium Hidroksida.
SUSPENSI ORAL ALUMINA DAN
MAGNESIA Penetapan kadar aluminium hidroksida
Alumina and Magnesia Oral Suspension Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Kalium
Suspensi Oral Alumina dan Magnesia mengandung Sulfat.
aluminium hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium Larutan uji Kocok baik-baik suspensi oral dalam
hidroksida, Mg(OH)2 masing-masing tidak kurang dari kemasan aslinya, ukur saksama sejumlah volume
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang suspensi oral setara dengan lebih kurang 1200 mg
tertera pada etiket. aluminium hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala
yang sesuai. Tambahkan 20 ml air, aduk dan tambahkan
Identifikasi secara perlahan 10 ml asam klorida P. Jika perlu
A. Pada larutan yang mengandung 5 g zat uji dalam panaskan secara perlahan hingga larut, dinginkan dan
10 ml asam klorida 3 N, tambahkan 5 tetes merah metil saring, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. Cuci
LP. Panaskan hingga mendidih dan tambahkan amonium penyaring dengan air, masukkan ke dalam labu tentukur,
hidroksida 6 N hingga warna larutan berubah menjadi encerkan dengan air sampai tanda.
kuning tua. Lanjutkan pemanasan selama 2 menit, Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji, masukkan ke dalam
saring: filtrat menunjukkan reaksi Magnesium seperti gelas piala 250 ml, tambahkan 20,0 ml air, sambil terus
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. diaduk, tambahkan 25,0 ml Titran dinatrium edetat dan
B. Cuci endapan yang diperoleh dari uji Identifikasi A 20 ml dapar asam asetat-amonium asetat LP. Panaskan
dengan larutan amonium klorida P (1 dalam 50) panas. hingga mendekati titik didih selama 5 menit. Dinginkan,
Larutkan endapan dalam asam klorida P: larutan tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon LP, campur.
menunjukkan reaksi Aluminium seperti tertera pada Uji Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M LV hingga warna
Identifikasi Umum <291>. berubah dari hijau violet menjadi merah muda. Lakukan
penetapan blangko.
Batas mikroba <51> Total mikroba aerobik tidak lebih
dari 100 unit koloni per ml. Memenuhi syarat uji bebas Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
Escherichia coli. setara dengan 3,900 mg Al(OH)3
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang digunakan Penetapan kadar magnesium hidroksida
pada dosis tunggal minimum tidak kurang dari 5 mEq Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
dan tidak kurang dari jumlah mEq yang dihitung dengan kadar aluminium hidroksida.
rumus: Larutan hitam eriokrom Larutkan 200 mg hitam
eriokrom T P pada campuran 15 ml trietanolamina P dan
0,550,0385 A 0,8(0,0343 M ) 5 ml etanol mutlak P, campur.
Prosedur Pipet sejumlah volume Larutan uji setara
dengan lebih kurang 40 mg magnesium hidroksida,
0,0385 dan 0,0343 berturut-turut adalah kapasitas masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, tambahkan 200 ml
penetralan asam teoritis Al(OH)3 dan Mg(OH)2 dalam air dan 20 ml trietanolamina P, aduk. Tambahkan 10 ml
mEq; A dan M berturut-turut adalah jumlah Al(OH)3 dan dapar amonia-amonium klorida LP dan 3 tetes Larutan
- 82 -
hitam eriokrom T, dinginkan larutan dalam tangas es Penetapan kadar aluminium hidroksida
hingga suhu 3-4, angkat. Titrasi dengan dinatrium Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti
edetat 0,05 M LV hingga warna biru. Lakukan penetapan tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Kalium
blangko. Sulfat.
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M kurang dari 20 tablet setara dengan lebih kurang 1200
setara dengan 2,916 mg Mg(OH)2 mg. Timbang saksama sejumlah serbuk aluminium
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala 150 ml,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tambahkan 20 ml air, aduk dan tambahkan secara
hindari dari pembekuan. perlahan 30 ml asam klorida 3 N. Lakukan seperti tertera
pada Larutan uji pada Penetapan kadar aluminium
Penandaan Diberi etiket untuk menyatakan kandungan hidroksida dalam Suspensi Oral Alumina dan Magnesia.
aluminium hidroksida setara dengan jumlah gel Dimulai dari Jika perlu panaskan secara perlahan.
aluminium hidroksida kering, tiap mg gel kering setara Prosedur Lakukan Prosedur seperti tertera pada
dengan 0,765 mg aluminium hidroksida, Al(OH)3. Penetapan kadar aluminium hidroksida dalam Suspensi
Oral Alumina dan Magnesia.
Tablet Alumina dan Magnesia mengandung aluminium Penetapan kadar magnesium hidroksida
hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium hidroksida, Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Mg(OH)2 masing-masing tidak kurang dari 90,0% dan kadar aluminium hidroksida.
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada Prosedur Lakukan Prosedur seperti tertera pada
etiket. Penetapan kadar magnesium hidroksida dalam Suspensi
Oral Alumina dan Magnesia.
Identifikasi
A. Pada 700 mg tablet yang diserbuk haluskan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
tambahkan 10 ml asam klorida 3 N dan 5 tetes merah
metil LP, panaskan hingga mendidih dan tambahkan Penandaan Tablet dibuat dengan menggunakan
amonium hidroksida 6 N hingga warna larutan berubah Aluminium Hidroksida Gel Kering, yang dapat
menjadi kuning tua, lanjutkan pemanasan selama 2 dicantumkan untuk menyatakan kandungan aluminium
menit, saring: filtrat menunjukkan reaksi Magnesium hidroksida setara dengan jumlah aluminium hidroksida
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. gel kering, tiap mg gel kering setara dengan 0,765 mg
B.Cuci endapan yang diperoleh dari uji Identifikasi A Al(OH)3.
dengan larutan amonium klorida P (1 dalam 50) panas,
larutkan endapan dalam asam klorida P: larutan
menunjukkan reaksi Aluminium seperti tertera pada Uji SUSPENSI ORAL ALUMINA DAN
Identifikasi Umum <291>. MAGNESIA KARBONAT
Alumina and Magnesia Carbonate Oral
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 10 menit. Suspension
Gunakan cairan lambung buatan LP.
Suspensi Oral Alumina dan Magnesia Karbonat
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi persyaratan mengandung aluminium hidroksida Al(OH)3 dan
Keragaman bobot untuk Alumina dan Magnesia. magnesium karbonat MgCO3 masing-masing tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang jumlah yang tertera pada etiket.
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang
dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang Identifikasi
dihitung berdasarkan rumus: A. Masukkan lebih kurang 1 g ke dalam labu yang
dilengkapi dengan sumbat dan pipa kaca, ujungnya
0 , 55 ( 0 , 0385 A ) 0 , 8 ( 0 , 0343 M ) dicelupkan ke dalam tabung reaksi yang berisi kalsium
hidroksida LP. Tambahkan 5 ml asam klorida 3 N ke
0,0385 dan 0,0343 berturut-turut adalah kapasitas dalam labu dan tutup segera: akan terbentuk gas dalam
penetralan asam teoritis Al(OH)3 dan Mg(OH)2 dalam labu dan akan terbentuk endapan dalam tabung reaksi.
mEq; A dan M berturut-turut adalah jumlah Al(OH)3 dan B. Pada larutan 5 g dalam 10 ml asam klorida 3 N,
Mg(OH)2 dalam zat uji dalam mg yang dihitung tambahkan 5 tetes merah metil LP, panaskan hingga
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket. mendidih dan tambahkan amonium hidroksida 6 N
hingga warna larutan berubah menjadi kuning tua,
- 83 -
lanjutkan pemanasan selama 2 menit, saring. Filtrat lampu hollow cathode aluminium dan nyala asetilen-
menunjukkan reaksi Magnesium seperti tertera pada Uji nitrogen oksida, gunakan air sebagai blangko. Hitung
Identifikasi Umum <291>. jumlah dalam mg aluminium hidroksida, Al(OH)3, dalam
C. Cuci endapan yang diperoleh dari uji Identifikasi B zat uji dengan rumus:
dengan larutan amonium klorida P (1 dalam 50) panas,
larutkan endapan dalam asam klorida P: larutan 78 , 00 A
menunjukkan reaksi Aluminium seperti tertera pada Uji 0 , 25 U
Identifikasi Umum <291>. 26 , 98 RS
Batas mikroba <51> Total mikroba aerobik tidak lebih 78,00 adalah bobot molekul aluminium hidroksida dan
dari 100 unit koloni per ml. Memenuhi syarat uji bebas 26,98 adalah bobot atom aluminium; AU adalah serapan
Escherichia coli, Salmonella species, Staphylococcus Larutan uji; RS adalah rata-rata tiga perbandingan
aureus dan Pseudomonas aeruginosa. serapan Larutan baku terhadap masing-masing
kadarnya, dalam g aluminium per ml.
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang Penetapan kadar magnesium karbonat
dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang Larutan lantanum klorida Buat larutan lantanum
dihitung dengan rumus: klorida dalam air yang mengandung 5 mg per ml.
Larutan persediaan magnesium Timbang saksama 1 g
0 , 55 ( 0 , 0385 A ) 0 , 8 ( 0 , 024 M ) logam magnesium, masukkan ke dalam labu tentukur
1000-ml yang berisi 50 ml air, tambahkan secara
0,0385 dan 0,024 berturut-turut adalah kapasitas penetralan perlahan 10 ml asam klorida P, encerkan dengan air
asam teoritis Al(OH)3dan MgCO3 dalam mEq; A dan M sampai tanda. Masukkan 10,0 ml larutan ini ke dalam
berturut-turut adalah jumlah Al(OH)3 dan MgCO3 dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
mg, yang dihitung berdasarkan jumlah yang tertera pada Larutan baku Pada labu tentukur 100-ml terpisah
etiket. yang masing-masing berisi 10 ml Larutan lantanum
klorida, tambahkan berturut-turut 1,70 dan 1,80 ml
pH <1071> Antara 7,5 dan 9,5. Larutan persediaan magnesium, encerkan dengan air
sampai tanda. Larutan baku ini berturut-turut
Penetapan kadar aluminium hidroksida mengandung magnesium lebih kurang 1,70 dan 1,80 g
Larutan kalium klorida Buat larutan yang per ml.
mengandung 4,5 g kalium klorida per 100 ml. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume Larutan
Larutan persediaan aluminium Timbang saksama 1 g uji dalam Penetapan kadar aluminium hidroksida,
logam aluminium, masukkan ke dalam labu tentukur encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan air
1000-ml, tambahkan 50 ml asam klorida 6 N, kocok hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 6 g
hingga aluminium dan asam bereaksi, biarkan reaksi magnesium karbonat per ml.
hingga aluminium larut sempurna, encerkan dengan air Prosedur Lakukan penetapan menggunakan
sampai tanda. Spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
Larutan baku Pada labu tentukur 100-ml yang Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur
terpisah dan masing-masing berisi 10 ml Larutan kalium secara bersamaan serapan Larutan baku dan Larutan uji
klorida, tambahkan berturut-turut 9,0, 10,0 dan 11,0 ml pada garis emisi magnesium 285,2 nm, menggunakan
Larutan persediaan aluminium, encerkan dengan air spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan
sampai tanda. Larutan baku ini berturut-turut lampu hollow cathode aluminium dan nyala asetilen-
mengandung aluminium 90, 100 dan 110 g per ml. udara, gunakan air sebagai blangko. Hitung jumlah
Larutan uji Kocok baik-baik suspensi oral dalam dalam mg magnesium karbonat, MgCO3, dalam zat uji
kemasan aslinya, ukur saksama sejumlah suspensi oral dengan rumus:
setara dengan lebih kurang 75 mg aluminium hidroksida,
masukkan ke dalam gelas piala yang sesuai. Tambahkan 84 ,31 V AU
25 ml asam klorida 6 N, panaskan di atas tangas uap 24 ,31 1000 R S
selama 30 menit dengan sesekali diaduk. Biarkan dingin,
masukkan dengan bantuan air ke dalam labu tentukur 84,31 adalah bobot molekul magnesium karbonat; 24,31
250-ml yang berisi 25 ml Larutan kalium klorida,
adalah bobot atom magnesium dan V adalah volume
encerkan dengan air sampai tanda, saring.
pengenceran Larutan uji; AU adalah serapan Larutan uji;
Prosedur Lakukan penetapan menggunakan RS adalah rata-rata perbandingan serapan Larutan baku
Spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
terhadap masing-masing kadarnya dalam g magnesium
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur
per ml.
secara berurutan serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada garis emisi aluminium 309,3 nm menggunakan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan
hindari dari pembekuan.
- 84 -
TABLET ALUMINA DAN MAGNESIUM Larutan uji Kocok baik-baik suspensi oral dalam
KARBONAT kemasan aslinya, ukur saksama sejumlah suspensi oral
Alumina and Magnesium Carbonate Tablet setara dengan lebih kurang 75 mg aluminium hidroksida,
masukkan ke dalam gelas piala yang sesuai. Tambahkan
Tablet Alumina dan Magnesium Karbonat mengandung 25 ml asam klorida 6 N, panaskan di atas tangas uap
aluminium hidroksida Al(OH)3 dan magnesium karbonat selama 30 menit dengan sesekali diaduk. Biarkan dingin,
MgCO3 masing-masing tidak kurang dari 90,0% dan masukkan dengan bantuan air ke dalam labu tentukur
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada 250-ml yang berisi 25 ml Larutan kalium klorida,
etiket. encerkan dengan air sampai tanda, saring.
Prosedur Lakukan penetapan menggunakan
Identifikasi Spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
A. Masukkan lebih kurang 1 g serbuk tablet ke dalam Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur
labu yang dilengkapi dengan sumbat dan pipa kaca, secara berurutan serapan Larutan baku dan Larutan uji
ujung pipa dicelupkan ke dalam tabung reaksi yang pada garis emisi aluminium 309,3 nm menggunakan
berisi kalsium hidroksida LP. Tambahkan 3 ml asam spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan
klorida 3 N ke dalam labu dan tutup segera: akan lampu hollow cathode aluminium dan nyala asetilen-
terbentuk gas dalam labu dan akan terbentuk endapan nitrogen oksida, gunakan air sebagai blangko. Hitung
dalam tabung reaksi. jumlah dalam mg aluminium hidroksida, Al(OH)3, dalam
B. Pada 7 g serbuk tablet, tambahkan 10 ml asam suspensi yang digunakan dengan rumus:
klorida 3 N dan 25 ml air dan 5 tetes merah metil LP,
78 , 00 A
panaskan hingga mendidih dan tambahkan amonium ( 0 , 25 ) U
hidroksida 6 N hingga warna larutan berubah menjadi 26 , 98 RS
kuning tua, lanjutkan pemanasan selama 2 menit, saring:
filtrat menunjukkan reaksi Magnesium seperti tertera 78,00 adalah bobot molekul aluminium hidroksida dan
pada Uji Identifikasi Umum <291>. 26,98 adalah bobot atom aluminium; AU adalah serapan
C. Cuci endapan yang diperoleh dari uji Identifikasi B Larutan uji; RS adalah rata-rata tiga perbandingan
dengan larutan amonium klorida P (1 dalam 50) panas, serapan Larutan baku terhadap masing-masing
larutkan endapan dalam asam klorida P: larutan kadarnya, dalam g aluminium per ml.
menunjukkan reaksi Aluminium seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>. Penetapan kadar magnesium karbonat
Larutan lantanum klorida Buat larutan lantanum
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 10 menit. klorida dalam air yang mengandung 5 mg per ml.
Gunakan cairan lambung buatan LP. Larutan persediaan magnesium Timbang saksama
lebih kurang 1000 mg logam magnesium, masukkan ke
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi persyaratan dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 50 ml air,
Keragaman bobot untuk aluminium hidroksida dan tambahkan secara perlahan 10 ml asam klorida P,
magnesium karbonat. encerkan dengan air sampai tanda. Masukkan 10,0 ml
larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang dengan air sampai tanda.
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang Larutan baku Pada labu tentukur 100-ml terpisah
dari 5 mEq. yang masing-masing berisi 10 ml Larutan lantanum
klorida, tambahkan berturut-turut 1,70 dan 1,80 ml
Penetapan kadar aluminium hidroksida Larutan persediaan magnesium, encerkan dengan air
Larutan kalium klorida Buat larutan yang sampai tanda. Larutan baku ini berturut-turut
mengandung 4,5 g kalium klorida per 100 ml. mengandung magnesium lebih kurang 1,70 dan 1,80 g
Larutan persediaan aluminium Timbang saksama per ml.
lebih kurang 1000 mg logam aluminium, masukkan ke Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume Larutan
dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 50 ml asam uji dalam Penetapan kadar aluminium hidroksida,
klorida 6 N, kocok hingga aluminium dan asam bereaksi, encerkan secara bertahap dan kuantitatif dengan air
biarkan reaksi hingga aluminium larut sempurna, hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 6 g
encerkan dengan air sampai tanda. magnesium karbonat per ml.
Larutan baku Pada labu tentukur 100-ml yang Prosedur Lakukan penetapan menggunakan
terpisah dan masing-masing berisi 10 ml Larutan kalium Spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
klorida tambahkan berturut-turut 9,0; 10,0 dan 11,0 ml Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur
Larutan persediaan aluminium, encerkan dengan air secara bersamaan serapan Larutan baku dan Larutan uji
sampai tanda. Larutan baku ini berturut-turut pada garis emisi magnesium 285,2 nm, menggunakan
mengandung aluminium lebih kurang 90,0; 100,0 dan spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan
110,0 g per ml. lampu hollow cathode magnesium dan nyala asetilen-
udara, gunakan air sebagai blangko.Hitung jumlah dalam
- 85 -
mg, magnesium karbonat, (MgCO3), dalam suspensi Larutan uji Kocok baik-baik suspensi oral, timbang
yang digunakan dengan rumus: saksama lebih kurang 10 g suspensi oral, masukkan ke
dalam gelas piala yang telah ditara. Tambahkan 50 ml air
84 ,31 L AU dan 10 ml asam klorida P, digesti pada tangas uap
selama 1 jam. Dinginkan dan saring ke dalam labu
24 ,31 D R S tentukur 200-ml. Cuci kertas saring dengan air, masukkan ke
dalam labu, encerkan dengan air sampai tanda.
84,31 adalah bobot molekul magnesium karbonat; Prosedur Pipet 20 ml Larutan uji, masukkan ke dalam
24,31adalah bobot atom magnesium; D adalah kadar gelas piala 250 ml, tambahkan 20 ml air, sambil terus
magnesium karbonat dalam g per ml dalam Larutan diaduk tambahkan 25,0 ml Titran dinatrium edetat dan
uji; L adalah kadar mg magnesium karbonat yang 20 ml dapar asam asetat-amonium asetat LP, panaskan
tercantum dalam etiket. larutan hingga mendekati titik didih selama 5 menit.
Dinginkan, tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, LP, campur. Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M LV hingga
hindari dari pembekuan. warna larutan berubah dari hijau violet menjadi merah
muda. Lakukan penetapan blangko.
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang digunakan Identifikasi Lakukan uji Identifikasi seperti tertera pada
pada dosis tunggal minimum tidak kurang dari 5 mEq. Suspensi Oral Alumina dan Magnesium Trisilikat.
pH <1071> Antara 7,5 dan 8,5. Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 10 menit.
Gunakan cairan lambung buatan LP. [Catatan Tablet
Penetapan kadar aluminium hidroksida yang harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan,
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti dibebaskan dari persyaratan ini].
tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Kalium
Sulfat.
- 86 -
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi persyaratan 2,0 ml Larutan kalium klorida, encerkan dengan air
Keragaman bobot untuk Aluminium Hidroksida dan sampai tanda.
Magnesium Trisilikat. Prosedur Lakukan penetapan menggunakan
Spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang digunakan Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur
pada dosis tunggal minimum tidak kurang dari 5 mEq. secara berurutan serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada garis emisi magnesium 285,2 nm, menggunakan
Penetapan kadar aluminium hidroksida spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti lampu hollow cathode magnesium dan nyala asetilen-
tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Kalium nitrogen oksida, gunakan air sebagai blangko. Buat
Sulfat. kurva serapan Larutan baku terhadap kadar magnesium
Larutan uji Timbang dan serbukhaluskan tidak kurang dalam g per ml, buat garis lurus dari 3 titik. Dari grafik
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet yang diperoleh, tetapkan kadar magnesium, C dalam g
setara dengan lebih kurang 600 mg aluminium per ml Larutan uji. Hitung jumlah dalam mg,
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan magnesium trisilikat, Mg2Si3O8, yang digunakan dengan
20 ml air, aduk dan tambahkan secara perlahan 40 ml rumus:
asam klorida 3 N. Jika perlu panaskan perlahan hingga
larut, dinginkan dan masukkan ke dalam labu tentukur
260 ,86
200-ml. Cuci gelas piala dengan air, masukkan ke dalam 0 ,5 C
labu tentukur, encerkan dengan air sampai tanda. 48 , 62
Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji, masukkan ke dalam
gelas piala 250 ml, tambahkan 20 ml air, sambil terus 260,86 adalah bobot molekul magnesium trisilikat
diaduk tambahkan 25,0 ml titran dinatrium edetat 0,05 M anhidrat; 48,62 adalah dua kalinya bobot atom
dan 20 ml dapar asam asetat-amonium asetat LP, magnesium.
panaskan larutan hingga mendekati titik didih selama 5
menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
ditizon LP, campur. Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M LV
hingga warna larutan berubah dari hijau violet menjadi Penandaan Pada etiket dicantumkan kandungan
merah muda. Lakukan penetapan blangko. aluminium hidroksida setara dengan jumlah aluminium
hidroksida gel kering, tiap mg gel kering setara dengan
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M 0,765 mg aluminium hidroksida, Al(OH)3.
setara dengan 3,900 mg Al(OH)3
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,14%; Lakukan Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
penetapan dengan melarutkan 5,0 g dalam 3 ml asam setara dengan 2,916 mg Mg(OH)2
nitrat P, tambahkan air hingga 100 ml dan saring: 10 ml
filtrat menunjukkan klorida tidak lebih dari 1,0 ml asam Penetapan kadar kalsium karbonat
klorida 0,02 N. Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar aluminium hidroksida.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,1%; Lakukan penetapan Prosedur Pipet sejumlah volume Larutan uji setara
dengan melarutkan 5,0 g suspensi dalam 7 ml asam dengan lebih kurang 50 mg kalsium karbonat, masukkan
klorida 3 N dengan pemanasan perlahan. Dinginkan, ke dalam gelas piala 500 ml, tambahkan 200 ml air dan 5
tambahkan air hingga 250 ml, saring: 20 ml filtrat ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam 2) dan 250 mg
menunjukkan sulfat tidak lebih dari 0,4 ml asam sulfat biru hidroksi naftol P. Aduk dengan pengaduk magnetik,
0,02 N. titrasi segera dengan dinatrium edetat 0,05 M LV hingga
larutan berwarna biru. Lakukan penetapan blangko.
Syarat lain Memenuhi syarat uji Arsen dan Logam berat
seperti tertera pada Gel Aluminium Hidroksida. Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
setara dengan 5,004 mg CaCO3
Penetapan kadar aluminium hidroksida
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Kalium hindari dari pembekuan.
Sulfat.
Larutan uji Kocok baik-baik suspensi oral dalam Penandaan Diberi etiket untuk menyatakan kandungan
kemasan aslinya, timbang saksama sejumlah suspensi aluminium hidroksida setara dengan jumlah aluminium
oral setara dengan lebih kurang 600 mg aluminium hidroksida gel kering, tiap mg gel kering setara dengan
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala yang telah 0,765 mg Al(OH)3.
ditara. Tambahkan 20 ml air, aduk dan tambahkan secara
perlahan 40 ml asam klorida 3 N. Jika perlu panaskan
secara perlahan hingga larut, dinginkan dan masukkan
ke dalam labu tentukur 200-ml. Cuci gelas piala dengan
- 88 -
TABLET KUNYAH ALUMINA, MAGNESIA Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur
DAN KALSIUM KARBONAT Penetapan kadar aluminium hidroksida dalam Suspensi
Alumina, Magnesia and Calcium Carbonate Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium Karbonat.
Chewable Tablet
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
Tablet Kunyah Alumina, Magnesia dan Kalsium setara dengan 3,900 mg Al(OH)3.
Karbonat mengandung aluminium hidroksida, Al(OH)3;
magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dan kalsium karbonat, Penetapan kadar magnesium hidroksida
CaCO3 masing-masing tidak kurang dari 90,0% dan Titran dinatrium edetat dan Larutan uji Lakukan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada seperti tertera pada Penetapan Kadar aluminium
etiket. hidroksida.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur
Identifikasi Pada 3 g tablet yang diserbukhaluskan Penetapan kadar magnesium hidroksida dalam Suspensi
tambahkan 25 ml air dan 25 ml asam sulfat 2 N, aduk Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium Karbonat.
dan panaskan pada tangas uap selama 10 menit.
Dinginkan dan tambahkan 50 ml etanol P, aduk: Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
campuran yang diperoleh menunjukkan reaksi seperti setara dengan 2,916 mg Mg(OH)2
tertera pada uji Identifikasi A, B dan C dalam Suspensi
Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium Karbonat dimulai Penetapan kadar kalsium karbonat
dari uji Identifikasi A Masukkan dalam tangas es Titran dinatrium edetat dan Larutan uji Lakukan
selama 30 menit. seperti tertera pada Penetapan Kadar aluminium
hidroksida.
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 45 menit. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur
Penetapan kadar kalsium karbonat dalam Suspensi Oral
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi persyaratan Alumina, Magnesia dan Kalsium Karbonat.
Keragaman bobot untuk alumina, magnesia dan kalsium
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
karbonat.
setara dengan 5,004 mg CaCO3
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang Penandaan Pada etiket harus tertera Tablet dikunyah
dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang terlebih dahulu sebelum ditelan. Tablet dibuat dengan
dihitung dengan rumus: menggunakan Aluminium Hidroksida Gel Kering, yang
dapat dicantumkan untuk menyatakan kandungan
0 ,55 0 ,0385 A 0 ,8( 0 ,0343 M ) 0 ,9( 0 ,02 C ) aluminium hidroksida setara dengan jumlah aluminium
hidroksida gel kering, tiap mg gel kering setara dengan
0,0385; 0,0343 dan 0,02 berturut-turut adalah kapasitas 0,765 mg aluminium hidroksida, Al(OH)3.
penetralan asam teoritis aluminium hidroksida, Al(OH)3;
magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dan kalsium karbonat,
CaCO3 dalam mEq; A, M dan C berturut-turut adalah SUSPENSI ORAL ALUMINA, MAGNESIA
jumlah aluminium hidroksida, Al(OH)3; magnesium DAN SIMETIKON
hidroksida, Mg(OH)2 dan kalsium karbonat, CaCO3 Alumina, Magnesia and Simethicone Oral
dalam serbuk tablet yang digunakan, dihitung
Suspension
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.
Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon
Penetapan kadar aluminium hidroksida
mengandung aluminium hidroksida, Al(OH)3 dan
Titran dinatrium edetat Lakukan seperti tertera pada
magnesium hidroksida, Mg(OH)2 masing-masing tidak
Penetapan Kadar dalam Suspensi Oral Alumina,
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan
Magnesia dan Kalsium Karbonat.
mengandung polidimetilsiloksan [-(CH3)2SiO-]6 tidak
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
jumlah yang tertera pada etiket.
setara dengan lebih kurang 600 mg aluminium
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan Baku pembanding Polidimetilsiloksan BPFI; Campur
20 ml air, aduk dan tambahkan secara perlahan 40 ml sebelum digunakan, Simpan dalam wadah tertutup rapat.
asam klorida 3 N. Panaskan hingga mendidih, dinginkan Setelah dibuka, simpan dalam gas inert.
dan saring, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml.
Cuci gelas piala dengan air, masukkan air cucian ke Identifikasi
dalam labu tentukur, encerkan dengan air sampai tanda. A. Spektrum inframerah zat menunjukkan maksimum
hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
- 89 -
Polidimetilsiloksan. Lakukan penetapan menggunakan Larutan uji Kocok baik-baik suspensi oral dalam
sel 0,5 mm dan Larutan seperti tertera pada Penetapan kemasan aslinya, masukkan 5,0 ml ke dalam labu
kadar polidimetilsiloksan. tentukur 100-ml. Tambahkan 50 ml asam klorida 1 N,
B. Pada larutan yang mengandung 5 g zat uji dalam didihkan selama 15 menit, dinginkan hingga suhu ruang,
10 ml asam klorida 3 N, tambahkan 5 tetes merah metil encerkan dengan air sampai tanda. Saring, buang
LP, panaskan hingga mendidih dan tambahkan amonium beberapa ml filtrat pertama, masukkan 5,0 ml filtrat ke
hidroksida 6 N hingga warna larutan berubah menjadi dalam labu tentukur 100-ml yang berisi 10 ml Larutan
kuning tua, lanjutkan pemanasan selama 2 menit, saring: kalium klorida, encerkan dengan air sampai tanda.
filtrat menunjukkan reaksi Magnesium seperti tertera Prosedur Lakukan penetapan menggunakan
pada Uji Identifikasi Umum <291>. Spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada
C. Cuci endapan yang diperoleh dari uji Identifikasi B Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>. Ukur
dengan larutan panas amonium klorida P (1 dalam 50), secara berurutan serapan Larutan baku dan Larutan uji
larutkan endapan dalam asam klorida P, bagi menjadi 2 pada garis emisi natrium 589,0 nm menggunakan
bagian: pada bagian pertama, tambahkan tetes demi tetes spektrofotometer serapan atom yang dilengkapi dengan
amonium hidroksida 6 N hingga terbentuk endapan lampu hollow cathode natrium dan nyala asetilen-
gelatin berwarna putih, jangan dilarutkan dengan udara, lakukan penetapan blangko, menggunakan larutan
amonium hidroksida 6 N berlebih. Pada bagian yang lain berikut: pipet 4 ml asam klorida 1 N dan 10,0 ml
tambahkan tetes demi tetes natrium hidroksida 1 N Larutan kalium klorida, masukkan ke dalam labu
hingga terbentuk endapan gelatin berwarna putih, tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
larutkan dengan natrium hidroksida 1 N berlebih, hingga Buat kurva serapan Larutan baku terhadap kadar
larutan keruh. natrium dalam g per ml dan buat garis lurus. Dari
grafik yang diperoleh, tetapkan kadar natrium, C, dalam
Batas mikroba <51> Total mikroba aerobik tidak lebih g per ml Larutan uji. Hitung jumlah dalam mg natrium
dari 100 unit koloni per ml. Memenuhi syarat uji bebas yang digunakan dengan rumus:
Escherichia coli.
0,4 C
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang Penetapan kadar aluminium hidroksida
dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti
dihitung dengan rumus: tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Kalium
Sulfat.
0,55(0,0385 A) 0,8(0,0343 M ) Larutan uji Kocok baik-baik suspensi oral dalam
kemasan aslinya, ukur saksama sejumlah volume
0,0385 dan 0,0343 berturut-turut adalah kapasitas suspensi oral setara dengan lebih kurang 800 mg
penetralan asam teoritis aluminium hidroksida, Al(OH)3 aluminium hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala.
dan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam mEq; A Tambahkan 20 ml air, aduk dan tambahkan secara
dan M berturut-turut adalah jumlah aluminium perlahan 10 ml asam klorida P. Jika perlu panaskan
hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium hidroksida, secara perlahan hingga larut, dinginkan, saring dan
Mg(OH)2 dalam mg, yang dihitung berdasarkan jumlah masukkan air cucian ke dalam labu tentukur 200-ml.
yang tertera pada etiket. Cuci penyaring dengan air, masukkan air cucian ke
dalam labu, encerkan dengan air sampai tanda.
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,6. Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji, masukkan ke dalam
gelas piala 250 ml, tambahkan 20 ml air, sambil terus
Natrium diaduk tambahkan 25,0 ml Titran dinatrium edetat dan
Larutan kalium klorida Buat larutan kalium klorida 20 ml dapar asam asetat-amonium asetat LP, panaskan
Pdalam air yang mengandung 38 mg per ml. hingga mendekati titik didih selama 5 menit. Dinginkan,
Larutan persediaan natrium klorida Timbang saksama tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon LP, campur.
sejumlah natrium klorida P yang telah dikeringkan pada Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M LV hingga warna
suhu 115 selama 2 jam, larutkan dalam air, encerkan berubah dari hijau violet menjadi merah muda. Lakukan
secara bertahap dengan air hingga diperoleh larutan penetapan blangko.
dengan kadar 25,42 g per ml (10 g per ml natrium).
Larutan baku Buat pada saat akan digunakan. Ke Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
dalam dua labu tentukur 100-ml, masukkan masing- setara dengan 3,900 mg Al(OH)3.
masing 4 ml asam klorida 1 N dan 10 ml.
Larutan kalium klorida. Ke dalam masing-masing Penetapan kadar magnesium hidroksida
labu tambahkan 5,0 ml dan 10,0 ml Larutan persediaan Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan
natrium klorida. Encerkan dengan air sampai tanda. kadar aluminium hidroksida.
Larutan ini berturut-turut mengandung lebih kurang 0,5 Larutan hitam eriokrom T Lakukan seperti tertera
dan 1,0 g natrium per ml. pada Penetapan kadar magnesium hidroksida dalam
Suspensi Oral Alumina dan Magnesia.
- 90 -
Prosedur Pipet sejumlah volume Larutan uji setara hidroksida gel kering, tiap mg gel kering setara dengan
dengan lebih kurang 40 mg magnesium hidroksida, 0,765 mg aluminium hidroksida, Al(OH)3. Pada etiket
masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, tambahkan 200 dicantumkan kandungan natrium, jika kadarnya lebih
ml air dan 20 ml trietanolamina P, aduk. Tambahkan 10 besar dari 1 mg per ml.
ml Dapar amonia-amonium klorida LP dan 3 tetes
Larutan hitam eriokrom T, dinginkan larutan dalam
tangas es hingga suhu 3-4, angkat. Titrasi dengan TABLET KUNYAH ALUMINA,
dinatrium edetat 0,05 M LV hingga warna biru. Lakukan MAGNESIA DAN SIMETIKON
penetapan blangko.
Alumina, Magnesia and Simethicone Chewable
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M
Tablet
setara dengan 2,916 mg Mg(OH)2
Tablet Alumina, Magnesia dan Simetikon mengandung
aluminium hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium
Penetapan kadar polidimetilsiloksan
hidroksida, Mg(OH)2 masing-masing tidak kurang dari
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dan mengandung
oral setara dengan lebih kurang 50 mg simetikon,
polidimetilsiloksan, [-(CH3)2SiO-]n tidak kurang 85,0%
masukkan ke dalam botol bulat bermulut sempit dan
dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera
bertutup ulir 120 ml, masukkan 40 ml natrium
pada etiket.
hidroksida 0,1 N, aduk hingga terdispersi. Tambahkan
25 ml toluen P, tutup botol dengan sumbat inert, kocok
Identifikasi
selama 15 menit pada pengocok resiprokal (lebih A. Spektrum serapan inframerah zat menunjukkan
kurang 200 osilasi per menit dan goyangan 38 2 maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
mm). Masukkan campuran ke dalam corong pisah 125 seperti pada Polidimetilsiloksan. Lakukan penetapan
ml, biarkan mengendap. Ambil 5 ml lapisan organik di menggunakan sel 0,5 mm dan Larutan seperti tertera
bagian atas, masukkan ke dalam tabung reaksi 15 ml pada Penetapan kadar polidimetilsiloksan.
bertutup ulir yang berisi lebih kurang 0,5 g natrium B. Pada sejumlah tablet yang telah diserbuk haluskan,
sulfat anhidrat P. Tutup tabung, kocok kuat-kuat, setara dengan lebih kurang 600 mg magnesium
sentrifus hingga diperoleh beningan jernih. hidroksida, tambahkan 25 ml asam klorida 3 N dan 25
Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Larutan ml air, campur. Didihkan secara perlahan selama 2
uji, dengan melarutkan lebih kurang 50 mg menit. Biarkan dingin dan saring. Tambahkan 5 tetes
Polidimetilsiloksan BPFI yang ditimbang saksama merah metil LP, panaskan hingga mendidih dan
dalam wadah berisi 25,0 ml toluen P, tambahkan 40 ml tambahkan amonium hidroksida 6 N hingga warna
natrium hidroksida 0,1 N, tambahkan air sejumlah larutan berubah menjadi kuning tua, lanjutkan
volume sama dengan suspensi oral yang digunakan. pendidihan selama 2 menit, saring: filtrat menunjukkan
Lakukan penetapan blangko menggunakan campuran reaksi Magnesium seperti tertera pada Uji Identifikasi
10 ml toluen P dan 0,5 g natrium sulfat anhidrat P, Umum <291>.
sentrifus hingga diperoleh beningan jernih. C. Cuci endapan yang diperoleh dari uji Identifikasi B
Prosedur Ukur secara bersamaan serapan Larutan dengan larutan panas amonium klorida P (1 dalam 50),
baku dan Larutan uji dalam sel 0,5 mm pada panjang larutkan endapan dalam asam klorida P: larutan
gelombang serapan maksimum 7,9 m menggunakan menunjukkan reaksi seperti tertera pada uji Identifikasi
spektrofotometer inframerah. Lakukan penetapan C dalam Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan
blangko. Hitung jumlah dalam mg polidimetilsiloksan, [- Simetikon.
(CH3)2SiO-]n, dalam suspensi yang digunakan dengan
rumus : Keseragaman sediaan <911> Memenuhi persyaratan
Keragaman bobot untuk aluminium hidroksida dan
W Au magnesium hidroksida.
V As
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang
W adalah bobot dalam mg, Polidimetilsiloksan BPFI digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang
yang digunakan untuk membuat Larutan baku; V adalah dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang
volume zat uji yang digunakan dalam ml; AU dan AS dihitung berdasarkan rumus:
berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan
baku. 0,55 ( 0,0385 A) 0,8( 0,0343 M )
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 0,0385 dan 0,0343 berturut-turut adalah kapasitas
hindari dari pembekuan. penetralan asam teoritis aluminium hidroksida, Al(OH)3
dan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam mEq; A dan
Penandaan Diberi etiket untuk menyatakan kandungan M berturut-turut adalah jumlah dalam mg, aluminium
aluminium hidroksida setara dengan jumlah aluminium hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium hidroksida,
- 91 -
Mg(OH)2 dalam serbuk tablet yang digunakan, dihitung Angkat lapisan organik di bagian atas, masukkan ke
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket. dalam tabung sentrifuga bertutup ulir yang berisi lebih
kurang 2 g natrium sulfat anhidrat P. Tutup tabung,
Natrium kocok kuat-kuat, sentrifus hingga diperoleh beningan
Larutan kalium klorida, Larutan baku natrium klorida jernih.
dan Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Natrium Larutan baku Lakukan seperti pada Larutan uji,
dalam Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon. menggunakan lebih kurang 33 mg Polidimetilsiloksan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari BPFI yang ditimbang saksama. Lakukan penetapan
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet blangko menggunakan campuran 10 ml toluen P dan 1 g
setara dengan bobot rata-rata 1 tablet, masukkan ke natrium sulfat anhidrat P, sentrifus hingga diperoleh
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 50 ml asam beningan jernih.
klorida 1 N, didihkan selama 15 menit, dinginkan hingga Prosedur Ukur secara berurutan serapan Larutan baku
suhu ruang, encerkan dengan air sampai tanda. Saring, dan Larutan uji menggunakan sel 0,5 mm pada bilangan
buang beberapa ml filtrat pertama, pipet 5 ml filtrat gelombang serapan maksimum 7,9 m (1265,8 cm-1),
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml yang berisi 10 menggunakan spektrofotometer inframerah. Lakukan
ml Larutan kalium klorida, encerkan dengan air sampai penetapan blangko. Hitung jumlah dalam mg,
tanda. polidimetilsiloksan, [-(CH3)2SiO-]n, dalam serbuk tablet
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Natrium dalam yang digunakan, dengan rumus:
Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon.
Hitung jumlah dalam mg, natrium per tablet dengan A
rumus: W U
AS
2C
W adalah bobot dalam mg, Polidimetilsiloksan BPFI
Penetapan kadar aluminium hidroksida yang digunakan untuk membuat Larutan baku; AU dan
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan
tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Kalium baku.
Sulfat.
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 800 mg aluminium Penandaan Pada etiket tertera Tablet dikunyah terlebih
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala 150 ml, dahulu sebelum ditelan. Pada etiket harus dicantumkan
tambahkan 20 ml air, aduk. Tambahkan perlahan 30 ml kadar natrium, jika kadarnya lebih besar dari 5 mg per
asam klorida 3 N, aduk. Jika perlu panaskan perlahan tablet. Pada etiket dapat dicantumkan kandungan
hingga larut, dinginkan hingga suhu ruang, saring dan aluminium hidroksida setara dengan jumlah aluminium
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. Cuci hidroksida gel kering, tiap mg gel keringsetara dengan
penyaring dengan air, masukkan air cucian ke dalam 0,765 mg Al(OH)3.
labu, encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Lakukan Prosedur seperti tertera pada
Penetapan kadar aluminium hidroksida dalam Suspensi GEL ALUMINIUM HIDROKSIDA
Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon. Aluminium Hydroxide Gel
Penetapan kadar magnesium hidroksida Aluminium hidroksida [21645-51-2]
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan Al(OH)3 BM 78,00
kadar aluminium hidroksida. Gel Aluminium Hidroksida adalah suspensi dari
Prosedur Lakukan Prosedur seperti tertera pada aluminium hidroksida bentuk amorf, sebagian hidroksida
Penetapan kadar magnesium hidroksida dalam Suspensi disubstitusi dengan karbonat. Mengandung aluminium
Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon. hidroksida setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% Al(OH)3, dari jumlah yang
Penetapan kadar polidimetilsiloksan tertera pada etiket. Dapat mengandung minyak permen,
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari gliserol, sorbitol, sukrosa, sakarin atau penambah rasa
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet lain dan dapat mengandung bahan antimikroba yang
setara dengan lebih kurang 33 mg simetikon, masukkan sesuai.
ke dalam wadah bulat bermulut sempit dan bertutup ulir
120 ml, tambahkan 40 ml natrium hidroksida 0,1 N, Pemerian Suspensi kental, putih, jika dibiarkan akan
aduk hingga terdispersi. Tambahkan 20 ml toluen P, terjadi sedikit cairan jernih yang memisah.
tutup wadah dengan sumbat inert kocok selama 30 menit
pada pengocok resiprokal (lebih kurang 200 osilasi per Identifikasi
menit dan goyangan 38 2 mm). Masukkan campuran A. Masukkan 1g zat dalam labu bersumbat dilengkapi
ke dalam corong pisah 125 ml, biarkan memisah. pipa kaca yang ujungnya dicelupkan ke dalam kalsium
- 92 -
hidroksida LP dalam tabung reaksi. Tambahkan ke Prosedur Timbang saksama sejumlah gel setara
dalam labu 5 ml asam klorida 3 N dan tutup segera: dengan 1,5 g aluminium hidroksida, Al(OH)3, masukkan
terbentuk gas dalam labu dan terbentuk endapan dalam ke dalam gelas piala, tambahkan 15 ml asam klorida P
tabung reaksi. dan panaskan perlahan-lahan sampai larut sempurna.
B. Larutan dalam labu yang diperoleh dari Identifikasi Dinginkan, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml,
A memberikan reaksi Aluminium cara A dan B seperti encerkan dengan air sampai tanda, campur. Pipet 20 ml
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. larutan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan secara
berurutan sambil diaduk terus-menerus 25,0 ml Titran
Batas mikroba <51> Jumlah mikroba aerob tidak lebih dinatrium edetat, dan 20 ml larutan dapar asam asetat-
dari 100 per ml, dan tidak mengandung Escherichia coli. amonium asetat LP. Kemudian panaskan larutan
mendekati titik didih selama 5 menit. Dinginkan dan
Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml ditizon LP. Titrasi
65,0% dari angka miliekuivalen yang dihitung dari hasil larutan dengan zink sulfat 0,05 M LV sampai warna
Penetapan kadar yang diperoleh. Tiap mg aluminium berubah dari hijau lembayung menjadi merah muda.
hidroksida, Al(OH)3 mempunyai kapasitas penetralan Lakukan penetapan blangko menggunakan 20 ml air.
asam 0,0385 miliekuivalen.
Tiap ml titran dinatrium edetat 0,05 M
pH <1071> Antara 5,5 dan 8,0; lakukan penetapan setara dengan 3,900 mg Al(OH)3
secara potensiometrik.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Klorida Tidak lebih dari 4,7% dihitung terhadap dan hindarkan dari pembekuan.
kandungan aluminium hidroksida, Al(OH)3. Timbang
saksama gel setara dengan 600 mg aluminium
hidroksida, Al(OH)3, masukkan ke dalam cawan GELALUMINIUM HIDROKSIDAKERING
porselen. Tambahkan 0,1 ml kalium kromat LP dan 25 Aluminium Hydroxide Dried Gel
ml air. Aduk dan tambahkan perak nitrat 0,1 N hingga
terjadi warna merah muda lemah yang stabil: diperlukan Aluminium hidroksida [21645-51-2]
tidak lebih dari 8,0 ml perak nitrat 0,1 N. Al(OH)3 BM 78,00
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,8 % dihitung terhadap Gel Aluminium Hidroksida Kering adalah bentuk amorf
kandungan aluminium hidroksida, Al(OH)3; lakukan aluminium hidroksida, sebagian hidroksida disubstitusi
penetapan dengan menambahkan 5,0 ml asam klorida 3 dengan karbonat. Mengandung setara tidak kurang dari
N pada sejumlah gel yang ditimbang saksama setara 76,5% aluminium hidroksida, Al(OH)3, dan dapat
dengan 300 mg aluminium hidroksida, Al(OH)3. mengandung aluminium karbonat dan aluminium
Panaskan sampai larut, dinginkan, encerkan dengan air bikarbonat basa dalam jumlah bervariasi.
sampai 250 ml dan saring bila perlu: 20 ml filtrat yang
diperoleh menunjukkan sulfat tidak lebih keruh dari 0,20 Pemerian Serbuk amorf; putih; tidak berbau; tidak
ml asam sulfat 0,02 N. berasa.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj, dihitung Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam
terhadap kandungan aluminium hidroksida, Al(OH)3. etanol, larut dalam asam mineral encer dan dalam
Buat Larutan baku seperti pada Uji Batas Arsen, kecuali larutan alkali hidroksida.
3 g arsen diganti 5 g. Buat Larutan uji sebagai
berikut: Timbang saksama gel setara dengan 500 mg Baku pembanding Gel Aluminium Hidroksida Kering
aluminium hidroksida, Al(OH)3, larutkan dalam 20 ml BPFI tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
asam sulfat 7 N.
Identifikasi
Logam berat <371> Tidak lebih dari 83 bpj, dihitung A. Spektrum serapan inframerah zat yang
terhadap kandungan aluminium hidroksida, Al(OH)3; didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
lakukan penetapan dengan melarutkan sejumlah gel yang maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
ditimbang saksama setara dengan 240 mg aluminium seperti pada Gel Aluminium Hidroksida Kering BPFI.
hidroksida, Al(OH)3 dalam 10 ml asam klorida 3 N B. Larutkan 500 mg dalam 10 ml asam klorida 3 N
dengan pemanasan, saring bila perlu dan encerkan dengan penghangatan: larutan menunjukkan reaksi
dengan air hingga 25 ml. Aluminium cara A, B seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>.
Penetapan kadar
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari
tertera pada Penetapan kadar dalam Aluminium Kalium 25,0 miliekuivalen per gram; lakukan penetapan
Sulfat.
- 93 -
menggunakan 400 mg zat seperti tertera pada Serbuk ALUMINIUM KALIUM SULFAT
dalam Larutan Uji. Tawas
Aluminum Potassium Sulfate
pH <1071> Tidak lebih dari 10,0; lakukan menggunakan
larutan terdispersi dalam air (1 dalam 25). Aluminium kalium sulfat (1:1:2) dodekahidrat (7784-24-
9)
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,85%; lakukan AlK(SO4)2.12H2O BM 474,38
penetapan sebagai berikut: Larutkan 1,0 g dalam 30 ml
asam nitrat 2 N, didihkan, tambahkan air hingga 100 ml Aluminium Kalium Sulfat mengandung tidak kurang
dan saring. Encerkan 5,0 ml filtrat dengan air volume dari 99,0% dan tidak lebih dari 100,5% AlK(SO4)2,
sama: menunjukkan klorida tidak lebih keruh dari 0,60 ml dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
asam klorida 0,02 N.
Pemerian Hablur kasar tidak berwarna, pecahan hablur
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,6%, lakukan penetapan atau serbuk putih; tidak berbau; rasa agak manis dan
sebagai berikut: Larutkan 330 mg zat dalam 15 ml asam kelat. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.
klorida 3 N, didihkan, tambahkan air hingga 250 ml dan
saring: 25,0 ml filtrat menunjukkan sulfat tidak lebih Kelarutan Mudah larut dalam air; sangat mudah larut
keruh dari 0,20 ml asam sulfat 0,02 N. dalam air mendidih; mudah larut meskipun lambat
dalam gliserin; tidak larut dalam etanol.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 8 bpj; lakukan
penetapan sebagai berikut : Larutkan 1,5 g zat dalam 80 Identifikasi
ml asam sulfat 7 N, encerkan dengan air hingga 220 ml; A. Pada larutan (1 dalam 20) tambahkan tetes demi
55 ml larutan memenuhi syarat Uji Batas Arsen tanpa tetes natrium hidroksida 1 N: terbentuk endapan yang
penambahan 20 ml asam sulfat 7 N seperti tertera pada larut dalam pereaksi berlebih. Tidak terbentuk amoniak.
Prosedur. B. Bakar di dalam nyala api (tidak berwarna) terjadi
nyala warna ungu.
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 60 bpj; C. Pada 5 ml larutan jenuh tambahkan 10 ml natrium
lakukan penetapan sebagai berikut: Larutkan 330 mg zat bitartrat LP terbentuk endapan hablur; putih dalam
dalam 10 ml asam klorida 3 N dengan pemanasan, jika waktu 30 menit
perlu saring, encerkan dengan air hingga 25 ml. D. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi
Aluminium cara A dan B, dan reaksi Sulfat cara A, B dan
Penetapan kadar C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar dalam Aluminium Kalium Susut pengeringan <1121> Antara 43,0% - 46,0%;
Sulfat. lakukan pengeringan dengan cara sebagai berikut:
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 2 g zat, Panaskan 2,0 g zat dalam krus porselen di dalam tanur
larutkan dalam 15 ml asam klorida P dengan pada suhu 200. Naikkan suhu 400 dan keringkan pada
pemanasan, dinginkan dan masukkan ke dalam labu suhu 400 hingga bobot tetap. Dinginkan dalam
tentukur 500-ml, tambahkan air sampai tanda dan desikator dan timbang.
campur. Pipet 20 ml larutan ke dalam gelas piala 250 ml,
tambahkan secara berurutan 25,0 ml Titran dinatrium Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj.
edetat dan 20 ml dapar asam asetat-amonium asetat LP,
panaskan larutan hingga hampir mendidih selama 5 Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj;
menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml lakukan penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam air
ditizon LP. Titrasi dengan zink sulfat 0,05M LV sampai sampai 20 ml, tambahkan 5 ml asam klorida 0,1 N.
berwarna merah muda cerah. Lakukan penetapan Uapkan larutan dalam cawan porselen sampai kering.
blangko menggunakan 20 ml air. Tambahkan 20 ml air pada residu, dan tambahkan 50 mg
hidroksilamina hidroklorida P. Panaskan larutan di atas
Tiap ml titran dinatrium edetat 0,05 M tangas uap selama 10 menit, dinginkan, encerkan dengan
setara dengan 3,900 mg Al(OH)3 air hingga 25 ml, lanjutkan penetapan, kecuali pada
Larutan baku tambahkan 50 mg hidroksilamin
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. hidroklorida P.
Penetapan kadar Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol
Titran dinatrium edetat Larutkan 18,6 g dinatrium dan dalam kloroform.
edetat P dalam air hingga 1000 ml dan bakukan larutan
dengan cara sebagai berikut: Timbang saksama lebih Baku pembanding Amantadin Hidroklorida BPFI;
kurang 2 g kawat aluminium, masukkan ke dalam labu tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
tentukur 1000-ml, tambahkan 50 ml campuran asam
klorida P-air (1:1). Goyang labu dan diamkan hingga Identifikasi Larutkan lebih kurang 50 mg dalam 10 ml
seluruh aluminium terlarut. Encerkan dengan air sampai asam klorida 0,1 N, saring ke dalam corong pisah,
tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 1 ml natrium hidroksida 5 N dan ekstraksi
tambahkan dengan pengadukan terus-menerus berturut- dengan 5 ml diklorometan P. Saring ekstrak melalui
turut 25,0 ml Titran dinatrium edetat dan 20 ml dapar natrium sulfat anhidrat P, bilas natrium sulfat anhidrat
asam asetat-amonium asetat LP, didihkan hati-hati P dengan 2 ml diklorometan P; spektrum serapan
selama 5 menit. Dinginkan , tambahkan 50 ml etanol P inframerah filtrat dalam sel 1 mm menunjukkan
dan 2 ml ditizon LP dan titrasi dengan zink sulfat 0,05 M maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
LV hingga terjadi warna merah muda cerah. Lakukan seperti pada Amantadin Hidroklorida BPFI.
penetapan blangko. Hitung molaritas larutan dengan
rumus: Kejernihan dan warna larutan Larutkan 2 g zat dalam
10 ml air; larutan jernih dan hampir tidak berwarna.
W
26 ,98 V pH <1071> Antara 3,0 dan 5,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 5).
W adalah bobot dalam mg aluminium dalam larutan
yang digunakan; V adalah volume dalam ml Titran Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj;
dinatrium edetat yang digunakan. lakukan penetapan menggunakan 1 ml asam asetat 1 N
Prosedur Timbang saksama lebih kurang 800 mg zat, pada Larutan uji.
masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, basahkan dengan
1 ml asam asetat glasial P dan tambahkan 50 ml air; Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
50,0 ml titran dinatrium edetat dan 20 ml dapar asam tidak lebih dari 0,3%; jumlah semua cemaran tidak lebih
asetat-amonium asetat LP. Hangatkan di atas tangas uap dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara
sampai melarut sempurna, didihkan perlahan selama 5 Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml etanol P dan 2 ml <931>.
ditizon LP. Titrasi dengan zink sulfat 0,05 M sampai Larutan baku internal Timbang saksama lebih kurang
berwarna merah muda cerah. Lakukan penetapan 500 mg adamantan, masukkan ke dalam labu tentukur
blangko. 10-ml, larutkan dan encerkan dengan diklorometan P
sampai tanda.
Tiap ml titran dinatrium edetat 0,05 M Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 10 mg
setara dengan 12,91 mg AlK(SO4)2 Amantadin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam
corong pisah. Tambahkan 20 ml natrium hidroksida 5 N,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. dan 18 ml diklorometan P, kocok selama 10 menit.
Buang lapisan air, keringkan lapisan organik dengan
penambahan natrium sulfat anhidrat P, dan biarkan
AMANTADIN HIDROKLORIDA beberapa saat hingga air benar-benar sudah tidak ada.
Amantadine Hydrochloride Saring dan kumpulkan filtrat dalam labu tentukur 20-ml,
tambahkan 0,2 ml Larutan baku internal, encerkan
dengan diklorometan P sampai tanda.
NH2
CH2 H2C Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
HCl
masukkan ke dalam corong pisah. Tambahkan 20 ml
CH2
natrium hidroksida 5,0 N, dan 18 ml diklorometan P,
kocok selama 10 menit. Buang lapisan air, keringkan
1-Adamantanamina Hidroklorida [665-66-7] bagian organik dengan penambahan natrium anhidrat
C10H17N.HCl BM 187,71 sulfat P, dan biarkan beberapa saat hingga air benar-
benar sudah tidak ada. Saring dan kumpulkan filtrat
Amantadin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari dalam labu tentukur 20-ml, tambahkan 0,2 ml Larutan
98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C10H17N.HCl. baku internal, encerkan dengan diklorometan P sampai
tanda.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau praktis putih; rasa Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pahit. Kromatografi <931>. Kromatografi gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala, dan kolom leburan silika
0,53-mm x 30-m berisi bahan pengisi G27 dengan tebal
- 95 -
lapisan 1,0-m. Gunakan helium P sebagai gas Amfetamin Sulfat mengandung tidak kurang dari 98,0%
pembawa, laju alir lebih kurang 4 ml per menit, dan dan tidak lebih dari 102,0% (C9H13N)2.H2SO4, dihitung
split rate lebih kurang 200 ml per menit dengan terhadap zat yang telah dikeringkan pada suhu 105
perbandingan split 50:1. Suhu awal kolom 70 selama selama 2 jam.
5 menit, kemudian naikkan secara linier 10 per menit
hingga 250 dan pertahankan selama 17 menit. Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; agak
Pertahankan suhu injektor pada 220 dan detektor pada pahit. Larutan bersifat asam terhadap lakmus dengan pH
300. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku. 5 - 6.
Rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk Kelarutan Mudah larut dalam air, sukar larut dalam
adamantan dan amantadin berturut-turut adalah lebih etanol; tidak larut dalam eter.
kurang 0,7 dan 1,0; resolusi, R, antara adamantan dan
amantadin tidak kurang dari 20; dan simpangan baku Baku pembanding Dekstroamfetamin Sulfat BPFI;
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%. lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
sama (lebih kurang 2 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Identifikasi
respons semua puncak. A. Larutkan 100 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan 5
Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat ml natrium hidroksida 1 N dinginkan hingga lebih
dengan rumus: kurang 10, tambahkan 1ml campuran benzoil klorida-
eter P (1:2) tutup dan kocok selama 3 menit. Saring
R W S endapan, cuci dengan lebih kurang 10 ml air dingin dan
100 i
RS WU rekristalisasi dari etanol encer P, terbentuk hablur
turunan benzoil dari amfetamin, setelah pengeringan
Ri adalah perbandingan respons puncak masing-masing pada suhu 80 selama 3 jam, melebur antara 131 -135,
cemaran terhadap adamantan dari Larutan uji; Rs adalah menggunakan Metode I seperti tertera pada Penetapan
perbandingan respons puncak amantadin terhadap Jarak Lebur atau Suhu Lebur <1021>.
respons puncak adamantan dari Larutan baku; Ws adalah B. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Sulfat
bobot Amantandin Hidroklorida BPFI dalam mg yang cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi
digunakan dalam Larutan baku; dan WU adalah bobot zat Umum <291>.
dalam mg, yang digunakan dalam Larutan uji.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Cemaran senyawa organik mudah menguap lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
<471>Metode I Memenuhi syarat.
Dekstroamfetamin Larutan (1 dalam 50) tidak optik
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 120 aktif.
mg zat, larutkan dalam campuran 30 ml asam asetat
glasial P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, Titrasi dengan Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
asam perklorat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir secara tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak lebih dari
potensiometrik menggunakan elektrode yang sesuai. 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
Lakukan penetapan blangko. cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Pengencer Encerkan 3,12 ml asam fosfat P dengan air
setara dengan18,77 mg C10H17N.HCl hingga 1000 ml.
Larutan dapar Larutkan 2,16 g natrium 1-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. oktanasulfonat P dalam 1000 ml air, dan tambahkan 1,0
ml trietilamin P. Atur pH hingga 2,5 dengan
penambahan asam fosfat P.
Fase gerak Buat campuran Larutan dapar-asetonitril
AMFETAMIN SULFAT
P-metanol P (144:37:19), saring dan awaudarakan. Jika
Amphetamine Sulphate perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
H2 H(NH2)
H2SO4
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
C C CH3
Dekstroamfetamin Sulfat BPFI, encerkan dengan
Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
2
Larutan baku Pipet sejumlah volume Larutan baku
()-Metilfenitilamina sulfat (2:1) [60-13-9] persediaan, encerkan dengan Pengencer hingga
(C9H13N)2.H2SO4 BM 368,49 diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,003 mg
per ml.
- 96 -
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, Identifikasi Memenuhi Identifikasi seperti tertera pada
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan Amfetamin Sulfat.
dalam 50 ml Pengencer, sonikasi selama 5 menit,
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. pH <1071> 5,8 - 6,3.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 4,6 mm x Injeksi.
15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
kromatografi terhadap Larutan baku persediaan, rekam pada Titrasi Bebas Air <681> Metode I, menggunakan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera sisa yang diperoleh sebagai berikut: Sejumlah volume
pada Prosedur; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan injeksi setara dengan 300 mg zat, masukkan ke dalam
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak corong pisah. Tambahkan 4 ml natrium karbonat LP,
lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan ekstraksi 4 kali tiap kali dengan10 ml kloroform P.
uji, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti Saring kumpulan ekstrak melalui kapas yang dilapisi
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak dengan natrium sulfat anhidrat P, uapkan ekstrak di atas
amfetamin dan puncak lain jika ada, tidak kurang dari tangas air.
1,5.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Tiap ml asam perklorat 0,1 N
sama (lebih kurang 50l) Larutan baku dan Larutan uji setara dengan 36,85 mg (C9H13N)2.H2SO4
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung persentase tiap cemaran Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal.
dalam zat uji dengan rumus:
Penetapan kadar
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Dekstoamfetamin Sulfat BPFI, larutkan dalam asam
sulfat 2 N (yang dijenuhkan dengan kloroform P), dan
encerkan secara kuantitatif dengan pelarut yang sama
hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,5 mg per ml Asam [1R-(1R*,3S*,5R*,6R*,9R*,11R*,15S*,
dekstroamfetamin sulfat. 16R*,17R*,18S*,19E,21E,23E,25E,27E,29E,31E,33R*,3
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 5S*,36R*,37S*)]-33-[(3-amino-3,6-dideoksi--D-
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet manopiranosil)-oksi]-1,3,5,6,9,11, 17,37-oktahidroksi-
setara dengan lebih kurang 5 mg amfetamin sulfat, 15,16,18-trimetil-13-okso-14,39dioksabisiklo[33.3.1]-
masukkan ke dalam gelas piala 100 ml, tambahkan 2 ml nonatriakonta-19,21,23,25,27,29,31-heptaena-36-
larutan asam klorida P (1 dalam 100) goyang perlahan- karboksilat [1397-89-3]
lahan hingga serbuk basah, hangatkan di atas tangas uap C47H73NO17 BM 924,09
selama lebih kurang 1 menit dengan sesekali digoyang
perlahan dan dinginkan. Tambahkan 3 g tanah silika Amfoterisin B mempunyai potensi tidak kurang dari 750
yang telah dimurnikan dan campur hingga diperoleh g C47H73NO17 per mg, dihitung terhadap zat yang telah
campuran halus. dikeringkan.
Kolom kromatografi Siapkan kolom kromatografi 2,5
x 30 cm, masukkan segumpal wol kaca halus. Pemerian Serbuk; kuning sampai jingga; tidak berbau
Tempatkan 2 g tanah silika yang telah dimurnikan, atau praktis tidak berbau.
masukkan ke dalam labu piala 100 ml, tambahkan 1 ml
asam klorida 0,1 N dan campur sampai diperoleh masa Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol mutlak,
seperti bubur. Pindahkan campuran ke dalam kolom, dalam eter, dalam benzen, dan dalam toluen; larut dalam
mampatkan. Masukkan Larutan uji, bilas labu dengan 1 dimetilformamida, dalam dimetil sulfoksida dan dalam
g tanah silika yang telah dimurnikan, masukkan ke propilen glikol; sukar larut dalam metanol.
dalam kolom, kemudian tutup dengan wol kaca.
Prosedur Cuci kolom dengan 100 ml kloroform jenuh Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan
air, buang hasil cucian. Tempatkan corong pisah 125 ml pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
yang berisi 10 ml asam sulfat 2 N di bawah kolom. pada suhu 60 selama 3 jam sebelum digunakan. Nistatin
Tambahkan melalui kolom 35 ml kloroform amoniakal BPFI; lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih
yang dibuat dengan menyeimbangkan (2 ml amonium dari 5 mmHg pada suhu 40 selama 2 jam sebelum
hidroksida P dan 100 ml kloroform P), kemudian digunakan.
tambahkan 70 ml kloroform jenuh air. Pindahkan corong
pisah, kocok kuat-kuat selama 1 menit dan biarkan Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet Larutan uji
lapisan memisah, buang lapisan kloroform. Gunakan 10 yang dibuat seperti tertera pada Uji Amfoterisin A
ml larutan asam garam sulfat dari amfetamin sebagai menunjukkan maksimum pada panjang gelombang yang
larutan uji. Kemudian secara berturut-turut tetapkan sama antara 240 - 320 nm seperti pada Larutan baku
serapan larutan dari Larutan baku dan Larutan uji dalam Amfoterisin B dalam Uji Amfoterisin A, kecuali adanya
sel 1-cm pada 280 nm dan pada panjang gelombang puncak tambahan pada lebih kurang 304 nm. Spektrum
maksimum serapan sekitar 257 nm dengan serapan ultraviolet dan cahaya tampak larutan yang
menggunakan asam sulfat 2 N jenuh kloroform sebagai diperoleh dengan pengenceran Larutan uji dengan 9
blangko. Hitung jumlah dalam mg, amfetamin sulfat,
- 98 -
volume metanol P menunjukkan maksimum pada Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera
panjang gelombang 320 - 400 nm seperti pada Larutan pada Penetapan potensi Antibiotik secara Mikrobiologi
baku Amfoterisin B. <131>.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%; Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler tidak tembus cahaya, simpan di tempat dingin.
pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60
selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg zat.
SALEP AMFOTERISIN B
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%, sisa Amphotericin B Ointment
pengarangan dibasahi dengan 2 ml asam nitrat P dan5
tetes asam sulfat P. [Catatan Amfoterisin B yang Salep Amfoterisin B adalah Amfoterisin B dalam dasar
digunakan untuk menyiapkan sediaan dermatologi krim, salep yang sesuai,mengandung Amfoterisin B,
losio, salep, suspensi oral dan kapsul: tidak lebih dari C47H73NO17,tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
3,0%]. 125,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Amfoterisin A Tidak lebih dari 5,0%, dihitung terhadap Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan
zat yang telah dikeringkan. pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg pada suhu 60 selama 3 jam sebelum digunakan.
Amfoterisin B, larutkan dengan 10,0 ml dimetil
sulfoksida P dalam labu tentukur 50-ml, encerkan Isi minimum <861>Memenuhi syarat.
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ke
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan
sampai tanda. penetapan menggunakan campuran 20 ml karbon
Larutan baku Nistatin Timbang saksama lebih kurang tetraklorida P-kloroform P-metanol P (2:2:1) sebagai
20 mg Nistatin BPFI, larutkan dengan 40,0 ml dimetil ganti metanol P.
sulfoksida P dalam labu tentukur 200-ml, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ke Penetapan kadar Lakukan penetapan amfoterisin B
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metanol P seperti tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara
sampai tanda. Mikrobiologi <131>. Timbang saksama sejumlah salep
Larutan baku Amfoterisin B Timbang saksama lebih setara dengan 30 mg amfoterisin B, tambahkan 10,0 ml
kurang 50 mg Amfoterisin B BPFI, larutkan dengan 10,0 eter P dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca yang
ml dimetilsulfoksida P dalam labutentukur 50-ml, sesuai, biarkan selama 1 jam dengan sesekali dikocok.
encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 4 ml Tambahkan 20,0 ml dimetil sulfoksida P, kocok secara
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml dan encerkan mekanik selama 10 menit. Encerkan secara kuantitatif
dengan metanol P sampai tanda. Larutan dibuat segar. dan bertahap dengan dimetil sulfoksida P hingga kadar
Prosedur Tetapkan serapan Larutan baku dan Larutan lebih kurang 20 g per ml. Encerkan dengan dapar
uji pada panjang gelombang 304 nm dan 282 nm, nomor 10 untuk mendapatkan Enceran larutan uji yang
gunakan dimetil sulfoksida P dalam metanol P(1 dalam mempunyai kadar setara dengan aras dosis tengah baku.
62,5) sebagai blangko. Hitung persentase Amfoterisin A
dengan rumus: Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam
wadah tertutup baik.
25WN AB 282 AU 304 AB 304 AU 282
A B 282
AN 304 AB 304 AN 282 WU
AMFOTERISIN B UNTUK INJEKSI
Amphotericin B for Injection
WN adalah bobot Nistatin BPFI dalam mg; AB282 dan
AB304 berturut turut adalah serapan Larutan baku
Amfoterisin B untuk Injeksi adalah sediaan steril
Amfoterisin B pada panjang gelombang 282 nm dan 304
kompleks Amfoterisin B dan Natrium Deoksikolat dan
nm; AN282 dan AN304 berturut-turut adalah serapan
satu atau lebih dapar yang sesuai, mengandung
Larutan baku Nistatin pada panjang gelombang 282 nm
Amfoterisin B, C47H73NO17, tidak kurang dari 90,0% dan
dan 304 nm; AU282 dan AU304 berturut-turut adalah
tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada
serapan Larutan uji pada panjang gelombang 282 nm
etiket.
dan 304 nm; Wu adalah bobot Amfoterisin B dalam mg.
[Catatan Amfoterisin B yang digunakan untuk sediaan
Baku pembanding Amfoterisin B BPFI; lakukan
dermatologi krim, losio, salep, suspensi oral dan kapsul
pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
mengandung tidak lebih dari 15% Amfoterisin A yang
pada suhu 60 selama 3 jam sebelum digunakan.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan].
Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
- 99 -
menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi, O-3-Amino-3-deoksi--D-glukopiranosil(1 4)-O-[6-
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang deoksi--D-glukopiranosil(1 6)]-N3-(4-amino-L-2-
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. hidroksi-butiril)-2-deoksi-L-streptamina [37517-28-5]
C22H43N5O13 BM 585,61
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 5,0 unit
Endoktoksin FI per mg amfoterisin B. Bila digunakan Amikasin mempunyai potensi tidak kurang dari 900 g
atau dicantumkan pada etiket untuk injeksi intratekal, C22H43N5O13 per mg, dihitung terhadap zat anhidrat.
tidak lebih dari 0,9 unit Endoktoksin FI per mg
amfoterisin B. Pemerian Serbuk hablur; putih.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan Kelarutan Agak sukar larut dalam air.
dengan Prosedur uji menggunakan penyaringan
membran, menggunakan 50 mg zat tiap wadah. Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
pH <1071> Antara 7,2 dan 8,0; lakukan penetapan tertutup rapat, terlindung cahaya pada tempat sejuk.
menggunakan larutan 10 mg amfoterisin B per ml. Kanamisin Sulfat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 8,0%; terlindung cahaya pada tempat sejuk.
lakukan pengeringan dalam botol bertutup kapiler
dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60 Identifikasi
selama 3 jam, menggunakan lebih kurang 100 mg zat. A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman sediaan Fase gerak Campuran metanol P-amonium hidroksida
<911> dan Penandaan seperti tertera pada Injeksi. P-kloroform P (60:30:25).
Larutan baku Timbang sejumlah zat, larutkan dalam
Penetapan kadar air hingga kadar 6 mg per ml.
Larutan uji 1 (Dalam wadah dosis tunggal) Larutkan Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam air
sesuai dengan yang tertera pada etiket. Keluarkan hingga kadar 6 mg per ml.
seluruh isi menggunakan jarum suntik sesuai. Encerkan Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 3
secara kuantitatif dan bertahap dengan dimetil sulfoksida l Larutan baku, Larutan uji dan campuran dari
P hingga kadar lebih kurang 20 g amfoterisin B per ml. sejumlah volume sama Larutan baku dan Larutan uji
Larutan uji 2 (Jika etiket mencantumkan jumlah pada lempeng silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan
amfoterisin B dalam volume larutan terkonstitusi) lempeng ke dalam bejana kromatografi yang sesuai dan
Larutkan sesuai dengan yang tertera pada etiket. Ukur eluasi bersinambung selama 5 jam 30 menit dengan Fase
saksama sejumlah volume yang dikeluarkan gerak. Angkat lempeng, keringkan di udara, panaskan
menggunakan jarum suntik yang sesuai, encerkan secara pada suhu 110 selama 15 menit. Segera tandai bercak
kuantitatif dan bertahap dengan dimetil sulfoksida P dengan menyemprot lempeng dengan larutan ninhidrin P
hingga kadar lebih kurang 20 g amfoterisin B per ml. (1 dalam 100) dalam campuran butanol P-piridin P
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada (100:1). Amikasin tampak sebagai bercak berwarna
Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi merah muda. Harga Rf dan warna bercak utama Larutan
<131> menggunakan volume Larutan uji yang diukur uji dan bercak utama campuran Larutan baku dan
saksama, encerkan secara kuantitatif dan bertahap Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan
dengan Dapar nomor 10 untuk mendapatkan Enceran baku.
larutan uji yang mempunyai kadar setara dengan aras B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
dosis tengah baku. uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
Padatan Steril seperti tertera pada Injeksi, simpan dalam Rotasi jenis <1081> Antara +97 dan +105, dihitung
lemari pendingin dan terlindung cahaya. terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
larutan 20 mg per ml.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa digunakan dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P dan adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
5 tetes asam sulfat P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. AMIKASIN SULFAT
Fase gerak Buat larutan natrium hidroksida 0,115 N. Amikacin Sulphate
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kesesuaian sistem Timbang sejumlah
Amikasin BPFI dan Kanamisin Sulfat BPFI, larutkan
dalam air hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,02
dan 0,008 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amikasin
BPFI larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 0,02
mg per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
O-3-Amino-3-deoksi -D-glukopiranosil(1 4)-O-[6-
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, larutkan dan
amino-6-deoksi--D-glukopiranosil
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke
(1 6)]-N3-(4-amino-L-2-hidroksibutiril)-2-deoksi-L-
dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
streptamina sulfat (1:2 atau 1:1,8) [39831-55-5]
tanda.
C22H43N5O13.1,8H2SO4 BM 762,14
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
C22H43N5O13.2H2SO4 BM 781,75
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor elektrokimia, dengan Amikasin Sulfat dengan perbandingan molar amikasin
elektroda emas, dan elektroda pembanding pH perak- dan sulfat 1:2 mengandung setara tidak kurang dari 674
perak klorida, kolom pelindung berisi bahan pengisi g dan tidak lebih dari 786 g C22H43N5O13 per mg,
L47, dan kolom analisis 4 mm x 25 cm berisi bahan dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Amikasin
pengisi L47. Detektor elektrokimia yang digunakan Sulfat dengan perbandingan molar amikasin dan sulfat
dengan model amperometrik dengan skala 300 nC, 1:1,8 mengandung setara tidak kurang dari 691 g dan
dengan hasil 1 V pada skala penuh, waktu kenaikan 0,5 tidak lebih dari 806 g C22H43N5O13 per mg, dihitung
detik, polaritas positif, potensial E = 0,04 V; t1 = 200 ms; terhadap zat yang telah dikeringkan.
E2 = 0,8 V; t2 = 190 ms; E3 = -0,8 V; t3 = 190 ms. Laju
alir lebih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan Pemerian Serbuk hablur; putih.
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera Kelarutan Mudah larut dalam air.
pada Prosedur: waktu retensi relatif kanamisin dan
amikasin berturut-turut lebih kurang 0,8 dan 1,0; Baku pembanding Amikasin BPFI; tidak boleh
resolusi, R, antara puncak kanamisin dan puncak dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat,
amikasin tidak kurang dari 3. Lakukan kromatografi terlindung cahaya, pada tempat sejuk. Kanamisin Sulfat
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur BPFI; tidak boleh dikeringkan simpan dalam wadah
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor tertutup rapat, terlindung cahaya, pada tempat sejuk.
ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3%. Identifikasi Lakukan penetapan seperti terterapada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Identifikasi dalam Amikasin.
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji Rotasi jenis <1081> Antara +76 dan +84, dihitung
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
respons puncak utama. menggunakan larutan 20 mg per ml.
Hitung jumlah dalam g amikasin, C22H43N5O13, dalam
tiap mg zat dengan rumus: Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 2,0 dan 4,0 (garam 1:2) atau antara 6,0
CE rU
dan 7,3 (garam 1:1,8); lakukan penetapan menggunakan
2500
W rS larutan 10 mg zat per ml.
C adalah kadar Amikasin BPFI dalam mg per ml Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 13,0%;
Larutan baku;E adalah kadar amikasin dalam g per mg lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5
Amikasin BPFI; W adalah bobot zat dalam mg yang mmHg pada suhu 110 selama 3 jam.
- 101 -
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; sisa Identifikasi
pengarangan dibasahkan dengan 2 ml asam nitrat P dan A. Encerkan dengan air hingga kadar 6 mg per ml.
5 tetes asam sulfat P. Larutan yang diperoleh memenuhi syarat Identifikasi A
seperti tertera pada Amikasin.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
Kromatografi <931>. pada Penetapan kadar.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku,
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,33 unit
Penetapan kadar dalam Amikasin. Endotoksin FI per mg.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, setara
dengan 50 mg amikasin, masukkan ke dalam labu pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5.
tentukur 250-ml, tambahkan lebih kurang 50 ml air dan
kocok untuk melarutkan. Encerkan dengan air sampai Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
tanda. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur tertera pada Injeksi volume kecil.
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
kadar dalam Amikasin. Injeksi.
Hitung jumlah dalam g amikasin, C22H43N5O13, dalam
tiap mg zat dengan rumus: Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
CE rU
2500 Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku,
W rS dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Amikasin.
C adalah kadar Amikasin BPFI dalam mg per ml Larutan uji Pipet sejumlah volume injeksi, encerkan
Larutan baku; E adalah kadar amikasin dalam g per mg secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan air
Amikasin BPFI; W adalah bobot zat dalam mg yang hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per ml.
digunakan dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. kadar dalam Amikasin.
Hitung jumlah dalam mg amikasin, C22H43N5O13, dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. tiap ml injeksi dengan rumus:
Penandaan Pada etiket mencantumkan perbandingan
molar amikasin terhadap asam sulfat adalah 1:2 atau L CE rU
1:1,8. D 1000 rS
Amilorida Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C6H8CIN7O.HCl, Metode V Memenuhi syarat.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pelarut Gunakan pelarut dimetil sulfoksida P.
Pemerian Serbuk kuning hingga kuning kehijauan; tidak Kemurnian kromatografi Lakukan Kromatografi lapis
berbau atau praktis tidak berbau. tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Campuran tetrahidrofuran P-amonium
Kelarutan Sukar larut dalam air; tidak larut dalam eter, hidroksida 3 N (15:2)
dalam etil asetat, dalam aseton dan dalam kloroform; Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amilorida
mudah larut dalam dimetilsulfoksida; agak sukar larut Hidroklorida BPFI dan buat satu seri larutan A, B, C, D,
dalam metanol. E dan F dengan melarutkan dan mengencerkan dalam
campuran metanol P-kloroform P (4:1) hingga kadar
Baku pembanding Amilorida Hidroklorida BPFI; berturut-turut 4000, 40, 20, 8, 4 dan 2 g per ml.
lakukan Analisis termogravimetri seperti tertera pada Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Analisis Termal <741>; lakukan penetapan sebagai dalam campuran metanol P-kloroform P (4:1) hingga
berikut: Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat, kadar 4 g per ml.
panaskan dengan kenaikan suhu 10 permenit antara Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 l
suhu kamar sampai 225 di bawah aliran nitrogen P Larutan baku A, B, C, D, E dan F dan Larutan uji pada
dengan laju alir 40 ml per menit. Dari termogram lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm yang
tetapkan akumulasi penyusutan bobot selama pemanasan sebelumnya telah dicuci dengan metanol P. Masukkan
antara suhu kamar dan suhu lebih kurang 200saat kurva lempeng ke dalam bejana kromatografi berisi Fase gerak
mulai mendatar. hingga merambat lebih kurang tiga per empat tinggi
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap.
Identifikasi Amati di bawah cahaya ultraviolet panjang gelombang
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah 366 nm: hingga Rf bercak utama dari Larutan uji sesuai
didispersikan dalam minyak mineral P, menunjukkan dengan Larutan baku A. Perkirakan kadar setiap bercak
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama lain selain bercak utama dari Larutan uji dengan
seperti pada Amilorida Hidroklorida BPFI yang telah membandingkan terhadap bercak utama dari Larutan
dikeringkan. baku B, C, D, E dan F: jumlah intensitas bercak lain
B. Buat larutan dalam air hingga kadar lebih kurang tidak lebih dari bercak utama Larutan baku B atau tidak
600 g per ml, dan encerkan secara kuantitatif dan lebih dari 1,0%.
bertahap dengan asam klorida 0,1 N hingga kadar lebih
kurang 9,6 g per ml. Spektrum serapan ultraviolet Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 450
larutan ini menunjukkan maksimum dan minimum pada mg zat, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P,
panjang gelombang yang sama seperti pada Amilorida tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP, dan 15 ml dioksan
Hidroklorida BPFI. P, campur. Tambahkan kristal violet LP dan titrasi
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti dengan asam perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. blangko.
Keasaman Larutkan 1,0 g zat dalam 100 ml campuran Tiap ml asam perklorat 0,1 N
metanol P-air (1:1), titrasi dengan natrium hidroksida setara dengan26,61 mg C6H8CIN7O.HCl
0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik:
diperlukan tidak lebih dari 0,30 ml (0,1% sebagai HCl). Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. air, keringkan pada suhu 105 selama 1 jam: endapan
melebur antara 164 dan 171.
CH3 2
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode I Memenuhi syarat.
Senyawa teofilin dengan etilendiamina (2:1) [31777-34- Larutan uji Buat larutan dengan kadar 20 mg per ml.
0] Larutan baku Buat larutan dengan kadar dua kali yang
C16H24N10O4 BM 420,43 tertera pada Larutan baku dalam uji Cemaran Senyawa
C16H24N10O4.2H2O[49746-06-7] BM 456,46 Organik Mudah Menguap <471>.
Aminofilin adalah senyawa anhidrat atau mengandung Kandungan etilendiamin Antara 157 dan 175 mg per g
tidak lebih dari 2 molekul hidrat. Mengandung tidak C7H8N4O2 yang diperoleh pada Penetapan kadar.
kurang dari 84,0% dan tidak lebih dari 87,4% teofilin Lakukan penetapan sebagai berikut: timbang saksama
anhidrat, C7H8N4O2, dihitung terhadap zat anhidrat. lebih kurang 500 mg aminofilin, larutkan dalam 30 ml
air, tambahkan jingga metil LP, tirasi dengan asam
Pemerian Butir atau serbuk; putih atau agak klorida 0,1 N LV.
kekuningan; bau amonia lemah, rasa pahit. Jika
dibiarkan di udara terbuka, perlahan-lahan kehilangan Tiap ml asam klorida 0,1 N
etilendiamin dan menyerap karbon dioksida dengan setara dengan3,005 mg C2H8N2
melepaskan teofilin. Larutan bersifat basa terhadap Penetapan kadar Lakukan Kromatografi cair kinerja
kertas lakmus. tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Kelarutan Tidak larut dalam etanoldan dalam eter Fase gerak Buat campuran 200 ml metanol P dan 960
Larutan 1 g dalam 25 ml air menghasilkan larutan jernih; mg natrium-1-pentanasulfonat P dan air secukupnya
larutan 1 g dalam 5 ml air menghablur jika didiamkan hingga 1 liter. Atur dengan penambahan asam asetat
dan larut kembali jika ditambah sedikit etilendiamin. glasial P hingga pH 2,9 0,1, saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
Baku pembanding Teofilin BPFI; lakukan pengeringan sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
pada suhu 105 selama 4 jam sebelum digunakan. Pengencer Buat campuran air-metanol P (4:1).
Simpan dalam wadah tertutup rapat. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Teofilin
BPFI, larutkan dan encerkan secara bertahap dengan
Identifikasi larutan pengencer hingga kadar lebih kurang 0,80 mg
A. Larutkan lebih kurang 500 mg zat dalam 20 ml air per ml.
tambahkan sambil diaduk 1 ml asam klorida 3 N. Saring Larutan resolusi Larutkan sejumlah teobromin dalam
dan simpan filtrat. Cuci endapan dengan air dingin dan Larutan baku hingga kadar lebih kurang 0,08 mg per ml.
keringkan pada suhu 105 selama 1 jam: endapan teofilin Pipet 20 ml larutan ini ke dalam labu tentukur-25 ml,
yang diperoleh melebur antara 270 dan 274. encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
B. Pada lebih kurang 10 mg endapan kering diperoleh Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 24 mg zat,
pada Identifikasi A, masukkan ke dalam cawan porselen, masukkan ke dalam labu tentukur-250 ml, larutkan dan
tambahkan 1 ml asam klorida P dan 100 mg kalium encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
klorat P, uapkan di atas tangas uap hingga kering, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
balikkan cawan di atas wadah yang berisi beberapa tetes Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
amonium hidroksida 6 N: residu berwarna ungu yang dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
hilang dengan penambahan larutan alkali. 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir 1 ml per menit.
C. Pada filtrat yang diperoleh dari Identifikasi A Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
tambahkan 0,5 ml benzensulfonil klorida P dan basakan kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dengan 5 ml natrium hidroksida 1 N, kocok selama 10 pada Prosedur. Waktu retensi relatif teobromin dan
menit, asamkan dengan 5 ml asam klorida 3 N, teofilin berturut-turut 0,65 dan 1,0 faktor ikutan puncak
dinginkan, kumpulkan endapan etilendiamina teofilin tidak lebih dari 2,0 dan resolusi, R, antara
disulfonamida, cuci dengan air, hablurkan kembali dari puncak teobromin dan teofilin tidak kurang dari 3,0.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
- 105 -
pada Prosedur: simpangan baku relatif tidak lebih dari Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
2,0%. tertera pada Injeksi volume kecil.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Injeksi.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg teofilin, Kandungan etilendiamina Antara 166 dan 192 mg per
C7H8N4O2, dalam aminofilin dengan rumus: g teofilin anhidrat, C7H8N4O2, yang diperoleh pada
Penetapan kadar. Lakukan penetapan sebagai berikut:
r Ukur saksama sejumlah volume setara dengan lebih
250 C U
rS kurang 500 mg aminofilin, jika perlu encerkan dengan
air hingga lebih kurang 30 ml. Tambahkan jingga metil
C adalah kadar Teofilin BPFI dalam mg per ml Larutan LP, titrasi dengan asam klorida 0,1 N LV.
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
yang dihasilkan oleh Larutan uji dan Larutan baku. Tiap ml asam klorida 0,1 N
setara dengan 3,005 mg C2H8N2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
INJEKSI AMINOFILIN
Fase gerak, Pengencer, Larutan baku, Larutan
Aminophyline Injection resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Aminofilin.
Injeksi Aminofilin adalah larutan steril aminofilin dalam Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
Air untuk Injeksi atau larutan steril teofilin dalam Air setara dengan lebih kurang 100 mg teofilin, masukkan
untuk injeksi yang dibuat dengan penambahan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan
etilendiamin. Tiap ml mengandung aminofilin setara dengan Pengencer sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ini
dengan tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
107,0% teofilin anhidrat, C7H8N4O2, dari jumlah yang dengan Pengencer sampai tanda.
tertera pada etiket. Injeksi aminofilin boleh mengandung Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
etilendiamin berlebih tetapi tidak boleh ditambah zat lain pada Penetapan kadar dalam Aminofilin. Hitung jumlah
untuk pengaturan pH. dalam mg teofilin, C7H8N4O2, dalam larutan injeksi yang
[Catatan Injeksi tidak boleh digunakan jika telah digunakan dengan rumus:
terlihat hablur yang memisah].
Baku pembanding Teofilin BPFI; lakukan pengeringan Kandungan etilendiamin Antara 152 dan 178 mg per g
pada suhu 105 selama 4 jam sebelum digunakan. teofilin anhidrat, C7H8N4O2, yang diperoleh pada
Penetapan kadar, Lakukan penetapan sebagai berikut:
Identifikasi Timbang saksama sejumlah serbuk tablet seperti tertera
A. Maserasi sejumlah tablet setara dengan lebih pada Penetapan kadar setara dengan lebih kurang 350
kurang 500 mg aminofilin dengan 25 ml air dan saring; mg aminofilin, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100
filtrat menunjukkan reaksi basa terhadap lakmus P. Pada ml, tambahkan 20 ml air dan digesti pada suhu 50,
filtrat tambahkan 1 ml asam klorida 3 N, aduk dan sambil sering dikocok selama 30 menit. Dinginkan,
dinginkan jika perlu, hingga terbentuk endapan. Saring saring ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml dan cuci
dan simpan filtrat. Cuci endapan dengan sedikit air yang dengan air hingga air cucian bereaksi netral terhadap
didinginkan dan keringkan pada suhu 105 selama 1 jam: lakmus P. Kumpulkan filtrat dan cairan cucian,
endapan yang diperoleh menunjukkan Identifikasi B tambahkan jingga metil LP dan titrasi dengan asam
seperti tertera pada Aminofilin dan jika dihablurkan klorida 0,1 N LV.
kembali dari air dan dikeringkan pada suhu 105 selama
1 jam, melebur antara 270 dari 274. Tiap ml asam klorida 0,1 N
B. Filtrat yang diperoleh dari Identifikasi A setara dengan 3,005 mg C2H8N2
menunjukkan Identifikasi C seperti tertera pada
Aminofilin. Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit untuk dengan lebih kurang 2 g aminofilin, masukkan ke dalam
tablet salut enterik, lakukan penetapan seperti tertera labu tentukur 200-ml tambahkan campuran 50 ml air dan
pada Tablet Salut Enterik. 15 ml amonium hidroksida 6 N, biarkan selama 30 menit
dengan seringkali dikocok, bila perlu hangatkan sampai
Disolusi <1231> suhu lebih kurang 50 untuk membantu kelarutan. Jika
Media disolusi : 900 ml air. dihangatkan, dinginkan campuran hingga suhu ruang,
Alat tipe 2 : 50 rpm tambahkan air sampai tanda. Sentrifus lebih kurang 50
Waktu : 45 menit. ml campuran dan pipet beningan setara dengan lebih
Prosedur Lakukan penetapan sejumlah teofilin kurang 250 mg aminofilin, kedalam labu Erlenmeyer
anhidrat, C7H8N4O2, yang larut dengan mengukur 250 ml, dan encerkan dengan air hingga lebih kurang 40
serapan alikuot, jika perlu diencerkan dengan Media ml. Tambahkan 8 ml amonium hidroksida 6 N dan
disolusi dan serapan larutan baku Teofilin BPFI dalam lakukan Penetapan kadar seperti tertera pada Injeksi
media yang sama pada panjang gelombang serapan Aminofilin mulai dari Tambahkan 20,0 ml perak nitrat
maksimum lebih kurang 269 nm. 0,1 N LV.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75 % (Q) C7H8NO2, dari jumlah yang tertera Tiap ml perak nitrat 0,1 N
pada etiket. setara dengan18,02 mg C7H8N4O2
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Prosedur penetapan keseragaman kandungan
Masukkan satu tablet ke dalam labu tentukur 250-ml,
tambahkan 200 ml air, kocok hingga hancur sempurna. AMITRIPTILIN HIDROKLORIDA
Tambahkan air sampai tanda. Saring dan buang 20 ml Amitriptyline Hydrochloride
filtrat pertama. Ukur serapan larutan ini (jika perlu
diencerkan) dan larutan baku Teofilin BPFI lebih kurang
10 g per ml, pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 269 nm terhadap air sebagai
blangko. Hitung jumlah dalam mg teofilin anhidrat,
C7H8N4O2, dalam tablet yang digunakan dengan rumus:
10,11-Dihidro-N,N-dimetil-5H-dibenzo[a,d] sikloheptan-
TC AU 5
, propilamina hidroklorida [549-18-8]
D A S C20H23N.HCl BM 313,86
T adalah jumlah teofilin anhidrat dalam mg yang tertera Amitriptilin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
pada etiket; D adalah kadar teofilin dalam g per ml 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C20H23N.HCl,
larutan tablet, berdasarkan jumlah per tablet yang tertera dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
pada etiket dan pengenceran yang dilakukan; C adalah
kadar Teofilin BPFI dalam g per ml larutan baku AU Pemerian Serbuk hablur atau hablur kecil; putih atau
dan AS berturut-turut adalah serapan yang diperoleh dari hampir putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Larutan uji dan Larutan baku.
- 107 -
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam Cemaran Lain -
masing-
kloroform dan dalam metanol; tidak larut dalam eter. masing 0,1
Baku pembanding Amitriptilin Hidroklorida BPFI; Jumlah Semua
- 1,0
lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 Cemaran
mmHg pada suhu 60 hingga bobot tetap sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa [Catatan: Abaikan puncak dengan waktu retensi relatif
sejenis A Amitriptilin BPFI, (Dinbenzosuberon; [10,11- kurang dari 0,22. Gunakan respons puncak amitriptilin
dihidro-5H-dibenzo[a,d] siklohepten-5-on] (C15H12O BM hidroklorida dari Larutan baku dan kadar amitriptilin
208,26). Senyawa sejenis B Amitriptilin BPFI, hidroklorida dalam Larutan baku untuk menghitung
(Amitriptinol; [-[3-(dimetilamino)propil]-10,11-dihidro- persentase senyawa sejenis lain yang tidak diketahui].
5H-dibenzo[a,d] siklohepten-5-ol] (C20H25O BM
295,42). Siklobenzaprin Hidroklorida BPFI, lakukan Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
pengeringan pada suhu 105 hingga bobot tetap sebelum kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan Asam fosfat encer, Dapar, Fase gerak, Larutan
Nortriptilin Hidroklorida BPFI, lakukan pengeringan kesesuaian sistem, Larutan baku dan Sistem
pada suhu 105 selama 3 jam sebelum digunakan. kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Simpan dalam wadah tertutup rapat terlindung cahaya. Kadar.
Larutan uji Gunakan Larutan uji persediaan seperti
Identifikasi tertera pada Penetapan kadar.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, sama lebih kurang 20 l Larutan baku dan Larutan uji
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan ke dalam kromatograf, rekam kromatogramdan ukur
gelombang yang sama seperti pada Amitriptilin respons puncak utama.
Hidroklorida BPFI. Hitung persentase masing-masing senyawa sejenis
B. Waktu retensi relatif puncak utama kromatogram amitriptilin dalam zat yang digunakan dengan rumus:
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti
diperoleh pada Penetapan kadar. r C S
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti 100 i
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. rS C U
Jarak lebur <1021> Antara 195 dan 199. ri adalah respons puncak masing-masing senyawa sejenis
amitriptilin dari Larutan uji; rS adalah respons puncak
pH <1071> Antara 5,0 dan 6,0; lakukan penetapan senyawa sejenis amitriptilin dari Larutan baku; CS
menggunakan larutan (1 dalam 100) . adalah kadar masing-masing senyawa sejenis amitriptilin
dalam mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; amitriptilin hidroklorida dalam mg per ml Larutan uji.
lakukan pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5
mmHg suhu 60 hingga bobot tetap. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Kromatografi <931>.
Asam fosfat encer Campuran asam fosfat P-air (1:10).
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. Dapar Larutkan 1,42 g natrium fosfat dibasa P dalam
1000 ml air. Atur pH hingga 7,7 dengan penambahan
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran dan jumlah Asam fosfat encer.
semua cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar (7:3).
Tabel sebagai berikut: Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Tabel Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amitriptilin
Waktu Retensi Batas
Cemaran Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar
Relatif (%) lebih kurang 0,2 mg per ml.
Senyawa Sejenis Larutan uji persediaan Timbang saksama sejumlah
0,35 0,05
A Amitriptilin
zat, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
Senyawa Sejenis
0,52 0,15 kurang 1 mg per ml.
B Amitriptilin
Nortriptilin Larutan uji Encerkan Larutan uji persediaan dalam
0,60 0,15 Fase gerak (1:5).
Hidroklorida
Siklobenzaprin Larutan A persediaan Timbang saksama sejumlah
0,76 0,15 Senyawa Sejenis A Amitriptilin BPFI, larutkan dengan
Hidroklorida
Amitriptilin metanol P hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml.
1,0 -
Hidroklorida
- 108 -
Larutan B persediaan Timbang saksama masing- Baku pembanding Amitriptilin Hidroklorida BPFI;
masing sejumlah Amitriptilin Hidroklorida BPFI, lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5
Senyawa Sejenis B Amitriptilin BPFI, Siklobenzaprin mmHg pada suhu 60 hingga bobot tetap sebelum
Hidroklorida BPFI, dan Nortriptilin Hidroklorida BPFI digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
dan larutkan dalam Fase gerak hingga kadar berturut-
turut lebih kurang 0,4 mg per ml; 0,6 mg per ml; 0,6 mg Identifikasi
per ml dan 0,6 mg per ml. A. Masukkan sejumlah serbuk tablet setara dengan
Larutan kesesuaian sistem Encerkan sejumlah volume lebih kurang 10 mg amitriptilin hidroklorida ke dalam
Larutan A persediaan dan Larutan B persediaan dengan labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml metanol P,
Fase gerak hingga kadar amitriptilin hidroklorida, kocok dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.
senyawa sejenis A amitriptilin, senyawa sejenis B Saring larutan, pipet 10 ml filtrat dan encerkan dengan
amitriptilin, siklobenzaprin hidroklorida dan nortriptilin metanol P hingga 100 ml. Spektrum serapan larutan
hidroklorida berturut-turut lebih kurang 1g per ml; 0,5 menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
g per ml; 1,5 g per ml; 1,5 g per ml dan 1,5 g per gelombang yang sama seperti Amitriptilin Hidroklorida
ml. BPFI.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom pada Penetapan kadar.
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran
partikel 5 m. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Disolusi <1231>
Pertahankan suhu kolom pada 45o. Lakukan Media disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N.
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, Alat tipe1 : 100 rpm.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti Waktu : 45 menit.
yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif Prosedur Lakukan penetapan jumlah amitriptilin
senyawa sejenis tertera pada Tabel dalam Senyawa hidroklorida, C20H23N.HCl, yang terlarut dengan
sejenis; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis B mengukur alikuot, jika perlu encerkan dengan Media
amitriptilin dengan puncak nortriptilin tidak kurang dari disolusi dan serapan larutan baku Amitriptilin
1,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, Hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti gelombang serapan maksimum lebih kurang 239 nm.
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. kurang dari 75% (Q) C20H23N.HCl, dari jumlah yang
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tertera pada etiket.
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, lakukan kromatografi selama 40 Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
menit, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
utama. Hitung persentase amitriptilin hidroklorida, Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
C20H23N.HCl, dalam zat dengan rumus: Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
C rU Dapar Larutkan 11,04 g natrium fosfat monobasa P
100 S dalam 900 ml air, atur pH hingga 2,5 0,5 dengan
CU rS penambahan asam fosfat P dan encerkan dengan air
hingga 1000 ml.
CS adalah kadar Amitriptilin Hidroklorida BPFI dalam Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P
mg per ml Larutan baku; CU adalah kadar amitriptilin (58:42), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
hidroklorida dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan pada Kromatografi <931>.
Larutan baku. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amitriptilin
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. gerak hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu
tentukur 500-ml, tambahkan 250 ml Fase gerak, kocok
TABLETAMITRIPTILIN HIDROKLORIDA selama 1 jam atau sampai tablet hancur. Tambahkan
Amitriptyline Hydrochloride Tablet Fase gerak sampai tanda dan saring. Encerkan sejumlah
volume filtrat (VF ml) dengan Fase gerak (VA ml)
Tablet Amitriptilin Hidroklorida mengandung hingga kadar amitriptilin hidroklorida lebih kurang 0,2
Amitriptilin hidroklorida, C20H23N.HCl, tidak kurang mg per ml.
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
tertera pada etiket. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x
- 109 -
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
baku dan ukur respons puncak seperti tertera pada pada Penetapan kadar.
Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; efisiensi
kolom tidak kurang dari 800 lempeng teoritis dan Rotasi optik <1081> Antara 0,10 dan +0,10; lakukan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak penetapan pada 20 menggunakan larutan 10 mg per ml
lebih dari 2,0%. dalam metanol P.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
amitriptilin hidroklorida, C20H23N.HCl, dalam tiap tablet
yang digunakan dengan rumus: Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan lebih kurang 5 mg Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
zat dalam 5 ml hidrogen peroksida P, panaskan pada masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dan
suhu 70 selama 45 menit. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amlodipin larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
Besilat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak Fase gerak sampai tanda.
hingga kadar lebih kurang 3 g per ml. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Larutkan dan dilengkapi dengan detektor 237 nm dan kolom 3,9 mm x
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. 15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
dilengkapi dengan detektor 237 nm dan kolom 3,9 mm x seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
15 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
kesesuaian sistem. Rekam kromatogram dan ukur sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur
R, antara puncak cemaran A amlodipin (3-etil5-metil 2- respons puncak utama. Hitung jumlah dalam persentase,
[(2-aminoetoksi) metil]-4-(2-klorofenil)-6- amlodipin besilat, C20H25ClN2O5.C6H6O3S, dalam zat
metilpiridin-3,5-dikarboksilat] dan puncak amlodipin dengan rumus:
tidak kurang dari 4,5; waktu retensi relatif benzen
sulfonat, cemaran A amlodipin dan amlodipin berturut- C rU
turut adalah lebih kurang 0,2; 0,5 dan 1,0. Lakukan 100 S
kromatografi terhadap Larutan baku, ukur respons CU rS
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 10,0%. CS adalah kadar Amlodipin Besilat BPFI dalam mg per
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume ml Larutan baku; CU adalah kadar amlodipin besilat
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji dalam mg per ml Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
ke dalam kromatograf. Lakukan kromatografi selama adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
tiga kali waktu retensi amlodipin besilat, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan dan terlindung cahaya. Simpan dalam suhu ruang.
rumus:
AMOBARBITAL
1 C ri
100 S Amobarbital
F C U rS H
O N O
F adalah faktor respons relatif cemaran A amlodipin dan
H3CH2C
cemaran lain berturut-turut adalah 0,5 dan 1,0; CS dan CU NH
berturut-turut adalah kadar amlodipin besilat dalam mg (H3C)2HCH2CH2C
per ml Larutan baku dan Larutan uji; ri adalah respons O
puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji dan rS
adalah respons puncak amlodipin besilat dari Larutan Asam 5-etil-5-isopentilbarbiturat [57-43-2]
baku. Abaikan puncak yang lebih kecil dari 0,03% dan C11H18N2O3 BM 226,27
puncak benzen sulfonat.
Amobarbital mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara tidak lebih dari 101,0% C11H18N2O3, dihitung terhadap
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada zat yang telah dikeringkan.
Kromatografi <931>.
Dapar pH 3,0 Larutkan 7,0 ml trietilamin P dalam Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit;
800 ml air. Atur pH hingga 3,0 0,1 dengan pH larutan jenuh lebih kurang 5,6 tetapkan secara
penambahan asam fosfat P, encerkan dengan air hingga potensiometrik.
1000 ml.
Fase gerak Buat campuran Dapar pH 3,0-metanol P- Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; mudah larut
asetonitril P (50:35:15), saring dan awaudarakan. Jika dalam etanol dan dalam eter; larut dalam kloroform,
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali
seperti tertera pada Kromatografi <931>. karbonat.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amlodipin
Besilat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak
hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per ml.
- 111 -
Baku pembanding Amobarbital BPFI; lakukan Amodiakuin Hidroklorida mengandung tidak kurang
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam sebelum dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%,
digunakan. C20H22ClN3O.2HCl, dihitung terhadap zat anhidrat.
Tiap ml natrium metoksida 0,1 N Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
setara dengan 22,63 mg C11H18N2O3
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran kloroform P yang telah
AMODIAKUIN HIDROKLORIDA dijenuhkan dengan amonium hidroksida P dan etanol
Amodiaquine Hydrochloride mutlak P (9:1).
Larutan baku 1 Timbang lebih kurang 20 mg
N
OH CH3 Amodiakuin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam
N CH3 tabung reaksi bersumbat kaca.Tambahkan 1 ml
N
H kloroform P yang telah dijenuhkan dengan amonium
Cl .2HCl.2H2O hidroksida P, kocok kuat selama 2 menit. Biarkan
padatan mengendap, tuang cairan ke dalam tabung
4-[(7-kloro-4-kuinolil)amino]--(dietilamino)-o- kresol kedua.
dihidroklorida dihidrat [6398-98-7]. Larutan baku 2 Encerkan 1 bagian volume Larutan
C20H22ClN3O.2HCl.2H2O BM 464,81 baku 1 dengan kloroform P yang telah dijenuhkan
Anhidrat BM 428,79 dengan amonium hidroksida P hingga 200 bagian
volume larutan.
- 112 -
Larutan uji Timbang lebih kurang 200 mg zat, secara titrimetri pada saat digunakan, simpan dalam
masukkan ke dalam tabung reaksi bersumbat kaca. wadah tertutup rapat.
Tambahkan 10 ml kloroform P yang telah dijenuhkan
dengan amonium hidroksida P, kocok dengan kuat Identifikasi
selama 2 menit. Biarkan padatan mengendap, tuang A. Gerus 1 tablet atau lebih, masukkan serbuk tablet
cairan ke dalam tabung reaksi bersumbat kaca kedua. setara dengan lebih kurang 50 mg amodiakuin ke dalam
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 corong pisah 125 ml. Tambahkan 20 ml air, kocok
l Larutan baku 1, Larutan baku 2 dan Larutan uji pada selama 1 menit. Tambahkan 25 ml kloroform P dan 1 ml
lempeng kromatografi campuran silika gel setebal 0,25 amonium hidroksida P, kocok selama 2 menit dan
mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi setelah mengendap saring ekstrak kloroform melalui
yang berisi Fase gerak dan biarkan merambat hingga kapas yang telah dibasahi kloroform P, tampung ekstrak
tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan ke dalam wadah yang sesuai untuk penguapan. Uapkan
tandai batas rambat. Biarkan kering dan amati bercak di kloroform dan keringkan residu pada 105 selama 1 jam.
bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga Rf bercak utama Spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan
Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum
baku. Tidak terdapat bercak sekunder dari Larutan uji hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti
yang lebih intensif dari bercak utama Larutan baku 2. Amodiakuin Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan uji yang
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> dibuat seperti pada Penetapan kadar menunjukkan
Metode V Memenuhi syarat; gunakan dimetil sulfoksida maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
LP sebagai pelarut. seperti pada Amodiakuin Hidroklorida BPFI.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
AMOKSISILIN Pengencer Larutkan 13,6 g kalium fosfat monobasa P
Amoxicillin dalam 2 liter air, atur pH hingga 5,0 0,1 dengan larutan
COOH
H kalium hidroksida P 45% b/b.
O
H O N
CH3 Fase gerak Buat campuran Pengencer dan asetonitril
CH3 3H2O P (96:4), saring. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
HO C C N S
H Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
NH2 H H
<931>. Turunkan kadar asetonitril P untuk menaikkan
waktu retensi amoksisilin.
Asam (2S,5R,6R)-6[(R)-(-)-2-amino-2-(p-hidroksifenil) Larutan baku Timbang saksama sejumlah
asetamido]-3,3-dimetil-7 -okso-4-tia-1- Amoksisislin BPFI larutkan dalam Pengencer hingga
azabisiklo[3.2.0]-heptan-2-karboksilat trihidrat [61336- kadar lebih kurang 1,2 mg per ml. Gunakan larutan
70-7 dalam waktu 6 jam.
C16H19N3O5S.3H2O BM 419,45 Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg
Anhidrat [26787-78-0] BM 365,41 zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Gunakan
Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 900 g dan larutan dalam waktu 6 jam.
tidak lebih dari 1050 g per mg, C16H19N3O5S, dihitung Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera pada
terhadap zat anhidrat. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4 mm x
Pemerian Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau. 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam metanol;
baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
tidak larut dalam benzen, dalam karbon tetraklorida dan
seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k, antara
dalam kloroform.
1,1 dan 2,8; efisiensi kolom tidak kurang dari 1700
lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,5; dan
Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dikeringkan. Merupakan bentuk trihidrat dari
lebih dari 2,0%.
amoksisilin. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
terlindung cahaya, dalam lemari pembeku. Endotoksin
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam g
Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14
Amoksisilin, C16H19N3O5S, per mg yang digunakan
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan dalam
dengan rumus:
lemari pendingin.
C adalah kadar Amoksisilin BPFI dalam mg per ml Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
Larutan baku; P adalah kandungan amoksisilin yang kurang dari 80% (Q), C16H19N3O5S, dari jumlah yang
tercantum dalam Amoksisilin BPFI dalam g per mg; W tertera pada etiket.
adalah jumlah zat yang ditimbang untuk pembuatan Uji II
Larutan uji dalam mg; rU dan rS berturut-turut adalah Media disolusi : 900 ml air.
respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Alat tipe 1 : 100 rpm.
Larutan baku. Waktu : 90 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C16H19N3O5S,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot dan jika
pada suhu ruang terkendali. perlu diencerkan dengan air dan serapan larutan baku
Amoksisilin BPFI dalam media yang sama dan diketahui
kadarnya pada panjang gelombang serapan maksimum
KAPSUL AMOKSISILIN lebih kurang 272 nm.
Amoxicillin Capsule Toleransi Dalam waktu 90 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C16H19N3O5S, dari jumlah yang
Kapsul Amoksisilin mengandung Amoksisilin, tertera pada etiket.
C16H19N3O5S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh Air <1031> Metode I tidak lebih dari 14,5%.
dikeringkan sebelum digunakan. Merupakan bentuk
trihidrat dari Amoksilin. Simpan dalam wadah tertutup Penetapan kadar Lakukan penetapan secara
rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pembeku. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada Pengencer, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem
Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
Buat Larutan uji setara dengan 4 mg amoksisilin per ml kadar dalam Amoksisilin.
dengan menambahkan asam klorida 0,1 N pada serbuk Larutan uji Timbang isi tidak kurang dari 20 kapsul,
isi kapsul. Buat Larutan baku Amoksisilin BPFI dalam keluarkan isi semua kapsul dan campur, bersihkan
asam klorida 0,1 N hingga kadar 4 mg per ml. Gunakan cangkang kapsul dan timbang saksama sejumlah isi
dalam waktu 10 menit setelah penyiapan. Totolkan kapsul setara dengan lebih kurang 200 mg amoksisilin
secara terpisah masing-masing 5 l Larutan uji dan anhidrat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml,
Larutan baku pada lempeng kromatografi campuran tambahkan Pengencer sampai tanda. Jika perlu sonikasi
silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam agar larut sempurna. Saring larutan melalui penyaring 1
bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan m atau dengan porositas lebih halus, dan gunakan
campuran fase gerak metanol P-kloroform P-air-piridin filtrat sebagai Larutan uji. Gunakan larutan dalam waktu
P (90:80:30:10) dan biarkan merambat lebih kurang tiga 6 jam.
per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti tertera
menguap dan keringkan dengan aliran udara hangat pada Penetapan kadar dalam Amoksisilin. Hitung
selama 10 menit dan semprot lempeng dengan larutan jumlah dalam mg, C16H19N3O5S, dalam serbuk kapsul
ninhidrin P dalam etanol P dengan kadar 3 mg per ml yang digunakan dengan rumus:
dan keringkan pada suhu 110 selama 15 menit. Harga Rf
dari bercak utama yang diperoleh dari larutan uji sesuai R
0,2 CP U
dengan yang diperoleh dari larutan baku. RS
kecil. Gunakan larutan ini dalam waktu 6 jam setelah Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pembuatan. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti tertera Kromatografi <931>.
pada Penetapan kadar dalam Amoksisilin. Hitung Pengencer, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem
jumlah dalam mg amoksisilin, C16H19N3O5S, dalam tiap kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
tablet dengan rumus: kadar dalam Amoksisilin.
Larutan uji Encerkan secara kuantitatif dan bertahap
V r sejumlah volume seperti yang tertera pada etiket,
CP U dicampur segar dan bebas gelembung udara, dalam
5000 rS Pengencer hingga diperoleh larutan yang mengandung 1
mg amoksisilin anhidrat per ml. Saring melalui
C adalah kadar Amoksisilin BPFI dalam mg per ml penyaring 1 m atau porositas lebih halus dan gunakan
Larutan baku; P adalah kandungan amoksisilin dalam filtrat sebagai Larutan uji. Gunakan larutan dalam waktu
g per mg Amoksisilin BPFI; V adalah volume 6 jam.
Pengencer dalam ml yang digunakan dalam Larutan uji; Prosedur Lakukan menurut Prosedur tertera pada
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan Penetapan kadar dalam Amoksisilin. Hitung jumlah
uji dan Larutan baku. dalam mg amoksisilin, C16H19N3O5S dalam tiap ml
suspensi oral yang dikonstitusi dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
dan pada suhu ruang terkendali.
L CP rU
Penandaan Etiket tablet kunyah menyatakan bahwa D 1000 rS
harus dikunyah sebelum ditelan. Tablet yang ditujukan
hanya untuk obat hewan juga harus diberi etiket, hanya L adalah jumlah dalam mg per ml amoksisilin anhidrat
untuk penggunaan hewan. yang tertera pada etiket amoksisilin untuk suspensi oral
yang disiapkan; D adalah kadar dalam mg per ml
amoksisilin anhidrat dalam Larutan uji berdasarkan
AMOKSISILIN UNTUK SUSPENSI ORAL jumlah yang tercantum pada etiket dalam amoksisilin
Amoxicillin for Oral Suspension untuk suspensi oral yang disiapkan dan faktor
pengenceran; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Amoksisilin untuk Suspensi Oral mengandung tidak puncak Larutan uji dan Larutan baku.
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
C16H19N3O5S dari jumlah yang tertera pada etiket. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Mengandung satu atau lebih dapar, pewarna, pengaroma, pada suhu ruang terkendali.
pengawet, penstabil, pemanis dan pensuspensi yang
sesuai.
AMOKSISILIN NATRIUM
Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh Amoxicillin Sodium
dikeringkan sebelum digunakan.
COONa
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%. Amoksisilin Natrium mengandung tidak kurang dari
85,0% dan tidak lebih dari 100,5%, C16H18N3NaO5S,
Keseragaman sediaan <911> Untuk padatan yang dihitung sebagai anhidrat. Jumlah persentase kandungan
dikemas dalam wadah satuan tunggal: memenuhi syarat. hasil uraian, dinyatakan sebagai C16H18N3NaO5S,
amoksisilin natrium, asam 2-etil-heksanoat dan natrium
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. klorida, tidak kurang dari 95,0% dihitung terhadap zat
anhidrat.
baku internal dan 5,0 ml heksan P. Tutup labu, kocok Amoksisilin Natrium yang dimaksud untuk pembuatan
kuat-kuat selama 1 menit dan biarkan lapisan memisah. sediaan parenteral tanpa prosedur sterilisasi lebih lanjut
Gunakan lapisan atas. harus memenuhi tambahan persyaratan berikut:
Larutan uji larutkan 1,00 g zat dalam 5 ml air dalam
labu bersumbat kaca asah. Tambahkan 3 ml asam Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
klorida encer P; 1,0 ml Larutan baku internal dan 5,0 ml
heksan P tutup labu, kocok kuat-kuat selama 1 menit dan Pirogen <231> Memenuhi syarat, lakukan penetapan
biarkan lapisan memisah. Gunakan lapisan atas. menggunakan dosis uji 1 ml per kg yang mengandung
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 20 mg zat uji per ml dalam air untuk injeksi P.
sama (lebih kurang 1 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor Wadah dan penyimpanan Dalam wadah kedap udara
ionisasi nyala dan kolom kaca 1,8 m x 4 mm berisi pada suhu antara 8 dan 15. Jika bahan steril, simpan
bahan pengisi fase diam yang dapat memisahkan asam dalam wadah steril kedap udara.
lemak bebas pada partikel penyangga. Pertahankan suhu
injektor, detektor dan kolom berturut-turut pada 150,
150 dan 145. Gunakan nitrogen P sebagai gas TABLET AMOKSISILIN DAN KALIUM
pembawa dengan laju alir 45 ml per menit. KLAVULANAT
Amoxicillin and Potassium Clavulanate Tablet
Natrium klorida Tidak lebih dari 2,0 % dihitung
terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan sebagai Tablet Amoksisilin dan Kalium Klavulanat mengandung
berikut: Larutkan 1,000 g dalam 50 ml air dan amoksisilin, C16H19N3O5S dan asam klavulanat,
tambahkan 10 ml asam nitrat encer P. Titrasi dengan C8H9NO5, setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan
perak nitrat 0,1 N LV. Tetapkan titik akhir secara tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada
potensiometrik, menggunakan elektrode indikator perak etiket.
dan elektrode baku raksa(I) sulfat atau elektrode lain
yang sesuai. Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan, merupakan amoksisilin
Tiap ml perak nitrat 0,1 N trihidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
setara dengan5,845 mg NaCl cahaya dan simpan dalam lemari pembeku. Litium
Klavulanat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari 20 bpj; digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
lakukan penetapan menggunakan 1,0 g dan 2 ml Larutan terlindung cahaya dan simpan di tempat yang dingin.
baku timbal (10 bpj).
Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,0%; lakukan kromatogram dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
penetapan menggunakan 400 mg. baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 50 mg Disolusi <1231>
zat, tambahkan 10 ml dapar pH 9,0 dan 0,2 ml Media disolusi : 900 ml air.
anhidrida asetat P, aduk selama 3 menit. Tambahkan Alat tipe 2 : 75 rpm.
10,0 ml natrium hidroksida 1 N. Biarkan selama 15 Waktu : 30 menit; atau 45 menit bagi tablet yang pada
menit. Tambahkan 10,0 ml asam nitrat 1 N dan 20 ml etiket tertera sebagai tablet kunyah.
dapar asetat pH 4,6. Titrasi segera dengan raksa(II) Prosedur Lakukan penetapan jumlah Amoksisilin
nitrat 0,02 M LV. Tetapkan titik akhir secara (C16H19N3O5S) dan Asam klavulanat terlarut (C8H9NO5)
potensiometrik menggunakan elektrode baku raksa(I) seperti tertera pada Prosedur dalam Penetapan kadar,
sulfat dan elektrode indikator platina atau raksa. Titrasi jika perlu lakukan penyesuaian volume.
perlahan hingga waktu titrasi lebih kurang 15 menit. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Abaikan infleksi awal pada kurva. Hitung jumlah dalam kurang dari 85% (Q) C16H19N3O5S dan tidak kurang dari
pesentase amoksisilin natrium, C16H18N3NaO5S, dengan 80% (Q) C8H9NO5 dari jumlah yang tertera pada etiket.
rumus: Untuk tablet kunyah dalam waktu 45 menit harus larut
tidak kurang dari 80% (Q) C16H19N3O5S dan (Q)
0,7748 n1 C8H9NO5 dari jumlah yang tertera pada etiket.
D
m1
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
m1 adalah bobot zat dalam g; n1 adalah volume raksa(II) Keragaman bobot untuk Amoksisilin dan Keseragaman
nitrat 0,02 M yang digunakan dalam ml; D adalah kandungan untuk asam klavulanat.
persentase hasil degradasi.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 7,5% jika pada
etiket tercantum tiap tablet mengandung amoksisilin
- 119 -
kurang dari atau sama dengan 250 mg; tidak lebih dari respons puncak asam klavulanat Larutan uji dan Larutan
10,0% jika pada etiket tercantum tiap tablet mengandung baku.
amoksisilin lebih dari 250 mg tetapi kurang dari atau
sama dengan 500 mg; tidak lebih dari 11,0% jika pada Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
etiket tercantum tiap tablet mengandung amoksisilin
lebih dari 500 mg. Apabila pada etiket tercantum sebagai Penandaan Pada tablet kunyah mencantumkan kata
tablet kunyah, tidak lebih dari 6,0% jika tablet dapat dikunyah sejajar dengan nama obat. Penandaan
mengandung amoksisilin tidak kurang dari atau sama menyatakan tablet kunyah dapat dikunyah dulu sebelum
dengan 125 mg; tidak lebih dari 8,0% jika pada etiket ditelan atau ditelan utuh.
tercantum tiap tablet mengandung amoksisilin lebih dari
125 mg.
AMOKSISILIN DAN KALIUM
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara KLAVULANAT UNTUK SUSPENSI ORAL
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Amoxicillin and Potassium Clavulanate for Oral
Kromatografi <931>.
Dapar natrium fosfat pH 4,4, Fase gerak, Larutan Suspension
baku dan Sistem kromatografi Buat seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Amoksisilin dan Kalium Amoksisilin dan Kalium Klavulanat untuk Suspensi Oral
Klavulanat untuk Suspensi Oral. mengandung amoksisilin, C16H19N3O5S, setara dengan
Larutan uji Larutkan tidak kurang dari 10 tablet, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari
dalam air dengan bantuan pengaduk mekanik, pindahkan yang tertera pada etiket, dan mengandung asam
ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan air klavulanat, C8H9NO5, setara dengan tidak kurang dari
sampai tanda. Saring sejumlah tertentu larutan ini, buang 90,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah yang
10 ml filtrat pertama. Encerkan sejumlah volume filtrat tertera pada etiket. Mengandung satu atau lebih dapar,
yang diukur saksama secara kuantitatif dan bertahap pewarna, penambah rasa, pengawet, penstabil, pemanis
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml amoksisilin. dan bahan pensuspensi.
Gunakan Larutan uji dalam waktu satu jam. Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh
Prosedur Lakukan Prosedur seperti pada Penetapan dikeringkan sebelum digunakan, merupakan amoksisilin
kadar dalam Amoksilin dan Kalium Klavulanat untuk trihidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
Suspensi Oral. Hitung jumlah dalam mg amoksisilin, cahaya dan simpan dalam lemari pembeku. Litium
C16H19N3O3S, dalam setiap tablet, dengan rumus: Klavulanat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya dan simpan di tempat yang dingin.
L CP rU
D 1000 rS Identifikasi Waktu retensi puncak utama pada
kromatogram dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
L adalah jumlah amoksisilin dalam mg per tablet seperti
yang tertera pada etiket; D adalah kadar amoksisilin Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah tablet serbuk kemasan tunggal.
yang digunakan, jumlah asam klavulanat yang tertera
pada etiket dan faktor pengenceran; C adalah kadar Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat untuk
Amoksilin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; P serbuk kemasan ganda.
adalah potensi amoksisilin dalam g per mg Amoksisilin
BPFI;rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak pH <1071> Antara 3,8 dan 6,6; lakukan penetapan
amoksisilin Larutan uji dan Larutan baku. menggunakan suspensi segera setelah dikonstitusi sesuai
Hitung jumlah mg, asam klavulanat (C8H9NO5) dalam etiket.
tiap tablet dengan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
L CP rU
Kromatografi <931>.
D 1000 rS Dapar natrium fosfat pH 4,4 Larutkan 7,8 g natrium
fosfat monobasa P dalam 900 ml air, atur pH hingga 4,4
L adalah jumlah asam klavulanat dalam mg per tablet 0,1 dengan asam fosfat P atau natrium hidroksida 10 N
seperti yang tertera pada etiket, D adalah kadar asam encerkan dengan air hingga 1000 ml.
klavulanat dalam mg per ml, Larutan uji; C adalah kadar Fase gerak Buat campuran dapar natrium fosfat pH
Litium Klavulanat BPFI dalam mg per ml Larutan baku; 4,4 dan metanol P (95:5) dan saring melalui penyaring
P adalah potensi asam klavulanat dalam g per mg dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil. Jika perlu
Litium Klavulanat BPFI; rU dan rS berturut-turut adalah lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
- 120 -
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Amoksisilin uji; C adalah kadar Litium Klavulanat BPFI dalam mg
BPFI dan Litium Klavulanat BPFI larutkan dalam air per ml Larutan baku; P adalah potensi dalam g asam
hingga diperoleh kadar berturut-turut lebih kurang 0,5 klavulanat per mg Litium Klavulanat BPFI; rU dan rS
dan 0,2 mg per ml. berturut-turut adalah respons puncak asam klavulanat
Larutan uji Encerkan secara kuantitatif sejumlah Larutan uji dan Larutan baku.
volume Amoksisilin dan Kalium Klavulanat untuk
Suspensi Oral yang diukur saksama, yang dikonstitusi Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
seperti tertera pada etiket, dengan air hingga kadar pada ruang dengan suhu terkendali.
amoksisilin lebih kurang 0,5 mg per ml. Aduk dengan
pengaduk mekanik selama 10 menit dan saring. Gunakan
filtrat sebagai Larutan uji dalam waktu 1 jam setelah AMONIA
suspensi diencerkan. Ammonia
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Amonia [7664-41-7]
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom ukuran 4 NH3 BM 17,03
mm x 30 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan
ukuran partikel 3-10 m. Laju alir lebih kurang 2 ml per Amonia adalah larutan NH3 yang mengandung tidak
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan kurang dari 27,0% dan tidak lebih dari 31,0% b/b NH3.
ukur respons puncak seperti pada Prosedur: resolusi, R, Di udara terbuka amonia cepat hilang. [Perhatian
antara puncak amoksisilin dan asam klavulanat tidak Penanganan amonia harus hati-hati sebab larutan
kurang dari 3,5; efisiensi kolom masing-masing puncak bersifat kaustik dan uapnya bersifat iritasi. Dinginkan
analit tidak kurang dari 550 lempeng teoritis; faktor wadah sebelum dibuka dan tutup dengan kain atau
ikutan masing-masing puncak analit tidak lebih dari 1,5; sejenisnya pada waktu membuka. Jangan dicicipi dan
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang cegah penghirupan uap].
tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Pemerian Cairan; jernih, tidak berwarna; berbau khas,
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji menusuk kuat. Bobot jenis kurang dari 0,90.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Waktu retensi relatif lebih kurang Identifikasi Letakkan batang pengaduk kaca yang telah
0,5 untuk asam klavulanat dan 1,0 untuk amoksisilin. dibasahi dengan asam klorida P dekat permukaan
Hitung jumlah dalam mg amoksisilin, C16H19N3O5S, tiap larutan: terbentuk kabut tebal putih.
ml zat uji dengan rumus:
Sisa tidak menguap Tidak lebih dari 0,05%; lakukan
L rU
penetapan dengan menguapkan 10 ml dalam cawan
CP
1000 D rS
platina atau cawan porselen yang telah ditara hingga
kering dan keringkan pada suhu 105 selama 1 jam.
C adalah kadar Amoksisilin BPFI dalam mg per ml Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 13 bpj;
Larutan baku; P adalah potensi amoksisilin dalam g lakukan penetapan menggunakan larutan yang dibuat
per mg Amoksisilin BPFI; L adalah jumlah amoksisilin sebagai berikut: uapkan 1,7 ml di atas tangas uap hingga
yang tertera pada etiket dalam mg per ml dalam kering. Larutkan sisa dalam 2 ml asam asetat 1 N dan
Amoksisilin dan Kalium Klavulanat untuk Suspensi Oral encerkan dengan air hingga 25 ml.
terkonstitusi; D adalah kadar amoksisilin dalam mg per
ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada Zat mudah teroksidasi Pada campuran 4,0 dan 6,0 ml
etiket, volume Suspensi Oral terkonstitusi yang air tambahkan asam sulfat 2 N sampai sedikit asam dan
digunakan dan faktor pengenceran; ru dan rs berturut- 0,10 ml kalium permanganat 0,1 N: warna merah muda
turut adalah respons puncak amoksisilin Larutan uji dan tidak hilang sempurna dalam 10 menit.
Larutan baku. Hitung jumlah dalam mg asam
klavulanat, (C8H9NO5), dalam tiap ml zat uji yang Penetapan kadar Masukkan dengan cepat sejumlah zat
digunakan dengan rumus: ke dalam wadah bertutup, berdinding tebal (dapat
digunakan botol tahan tekanan) hingga tinggi cairan
L CP rU lebih kurang 20 cm, tutup. Kemudian dinginkan wadah
dan isi hingga suhu 10 atau lebih rendah. Timbang
D 1000 rS saksama labu Erlenmeyer 125 ml bersumbat kaca yang
berisi 35,0 ml asam sulfat 1 N LV. Masukkan pipet ukur
L adalah jumlah yang tertera pada etiket, dalam mg per ke dalam amonia yang telah didinginkan, biarkan cairan
ml asam klavulanat dalam Amoksisilin dan Kalium naik ke dalam pipet tanpa dihisap, angkat pipet dan
Klavulanat untuk Suspensi Oral terkonstitusi; D adalah bersihkan cairan yang menempel dan buang 1 ml larutan
kadar dalam mg per ml, asam klavulanat dalam Larutan pertama. Letakkan ujung pipet tepat diatas permukaan
- 121 -
asam sulfat 1 N dalam labu Erlenmeyer dan alirkan lebih terbentuk flokulasi dan campuran berubah menjadi
kurang 2 ml ke dalam labu. Tutup labu, campur dan merah muda lemah.
timbang kembali untuk memperoleh bobot contoh. Tiap ml perak nitrat 0,1 N
Titrasi kelebihan asam dengan natrium hidroksida 1 N setara dengan5,349 mg NH4Cl
LV menggunakan indikator merah metil LP. Lakukan
penetapan blangko seperti tertera pada Titrasi residual Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
dalam Titrimetri <711>.
C C N S
H
NH2 H H
AMONIUM KLORIDA
Ammonium Chloride Asam(2S,5R,6R)-6-[(R)-2-Amino-2-fenilasetamido]-3,3-
dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3.2.0]heptan-2-
Amonium klorida [12125-02-9] karboksilat [69-53-4]
NH4Cl BM 53,49 C16H19N3O4S (anhidrat) BM 349,41
Trihidrat [7177-48-2] BM 403,46
Amonium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,5%
dan tidak lebih dari 100,5% NH4Cl, dihitung terhadap Ampisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat.
zat yang telah dikeringkan. Mengandung tidak kurang dari 900 g dan tidak lebih
dari 1050 g per mg, C16H19N3O4S, dihitung terhadap
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur zat yang telah dikeringkan.
halus atau kasar, berwarna putih; rasa asin dan dingin
higroskopik. Pemerian serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam gliserin dan Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam metanol;
lebih mudah larut dalam air mendidih; sedikit larut tidak larut dalam benzen, dalam karbon tetraklorida dan
dalam etanol. dalam kloroform.
Identifikasi Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Baku pembanding Ampisilin BPFI; merupakan bentuk
Amonium dan Klorida cara A, B dan C seperti tertera anhidrat dari ampisilin, lakukan pengeringan dalam
pada Uji Identifikasi Umum <291>. hampa udara diatas fosfor pentoksida P pada suhu ruang
hingga bobot tetap sebelum digunakan. Simpan dalam
pH <1071> Antara 4,6 dan 6,0 lakukan penetapan wadah tertutup rapat ditempat yang sejuk dan kering.
menggunakan larutan zat (1 dalam 20). Ampisilin Trihidrat BPFI; tidak boleh dikeringkan,
simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; cahaya, di tempat yang dingin dan kering. Endotoksin
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam. BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan Rekonstitusi semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14
penetapan sebagai berikut: Timbang saksama lebih hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
kurang 2 g zat, tambahkan 1 ml asam sulfat P, panaskan lemari pendingin.
hati-hati hingga menguap sempurna; sisa berwarna
putih, kemudian pijarkan hingga bobot tetap.
Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Tiosianat Asamkan 10 ml larutan (1 dalam 10) zat
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dengan asam klorida P dan tambahkan beberapa tetes
gelombang yang sama seperti pada Ampisillin BPFI .
besi(III) klorida LP: tidak terjadi warna merah jingga.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.
Endotoksin FI per mg ampisilin, jika pada etiket
menyatakan ampisilin steril atau harus dilakukan proses
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100
lebih lanjut untuk sediaan injeksi.
mg zat, larutkan dalam 100 ml air dalam cawan
porselen. Tambahkan 1 ml diklorofluoresein LP, campur
Sterilitas <71> Jika pada etiket menyatakan Ampisilin
dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga
steril, maka harus memenuhi syarat jika dilakukan Uji
- 122 -
Penyaringan membran seperti tertera pada Uji sterilitas ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
produk, kecuali larutkan 6 g zat dalam 800 ml Cairan D respons puncak utama. Hitung jumlah dalam g,
yang mengandung penisilinase steril yang cukup untuk C16H19N3O4S, dalam tiap mg ampisilin dengan rumus:
menginaktivasi ampisilin dan goyang labu sampai larut
sempurna sebelum disaring. CP rU
100
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. W rS
pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan C adalah kadar Ampisilin BPFI dalam mg per ml
menggunakan larutan 10 mg per ml. Larutan baku; P adalah potensi Ampisilin BPFI dalam
g per mg; W adalah bobot dalam mg ampisilin yang
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0% jika pada digunakan; rU dan rS berturut-turut adalah respons
etiket tertera ampisilin anhidrat. Antara 12,0% dan puncak yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan
15,0% jika pada etiket tertera ampisilin trihidrat. baku.
Dimetilanilin <362> Memenuhi syarat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara Penandaan Etiket menunjukkan bentuk anhidrat atau
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada trihidrat. Jika pada sediaan disebutkan jumlah ampisilin
Kromatografi <931>. maka yang dimaksud adalah ampisilin anhidrat. Jika
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-kalium digunakan untuk sediaan injeksi pada etiket disebutkan
fosfat monobasa 1 M-asam asetat 1 N (909:80:10:1), ampisilin trihidrat dan steril atau memerlukan proses
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Pengencer Campur 10 ml kalium fosfat monobasa 1 KAPSUL AMPISILIN
M dan 1 ml asam asetat 1 N, encerkan dengan air hingga Ampicillin Capsule
1000 ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ampisilin Kapsul Ampisilin mengandung sejumlah ampisilin
BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih (anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak kurang dari
kurang 1 mg per ml, gunakan pengocokan dan sonikasi 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% C16H19N3O4S dari
hingga larut sempurna. Gunakan larutan segera setelah jumlah yang tertera pada etiket.
dibuat.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara Baku pembanding Ampisillin BPFI; merupakan bentuk
dengan lebih kurang 100 mg ampisilin anhidrat, anhidrat dari ampisilin; lakukan pengeringan dalam
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan hampa udara diatas fosfor pentoksida P pada suhu ruang
lebih kurang 75 ml Pengencer, jika perlu kocok dan hingga bobot tetap sebelum digunakan. Simpan dalam
sonikasi hingga larut sempurna, encerkan dengan wadah tertutup rapat ditempat yang sejuk dan kering.
Pengencer sampai tanda. Gunakan larutan segera setelah
dibuat. Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
Larutan resolusi Larutkan sejumlah kafein dalam Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
Larutan baku hingga kadar lebih kurang 0,12 mg per ml. Fase gerak Campuran aseton P-air-toluen P-asam
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada asetat glasial P (650:100:100:25).
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Pelarut Campuran aseton P-asam klorida 0,1 N (4:1)
dilengkapi dengan detektor 254 nm, pra-kolom 4 mm x 5 Larutan baku Timbang sejumlah Ampisilin BPFI,
cm dan kolom analisis 4 mm x 30 cm berisi bahan larutkan dalam Pelarut hingga kadar 0,5%.
pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 hingga 10 m. Laju Larutan uji Timbang sejumlah zat larutkan dalam
alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi Pelarut hingga kadar 0,5%.
terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur Penampak bercak Larutan ninhidrin P 0,3% dalam
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, etanol P.
R, antara puncak kafein dan ampisilin tidak kurang dari Prosedur Totolkan masing-masing 2 l Larutan baku
2,0. Waktu retensi relatif ampisilin dan kafein berturut- dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel P
turut lebih kurang 0,5 dan 1,0. Lakukan kromatografi setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur kromatografi berisi Fase gerak, biarkan merambat
respons puncak seperti tertera pada Prosedur:faktor hingga tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
kapasitas, k, tidak lebih dari 2,5; faktor ikutan tidak tandai batas rambat, biarkan kering. Semprot lempeng
lebih dari 1,4 dan simpangan baku relatif pada dengan Penampak bercak dan panaskan lempeng pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. suhu 90 selama 15 menit; harga, Rf, dari bercak utama
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
- 123 -
Disolusi <1231> Identifikasi Serbukkan satu atau lebih tablet ampisilin,
Media disolusi : 900 ml air. buat larutan yang mengandung 5 mg per ml dalam
Alat Tipe 1 : 100 rpm. campuran pelarut aseton P-asam klorida 0,1 N (4:1);
Waktu : 45 menit. larutan ini memenuhi uji Identifikasi seperti tertera pada
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C16H19N3O4S, Kapsul Ampisilin.
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot secara
spektrofotometri, jika perlu encerkan dengan Media Disolusi <1231>
disolusi dan bandingkan dengan serapan Larutan Baku Media disolusi : 900 ml air
Ampisilin BPFI dalam media yang sama. Alat Tipe 1 : 100 rpm
Toleransi Dalam 45 menit harus larut tidak kurang Waktu : 45 menit
dari 75% (Q) C16H19N3O4S, dari jumlah yang tertera Prosedur Lakukan penetapan jumlah C16H19N3O4S,
pada etiket. yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot secara
spektrofotometri, jika perlu encerkan dengan Media
Keseragaman kesediaan <911> Memenuhi syarat. disolusi dan bandingkan dengan serapan larutan baku
Ampisilin BPFI yang diketahui kadarnya dalam media
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,0% jika kapsul yang sama.
mengandung ampisilin anhidrat, atau antara 10,0% dan Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
15,0% jika kapsul mengandung ampisilin trihidrat. kurang dari 75% (Q) C16H19N3O4S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Penetapan kadar
Larutan baku Buat seperti tertera pada Larutan baku Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
pada Penetapan kadar Antibiotik secara Iodometri
<521>, menggunakan Ampisilin BPFI. Susut pengeringan <1121>. Jika tablet mengandung
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 5 kapsul ampisilin anhidrat, serbuk bukan tablet kunyah tidak
ampisilin ke dalam tabung blender kaca berkecepatan lebih dari 4,0%, serbuk tablet kunyah tidak lebih dari
tinggi yang berisi sejumlah air yang diukur saksama, 3,0%. Jika tablet mengandung ampisilin trihidrat serbuk
blender selama 4 1 menit. Encerkan sejumlah volume untuk obat hewan tidak lebih dari 13,0%. Lakukan
larutan ini yang diukur saksama secara kuantitatif dan pengeringan menggunakan 100 mg serbuk tablet pada
bertahap hingga kadar lebih kurang 1,25 mg ampisilin tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60 selama 3
per ml. jam.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur pada
Penetapan Kadar Antibiotik Secara Iodometri <521>. Air <1031> Metode I Untuk tablet kunyah mengandung
Hitung jumlah dalam mg, C16H19N3O4S, pada tiap kapsul ampisilin trihidrat: tidak lebih dari 5,0%; untuk yang
dengan rumus: bukan tablet kunyah, mengandung ampisilin trihidrat:
antara 9,5% dan 12,0%.
T F
B I Penetapan kadar
D 2000 Larutan baku Buat seperti yang tertera pada
Penetapan kadar Antibiotik secara Iodometri <521>,
T adalah kadar ampisilin dalam mg per kapsul seperti menggunakan Ampisilin BPFI.
yang tertera pada etiket; D adalah kadar ampisilin dalam Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 5 tablet
mg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah per kapsul ampisilin ke dalam bejana blender kaca berkecepatan
yang tertera pada etiket dan faktor pengenceran. tinggi yang berisi sejumlah air yang diukur saksama,
blender selama 4 1 menit. Encerkan sejumlah volume
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. larutan ini yang diukur saksama secara kuantitatif dan
bertahap hingga kadar lebih kurang 1,25 mg ampisilin
Penandaan Etiket pada kapsul menunjukkan ampisilin per ml.
anhidrat atau trihidrat. Prosedur Lakukan seperti pada Prosedur yang tertera
pada Penetapan Kadar Antibiotik secara Iodometri
<521>. Hitung kadar dalam mg C16H19N3O4S, pada tiap
TABLET AMPISILIN tablet dengan rumus:
Ampicillin Tablet
T F
Tablet Ampisilin mengandung sejumlah Ampisillin B I
D 2000
(anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 120,0%, C16H19N3O4S, dari
T adalah kadar ampisilin dalam mg seperti tertera pada
jumlah yang tertera pada etiket.
setiap tablet; D adalah kadar ampisilin dalam mg per ml
Larutan uji berdasarkan jumlah per tablet yang tertera
Baku pembanding Ampisilin BPFI tidak boleh
pada etiket dan besarnya faktor pengenceran.
dikeringkan sebelum digunakan.
- 124 -
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Larutan uji 2 (Jika pada etiket tertera jumlah ampisilin
dalam volume larutan terkonstitusi yang ditetapkan).
Konstitusikan isi 1 wadah dalam volume Pengencer
AMPISILIN UNTUK INJEKSI yang diukur saksama, sesuai dengan volume pelarut
Ampicillin for Injection yang tertera pada etiket. Encerkan sejumlah larutan
terkonstitusi yang telah diukur saksama dengan
Ampisilin untuk Injeksi mengandung ampisilin natrium Pengencer secara bertahap hingga diperoleh kadar
setara denganampisilin, C16H19N3O4S, tidak kurang dari ampisilin lebih kurang 1 mg per ml. Gunakan larutan
90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang segera setelah dibuat.
tertera pada etiket. Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
pada Penetapan kadar dalam Ampisilin. Hitung jumlah
Baku pembanding Ampisilin Natrium BPFI; tidak dalam mg ampisilin, C16H19N3O4S, dalam larutan
boleh dikeringkan sebelum digunakan. higroskopis, terkonstitusi yang digunakan dengan rumus:
simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan
kering. Ampisilin BPFI; merupakan bentuk anhidrat dari L CP rU
D 1000 rS
ampisilin. Sebelum digunakan, lakukan pengeringan
sampai bobot tetap dalam hampa udara dengan fosfor
pentoksida P pada suhu ruang. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. Endotoksin L adalah jumlah ampisilin, C16H19N3O4S dalam mg yang
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan tertera pada etiket di wadah atau volume larutan
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. terkonstitusi yang digunakan; D berturut-turut adalah
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu kadar ampisilin, C16H19N3O4S dalam mg per ml Larutan
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, uji 1 atau Larutan uji 2 berdasarkan jumlah yang tertera
dalam lemari pendingin. pada etiket di wadah atau dalam larutan terkonstitusi
yang digunakan dan faktor pengenceran; C adalah kadar
Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan larutan Ampisilin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; P
memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera adalah potensi Ampisilin BPFI dalam g per mg; rUdan
pada Injeksi. rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan
Larutan baku.
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit
Endotoksin FI per mg ampisilin. Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah untuk
padatan steril seperti tertera pada Injeksi. Hindari larutan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. konstitusi dari pembekuan.
Prosedur untuk keseragaman kandungan Lakukan
pengujian dalam wadah terpisah menggunakan Larutan
uji 1 atau Larutan uji 2 atau keduanya, jika diperlukan. AMPISILIN UNTUK SUSPENSI ORAL
Ampicillin for Oral Suspension
Bahan partikulat <751> memenuhi syarat seperti
tertera pada Injeksi Volume Kecil. Ampisilin untuk Suspensi Oral mengandung sejumlah
ampisilin (anhidrat atau trihidrat) setara dengan tidak
Syarat lain Memenuhi syarat uji Identifikasi, Sifat kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0%
hablur, pH, Air seperti tertera pada Ampisilin Natrium. C16H19N3O4S, dari jumlah yang tertera pada etiket, bila
Juga memenuhi syarat Uji Sterilitas <71> dan penandaan dikonstitusi sesuai petunjuk. Mengandung satu atau
seperti tertera pada Injeksi. lebih dapar yang sesuai, bahan pewarna, penyedap,
pengawet dan pemanis.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Baku pembanding Ampisilin BPFI; merupakan bentuk
Kromatografi <931>. anhidrat dari ampisilin, lakukan pengeringan dalam
Fase gerak, Pengencer, Larutan baku, Larutan hampa udara diatas fosfor pentoksida P pada suhu ruang
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera hingga bobot tetap sebelum digunakan. Simpan dalam
pada Penetapan kadar dalam Ampisilin. wadah tertutup rapat ditempat yang sejuk dan kering.
Larutan uji 1 (Bila dianggap sebagai wadah dosis
tunggal). Konstitusikan ampisilin untuk injeksi dalam Identifikasi Larutkan sejumlah zat dalam campuran
volume Pengencer yang telah diukur saksama, sesuai aseton P-asam korida 0,1 N (4:1) hingga kadar 5 mg
volume pelarut yang tertera pada etiket. Keluarkan ampisilin per ml: larutan yang diperoleh menunjukkan
semua isi menggunakan jarum dan alat suntik uji Identifikasi seperti tertera pada l Kapsul Ampisilin.
hipodermik yang sesuai dan encerkan secara kuantitatif Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat untuk
dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1 mg per zat padat terkemas dalam satuan tunggal.
ml ampisilin. Gunakan larutan segera setelah dibuat.
- 125 -
pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5 lakukan penetapan BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
menggunakan suspensi yang dibuat sesuai petunjuk pada isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
etiket. Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,5%, atau tidak dalam lemari pendingin.
lebih dari 5,0% bila mengandung ampisilin trihidrat dan
mengandung setara dengan 100 mg ampisilin per ml bila Identifikasi
dikonstitusi sesuai petunjuk pada etiket. A. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat. maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Ampisillin Natrium BPFI.
Penetapan kadar B. Menunjukkan reakasi Natrium cara A dan B seperti
Larutan baku Buat Larutan baku seperti tertera pada tertera pada Uji Identifikasi Umum <291> .
Penetapan kadar Antibiotik secara Iodometri <521>,
menggunakan Ampisilin BPFI. Sifat hablar <1091> Memenuhi syarat. [Catatan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi Kecuali untuk Ampisilin Natrium Steril dalam bentuk
oral yang dibuat segar sesuai petunjuk pada etiket dan beku-kering, tidak perlu memenuhi pesyaratan ini].
bebas dari gelembung udara, encerkan bertahap secara
kuantitatif dengan air hingga kadar lebih kurang 1,25 mg Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,15 unit
ampisilin per ml. Endotoksin FI per mg ampisilin.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
pada Penetapan kadar Antibiotik secara Iodometri pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan
<521>. Hitung jumlah dalam mg, C16H19N3O4S, tiap ml dengan larutan yang mengandung 10,0 mg per ml.
suspensi yang digunakan, dengan rumus :
Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 2,0%.
T F
B I Dimetillanilin Tidak lebih dari 20 bpj. Lakukan
D 2000 penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera
pada Kromatografi <931>.
T adalah jumah ampisilin dalam mg per ml suspensi Larutan baku internal Larutkan 75 mg N,N-dietilanilina
yang dibuat sesuai petunjuk pada etiket; D adalah kadar P dalam 25 ml asam klorida 1 N, encerkan secara bertahap
ampisilin dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan dan kuantitatif dengan air hingga diperoleh larutan dengan
jumlah yang tertera pada etiket dan faktor pengenceran. kadar lebih kurang 30 g per ml.
Larutan baku Masukkan 50,0 mg N,N-dimetilanilina
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. P ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml asam
klorida 1 N, goyang hingga larut, encerkan dengan air
Penandaan Pada etiket harus dicantumkan ampisilin sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini ke dalam labu
yang digunakan dalam bentuk anhidrat atau trihidrat. tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Pipet 1 ml larutan ini ke dalam tabung sentrifuga yang
sesuai, tambahkan 2,0 ml natrium hidroksida 1,25 N,
AMPISILIN NATRIUM goyang hingga larut, tambahkan 1,0 ml Larutan baku
Ampicilin Natrium internal dan 1,0 ml sikloheksan P, kocok kuat selama 1
Mononatrium D-(-)-6-(2-amino-2-fenilasetamido)-3,3- menit dan sentrifus. Gunakan beningan yang jernih
dimetil-7-okso-4-tia-1-azabisiklo[3.2.0] heptan-2- sebagai Larutan baku.
karboksilat [69-52-3] Larutan uji Masukkan 1,0 g zat ke dalam tabung
C16H19N3NaO4S BM 371,39 sentrifuga yang sesuai, tambahkan 2,0 ml natrium
hidroksida 1,25 N, goyang hingga larut, tambahkan 1,0
Ampisilin Natrium Steril mempunyai potensi setara ml Larutan baku internal dan 1,0 ml sikloheksan P,
dengan tidak kurang dari 845 g dan tidak lebih dari 988 kocok kuat selama 1 menit dan sentrifus. Gunakan
g ampisilin, C16H19N3O4S, per mg, dihitung sebagai zat beningan yang jernih sebagai Larutan uji.
anhidrat. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan
Baku pembanding Ampisilin BPFI; merupakan bentuk detektor ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 2 m berisi
anhidrat dari ampisilin. Sebelum digunakan, lakukan bahan pengisi 3% fase cair G3 dengan partikel penyangga
pengeringan sampai bobot konstan pada vakum dengan SIA tersilanisasi dan pertahankan suhu pada 120.
fosfor pentoksida P pada suhu ruang. Simpan dalam Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa, dengan laju
wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. alir lebih kurang 30 ml per menit.
Ampisilin Natrium BPFI; tidak boleh dikeringkan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sebelum digunakan. Higroskopis, simpan dalam wadah sama (lebih kurang 2-20 l). Larutan baku dan Larutan
tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. Endotoksin uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
- 126 -
respons puncak utama. Perbandingan respons tiap Fase gerak, Pengencer, Larutan baku, Larutan
puncak dimetilanilin terhadap respons puncak resolusi dan Sistem kromatografi lakukan seperti tertera
dimetilanilin yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih pada Penetapan kadar dalam Ampisilin.
besar dari Larutan baku. Larutan uji [Catatan Ampisilin natrium bersifat
higroskopis, hindari paparan terhadap udara dan
Metilen klorida Tidak lebih dari 0,2%. Lakukan timbang segera]. Timbang saksama setara dengan lebih
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera kurang 100 mg ampisilin anhidrat, masukkan dalam labu
pada Kromatografi <931>. tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan
Larutan baku internal Buat larutan dioksan P dalam Pengencer sampai tanda. Gunakan larutan segera setelah
dimetil sulfoksida P hingga kadar lebih kurang 2,1 mg dibuat.
per ml. Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
Larutan baku Timbang saksama sejumah metilen pada Penetapan kadar dalam Ampisilin. Hitung jumlah
klorida P, larutkan dalam Larutan baku internal hingga dalam g ampisilin, C16H19N3O4S, dalam tiap mg zat uji
kadar lebih kurang 0,33 mg per ml. dengan rumus:
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg
zat, larutkan dalam 3,0 ml Larutan baku internal.
CP rU
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada 100
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi W rS
dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kaca 4 mm x
1,8 m berisi bahan pengisi 10% G39 dengan partikel W adalah bobot dalam mg ampisilin natrium dalam
penyangga S1A yang tidak tersilanisasi. Pertahankan Larutan uji; keterangan lainnya seperti tertera pada
suhu kolom, suhu injektor dan suhu detektor berturut- Penetapan kadar dalam Ampisilin.
turut pada suhu lebih kurang 65, 100 dan 260.
Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa, dengan laju Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
alir lebih kurang 60 ml per menit. Suntikkan Larutan
baku ke dalam kromatograf dan rekam retensi yang
tertera pada Prosedur: Waktu relatif metilen klorida dan AMPISILlN DAN SULBAKTAM UNTUK
dioksan berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0; resolusi, INJEKSI
R, antara puncak metilen klorida dan puncak dioksan Ampicillin and Sulbactam for Injection
tidak kurang dari 4 dan penyimpagan baku relatif untuk
penyuntikan ulang tidak lebih dari 5%. Ampisilin dan Sulbaktam untuk Injeksi adalah suatu
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume campuran ampisilin natrium dan sulbaktam natrium
sama (lebih kurang 1 l ) Larutan baku dan Larutan uji kering dan steril. Mengandung ampisilin, C16H19N3O4S,
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur dan sulbaktam, C8H11NO5S, setara dengan tidak kurang
respons puncak metilen klorida dan dioksan. Hitung dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang
persentase metilen klorida dalam ampisilin natrium steril tertera pada etiket. Perbandingan ampisilin dan
yang digunakan dengan rumus: sulbaktam pada etiket adalah 2:1. Mengandung ampisilin
dan sulbaktam, berturut-turut tidak kurang dari 563dan
300 C RU 280 g per mg, dihitung terhadap zat yang telah
m RS dikeringkan.
C adalah kadar metilen klorida dalam mg per ml Larutan Baku pembanding Ampisilin BPFI bentuk anhidrat;
baku; m adalah jumlah dalam mg zat dalam Larutan uji; keringkan dalam hampa di atas fosforpentaoksida P pada
RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons suhu ruang hingga bobot tetap sebelum digunakan.
puncak metilen klorida terhadap respons puncak dioksan Simpan dalam wadah tertutup rapat, sejuk dan kering.
yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan Baku. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik,
penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk
Syarat lain Untuk Ampisilin Natrium Steril, harus menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi,
memenuhi syarat Uji Sterilitas <71> dan Endotoksin gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang
Bakteri <201> seperti tertera pada Ampisilin untuk belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
Injeksi. Ampisilin natrium untuk pembuatan injeksi Sulbaktam BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
ampisilin natrium harus memenuhi syarat uji Endotoksin digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan
Bakteri <201> seperti yang tertera pada Ampisilin untuk dalam lemari pembeku.
Injeksi.
Larutan terkonstitusi Pada waktu digunakan,
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti tertera
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pada Injeksi.
Kromatografi <931>.
- 127 -
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji 2 (Untuk kemasan dosis tunggal).
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang Konstitusikan satu wadah ampisilin dan sulbaktam untuk
diperoleh pada Penetapan kadar. injeksi dengan sejumlah volume air yang diukur
saksama sesuai dengan volume pelarut yang tertera pada
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,17 unit etiket. Pipet semua kandungan isi wadah menggunakan
Endotoksin FI dalam zat yang setara dengan 1 mg alat suntik dan jarum hipodermis, jika perlu encerkan
campuran ampisilin dan sulbaktam (berturut-turut 0.67 secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase gerak
dan 0.33 mg). hingga kadar ampisilin dan sulbaktam berturut-turut
lebih kurang 0,6 dan 0,3 mg per ml. [Catatan Segera
Sterilitas <71> Memenuhi syarat, seperti tertera pada suntikkan larutan ini].
Penyaring Membran dalam Uji Sterilitas dari produk Larutan uji 3 (Jika pada etiket tertera jumlah ampisilin
yang diuji. dan sulbaktam dalam volume tertentu larutan konstitusi).
Konstitusikan satu wadah ampisilin dan sulbaktam untuk
pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan injeksi dengan sejumlah volume air yang diukur
menggunakan larutan yang mengandung ampisilin 10 saksama sesuai dengan volume pelarut yang tertera pada
mg per ml dan sulbaktam 5 mg per ml. etiket. Jika perlu encerkan secara kuantitatif dan
bertahap larutan yang terkonstitusi dengan Fase gerak
Kadar air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%. hingga kadar larutan ampisilin dan sulbaktam berturut-
turut lebih kurang 0,6dan 0,3 mg per ml. [Catatan
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti Segera suntikkan larutan ini].
tertera pada Injeksi volume kecil. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Syarat lain Memenuhi syarat Keseragaman sediaan dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4 mm x
<911> dan Penandaan pada Injeksi. 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk
Kromatografi <931>. Ampisilin lebih kurang 0,7 dan untuk hasil degradasi
Tetrabutilamonium hidroksida 0,005 M Encerkan 6,6 alkali sulbaktam adalah 1,0; resolusi, R, antara ampisilin
ml Larutan tetrabutilamonium hidroksida 40% dengan dan hasil degradasi alkali sulbaktam tidak kurang dari
air hingga 1800 ml. Atur pH hingga 5,0 0,1 dengan 4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, ukur
penambahan asam fosfat 1 M. Encerkan dengan air respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
hingga 2000 ml. retensi relatif Ampisilin dan sulbaktam berturut-turut
Fase gerak Buat campuran tetrabutilamonium lebih kurang 0,35 dan 1,0; efisiensi kolom puncak
hidroksida 0,005M-asetonitril P (1650:350), saring dan sulbaktam tidak kurang dari 3500 lempeng teoritis;
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
<931>. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ampisilin sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
BPFI dan Sulbaktam BPFI, larutkan dalam Fase gerak ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
hingga kadar ampisilin dan sulbaktam berturut-turut respons puncak utama. Hitung jumlah dalam g
lebih kurang 0,6dan 0,3 mg per ml. [Catatan Segera ampisilin, C16H19N3O4S, dan sulbaktam, C8H11NO5S,
suntikkan larutan ini]. dalam serbuk injeksi yang digunakan dengan rumus:
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah
Sulbaktam BPFI, larutkan dalam natrium hidroksida CS P rU
0,01 N hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml,
diamkan selama 30 menit. Atur pH hingga 5,0 0,1 CU rS
dengan penambahan asam fosfat P. Pipet 5 ml larutan ke
dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 4,25 ml CS adalah kadar Ampisilin BPFI atau Sulbaktam BPFI
asetonitril P, encerkan dengan tetrabutilamonium dalam mg per ml Larutan baku; P adalah kandungan
hidroksida 0,005 M sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke Ampisilin BPFI atau Sulbaktam BPFI dalam g per mg;
dalam labu tentukur 25-ml kedua, tambahkan 15 mg CU adalah kadar ampisilin atau sulbaktam untuk injeksi
Ampisilin BPFI, encerkan dengan Fase gerak sampai dalam mg per ml Larutan uji 1; rU dan rS adalah respons
tanda. [Catatan Segera suntikkan larutan ini]. puncak analit dari Larutan uji 1 dan Larutan baku.
Larutan uji 1 Homogenkan isi satu wadah ampisilin Hitung jumlah ampisilin, C16H19N3O4S, dan sulbaktam,
dan sulbaktam untuk injeksi. Timbang saksama sejumlah C8H11NO5S, dalam wadah atau dalam volume larutan
serbuk, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih konstitusi dengan rumus:
kurang 1 mg per ml.[Catatan Segera suntikkan larutan
ini].
- 128 -
ANTIPIRIN
N
H2
C N
H2
C Antipyrine
. HCl
NH
N CH3
O
N
2-(N-Benzilanilina)-metil-2-imidazolina
hidroklorida [2508-72-7] CH3
C17H19N3.HCl BM 301,82
2,3-Dimetil-1-fenil-3-pirazolin-5-on [60-80-0]
Antazolin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari C11H12N2O BM 188,23
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C17H19N3.HCl,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Antipirin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 100,5% C11H12N2O, dihitung terhadap
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak zat yang telah dikeringkan.
berbau atau hampir tidak berbau; rasa pahit.
Pemerian Serbuk hablur, hablur tidak berwarna atau
putih; tidak berbau dan agak pahit. Larutan netral
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam
terhadap lakmus.
etanol; sangat sukar larut dalam kloroform; praktis tidak
larut dalam eter.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol dan dalam kloroform; agak sukar larut
Identifikasi
dalam eter.
A. Spektum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
100.000) dalam asam korida 0,1 N setebal 2 cm pada
Baku pembanding Antipirin BPFI; lakukan
daerah panjang gelombang antara 230 nm dan 350 nm
pengeringan pada suhu 60 selama 2 jam sebelum
menunjukkan maksimum pada lebih kurang 241dan 291
digunakan.
nm; serapan pada 241 nm lebih kurang 1,0 dan pada 291
nm lebih kurang 0,13.
Kesempurnaan melarut dan warna larutan Larut
B. Pada 5 ml larutan 1,0% tambahkan 0,5 ml asam
sempurna dalam 1 bagian air dingin, jika diamati secara
nitrat P: terjadi warna merah yang segera menjadi hijau
melintang dalam tabung yang berdiameter lebih kurang
tua.
20 mm, larutan tampak tidak berwarna atau tidak lebih
C. Menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera pada
berwarna dari kuning pucat.
Uji Identifikasi Umum <291>.
Identifikasi
Suhu lebur <1021> Metode II Lebih kurang 240,
A. Spektum serapan inframerah zat yang didispersikan
disertai peruraian.
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum
- 129 -
hanya pada bilangan gelombang sama seperti pada Anhidrat [314-19-2] BM 303,79
Antipirin BPFI .
B. Spektum serapan ultraviolet larutan zat (1 dalam Apomorfin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
50.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan 98,5% dan tidak lebih dari 100,5%, C17H17NO2.HCl,
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
pada Antipirin BPFI, daya serap masing-masing dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang Pemerian Serbuk putih atau hablur berkilauan kecil
gelombang serapan maksimum lebih kurang 266 nm: putih atau putih keabu-abuan; tidak berbau. Di udara
berbeda tidak lebih dari 3,0%. terbuka dan terpapar cahaya perlahan-lahan berubah
C. Pada larutan tambahkan asam tanat LP: terbentuk menjadi hijau. Larutan dalam air bereaksi netral terhadap
endapan putih. lakmus.
Jarak lebur <1021> Antara 110 dan 125. Kelarutan Sangat sukat larut dalam kloroform dan
dalam eter; agak sukar larut dalam air dan dalam etanol;
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; larut dalam air pada suhu 80.
lakukan pengeringan pada suhu 60 selama 2 jam.
Baku pembanding Apomorfin Hidroklorida BPFI;
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0.15%. lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan terlindung cahaya.
penetapan menggunakan 1 g zat yang dilarutkan dalam 2
ml asamasetat 1 N, dan tambahkan air hingga 25 ml. Identifikasi
A. Spektum serapan inframerah zat yang telah
Cemaran umum <481> dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromidaP
Larutan uji Gunakan pelarut kloroform P. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Larutan baku Gunakan pelarut kloroform P. gelombang yang sama seperti Apomorfin Hidroklorida
Fase gerak Campuran kloroform P-aseton butil BPFI .
alkohol P-asam format P (60:15:15:15). B. Pada 5 ml larutan zat (1 dalam 100) tambahkan
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak larutan natrium bikarbonat P (1 dalam 20) sedikit
nomor 1. berlebih: terbentuk endapan putih atau putih kehijauan.
Tambahkan 3 tetes iodum LP, kocok kuat: terjadi warna
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 hijau zamrud. Tambahkan 5 ml eter P, kocok kuat dan
mg zat, masukkan ke dalam labu iodum 250 ml, larutkan biarkan memisah: lapisan eter berwarna merah delima
dalam 25 ml air. Tambahkan 2 g natrium asetat P dan yang intensif sedangkan lapisan air tetap berwarna hijau.
20,0 ml iodum 0,1 N LV. Biarkan di tempat gelap dan C. Larutkan zat dalam asam nitrat P: terjadi warna
sejuk selama 20 menit, tambahkan 25 ml etanol P ungu gelap.
hingga endapan larut. Titrasi kelebihan iodum dengan D. Pada larutan C tambahkan perak nitrat LP:
natrium tiosulfat 0,1 N LV menggunakan kanji LP terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam
sebagai indikator. nitrat P. Endapan ini segera menjadi gelap karena
direduksi menjadi logam perak yang dipercepat dengan
Tiap ml iodum 0,1 N penambahan amonium hidroksida 6 N.
setara dengan 9,412 mg C11H12N2O
Rotasi jenis <1081> Antara -60,5 dan -63,0; dihitung
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
menggunakan larutan dalam dimetil sulfoksida P yang
mengandung 15 mg per ml.
APOMORFIN HIDROKLORIDA
Apomorphine Hydrochloride Warna larutan Masukkan 100 mg zat ke dalam tabung
reaksi yang sesuai, tambahkan 10 ml air bebas oksigen
yang dingin, kocok secara perlahan hingg larut: amati
segera warna larutan yang diperoleh tidak boleh lebih
N
CH2 intensif dari warna larutan baku yang dibuat sebagai
HCl 1/2H2O
OH
H
berikut: Larutkan 5 mg Apomorfin Hidroklorida BPFI
dalam 100,0 ml air. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam
tabung yang ukurannya sama dengan tabung untuk
OH
larutan uji, encerkan dengan 6 ml air, tambahkan 1 ml
larutan natrium bikarbonat P (1 dalam 20), tambahkan
6a-Aporfin-10,11-diol hidrokloridahemihidrat [41372- 0,50 ml iodum LP. Diamkan selama 30 detik, tambahkan
20-7] 0,60 ml larutan natrium tiosulfat P (1 dalam 40) dan
C17H17NO2.HCl.H20 BM 312,79 encerkan dengan air hingga 10 ml.
- 130 -
Susut pengeringan <1121> Antara 2,0% dan 3,5%; Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 4,0% lakukan
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam. penetapan menggunakan 500 mg zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Senyawa larut dalam asam Tidak lebih dari 3,5%
lakukan penetapan dengan cara sebagai berikut: didihkan
Hasil urai Kocok 100 mg zat dengan 5 ml eter P: warna 1,0 g zat dengan campuran 20 ml air dan 5 ml asam
larutan tidak lebih intensif dari merah pucat. klorida P selama 5 menit, saring kedalam krus porselen
yang telah ditara, cuci sisa dengan 10 ml air panas,
Cemaran umum <481> tambahkan air cucian kedalam filtrat. Pada campuran
Larutan baku Gunakan pelarut metanol P. filtrat dan air cucian tambahkan 1 ml asam sulfat P,
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P. uapkan sampai kering dan pijarkan hingga bobot tetap.
Fase gerak Buat campuran 1-butanol P-air- asam
format P (7:2:1). Klorida <361> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan
Penampak bercak Buat campuran segar besi(III) penetapan menggunakan 10 ml filtrat yang diperoleh
klorida P 10%-kalium heksasianoferat(III) P 5% (2:1). pada uji Keasaman-kebasaan: tidak lebih keruh
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi dibandingkan larutan pembanding yang mengandung 1,5
hingga Fase gerak merambat lebih kurang 8 cm di atas ml asam klorida 0,020 N.
garis penotolan [Catatan Waktu merambat antara 1,5
sampai 2 jam]. Angkat lempeng, biarkan kering pada Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,2%;lakukan penetapan
suhu ruang selama 1 jam sebelum disemprot. menggunakan 10 ml filtrat yang diperoleh pada uji
Keasaman-kebasaan: tidak lebih keruh dibandingkan
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 larutan pembanding yang mengandung 1,0 ml asam
mg zat, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P dan sulfat 0,020 N.
panaskan di atas tangas uap. Tambahkan 0,1 ml
anhidrida asetat P ke dalam larutan panas, aduk selama Sulfida Didihkan perlahan-lahan 0,50 g zat dengan 20
5 menit. Dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 5 ml ml air dan 5 ml asam klorida P dalam labu Erlenmeyer
raksa(II) asetat LP dan 0,25 ml kristal violet LP, titrasi kecil: terbentuk uap yang tidak menghitamkan kertas
dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga titik akhir saring yang dibasahi dengan timbal(II) asetat LP.
berwarna biru. Lakukan penetapan blangko.
Senyawa sianogen Masukkan campuran 5 g zat, 50 ml
Tiap ml asam perklorat 0,1 N air dan 2 g asam tartrat P ke dalam labu destilasi yang
setara dengan30,38 mg C17H17NO2.HCl dihubungkan dengan pendingin dilengkapi dengan
adaptor yang dipasang rapat, dengan salah satu ujung
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tercelup di dalam campuran 2 ml natrium hidroksida 1 N
tidak tembus cahaya. dan 10 ml air didalam labu kecil yang direndam es.
Panaskan campuran didalam labu destilasi sampai
mendidih dan destilasi hingga lebih kurang 25 ml.
ARANG JERAP Encerkan destilat dengan air hingga 50 ml. Pada 25 ml
Activated Charcoal destilat yang telah diencerkan tambahkan 12 tetes
besi(II) sulfat LP, panaskan hingga hampir mendidih,
Arang Jerap adalah sisa destilasi destruktif dari beberapa dinginkan dan tambahkan 1 ml asam klorida P: tidak
bahan organik yang telah diberi perlakuan untuk terjadi warna biru.
mempertinggi daya serap.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan
Pemerian serbuk halus, bebas dari butiran; hitam; tidak penetapan menggunakan larutan yang dibuat sebagai
berbau; tidak berasa. berikut: Didihkan 1,0 g zat dengan campuran 20 ml
asam klorida 3 N dan 5 ml brom LP selama 5 menit,
Kelarutan praktis tidak larut dalam air dan dalam saring cuci dengan 50 ml air mendidih. Uapkan filtrat
etanol. dan air cucian sampai kering, pada residu tambahkan 1
ml asam klorida 1 N, 20 ml air dan 5 ml asam sulfit P.
Keasaman-kebasaan Didihkan 3,0 g zat dengan 60 ml Didihkan larutan sampai seluruh belerang dioksida
air selama 5 menit, biarkan dingin, tambahkan air hilang, saring jika perlu, encerkan dengan air hingga 50
sampai volume semula, saring: filtrat tidak berwarna dan ml. Pada 20 ml larutan tambahkan air hingga 25 ml.
bereaksi netral terhadap lakmus P.
Zat tak terarangkan Didihkan 250 mg zat dengan 10
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0% ml natrium hidroksida 1 N selama 5 detik, saring: filtrat
tidak berwarna.
lakukan pengeringan pada suhu 120selama 4 jam.
- 131 -
Daya jerap Dapar dan Fase gerak Buat seperti tertera pada
Alkaloid Kocok 1 g zat yang telah dikeringkan pada Penetapan kadar.
120 selama 4 jam dengan larutan 100 mg striknin sulfat Larutan 9-Fluorenilmetil kloroformat 0,05% Timbang
P dalam 50 ml air selama 5 menit, saring dan buang 10 lebih kurang 100 mg 9-fluorenilmetil kloroformat,
ml filtrat pertama. Pada 10 ml filtrat tambahkan 1 tetes masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, larutkan dan
asam klorida P dan 5 tetes kalium raksa(II) iodida LP: encerkan dengan asetonitril P sampai tanda. Larutan
tidak terjadi kekeruhan. dibuat segar.
Zat warna Pipet 50 ml larutan metilen biru P (1 dalam Dapar borat Timbang 6,2 g asam borat P, larutkan
1000) masing-masing ke dalam dua labu 100 ml dalam lebih kurang 950 ml air, atur pH hingga 9,0
bersumbat kaca. Tambahkan ke dalam salah satu labu dengan penambahan natrium hidroksida 1 N, dan
250 mg zat yang ditimbang saksama, tutup dan kocok encerkan dengan air hingga 1000 ml.
selama 5 menit. Saring isi masing-masing labu melalui Pengencer Timbang 176,4 g natrium sitrat dihidrat P,
penyaring kering, buang 20 ml dari masing-masing masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dan
filtrat pertama. Pipet 25,0 ml masing-masing filtrat ke encerkan dengan Media disolusi sampai tanda.
dalam dua labu tentuktur 250-ml. Tambahkan ke dalam Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
masing-masing labu 50 ml larutan natrium asetat P (1 Alendronat Natrium BPFI, larutkan dalam Media
dalam 10), campur; tambahkan melalui buret 35,0 ml disolusi, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu
iodum 0,1 N LV, sambil digoyang. Tutup labu, biarkan bertahap dengan media disolusi hingga kadar seperti
selama 50 menit, kocok kuat dengan selang waktu 10 alikuot.
menit. Encerkan masing-masing campuran dengan air Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke
sampai tanda, campur, diamkan selama 10 menit, saring dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup ulir
melalui penyaring kering, buang masing-masing 30 ml yang berisi 1,0 ml Pengencer dan 5,0 ml Dapar borat,
filtrat pertama. Titrasi kelebihan iodum dalam masing- campur selama lebih kurang 3 menit. Tambahkan 4,0 ml
masing 100 ml filtrat dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV Larutan 9-Fluorenilmetil kloroformat 0,05% dan kocok
menggunakan 3 ml kanji LP sebagai indikator. Hitung selama lebih kurang 30 detik. Diamkan larutan pada
jumlah ml iodum 0,1 N yang diperlukan pada masing- suhu ruang selama 25 menit. Tambahkan 25 ml
masing titrasi: perbedaan antara kedua volume tidak metilen klorida P, dan kocok selama 40 detik. Sentrifus
kurang dari 0,7 ml. campuran selama 5 menit. Gunakan bagian yang jernih
di atas lapisan air.
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Blangko Gunakan 5 ml air, lakukan seperti tertera
Salmonella sp dan Escherichia coli. pada Larutan baku, dimulai dari ke dalam tabung
sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup ulir.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup. Larutan uji Setelah 15 menit, ambil sejumlah alikuot
dan sentrifus segera. Pipet 5 ml beningan, lakukan
seperti tertera pada Larutan baku, dimulai dari ke
TABLET ASAM ALENDRONAT dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup
Alendronic Acid Tablet ulir.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Tablet Asam Alendronat mengandung Alendronat Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
Natrium, yang setara dengan asam alendronat, Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
C4H13NO7P2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k,
tidak kurang dari 2,0; dan simpangan baku relatif pada
Baku pembanding Alendronat Natrium BPFI; tidak penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
boleh dikeringkan. Merupakan bentuk trihidrat dari Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
alendronat natrium. Simpan dalam wadah tertutup rapat, sama (lebih kurang 50 l) Larutan baku, Larutan uji dan
setelah dibuka, simpan dalam desikator pada suhu ruang. Blangko ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram asam alendronat, C4H13NO7P2, yang terlarut dengan
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang rumus:
diperoleh pada Penetapan kadar.
r
Disolusi <1231> 827 ,1C U
rS
Uji 1
Media disolusi : 900 ml air
C adalah kadar Alendronat Natrium BPFI dalam mg per
Alat tipe 2 : 50 rpm.
ml Larutan baku persediaan; rU dan rS berturut-turut
Waktu : 15 menit.
adalah respons puncak yang diperoleh dari Larutan uji
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C4H13NO7P2
dan Larutan baku. [Catatan: 827,1 adalah faktor
yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
- 132 -
konversi bobot molekul C4H13NO7P2/ C4H12NNaO7P2) larutan selama 10 menit. Gunakan bagian yang jernih di
dikalikan dengan volume media (900 ml)] atas lapisan air.
Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak Larutan uji persediaan Masukkan tidak kurang dari
kurang dari 80% (Q) C4H13NO7P2, dari jumlah yang 10 tablet ke dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan
tertera pada etiket. Untuk tablet dengan etiket dosis 500 ml Pengencer, kocok secara mekanik selama 30
mingguan, dalam waktu 15 menit harus larut tidak menit dan sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan
kurang dari 75% (Q) C4H13NO7P2 dari jumlah yang Pengencer sampai tanda dan sentrifus sebagian dari
tertera pada etiket. larutan ini. Encerkan secara kuantitatif sejumlah volume
beningan hingga kadar 0,02 - 0,03 mg per ml.
Uji 2 Larutan uji Pipet 5 ml Larutan uji persediaan,
Jika sediaan harus memenuhi uji ini, pada penandaan lakukan seperti tertera pada Larutan baku, dimulai dari
dicantumkan uji disolusi 2, jika tidak menggunakan uji ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup
disolusi 1. ulir.
Media disolusi : 900 ml air Blangko Gunakan 5 ml Pengencer, lakukan seperti
Alat tipe 2 : 50 rpm. tertera pada Larutan baku, dimulai dari ke dalam
Waktu : 30 menit. tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup ulir.
Prosedur : Lakukan penetapan jumlah Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
C4H12NNaO7P2.3H2O yang terlarut seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Penetapan Kadar. dilengkapi dengan detektor 266 nm dan kolom 4,1 mm x
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak 25 cm yang berisi bahan pengisi L21, pertahankan suhu
kurang dari 80% (Q) C4H12NNaO7P2.3H2O dari jumlah kolom pada 35. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit.
yang tertera pada etiket. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. kapasitas, k, tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada sama (lebihkurang 50 l) Larutan baku, Larutan uji dan
Kromatografi <931>. Blangko ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
Pengencer Timbang 29,4 g natrium sitrat dihidrat P, ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dan asam alendronat, C4H13NO7P2 dalam tablet yang
encerkan dengan air sampai tanda. digunakan dengan rumus:
Dapar Timbang 14,7 g natrium sitrat dihidrat P dan
7,05 g natrium fosfat dibasa anhidrat P, masukkan ke r
dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan dalam 900 ml air, 0 ,919 DC U
atur pH hingga 8,0 dengan penambahan asam fosfat P, rS
encerkan dengan air sampai tanda.
Larutan 9-Fluorenilmetil kloroformat 0,1% Timbang D adalah faktor pengenceran Larutan baku persediaan;
lebih kurang 250 mg 9-fluorenilmetil kloroformat, C adalah kadar Alendronat Natrium BPFI dalam mg per
masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan ml Larutan baku persediaan; rU dan rS berturut-turut
dengan asetonitril P sampai tanda. Larutan dibuat segar. adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan borat Timbang lebih kurang 38,1 g natrium [Catatan 0,919 adalah faktor konversi bobot molekul
borat P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, (C4H13NO7P2/ C4H12NNaO7P2)].
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.
Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
metanol P (75:20:5), saring dan awaudarakan. Jika perlu pada suhu antara 15 dan 30.
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah ASAM ALGINAT
Alendronat Natrium BPFI, larutkan dan encerkan Alginic Acid
dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,03 mg
per ml. Asam alginat [9005-32-7]
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke
dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 ml bertutup ulir Asam Alginat adalah karbohidrat koloid hidrofilik yang
yang berisi 5 ml Larutan borat, campur selama 3 menit. diekstraksi dengan alkali encer dari berbagai spesies
Tambahkan 4 ml Larutan 9-Fluorenilmetil kloroformat rumput laut cokelat (Familia Phaeophyceae).
0,1%, kocok selama 30 detik. Diamkan larutan pada
suhu ruang selama 25 menit. Tambahkan 25 ml Pemerian Serbuk berserat putih hingga putih
metilen klorida P, dan kocok selama 40 detik. Sentrifus kekuningan; tidak berbau atau praktis tidak berbau; tidak
berasa.
- 133 -
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam pelarut Bilangan asam Tidak kurang dari 230 dihitung terhadap
organik; larut dalam larutan alkali. zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan sebagai
berikut: Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
Identifikasi suspensikan dalam campuran 50 ml air dan 30,0 ml
A. Pada 5 ml larutan dalam natrium hidroksida 0,1 N larutan kalsium asetat P (11 dalam 250). Kocok kuat-
(1 dalam 150), tambahkan 1 ml kalsium klorida LP: kuat, biarkan selama 1 jam, tambahkan fenoftalein LP,
terbentuk endapan ruah menyerupai jeli. titrasi asam asetat yang dibebaskan dengan natrium
B. Pada 5 ml larutan dalam natrium hidroksida 0,1 N hidroksida 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko, hitung
(1 dalam 150), tambahkan 1 ml asam sulfat 4 N: bilangan asam dengan rumus:
terbentuk endapan berat menyerupai jeli. 5,611 ( A B )
C. Masukkan lebih kurang 5 mg ke dalam tabung
W
reaksi, tambahkan 5 ml air, 1 ml larutan segar 1,3-
naftalendiol P 1% dalam etanol P dan 5 ml asam klorida 5,611 adalah sepersepuluh bobot molekul kalium
P. Panaskan hingga mendidih, didihkan perlahan-lahan hidroksida; A dan B berturut-turut adalah volume dalam
selama 3 menit, dinginkan hingga suhu lebih kurang 15. ml natrium hidroksida 0,1 N yang digunakan dalam
Pindahkan ke dalam corong pisah 30 ml dengan 5 ml air. titrasi Larutan uji dan Larutan blangko; W adalah bobot
Ekstraksi dengan 15 ml isopropil eter P: lapisan dalam g asam alginat yang digunakan.
isopropil eter menunjukkan warna lebih ungu
dibandingkan warna blangko yang dibuat dengan cara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
yang sama.
Batas mikroba <51> Jumlah angka kuman tidak lebih ASAM AMINOKAPROAT
dari 200 per g: uji Salmonella sp dan Escherrichia coli
Aminocaproic acid
negatif.
Timbal <401> Tidak lebih dari 10 bpj; tambahkan 1,0 g Baku pembanding Asam Aminokaproat BPFI; lakukan
zat pada 20 ml asam nitrat P dalam labu Erlenmeyer 250 pengeringan pada suhu 105 selama 30 menit sebelum
ml, campur dan panaskan perlahan-lahan hingga larut. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Lanjutkan pemanasan hingga volume menjadi lebih
kurang 7 ml. Dinginkan cepat hingga suhu ruang, Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dikeringkan pada suhu 105 selama 30 menit dan
dengan air sampai tanda. Pada sejumlah 50,0 ml larutan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
ini tambahkan 15 ml Larutan Amonium sitrat, 3 ml maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Larutan kalium sianida dan 500 l Larutan seperti pada Asam Aminokaproat BPFI.
hidrosilamina hidroklorida. Setelah ekstraksi pertama
dengan ditizon, cuci kumpulan ekstrak kloroform Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
dengan 5 ml air, buang lapisan air dan lanjutkan
penyarian dengan 20 ml asam nitrat 0,2 N. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0.1%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 40 bpj; Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
lakukan penetapan menggunakan krus platina dan
gunakan asam nitrat P sebagai pengganti asam sulfat P.
- 134 -
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada pada suhu ruang.
Kromatografi <931>.
Larutan A Timbang lebih kurang 550 mg natrium 1-
heptansulfonat P, masukkan ke dalam labu tentukur TABLET ASAM AMINOKAPROAT
1000-ml, tambahkan air sampai tanda. Aminocaproic acid Tablet
Fase gerak Timbang lebih kurang 10 g kalium fosfat
monobasa P, masukkan ke dalam gelas piala 1000 ml, Tablet Asam Aminokaproat mengandung Asam
larutkan dalam 300 ml Larutan A, tambahkan 250 ml Aminokaproat, C6H13NO2, tidak kurang dari 95,0% dan
metanol P, kemudian tambahkan lagi 300 ml Larutan A tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
dan campur. Atur pH campuran menjadi 2,2 dengan etiket.
asam fosfat P. Pindahkan campuran ke dalam labu
tentukur 1000-ml, tambahkan Larutan A sampai tanda Baku pembanding Asam Aminokaproat BPFI; lakukan
dan campur. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 30 menit sebelum
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera digunakan.
pada Kromatografi <931> .
Larutan baku internal Buat larutan metionin dalam air Identifikasi Gerus 2 tablet dengan 10 ml air, dan saring
hingga kadar 1,25 mg per ml. ke dalam 100 ml aseton P. Goyang campuran, biarkan
Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah selama 15 menit hingga menghablur sempurna. Saring
Asam Aminokaproat BPFI,larutkan dalam air hingga melalui penyaring kaca masir dengan porositas sedang
kadar 12,5 mg per ml. dan cuci hablur dengan 25 ml aseton P. Hilangkan sisa
Larutan baku Pipet 5 ml Larutan baku persediaan ke pelarut dengan hampa udara dan keringkan pada suhu
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 2,0 ml Larutan 105 selama 30 menit, dinginkan, sisa yang diperoleh
baku internal, tambahkan air sampai tanda dan campur. memenuhi Identifikasi seperti tertera dalam Asam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,25 g zat, Aminokaproat.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
encerkan dalam air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini Disolusi <1231>
ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 2,0 ml Media disolusi : 900 ml air
Larutan baku internal, dan tambahkan air sampai tanda, Alat tipe 1: 100 rpm
campur. Waktu : 45 menit
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Dapar borat pH 9,5 Larutkan 6,185 g asam borat P
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dan 7,930 g kalium klorida P dalam lebih kurang 1000
dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 4,6 mm x ml air, tambahkan 60 ml natrium hidroksida 1,0 N,
15 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan pada suhu campur. Encerkan dengan air hingga 2000 ml, campur
30. Laju alir lebih kurang 0,7 ml per menit. Lakukan dan jika perlu atur pH hingga 9,5 0,1 dengan
kromatografi terhadap Larutan baku, ukur respons penambahan natrium hidroksida 1 N.
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
asam aminokaproat dan metionin tidak kurang dari 2,0 Aminokaproat BPFI, larutkan dalam air, encerkan secara
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang kuantitatif dengan air hingga kadar lebih kurang 0,5 mg
tidak lebih dari 2,0%. per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Prosedur Pipet ke dalam masing-masing 3 labu
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji tentukur 50-ml, Larutan uji yang telah disaring, 1 ml
ke dalam kromatograf dan biarkan Larutan uji tereluasi Larutan baku dan 1 ml air sebagai blangko. Tambahkan
tidak kurang dari dua kali waktu retensi asam ke dalam masing-masing labu 20,0 ml Dapar borat pH
aminokaproat. Rekam kromatogram dan ukur semua 9,5 dan 3,0 ml larutan segar -naftokuinon 4-natrium
respons puncak. Waktu retensi asam aminokaproat dan sulfonat P (1 dalam 500), goyang hingga tercampur, dan
metionin berturut-turut 0,76 dan 1,0. Hitung jumlah letakkan ketiga labu tentukur di dalam tangas air yang
dalam mg, C6H13NO2, dengan rumus: dipertahankan pada suhu 65 5 selama 45 menit.
Dinginkan, encerkan dengan air sampai tanda. Hitung
R jumlah, C6H13NO2, yang terlarut dengan mengukur
2 C U
RS serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 460 nm
C adalah kadar Asam Aminokaproat BPFI dalam mg per terhadap larutan blangko.
ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
perbandingan respons puncak asam aminokaproat kurang dari 75% (Q) C6H13NO2, dari jumlah yang tertera
terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan pada etiket.
baku.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
- 135 -
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang baik dengan air dan keringkan pada suhu 105 selama 1
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet jam: derivat diasetil ini meleleh antara 191 dan 197.
setara dengan lebih kurang 500 mg asam aminokaproat, C. Kocok 100 mg zat dengan 10 ml air, saring. Pada 5
masukkan ke dalam gelas piala, tambahkan lebih kurang ml filtrat tambahkan 1 tetes besi(III) klorida LP: terjadi
100 ml asam asetat glasial P, panaskan perlahan-lahan warna ungu.
hingga larut dan dinginkan. Tambahkan 10 tetes larutan
kristal violet P dalam klorobenzen P (1 dalam 500), Kejernihan dan warna larutan Timbang 1 g zat,
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV dalam dioksan P larutkan dalam 10 ml larutan natrium bikarbonat P (1
hingga terjadi warna biru. Lakukan penetapan blangko. dalam 15): diperoleh larutan jernih dan warna larutan
tidak lebih dari warna kuning lemah. Timbang 1 g zat,
Tiap ml asam perklorat 0,1 N larutkan dalam campuran segar 5 ml asam nitrat P dan
setara dengan 13,12 mg C6H13NO2 45 ml air: diperoleh larutan jernih dan hampir tidak
berwarna.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
pH <1071> Antara 3,0 dan 3,7; lakukan penetapan
menggunakan larutan jenuh.
ASAM AMINOSALISILAT
Aminosalicylic acid Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
dan diawaudarakan]. Suntikkan secara terpisah Prosedur [Catatan setelah digunakan, cuci kolom
sejumlah volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan selama 30 menit dengan campuran metanol P-air-asam
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam fosfat P (77:23:0,6) yang telah disaring dan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu diawaudarakan, kemudian cuci selama 30 menit dengan
retensi relatif sulfanilamida dan m-aminofenol masing- campuran metanol P-air (50:50) yang telah disaring
masing adalah lebih kurang 0,66 dan 1,0. Hitung dan diawaudarakan]. Suntikkan secara terpisah
persentase m-aminofenol, terhadap asam aminosalisilat sejumlah volume sama (lebih kurang 20 l) Larutan
yang digunakan dengan rumus : baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur
respons puncak utama: waktu retensi relatif
R asetaminofen dan asam aminosalisilat masing-masing
10 U adalah lebih kurang 0,83 dan 1,0. Hitung jumlah mg
RS asam aminosalisilat, C7H7NO3, dengan rumus:
H3C C
ASAM ASETILSALISILAT
O
H3C C
Asetosal
O
Acetylsalicylic Acid
COOH
Asam Asetat [64-19-7]
C2H4O2 BM 60,05
NH2 OH
Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol Pemerian Hablur, umumnya seperti jarum atau
dan dengan gliserol. lempengan tersusun, atau serbuk hablur; putih; tidak
berbau atau berbau lemah. Stabil di udara kering; di
Identifikasi Campuran 1 bagian volume dengan 2 dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi
bagian volume air menunjukkan reaksi Asetat seperti asam salisilat dan asam asetat.
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
Suhu beku Tidak lebih rendah dari 15,6. etanol; larut dalam kloroform dan dalam eter; agak sukar
larut dalam eter mutlak.
- 138 -
Baku pembanding Asam asetilsalisilat BPFI; lakukan aseton P, tambahkan 1ml air dan 10 ml hidrogen sulfida
pengeringan diatas silika gel P selama 5 jam, sebelum LP: warna yang terjadi tidak lebih gelap dari
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. pembanding yang dibuat dari 25 ml aseton P, 2 ml
Larutan baku timbal dan 10 ml hidrogen sulfida LP.
Identifikasi
A. Panaskan dengan air selama beberapa menit, Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg zat
dinginkan dan tambahkan 1 atau 2 tetes besi(III) klorida dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih tua
LP: terjadi warna merah ungu. dari larutan padanan Q
B. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan Zat tidak larut dalam natrium karbonat LP Larutkan
maksimum sama seperti pada bilangan gelombang yang 500 mg zat dalam 10 ml larutan natrium karbonat LP
sama seperti pada Asam Asetilsalisilat BPFI. hangat: larutan jernih.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam. Metode IV Memenuhi syarat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1,5 g
zat, masukkan ke dalam labu, tambahkan 50,0 ml
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%. Didihkan 1,5 g natrium hidroksida 0,5 N LV, didihkan campuran secara
zat dalam 75 ml air selama 5 menit, dinginkan, perlahan-lahan selama 10 menit. Tambahkan indikator
tambahkan air secukupnya untuk memperoleh volume Fenolftalein LP. Titrasi kelebihan natrium hidroksida
semula dan saring. Sejumlah 25 ml filtrat menunjukkan dengan asam sulfat 0,5 N LV. Lakukan penetapan
klorida tidak lebih keruh dari larutan pembanding yang blangko.
mengandung 0,10 ml asam klorida 0,02 N.
Tiap ml natrium hidroksida 0,5 N
Sulfat Tidak lebih dari 0,04%; lakukan penetapan setara dengan45,04 mg C9H8O4
dengan cara sebagai berikut: larutkan 6,0 g zat dalam 37
ml aseton P, tambahkan 3 ml air. Titrasi secara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
potensiometrik dengan timbal(II) perklorat 0,02 M, yang
dibuat dengan cara melarutkan 9,20 g timbal(II)
perklorat P dalam air hingga 1000 ml, gunakan pH TABLET ASAM ASETILSALISILAT
meter yang mempunyai kemampuan reprodusibilitas Tablet Asetosal
minimum 0,1 mV dilengkapi dengan sistem elektrode Acetylsalicylic Acid Tablet
yang terdiri dari elektrode timbal dan elektrode
pembanding kaca perak-perak klorida yang berisi larutan Tablet Asam Asetilsalisilat mengandung Asam
tetraetilamonium perklorat P dalam asam asetat glasial Asetilsalisilat, C9H8O4, tidak kurang dari 90,0% dan
P (1 dalam 44): digunakan tidak lebih dari 1,25 ml tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
timbal(II) perklorat 0,02 M Catatan Setelah pemakaian, etiket (tablet berukuran lebih besar dari 81 mg tidak
bilas elektrode timbal dengan air, keringkan elektrode mengandung pemanis atau pengaroma lain). [Catatan
pembanding, alirkan air, bilas dengan metanol dan Tablet salut enterik memenuhi syarat Tablet Lepas Tunda
biarkan kering. Asam Asetilsalisilat].
Asam salisilat bebas Tidak lebih dari 0,1%; lakukan Baku Pembanding Asam Asetilsalisilat BPFI; lakukan
penetapan sebagai berikut: Larutkan 2,5 g zat dalam pengeringan di atas silika gel selama 5 jam sebelum
etanol P secukupnya hingga 25,0 ml. Ke dalam sepasang digunakan. Asam Salisilat BPFI; lakukan pengeringan
tabung pembanding warna, masukkan masing-masing 48 diatas silika gel selama 3 jam sebelum digunakan.
ml air dan 1 ml larutan segar besi(III) amonium sulfat LP
yang dibuat dengan cara menambahkan 1 ml asam Identifikasi
klorida 1 N ke dalam 2 ml besi(III) amonium sulfat LP, A.Gerus 1 tablet, didihkan dengan 50 ml air selama 5
encerkan dengan air hingga 100 ml. Ke dalam salah satu menit, dinginkan dan tambahkan 1 atau 2 tetes besi(III)
tabung , pipet 1 ml larutan baku asam salisilat dalam air klorida LP: terjadi warna lembayung merah.
yang mengandung 0,10 mg per ml. Ke dalam tabung B. Kocok sejumlah serbuk halus tablet setara dengan
yang kedua, pipet 1 ml larutan asam asetilsalisilat (1 lebih kurang 500 mg asam asetilsalisilat dengan 10 ml
dalam 10). Campur isi masing-masing tabung: setelah 30 etanol P selama beberapa menit, sentrifus, tuang
detik warna pada tabung kedua tidak lebih intensif dari beningan yang jernih dan uapkan hingga kering.
tabung yang mengandung asam silisilat. Keringkan residu dalam hampa udara pada suhu 60
selama 1 jam: residu yang diperoleh menunjukkan reaksi
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan Identifikasi B seperti tertera pada Asam Asetilsalisilat.
penetapan dengan melarutkan 2 g zat dalam 25 ml
- 139 -
Disolusi <1231> Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Media disolusi : 500 ml Dapar asetat 0,05 M yang kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dibuat dengan mencampur 2,99 g natrium asetat trihidrat Kromatografi <931>.
dan 1,66 ml asam asetat glasial P dengan air hingga Fase gerak Larutkan 2g natrium 1-heptansulfonat P
1000 ml dengan pH 4,500,05. dalam campuran 850 ml air dan 150 ml asetonitril P dan
Alat tipe 1 : 50 rpm tambahkan Asam asetat glasial P hingga pH 3,4.
Waktu : 30 menit Larutan pengencer Campuran asetonitril P-asam
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C9H8O4 yang format P (99:1).
terlarut dengan mengukur serapan alikuot yang jika Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
perlu diencerkan dengan Media disolusi dan serapan Asetilsalisilat BPFI, larutkan dalam Larutan pengencer
larutan baku Asam Asetilsalisilat BPFI dalam media hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
yang sama pada panjang gelombang dari titik isobestik Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
asam asetilsalisilat dan asam salisilat dan pada 265 nm 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
2 nm [Catatan Buat larutan baku segar. Dapat dengan lebih kurang 100 mg asam asetilsalisilat,
digunakan etanol P tidak lebih dari 1% volume total masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Tambahkan 20,0
untuk melarutkan baku pembanding sebelum diencerkan ml Larutan Pengencer dan lebih kurang 10 manik kaca;
dengan Media disolusi]. kocok kuat-kuat selama lebih kurang 10 menit dan
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak sentrifus (larutan persediaan). Ukur saksama sejumlah
kurang dari 80% (Q) C9H8O4, dari jumlah yang tertera volume Larutan persediaan encerkan secara kuantitatif
pada etiket. dalam 9 volume Larutan pengencer (larutan Uji).
Simpan sisa larutan persediaan untuk uji asam salisilat.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Asam asetilsalisilat bebas Tidak lebih dari 0,3%. Untuk dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
tablet salut tidak lebih dari 3,0%. berukuran 4,0 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju
Fase gerak dan Pengencer Lakukan seperti tertera alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
pada Penetapan Kadar. terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam respons puncak seperti tertera pada Prosedur:simpangan
Salisilat BPFI larutkan dalam Larutan baku seperti baku relatif tidak lebih dari 2,0%. Dalam kromatogram
tertera pada Penetapan Kadar, hingga kadar lebih yang sesuai, faktor ikutan tidak lebih besar dari 2,0.
kurang 0,015 mg per ml. Prosedur Suntikan secara terpisah masing-masing
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan lebih kurang 1,0 l Larutan baku dan Larutan uji ke
Kadar. dalam kromatograf dan ukur respons puncak utama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Hitung jumlah dalam mg asam asetil salisilat, C9H8O4,
Penetapan Kadar. Lakukan kromatografi Larutan baku, dalam bagian tablet yang digunakan dengan rumus:
rekam kromatogram dan ukur respons puncak menurut
Prosedur seperti tertera pada Penetapan Kadar. r
Simpangan baku relatif respons puncak tidak lebih dari 200 C U
rS
4,0%. Pada kromatogram yang sesuai, resolusi, R, antara
asam salisilat dan asam asetilsalisilat tidak lebih dari 2,0.
C adalah kadar Asam Asetilsalisilat BPFI dalam mg per
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur
ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
dalam Penetapan kadar. Waktu retensi relatif untuk
puncak dari Larutan Uji dan Larutan baku.
asam salisilat dan asam asetil salisilat berturut-turut
lebih kurang 0,7 dan 1,0. Hitung persentase asam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
salisilat, C7H6O3, dari bagian tablet yang digunakan
tablet berukuran 81 mg atau lebih kecil disimpan dalam
dengan rumus:
wadah berkapasitas tidak lebih dari 36 tablet.
C rU
2000
QA rS TABLET ASAM ASETILSALISILAT
DIDAPAR
C adalah kadar Asam Salisilat BPFI dalam mg per ml Tablet Asetosal Didapar
Larutan baku; QA adalah jumlah asam asetilsalisilat, Acetylsalicylic Acid Tablet Buffered
C9H8O4, dalam tablet yang digunakan seperti tertera
pada Penetapan Kadar; rU dan rS berturut-turut adalah Tablet Asam Asetilsalisilat Didapar mengandung asam
respons puncak asam salisilat dari Larutan uji dan Asetilsalisilat dan bahan pendapar yang sesuai. Tablet
Larutan baku. mengandung Asam Asetilsalisilat, C9H8O4, tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
- 140 -
Baku pembanding Asam Asetilsalisilat BPFI; lakukan Prosedur dalam Penetapan kadar. Resolusi, R antara
pengeringan di atas silika gel P selama 5 jam sebelum puncak Larutan uji dan Larutan baku tidak kurang dari
digunakan. Asam Salisilat BPFI; lakukan pengeringan di 2,0 dan simpangan baku relatif dari asam salisilat tidak
atas silika gel P selama 3 jam sebelum digunakan. lebih dari 4,0%.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
Identifikasi pada Penetapan Kadar. Waktu retensi relatif relatif lebih
A. Gerus 1 tablet, didihkan dengan 50 ml air selama 5 kurang 0,7 untuk asam salisilat dan 1,0 untuk asam
menit, dinginkan, tambahkan 1 atau 2 tetes besi(III) asetilsalisilat. Hitung persentase asam salisilat, C7H6O3,
klorida LP: terjadi warna ungu merah. dalam bagian tablet yang digunakan dengan rumus:
B. Kocok sejumlah serbuk halus tablet setara dengan
lebih kurang 500 mg asam asetilsalisilat dengan 10 ml C rU
2000
kloroform P selama beberapa menit, sentrifus. Tuang QA rS
beningan yang jernih dan uapkan hingga kering: sisa
menunjukkan reaksi Identifikasi B seperti tertera pada C adalah kadar Asam Salisilat BPFI dalam mg per ml
Asam Asetilsalisilat. Larutan baku; QA adalah jumlah asam asetilsalisilat,
(C9H8O4) dalam serbuk tablet yang digunakan seperti
Disolusi <1231> yang ditetapkan dalam Penetapan kadar; rU dan rS
Media disolusi : 500 ml Dapar Asetat 0,05 M yang berturut-turut adalah respons puncak asam salisilat yang
dibuat dengan mencampur 2,99 g natrium asetat trihidrat diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.
dan 1,66 ml asam asetat glasial P dengan air hingga
1000 ml dengan pH 4,500,05. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Alat tipe 2 : 75 rpm. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Waktu : 30 menit. Kromatografi <931>.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah asam Fase gerak Larutkan 2 g natrium 1- heptansulfonat P
asetilsalisilat yang terlarut dengan mengukur serapan dalam campuran 850 ml air dan 150 ml asetonitril P,
alikuot yang jika perlu diencerkan dengan Media tambahkan asam asetat glasial P hingga pH 3,4.
disolusi pada panjang gelombang isobestik asam Larutan pengencer Campuran asetonitril P dan asam
asetilsalisilat dan asam salisilat pada 2652 nm. format P (99:1).
Bandingkan dengan larutan baku Asam Asetilsalisilat Larutan baku Larutkan sejumlah Asam Asetilsalisilat
BPFI yang telah diketahui kadarnya dalam media yang BPFI yang ditimbang saksama, dengan Larutan
sama. [Catatan Larutan baku dibuat pada saat akan pengencer hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
digunakan. Dapat digunakan metanol tidak melebihi Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang 20
1% dari volume total untuk melarutkan baku tablet, masukkan sejumlah serbuk tablet yang ditimbang
pembanding sebelum diencerkan dengan media saksama setara dengan lebih kurang 100 mg asam
disolusi]. asetilsalisilat ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak 20,0 ml Larutan pengencer dan lebih kurang 10 manik
kurang dari 80 % (Q), C9H8O4, dari jumlah yang tertera kaca. Kocok kuat-kuat selama lebih kurang 10 menit dan
pada etiket. sentrifus (Larutan persediaan). Encerkan secara
kuantitatif 1 bagian volume Larutan persediaan yang
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. diukur saksama dengan 9 bagian volume larutan
pengencer (Larutan uji). Simpan sisa larutan persediaan
Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari untuk uji asam salisilat.
1,9 mEq asam diperlukan untuk tiap 325 mg asam Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
asetilsalisilat dalam tablet. Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
Asam salisilat bebas Tidak lebih dari 3,0%; lakukan berukuran 4,0 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan kromatografi
seperti tertera pada Kromatografi <931>. terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
Fase gerak dan Larutan pengencer Lakukan seperti respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
tertera pada Penetapan kadar. baku relatif tidak lebih dari 2,0%. Pada kromatografi
Larutan baku Larutkan sejumlah Asam Salisilat BPFI yang sesuai faktor ikutan tidak lebih besar dari 2,0.
yang ditimbang saksama seperti pada pembuatan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Larutan baku yang tertera pada Penetapan kadar hingga sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
lebih kurang 0,015 mg per ml. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg asam
Kadar. asetilsalisilat, C9H8O4,dalam bagian tablet yang
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada digunakan dengan rumus:
Penetapan Kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, ukur respons puncak seperti tertera pada
- 141 -
Kapasitas penetralan asam <451> Tidak kurang dari Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
5,0 mEq asam yang diperlukan untuk 1 tablet.
Asam salisilat bebas Tidak lebih dari 3,0%; lakukan
Salisilat bebas Tidak lebih dari 8,0%; lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
penetapan menurut cara uji Asam salisilat bebas seperti seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tertera pada Tablet Asam Asetilsalisilat Didapar. Fase gerak dan Larutan pengencer Lakukan seperti
tertera pada Penetapan kadar.
Penetapan kadar Lakukan seperti tertera pada Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Penetapan kadar dalam Tablet Asam Asetilsalisilat Salisilat BPFI, larutkan dalam Larutan baku yang dibuat
Didapar. dengan cara seperti tertera pada Penetapan Kadar
hingga kadar lebih kurang 0,015 mg per ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Larutan uji Gunakan Larutan persediaan yang dibuat
dengan cara seperti tertera pada Larutan uji dalam
Penetapan kadar.
- 142 -
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada asetilsalisilat, C9H8O4, dalam serbuk tablet yang
Penetapan Kadar, lakukan kromatografi terhadap digunakan dengan rumus:
Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur pada Penetapan r
kadar: Simpangan baku relatif respons puncak asam 200 C U
salisilat tidak lebih dari 4,0%; resolusi, R, antara puncak rS
asam salisilat dan asam asetilsalisilat tidak kurang dari
2,0. C adalah Asam Asetilsalisilat BPFI dalam mg per ml
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
pada Penetapan Kadar. Waktu retensi relatif asam puncak asam asetilsalisilat dari Larutan uji dan Larutan
salisilat dan asam asetilsalisilat berturut-turut adalah 0,7 baku.
dan 1,0. Hitung persentase asam salisilat, C7H6O3,dalam
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
C rU
2000
QA rS ASAM ASKORBAT
Vitamin C
C adalah kadar Asam Salisilat BPFI dalam mg per ml Ascorbic Acid
Larutan baku; QA adalah jumlah dalam mg asam
HO
asetilsalisilat, C9H8O4, dalam serbuk tablet yang
digunakan, seperti tertera dalam Penetapan kadar; rU HO
O O
dan rS berturut-turut adalah respons puncak asam H
Baku pembanding Asam Askorbat BPFI; tidak boleh VU dan VB masing-masing adalah volume dalam ml
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, diklorofenol indofenol LV pada titrasi Larutan uji dan
terlindung cahaya. penetapan blangko; E adalah kesetaraan tiap ml
diklorofenol indofenol LV dengan asam askorbat yang
Identifikasi Kocok sejumlah serbuk tablet dengan diperoleh pada pembakuan diklorofenol indofenol LV; V
etanol encer P secukupnya hingga kadar asam askorbat adalah volume Larutan uji yang digunakan pada titrasi;
lebih kurang 2% dari kadar yang tertera pada etiket, n adalah jumlah tablet asam askorbat yang digunakan
saring dan lakukan pengujian sebagai berikut: pada pembuatan Larutan uji.
A. Filtrat memenuhi Identifikasi B seperti tertera pada
Asam Askorbat. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
B. Pada 2 ml filtrat, tambahkan 4 tetes biru metilen tidak tembus cahaya.
LP, hangatkan hingga suhu 40: warna biru tua menjadi
lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
C. Pada 1 ml filtrat tambahkan 15 ml larutan asam ASAM BENZOAT
triklorasetat P (1 dalam 20), tambahkan lebih kurang Benzoate Acid
200 mg arang aktif P, kocok kuat-kuat selama 1 menit.
Saring melalui kertas saring lipat, jika perlu kembalikan COOH
Kadar Asam benzoat Baku pembanding Asam Folat BPFI; tidak boleh
Larutan uji 2 Eluasi Kolom B dengan 95 ml Pelarut, dikeringkan. Lakukan penetapan kadar air pada saat
kumpulkan eluat dalam labu tentukur 100-ml dan akan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
encerkan dengan Pelarut sampai tanda. terlindung cahaya.
Larutan baku asam benzoat Timbang saksama
sejumlah Asam Benzoat BPFI, larutkan dalam Pelarut, Identifikasi Spektrum serapan ultraviolet larutan zat (1
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dalam 100.000) dalam larutan natrium hidroksida P (1
dengan Pelarut hingga kadar lebih kurang 40 g per ml. dalam 250) menunjukkan maksimum dan minimum
Prosedur Ukur serapan Larutan uji 2 dan Larutan hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
baku asam benzoat pada panjang gelombang serapan Asam Folat BPFI. Perbandingan serapan pada
maksimum lebih kurang 275 nm terhadap blangko maksimum 256 dan 365 nm adalah antara 2,80 dan 3,00.
Pelarut. Hitung jumlah dalam mg asam benzoat,
C7H6O2, dalam salep yang digunakan dengan rumus: Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 8,5%; aduk
pelarut metanol P sebelum dan selama penambahan zat
A uji dan selama titrasi.
2 ,5 C U
AS Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.
C adalah kadar Asam Benzoat BPFI dalam g per ml Kemurnian kromatografi Jumlah semua cemaran tidak
Larutan baku asam benzoat; AU dan AS berturut-turut lebih besar dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara
adalah serapan dari Larutan uji 2 dan Larutan baku Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
asam benzoat. Kromatografi <931>.
Asam fosfat 3 N, amonium hidroksida 6 N, Fase
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik gerak, Larutan baku internal, Larutan baku persediaan,
dan hindarkan dari suhu lebih dari 30. Larutan baku dan Sistem kromatografi. Lakukan seperti
tertera pada Penetapan Kadar.
Penandaan Etiket mencantumkan kadar asam benzoat
Larutan uji gunakan Larutan uji persediaan seperti
dan asam salisilat dan dasar salep berupa larut air atau
tertera pada Penetapan Kadar.
tidak larut air.
Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 l Larutan uji ke
dalam kromatograf, lakukan kromatografi selama tidak
kurang dari dua kali waktu retensi asam folat. Rekam
ASAM FOLAT kromatogram dan ukur semua respons puncak.
Folic Acid
H
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
H2 N N N Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931> [Catatan Gunakan peralatan kaca
N
N
CH2NH CONH aktinik rendah].
Asam fosfat 3 N Larutkan 9,8 g asam fosfat P ke
HOOCH2CH2C C COOH
H
dalam 100 ml air.
Amonium hidroksida 6 N Encerkan 40 ml amonium
AsamN-[p-[[(2-Amino-4-hidroksi-6-pteridinil) hidroksida P dengan air hingga 100 ml.
metil]amino]-benzoil]-L-glutamat [59-30-3] Fase gerak Timbang 2 g kalium fosfat monobasa P,
C19H19N7O6 BM 441,40 masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, larutkan
dengan lebih kurang 650 ml air. Tambahkan berturut-
Asam Folat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan turut 15 ml tetrabutil amonium hidroksida 0,5 M dalam
tidak lebih dari 102,0%, C19H19N7O6, dihitung terhadap metanol P; 7 ml Asam fosfat 3 N dan 270 ml metanol P.
zat anhidrat. Dinginkan hingga suhu ruang dan atur pH hingga 5,0
dengan penambahan Asam fosfat 3 N atau Amonium
Pemerian Serbuk hablur kuning, kuning kecokelatan atau hidroksida 6 N, encerkan dengan air sampai tanda dan
jingga kekuningan; tidak berbau. saring. [Catatan Ukur pH sebelum digunakan].
Larutan baku internal Timbang saksama lebih kurang
Kelarutan Segera larut dalam alkali hidroksida dan 50 mg metilparaben, masukkan ke dalam labu tentukur
dalam alkali karbonat encer; larut dalam asam klorida 3 25-ml. Larutkan dengan 1 ml metanol P, encerkan
N panas dan dalam asam sulfat 2 Npanas; larut dalam dengan Fase gerak sampai tanda.
asam klorida 3 N panas dan asam sulfat 2 N panas Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
menghasilkan larutan berwarna kuning pucat; sangat Asam Folat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase
sukar larut dalam air; tidak larut dalam etanol, dalam gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg per ml. [Catatan
aseton, dalam kloroform dan dalam eter. Gunakan 1 ml amonium hidroksida P 10% untuk
- 147 -
melarutkan asam folat setiap 100 ml larutan baku larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250) dan saring.
persediaan]. Atur pH hingga 3,0 dengan asam klorida P, dinginkan
Larutan baku Pipet 4 ml Larutan baku persediaan ke sampai 5, saring dan cuci endapan dengan air dingin
dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 4 ml Larutan sampai air cucian terakhir tidak mengandung klorida.
baku internal, encerkan dengan Fase gerak sampai Kemudian cuci dengan aseton P dan keringkan pada
tanda. suhu 80 selama 1 jam; spektrum serapan ultraviolet
Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih larutan zat yang telah dikeringkan (1 dalam 100.000)
kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur dalam larutan natrium hidroksida P (1 dalam 250)
100-ml. Tambahkan lebih kurang 40 ml Fase gerak dan menunjukkan maksimum dan minimum hanya pada
1 ml amonium hidroksida P 10%. Encerkan dengan Fase panjang gelombang yang sama seperti pada Asam Folat
gerak sampai tanda. BPFI. Perbandingan serapan pada maksimum 256 dan
Larutan uji Pipet 4 ml Larutan uji persediaan ke 365 nm adalah antara 2,80 dan 3,00.
dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan 4 ml Larutan
baku internal, encerkan dengan Fase gerak sampai Disolusi <1231>
tanda. Media disolusi : 500 ml air.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Alat Tipe 2 : 50 rpm.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Waktu : 45 menit.
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,0 mm x Prosedur Lakukan penetapan jumlah C19H19N7O6 yang
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,2 terlarut, menggunakan Prosedur yang tertera pada
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Penetapan kadar. Jika perlu lakukan modifikasi.
baku, ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
resolusi, R, antara puncak metilparaben dan puncak kurang dari 75% (Q) C19H19N7O6 dari jumlah yang
asam folat tidak kurang dari 3,6; dan simpangan baku tertera pada etiket.
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Keseragaman sediaan <911> memenuhi syarat.
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, asam Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
folat, C19H19N7O6, dalam zat dengan rumus: Kromatografi <931>.
Fase gerak Timbang saksama sejumlah 35,1 g natrium
R perklorat P dan1,40 g kalium fosfat monobasa P, masukkan
1250 C U ke dalam labu tentukur 1000-ml. Tambahkan 7,0 ml
RS kalium hidroksida 1 N dan 40 ml metanol P, encerkan
dengan air sampai tanda. Atur pH hingga 7,2 dengan
C adalah kadar Asam Folat BPFI dalam mg per ml penambahan kalium hidroksida 1 N atau asam fosfat P.
Larutan baku dihitung terhadap zat anhidrat; RU dan RS Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak asam sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
folat terhadap respons puncak metilparaben dari Larutan Pelarut Buat larutan dalam air yang mengandung 2 ml
uji dan Larutan baku. amonium hidroksida P dan 1 g natrium perklorat P tiap 100
ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Larutan kesesuaian sistem Buat larutan yang
tidak tembus cahaya. mengandung Asam Folat BPFI dan Senyawa Sejenis A
Asam Folat BPFI (kalsium formiltetrahidrofolat) masing-
masing lebih kurang 0,2 mg per ml dalam Pelarut. Saring
TABLET ASAM FOLAT dengan penyaring membran dengan porositas 1 m atau
Folic Acid Tablet lebih kecil, sebelum digunakan.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 30 mg
Tablet Asam Folat mengandung asam folat, C19H19N7O6, Asam Folat BPFI yang telah dikoreksi terhadap kadar
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari air, larutkan dan encerkan dengan Pelarut hingga kadar
jumlah yang tertera pada etiket. lebih kurang 0,20 mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
Baku pembanding Asam Folat BPFI; tidak boleh kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
dikeringkan; lakukan penetapan kadar air pada saat tablet setara dengan lebih kurang 10 mg asam folat,
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml larutkan dengan
terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Asam Folat BPFI Pelarut, kocok kuat-kuat hingga asam folat larut,
(kalsium formiltetrahidrofolat); tidak boleh dikeringkan; encerkan dengan Pelarut sampai tanda. Saring melalui
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. penyaring kering, buang sejumlah filtrat pertama.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Identifikasi Larutkan sejumlah serbuk tablet setara Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dengan lebih kurang 100 mg asam folat dalam 100 ml dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
- 148 -
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 Sulfat <361> Encerkan zat dengan 90 bagian volume air
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan dan tambahkan 1 ml barium klorida LP: tidak segera
kesesuaian sistem dan Larutan baku,ukur respons terbentuk endapan.
puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
puncak senyawa sejenis A asam folat dan asam folat Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 3 bpj.
(kalsium formiltetrahidrofolat) tidak kurang dari 3,6;
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Alkali Fosfat Masukkan 1 ml ke dalam gelas ukur,
lebih dari 2%. tambahkan 6 ml eter P dan 2 ml etanol P: tidak terjadi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume kekeruhan.
sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg asam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g
folat, C19H19N7O6, dalam serbuk tablet yang digunakan
zat dalam labu bersumbat kaca yang telah ditara,
dengan rumus:
encerkan dengan air hingga lebih kurang 120 ml,
tambahkan 0,5 ml timolftalein LP dan titrasi dengan
r natrium hidroksida 1 N LV hingga terjadi warna biru.
CV U
rS Lakukan penetapan blangko.
C adalah kadar Asam Folat BPFI, dalam mg per ml Tiap ml natrium hidroksida 1 N
Larutan baku; V adalah volume Larutan uji dalam ml, rU setara dengan 49,00 mg H3PO4
dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
dan Larutan baku. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Phosphate Acid
CO 2H
COOCH3
H CH3
Senyawa sejenis Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 80 bpj; lakukan
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan penetapan menggunakan 20 ml, tambahkan 2 tetes asam
dalam etanol P hingga kadar 2,0%. sulfat P, uapkan hingga kering dan pijarkan sisa tidak
Larutan baku I Timbang saksama sejumlah lebih dari 2 mg.
Dietanolamin Fusidat BPFI, larutkan dalam etanol P
hingga kadar 0,04%. Bromida atau iodida, Brom atau klor bebas, Sulfat
Larutan baku II Timbang saksama sejumlah Asam 3- dan Sulfit Encerkan dengan 2 bagian volume air untuk
Ketofusidat BPFI, larutkan dalam etanol P hingga kadar melakukan uji berikut :
0,04%. Bromida atau iodida Pada 10 ml enceran, tambahkan
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti 1 ml kloroform P, tambahkan dengan hati-hati, tetes
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara demi tetes, klor LP yang telah diencerkan dengan air
terpisah masing-masing 5 l Larutan uji, Larutan baku I volume sama sambil digoyang kuat-kuat: lapisan
dan Larutan baku II pada lempeng kromatografi silika kloroform tidak berwarna kuning, jingga atau ungu.
gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi Brom atau klor bebas Pada 10 ml enceran tambahkan
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak kloroform P- 1 ml kalium iodida LP, goyang dengan kuat: lapisan
asamasetat glasial P-sikloheksan P-metanol P kloroform P tidak berwarna ungu paling tidak selama 1
(160:20:20:5). Angkat lempeng, biarkan fase gerak menit.
menguap, keringkan pada suhu 110 selama 10 menit. Sulfat Pada campuran 3 ml enceran dan 5 ml air,
Semprot lempeng dengan larutan asam sulfat P 10% tambahkan 5 tetes barium klorida LP: tidak terjadi
dalam etanol P; keringkan pada suhu 110 selama 10 kekeruhan atau endapan dalam waktu 1 jam.
menit dan amati di bawah cahaya ultraviolet 366 nm. Sulfit Pada larutan yang telah digunakan untuk uji
Bercak merah lain selain bercak utama dari Larutan uji Sulfat, tambahkan 2 tetes iodum 0,1 N: tidak terbentuk
tidak lebih intensif dari bercak utama Larutan baku I. kekeruhan atau hilangnya warna iodum.
Bercak kuning dari Larutan uji tidak lebih intensifdari
bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku II. Arsen <321>Metode I Tidak lebih dari 1 bpj; lakukan
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai
Air <1031>Metode I 1,4% hingga 2,0% b/b; lakukan berikut: pada 2,5 ml (3g) zat, tambahkan 2,5 ml asam
penetapan menggunakan 1,5 g zat. klorida P, encerkan dengan air hingga 55ml; larutan
memenuhi Uji batas arsen tanpa penambahan 20 ml
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,2%. asam sulfat 7 N seperti tertera pada Prosedur.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500 Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan
mg zat, larutkan dalam 10 ml etanol P dan titrasi dengan penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai
natrium hidroksida 0,1 N LV menggunakan indikator berikut: Uapkan 3,4 ml (4g) zat di atas tangas`uap
Fenolftalein LP. hingga kering, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N,
kemudian encerkan dengan air hingga 25 ml.
1ml natrium hidroksida 0,1 N
setara dengan 51,67 mg C31H48O6 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 3 ml
zat, di dalam labu bersumbat kaca berisi lebih kurang 20
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, ml air, yang telah ditara. Encerkan dengan lebih kurang
terlindung cahaya. 25 ml air, titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV
menggunakan indikator merah metil LP.
Asam N-2,3xililantrannilat [61-68-7] CS adalah kadar Asam Mefenamat BPFI dalam g per
C15H15NO2 BM 241,29 ml Larutan baku; CU adalah kadar asam mefenamat
dalam g per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak
Asam Mefenamat mengandung tidak kurang dari 98,0% masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah
dan tidak lebih dari 102,0%, C15H15NO2, dihitung respons puncak asam mefenamat dari Larutan baku.
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
melebur pada suhu lebih kurang 230 disertai peruraian. Kromatografi <931>.
Dapar Buat larutan amonium fosfat monobasa 50
Kelarutan Larut dalam larutan alkali hidroksida; agak mM, atur pH hingga 5,0 dengan penambahan amonium
sukar larut dalam kloroform; sukar larut dalam etanol hidroksida 3 M.
dan dalam metanol; praktis tidak larut dalam air. Fase gerak Buat campuran asetonitril P-Dapar-
tetrahidrofuran P (23:20:7), saring dan awaudarakan.
Baku pembanding Asam Mefenamat BPFI; tidak boleh Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, system seperti tertera pada Kromatografi <931>.
terlindung cahaya. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Mefenamat BPFI, larutkan dalam Fase gerak jika perlu
Identifikasi encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah gerak hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
dikeringkan dan didispersikan kalium bromida P Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan zat, masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutkan
gelombang yang sama seperti pada Asam Mefenamat dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
BPFI. Sistem Kromatografi Lakukan seperti tertera pada
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x
pada Penetapan kadar. 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; baku, rekam kromatogram dan ukur respons
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam. puncakseperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom
tidak kurang dari 8200 lempeng teoritis; faktor ikutan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. tidak lebih dari 1,6 dan simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Logam berat<371> Tidak lebih dari 20 bpj. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
tidak lebih dari 0,1%; dan jumlah semua cemaran tidak respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg asam
lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara mefenamat, C15H15NO2, dalam zat dengan rumus:
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. r
Dapar, Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan 500 C U
seperti tertera pada Penetapan Kadar. rS
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Mefenamat BPFI, larutkan dengan Fase gerak hingga C adalah kadar Asam Mefenamat BPFI dalam mg per ml
kadar lebih kurang 10 g per ml. Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg puncak Larutan uji dan Larutan baku.
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tidak tembus cahaya.
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
- 151 -
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Baku pembanding Asam Mefenamat BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Disolusi <1231> terlindung cahaya.
Dapar tris 0,05 M Larutkan 60,5 g tris-
(hidroksimetil)aminometana P dalam 6000 ml air dan Identifikasi Ekstraksi sejumlah serbuk tablet yang
encerkan dengan air hingga 10.000 ml. Atur pH hingga mengandung 0,25 g asam mefenamat, dua kali, tiap kali
9,00,05 dengan penambahan asam fosfat P. Masukkan dengan 30 ml eter P. Cuci kumpulan ekstrak dengan
6000 ml larutan ini ke dalam labu yang lain, tambahkan air,uapkan hingga kering di atas tangas air dan keringkan
100 g natrium lauril sulfat P dan campur untuk residu pada 105. Larutkan dalam sejumlah minimum
melarutkan. Pindahkan kembali campuran ke dalam etanol mutlak P dan uapkan hingga kering di atas tangas
larutan pertama dan campur. air. Spektrum serapan inframerah, sesuai dengan
Media disolusi : 900 ml Dapar tris 0,05 M spektrum serapan Asam Mefenamat BPFI.
Alat tipe 1 : 100 rpm
Waktu : 45 menit Waktu hancur <1251> 30 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C15H15NO2 yang
terlarut, menggunakan Prosedur seperti tertera pada 2,3-Dimetilanilin Lakukan penetapan dengan cara
Penetapan Kadar. Jika perlu lakukan modifikasi. Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Kromatografi <931>.
kurang dari 75% (Q) C15H15NO2 dari jumlah yang tertera Larutan 1 Kocok sejumlah serbuk tablet yang setara
pada etiket. dengan 0,25 g asam mefenamat dengan 10 mlcampuran
diklorometan P-metanol P (3:1) selama 10 menit.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Sentrifus dan gunakan beningan.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Larutan 2 Buat larutan 2,3-dimetilanilin dalam
Kromatografi <931>. campuran diklorometan P-metanol P (3:1) dengan kadar
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi 2,5 bpj.
Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar dalam Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 40
Asam Mefenamat. l Larutan 1 dan Larutan 2 pada lempeng kromatografi
Larutan uji Keluarkan isi tidak kurang dari 20 kapsul, silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana
timbang dan tentukan bobot rata-rata isi kapsul. Timbang kromatografi yang berisi fase gerak campuran amonia
saksama sejumlah isi kapsul yang telah dicampur, setara 18 M - 1,4-dioksan P - toluen P (1:25:90) dan biarkan
dengan lebih kurang 100 mg asam mefenamat, merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml. Tambahkan lempeng, keringkan dalam aliran udara hangat, lakukan
10,0 ml tetrahidrofuran P dan sonikasi lebih kurang 5 penampak bercak dengan Metode I. Bercak sesuai
dengan 2,3-dimetilanilin dalam kromatogram yang
- 152 -
diperoleh dari Larutan 1 tidak lebih intensif dari pada Kelarutan Larut dalam kloroform, dalam diklorometan,
bercak yang diperoleh dari Larutan 2 (100 bpj). dalam larutan alkali hidroksida dan dalam karbonat;
sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam metanol
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis dan dalam toluen; sangat sukar larut dalam eter dan
seperti tertera pada Kromatografi <931>. dalam air.
Larutan 1 Gunakan beningan yang diperoleh dari uji
2,3-dimetilanilin. Baku pembanding Asam Nalidiksat BPFI; lakukan
Larutan 2 Encerkan 1 bagian Larutan 1 menjadi 500 pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum
bagian dengan campuran diklorometan P-metanol P digunakan.
(3:1).
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 Identifikasi
l Larutan 1 dan Larutan 2 pada lempeng kromatografi A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
silika gel GF 254. Masukkan lempeng ke dalam bejana dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
kromatografi yang berisi fase gerak campuran asam menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
asetat glasial P-1,4-dioksan P- toluen P (1:25:90) dan gelombang yang sama seperti pada Asam Nalidiksat
biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi BPFI.
lempeng. Angkat lempeng dan keringkan di udara. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam natrium
Paparkan dengan uap iodum selama 5 menit dan amati di hidroksida 0,01 N (1 dalam 200.000) menunjukkan
bawah sinar ultraviolet (254 nm). Bercak sekunder maksimum dan minimum hanya pada panjang
dalam kromatogram yang diperoleh dari Larutan (1) gelombang yang sama seperti pada Asam Nalidiksat
tidak lebih intensif daripada bercak yang diperoleh dari BPFI; daya serap masing-masing dihitung terhadap zat
Larutan (2) (0,2%). Abaikan bercak dengan nilai Rf 0,04 yang telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan
atau kurang. maksimum 258 nm tidak boleh berbeda lebih dari 3,0%.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang Jarak lebur <1021> Antara 225 dan 231.
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
yang setara dengan lebih kurang 0,5 g asam mefenamat, Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
larutkan dalam lebih kurang 80 ml etanol mutlak P lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam.
hangat yang telah dinetralkan terhadap larutan merah
fenol P, lakukan pemanasan atau sonikasi untuk Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
membantu pelarutan. Dinginkan, tambahkan etanol
mutlak P yang telah dinetralkan secukupnya hingga 100 Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
ml, campur dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 M
menggunakan larutan merah fenol P sebagai indikator. Kemurnian kromatografi
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 M Nalidiksat BPFI, larutkan dalam kloroform P hingga
setara dengan 24,13 mg C15H15NO2. kadar 1,0 mg per ml.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Larutan baku dalam kloroform P hingga kadar 0,1; 0,04
dan 0,02 mg per ml setara dengan 0,5; 0,2 dan 0,1%
cemaran uji.
ASAM NALIDIKSAT Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
Nalidixic Acid dalam kloroform P hingga kadar 20 mg per ml.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
C2H3
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara
H3C N N
terpisah masing-masing 10 l Enceran larutan baku dan
Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel.
COOH Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
O
telah dijenuhkan dengan fase gerak etanol P-kloroform
P-amonia LP (70:20:10) hingga fase gerak merambat
Asam 1-etil-1,4-dihidro-7-metil-4-okso-1,8-naftiridina-3- lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat
karboksilat [389-08-2] lempeng, biarkan fase gerak menguap dengan aliran
C12H12N2O3 BM 232,24 udara hangat. Amati lempeng di bawah cahaya
ultraviolet 254 nm. Bandingkan setiap bercak lain selain
Asam Nalidiksat mengandung tidak kurang dari 99,0% bercak utama Larutan uji dengan bercak utama Enceran
dan tidak lebih dari 101,0%, C12H12N2O3, dihitung larutan baku:tidak satupun bercak lain lebih intensif dari
terhadap zat yang telah dikeringkan. bercak utama yang diperoleh dari Enceran larutan baku
0,1 g per ml setara dengan cemaran 0,5% dan jumlah
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai kuning sangat
pucat; tidak berbau.
- 153 -
intensitas semua bercak lain selain bercak utama dari heksadesiltrimetilamonium bromida dalam 350 ml
Larutan uji tidak lebih dari 1%. metanol P. Tambahkan 325 ml metanol P, saring dan
awaudarakan. Larutan mempunyai pH lebih kurang 10.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
mg zat, larutkan dalam 30 ml dimetilformamida P yang sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
sebelumnya telah dinetralkan terhadap timolftalein LP. Larutan baku internal Buat larutan Asam sulfanilat P
Titrasi dengan litium metoksida 0,1 N LV menggunakan dalam Fase gerak mengandung lebih kurang 0,8 mg per
pengaduk magnetik dan hindari penyerapan karbon ml.
dioksida dari udara. Larutan baku Buat larutan Asam Nalidiksat BPFI
dalam metanol P dengan kadar lebih kurang 0,18 mg per
Tiap ml litium metoksida 0,1 N ml. Pipet 5 ml larutan ini dan 1,0 ml Larutan baku
setara dengan 23,22 mg C12H12N2O3 internal ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan
metanol P sampai tanda.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
dengan lebih kurang 150 mg asam nalidiksat, masukkan
TABLET ASAM NALIDIKSAT ke dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan lebih kurang
Nalidixic Acid Tablet 400 ml metanol P, sonikasi selama 30 menit. Kocok
secara mekanik selama 30 menit, sonikasi kembali
Tablet Asam Nalidiksat mengandung asam nalidiksat, selama 30 menit, encerkan dengan metanol P sampai
C12H12N2O3, tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih tanda dan saring. Pipet 3 ml filtrat jernih dan 1,0 ml
dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 25-ml,
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Baku pembanding Asam Nalidiksat BPFI; lakukan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam sebelum Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
Identifikasi Waktu retensi puncak asam nalidiksat dari ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
pada Penetapan kadar. seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif asam
sulfanilat lebih kurang 0,7 dan asam nalidiksat 1,0;
Disolusi <1231> resolusi, R, antara puncak asam sulfanilat dan asam
Media disolusi : 900 ml dapar pH 8,60; yang dibuat nalidiksat tidak kurang dari 1, simpangan baku relatif
sebagai berikut: campur 2,3 bagian volume natrium pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
hidroksida 0,2 N; 2,5 bagian volume kalium fosfat Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
monobasa 0,2 N dan 2,0 bagian volume metanol P. Jika sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
perlu atur pH dengan penambahan natrium hidroksida 1 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
N hingga 8,600,05. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg asam
Alat tipe 2 : 60 rpm. nalidiksat, C12H12N2O3, dalam serbuk tablet yang
Waktu : 30 menit digunakan dengan rumus:
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C12H12N2O3,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika 12 .500 RU
perlu encerkan dengan natrium hidroksida 0,01 N dan C
3 R S
serapan larutan baku Asam Nalidiksat BPFI dalam
natrium hidroksida 0,01 N pada panjang gelombang
C adalah kadar Asam Nalidiksat BPFI dalam mg per ml
serapan maksimum 258 nm menggunakan blangko
Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah
campuran Media disolusi dan natrium hidroksida 0,01 N
dalam perbandingan yang sama seperti larutan uji. perbandingan respons puncak asam nalidiksat dan asam
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak sulfanilat Larutan uji dan Larutan baku.
kurang dari 80% (Q) C12H12N2O3 dari jumlah yang
tertera pada etiket. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Asam Nitrat mengandung tidak kurang dari 69,0% dan tersuspensi dan jika dilihat melalui cahaya transmisi,
tidak lebih dari 71,0% b/b HNO3 tidak menunjukkan perbedaan warna.
[Perhatian Hindari kontak langsung, dapat merusak
jaringan dengan cepat]. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 2 ml
zat dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca yang telah
Pemerian Cairan berasap; sangat korosif; bau khas, ditara, tambahkan 25 ml air. Titrasi dengan natrium
sangat merangsang. Mendidih pada suhu lebih kurang hidroksida 1 N LV menggunakan indikator merah metil
120; bobot jenis lebih kurang 1,41. Merusak jaringan LP.
hewan menjadi kuning.
Tiap ml natrium hidroksida 1 N
Identifikasi Menunjukkan reaksi nitrat cara A,B dan C setara dengan63,01 mg HNO3
seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5 mg (5 bpj);
lakukan penetapan menggunakan 70 ml (100 g) zat
dalam krus yang telah ditara, tambahkan 2 tetes asam ASAM RETINOAT
sulfat P, uapkan hingga kering. Pijarkan selama 15 Tretinoin
menit. Retinoic Acid
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,5 bpj; lakukan H3C CH3
CH3 CH3
Sulfat <361> Tidak lebih dari 1 bpj; lakukan penetapan Semua trans-asam retinoat [302-79-4]
sebagai berikut: Pada lebih kurang 28 ml, tambahkan 10 C20H28O2 BM 300,44
mg natrium karbonat P. Uapkan hingga kering, larutkan
dalam campuran 4 ml air dan 1 ml larutan asam klorida Asam Retinoat mengandung tidak kurang dari 97,0%
P (1 dalam 20) dan saring jika perlu. Cuci dua kali, tiap dan tidak lebih dari 103,0%, C20H28O2, dihitung terhadap
kali dengan 2 ml air, encerkan dengan air hingga 10 ml, zat yang telah dikeringkan.
tambahkan 1 ml barium klorida LP. Amati 10 menit Pemerian Serbuk hablur; kuning sampai jingga muda.
setelah penambahan larutan barium klorida dan
bandingkan kekeruhan dengan 40 l asam sulfat 0,020 Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam
N. etanol dan dalam kloroform.
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 0,1 bpj; lakukan
Baku pembanding Isotretinoin BPFI; simpan ampul
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat sebagai
pada suhu di bawah 0, biarkan mencapai suhu ruang
berikut: masukkan 210 ml (300 g) zat ke dalam gelas
sebelum dibuka dan gunakan isi segera setelah ampul
piala 1000 ml, tambahkan 5 ml asam sulfat P, uapkan
dibuka. Asam Retinoat BPFI; simpan ampul pada suhu
hingga terbentuk asap tebal belerang trioksida.
di bawah 0, biarkan mencapai suhu ruang sebelum
Dinginkan hati-hati, tambahkan 500 ml air, uapkan
dibuka dan gunakan isi segera setelah ampul dibuka.
kembali hingga terbentuk asap tebal sulfur trioksida. Jika
[Catatan Hindari kontak dengan cahaya kuat dan
perlu ulangi pengenceran dan penguapan untuk
gunakan alat kaca aktinik rendah pada pelaksanaan
menghilangkan semua asam nitrat. Encerkan hati-hati
prosedur berikut ini].
dengan air hingga 35 ml.
Besi <331> Tidak lebih dari 0,2 bpj; lakukan penetapan Identifikasi
menggunakan 35 ml (50 g) zat dan encerkan dengan air A. Spektrum serapan inframerah zat yang didis-
hingga 47 ml. persikan dalam minyak mineral P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 0,2 bpj; seperti pada Asam Retinoat BPFI.
lakukan penetapan sebagai berikut: Masukkan 70 ml B. Spektrum serapan ultraviolet dari larutan (1 dalam
(100 g) zat dalam gelas piala 250 ml, tambahkan lebih 250.000) dalam isopropil alkohol P yang diasamkan,
kurang 10 mg natrium karbonat P, uapkan di atas tangas yang dibuat dengan mengencerkan 1 ml asam klorida
uap hingga kering, tambahkan 25 ml air. 0,01 N dengan isopropil alkohol P hingga 1000 ml
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
Kejernihan larutan Kocok di dalam wadah asli, pipet gelombang yang sama seperti pada larutan Asam
10 ml ke dalam tabung reaksi berukuran 20 mm x 150 Retinoat BPFI; daya serap masing-masing dihitung
mm. Bandingkan dengan air dalam tabung reaksi lain terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang
berukuran sama; cairan sama jernih dan bebas dari bahan
- 155 -
gelombang maksimum lebih kurang 352 nm berbeda Logam berat <371 >Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
tidak lebih dan 3,0%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 240
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; mg zat, larutkan dalam 50 ml dimetilformamida P,
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu tambahkan 3 tetes larutan biru timol P dalam
ruang selama 16 jam. dimetilformamida P (1 dalam 100), titrasi dengan
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. natrium metoksida 0,1 N LV hingga warna kehijauan.
Lakukan penetapan blangko.
Batas isotretinoin Tidak lebih dari 5,0%; lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi Tiap ml natrium metoksida 0,1 N
seperti tertera pada Kromatografi <931>. setara dengan30,04 mg C20H28O2
Fase gerak Buat campuran isooktana P - isopropil
alkohol P-asam asetat glasial P (99,65:0,25:0,1) saring Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian lebih baik di daam gas inert, terlindung cahaya.
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931> .
Larutan kesesuaian sistem I Timbang saksama GEL ASAM RETINOAT
sejumlah Asam Retinoat BPFI, larutkan dalam sedikit Tretinoin Gel
metilen klorida P, tambahkan sejumlah isooktana P Retinoic Acid Gel
hingga kadar lebih kurang 250 g per ml.
Larutan baku I Timbang saksama sejumlah Gel Asam Retinoat mengandung Asam Retinoat,
Isotritinoin BPFI, larutkan dengan sedikit metilen C20H28O2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
klorida P, tambahkan isooktana P hingga kadar lebih 130,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
kurang 250 g per ml.
Larutan kesesuaian sistem II Pipet 5 ml Larutan baku Baku pembanding Asam Retinoat BPFI; simpan ampul
I ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan Larutan pada suhu di bawah 0, biarkan mencapai suhu ruang
kesesuaian sistem I sampai tanda. sebelum dibuka dan gunakan isi segera setelah ampul
Larutan baku II Pipet 5 ml Larutan baku I ke dalam dibuka. [Catatan Hindari kontak dengan cahaya kuat
labu tentukur 100-ml, tambahkan isooktana P sampai dan gunakan alat kaca aktinik rendah pada pelaksanaan
tanda. prosedur berikut ini].
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan Identifikasi Spektrum serapan yang diperoleh antara
dalam sedikit metilen klorida P, tambahkan isooktana P panjang gelombang 300 dan 450 nm dari Larutan uji
sampai tanda. pada Penetapan kadar menunjukkan maksimum dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi pada Asam Retinoat BPFI.
dilengkapi dengan detektor 352 nm dan kolom 4,0 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L3. Laju aliran lebih kurang Isi minimum <861> Memenuhi syarat.
1 ml per menit. Suntikkan pada kromatograf lebih
Penetapan kadar [Catatan Hindari kontak dengan
kurang 20 l Larutan kesesuaian sistem II, ukur respons
cahaya kuat dan gunakan alat kaca aktinik rendah pada
puncak. Waktu retensi relatif isotretinoin dan asam
pelaksanaan prosedur berikut ini].
retinoat masing-masing lebih kurang 0,84 dan 1,00.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Simpangan baku relatif dari respons puncak isotretinoin
Retinoat BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif,
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% dan
jika perlu secara bertahap dengan kloroform P hingga
resolusi, R, isotretinoin dan asam retinoat tidak kurang
kadar lebih kurang 3,75 g per ml.
dari 2,0.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah gel setara
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dengan lebih kurang 375 g tretinoin, masukkan ke
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku II dan Larutan
dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam lebih kurang
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
70 ml kloroform P, encerkan dengan kloroform P sampai
respons puncak utama. Hitung persentase isotretinoin
tanda.
dengan rumus:
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
C rU
10 kurang 365 nm dalam sel 1-cm, menggunakan kloroform
W rS P sebagai blangko. Hitung jumlah dalam g, asam
retinoat, C20H28O2, dalam gel yang digunakan dengan
C adalah kadar Isotretinoin BPFI dalam g per ml rumus:
Larutan baku II; W adalah bobot zat uji yang digunakan
dalam mg; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak A
100 C U
isotretinoin dalam Larutan uji dan Larutan baku. AS
- 156 -
C adalah kadar Asam Retinoat BPFI dalam g per ml encerkan dengan campuran tetrahidrofuran P-Pengencer
Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan (3:2) sampai tanda, campur dan saring.
Larutan uji dan Larutan baku. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, dilengkapi dengan detektor 365 nm dan kolom 3,9 mm x
terlindung cahaya. 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 4
m. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
KRIM ASAM RETINOAT kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Tretinoin Cream pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
Retinoic Acid Cream ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Krim Asam Retinoat mengandung Asam Retinoat, sama (lebih kurang 25 l) Larutan baku dan Larutan uji
C20H28O2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg asam
Baku pembanding Asam Retinoat BPFI; simpan ampul retinoat, C20H28O2, dalam krim yang digunakan dengan
pada suhu di bawah 0, biarkan mencapai suhu ruang rumus:
sebelum dibuka dan gunakan isi segera setelah ampul
dibuka. [Catatan Hindari kontak dengan cahaya kuat r
dan gunakan alat kaca aktinik rendah pada pelaksanaan
250 C U
prosedur berikut ini].
rS
C adalah kadar Asam Retinoat BPFI dalam g per ml
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
diperoleh pada Penetapan kadar.
Wadah dan penyimpanan Dalam tube yang dapat
Isi minimum <861> Memenuhi syarat. dilipat atau wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Kromatografi <931>.
Asam fosfat encer Encerkan 10 ml asam fosfat P
dengan air hingga100 ml.
Dapar fosfat Larutkan 1,38 mg natrium fosfat Asam salisilat [69-72-7]
monobasa P dalam 1000 ml air, atur pH hingga 3,0 C7H6O3 BM 138,12
dengan penambahan Asam fosfat encer. Saring dan
Asam Salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan
awadaurakan.
tidak lebih dari 101,0%, C7H6O3, dihitung terhadap zat
Pengencer Campuran air-Asam fosfat encer (9:1).
yang telah dikeringkan.
Fase gerak [Catatan Dapar fosfat dan tetrahidrofuran
disaring dan diawaudarakan secara terpisah sebelum Pemerian Hablur, biasanya berbentuk jarum halus atau
dicampur]. Buat campuran Dapar fosfattetrahidrofuran serbuk halus; putih; rasa agak manis, tajam dan stabil di
P (58:42). Jika perlu lakukan penyesuaian menurut udara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak berbau. Jika
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna
<931>. kekuningan atau merah muda dan berbau lemah mirip
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam mentol.
Retinoat BPFI, larutkan dalam tetrahidrofuran P hingga
kadar lebih kurang 0,4 mg per ml. Pipet sejumlah Kelarutan Sukar larut dalam air dan dalam benzen,
volume larutan, encerkan secara kuantitatif dan jika mudah larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air
perlu bertahap dengan campuran tetrahidrofuran P- mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.
Pengencer (3:2) hingga kadar lebih kurang 4 g per ml.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah krim setara Identifikasi Menunjukkan reaksi salisilat seperti tertera
dengan lebih kurang 1,0 mg asam retinoat, masukkan ke pada Uji Idetifikasi Umum <291>.
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 20,0 ml
tetrahidrofuran P. Kocok labu, jika perlu encerkan Jarak lebur <1021> Antara 158 dan 161.
dengan tetrahidrofuran P sampai tanda, saring.
Masukkan 5ml filtrat ke dalam labu tentukur 25-ml,
- 157 -
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; semprotkan dengan larutan besi(III) klorida P (1 dalam
lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 3 jam. 60) dan panaskan pada suhu 60 selama 3 menit. Pada
setiap langkah visualisasi, bandingkan intensitas setiap
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%. bercak lain Larutan uji dengan bercak utama Enceran
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan larutan baku: tidak ada satupun bercak lain yang lebih
penetapan menggunakan larutan uji yang dibuat sebagai intensif dari bercak utama Enceran larutan baku dengan
berikut: panaskan 1,5 g zat dalam 75 ml air hingga larut, kadar 0,375 mg per ml dan jumlah intensitas semua
dinginkan, tambahkan air sampai volume semula dan bercak lain Larutan uji tidak lebih dari 2,0%.
saring: 25 ml nitrat tidak lebih keruh dari larutan
blangko yang ditambahkan 0,10 ml asam klorida 0,020 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500
N. mg zat, larutkan dalam 25 ml etanol encer P yang sudah
dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N, tambahkan
Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan fenoftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1
sebagai berikut: larutkan 12,0 g zat dalam 37 ml aseton N LV.
P, tambahkan 3 ml air. Lakukan titrasi secara
potensiometrik dengan timbal perklorat 0,02 M yang Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
dibuat dengan melarutkan 9,20 g timbal perklorat P setara dengan13,81 mg C7H6O3
dalam air hingga 1000 ml. Gunakan pH meter dengan
reproduksibilitas minimum 0,1 mV seperti yang tertera Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
pada Penetapan pH <1071> yang dilengkapi dengan
elektrode timbal dan elektrode kaca pembanding perak-
perak klorida yang berisi larutan tetraetilamonium ASAM SITRAT
perklorat P dalam asam asetat glasial P (1 dalam 44): Citric Acid
digunakan tidak lebih dari 1,25 ml timbal perklorat
0,020 M.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan Asam sitrat [77-92-9]
penetapan dengan melarutkan 1 g zat dalam 25 ml C6H8O7 BM 192,13
aseton P, tambahkan 2 ml air dan 10 ml hidrogen sulfida C6H8O7.H2O [5949-29-1] BM 210,13
LP: warna yang terjadi tidak lebih gelap dari larutan
pembanding yang dibuat dari 25 ml aseton P ditambah 2 Asam Sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung satu
ml Larutan baku timbal dan 10 ml hidrogen sulfida LP. molekul air hidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,5%
dan tidak lebih dari 100,5%, C6H8O7, dihitung terhadap
Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg zat zat anhidrat.
dalam 5 ml asam sulfat LP: larutan tidak lebih berwarna
dari Larutan padanan C. Pemerian Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk
hablur granul sampai halus; putih; tidak berbau atau
Kemurnian kromatografi praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Bentuk hidrat
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P (9:1). mekar dalam udara kering.
Fase gerak Campuran sama banyak n-butanol P yang
telah dijenuhkan dengan amonium hidroksida P dan Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
aseton P. dalam etanol; agak sukar larut dalam eter.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam
Salisilat BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar 2,5 Identifikasi Menunjukkan reaksi Sitrat seperti tertera
mg per ml. pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Enceran larutan baku Buat satu seri pengenceran
Larutan baku dalam Pelarut hingga diperoleh kadar Air <1031> Metode I Bentuk anhidrat tidak lebih dari
masing-masing 0,375; 0,25 dan 0,05 mg per ml. 0,5% dan bentuk hidrat tidak lebih dari 8,8%.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam Pelarut hingga kadar 50 mg per ml. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%.
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan secara Oksalat Netralkan 10 ml larutan zat (1 dalam 10)
terpisah masing-masing 20 l Larutan uji dan Enceran dengan amonium hiroksida 6 N, tambahkan 5 tetes asam
larutan baku pada lempeng kromatografi silika gel klorida 3 N, dinginkan dan tambahkan 2 ml kalsium
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana klorida LP: tidak terbentuk kekeruhan .
kromatografi yang berisi Fase gerak hingga merambat
lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat Sulfat Pada 10 ml larutan zat (1 dalam 10) tambahkan 1
lempeng, tandai batas rambat dan biarkan menguap ml barium klorida LP yang telah ditambahkan 1 tetes
dengan bantuan aliran udara hangat. Amati lempeng di asam klorida P: tidak terbentuk kekeruhan.
bawah cahaya ultraviolet 254 nm dan 366 nm;
- 158 -
Arsen <321> Metode I tidak lebih dari 3 bpj. Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Zat mudah terarangkan Masukkan 1,0 g zat ke dalam Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250
tabung reaksi dengan ukuran 22 x 175 mm yang telah mg zat, larutkan dalam campuran 50 ml metanol P dan
dibilas dengan 10 ml asam sulfat LP dan tiriskan selama 25 ml air, yang sebelumnya telah dinetralkan dengan
10 menit. Tambahkan 10 ml asam sulfat LP, goyang natrium hidroksida 0,02 N. Tambahkan Fenolftalein LP
sampai larut sempurna dan celupkan dalam tangas air sampai terjadi warna merah muda yang stabil selama
pada suhu 901 selama 600,5 menit, jaga permukaan tidak kurang dari 30 detik.
asam di bawah permukaan air selama pemanasan.
Dinginkan tabung reaksi dengan air mengalir dan Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N
pindahkan larutan asam ke dalam tabung pembanding setara dengan11,21 mg C6H8O2
warna: warna asam tidak lebih tua dari volume sama
Larutan padanan K seperti tertera pada Warna dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Akromitas <1291> dalam tabung padanan, tabung terlindung cahaya dan hindarkan dari panas berlebih.
diamati vertikal dengan latar belakang putih.
COOH
H C OH
ASAM UNDESILENAT
Undecylenic Acid
HO C H
COOH CH2=CHCH2(CH2)6CH2COOH
atas tangas uap hingga bau eter tak tercium lagi, Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam
kemudian tambahkan beberapa mg arang aktif P, campur natrium hidroksida 1 N, dalam metanol, dalam etanol,
dan saring. Uapkan filtrat hingga hampir kering dan dalam aseton, dalam kloroform, dalam benzen, dalam
hablurkan kembali residu dengan etanol P 70%, hablur eter dan dalam n-heptan; sukar larut dalam asam klorida
anilida yang diperoleh melebur pada suhu antara 66 dan 0,1 N.
67,5.
Baku pembanding Asam Valproat BPFI; tidak boleh
Suhu beku <1101> Tidak lebih dari 21. dikeringkan. Sesudah ampul dibuka, simpan dalam
wadah tertutup rapat; Asam benzoat BPFI, keringkan di
Bobot jenis <981> Antara 0,910 dan 0,913. atas silika gel selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,15%.
Identifikasi
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. A. Spektrum serapan inframerah zat yang disebarkan
sebagai film tipis di antara lempeng natrium klorida,
Indeks bias <100> Antara 1,447 dan 1,448. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Asam Valproat
Bilangan iodum Antara 131 dan 138; lakukan BPFI.
penetapan seperti tertera pada Lemak dan minyak lemak B Masukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml larutan
<491>. kalium iodida P (1 dalam 50) dan 0,5 ml larutan kalium
iodat P (1 dalam 25); dan campur. Tambahkan 2 tetes zat
Asam larut dalam air Kocok 5 ml zat dengan 5 ml air dan campur: terjadi warna kuning.
dan saring lapisan air melalui kertas saring basah.
Tambahkan 1 tetes jingga metil LP, titrasi dengan Indeks bias <100> Lebih kurang 1,423 pada suhu 20.
natrium hidroksida 0,01 N LV: diperlukan tidak lebih dari
1,0 ml natrium hidroksida 0,01 N LV untuk Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
menyesuaikan warna dengan larutan 1 tetes jingga metil
LP dalam 5 ml air. Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.
mg zat, larutkan dalam 50 ml etanol P, tambahkan 3
tetes Fenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidroksida Kemurnian kromatografi
0,1 N LV hingga terbentuk warna merah muda pertama Sistem kromatografi Lakukan Kromatografi gas
yang bertahan selama tidak kurang dari 30 detik. seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf
Lakukan penetapan blangko. dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 2
mm x 1,8 m berisi 10% fase diam G34 pada partikel
Tiap ml natrium hidroksida 0,1 N penyangga SIA 80 - 100 mesh. Pertahankan suhu kolom,
setara dengan 18,43 mg C11H20O2 injektor dan detektor berturut turut pada lebih kurang
140, 225, 235. Gunakan helium P kering sebagai gas
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak pembawa dengan laju alir lebih kurang 50 ml per menit.
tembus cahaya. Lakukan penyuntikan ulang dua kali (lebih kurang 1
l) Asam Valproat BPFI, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: respons
ASAM VALPROAT puncak dan waktu retensi asam valproat pada
Valproic Acid kromatogram berturut-turut tidak boleh berbeda lebih
dari 1% dan 3%.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 1
l) zat ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak: perbandingan respon puncak asam
valproat terhadap jumlah semua respons puncak tidak
Asam propilvalerat [99-66-1] kurang dari 0,98.
C8H16O2 BM 144,21
Cemaran senyawa organik mudah menguap
Asam Valproat mengandung tidak kurang dari 98,0% <471>Metode V Memenuhi syarat.
dan tidak lebih dari 102,0%, C8H16O2, dihitung terhadap
zat anhidrat. Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
336,44 dan 372,89 berturut-turut adalah bobot molekul Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
asebutolol dan asebutolol hidroklorida; C adalah kadar pada suhu ruang terkendali.
Asebutolol Hidroklorida BPFI dalam g per ml Larutan
baku; ri adalah respons puncak masing-masing cemaran
dari Larutan uji dan rS adalah respons puncak asebutolol TABLET ASEBUTOLOL HIDROKLORIDA
dari Larutan baku. Acebutolol Hydrochloride Tablet
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Tablet Asebutolol Hidroklorida mengandung Asebutolol
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Hidroklorida, C18H28N2O4.HCl, setara dengan
Kromatografi <931>. Asebutolol, C18H28N2O4, tidak kurang dari 95,0% dan
Dapar Larutkan lebih kurang 2,4 g natrium 1- tidak lebih dari 105,0%, dari jumlah yang tertera pada
dekanasulfonat P dalam 1000 ml air, atur pH hingga 3,5 etiket.
dengan penambahan asam asetat glasial P.
Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P (40:60), Baku pembanding Asebutolol Hidroklorida BPFI;
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 3 jam
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asebutolol Identifikasi Larutkan secara terpisah sejumlah serbuk
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan tablet dan baku pembanding dalam sesedikit mungkin
metanol P hingga kadar lebih kurang 0,22 mg per ml etanol P, saring dan uapkan filtrat di atas tangas air
yang setara dengan asebutolol lebih kurang 0,2 mg per hingga kering. Spektrum serapan inframerah residu yang
ml. didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20 maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
kapsul, keluarkan semua isi kapsul. Bersihkan dan seperti pada Asebutolol Hidroklorida BPFI.
timbang saksama cangkang kapsul. Hitung bobot rata-
rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
setara dengan lebih kurang 200 mg asebutolol, Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan Kromatografi <931>.
- 166 -