Case Report
Identifikasi Pasien :
Nama lengkap : Ny. Kusmiati
Tempat tanggal lahir / umur : Lmpung, 53 tahun
Status Pekawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat :Jalan Ikan Julung Bandar Lampung
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Lampung
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Tanggal Masuk RSAM : 30 Desember 2014
Anamnesis :
Wanita usia 53 tahun, sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk RSAM
mengeluh sesak napas. Sesak napas yang timbul pada pasien dirasakan
semakinlama semakin memberat dan menetap walaupun pasien tidak beraktivitas.
Sesak napas yang timbul pada pasien disertai dengan batuk yang hilang timbul
namun tidak berdahak.
Pasien mengakui sesak napas yang timbul dan dialalmi pasien ssat ini
dimulai sejak perut pasien membesar sejak 3 minggu sebelum masuk RSAM.
Pasien juga mengeluh adanya rasa mual dan kembung. Pembesaran pada perutnya
ini merupakan kedua kalinya untuk pasien. Pembesaran perutnya dirasakan
semakin lama semakin berat dan menetap dan disertai rasa nyeri diseluruh perut
pasien. Sebelumnya pasien mengaku pernah mengalami pembesaran pada
perutnya dan telah dilakukan operasi pengangkatan tumor satu tahun yang lalu.
Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah kedua tungkai bengkak sejak 2
minggu yang lalu sebelum masuk RSAM. Bengkak dirasakan semakin
memberat, menetap, tanpa disertai rasa nyeri. Riwayat trauma sebelumnya tidak
pernah dialami oleh pasien. Tidak terdapat keluhan bengkak pada bagian mata dan
tangan.
Pasien juga mengeluh tidak dapat BAB sejak satu minggu yang lalu. Riwayat
BAB berwarna kehitaman tidak dialami oleh pasien. Riwayat BAB seperti tai
kambing dan BAB disertai darah dan lendir tidak dialmi oleh pasien. Riwayat
BAB putih seperti dempul tidak dialami oleh pasien. Riwayat BAB cair tidak
dialami oleh pasien. BAK pasien sedikit dan sulit untuk dikeluarkan. Riwayat
BAK berwarna seperti teh.
Selama 3 minggu ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan
dirasakan menjadi kurus walaupun perutnya membesar. Keluhan demam tidak
dialami oleh pasien. Saat ini pasien tidak mampu beraktivitas seperti keadaan
sebelumnya dan hanya bisa berbaring karena perut yang semakin membesar.
Riwayat penyakit dahulu :
Cacar :- Hipertensi :-
Cacar air :- Ulkus ventrikuli :-
Difteri :- Ulkus duodeni :-
Batuk rejan :- Gastritis :-
Campak :- Batu empedu :-
Influenza : Batu ginjal/batu saluran kemih: -
Tonsilitis :- Burut / Hernia :-
Kholera :- Penyakit prostat :-
Demam Reumatik Akut :- Wasir :-
Pneumoniae :- Diabetes :-
Pleuritis :- Alergi :-
Tuberkulosis :- Tumor :-
Malaria :- Penyakit pembuluh darah :-
Disentri :- Operasi :
Hepatitis :- Kecelekaan :-
Tifus Abdominus :- Operasi :-
Skirofula :- Kecelakaan :-
Gonore :-
Riwayat Penyakit Keluarga
Hubungan Umur Jenis Keadaan Penyebab
(tahun) Kelamin Kesehatan Meninggal
Kakek 70 tahun Laki-laki Tidak ada Tidak
diketahui
Nenek 67 tahun Perempuan Tidak ada Tidak
diketahui
Ayah 78 tahun Laki-laki Sehat Sehat
Ibu 65 tahun Perempuan Sehat Sehat
Saudara 45 tahun Laki-laki Sehat Sehat
Anak-anak 20 tahun Laki-laki Sehat Sehat
Kulit
Bisul (-) Rambut (dbn, hitam) Keringat malam (-)
Kuku (dbn) Kuning / ikterus (-) Sianosis (-)
Lain-lain (-)
Kepala
Trauma (-) Sakit Kepala ()
Sinkop (-) Nyeri pada sinus (-)
Mata
Nyeri (-) Radang keringat malam (-)
Sekret (-) Gangguan penglihatan (-)
Kuning/ikterus () Ketajaman pengli h
atan (-)
Hidung
Trauma (-) Gejala penyumbatan (-)
Nyeri (-) Gangguan penciuman (-)
Sekret (-) Pilek (-)
Epistaksis (-)
Mulut
Bibir (dbn) Lidah (dbn)
Gusi (dbn) Gangguan pengecap (-)
Selaput (dbn) Stomatitis (-)
Tenggorokkan
Nyeri tenggorokkan (-) Perubahan Suara (-)
Leher
Benjolah (-) Nyeri leher (-)
Dada (Jantung/paru-paru)
Nyeri dada (-) Sesak napas ()
Berdebar (-) Batuk darah (-)
Ortopnoe (-) Batuk (-)
Abdomen (lambung/usus)
Rasa kembung Perut membesar ()
Mual () Wasir (-)
Muntah Mencret (-)
Muntah darah Tinja berdarah (-)
Sukar menelan Tinja berwarna ter (-)
Nyeri perut, Kolik (-) Tinja berwarna dempul (-)
Benjolan (sulit diraba)
Saluran Kemih
Disuria (-) Kencing nanah (-)
Stranguri (-) Kolik (-)
Poliuria (-) Oligouria (-)
Polakisuria (-) Anuria (-)
Hematuria (-) Retensi Urin (-)
Kencing batu (-) Kencing menetes (-)
Ngompol tidak disadari (-) Penyakit prostat (-)
Ketamenis
Leukoree (-) Perdarahan (-)
Haid
Haid terakhir 2 tahun Jumlah dan lamanya (6-7 Menarche (14 tahun)
yang lalu hari)
Teratur Nyeri () Gejala klmakterium (-)
Gangguan haid tidak Pasca menopause (-)
ada
Ekstremitas
Bengkak () Deformitas (-)
Nyeri sendi (-) Sianosis (-)
BERAT BADAN
Berat badan rata-rata (Kg) : 50 kg
Tinggi badan (cm) : 150 cm
Berat badan sekarang (Kg) : 56 kg
Tempat lahir : () Di rumah (-) Rumah bersalin (-) R.S bersalin (-)
Ditolong oleh : (-) Dokter (-) Bidan () Dukun (-) Lain-lain (-)
Riwayat Imunisasi
(-)Hepatitis (-)BCG (-)Campak (-)DPT (-)Polio (-)Tetanus
Keterangan : Tidak diketahui dengan jelas oleh pasien
Riwayat Makanan
Frekwensi/hari : 3x sehari
Jumlah/hari : 3 piring sehari dengan porsi cukup
Variasi/hari : kurang bervariasi/hari
Nafsu makan : Baik
Pendidikan
(-)SD ()SMP (-)SLTA (-)Sekolah Kejuruan (-)Akademi (-)Kursus (-)Tidak
Sekolah
KESULITAN
Keuangan : ada
Pekerjaan : ada
Keluarga : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
PEMRIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Tinggi badan :150 cm
Berat badan : 58 kg
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 112x/menit
Suhu : 39,20C
Pernapasan (frekuensi dan tipe) : Cepat dan dangkal (tipe kusmaul), 44
x/menit
Keadaan gizi : IMT 24,8 kg/m2 dengan edema
Kesadaran : Compos mentis
Sianosis : Tidak ada
Edema umum : dialami oleh pasien
Habitus : Astenikus
Cara berjalan : pasien perlu dibantu keluarga ketika
berjalan
Morbilitas (aktif/pasif) : Aktif lemah
Umur menurut taksiran pemeriksaan : 50 tahun
ASPEK KEJIWAAN
Tingkah laku : wajar / gelisah () / tenang / hipoaktif / hiperaktif
Alam perasaan: biasa / sedih / gembira / cemas () / takut / marah
Proses pikir : wajar () / cepat / gangguan waham / fobia / obsesi
STATUS GENERALIS
KULIT
Warna : coklat
Efloresensi : -
Jaringan parut : -
Pigmentasi : -
Lembab/kering : lembab
Lain-lain : -
KEPALA
MATA
Exopthalmus : -
Enopthalmus : -
Kelopak : normal
Lensa : jernih
Visus : 6/6
Sklera : ikterik
Gerakan mata : baik ke segala arah
Deviatio konjugae : -
Nystagmus : -
TELINGA
Tuli : -/-
Penyumbatan : -/-
Serumen : -/-
Perdarahan : -/-
Cairan : -/-
MULUT
Langit-langit : normal
Trismus : -
DADA
Bentuk : simetris
PARU-PARU DEPAN
BELAKANG
JANTUNG
Perkusi
PEMBULUH DARAH
ABDOMEN
Palpasi
ANGGOTA GERAK
Refleks
Kanan Kiri
Tidak dilakukan
LABORATORIUM
Hematokrit : 36 % (38-47%)
Kesan : Normal
Kesan :
Suspect myoma uteri dekstra, dd lobulated acites
Acites permagna
Hidronefrosis ringan bilateral
RINGKASAN
Wanita usia 53 tahun, sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk RSAM
mengeluh sesak napas. Sesak napas yang timbul pada pasien dirasakan semakin
lama semakin memberat dan menetap walaupun pasien tidak beraktivitas. Sesak
napas yang timbul pada pasien disertai dengan batuk yang hilang timbul namun
tidak berdahak.
Pasien mengakui sesak napas yang timbul dan dialalmi pasien ssat ini
dimulai sejak perut pasien membesar sejak 3 minggu sebelum masuk RSAM.
Pasien juga mengeluh adanya rasa mual dan kembung. Pembesaran pada perutnya
ini merupakan kedua kalinya untuk pasien. Pembesaran perutnya dirasakan
semakin lama semakin berat dan menetap dan disertai rasa nyeri diseluruh perut
pasien. Sebelumnya pasien mengaku pernah mengalami pembesaran pada
perutnya dan telah dilakukan operasi pengangkatan tumor satu tahun yang lalu.
Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah kedua tungkai bengkak sejak 2
minggu yang lalu sebelum masuk RSAM. Bengkak dirasakan semakin
memberat, menetap, tanpa disertai rasa nyeri. Riwayat trauma sebelumnya tidak
pernah dialami oleh pasien. Pasien juga mengeluh tidak dapat BAB sejak satu
minggu yang lalu. BAK pasien sedikit dan sulit untuk dikeluarkan. Selama 3
minggu ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan dirasakan
menjadi kurus walaupun perutnya membesar.
2. Differential diagnosis :
Cirosis Hepatis
Sindroma nefrotik
3. Dasar Diagnosis :
Anamnesis :
Wanita usa 53 tahun, sejak 3 minggu yang lalu sebelum masuk
RSAM, mengeluh perut membesar disertai rasa mual dan kembung.
Pembesaran pada perutnya ini merupakan kedua kalinya untuk pasien.
Pembesaran perutnya dirasakan semakin lama semakin berat dan menetap
tanpa disertai dengan rasa nyeri yang hebat. Sesak napas juga sering
dirasakan oleh pasien sejak terjadinya pembesaran pada perutnya.
Sebelumnya pasien mengaku pernah mengalami pembesaran pada
perutnya dan telah dilakukan operasi pengangkatan tumor di perutnya satu
tahun yang lalu.
Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah kedua tungkai bengkak
sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk RSAM. Bengkak dirasakan
semakin memberat, menetap, tanpa disertai rasa nyeri. Riwayat trauma
sebelumnya tidak pernah dialami oleh pasien. Tidak terdapat keluhan
bengkak pada bagian mata dan tangan. Pasien juga tidak pernah merasakan
mudah sesak saat aktivitas, batuk dan kebiruan pada tubuhnya ataupun
bengkak pada kedua tungkai menghilang ketika beraktivitas.
Pasien juga mengeluh tidak dapat BAB sejak satu minggu yang lalu.
Riwayat BAB berwarna kehitaman tidak dialami oleh pasien. Riwayat
BAB seperti tai kambing dan BAB disertai darah dan lendir tidak dialmi
oleh pasien. Riwayat BAB putih seperti dempul tidak dialami oleh pasien.
Riwayat BAB cair tidak dialami oleh pasien. BAK pasien sedikit dan sulit
untuk dikeluarkan. Riwayat BAK berwarna seperti teh, riwayat BAB
seperti air cucian daging tidak dialami oleh pasien..
Selama 3 minggu ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan
dirasakan menjadi kurus walaupun perutnya membesar. Keluhan demam
tidak dialami oleh pasien. Saat ini pasien tidak mampu beraktivitas seperti
keadaan sebelumnya dan hanya bisa berbaring karena perut yang semakin
membesar.
Pemeriksaan fisik
PARU-PARU DEPAN
BELAKANG
ABDOMEN
Palpasi
Kesan : Acites
ANGGOTA GERAK
LABORATORIUM
Hematokritb : 36 % (38-47%)
Kesan :
Suspect myoma uteri dekstra, dd lobulated acites
Acites permagna
Hidronefrosis ringan bilateral
PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN
Cek APTT, PTT dan INR
Rontgen thoraks
Biopsi Paracintesis
RENCANA PENGELOLA
a. Pasien rawat rumah sakit
b. Pemantauan dieresis urin per hari, berat badan per hari, lingkar perut, dan
oedem serta tanda-tanda hipertensi portal
d. Terapi medikamentosa
IVFD Dextrosa 5% 500 ml VII gtt/menit
Ranitidin 25 mg/ 12 jam
Furosemid 20 mg/12 jam
Spironolakton 100 mg/24 jam
Cefotaxime 50 mg/12 jam
KSR 3x1 tablet
B komplek 3x1 tablet
e. Rencana Paracintesis 5 liter dan pengangkatan masa tumor jika asites dan
efusi pleura tidak ada
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Sindrom Meigs merupakan gejala yang terdiri dari tumor ovarium benigna
dengan ascites dan efusi pleura yang menghilang setelah reaksi tumor.
Tumor ovarium pada Sindrom Meigs adalah jenis fibroma.
Sindrom Pseudo-Meigs terdiri dari efusi pleura, ascites dan tumor jinak
ovarium selain jenis fibroma. Tumor jinak ini termasuk tumor tuba fallopi
atau uterus dan matur teratoma, struma ovari dan ovarium leiomyomas.
Juga untuk metastase dari keganasan gastrointestinal. Pseudo-pseudo
Meigs Sindrom juga terdapat pada pasien Sistemik Lupus Eritematous.
b. Etiologi
Etiologi dari efusi pleura tidak jelas. Teori dari Efskind dan Terade dkk
mengatakan bahwa cairan ascites berpindah melalui transdiaphragmatic
lympathic channels. Besarnya efusi pleura sebanding dengan jumlahnya
ascites. Cairan ascites dan efusi pleura pada Meigs Sindrom dapat berupa
transudat atau eksudat. Meigs melakukan elektroforesis pada beberapa
kasus dan menemukan bahwa pada dasarnya cairan pleura dan cairan
ascites mempunyai sifat yang sama.
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma tetapi tidak semua
ganas meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi
ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada
fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.
Frekwensi fibroma ovarium 5 % dari semua neoplasma ovarium dan
paling sering ditemukan pada penderita dalam masa menopause dan
sesudahnya. Gambaran klinik tumor dapat mencapai diameter 2-30 cm,
dan beratnya dapat mencapai 20 kg dengan 90 % unilateral. Permukaan
tidak rata, konsistensi keras, warna merah jambu keabu-abuan.
c. Patofisiologi
Cairan asites dan efusi pleura pada sindrom Meigs dapat berupa transudat
atau eksudat. Meigs melakukan elektroforesis pada beberapa kasus dan
menemukan bahwa pada dasarnya cairan pleura dan cairan ascites
mempunyai sifat yang sama. Ukuran tumor, daripada tipe
histologis tertentu, dianggap menjadi faktor penting dalam
pembentukan asites dan efusi pleura yang menyertainya.
e. Pemeriksaan Fisik
Tanda positif seperti :
Tanda vital : Takipneu, takikardi
Paru-paru : Pada perkusi terdengar hampir hilang (tumpul),
menurunnya taktil fremitus, penurunan vocal resonance, penurunan bunyi
pernapasan, menunjukkan dugaan efusi pleura. Efusi pleura sebagian besar
didapatkan pada paru kanan, tetapi dapat juga ditemukan pada paru kiri.
Abdomen : Pada pemeriksaan didapatkan massa yang kecil ataupun
besar pada pelvis, atau massa tidak dapat dirasakan. Ditemukan ascites,
dengan shifting dullness dan atau fluid thrill.
Pelvis : Ditemukan adanya massa (besarnya, lokalisasi, permukaan,
konsistensi, mobile/immobile)
f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium untuk pasien dengan sindrom
Meigs dapat meliputi:
Penatalaksanaan
Perawatan Medis
Perawatan medis pada pasien dengan sindrom Meigs
dimaksudkan untuk menangani gejala asites dan efusi
pleura dengan cara terapi parasentesis dan thorakosentesis.
Prosedur Bedah
Laparotomi eksplorasi dengan staging bedah adalah
prosedur pilihan pada penyakit ini. Lakukan bedah beku
pada massa ovarium selama laparotomi eksplorasi. Jika
bedah beku konsisten dengan tumor jinak, tepat
dilakukan pembedahan konservatif (salpingo-ooforektomi
atau ooforektomi). Temuan dari biopsi kelenjar getah
bening dan omentum serta pembilasan pelvis akan
negatif untuk keganasan jika prosedur ini dilakukan
selama operasi.
Pada wanita usia reproduktif, dilakukan unilateral
salpingo-ooforektomi.
Pada wanita menopause, prosedur pilihannya adalah
salpingo ooforektomi bilateral dengan-histerektomi total
dan unilateral atau kadang-kadang dilakukan salpingo-
ooforektomi bilateral.
Pada perempuan prapubertas, prosedur pilihannya
adalah reseksi ovarium dan salpingo-ooforektomi
unilateral.
Tingkat kesembuhan setelah kedua jenis operasi adalah
tinggi dan pasien jarang mengalami kekambuhan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Abramov Y, Anteby SO, Fasouliotis SJ, et al; The role of inflammatory cytokines
in Meigs' syndrome.; Obstetric Gynecology; 2002 May;99(5 Pt 2):917-9.
Jones OW, Surwit EA. Meigs syndrome and elevated CA 125. Obstet Gynecol.
Mar 1989;73(3 Pt 2):520-1.
Meigs JV. Fibroma of the ovary with ascites and hydrothorax: Meigs syndrome.
Am J Obstet Gynecol; 1954;67:962987.
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Ovarian Germ Cell and Sex
CordStromal Tumors. United States: The McGraw-Hill companies, Inc;
2008.p.371-376.
Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima. 2009.
Jakarta : Interna Publishing
Wibisono MJ, Winariani, Hariadi S. Buku Ajar Penyakit Paru. In: Efusi Pleura.
Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR RSUD Dr.
Soetomo; 2010.p.111-122.