Anda di halaman 1dari 39

SMF PENYAKIT DALAM

RSUD DR. H. Abdul Moeloek


Bandar Lampung

Case Report

Identifikasi Pasien :
Nama lengkap : Ny. Kusmiati
Tempat tanggal lahir / umur : Lmpung, 53 tahun
Status Pekawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat :Jalan Ikan Julung Bandar Lampung
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Lampung
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Tanggal Masuk RSAM : 30 Desember 2014
Anamnesis :

Diambil dari : Aloanamnesis dan Autoanamnesis


Tanggal : 10 Januari 2014
Jam : 14.00 WIB

Keluhan Utama : Sesak napas sejak 1 minggu sebelum masuk


RSAM dan tidak berkurang walaupun aktivitas
dikurangi.
Keluhan Tambahan : Batuk tidak berdahak, perut membesar, mual,
bengkak pada kedua tungkai, tidak BAB selama 1
minggu, BAK sulit dan hanya sedikit, penurunan
nafsu makan dan berat badan, kesulitan untuk
beraktivitas.

Riwayat penyakit sekarang :

Wanita usia 53 tahun, sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk RSAM
mengeluh sesak napas. Sesak napas yang timbul pada pasien dirasakan
semakinlama semakin memberat dan menetap walaupun pasien tidak beraktivitas.
Sesak napas yang timbul pada pasien disertai dengan batuk yang hilang timbul
namun tidak berdahak.

Pasien mengakui sesak napas yang timbul dan dialalmi pasien ssat ini
dimulai sejak perut pasien membesar sejak 3 minggu sebelum masuk RSAM.
Pasien juga mengeluh adanya rasa mual dan kembung. Pembesaran pada perutnya
ini merupakan kedua kalinya untuk pasien. Pembesaran perutnya dirasakan
semakin lama semakin berat dan menetap dan disertai rasa nyeri diseluruh perut
pasien. Sebelumnya pasien mengaku pernah mengalami pembesaran pada
perutnya dan telah dilakukan operasi pengangkatan tumor satu tahun yang lalu.
Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah kedua tungkai bengkak sejak 2
minggu yang lalu sebelum masuk RSAM. Bengkak dirasakan semakin
memberat, menetap, tanpa disertai rasa nyeri. Riwayat trauma sebelumnya tidak
pernah dialami oleh pasien. Tidak terdapat keluhan bengkak pada bagian mata dan
tangan.

Pasien juga mengeluh tidak dapat BAB sejak satu minggu yang lalu. Riwayat
BAB berwarna kehitaman tidak dialami oleh pasien. Riwayat BAB seperti tai
kambing dan BAB disertai darah dan lendir tidak dialmi oleh pasien. Riwayat
BAB putih seperti dempul tidak dialami oleh pasien. Riwayat BAB cair tidak
dialami oleh pasien. BAK pasien sedikit dan sulit untuk dikeluarkan. Riwayat
BAK berwarna seperti teh.

Pasien mengakui bahwa dirinya sudah tidak mengalami menstruasi selama 2


tahun sejak muncul benjolan di perutnya sebelum menjalani operasi. Pasien
mengaku terdapat nyeri perut yang menjalar ke pinggang setiap pasien menstruasi.
Lamanya menstruasi berkisar 5 s.d. 7 hari, dan tidak teratur.

Selama 3 minggu ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan
dirasakan menjadi kurus walaupun perutnya membesar. Keluhan demam tidak
dialami oleh pasien. Saat ini pasien tidak mampu beraktivitas seperti keadaan
sebelumnya dan hanya bisa berbaring karena perut yang semakin membesar.
Riwayat penyakit dahulu :

Cacar :- Hipertensi :-
Cacar air :- Ulkus ventrikuli :-
Difteri :- Ulkus duodeni :-
Batuk rejan :- Gastritis :-
Campak :- Batu empedu :-
Influenza : Batu ginjal/batu saluran kemih: -
Tonsilitis :- Burut / Hernia :-
Kholera :- Penyakit prostat :-
Demam Reumatik Akut :- Wasir :-
Pneumoniae :- Diabetes :-
Pleuritis :- Alergi :-
Tuberkulosis :- Tumor :-
Malaria :- Penyakit pembuluh darah :-
Disentri :- Operasi :
Hepatitis :- Kecelekaan :-
Tifus Abdominus :- Operasi :-
Skirofula :- Kecelakaan :-
Gonore :-
Riwayat Penyakit Keluarga
Hubungan Umur Jenis Keadaan Penyebab
(tahun) Kelamin Kesehatan Meninggal
Kakek 70 tahun Laki-laki Tidak ada Tidak
diketahui
Nenek 67 tahun Perempuan Tidak ada Tidak
diketahui
Ayah 78 tahun Laki-laki Sehat Sehat
Ibu 65 tahun Perempuan Sehat Sehat
Saudara 45 tahun Laki-laki Sehat Sehat
Anak-anak 20 tahun Laki-laki Sehat Sehat

Adakah kerabat yang menderita


Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi - Saudara kandung
Asma - Saudara kandung
Tuberkulosis - Saudara kandung
Atritis - Saudara kandung
Rematisme - Saudara kandung
Hipertensi - Saudara kandung
Jantung - Saudara kandung
Ginjal - Saudara kandung
Lambung - Saudara kandung
Anamnesis Sistem
Catatan keluhan tambahan positif disamping judul-judul yang bersangkutan

Kulit
Bisul (-) Rambut (dbn, hitam) Keringat malam (-)
Kuku (dbn) Kuning / ikterus (-) Sianosis (-)
Lain-lain (-)

Kepala
Trauma (-) Sakit Kepala ()
Sinkop (-) Nyeri pada sinus (-)

Mata
Nyeri (-) Radang keringat malam (-)
Sekret (-) Gangguan penglihatan (-)
Kuning/ikterus () Ketajaman pengli h
atan (-)

Hidung
Trauma (-) Gejala penyumbatan (-)
Nyeri (-) Gangguan penciuman (-)
Sekret (-) Pilek (-)
Epistaksis (-)

Mulut
Bibir (dbn) Lidah (dbn)
Gusi (dbn) Gangguan pengecap (-)
Selaput (dbn) Stomatitis (-)

Tenggorokkan
Nyeri tenggorokkan (-) Perubahan Suara (-)

Leher
Benjolah (-) Nyeri leher (-)

Dada (Jantung/paru-paru)
Nyeri dada (-) Sesak napas ()
Berdebar (-) Batuk darah (-)
Ortopnoe (-) Batuk (-)
Abdomen (lambung/usus)
Rasa kembung Perut membesar ()
Mual () Wasir (-)
Muntah Mencret (-)
Muntah darah Tinja berdarah (-)
Sukar menelan Tinja berwarna ter (-)
Nyeri perut, Kolik (-) Tinja berwarna dempul (-)
Benjolan (sulit diraba)

Saluran Kemih
Disuria (-) Kencing nanah (-)
Stranguri (-) Kolik (-)
Poliuria (-) Oligouria (-)
Polakisuria (-) Anuria (-)
Hematuria (-) Retensi Urin (-)
Kencing batu (-) Kencing menetes (-)
Ngompol tidak disadari (-) Penyakit prostat (-)

Ketamenis
Leukoree (-) Perdarahan (-)

Haid
Haid terakhir 2 tahun Jumlah dan lamanya (6-7 Menarche (14 tahun)
yang lalu hari)
Teratur Nyeri () Gejala klmakterium (-)
Gangguan haid tidak Pasca menopause (-)
ada

Saraf dan otot


Anestesi (-) Sukar menggingit (-)
Parestesi (-) Ataksia (-)
Otot lemah () Hipo/hiper-esthesi (-)
Kejang (-) Pingsan (-)
Afasia (-) Kedutan (tick) (-)
Amnesis (-) Pusing (vertigo) (-)
Lain-lain (-) Gangguan bicara (disartri) (-)

Ekstremitas
Bengkak () Deformitas (-)
Nyeri sendi (-) Sianosis (-)

BERAT BADAN
Berat badan rata-rata (Kg) : 50 kg
Tinggi badan (cm) : 150 cm
Berat badan sekarang (Kg) : 56 kg

(Bila pasien tidak tahu dengan pasti)


Tetap (-)
Turun (-)
Naik () dengan edema
RIWAYAT HIDUP

Tempat lahir : () Di rumah (-) Rumah bersalin (-) R.S bersalin (-)
Ditolong oleh : (-) Dokter (-) Bidan () Dukun (-) Lain-lain (-)

Riwayat Imunisasi
(-)Hepatitis (-)BCG (-)Campak (-)DPT (-)Polio (-)Tetanus
Keterangan : Tidak diketahui dengan jelas oleh pasien

Riwayat Makanan
Frekwensi/hari : 3x sehari
Jumlah/hari : 3 piring sehari dengan porsi cukup
Variasi/hari : kurang bervariasi/hari
Nafsu makan : Baik

Pendidikan
(-)SD ()SMP (-)SLTA (-)Sekolah Kejuruan (-)Akademi (-)Kursus (-)Tidak
Sekolah

KESULITAN
Keuangan : ada
Pekerjaan : ada
Keluarga : tidak ada
Lain-lain : tidak ada

PEMRIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Tinggi badan :150 cm
Berat badan : 58 kg
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 112x/menit
Suhu : 39,20C
Pernapasan (frekuensi dan tipe) : Cepat dan dangkal (tipe kusmaul), 44
x/menit
Keadaan gizi : IMT 24,8 kg/m2 dengan edema
Kesadaran : Compos mentis
Sianosis : Tidak ada
Edema umum : dialami oleh pasien
Habitus : Astenikus
Cara berjalan : pasien perlu dibantu keluarga ketika
berjalan
Morbilitas (aktif/pasif) : Aktif lemah
Umur menurut taksiran pemeriksaan : 50 tahun

ASPEK KEJIWAAN
Tingkah laku : wajar / gelisah () / tenang / hipoaktif / hiperaktif
Alam perasaan: biasa / sedih / gembira / cemas () / takut / marah
Proses pikir : wajar () / cepat / gangguan waham / fobia / obsesi

STATUS GENERALIS

KULIT

Warna : coklat

Efloresensi : -

Jaringan parut : -

Pigmentasi : -

Pertumbuhan rambut : normal

Pembuluh darah : tidak terlihat

Suhu raba : afebris

Lembab/kering : lembab

Turgor : Sulit dinilai


Ikterus : -

Lapisan lemak : cukup

Edema : edema pitting pada ekstremitas inferior

Lain-lain : -

KELENJAR GETAH BENING

Submandibula : tidak teraba pembesaran

Leher : tidak teraba pembesaran

Supraklavikula : tidak teraba pembesaran

Ketiak : tidak teraba pembesaran

Lipat paha : tidak teraba pembesaran

KEPALA

Ekspresi wajah : wajar

Simetri muka : simetris

Rambut : hitam, lurus, tidak mudah dicabut

Pembuluh darah temporal : tidak ada kelainan

MATA

Exopthalmus : -

Enopthalmus : -

Kelopak : normal

Lensa : jernih

Konjungtiva : tidak hiperemis dan anemis

Visus : 6/6

Sklera : ikterik
Gerakan mata : baik ke segala arah

Lapangan penglihatan : normal

Tekanan bola mata : normal/palpasi

Deviatio konjugae : -

Nystagmus : -

TELINGA

Tuli : -/-

Selaput pendengaran : intak/intak

Lubang : liang lapang/lapang

Penyumbatan : -/-

Serumen : -/-

Perdarahan : -/-

Cairan : -/-

MULUT

Bibir : tidak sianosis

Tonsil : T1-T1 tenang

Langit-langit : normal

Bau pernapasan : tidak ada

Gigi geligi : tidak ada caries

Trismus : -

Faring : tidak hiperemis

Selaput lendir : tidak ada kelainan

Lidah : tidak kotor


LEHER

Tekanan Vena Jugularis (JVP) : normal (5cm+ 1 cm H2O)

Kelenjar tiroid : tidak teraba pembesaran

Kelenjar limfe : tidak teraba pembesaran

DADA

Bentuk : simetris

Pembuluh darah : normal

Buah dada : normal

PARU-PARU DEPAN

Inspeksi Hemitoraks simetris kiri dan kanan

Palpasi Fremitus taktil kiri = kanan

Fremitus vokal kiri dan kana menurun

Perkusi Kiri : Sonor, redup di daerah ICS VI-VII

Kanan : Sonor, redup di daerah ICS VI-VII

Auskultasi Kiri : Vesikuler +/+ melemah di regio basal paru,


Ronki +/+, Wheezing -/-

Kanan : Vesikuler +/+ melemah di regio basal paru,


Ronki +/+, Wheezing -/-

BELAKANG

Inspeksi Hemitorak simetris kanan dan kiri

Palpasi Fremitus taktil kiri = kanan

Fremitus vokal kiri dan kanan menurun

Perkusi Kiri : sonor, redup di daerah ICS VI-VII

Kanan : sonor, redup di daerah ICS VI-VII


Auskultasi Kiri : Vesikuler +/+ melemah di regio basal paru ,
Ronki +/+, Wheezing -/-

Kanan : Vesikuler +/+ melemah di regio basal paru,


Ronki +/+, Wheezing -/-

JANTUNG

Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis

Palpasi : ictus cordis teraba di linea aksilaris anterior


sinistra ICS IV

Perkusi

batas atas jantung : linea parasternal sinistra ICS II

batas kanan jantung : linea parasrenal dextra ICS IV

batas kiri jantung : linea midclavicula sinistra ICS V

Auskultasi : BJ I dan II normal, murni, reguler, murmur (-), gallop(-)

PEMBULUH DARAH

Arteri temporalis : tidak ada kelainan

Arteri karotis : tidak ada kelainan

Arteri brakhialis : tidak ada kelainan

Arteri radialis : tidak ada kelainan

Arteri femoralis : tidak ada kelainan

Arteri poplitea : tidak ada kelainan

Arteri tibilias posterior : tidak ada kelainan

ABDOMEN

Inspeksi : simetris, bentuk cembung dan membuncit,


striae alba (+), pelebaran vena ditemukan,
ukuran lingkar perut 102 cm, bekas
laparotomi (+) pulsasi aorta abdominalis
tidak terlihat.

Palpasi

Dinding perut : nyeri tekan (+) diseluruh regio abdomen

Hati : Tidak dapat dinilai

Limpa : Tidak dapat dinilai

Ginjal : Ballotemen sulit dinilai

Perkusi : undulasi (+)

Auskultasi : bising usus (+) namun sulit dinilai

ALAT KELAMIN (atas indikasi)

Wanita : dalam batas normal

Genitalia eksterna : dalam batas normal

Fluor albus/darah : tidak ditemukan pada pasien

ANGGOTA GERAK

Lengan Kanan Kiri

Otot tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Tonus : normal normal

Massa : eutrofi eutrofi

Sendi : normal, nyeri(-) normal, nyeri(-)

Gerakan : normal normal

Kekuatan : 5/5 5/5

Lain-lain : tidak dilakukan


Tungkai dan Kaki Kanan Kiri

Luka : tidak ditemukan tidak ditemukan

Varises : tidak ada tidak ada

Otot (tonus dan massa): normal normal

Sendi : tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Gerakan : tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Kekuatan : 4/5 4/5

Edema : (+) / (+) (+) / (+)

Refleks

Kanan Kiri

Refleks tendon normal normal

Bisep : normal normal

Trisep : normal normal

Patela : normal normal

Achiles : normal normal

Kremaster : normal normal

Refleks kulit : normal normal

Refleks patologis : tidak ditemukan tidak ditemukan


Rectal Tourche :

Tidak dilakukan

LABORATORIUM

Hematologi (31 Desember 2013)

Hb, Ht : Hb = 12,4 g/dL (12-16,0 gr/dl)

Hematokrit : 36 % (38-47%)

LED : 80 mm/jam (0-20 mm/jam)

Leukosit : 6300/l (4100-10.700/ul)

Hitung jenis : Basofil = 0% Limfosit = 74%

Eosinofil = 0% Monosit = 13%

Batang = 0% Segmen = 13%

Trombosit : 476.000/l (150.000-400.000/ul)

Kesan : Normal

Kimia Darah (31 Desember 2013)

Bilirubin total : 0,7 mg/dl (0,2-1,0 mg/dl)


Bilirubin direct ; 0,2 mg/dl (0-0,25 mg/dl)
Biliribun indirect : 0,5 mg/dl (0,1-0,6 mg/dl)
SGOT : 23 u/L (6-25mg/dl)
SGPT : 16 u/L (6-35mg/dl)
Alkali Phosphatase : 78 u/L (64-306 U/l)
Gama GT : 13 u/L (5-25 U/l)
GDS : 119 mg/dl (70-200 mg/dl)

Asam Urat : 13,0 mg/dl (1,5 5,7 mg/dl)


LDH : 474 U/L (<440 U/L)

Natrium : 132 (135-150 mmol/L)


Kalium : 3,2 (3,5-5,5 mmol/L)
Calsium : 7,5 (5,5-10,5 mg/dl)
Clorida : 105 (mmol/L)
Ureum : 35 mg/dl (10-40 mg/dl)
Creatinin : 0,9 mg/dl ( 0,9-1,5 mg/dl)
Total Protein : 6,4 g/dl ( 6,0-8,5 g/dl)
Albumin : 2,9 g/dl ( 3,5-5,0 g/dl)
Globulin : 3,5 g/dl ( 2,3-3,5 g/dl)
Kesan : Normal

Urin Lengkap (23 Desember 2013)


Warna : Kuning (Kuning)
Kejernihan : Jernih (Jernih)
Berat jenis : 1.015 ( 1.005-1.030)
Ph : 6,5 (5-8)
Leukosit/lesis :- (negative/10leuosit/ul)
Nitrit :- Negatif
Protein :- Negatif (<30 mg/dl)
Glukosa :- Negatif (<30 mg/dl)
Keton :- Negatif (<50 mg/dl)
Urobilinogen :- Negatif (<1 mg/dl)
Bilirubin :- Negatif (<2 mg/dl)
Darah samar : + (250/ul) Negatif (<20 Ery/ul)
Sedimen
Leukosit : 3-4/LPB 10/LPB
Erytrosit : 10-15/LPB 5/LPB
Epitel :+
Bakteri :-
Kristal :-
Silinder :-
Lain-lain :-
Kesan : Normal

Pemeriksaan lanjutan : CT Scan Abdomen


Hasil USG Abdomen :
Hasil CT Scan Abdomen
- CT Scan abdomen dengan kontras IV dan marker oral
- Tampak lesi hipodens berdinding dan berkripta prauterine dekstra post
kotras tampak enhance di dinding dan septa
- Tampak lesi hipodens di cavum peritonii, banyak
- Ren dekstra dan sinistra densitas normal, SPC melebar ringan tak tampak
masa/ batu
- Vesica urinaria tidak dapat dievaluasi karena tak terisi urine
- Hepar,vesica fellea, pancreas,lien dan uterus dalam batas normal

Kesan :
Suspect myoma uteri dekstra, dd lobulated acites
Acites permagna
Hidronefrosis ringan bilateral

RINGKASAN
Wanita usia 53 tahun, sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk RSAM
mengeluh sesak napas. Sesak napas yang timbul pada pasien dirasakan semakin
lama semakin memberat dan menetap walaupun pasien tidak beraktivitas. Sesak
napas yang timbul pada pasien disertai dengan batuk yang hilang timbul namun
tidak berdahak.

Pasien mengakui sesak napas yang timbul dan dialalmi pasien ssat ini
dimulai sejak perut pasien membesar sejak 3 minggu sebelum masuk RSAM.
Pasien juga mengeluh adanya rasa mual dan kembung. Pembesaran pada perutnya
ini merupakan kedua kalinya untuk pasien. Pembesaran perutnya dirasakan
semakin lama semakin berat dan menetap dan disertai rasa nyeri diseluruh perut
pasien. Sebelumnya pasien mengaku pernah mengalami pembesaran pada
perutnya dan telah dilakukan operasi pengangkatan tumor satu tahun yang lalu.

Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah kedua tungkai bengkak sejak 2
minggu yang lalu sebelum masuk RSAM. Bengkak dirasakan semakin
memberat, menetap, tanpa disertai rasa nyeri. Riwayat trauma sebelumnya tidak
pernah dialami oleh pasien. Pasien juga mengeluh tidak dapat BAB sejak satu
minggu yang lalu. BAK pasien sedikit dan sulit untuk dikeluarkan. Selama 3
minggu ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan dirasakan
menjadi kurus walaupun perutnya membesar.

Pasien mengakui bahwa dirinya sudah tidak mengalami menstruasi selama 2


tahun sejak muncul benjolan di perutnya sebelum menjalani operasi. Pasien
mengaku terdapat nyeri perut yang menjalar ke pinggang setiap pasien menstruasi.
Lamanya menstruasi berkisar 5 s.d. 7 hari, dan tidak teratur.

DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSIS


1. Diagnosis kerja :
Meigs syndrome

2. Differential diagnosis :
Cirosis Hepatis
Sindroma nefrotik

3. Dasar Diagnosis :
Anamnesis :
Wanita usa 53 tahun, sejak 3 minggu yang lalu sebelum masuk
RSAM, mengeluh perut membesar disertai rasa mual dan kembung.
Pembesaran pada perutnya ini merupakan kedua kalinya untuk pasien.
Pembesaran perutnya dirasakan semakin lama semakin berat dan menetap
tanpa disertai dengan rasa nyeri yang hebat. Sesak napas juga sering
dirasakan oleh pasien sejak terjadinya pembesaran pada perutnya.
Sebelumnya pasien mengaku pernah mengalami pembesaran pada
perutnya dan telah dilakukan operasi pengangkatan tumor di perutnya satu
tahun yang lalu.

Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah kedua tungkai bengkak
sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk RSAM. Bengkak dirasakan
semakin memberat, menetap, tanpa disertai rasa nyeri. Riwayat trauma
sebelumnya tidak pernah dialami oleh pasien. Tidak terdapat keluhan
bengkak pada bagian mata dan tangan. Pasien juga tidak pernah merasakan
mudah sesak saat aktivitas, batuk dan kebiruan pada tubuhnya ataupun
bengkak pada kedua tungkai menghilang ketika beraktivitas.

Pasien juga mengeluh tidak dapat BAB sejak satu minggu yang lalu.
Riwayat BAB berwarna kehitaman tidak dialami oleh pasien. Riwayat
BAB seperti tai kambing dan BAB disertai darah dan lendir tidak dialmi
oleh pasien. Riwayat BAB putih seperti dempul tidak dialami oleh pasien.
Riwayat BAB cair tidak dialami oleh pasien. BAK pasien sedikit dan sulit
untuk dikeluarkan. Riwayat BAK berwarna seperti teh, riwayat BAB
seperti air cucian daging tidak dialami oleh pasien..
Selama 3 minggu ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan
dirasakan menjadi kurus walaupun perutnya membesar. Keluhan demam
tidak dialami oleh pasien. Saat ini pasien tidak mampu beraktivitas seperti
keadaan sebelumnya dan hanya bisa berbaring karena perut yang semakin
membesar.

Pemeriksaan fisik
PARU-PARU DEPAN

Inspeksi Hemitoraks simetris kiri dan kanan

Palpasi Fremitus taktil kiri = kanan

Fremitus vokal kiri dan kana menurun

Perkusi Kiri : Sonor, redup di daerah ICS VI-VII

Kanan : Sonor, redup di daerah ICS VI-VII

Auskultasi Kiri : Vesikuler +/+ melemah di regio basal paru ,


Ronki +/+, Wheezing -/-

Kanan : Vesikuler +/+ melemah di regio basal paru ,


Ronki +/+, Wheezing -/-

BELAKANG

Inspeksi Hemitorak simetris kanan dan kiri

Palpasi Fremitus taktil kiri = kanan

Fremitus vokal kiri dan kanan menurun

Perkusi Kiri : sonor, redup di daerah ICS VI-VII

Kanan : sonor, redup di daerah ICS VI-VII

Auskultasi Kiri : Vesikuler +/+ melemah di regio basal paru ,


Ronki +/+, Wheezing -/-
Kanan : Vesikuler +/+ melemah di regio basal paru,
Ronki +/+, Wheezing -/-

Kesan : Efusi Pleura

ABDOMEN

Inspeksi : simetris, bentuk cembung dan membuncit,


striae alba (+), pelebaran vena ditemukan,
ukuran lingkar perut 102 cm, bekas
laparotomi (+) pulsasi aorta abdominalis
tidak terlihat.

Palpasi

Dinding perut : nyeri tekan (+) diseluruh regio abdomen

Hati : Tidak dapat dinilai

Limpa : Tidak dapat dinilai

Ginjal : Ballotemen sulit dinilai

Perkusi : shifting dullness (+), fluid wave (+),


undulasi (+), chessboard phenomen (-)

Auskultasi : bising usus (+) namun sulit dinilai

Kesan : Acites

ANGGOTA GERAK

Lengan Kanan Kiri

Otot tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Tonus : normal normal

Massa : eutrofi eutrofi

Sendi : normal, nyeri(-) normal, nyeri(-)

Gerakan : normal normal

Kekuatan : 5/5 5/5


Lain-lain : tidak dilakukan

Tungkai dan Kaki Kanan Kiri

Luka : tidak ditemukan tidak ditemukan

Varises : tidak ada tidak ada

Otot (tonus dan massa): normal normal

Sendi : tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Gerakan : tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Kekuatan : 4/5 4/5

Edema : (+) / (+) (+) / (+)

Kesan : edema tungkai inferior

LABORATORIUM

Hematologi (31 Desember 2013)

Hb, Ht : Hb = 12,4 g/dL (12-16,0 gr/dl)

Hematokritb : 36 % (38-47%)

LED : 80 mm/jam (0-20 mm/jam)

Leukosit : 6300/l (4100-10.700/ul)

Hitung jenis : Basofil = 0% Limfosit = 74%

Eosinofil = 0% Monosit = 13%

Batang = 0% Segmen = 13%

Trombosit : 476.000/l (150.000-400.000/ul)

Kimia Darah (31 Desember 2013)

Bilirubin total : 0,7 mg/dl (0,2-1,0 mg/dl)


Bilirubin direct ; 0,2 mg/dl (0-0,25 mg/dl)
Biliribun indirect : 0,5 mg/dl (0,1-0,6 mg/dl)
SGOT : 23 u/L (6-25mg/dl)
SGPT : 16 u/L (6-35mg/dl)
Alkali Phosphatase : 78 u/L (64-306 U/l)
Gama GT : 13 u/L (5-25 U/l)
GDS : 119 mg/dl (70-200 mg/dl)

Asam Urat : 13,0 mg/dl (1,5 5,7 mg/dl)

LDH : 474 U/L (<440 U/L)

Natrium : 132 (135-150 mmol/L)


Kalium : 3,2 (3,5-5,5 mmol/L)
Calsium : 7,5 (5,5-10,5 mg/dl)
Clorida : 105 (mmol/L)
Ureum : 35 mg/dl (10-40 mg/dl)
Creatinin : 0,9 mg/dl
Total Protein : 6,4 g/dl ( 6,0-8,5 g/dl)
Albumin : 2,9 g/dl ( 3,5-5,0 g/dl)
Globulin : 3,5 g/dl ( 2,3-3,5 g/dl)

Hasil CT Scan Abdomen :


- CT Scan abdomen dengan kontras IV dan marker oral
- Tampak lesi hipodens berdinding dan berkripta prauterine dekstra post
kotras tampak enhance di dinding dan septa
- Tampak lesi hipodens di cavum peritonii, banyak
- Ren dekstra dan sinistra densitas normal, SPC melebar ringan ta tampak
masa/ batu
- Vesica urinaria tidak dapat dievaluasi karena tak terisi urine
- Hepar,vesica fellea, pancreas,lien dan uterus dalam batas normal

Kesan :
Suspect myoma uteri dekstra, dd lobulated acites
Acites permagna
Hidronefrosis ringan bilateral
PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN
Cek APTT, PTT dan INR
Rontgen thoraks
Biopsi Paracintesis

RENCANA PENGELOLA
a. Pasien rawat rumah sakit

b. Pemantauan dieresis urin per hari, berat badan per hari, lingkar perut, dan
oedem serta tanda-tanda hipertensi portal

c. Oksigen 3-5 liter jika pasien sesak

d. Terapi medikamentosa
IVFD Dextrosa 5% 500 ml VII gtt/menit
Ranitidin 25 mg/ 12 jam
Furosemid 20 mg/12 jam
Spironolakton 100 mg/24 jam
Cefotaxime 50 mg/12 jam
KSR 3x1 tablet
B komplek 3x1 tablet

e. Rencana Paracintesis 5 liter dan pengangkatan masa tumor jika asites dan
efusi pleura tidak ada

f. Pemasangan kateter menetap

g. Terapi Non medikamentosa


Pasien diet tinggi protein dan rendah cairan
Tirah baring
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi

Sindrom Meigs merupakan gejala yang terdiri dari tumor ovarium benigna
dengan ascites dan efusi pleura yang menghilang setelah reaksi tumor.
Tumor ovarium pada Sindrom Meigs adalah jenis fibroma.

Pada tahun 1934, Salmon menjelaskan hubungan antara efusi pleura


dengan tumor jinak pelvis. Pada tahun 1937, Meigs dan Cass menjelaskan
7 kasus dari fibroma ovarium yang berhubungan dengan ascites dan efusi
pleura. Pada tahun 1954, Meigs mengajukan batasan-batasan dari Sindrom
Meigs tentang tumor ovarium yang jinak dan solid yang diikuti dengan
ascites dan efusi pleura, di mana setelah pengangkatan tumor, pasien tidak
mengalami kekambuhan.

Sindrom Pseudo-Meigs terdiri dari efusi pleura, ascites dan tumor jinak
ovarium selain jenis fibroma. Tumor jinak ini termasuk tumor tuba fallopi
atau uterus dan matur teratoma, struma ovari dan ovarium leiomyomas.
Juga untuk metastase dari keganasan gastrointestinal. Pseudo-pseudo
Meigs Sindrom juga terdapat pada pasien Sistemik Lupus Eritematous.

Jumlah fibroma adalah 4% dari neoplasma ovarium. 10-15% dari semua


fibroma berhubungan dengan asites, sedangkan hanya 1% memiliki efusi
(4)
pleura dan asites. Tumor memiliki potensi ganas sangat rendah. Tumor
panggul lainnya seperti tumor Brenner dan tumor granulosa sel dapat
dikaitkan dengan ascites dan efusi pleura dan digambarkan sebagai
sindrom pseudo-meigs.

Di AS tumor ovarium banyak pada masyarakat sosio ekonomi rendah.


Fibroma ovarium didapatkan pada 2-5 % tumor ovarium dan Meigs
Sindrom ditemukan jumlah 1 %. Ascites ditemukan pada 10-15 % dan
fibroma ovarium dan hidrotoraks pada 1 % pasien terutama dengan lesi
yang besar. 40 % dari kasus-kasus fibroma ovarium ditemukan ascites dan
(5)
hidrotoraks. Insiden dari tumor ovarium meningkat pada decade ketiga
dan meningkat secara progresif hingga puncaknya pada dekade ketujuh.

b. Etiologi
Etiologi dari efusi pleura tidak jelas. Teori dari Efskind dan Terade dkk
mengatakan bahwa cairan ascites berpindah melalui transdiaphragmatic
lympathic channels. Besarnya efusi pleura sebanding dengan jumlahnya
ascites. Cairan ascites dan efusi pleura pada Meigs Sindrom dapat berupa
transudat atau eksudat. Meigs melakukan elektroforesis pada beberapa
kasus dan menemukan bahwa pada dasarnya cairan pleura dan cairan
ascites mempunyai sifat yang sama.
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma tetapi tidak semua
ganas meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi
ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada
fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.
Frekwensi fibroma ovarium 5 % dari semua neoplasma ovarium dan
paling sering ditemukan pada penderita dalam masa menopause dan
sesudahnya. Gambaran klinik tumor dapat mencapai diameter 2-30 cm,
dan beratnya dapat mencapai 20 kg dengan 90 % unilateral. Permukaan
tidak rata, konsistensi keras, warna merah jambu keabu-abuan.

c. Patofisiologi

Patofisiologi asites pada Sindrom Meigs masih merupakan spekulasi.


Meigs menduga bahwa iritasi permukaan peritonium oleh tumor ovarium
yang keras dan solid dapat menstimulasi produksi cairan peritoneum.
Samanth dan Black menemukan bahwa asites hanya terdapat pada tumor
dengan diameter lebih dari 10 cm dengan komponen myxoid sampai
struma berhubungan dengan asites. Mekanisme lain yang ditunjukkan
adalah tekanan langsung pada aliran limfe atau vena, stimulasi hormonal,
dan torsi tumor. Terjadinya ascites dapat juga disebabklan oleh pelepasan
mediator-mediator (seperti produk degradasi komplemen histamin dan
fibrin yang teraktivasi) dari tumor tersebut, yang menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler.

Cairan asites dan efusi pleura pada sindrom Meigs dapat berupa transudat
atau eksudat. Meigs melakukan elektroforesis pada beberapa kasus dan
menemukan bahwa pada dasarnya cairan pleura dan cairan ascites
mempunyai sifat yang sama. Ukuran tumor, daripada tipe
histologis tertentu, dianggap menjadi faktor penting dalam
pembentukan asites dan efusi pleura yang menyertainya.

Ketika suatu massa pada ovarium berhubungan dengan


sindrom Meigs dan peningkatan kadar serum CA-125,
dapat diduga adanya proses keganasan. Hasil negatif pada
pemeriksaan sitologi dari efusi asites, tidak adanya
implantasi peritoneal, dan hasil histologi jinak akan dapat
membatasi prosedur bedah. Keputusan ini harus dibuat
oleh seorang ahli bedah ginekologi yang berpengalaman
atau ahli onkologi ginekologi.

Terdapat laporan kasus sindrom pseudo-Meigs yang


berhubungan dengan struma ovarii ganas dan peningkatan
kadar CA-125. Pilihan untuk tidak melakukan terapi
tambahan layak diterapkan setelah pelaksanaan operasi
yang optimal dan diberikan prosedur staging yang
memadai untuk keadaan yang biasanya jinak secara klinis
dan insiden metastasis pada ovarii struma ganas yang
masih rendah. Diperlukan konseling pasien secara hati-
hati.

Struma ovarii merupakan suatu penyebab yang jarang dari


ascites, hidrotoraks, peningkatan kadar CA-125, dan
hipertiroidisme. Kondisi yang langka ini harus
dipertimbangkan sebagai diagnosis banding pada pasien
yang mengalami asites dan efusi pleura tetapi dengan hasil
tes sitologi yang negatif.

Kombinasi dari ascites, efusi pleura, peningkatan kadar CA-


125, dan tidak adanya tumor pada pasien penderita lupus
eritematosus sistemik adalah salah satu sindrom Tjalma
atau karena migrasi Filshie menjadi sindrom pseudo-Meigs.
d. Gejala Klinik

Pasien dengan Meigs Sindrom mempunyai keluarga dengan riwayat


kanker ovarium. Keluhan utama tidak jelas dan terjadi sepanjang waktu
yaitu, kelelahan, napas yang pendek, peningkatan lingkar perut, penurunan
berat badan, batuk yang tidak produktif, bengkak, amenorea pada wanita
premenopause, menstruasi yang tidak teratur.

e. Pemeriksaan Fisik
Tanda positif seperti :
Tanda vital : Takipneu, takikardi
Paru-paru : Pada perkusi terdengar hampir hilang (tumpul),
menurunnya taktil fremitus, penurunan vocal resonance, penurunan bunyi
pernapasan, menunjukkan dugaan efusi pleura. Efusi pleura sebagian besar
didapatkan pada paru kanan, tetapi dapat juga ditemukan pada paru kiri.
Abdomen : Pada pemeriksaan didapatkan massa yang kecil ataupun
besar pada pelvis, atau massa tidak dapat dirasakan. Ditemukan ascites,
dengan shifting dullness dan atau fluid thrill.
Pelvis : Ditemukan adanya massa (besarnya, lokalisasi, permukaan,
konsistensi, mobile/immobile)

f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium untuk pasien dengan sindrom
Meigs dapat meliputi:

f.1 Hitung Darah Lengkap


Pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang
hemoglobin, hematokrit, dan kadar trombosit. Jumlah
hemoglobin yang rendah akan memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut, termasuk jumlah retikulosit, kapasitas iron-
binding total, kadar besi dan kadar feritin. Anemia pada
pasien dengan sindrom Meigs kemungkinan besar karena
kekurangan zat besi. Anemia dapat dikoreksi secara cepat
dengan transfusi darah pada pasien yang menjalani
operasi untuk sindrom Meigs. Anemia dapat diobati dengan
suplemen zat besi pasca operasi.

f.2 Profil Metabolik Dasar


Dilakukan pemeriksaan kadar natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, nitrogen urea darah, kreatinin, dan kadar
glukosa. Pemeriksaan elektrolit ini diperiksa sebelum
pasien menjalani operasi. Jika perlu, dilakuakn koreksi
elektrolit.

f.3 Waktu protrombin


Waktu protrombin diperiksa sebelum operasi. Jika
meningkat, adalah merupakan penanda koagulopati.
Peningkatan waktu protrombin dikoreksi sebelum operasi,
baik dengan pemberian vitamin K kepada pasien atau
dengan transfusi plasma beku segar.

f.4 Pemeriksaan Serum Antigen Kanker 125


Selain elektrolit serum dan hitung darah lengkap,
penelitian yang menarik adalah tes serum antigen kanker
125 (CA-125). Kadar serum penanda tumor CA-125 dapat
meningkat pada sindrom Meigs, tetapi tingkat elevasinya
tidak berkorelasi dengan keganasan. Bahkan, kadar CA-125
yang normal tidak mengesampingkan kemungkinan
adanya keganasan. Kadar CA-125 tidak digunakan sebagai
tes skrining. Kadar CA-125 tertinggi yang dilaporkan
setelah laparotomi adalah sebesar 1808 U/mL. Hal ini akan
menjadi hasil positif palsu.

Sumber fisiologis dari CA-125 dari epitel selom janin dan


turunannya, termasuk berikut ini:
Epitel Mllerian
Pleura
Perikardium
Peritoneum
Kondisi patologis yang berhubungan dengan peningkatan
kadar CA-125 meliputi:
Penyakit radang panggul (PID)
Kerusakan atau regenerasi peritoneum (misalnya,
pembedahan perut)
Keganasan ovarium
Endometriosis

Pada tahun 1992, Lin dkk melakukan penelitian untuk


menentukan apakah fibroma ovarium adalah sumber
peningkatan serum CA-125. Dengan menggunakan teknik
imunohistokimia khusus untuk penanda tumor, mereka
melokalisasi ekspresi CA-125 dalam omentum dan
permukaan peritoneum bukan pada fibroma tersebut.

Penatalaksanaan

Perawatan Medis
Perawatan medis pada pasien dengan sindrom Meigs
dimaksudkan untuk menangani gejala asites dan efusi
pleura dengan cara terapi parasentesis dan thorakosentesis.

Prosedur Bedah
Laparotomi eksplorasi dengan staging bedah adalah
prosedur pilihan pada penyakit ini. Lakukan bedah beku
pada massa ovarium selama laparotomi eksplorasi. Jika
bedah beku konsisten dengan tumor jinak, tepat
dilakukan pembedahan konservatif (salpingo-ooforektomi
atau ooforektomi). Temuan dari biopsi kelenjar getah
bening dan omentum serta pembilasan pelvis akan
negatif untuk keganasan jika prosedur ini dilakukan
selama operasi.
Pada wanita usia reproduktif, dilakukan unilateral
salpingo-ooforektomi.
Pada wanita menopause, prosedur pilihannya adalah
salpingo ooforektomi bilateral dengan-histerektomi total
dan unilateral atau kadang-kadang dilakukan salpingo-
ooforektomi bilateral.
Pada perempuan prapubertas, prosedur pilihannya
adalah reseksi ovarium dan salpingo-ooforektomi
unilateral.
Tingkat kesembuhan setelah kedua jenis operasi adalah
tinggi dan pasien jarang mengalami kekambuhan.

KESIMPULAN

Sindrom Meigs merupakan gejala dari tumor ovarium jinak


dengan adanya ascites dan efusi pleura yang akan sembuh
setelah dilakukan reseksi tumor. Tumor ovarium yang terjadi
pada sindrom Meigs adalah jenis fibroma. Secara histologis,
tumor jinak ovarium mungkin dapat berupa sel tumor fibroma,
thecoma, cystadenoma, atau granulosa.

Patofisiologi asites pada sindrom Meigs masih merupakan spekulasi.


Diduga bahwa iritasi permukaan peritonium oleh tumor ovarium yang keras dan
solid dapat menstimulasi produksi cairan peritoneum. Cairan asites dan efusi
pleura pada sindrom Meigs dapat berupa transudat atau eksudat.

Pasien dengan sindrom Meigs biasanya mempunyai riwayat keluarga


penderita kanker ovarium. Keluhan utama tidak terjalu jelas dan terjadi sepanjang
waktu yaitu berupa kelelahan, napas yang pendek, peningkatan lingkar perut,
penurunan berat badan, batuk yang tidak produktif, bengkak (edema), amenorea
pada wanita premenopause, serta menstruasi yang tidak teratur.

Perawatan medis pada pasien dengan sindrom Meigs


dimaksudkan untuk menangani gejala asites dan efusi pleura
dengan cara terapi parasentesis dan thorakosentesis.

DAFTAR PUSTAKA

Abramov Y, Anteby SO, Fasouliotis SJ, et al; The role of inflammatory cytokines
in Meigs' syndrome.; Obstetric Gynecology; 2002 May;99(5 Pt 2):917-9.

Cicilia. P. Laporan Kasus Wanita Dengan Meigs Sindrom. 2013. Fakultas


Kedokteran. Universitas Tarumanagara.

Jones OW, Surwit EA. Meigs syndrome and elevated CA 125. Obstet Gynecol.
Mar 1989;73(3 Pt 2):520-1.

Lessnau, K.D. 2011. Meigs Syndrome. Medscape Reference.


Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/255450. Tanggal
akses 13 Februari 2013.
Lin JY, Angel C, Sickel JZ. Meigs syndrome with elevated serum CA 125. Obstet
Gynecol. Sep 1992;80(3 Pt 2):563-6.

Meigs JV. Fibroma of the ovary with ascites and hydrothorax: Meigs syndrome.
Am J Obstet Gynecol; 1954;67:962987.

Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Ovarian Germ Cell and Sex
CordStromal Tumors. United States: The McGraw-Hill companies, Inc;
2008.p.371-376.

Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima. 2009.
Jakarta : Interna Publishing

Wibisono MJ, Winariani, Hariadi S. Buku Ajar Penyakit Paru. In: Efusi Pleura.
Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR RSUD Dr.
Soetomo; 2010.p.111-122.

Anda mungkin juga menyukai