Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anion merupakan ion bermuatan negatif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa
pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan
orgaleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat
dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan filtrasi
atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling
2 2
mengganggu misal CO dan SO , dan NO3-, dan lain-lain.
3 3
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.
Sifat-sifat anion ada 3 (tiga), yaitu sifat-sifat asam-basa, sifat redoks, dan kesetimbangan larutan.
Sedangkan analisa kualitatif untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu
sampel. Penggolongan kation atau anion dilakukan untuk memudahkan analisa kualitatif anorganik.
Dalam hal ini untuk memudahkan mencari pereaksi untuk mengidentifikasikannya, karena kation
suatu golongan tidak diketahui dalam suatu campuran, maka dapat dianalisis dengan mudah degan
cara menambahkan reaksi dengan kondisi tertentu, sehingga dapat terpisah pada tiap golongan.
B. Rumusan Masalah
Dalam suatu reaksi, terdapat ion positif dan ion negatif, ion positif disebut kation, dan ion positif
disebut negatif, dan anion biasanya dari golongan VII A. Anion yang sering dilakukan meliputi 11
anion yang paling umum, yaitu anion sulfide, sulfit, karbonat, nitrit, iodide, bromida, klorida, fosfat,
kromat, nitrat, dan sulfat.
Anion itu sendiri digolongkan menjadi dua, penggolongan anion ini berdasarkan reaksi dengan zat
tertentu, yaitu
Golongan A
Golongan B
Anion golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap bila bereaksi dengan asam ,
yaitu
Golongan anion yang menghasilakn gas bila bereaksi dengan asam klorida encer dan asam
sulfat encer seperti : karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit, Hypoklorit, sianida dan sianat
Golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam sulfat pekat seperti semua
anion A(1) dan Fluorida, Klorida, Bromida, Iodida, Nitrat, Borat, Format, Asetat, dan
Oksalat, Perklorat, Permanganat: Bromate, Heksacyanoferrat(II) dan (III), Tiosianat, Tartrat,
dan Sitrat
Anion golongan B adalah kelompok anion yang bereaksi di dalam larutan, yaitu
Anion yang menghailkan reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di dalam larutannya
misalnya sulfa, Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat, Salisilat, Fosfit, Hipofosfit,
Arsenit, Dikromat, dan Benzoat.
Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi di dalam
larutan seperti Manganat, Permanganat, Kromat, Dikromat.
2 | Analisa Anion
Penggolongan anion berdasarkan sifat-sifat reaksi yaitu :
1. Ion pereduksi
Dua ml larutan ekstrak soda diasamkan dengan H2SO4 encer berlebih, kemudian
tambahkan 2-3 tetes KMnO4 0,02 N. Apabila warna KmnO4 pucat atau hilang, menandakan
adanya ion pereduksi misalnya : Sulfit, tiosianat, Nitrit, Sianida, Tiosulfit, Bromida, iodide,
arsen, besi (II) sianida. Apabila pemucatan atau hilangnya warna KMnO4 setelah diadakan
pemanasan maka larutan mengandung : Oksalat, formiat, tartrat.
2. Ion pengoksidasi
Dua ml larutan ekstrak soda ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 2 ml larutan jenuh
MnCl2 apabila terbentuk warna hitam (coklat) menandakan ion-ion pengoksidasi misalnya,
nitrat, nitrit, klorat, bromat, iodat, kromat, permanganate, dan besi (II) sianida.
3. Sedikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl 2 N kemudian ditambahkan dengan
larutan BaCl2, apabila terbentuk endapan putih, berarti ada ion sulfat.
4. Sedikit larutan ekstrak soda diasamkan dengan HCl encer, kemudian ditambahkan dengan
larutan CaCl2 dan dipanaskan diatas penangas air, apabila terbentuk endapan putih, berarti
ada ion-ion : fosfat, arsenat, borat, oksalat, sitrat, dan tartrat.
Anion-anion dapat dipisahkan kedalam golongan utama, tergantung pada kelarutan garam perak,
garam kalsium atau garam barium, dan garam zink. Proses yang dilakukan dibagi menjadi:
a. Proses yang melibatkan identifikasi zat mudah menguap yang diperoleh pada pengolahan
dengan asam-asam:
Gas dilepaskan kedalam HCl encer atau H2SO4 encer; karbonat, hidrogen karbonat
(bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan sianat.
Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 pekat. Meliputi zat-zat dari (I)
ditambah zat yang berikut : flourida, heksaflourosulfat, klorida, bromida, iodida,
nitrat, klorat (bahaya), perklorat, permanganat (bahaya), bromat, borat,
heksasianofenat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat dan sitrat.
b. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Reaksi pengendapan yaitu sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat,
arsenit, kromat, dikromat, silika, heksaflourosilikat, salisilat, benzoate dan suksinat.
Reaksi oksidasi dan reduksi dalam larutan yaitu manganat, permanganate, kromat,
dan dikromat.
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4, Ba3(AsO4)2 tidak
larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat
tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan.
penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya
berwarna putih.
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya
golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr
(kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam). Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk
3 | Analisa Anion
kedua golongan diatas kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel Jika larutan
sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion
halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning
muda), Ag2S (hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas kemungkinan
mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung beberapa kation maka uji pendahuluan
diatas tidak cukup untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion. Karena itu. setelah pengujian
pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan uji spesifik untuk tiap anion.
Cara pengenalan anion tidak begitu sistematik seperti pada pengenalan kation. Salah satu cara
penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak garam-
garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilteath
dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya,
warna, kelarutan, garam alkali, dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan peraknya sedangkan
Vogel menggolongkan anion didasarkan pada proses yang digunakan pemiriksaan anion
berdasarkan reaksinya dalam larutan. Pemeriksaan anion yang menguap bila diolah dengan HCl
encer atau H2S04 encer, dan anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4
pekat. Demikian pula pememriksaaan berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang
diperiksa dengan reaksi redoksnya. Pemeriksaan anion meliputi lanjutan analisis pendahuluan,
analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari analisis
pendahuluan (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada dapat memberikan petunjuk
tentang anion yang mungkin ada atau tidak ada dalam larutan cuplikan .
Ciri-ciri : Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air. Kecuali dalam kalsium sulfat, stronsium
sulfat dan barium sulfat, yang tak larut. Barium sulfat sangat berguna dalam analisis
gravimetri sulfat: penambahan barium klorida pada suatu larutan yang mengandung ionsulfat.
Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat menunjukkan adanya anion sulfat.
Ion sulfat bisa menjadi satu ligan menghubungkan mana-mana satu dengan oksigen
(monodentat) atau dua oksigen sebagai kelat atau jembatan. Contoh ialah
molekul logam netral kompleks PtSO4P(C6H5)32, di mana ion sulfat berperan sebagai ligan
bidentat. Ikatan oksigen-logam dalam molekul sulfat kompleks mempunyai ciri kovalen.
Pengaruh terhadap alam sekitar: Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) hasil dari
pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. Apa yang dihasilkan menambah keasaman
atmosfer dan mengakibatkan hujan asam.
5) Ion Sulfit (SO3 2-)
Garam-garam yang mengandung ion sulfit umunya sukar larut dalam air kecuali
garam yang berpasangan dengan kation Na+, K+, dan NH+ endapan dengan berbentuk
berwarna putih. Hanya sulfit dari logam alkali dan dari ammonium larut dalam air; sulfit dari
logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut. Hydrogen sulfit dari logam alkali
larut dalam air; hydrogen sulfit dari logam alkali tanah hanya dikenal dalam larutan.
6) Ion nitrat (NO3-)
Garam-garam yang mengandung ion nitrat semuanya mudah larut dalam asam
kuat encer. identifikaasi dapat dilakukan dengan tes cincin coklat.
7) Ion nitrit (NO2-)
Garam-garam yang mengandung ion nitrit. Semuanya larut dalam air kecuali
perak nitrit yang sedikit larut dalam air.
B. Identifikasi Anion
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion
dengan menggunakan larutan ekstra soda. Untuk reaksi kering pemeriksaan anion dalam sampel
yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES).
Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama
10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa
maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum
digunakan ditambahkan dulu asam.
Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap, diawali dengan uji pendahuluan untuk
mengetahui adanya ion pereduksi, pengoksidasi, deteksi dari kelompok anion dan sifat anion
terhadap asam sulfat pekat. Kemudian tes khusus anion berdasarkan perubahan-perubahannya pada
senyawa-senyawa tertentu.
Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh
pada pengolahan dengan asam-asam (A), dibagi 2 yaitu :
Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer
Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer meliputi
karbonat, higrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan
sianat
Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat
5 | Analisa Anion
Anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat meliputi Sulfat,
peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluoro
silikat, salisilat, benzoat, suksinat, fluorida, heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat,
klorat (BAHAYA), perklorat, permanganat (BAHAYA), bromat, borat, heksasionaferat (II),
heksasionaferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
8 | Analisa Anion
Dengan larutan timah (II) klorida akan menyebabkan pewarnaan merah atau kuning
yang disebabkan oleh koloid platinum yang larut dalam etil asetat atau dalam eter
6. TELURIUM / TELURIT TeO32-
Dengan hidrogen sulfida akan membentuk endapan coklat TeS2
Dengan belerang dioksida akan membentuk pengendapan sempurna telerium dari
larutan asam klorida encer sebagai bubuk yang hitam
Dengan larutan besi (II) sulfat tidak terbentuk endapan
Dengan larutan timah (II) klorida telerium hitam diendapkan
Dengan asam klorida encer akan terbentuk endapan putih asam telurit H2TeO3
Dengan larutan barium klorida terbentuk endapan putih barium telurit BaTeO3
Dengan larutan kalium iodide akan membentuk endapan hitam TeI4
Uji asam hipofosfit
TeO42- + H2PO2- Te + PO43-+H2O
2TeO42- + 3H2PO2- 2Te + 3PO43- + 2H+ + 2H2O
7. TELURAT Te042-
Dengan asam klorida tidak ada endapan dalam keadaan dingin, didihkan endapan
asam telurit
TeO42- + 4HCl H2TeO3 + Cl2 +2Cl-+ H2O
Dengan barium klorida akan membentuk endapan putih barium telurat
Dengan larutan kalium iodide akan membentuk warna kuning sampai merah yang
diakibatkan dari heksaklorotelurat (VI)
Zat-zat pereeduksi membentuk endapan hitam Te saat dipanaskan
8. VANADAT
Dengan hidrogen sulfide tidak terbentuk endapan
Dengan zink, kadmium atau alumunium dalam larutan asam larutan berbubah menjadi
biru ion VO2+ lalu hijau ion V3+ dan kemudian lembayung ion V2+
Dengan larutan amonium sulfida larutan diwarnai bmerah anggur karena terbentuknya
tiovanadat
Dengan hidrogen peroksida akan terjadi pewarnaan merah
Dengan amonium klorida akan menghasilkan pemisahan Kristal-kristal amonium
vanadate yang tidak berwarna
Dengan larutan timbel asetat akan terbentuk endapan kuning timbel vanadate
Dengan larutan barium klorida akan membentuk endapan kuning barium vanadate
Dengan larutan tembaga sulfat akan membenntuk endapan hijau dengBan
metavanadat. Pirovanadat memberi endapan kuning
Larutan merkurium (I) nitrat terbentuk endapan putih merkurium (I) vanadate
Larutan amonium molibdat tidak terjadi endapan
9. Berelium
Dengan larutan amonia atau amonium sulfide akan membentuk endapan putih
Ba(OH)2
Dengan larutan natrium hidroksida akan membentuk endapan putih seperti gelatin ,
berilium hidroksida, yang mudah larut dalam zat pengendap berlebihan dengan
membentuk ion tetrahidroksoberilat [Be(OH)4]2-
Dengan larutan amonium karbonat akan membentuk endapan putih berilium karbonat.
Dengan larutan asam oksalat tidak terbentuk endapan\
Dengan larutan natrium tiosulfat tidak ada endapan
10. Titanium (IV)
Dengan larutan-larutan natrium hidroksida , amonia atau amonium sulfide akan
memberikan endapan seperti gelatin putih asam ortotitanat H4TiO4 atau Ti(OH)4
9 | Analisa Anion
Air endapan putih asam metatitanat
Dengan larutan natrium fosfat terbentuk endapan putih titanium fosfat Ti(HPO4)2
Zink, kadmium atau timah akan memberikan warna lembayung
Dengan reagensia kupferon akan membentuk endapan kuning garam titanium
Ti(C6H5O2N2)4
Dengan hidrgen peroksida pewarnaan merah-jingga yang diakibatkan oleh asam
peroksotitanat atau oleh ion peroksodisulfatotitanat (IV)
11. ZIRKONIUM
Dengan larutan natrium hidroksida akan membentuk endapan putih dan seperti gelatin
hidroksida Zr(OH)4 atau (ZrO2.xH2O) dalam keadaan dingin
Dengan larutan amonia atau amonium sulfide akan membentuk endapan hidroksida
yang putih
Dengan larutan natrium fosfat akan terbentuk endapan putih zirconium fosfat
Zr(HPO4)2 atau ZrO(H2PO4)2
Dengan hidrogen peroksida terbentuk endapan putih asam peroksozirkonat,
HOOZr(OH)3
Dengan larutan amonium karbonat akan terbentuk endapan putih zirconium karbonat
basa
Dengan larutan asam oksalat akan membentuk endapan putih zirconium oksalat
Dengan larutan amonium oksalat akan terbentuk endapan putih zirconium oksalat
yang akan larut dalam reagensia berlebihan
Dengan larutan kalium sulfat jenuh akan menghasilkan endapan putih
K2[ZrO(SO4)2] yang tidak larut dalam reagensia berlebihan
Dengan reagensia asam fenilarsonat akan membentuk endapan putih zirconium
fenilarsonat
Dengan reaksi asam n-propilarsonat
{CH3.CH2.CH2.AsO(OH)2}
Terbentuk endapan putih zirconium n-propilarsonat
Dengan larrutan kalium iodat akan terbentuk endapan putih zirconium iodat
Dengan reagensia alizarin-S terbentuk endapan merah yang sangat asam
Dengan reagensia asam p-dimetilaminobenzena-azo-fenilarsonat akan terbentuk
endapan coklat
12. Uranium
Dengan larutan amonia akan membentuk endapan kuning amonium diuranat
Dengan larutan natrium hidroksida akan membentuk endapan amorf kuning, natrium
diurunat, Na2U2O7 yang larut dalam amonium karbonat
Dengan hidrogen peroksida akan membentuk endapan kuning pucat, uranium
tetraoksidda yang larut dalam larutan natrium karbonat yang membentuk endapan
kuning tua
Dengan reagensia kupferon tidak terbentuk endapan
Dengan larutan natrium fosfat aka terbentuk endapan uranil fosfat
Dengan larutan amonium karbonat akan membentuk endapan putiih uranil karbonat
Dengan larutan kalium heksasianoferat (II) akan membentuk endapan coklat uranil
heksasianoferat (II)
13. Torium
Dengan larutan amonia,amonium sulfide atau natrium hidroksida akan membentuk
endapan putih torium hidroksida Th(OH)4
Dengan larutan amonium atau natrium karbonat akan terbentuk endapan putih
karbonat basa
Dengan larutan asam oksalat akan terbentuk endapan kristalin putih torium oksalat
10 | Analisa Anion
Dengan larutan kalium sulfat jenuh akan membentuk endapan putih garam kompleks
kalium tetrasulfatotorat (IV)
Dengan hidrogen peroksida akan terbentuk endapan putih torium heptoksida berhidrat
Th2O7.4H2O
Dengan larutan natrium tiosulfat akan membentuk endapan torium hidroksida dan
belerang dengan mendidihkan
Th4+ + 2S2O32- +2H2O TH(OH)4 + 2S +2SO2
Dengan larutan kalium iodat akan terbentuk endapan putih torium iodat
Dengan larutan kalium heksasianoferat (II) akan membentuk endapan putih
Th[Fe(CN)6]
Dengan larutan kalium fluoride terbentuk endapan putih ThF4
Dengan larutan asam sebasat jenuh akan terbentuk endapan putih torium sebasat
Dengan reagensia (NO2.C6H4COOH) akan membentuk endapan putih garam
Th(NO2.C6H4COO)4
14. SERIUM (III)
Dengan larutan amonium sulfidav akan terbentuk endapan putih serium (III)
hidroksida
Dengan larutan asam oksalat akan membentuk endapan putih serium (III) oksalat
Larutan natrium tiosulfat tidak membentuk endapan
Dengan larutan kalium sulfat jenuh akan membentuk endapan kristalin putih yang
mempunyai komposisi Ce2(SO4)3.3K2SO4
Dengan natrium bismutat mengubah bion serium (III) menjadi serium (IV) dalam
keadaan dingin
Dengan larutan amonium karbonat akan membentuk endapan putih serium (III)
karbonat
Dengan larutan amonium fluoride akan membentuk endapan putih seperti gelatin
serium (III)fluoride CeF3
Dengan kalium iodat akan membentuk endapan putih serium (II) iodat Ce(IO3)3
Dengan reagensia perak nitrat amoniakal
Ce(OH)3 + [Ag(NH3)2]+ + OH- = Ce(OH)4 + Ag + 2NH3
15. SERIUM (iv)
Dengan larutan amonia atau natrium hidroksida akan terbentuk endapan kuning
serium (IV)
Dengan asam oksalat atau amonium oksalat akan terjadi reduksi dengan pemanasan
menjadi serium (III) dan akhirnya serium (III) oksalat putih mengendap
Dengan larutan kalium sulfat jenuh tidak terbentuk endapan
Dengan zat-zat pereduksi merubah ion-ion serium (IV) menjadi serium (III)
Dengan larutan natrium tiosulfat
Warna kuning larutan dihilangkan dan belerang diendapkan
2Ce4+ + S2O32- + H2O 2Ce3+ + S +SO42- +2H=
Dengan larutan amonium fluoride warna kuning dihilangkan tidak dihasilkan endapan
Dengan larutan kalium iodat akan terbenttuk endapan putih serium (IV) iodat
Ce(IO3)4
Dengan reafgensia asam antranilat serium (IV) mengoksidasikan asam antranilat
menjadi suatu senyawa coklat
16. Emas
Hidrogen Sulfida
2[AuCl4]- + 3H2S Au2S + 2S + 6H+ + 8Cl-
Larutan asam okasalat
11 | Analisa Anion
2[AuCl4]- + 3(COO)2 2- 2Au + 6CO2 + 8Cl-
Larutan timah (II)
2[AuCl4]- + 4Sn2+ + 2H2O 2Au + Sn(OH)2 + 3Sn4+ + 2H+ + 8Cl
Hidrogen peroksida
2[AuCl4]- + 3H2O2 + 6OH- 2Au + 3O2 + 8Cl- + 6H2O
17. Paladium
Hidrogen sulfida: endapan hitam paladium(II) sulfida, PdS, dari larutan asam atau
netral.
Larutan natrium hidroksida: endapan seperti gelatin yang coklat-kemerahan, yaitu
oksida berhidrat, PdO.nH2O (ini mungkin tercemar dengan suatu garam basa)
Larutan amonia: endapan merah [Pd(NH3)4][PdCl4], yang larut dalam reagensia
berlebihan dengan memberi larutan ion [Pd(NH3)4]2+ yang tak berwarna.
Larutan kalium iodida: endapan hitam paladium(II) iodida, PdI2, dalam larutan netral,
yang larut dalam reagensia berlebihan dengan memeberi larutan coklat [PdI4]2-.
Dalam larutan asam, PdI hitam diendapkan.
Larutan Merkurium(II) sianida: endapan putih paladium(II) sianida, Pd(CN)2
(perbedaan dari platinum), yang sangat sedikit larut dalam asam klorida encer, mudah
larut dalam larutan kalium sianida dan dalam larutan amonia.
Reagensia pirol (pyrrole): Asam selenit mengoksidasikan pirol menjadi zat pewarna
biru yang komponen sisinya tak diketahui (biru pirol).
Amonium tiosianat dan asam klorida:
2SeO32- + SCN- + 4H+ 2Se + CO2 + NH4+ + SO42-
12 | Analisa Anion
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa penggolongan anion dapat diidentifikasi dengan beberapa cara.
Anion dibagi menjadi golongan sulfat, golongan halida, dan golongan nitrat.
B. Saran
Lakukanlah prosedur identifikasi dengan baik dan benar agar anion yang ingin diidentifikasi
dapat terjawab dengan benar.
13 | Analisa Anion
SOAL & JAWABAN
2
1. Bagaimana cara mengetahui adanya ion CO dalam suatu sampel?
3
Jawab : Identifikasi secara kering dilakukan dengan mereaksikan dengan HCl encer,
kemudian muncul CO2, lalu gas CO2 tersebut dialirkan menuju tabung yang telah diisi
menggunakan air kapur, lalu gas CO2 tersebut akan mengngeruhkan air kapur tersebut
2. Suatu sampel ditambah larutan Pb(NO3)2 membentuk endapan kuning, ketika ditambah
larutan AgNO3, membentuk endapan merah coklat Permanganat, jika diasamkan dengan
asam sulfat p + H2O2 p dalam keadaan dingin atau dengan asam oksalat dalam keadaan panas,
warna ungu akan hilang. penambahan Asetat dengan asam sulfat P dan etanol 70% akan
memberikan bau etil asetat. Identifikasi tersebut ada apa saja anionnya?
Jawab : Alirkan gas SO2 ke dalam larutan HNO3 encer, barium klorida dan sejumlah kecil
KMnO4 untuk endapan putih BaSO4.
4. Suatu sampel direaksikan dengan asam sulfat pekat, kemudian menghasilkan gelembung,lalu
larutan tersebut tidak berwarna, bau menusuk, asap putih pada udara lembab, lakmus biru
menjadi merah. anion apakah yang terdapat pada sampel?
Jawab: Cl-
5.
Suatu sampel dinyatakan tidak berbau dan tidak bewarna kemudian Dilakukan uji dengan
larutan I2, Larutan yang asalnya berwarna coklat ketika ditambahkan larutan sampel maka
larutan menjadi jernih, anion apakah itu?
Jawab:
14 | Analisa Anion
2
Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion Mn O 4 , CH3COO ,
2 2
Cr O 4 , Cr2 O7 , Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam
6. Suatu sampel dinyatakan tidak berwarna tetapi berbau cuka kemudian dilakukan uji terhadap
larutan AgNO3 menghasilkan endapan putih lalu dilakukan uji dengan larutan FeCl3
menghasilkan endapan berwarna jinggaanion apakah itu?
Jawab:
Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO42-, CrO42-,
Cr2O72-, Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal warna.
Tetapi bau khas cuka dari ion CH3COOkemungkinan larutan ini mengandung anion
CH3COO.
Kemungkinan ion CH3COO karena ion tersebut menghasilkan endapan putih CH3COOAg
ketika direaksikan dengan AgNO3dengan reaksi :
CH3COO + AgNO3 CH3COOAg
Kemudian dilakukan uji dengan larutan FeCl menghasilkan endapan berwarna jingga.
Ion CH3COO akan menghasilkan endapan berwarna coklat ketika bereaksi dengan FeCl3.
Dengan reaksi :
6 CH3COO + 3Fe3+ + 2H2O [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 2H+
[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O 3Fe(OH)2CH3COO + CH3COOH +
H+
7. Suatu sampel dinyatakan tidak berbau dan tidak berwana kemudian dilakukan uji dengan
Larutan Perak Nitrat menghasilkan endapan berwarna putih, anion apakah itu?
Jawab :
Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO42-, CH3COO,
CrO42-, Cr2O72-, Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal
warna dan bau. Dan dengan dilakukan uji dengan Larutan Perak Nitrat menghasilkan
endapan berwarna putih, kemungkinan Anion adalah Cl. Dengan reaksi :
8. Suatu sampel dinyatakan tidak berbau dan berwarna ungu kehitaman lalu dilakukan uji
dengan larutan H2O2 menghasilkan larutan coklat kehitaman anion apakah itu?
Jawab
Dari keterangan diatas kemungkinan Larutan mengandung Anion MnO42- karena
larutan yang mengandung MnO42- akan berwarna ungu kehitaman. Untuk memastikan
dilakukan dengan uji dengan larutan H2O2
15 | Analisa Anion
Kesimpulannya anion tersebut adalah MnO42- karena MnO42- direaksikan dengan
H2O2 menghasilkan larutan Mangan yang berwarna coklat kehitaman dengan reaksi:
2 MnO42- + 5 H2O2 + 6H+ 5O2 + 2 Mn2+ + 8H2O
16 | Analisa Anion