Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

AKUNTATANSI BIAYA

RANGKUMAN DEPARTEMENTALISASI BIAYA


OVERHEAD PABRIK

OLEH

PUTRI DIAN NINGRUM

14.1152.SA

S1 AKUNTASI C

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM


MATARAM

2014
DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK .

Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya , dan analisis selisih antara biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas
dasar tarif . contoh perhitungan tariff tunggal untuk seluruh pabrik . Karena pada umumnya
produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi , maka perlu dihitung tariff biaya
overhead pabrik untuk tiap departemen produksi yang dilalu oleh proses pengolahan produksi
tersebut . dalam bab ini diuraikan tariff biaya overhead dalam perusahaanyang mengolah
produknya melalui beberapa departemen produksi , dan tarif biaya overhead di hitung untuk
setiap departemen produksi tersebut . departementalisasi biaya overhead pabrik adalah
pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat biaya (cost
center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik .

Dalam departemetalisasi biaya overhead pabrik , tarif biaya overhead dihitung untuk setiap
departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diantara departemen-
departemen produksi yang ada . oleh karena itu departementalisasi biaya overhead pabrik
memerlukan pembagian perusahaan ke dalam depatemen-departemen inilah yang merupakan
pusat-pusat biasa yang merupakan tempat ditandingkannya biaya dengan prestasi yang
dihasilkan pleh departemen tersebut .

Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian
penentuan harga pokok produk . pengendalian biaya overhead pabrik bermanfaat untuk
pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk . pengedalian biaya overhead
pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat
terjadinya , sehingga dengn demikian akan menjelaskan tanggung jawab setiap biaya yang terjadi
dalam depatemen tertentu . dengan digunakannya tariff-tarif biaya overhead pabrik yang
berbeda-beda untuk tiap departemen , maka pesanan atau produk yang melewati suatu
departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan tariff
departemen yang bersangkutan . hal ini mepunyai akibat terhadap ketelitian terhadap penetuan
harga pokok produksi .
1. LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK
PERDEPARTEMEN .
Penyusunan anggaran overhead pabrik perdepartemen .
Sebuah produk akan melalui tahap proses produksi dan biasanya perusahaan
membentuk lebih dari satu departemen produksi. Perusahaan akan membentuk
beberapa departemen pembantu untuk melayani berbagai kebutuhan departemen
produksi. Selain diperhitungkan tarif biaya overhead pabrik per departemen
produksi, juga harus diperhitungkan pula biaya yang terjadi di departemen
pembatu. Dengan cara menalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke
depatemen produksi yang menimati manfaatnya. Langkah pertama dalam
perhitungan tarif biaya overhead pabrik departemen produksi adalah dengan
menyusun anggaran biaya overhead pabrik departemen produksi dan departemen
pembantu. Penyusunan anggaran biaya overhead per departemen dibagi menjadi
empat tahap utama berikut ini:
a. Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang
direncanakan untuk tahun anggaran .
Biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua golongan , yaitu biaya langsung
departemen (direct departmental expenses) dan biaya tidak langsung
departemen (indirect departmental expenses). Yang dimana biaya overhead
pabrik langsung departemen adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi
atau dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu. Sedangkan biaya
overhead pabrik tidak langsung departemen adalah jenis biaya overhead
pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh satu departemen.
b. Penafsiran biaya overhead tidak langsung departemen.
Setelah biaya overhead langsung ditaksir untuk setiap departemen, langkah
berikutnya adalah menafsir biaya overhead tidak langsung departemen yang
akan dikeluarkan dalam tahun anggaran. Biaya tidak langsung departemen ini
kemudian didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati
manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini:
Biaya tidak langsung departemen Dasar distribusi

Biaya depresiasi gedung Meter persegi luas lantai

Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung Meter persegi luas lantai

Gaji pengawas departemen Jumlah karyawan

Biaya angkut bahan baku Biaya bahan baku

Pajak bumi dan bangunan(PBB) Perbandingan harga pokok aktiva tetap dal
tiap departemen atau perbandingan me
persegi luas lantai.

c. Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke depatemen-


departemen yang menikmati manfaatnya .
Dalam rangka penentuan tarif, biaya-biaya overhead tidak langsung
departemen harus didistribusikan kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya atas salah satu dasar tersebut diatas.
d. Menjumlah biaya overhead pabrik perdepartemen.
Setelah dilakukan distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke
departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, langkah selanjutnya
dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik perepartemen adalah
menjumlah tafsiran biaya overhead langsung dan tidak langsung departemen
dalam tiap-tiap departemen. Biaya overhead pabrik departemen ini kemudian
dipisahkan perilakunya dalam hubungannya dengan perubhan volume biaya,
kedalam biaya overhead teteap dan overhead variable.

2. ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMEN PEMBANTU KE


DEPARTEMEN PRODUKSI.
Pada umumnya tarif biaya overhead hanya dihitung untuk departemen-
departemen produksi saja, karna pengolahan bahan baku menjadi produk biasanya
terjadi di departemen produksi. Oleh karna overhead pabrik yang akan
dibebankan kepada produk tidak hanya terdiri dari biaya yang terjadi dalam
departemen-departemen produksi saja, melainkan meliputi pula biaya overhad
yang terjad didepartemen-departemen pembantu. Maka dalam rangka penentuan
tarif biaya overhead pabrik ke departemen, biaya overhead departemen pembantu
dialokasikan ke departemen produksi.
Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi dapat
dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini :
1. Metode alokasi langsung (direct allocation method)
Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead departemen pembantu
dialokasikan ke tia-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode
alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen
pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada
departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.
2. Metode alokasi bertahap (step method)
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu
tidak hanya dipakai oleh departeme produksi saja, tetapi digunakan pula oleh
departemen pembantu yang lain. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua
kelompok metode:
a. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen-departemen pembantu. Anatara lain:
(1) Metode alokasi kontinu (continuous allocation method).
(2) Metode aljabar (algebraic method).
b. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal
balik antar departemen pembantu. Anatara lain adalah:
(1) Metode urutan alokasi yang diatur (spectified order of closing).

3. METODE ALOKASI BERTAHAP YANG MEMPERHITUNGKAN JASA


TIMBAL BALIK ANTARDEPARTEMEN PEMBANTU.
Di dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik per departemen, biaya
dibagi menjadi dua golongan , biaya langsung departemen dan biaya tidak
langsung departemen. Biaya tidak langsung departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya, baik dalam departemen produksi maupun departemen
pembantu. Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian biaya
overhead tidak langsung departemen kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya, baik departemeen produksi maupun departemen
pembantu adalah distribusi biaya overhead.
Setelah biaya langsung dan tidak langsung departemen dikelompokan dalam
masing-masing departemen, maka langkah selanjutnya dalam penentuan tariff
biaya overhead pabrik adalah membagi biaya overhead departemen-
departemen pembantu kepada departemen-depeartemen produksi (dalam
metode alokasi langsung) atau kepada departemen-departemen pembantu lain
dan departemen produksi (dalam metode alokasi bertahap). Istilah yang
digunakan ini menggambarkan pembagian biaya overhead departemen
pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pemabntu ke
departemen pembantu yang lanin dan departemen produksi adalah alokasi
biaya overhead.
Untuk kepentingan penentuan tariff biaya overhead pabrik, jumlah biaya
overhead departemen produksi setelah alokasi biaya overhead dari departemen
pembantu kemudian dibagi dengan dasar pembebanan yang dipakai pada
masing-masing departemen produksi. Atas dasar tarif ini biaya overhead
pabrik dibagikan kepada produksi di departemen produksi. Istilah yang
digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik di
departemen produksi kepada produk adalah pembebanan biaya overhead.
Dengan adanya pembedaan ketiga macam istilah tersebut didalam
pembahasan ini nanti akan dijumpai tiga macam tarif: tarifdistribusi, tariff
alokasi, tariff pembebanan biaya overhead.
Tariff didistribusi adalah tariff yang digunakan untuk membagikan biaya
overhead tidak langsung departemen kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya, baik departemen pembantu maupun produksi. Tariff
alokasi adalah tariff yang digunakan untuk membagikan biaya overhead
departemen pembantu kepada deartemen produksi, baik secara langsung
maupun bertahap. Tariff pembebana adalah tariff yang digunakan untik
mebagikan biaya overhead pabrik kepada produk. Jika tidak disebutkan secara
khusus, istilah tariff biaya overhead pabrik dimaksudkan untuk menunjukan
tariff pembebanan ini .

c. Metode Alokasi Kontinu


Dalam metode ini , biaya overhead pabrik departemen-departemen
pembantu yang saling meberikan jasa dialokasikan secara terus-menerus,
sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak
berarti.

4. METODE ALOKASI BERTAHAP YANG TIDAK MEMPERHITUNGKAN


TRANSFER JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU.
Metode alokasi kontinu dan metode aljabar seringkali menimbulkan kesilutina
dalam perhitungan apabila perusahaan memmiliki banyak departemen
pembantu.oleh karna itu, metode alokasi bertahap yang banyak digunakan
adalah metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing).
Karaktristik metode urutan alokasi yang diatur adalah sebagai berikut:
1. Biaya overhead departemen pembantu di alokasikan secara
bertahap.
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutan
sedemikian rupa sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah.
3. Pedoman umum dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead
departemen pembantu sebagai berikut:
a. Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling
banyak dipakai oleh departemen-departemen lain,
dialokasikam pada urutan yang pertama.
b. Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan
besarnya biaya overhead dalam masing-masing departemen
pembantu.
c. Departemen pembantu yang paling banyak menrima jasa dari
dpartemen pembantu lain, diletakan paling akhir dalan proses
alokasi biaya overhead.mengenai pemilihan departemen
pembantuyang terakhir dialokasikan biayannya, seringkali
pertimbangannya dilihat dari sudut pengendaliayan biaya. Jika
menejemen ingin mengendalikan harga pokok persatuan jasa
yang dihasilkan oleh Departemen Pembangkit Tenaga Listrik
misalnya, makan departemen ini dapat diletakan pada urutan
terakhir dalam proses alokasi biaya. Hal ini dilakukan agar
supsys, semua jasa dan departemen pembantu lainnya dapat
diperhitungkan ke dalam harga pokoklistrik yang dihasilkan.
4. Selama smelakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan
pedoman umum berikut ini.
a. Tidak diadakan alokasi biaya overhead kedalam
departemen yang biaya overhead-nya telah dialokasikan
kedepartemen lain. Dengan kata lain, tidak dimungkinkan
timbulnya arus balik dalam proses alokasi biaya overhead.
b. Departemen-departemen pemabantu yang saling
memberikan jasa, bila jumlahnya tidak material dan saling
mengkompensasi, tidak diadakan alokasi biaya overhead
kedalamnya.

5 . ALOKASI SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PERDEPARTEMEN.

Jika tariff biaya overhead telah ditentukan pada awal tahun, maka selama
tahun anggaran, pesanan atau produk yang diolah dalam departemen produksi,
dibebani dengan biaya overhead atas dasar tariff tersebut.

Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun
anggaran tersebut, agar supaya pada akhir tahun dapat dilakukan perbandingan
antara biaya overhead yng dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya
overhead yang sesungguhnya terjadi.

Untuk dapat melakukan perbandinganantara biaya overhead yang sesungguhnya


terjadi perdepartemen, atas dasar tariff dengan biaya overhead yang sesungguhnya
terjadi per departemen ,langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun
anggaran adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead yang terjadi
sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun
anggarann.
2. Mengumpulkan data ssungguhnya yang berhubungan dengan dasar
distribusi dan alokas biaya overheardpabrik .
3. Mengalokasikan biaya overhad sesungguhnya departemen pembantu
dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan
tariff biaya overhead pabrik .
4. Membandingkan biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap departemen
produksi dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff,
untuk perhitungan biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan .
5. Menganlasis selisih biaya overhead perdepartemen.

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK.


Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:
1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tariff yang
ditentukan di muka.
2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
3. Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke rekening
biaya overhead pabrik sesungguhnya.
4. Perhitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.

1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produka berdasar produk berdasar tarof yang
ditentukan di muka.
Apabila produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, untuk menampung
biaya produksi,didalam buku besar dibentuk rekening barang dalam proses untuk tiap
departemen produksi. Biaya overhead yang dibebankan kepada produk ditampung dalam
rekening Biaya Overhead Pabrik Dibebankan. Rekening Biaya Overhead Pabrik yang
dibebankan perlu dibentuk untuk tiap deparemen produksi.
2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
Untuk mengumpulkan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi, dalam buku besar
rekening. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirincinlagi sesuai dengan
pembagian departemen pembantu dan departemen produksi.
Pencatatan biaya overhead yang sesungguhnya mula-mula dilakukan dengan menebit
rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya . rinviannya jenis biaya overhead pabrik
dalam tiap-tiap departemen produksi dan departemen pembantu diselenggarakan dalam
buku pembantu. Biaya overhead sesungguhnya yang terkumpul dalam rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya ke rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
tiap-tiap departemen.

Akuntansi biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi diuraikan berikut ini.


1. Atas dasar berbagai macam buku pembukuan , dicatat terjadinya biaya overhead
pabrik sesungguhnya dalam rekening control biaya overhead pabrik sesungguhnya.
2. Bukti pembukuan terjadinya biaya overhead pabrik dicatat pula dalam buku
pembantu, yaitu ke dalam rekening jenis biaya overhead pabrik tiap-tiap departemen.
3. Tiap bulan jenis biaya pada tiap-tiap departemen dijumlah dan kemudian dibuat daftar
biaya overhead pabrik sesungguhnyan.
4. Atas dasar daftar biaya overhead pabrik sesungguhnya.
5. Setelah daftar biaya overhead pabrik sesungguhnya selesai disusun kemudian dibuat
daftar alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya.
- Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead
pabrik sesungguhnya .
Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang dimuka dipertemukan
dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.

6 . PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM METODE VARIABEL


COSTING.

Dalam metode variable costing , produk hanya dibebani dengan biaya produksi variable
saja, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variable. Oleh karna itu , dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan
dalam pengumpulan biaya produksinya dan menggunakan variable costing dalam [enentuan
harga pokok produknya, tariff biaya pabrik yang dibebankan kepada produk hanya terdiri dari
tariff biaya overhead pabrik variable saja.

Tariff biaya overhead pabrik variable per deoartemen dihitung dengan langkah berikut ini:

1. Biaya overhead pabrik langsung departemen dipisahkan ke dalam biaya variable dan
biaya tetap.
2. Biaya overhead pabrik variable departemen pembantu dialokasikan kedepartemen
produksi berdasarkan kuantitas jasa yang dikonsumsi oleh departemen pembantu lain dan
departemen produksi.
3. Biaya overhead pabrik variable departemen produksi setelah ditambah dengan biaya
overhead pabrik variable yang diterima dari alokasi biaya departemen pembantu bagi
dengan dasar pembebanan untuk mendapatkan tariff biaya overhead pabrik variable.

7 . AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM METODE VARIABEL COSTING.

Akuntansi biaya overhead pabrik dalam metode variable costing berbeds dengan
akuntansi biaya yang sama dengan metode full costing. Perbedaan tersebut ter;etak pada:

1. Dalam metode variable costing biaya overhead pabrik perlu dipisahkan menurut perilaku
biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatannya. Oleh karna itu, pada
saat biay overhead pabrik terjadi , baik didepartemen pembantu maupun di didepartemen
produksi, dilakukan pencatatan biaya tersebut ke dalam rekening biaya ovethead pabrik
sesungguhnya departemen tertentu.
2. Karna metode variable costing menhendaki pemisahan biaya variable biaya tetap, mala
alokasi biaya overhead pabrik dari departemen ke departemen pembantu lain dank e
departemen produksi harus selalu memisahkan unsure biaya variabele dari biaya tetap.
O;eh karna itu, biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen
pembantu lain ke departemen produksi dalam dua tahap .

a . tahap pertama, biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya departemen


pembantu dialokasikan ke departemen-departemen pemakai jasa (departemen
pembantu lain dan departemen produksi) atas dasar perbandingan konsumsi
minimum jasa oleh deparemen pemakai jasa.

b . tahap kedua, biaya overhead pabrik variable sesungguhnya departemen


pembantuk dialokasikan ke departemen pemakai jasa atas dasar proporsi
konsumsi jasa dia atas konsumsi minimum.

3. Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan
dimuka adalah biaya overhead pabrik variable . untuk mencatat biaya overhead pabrik
variable yang dibebankan kepada produk dibentuk rekening biaya overhead pabrik
variable yang dibebankan departemen produksi tertentu .

Anda mungkin juga menyukai