Pendahuluan
Trauma adalah istilah kedokteran untuk cedera atau perlukaan. Trauma menjadi masalah kesehatan
paling mahal,karena dari empat penyebab kematian pada semua usia,trauma menjadi penyebab
utama kematian pada anak dan dewasa di bawah usia 45 tahun. Dari setiap akibat kematian akibat
trauma, lebih dari 10 korban masuk rumah sakit dan ratusan lainnya berobat di pelayanan gawat
darurat. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan trauma 2x lebih besar dibanding penderita
penyakit jantung dan kanker. Kerugian akibat trauma meliputi cacat fisik dan materi sehingga
mengharuskan adanya usaha untuk mempelajari penanggulangan dan pencegahannya.
Terjadinya penyerapan tenaga mengikuti hukum fisika,sehingga dari cedera yang diakibatkan dapat
dicurigai dan diteliti akibat yang terjadi. Cedera yang tidak diketahui atau cedera yang terselubung
dapat membahayakan penderita.,terutama jika diketahuinya setelah mekanisme kompensasi lenyap
(Stadium akhir). Perlu diketahui bahwa penderita yang terlibat kecelakaan berat mempunyai risiko
untuk mendapatkan cedera yang berat pula. 5-15% penderita mempunyai tanda vital normal dan tidak
tampak mempunyai tanda cedera pada awalnya,dan didapatkan cedera berat setelah pemeriksaan
ulang kemudian . Cedera dengan energi tinggi akan mengakibatkan pelepasan energi yang tidak
terkontrol sehingga korban harus dianggap mendapat cedera berat sampai terbukti tidak.
Faktor yang harus diperhatikan adalah arah dan kecepatan benturan ,gerakan penderita,ukuran fisik
serta tanda pelepasan energi (kerusakan kendaraan). Terdapat hubungan yang kuat antara beratnya
cedera dan perubahan kecepatan kendaraan yang dapat diketahui dari besarnya kerusakan
kendaraan .
Oleh karena itu penting untuk bertanya:
Apa yang terjadi ?
Bagaimana cedera penderitanya ?
Tanpa mengetahui mekanisme cederanya,anda tidak dapat meramalkan cedera apa yang terjadi. Hal
ini dapat mendatangkan bahaya,sehingga harus dicurigai jenis cedera yang dapat terjadi pada waktu
tabrakan. Mekanisme cedera juga merupakan sarana penting untuk melakukan triage; dan apa yang
harus disampaikan ke dokter gawat darurat atau ahli bedah. Beratnya kerusakan kendaraan
merupakan sarana pemeriksaan triase non fisiologik. Mekanisme (gerak) yang menyebabkan cedera
merupakan penyebab utama kematian korban.
Berbagai bentuk perlukaan yang akan dijelaskan meliputi kecelakaan mobil,sepeda motor,kendaraan
lain. Hal yang perlu diperhatikan pada benturan adalah energi kinetik dari gerak akan diserap dan
penyerapan energi itulah yang menjadi dasar timbulnya cedera. Cedera karena benturan dapat
tumpul atau tembus. Deselesari cepat ke depan dapat menimbulkan cedera tumpul atau tembus.
Yang sering terjadi adalah Deselesari cepat ke depan yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor.
Pada kecelakaan kendaraan bermotor,terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan,yaitu:
Benturan mesin
Benturan bodi
Benturan organ
Dengan memperhatikan kecelakaan mobil yang menubruk pohon dari depan (head on) dengan
kecepatan 100 km/jam,terjadi deselerasi cepat yang membuat korban menderita trauma
kepala,cedera servikal,cedera intra abdomen,cedera muskuloskeletal (misalnya fraktur atau dislokasi
panggul).
Untuk menjelaskan gayanya disini digunakan hukum Newton kedua:
" Benda yang bergerak akan tetap bergerak dalam garis lurus kecuali terjadi pengaruh gaya dari luar "
Hukum ini menjadi contoh tabrakan kendaraan bermotor. Energi kinetik dari mobil yang melaju ke
depan diserap oleh setiap bagian dari mobil dan terjadi penghentian tiba-tiba karena benturan.
Penumpangnya juga bergerak dengan kecepatan 100 km/jam,sehingga terjadi benturan dengan
bagian mobil,seperti kaca depan,kemudi atau dashboard. Dengan mencermati mekanisme ini dapat
diketahui berbagai jenis cedera yang dapat terjadi.
Kesimpulan yang harus diperhatikan adalah:
1. Kerusakan kendaraan
2. Kerusakan bagian dalam kendaraan (menunjukan benturan penumpang)
3. Cedera korban (bagian tubuh yang mengalami cedera)
Tabrakan kendaraan bermotor bermotor terjadi dalam beberapa bentuk,tiap bentuk mempunyai pola
cederanya masing-masing.
Keempat bentuk kecelakaan yang umumnya terjadi adalah:
Tabrak depan (The head on collision
Tabrak samping (The T bone atau lateral compact collision)
Tabrak belakang (The rear end collision)
Terguling (The roalover collision)
Tabrak Depan
Pada jenis tabrakan ini,penumpang tanpa sabuk pengaman akan terhenti mendadak dan pemindahan
energi yang terjadi akan menimbulkan cedera ganda.
Beban kompresi akan mencederai paru dan jantung,diafragma,kandung kemih. Tanda yang penting
adalah terjadinya gangguan pernapasan akabiat kontusi paru,pneumothorax,hernia
diafragmatica,atau flail chest. Dengan memperhatikan terdapatnya jejas di dada yang dapat
menyebabkan kontusi myocardial maka perlu dilakukan monitor ECG.
Sepeda Pancal
Merupakan kendaraan segala cuaca/segala medan.Meningkatnya risioko cedera mulai dari anak-
anak sampai orang dewasa .
Mekanisme benturan yang sering terjadi:
Sepeda terguling
Penumpang/pengendara terjatuh
Deselerasi cepat ke depan waktu menabrak obyek yang diam.
Cedera yang terjadi bergantung pada mekanisme dan bagian tubuh yang terkena. Cedera yang
tersering adalah fraktur yang meliputi: clavicula,sternum dan iga. Perlu dicurigai adanya cedera
kepala dan tulang belakang.
Berbagai obyek dapat menimbulkan luka tembus mulai dari benda tajam sampai benda asing yang
etrlempar. Benda yang terlempar dapat menembus dinding thorax dan abdomen,yang sering adalah
pisau dan peluru.
Luka karena pisau bergantung pada lokasi anatomi yang terkena,panjangnya pisau dan sudut
arahnya. Luka tusuk abdomen bagian atas dapat menembus thorax dan luka tusuk dibawah iga IV
dapat menembus abdomen.Yang harus diingat adalah:
" jangan pernah mencabut pisau yang menembus"
Luka tembus akibat peluru dapat disebabkan oleh berbagai jenis senjata. Yang perlu diketahui adalah
jenis senjata,kaliber,jarak penembakan.Informasi balistik yang diperlukan:
Kaliber: ukuran diameter dalam laras. Hal ini berhubungan dengan amunisi yang dipakai oleh
senjata tersebut.
Tembakan (rifling): Bentuk alur spiral dari permukaan dalam laras,memberi kestabilan putaran
peluru.
Amunisi : selongsong,mesiu timah.
Konstruksi peluru: biasanya campuran timah padat dengan lapisan seng atau besi.Bentuknya
bisa bulat,datar,kerucut atau lancip. Ujungnya dapat lunak atau berongga.
Balistik Luka
Karena energi kinetik (energi kinetik= 1/2 massa x kecepatan) disebabkan oleh lontaran yang
bergantung dari kecepatannya. Senjata dikelompokan atas kecepatan tinggi atau renda. Senjata yang
kecepatan peluru < 2000 ft/detik (600 meter/detik) disebut kecepatan rendah. Cedera oleh senjata ini
kurang merusak dibanding yang diakibatkan oleh senjata kecepatan tinggi. Kecepatan rendah juga
dapat mematikan bergantung pada bagian tubuh yang terkena. Pada perlukaan yang diakibatkan oleh
senjata kecepatan tinggi terdapat tambahan yaitu tekanan hidrostik. Faktor ini akan menambah
kerusakan faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan jaringan.
Ukuran Peluru
1. Kerusakan peluru: ujung peluru yang menjadi rata menimbulkan kerusakan berat benda
yang dilaluinya.
2. Lapisan peluru: mempeluas dan menambah permukaan peluru
3. Putaran: membuat kerusakan lebih luas
4. Penyimpangan peluru: getaran vertikal dan horizontal dari sumbu akan menimbulkan
kerusakan lebih luas.
Luka yang terjadi terdiri atas 3 bagian:
Luka masuk
Luka keluar.Tidak semua luka masuk mempunyai luka keluar dan dalam keadaan yang jarang
terdapat luka keluar ganda yang disebabkan oleh pecahan peluru atau pecahan tulang.Umumnya
luka keluar permukaannya lebih besar dan permukaannya tidak rata.
Luka dalam: peluru berkecepatan rendah merusak jaringan yang dilaluinya dan menyebarkan energi
kinetik ke jaringan disekitarnya.. Kerusakan jaringan bergantung dari:
Gelombang
Cavitas temporer
Pulsasi cavitas temporer
Kerusakan yang terjadi sesuai dengan densitas jaringan. Jaringan keras seperti tulang,otot,hati akan
mengalami kerusakan yang lebih berat dibanding jaringan dengan densitas lunak,seperti paru. Perlu
diingat bahwa setelah peluru menembus badan,alurnya tidak selalu lurus.Korban dengan peluru
menembus kepala,thorax atau abdomen harus ditranspor segera. Seseorang yang pada waktu
tertembak memakai pelindung harus diperhatikan kemungkinan memar jantung dan organ lain.
Luka akibat Shotgun ditentukan oleh energi kinetik yang mengenai,dipengaruhi oleh:
Bubuk mesiu
Ukuran butir peluu
Hambatan
Jarak sasaran
Energi kinetik dan kecepatan berhamburan sesuai jarak,pada jarak 40 yard (36 km) kecepatannya
akan menjadi setengahnya dari kecepatan awal.
Cedera Ledakan
Umumnya terjadi karena industri dan terorisme. Mekanisme cedera karena ledakan disebabkan oleh
3 faktor:
Primer: udara ledakan
Sekunder: korban yang diterjang bahan yang terlempar akibat ledakan
Tersier: terlempar dan membentur obyek lain
Cedera akibat udara ledakan dapat merusak gendang telinga,menimbulkan pneumothorax dan
menimbulkan perdarahan jaringan paru (Ruptur alveoli).Ruptur alveoli dapat menyebabkan emboli
sehingga terjadi gangguan Sistem Saraf Pusat. Selain itu dapat terjadi kerusakan saluran pencernaan
berupa memar usus dan ruptur lambung..