Anda di halaman 1dari 7

Mekanisme Cedera

Pendahuluan

Trauma adalah istilah kedokteran untuk cedera atau perlukaan. Trauma menjadi masalah kesehatan
paling mahal,karena dari empat penyebab kematian pada semua usia,trauma menjadi penyebab
utama kematian pada anak dan dewasa di bawah usia 45 tahun. Dari setiap akibat kematian akibat
trauma, lebih dari 10 korban masuk rumah sakit dan ratusan lainnya berobat di pelayanan gawat
darurat. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan trauma 2x lebih besar dibanding penderita
penyakit jantung dan kanker. Kerugian akibat trauma meliputi cacat fisik dan materi sehingga
mengharuskan adanya usaha untuk mempelajari penanggulangan dan pencegahannya.

Cedera merupakan penyakit yang mempunyai variasi musim,episode,epidemi,kecenderungan masa


depan dan distribusi demografi. Cedera dapat dijelaskan sebagai interaksi penderita (host) dan dan
energi (agent) dalam lingkungan tertentu. Penyerahan energi pada korban akan mengakibatkan
cedera. Terdapat 5 bentuk dasar energi yang dapat menimbulkan cedera,yaitu :
Mekanik atau kinetik
1. Panas
2. Kimia
3. Listrik .
4. Radiasi.
Energi gerak merupakan penyebab kecelakaan tersering ,yaitu pada tabrakan kendaraan,jatuh,luka
tusuk,ledakan.

Terjadinya penyerapan tenaga mengikuti hukum fisika,sehingga dari cedera yang diakibatkan dapat
dicurigai dan diteliti akibat yang terjadi. Cedera yang tidak diketahui atau cedera yang terselubung
dapat membahayakan penderita.,terutama jika diketahuinya setelah mekanisme kompensasi lenyap
(Stadium akhir). Perlu diketahui bahwa penderita yang terlibat kecelakaan berat mempunyai risiko
untuk mendapatkan cedera yang berat pula. 5-15% penderita mempunyai tanda vital normal dan tidak
tampak mempunyai tanda cedera pada awalnya,dan didapatkan cedera berat setelah pemeriksaan
ulang kemudian . Cedera dengan energi tinggi akan mengakibatkan pelepasan energi yang tidak
terkontrol sehingga korban harus dianggap mendapat cedera berat sampai terbukti tidak.

Faktor yang harus diperhatikan adalah arah dan kecepatan benturan ,gerakan penderita,ukuran fisik
serta tanda pelepasan energi (kerusakan kendaraan). Terdapat hubungan yang kuat antara beratnya
cedera dan perubahan kecepatan kendaraan yang dapat diketahui dari besarnya kerusakan
kendaraan .
Oleh karena itu penting untuk bertanya:
Apa yang terjadi ?
Bagaimana cedera penderitanya ?
Tanpa mengetahui mekanisme cederanya,anda tidak dapat meramalkan cedera apa yang terjadi. Hal
ini dapat mendatangkan bahaya,sehingga harus dicurigai jenis cedera yang dapat terjadi pada waktu
tabrakan. Mekanisme cedera juga merupakan sarana penting untuk melakukan triage; dan apa yang
harus disampaikan ke dokter gawat darurat atau ahli bedah. Beratnya kerusakan kendaraan
merupakan sarana pemeriksaan triase non fisiologik. Mekanisme (gerak) yang menyebabkan cedera
merupakan penyebab utama kematian korban.

Terdapat 3 mekanisme cedera dasar:


1. Deselerasi cepat ke depan (Rapid Forward Deceleration)
2. Deselerasi cepat vertikal (Rapid Vertical Deceleration)
3. Penetrasi proyektil (Projectile Penetration)
Tabrakan Kendaraan Bermotor

Berbagai bentuk perlukaan yang akan dijelaskan meliputi kecelakaan mobil,sepeda motor,kendaraan
lain. Hal yang perlu diperhatikan pada benturan adalah energi kinetik dari gerak akan diserap dan
penyerapan energi itulah yang menjadi dasar timbulnya cedera. Cedera karena benturan dapat
tumpul atau tembus. Deselesari cepat ke depan dapat menimbulkan cedera tumpul atau tembus.
Yang sering terjadi adalah Deselesari cepat ke depan yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor.
Pada kecelakaan kendaraan bermotor,terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan,yaitu:
Benturan mesin
Benturan bodi
Benturan organ
Dengan memperhatikan kecelakaan mobil yang menubruk pohon dari depan (head on) dengan
kecepatan 100 km/jam,terjadi deselerasi cepat yang membuat korban menderita trauma
kepala,cedera servikal,cedera intra abdomen,cedera muskuloskeletal (misalnya fraktur atau dislokasi
panggul).
Untuk menjelaskan gayanya disini digunakan hukum Newton kedua:
" Benda yang bergerak akan tetap bergerak dalam garis lurus kecuali terjadi pengaruh gaya dari luar "
Hukum ini menjadi contoh tabrakan kendaraan bermotor. Energi kinetik dari mobil yang melaju ke
depan diserap oleh setiap bagian dari mobil dan terjadi penghentian tiba-tiba karena benturan.
Penumpangnya juga bergerak dengan kecepatan 100 km/jam,sehingga terjadi benturan dengan
bagian mobil,seperti kaca depan,kemudi atau dashboard. Dengan mencermati mekanisme ini dapat
diketahui berbagai jenis cedera yang dapat terjadi.
Kesimpulan yang harus diperhatikan adalah:
1. Kerusakan kendaraan
2. Kerusakan bagian dalam kendaraan (menunjukan benturan penumpang)
3. Cedera korban (bagian tubuh yang mengalami cedera)
Tabrakan kendaraan bermotor bermotor terjadi dalam beberapa bentuk,tiap bentuk mempunyai pola
cederanya masing-masing.
Keempat bentuk kecelakaan yang umumnya terjadi adalah:
Tabrak depan (The head on collision
Tabrak samping (The T bone atau lateral compact collision)
Tabrak belakang (The rear end collision)
Terguling (The roalover collision)
Tabrak Depan

Pada jenis tabrakan ini,penumpang tanpa sabuk pengaman akan terhenti mendadak dan pemindahan
energi yang terjadi akan menimbulkan cedera ganda.

Cedera karena benturan kaca depan (Windshield Injuries)


Pada kejadian deselerasi cepat ke depan,penumpang akan membentur kaca depan,besar
kemungkinan terjadi cedera berat berupa gangguan jalan napas dan cedera tulang servikal. Pada
kejadian ini terdapat 3 akibat benturan yang perlu diperhatikan:
1. Benturan mesin : kerusakan bagian depan kendaraan
2. Benturan bodi : bentuk jaring laba-laba pada kaca depan (spinder web pattern)
3. Benturan organ : cedera otak (coup/contracoup),cedera jaringan lunak (kulit
kepala,muka,leher),hiperekstensi/fleksi tulang leher.
Dari gambaran jaring laba-laba pada kaca depan dan dengan memperhatikan mekanisme
trauma,harus dicurigai adanya cedera tulang servikal yang tersembunyi. Kepala membentur kaca
depan mengakibatkan cedera kepala ,akan terlihat adanya luka robek,luka lecet dan memar yang
tampak menakutkan. Walaupun demikian yang terpenting adalah membebaskan jalan
napas,mempertahankan atau imobilisasi tulang leher dan pemeriksaan tingkat kesadaran.

Cedera Benturan Kemudi (Steering Wheel Injuries)


Cedera semacam ini sering terjadi pada tabrakan depan dengan pengemudi yang tidak mengenakan
sabuk pengaman.Pada keadaan ini pengemudi juga sering mengalami benturan kepala dengan kaca
depan ((Windshield Injuries). Benturan dengan kemudi seringkali menyebabkan kematian jika
pengemudi tidak memakai sabuk pengaman.Perubahan bentuk kemudi harus dicurigai karena bisa
menyebabkan trauma pada muka,leher,dada,perut. Bagian kemudi terdiri atas tonggak dan
roda/lingkaran,roda kemudi metak yang dilapisi plastik bersifat semirigid dan melekat pada tonggak
yang kokoh.
Berdasarkan konsep 3 benturan maka harus diperiksa:
1. Benturan mesin : besarnya kerusakan pada bagian depan
2. Benturan badan : kerusakan kemudi (bengkok) dan tonggak kemudi bengkok atau utuh
3. Benturan organ : jejas trauma pada kulit.
Tabrakan depan tergantung dari bagian badan yang membentur kemudi,dapat terlihat adanya laserasi
di mulut dan dagu,memar/lecet di leher bagian depan,jejas trauma di dinding dada dan abdomen.
Gambaran yang tampak dari luar sering menutupi keadaan yang sebenarnya,seperti fenomena
gunung es. Struktur organ bagian dalam dapat mengalami beban memotong (shearing
force),menekan (compression force) dan pergeseran energi kinetik.. Organ yang dapat terkena
beban memotong adalah: aorta,hati,limpa,ginjal,dan usus kecuali usus kecil. Cedera ini dapat
menimbulkan perdarahan tersembunyi dan syok.

Beban kompresi akan mencederai paru dan jantung,diafragma,kandung kemih. Tanda yang penting
adalah terjadinya gangguan pernapasan akabiat kontusi paru,pneumothorax,hernia
diafragmatica,atau flail chest. Dengan memperhatikan terdapatnya jejas di dada yang dapat
menyebabkan kontusi myocardial maka perlu dilakukan monitor ECG.

Cedera Dashboard (Dashboard Injuries)


Cedera ini terjadi p-ada penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman. Dashboard dapat
menimbulkan bergai cedera,tergantung bagian tubuh mana yang membentur dashboard. Yang sering
terjadi adalah cedera yang mengenai muka dan lutut. Walaupun demikian berbagai cedera dapat
terjadi.
Berdasarkan konsep 3 benturan maka dapat dicatat:
1. Benturan mesin : kerusakan mobil
2. Benturan body : kerusakan dashboard
3. Benturan organ : trauma muka,trauma kepala coup/contracoup,hiperekstensi/fleksi tulang
leher,cedera lutut.
Cedera pada muka,otak,dan tulang leher telah dijelaskan sebelumnya,sedangkan memar dada dan
lutut mengikuti fenomena gunung es. Lutut sering membentur dashboard,dapat terjadi memar
sederhana sampai fraktur patela yang berat. Dislokasi lutut juga dapat terjadi.Energi kinetik dapat
diteruskan ke bagian proksimal sehingga dapat menyebabkan fraktur femur atau dislokasi panggul.
Dalam keadaan yang jarang pelvis dapat membentur dashboard sehingga terjadi fraktur acetabulum
atau pelvis. Cedera ini dapat menimbulakan perdarahan yang masif dan syok. Untuk mencegah
adanya cedera yang tidak terlihat,periksalah secara teliti femur,pelbis dan simfisis pubis.

Cedera Lain ( Miscellaneous)


Dapat terjadi benda-benda yang ada di dalam mobil dapat mencederai,seperti: barang
bawaan,makan,buku,dan penumpang lain. Dapat mematikan pada saat terjadi deselerasi cepat ke
depan.

Tabrak Samping (T-Bone - Lateral Impact)


Mekanisme tabrak samping menyerupai tabrak depan,dengan tambahan pemindahan energi ke
samping. Dengan konsep 3 benturan didapatkan :
Benturan mesin: kerusakan utama mobil,periksa benturan tempat mengemudi dan
penumpang
Benturan bodi : kerusakan pintu (sandaran tangan bengkok,pintu melengkung keluar atau ke
dalam)
Benturan organ (terdapat berbagai kemungkinan)
Cedera yang sering terjadi dapat berupa:
Kepala: coup/contracoup disebabkan oleh pergerakan ke samping
Leher: mulai dari strain otot sampai subluksasi dengan kelumpuhan
Lengan dan bahu sesuai dengan tempat benturan
Dada/Abdomen: disebabkan tekanan langsung dari pintu tempat benturan,atau penumpang
tanpa sabuk pengaman akan terdorong diantara tempat duduk.
Pelvis dan tungkai: penumpang di daerah benturan akan terdapat fraktur femur panggul dan
pelvis.
Cedera thorax dapat bervariasi mulai dari cedera jaringan lunak,flail chest,kontusi paru,pneumothorax
atau hemothorax. Cedera abdomen dapat mengenai organ padat maupun berongga.Cedera pelvis
termasuk dislokasi,ruptur buli-buli dan urethra. Cedera bahu dan ekstremitas bawah tergantung
tempat yang mengalami benturan.

Tabrak Belakang (Rear Impact Collision)


Tidak jarang kendaraan yang sedang berhenti ditabrak dari belakang,atau kendaraan yang berjalan
pelan ditabrak oleh kendaraan yang berjalan cepat. Peningkatan kecepatan yang tiba-tiba
menimbulkan gerakan kebelakang dari penumpang dan menyebabkan hiperekstensi tulang leher
apabila sandaran kepala tidak berada pada posisi yang benar. Dapat juga terjadi deselerasi cepat ke
depan jika kendaran berhenti mendadak. Harus dicatat kerusakan bagian depan dan belakang
kendaraan,juga bagian dalam dan posisi san daran kepala . Selain terdapat kemungkinan cedera
tulang leher,juga selalu diperhatikan kemungkinan cedera lain yang diakibatkan oleh deselerasi.

Terguling (Rollover Collision)


Selama terguling,badan kendaran dapat membentur ke segala arah,sehingga kemungkinan terjadinya
cedera menjadi lebih besar. Terjadinya cedera tulang servikal karena tekanan axial. Kendaraan yang
terguling dapat diketahui dari kerusakan atap kendaraan,goresan,kotoran atau lumpur dan perubahan
bentuk atap. Kejadian ini mempunyai risiko kematian yang lebih besar dari jenis tabrakan yang
lain,dan besar kemungkinan penumpang terlempar. Penumpang yang terlempar keluar kendaraan
mempunyai kemungkinan mortalitas 25x .

Sistem Pelindung (Occupant Restraint System)


Penumpang yang menggunakan sistem penahan pada waktu terjadi benturan akan terlindung dari
kemungkinan terlempar dari kendaraan.Walaupun demikian penumpang masih dapat mengalami
cedera. Sabuk pengaman yang melingkari panggul jika terjadi deselerasi ke depan akan
menyebabkan badan terlipat seperti pisau lipat. Kepala dapat terlempar ke depan mengenai kemudi
atau dashboard sehingga dapat terjadi cedera muka,kepala,leher. Cedera abdomen dapat terjadi jika
sabuk pengaman tidak dalam posisi yang benar. Gaya kompresi yang timbul dapat mencederai
abdomen dan tulang lumbal.
Sabuk pengaman tiga titik atau sabuk pengaman yang melingkar dada lebih aman. Dada atau
panggul akan tertahan sehingga cedera yang mengancam jiwa akan lebih jarang. Kepala tidak
tertahan sehingga masih mungkin leher mengalami cedera berupa fraktur,dislokasi atau cedera spinal
cord.. Fraktur clavicula dapat terjadi di tempat sabuk pengaman melingkar. Kerusakan organ dalam
masih dapat terjadi,disebabkan kerusakan organ di dalam badan.
Air bag (kantong udara) akan mengurangi cedera walaupun tidak seluruhnya.Air bag akan
mengembang dari kemudi dan dashboard untuk melindungi penumpang depan dari frontal deselerasi.
Jika berfungsi baik,kantong udara ini akan menjadi bantalan penahan kepala dan dada,sehingga
akan melindungi cedera muka,leher dan dada. Air bag akan kempes segera sehingga hanya
melindungi 1x benturan.Demikian pula untuk pengemudi yang tinggi atau pendek fungsi
perlindungannya tidak sesuai sehingga masih dapat mengalami cedera tungkai,pelvis,abdomen.
Meskipun sudah ada kantong udara,penumpang hendaknya tetap memakai sabuk pengaman yang
melingkari dada dan perut.

Benturan Kendaraan Kecil (Small Vehicle Crashes)


Yang dimaksud dengan kendaraan kecil adalah sepeda motor,sepeda pancal,dsb. Pengendara
kendaraan ini tidak mempunyai perlindungan jika terjadi kecelakaan benturan
depan,samping,belakang atau terguling.
Cara perlindungan diri berupa:
Usaha mengelak
Pemakaian helm
Pemakaian pelindung
Kendaraan yang menyerap energi kinetik (seperti antislip)
Sepeda Motor
Pemakaian helm pada pengendara sepeda motor sangat penting karena helm dapat mencegah
cedera kepala yang menyebabkan 75% kematian ,walaupun helm tidak melindungi tulang leher. Jika
terjadi tabrakan pada pengendara sepeda motor ,akan mengalami seperti tabrakan pada kendaraan
yang menyebabkan penumpangnya terlempar. Cedera yang terjadi tergantung pada bagian tubuh
yang menerima beban energi kinetik. Karena kurangnya proteksi,menyebabkan terdapat risiko tinggi
untuk terjadi cedera kepala ,leher,anggota gerak. Hal yang penting untuk dicatat adalah kerusakan
sepeda motor,jarak tergelincir,kerusakan obyek yang ditabrak.

Sepeda Pancal
Merupakan kendaraan segala cuaca/segala medan.Meningkatnya risioko cedera mulai dari anak-
anak sampai orang dewasa .
Mekanisme benturan yang sering terjadi:
Sepeda terguling
Penumpang/pengendara terjatuh
Deselerasi cepat ke depan waktu menabrak obyek yang diam.
Cedera yang terjadi bergantung pada mekanisme dan bagian tubuh yang terkena. Cedera yang
tersering adalah fraktur yang meliputi: clavicula,sternum dan iga. Perlu dicurigai adanya cedera
kepala dan tulang belakang.

Deselerasi Cepat Vertikal


Mekanisme jatuh dari ketinggian adalah contoh deselerasi vertikal. Jenis cedera yang terjadi
bergantung pada 3 faktor:
Jarak ketinggian
Bagian tubuh yang membentur
Permukaan yang terbentur
Kelompok yang sering terkena adalah dewasa dan anak-anak di bawah 5 tahun. Pada anak
kecil,umumnya anak-laki-laki,disebabkan karena kurangnya pengawasan,tidak adanya pagar,dan
sikap ingin tahu anak. Cedera kepala seringkali terjadi pada anak karena kepala merupakan bagian
yang relatif berat pada anak. Pada dewasa umumnya disebabkan oleh kecelakaan kerja atau mabuk.
Orang dewasa umumnya jatuh dengan kaki terlebih dahulu dan jatuhnya lebih terkontrol.Setelah kaki
menyentuh dasar kemudian jatuh ke belakang dengan pantat membentur dasar dan dengan tangan
menahan badan. Akan terjadi kemungkinan cedera sebagai berikut:
Patah tulang kaki
Cedera pelvis
Tekanan axial pada lumbal dan tulang servikal
Beban deselerasi vertikal pada alat-alat tubuh.
Fraktur colles/pergelangan tangan.
Makin tinggi jatuhnya,makin berat kemungkinan cederanya. Walaupun demikian jangan menganggap
ringan orang yang jatuh dari tempat yang rendah. Kerasnya pemukaan dan bentuknya yang tidak
teratur akan mempengaruhi cederanya.

Luka Tembus Proyektil (Projectile Penetration)

Berbagai obyek dapat menimbulkan luka tembus mulai dari benda tajam sampai benda asing yang
etrlempar. Benda yang terlempar dapat menembus dinding thorax dan abdomen,yang sering adalah
pisau dan peluru.
Luka karena pisau bergantung pada lokasi anatomi yang terkena,panjangnya pisau dan sudut
arahnya. Luka tusuk abdomen bagian atas dapat menembus thorax dan luka tusuk dibawah iga IV
dapat menembus abdomen.Yang harus diingat adalah:
" jangan pernah mencabut pisau yang menembus"

Luka tembus akibat peluru dapat disebabkan oleh berbagai jenis senjata. Yang perlu diketahui adalah
jenis senjata,kaliber,jarak penembakan.Informasi balistik yang diperlukan:
Kaliber: ukuran diameter dalam laras. Hal ini berhubungan dengan amunisi yang dipakai oleh
senjata tersebut.
Tembakan (rifling): Bentuk alur spiral dari permukaan dalam laras,memberi kestabilan putaran
peluru.
Amunisi : selongsong,mesiu timah.
Konstruksi peluru: biasanya campuran timah padat dengan lapisan seng atau besi.Bentuknya
bisa bulat,datar,kerucut atau lancip. Ujungnya dapat lunak atau berongga.
Balistik Luka
Karena energi kinetik (energi kinetik= 1/2 massa x kecepatan) disebabkan oleh lontaran yang
bergantung dari kecepatannya. Senjata dikelompokan atas kecepatan tinggi atau renda. Senjata yang
kecepatan peluru < 2000 ft/detik (600 meter/detik) disebut kecepatan rendah. Cedera oleh senjata ini
kurang merusak dibanding yang diakibatkan oleh senjata kecepatan tinggi. Kecepatan rendah juga
dapat mematikan bergantung pada bagian tubuh yang terkena. Pada perlukaan yang diakibatkan oleh
senjata kecepatan tinggi terdapat tambahan yaitu tekanan hidrostik. Faktor ini akan menambah
kerusakan faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan jaringan.

Ukuran Peluru
1. Kerusakan peluru: ujung peluru yang menjadi rata menimbulkan kerusakan berat benda
yang dilaluinya.
2. Lapisan peluru: mempeluas dan menambah permukaan peluru
3. Putaran: membuat kerusakan lebih luas
4. Penyimpangan peluru: getaran vertikal dan horizontal dari sumbu akan menimbulkan
kerusakan lebih luas.
Luka yang terjadi terdiri atas 3 bagian:
Luka masuk
Luka keluar.Tidak semua luka masuk mempunyai luka keluar dan dalam keadaan yang jarang
terdapat luka keluar ganda yang disebabkan oleh pecahan peluru atau pecahan tulang.Umumnya
luka keluar permukaannya lebih besar dan permukaannya tidak rata.
Luka dalam: peluru berkecepatan rendah merusak jaringan yang dilaluinya dan menyebarkan energi
kinetik ke jaringan disekitarnya.. Kerusakan jaringan bergantung dari:
Gelombang
Cavitas temporer
Pulsasi cavitas temporer
Kerusakan yang terjadi sesuai dengan densitas jaringan. Jaringan keras seperti tulang,otot,hati akan
mengalami kerusakan yang lebih berat dibanding jaringan dengan densitas lunak,seperti paru. Perlu
diingat bahwa setelah peluru menembus badan,alurnya tidak selalu lurus.Korban dengan peluru
menembus kepala,thorax atau abdomen harus ditranspor segera. Seseorang yang pada waktu
tertembak memakai pelindung harus diperhatikan kemungkinan memar jantung dan organ lain.
Luka akibat Shotgun ditentukan oleh energi kinetik yang mengenai,dipengaruhi oleh:
Bubuk mesiu
Ukuran butir peluu
Hambatan
Jarak sasaran
Energi kinetik dan kecepatan berhamburan sesuai jarak,pada jarak 40 yard (36 km) kecepatannya
akan menjadi setengahnya dari kecepatan awal.

Cedera Ledakan
Umumnya terjadi karena industri dan terorisme. Mekanisme cedera karena ledakan disebabkan oleh
3 faktor:
Primer: udara ledakan
Sekunder: korban yang diterjang bahan yang terlempar akibat ledakan
Tersier: terlempar dan membentur obyek lain
Cedera akibat udara ledakan dapat merusak gendang telinga,menimbulkan pneumothorax dan
menimbulkan perdarahan jaringan paru (Ruptur alveoli).Ruptur alveoli dapat menyebabkan emboli
sehingga terjadi gangguan Sistem Saraf Pusat. Selain itu dapat terjadi kerusakan saluran pencernaan
berupa memar usus dan ruptur lambung..

Anda mungkin juga menyukai