Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPOGLIKEMIA
Pengertian Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara
abnormal rendah. Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi
secara bermakna dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hepoglikemia bila kadar
glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa
gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi
pada neonatus umur 12 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak
mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi
dengan kadar glukosa darah yang menurun.
Keadaan dimana bila kadar gula darah bayi di bawah kadar rata-rata bayi seusia
dan berat badan aterm (2500 gr atau lebih) < 30mg/dl dalam 72 jam pertama,
dan < 40mg/dl pada hari berikutnya.
Sel otak tidak mampu hidup jika kekurangan glukose. Hypoglikemi dapat terjadi
berkaitan dengan banyak penyakit, misalnya pada neonatus dengan ibu diabetes
dan mengalami Hyperglikemi in utero, atau sebagai komplikasi cidera dingin.
Selama masa menggigil simpanan glikogen tubuh tidak mencukupi, tetapi jika
dihangatkan terjadi peningkatan kebutuhan glikogen. Simpanan glikogen
menurun dan cadangan tidak dapat memenuhi kebutuhan pada pemanasan.
Nilai kadar glukose darah/plasma atau serum untuk diagnosis Hipoglikemia pada
berbagai kelompok umur anak :
0 3 hr
3 hr
Etiologi Hipoglikemia
Secara garis besar hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: kelainan
yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi glukosa kurang.
Defek pada pelepasan glukosa (defek siklus Krebs, defek respiratory chain).
Kelainan ini sangat jarang, mengganggu pembentukan ATP dari oksidasi glukosa,
disini kadar laktat sangat tinggi.
Hal ini karena hormone pertumbuhan dan kortisol berperan penting pada
pembentukan energi alternative dan merangsang produksi glukosa. Kelainan ini
mudah diobati namun yang sangat penting adalah diagnosis dini.
Patofisiologi Hipoglikemia
Hipoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena cadangan
glukosa rendah. Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer glukosa yang
berlebihan pada janin sehingga respons insulin juga meningkat pada janin. Saat
lahir dimana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan
respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi
hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan syaraf pusat bahkan
sampai kematian. Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu
dengan diabetes mellitus. Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk
ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena
meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi,
gangguan pernafasan.
1. Tremor
2. Sianosis
3. Apatis
4. Kejang
5. Apnea intermitten
6. Tangisan lemah/melengking
7. Letargi
8. Kesulitan minum
10.Keringat dingin
11.Pucat
12.Hipotermi
14.Muntah
Saat timbulnya gejala bervariasi dari beberapa hari sampai satu minggu setelah
lahir. Berikut ini merupakan gejala klinis yang dimulai dengan frekuensi tersering,
yaitu gemetar atau tremor, serangan sianosis, apati, kejang, serangan apnea
intermiten atau takipnea, tangis yang melemah atau melengking, kelumpuhan
atau letargi, kesulitan minum dan terdapat gerakan putar mata. Dapat pula
timbul keringat dingin, pucat, hipotermia, gagal jantung dan henti jantung.
Sering berbagai gejala timbul bersama-sama. Karena gejala klinis tersebut dapat
disebabkan oleh bermacam-macam sebab, maka bila gejala tidak menghilang
setelah pemberian glukosa yang adekuat, perlu dipikirkan penyebab lain.
Diagnosis Hipoglikemia
1. Bayi yang baru lahir yang beratnya lebih dari 4000 gr atau kurang dari
2000 gr
2. Besar usia kehamilan (LGA) bayi yang berada di atas persentil ke-90, kecil
untuk usia kehamilan (SGA) bayi di bawah persentil ke-10, dan bayi
dengan pembatasan pertumbuhan intrauterin
3. Bayi yang lahir dari ibu tergantung insulin (1:1000 wanita hamil) atau ibu
dengan diabetes gestasional (terjadi pada 2% dari wanita hamil)
5. Bayi yang baru lahir diduga sepsis atau lahir dari seorang ibu yang diduga
menderita korioamnionitis
6. Bayi yang baru lahir dengan gejala sugestif hipoglikemia, termasuk
jitteriness, tachypnea, hypotonia, makan yang buruk, apnea,
ketidakstabilan temperatur, kejang, dan kelesuan
Penatalaksanaan Hipoglikemi
3. Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian minum
berjalan baik dan kadar glukosa normal tercapai
5. Jika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa 10% harus dimulai dan
kadar glukosa dipantau
1. Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor dalam
3 hari pertama :
2. Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa normal
dalam 2 kali pemeriksaan
Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah 12,5%, bila lebih dari
12,5% digunakan vena sentral.
1. Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
2. Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi
seperti diatas
ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah infus diturunkan pelan-
pelan
5. IV teruskan
8. Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa tiap 12 jam, bila
2 kali pemeriksaan dalam batas normal, pengukuran dihentikan.
10.Konsultasi endokrin
13.Hipoglikemia refraktori
Pemantauan glukosa ditempat tidur (bed side) secara sering diperlukan untuk
memastikan bahwa neonatus mendapatkan glukosa yang memadai. Ketika
pemberian makan telah dapat ditoleransi dan nilai pemantauan glukosa di
tempat tidur (bed side) sudah normal maka infus dapat diturunkan secara
bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu 24 -48 jam atau lebih untuk
menghindari kambuhnya hipoglikemia
Prognosis Hipoglikemia
Jika tidak diobati, hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat
menyebabkan kematian pada setiap golongan umur. Pada neonatus prognosis
tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik dan kelainan patologik
yang menyertainya, demikian pula etiologi, diagnosis dini dan pengobatan yang
adekuat.
1. Hipoglikemia transisional
2. Hipoglikemia sekunder
3. Hipoglikemia transien
Bayi yang termasuk dalam kelompok ini bila tidak diobati akan mati. Bayi-bayi
tersebut seringkali pada BBLR dan KMK yang bisa disertai dengan komplikasi
akibat BBLR dan KMK sendiri, demikian pula masalah-masalah perinatal yang
bisa menyebabkan ganggguan mental, perilaku dan kejang-kejang yang tidak
ada hubungannya dengan hipoglikemia.
Sering kali disertai Hipoglikemia berat bahkan fatal pada hari-hari pertama,
nampaknya akibat defisiensi hormon hipofise anterior. Dari 26 kasus yang
dilaporkan 2/3 meninggal (5 pada hari pertama, 4 pada masa neonatus dan 5
antara umur 2 bulan sampai 17 tahun). Beberapa di antaranya yang hidup
menunjukkan gejala retardasi.
Komplikasi Hipoglikemi
3. Kematian
DAFTAR PUSTAKA
http://growupclinic.com/2012/08/10/penanganan-terkini-hipoglikemia-pada-bayi/.
Diakses tanggal 27 November 2013. Jam 20.00
http://www.nbci.ca/index.php?
option=com_content&view=article&id=371:hypoglycaemia-of-the-newborn-low-
blood-sugar&catid=29:information-indonesian&Itemid=67. Diakses 27 November
2013. Jam 20.10
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/02/hipoglikemia/. Diakses 27
November 2013. Jam 20.30
Markun. AH.1999. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Masjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Nelson Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 1. Jakarta : EGC
Saifudin, Abdul Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardj