Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI S UMUR 5 HARI DENGAN BBLR


DI RUANG NEONATUS DI RSUD
SIDOARJO

Oleh :

CORRY AGUSTIN
Nim. 0504.07

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA


MALANG
2007
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Penurunan mortalitas perinatal yang terjadi
dengan perbaikan perawatan obstetric dan neonatus
disertai pengurangan jumlah anak cacat. Sebagian
besar BBLR diharapkan dapat bertahan hidup
sebagai individu yang normal tetapi sebagian besar
dari mereka tidak dapat bertahan hidup karena
faktor biaya antara 10 30 % bayi dapat bertahan
berat badan < 1 kg saat lahir menderita cacat besar.
BBLR sangat membutuhkan penanganan
khusus karena bayi BBLR sangat rentan terjadi
infeksi maupun hipotermi. Banyak kasus-kasus
yang ada hubungan dengan bayi BBLR ini maupun
bayi-bayi bermasalah lainnya dan ini sangat utama
sekali karena dapat berakibat pada bayi itu sendiri
yaitu akhir dari segalanya adalah kematian. Angka
perfalensi BBLR di Indonesia tinggi sekitar 17-25
% kelahiran hidup (30 40 % adalah kecil masa
kehamilan)
Oleh karena itu penulis tertarik untuk
mengambil kasus ini karena dengan dilakukan
asuhan kebidanan ini, diharapkan bayi BBLR
berkurang di Indonesia.

B.Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Dapat memahami dan melakukan asuhan
kebidanan terhadap bayi BBLR
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengajian data
Mahasiswa mampu menenyukan identifikasi
diagnosa dan masalah
Mahasiswa mampu menentukan antisipasi
masalah potensial
Mahasiswa mampu menentukan identifikasi
kebutuhan segera
Mahasiswa mampu mengembangkan rencana
tindakan
Mahasiswa mampu melaksanakan
implementasi
Mahasiswa mampu mengevaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.Konsep Dasar BBLR


1. Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram
sampai dengan 2499 gram.
(Abdul Bari Saifudin, 2002 : 376)
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gr
(Farrer, Hellen, 1999)
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat
antara 1500 2500 gram
(Sarwono Prawrohardjo, 2002)

2. Jenis BBLR
Menurut harapan hidupnya :
o Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir
1500 2500 gram
o Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat
lahir < 1500 gram
o Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat
lahir <1000 gram
(Sarwono, 2002 : 376)

Menurut masa gestasinya :


o Prematuritas murni : masa gestasinya kurang
dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi berat
atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai untuk masa kehamilan (NKB SMK)
o Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intruterin dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
3. Etiologi
- Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35
tahun
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung,
gangguan pembuluh darah (perokok)

- Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion
Hamil ganda
Perdarahan antepartum
Komplikasi hamil : pre-eklamsi atau
eklamsi, ketuban pecah

- Faktor janin
Cacat bawaan
Infeksi dalam rahim

- Faktor yang masih belum diketahui


(IBG, Manuaba, 1998 : 326)

4. Diagnosa dan Gejala Klinis


Sebelum bayi lahir
- Pada anamnese sering dijumpai adanya
Riwayat abortus, partus prematurus dan lahir
mati
- Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya
kehamilan
- Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih
lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut
- Pertambahan berat badan ibu lambat dan
tidak sesuai menurut yang seharusnya
- Sering dijumpai kehamilan dengan
oligradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum
Setelah bayi lahir
- Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra
uterin
- Bayi premature yang lahir sebelum
kehamilan 37 minggu
- Bayi small for date sama dengan bayi
dengan retardasi pertumbuhan intrauterine
- Bayi prematur kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
(Rustam Mochtar, 1998 : 449)

5. Penanganan
- Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh
sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan
dengan ketat
o Bayi berat badan dibawah 2 kg 350 C
o Bayi berat badan 2 kg 2,5 kg 340 C
o Suhu incubator diturunkan 10 C setiap
minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada
suhu sekitar 24-270 C
- Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat retan akan infeksi. Perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk
mencuci tangan sebelum memegang bayi
- Pemberian O2
Pemberian O2 untuk bayi ini harus
dikendalikan dengan seksama konsentrasi yang
tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan
pada retina bayi sehingga menimbulkan
kebutaan. Bisa diberikan melalui kateter
hidung
- Pengawasan nutrisi / ASI
Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh
sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan
dengan cermat
o Reflek hisap baik ASI jam setelah lahir
o Reflek hisap lemah ASI khusus dengan
sonde
o Frekuensi
BB < 1250 gr = 24 x minum / hari
BB 1250 2000 = 12 x minum / hari.
BB >2000 gr = 8 x minum / hari
o Jumlah cairan
Hari I : 60 cc/ kg / BB / hari
Hari II : 90 cc/ kg / BB / hari
Hari III : 120 cc/ kg / BB / hari
Hari IV : 150 cc/ kg / BB / hari
o Pemberian intravena bila :
Gangguan pernafasan
Oral tidak mencukupi
- Penimbangan dengan ketat
o Perubahan berat badan mencerminkan
kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.
o Beberapa bayi sangat kecil yang lambat
menambah menambah berat badan, mungkin
menderita asidosis metabolic, tetapi ia akan
tumbuh cepat setelah keadaan ini dikoreksi
dengan natrium bikarbonal
o Bayi tidak boleh kehilangan lebih dari 10 %
berat badan Lahirnya dan ia akan
memperoleh kembali berat badannya dalam
10-14 hari

B.Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi S


dengan BBLR
I. Pengkajian data
Tanggal : 30 01 2007
Jam : 11.00 WIB
Di : ruang neonatus RSUD Sidoarjo
Reg : 494751
a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi :...........By. S
Tanggal lahir..........:
Jenis kelamin..........:
Anak ke : ............

Nama ibu : Ny. Nama Ayah


:
Umur : tahun Umur
:
Agama : ............ Agama :

Pendidikan :........... Pendidikan


:
Pekerjaan : Petani Pekerjaan

Alamat : ............ Alamat :

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat
badan rendah yaitu gram
3. Riwayat Prenatal, Natal, Post Natal
Riwayat prenatal
Jika ibu selama hamil menderita hyper
emesis, trauma fisik, trauma psikologis.
Perdarahan antepatum, kehamilan
kembar, kehamilan terlalu dekat
Riwayat natal
UK : < 37 minggu
Air ketuban : Jernih / keruh
Cara persalinan : spontan B
PB : < 35 cm
BB : < 2500 gr
Riwayat post natal
AS : cenderung rendah 4 6
PB : 35 48 cm
BB : < 2500 gr

4. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Bayi minum PASI dan D5 % 10 cc
setiap 2 jam sekali dan bayi tidak
muntah
b. Pola eliminasi
BAB : 2kali / sehari
BAK : 7x / hari (normalnya)
c. Pola istirahat
Setiap waktu bayi tidur, bangun saat
BAB dan BAK atau saat lapar
(normalnya 16-20 jam)
d. Pola aktivitas
Bayi menangis lemah saat lapar, BAB
dan BAK

5. Riwayat kesehatan keluarga


Bila pada waktu ibu hamil menderita
anemi, kurang gizi dan perdarahan ante
partum, trauma fisik, trauma psikologis,
kehamilan kembar, kehamilan terlalu dekat
maka bayi akan lahir berat badan rendah

6. Riwayat psikologis
Ibu sangat cemas dengan keadaan bayinya.

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kemampuan menghisap : lemah
..
Warna kulit : merah muda
2. Observasi TTV
Suhu : 35 360 C
BB : < 2500 gr
HR : 120 160 x/ menit
RR : 30 90 x / menit
3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : caput cuccedaneum (-), cepal
hematoma (-), cacat bawaan (-),
kulit kepala tipis, transparan,
UUB cekung
Mata : simetris, iktrus (-), konjungtiva
(-), tidak ada kelainan, tidak
terbuka maksimal
Muka : warna kulit merah muda, bentuk
simetris, lanugo banyak, kriput
tampak seperti orang tua.
Hidung : simetris, lubang kanan/kiri,
pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : monoalisis (-), lidah bersih,
cyanosis (-)
Leher : leher bentuk simetris, tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid
Telinga : telinga tidak mengeluarkan
cairan, bentuk simetris, imatur
Dada : dada simetris, tidak ada kelainan,
retraksi dinding dada (-)
Abdomen : tidak ada masa, bentuk
simetris, tali pusat belum lepas,
bersih
Genetalia : labia mayora belum
menutupi labia minora, anus (+)
wanita, lelaki testis terdapat
dalam abdomen, konalis
langunilis atau skrotum.
Ekstremitas : bentuk simetris, kelaian (-),
pergerakan lemah auskultasi dada
HR : 120-160 x/menit. Abdomen
bising usus
Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada bendungan vena
jugularis
Abdomen : tidak ada oedema, tidak
ada nyeri tekan
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada nyeri
tekan
4. Pemeriksaan Neorologis
a. Reflek moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak
dengan jari dan tangan, bayi bergerak
terkejut (+) lemah
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi
berusaha menggenggam (+) lemah
c. Reflek rooting / mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari bayi
menoleh (+) lemah
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian diberi dot,
bayi berusaha menghisap (+) lemah
e. Reflek globela
Saat disentuh pangkat hidung dengan
jari tangan bayi mengedipkan mata (+)
lemah
f. Gland reflek
Saat bayi disentuh pada lipatan paha
kanan dan kiri dengan jari tangan maka
ia kana berusaha mengagkat pahanya (+)
lemah
g. Konjungtiva mandibula reflek
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari
pangkal mata ke atas (+) lemah
5. Pemeriksaan antopometri
a. Berat badan : < 2500 gram
b. Panjang badan : 35 48 cm
c. Lingkar kepala : 32-35 cm
d. Lingkar logam : 8 10 cm
6. Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Adaptasi sosial
Bayi dapat beradaptasi sosial dengan
ibunya yaitu pada saat diberi ASI dia
akan diam
b. Bahasa
Saat bayi BAK dan BAB kesakitan dan
merasa lapar bayi mengungkapkan
perasaan melalui tangisan
c. Motorik halus
Bayi menggerakkan anggota badannya
dengan lemah
d. Motorik kasar
Bayi melakukan aktivitas dengan
menggerakkan anggota tubuhnya dengan
lemah

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : Bayi usiahari dengan BBLR
Ds : Ibu mengatakan bayi lahir dengan BBLR
berat
Do : KU : lemah
Warna kulit : merah muda
TTV : BB : < 2500 gr
: PB : 35-48 cm
: Suhu : 35-360 C
: RR : 30-90 x / menit
: UK : < 37 minggu

III. Antisipasi Masalah Potensial


-

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


-
V. Intervensi
Dx : Bayi .. usia .hari dengan BBLR
Tujuan : Bayi dalam keadaan sehat tidak
terjadi komplikasi
Kriteria hasil :
TTV : dalam batas normal
KU : baik
Suhu : dalam batas normal
HR : 120 160 x / menit
RR : 30 60 x / menit
BB bayi naik setiap minggunya

Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Agar ibu dan keluarga kooperatif
terhadap tindakan
2. Lakukan observasi TTV setiap jam
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
3. Lakukan observasi input dan output
merupakan deteksi keseimbangan elektrolit
dalam tubuh
R/ Dengan observasi input dan output
merupakan deteksi keseimbangan elektrolit
dalam tubuh
4. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi
R/ Bayi dapat berkembang dan bertahan
hidup
5. Letakkan bayi dalam incubator
R/ Agar suhu tubuh bayi stabil
6. Lakukan penimbangan BB setiap hari
R/ Pengukuran BB secara rutin dapat
membantu proses pelaksanaan terapi dan
peningkatan BB
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi
R/ melakukan fungsi dependent
VI. Implementasi
Mengacu pada intervensi
Tanggal : .
Jam : .

VII. Evaluasi
Tanggal :........
Jam : .........
Keadaan umum : baik s/d lemah
BB : < 2500 gr
PB : 35 cm
HR : 120 160 x / menit
RR : 30 90 x / menit
Bayi diinkubator
Bayi terpasang infuse

Catatan Perkembangan
Tanggal ........:
Jam : .........
S : Ibu mengatakan BB bayinya rendah
O : KU : baik s/d koma
Kesadaran : composmentis
BB : 7 kg
HR : 120 160 x / menit
PB : 35 cm
RR : 30 90 x / menit
Suhu : 36-370 C
Muka : seperti orang tua
Mata : tidak membuka maksimal
Kulit : banyak lanugo, keriput
Genetalia : labia mayora belum menutupi
labia minora
Telinga : masih belum matur
UUB : cekung
A : Bayi usia .. dengan BBLR
P : Observasi TTV
Lakukan perawatan bayi sehari-hari
Timbang BB setiap hari sehabis mandi
Pasang infuse
Lanjutkan advis dokter : pasang infuse,
bayi diinkubator
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 30 01 2007
Jam : 11.00 WIB
Di : Ruang Neonatus RSUD Sidoarjo
Reg : 494751
a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi .................: By. Ny. S
Tanggal lahir...........: 25 01 2007
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 5 hari

Nama ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. N


Umur : 19 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Bogentfil I/17 Alamat : Jl. Bogentfil I/17

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badan rendah yaitu 2100
gram UK 36 minggu
3. Riwayat Prenatal, Natal, Post Natal
a. Riwayat prenatal
Ibu selama hamil periksa kebidan, pada trimester I, ibu
mengeluh mual-muntah biasanya dipagi hari I dan hilang setelah
umur kehamilan 4 bulan, trimester II 2 kali pada trimester III 3
kali mendapatkan imunasiasi TT
b. Riwayat natal
UK : 36 minggu
Kehamilan tunggal / ganda : tunggal
Air ketuban : Jernih
Cara persalinan : spontan B
PB : 48 cm
BB : 2100 gr
c. Riwayat post natal
AS : 78
PB : 48 cm
BB : 2100 gr

4. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Bayi minum dengan PASI dan D5 % 10 cc atau setiap dia
menangis
b. Pola eliminasi
BAB : 2 kali konsistensinya lunak berwarna kuning berbiji
BAK : 8-9 kali / hari
c. Pola istirahat
Setiap waktu bayi tidur, bangun saat BAB dan BAK atau saat
lapar
d. Pola aktivitas
Bayi menangis apabila lapar, BAB dan BAK

5. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit kronis dan menahun seperti DM, jantung, dan
asma serta tidak mempunyai riwayat kembar, ibu tidak pernah
menderita anemia
6. Riwayat psikologis
Kelahiran bayinya sangat diharapkan bagi keluarga pasien

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kemampuan menghisap : lemah
Warna kulit : merah muda
2. Observasi TTV
Suhu : 350 C
BB : 2100 gram
HR : 130 x/ menit
RR : 38 x / menit
3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Caput cuccedaneum (-),hematoma (-).
Muka : warna kulit merah muda, bentuk simetris, kulit kriput
tampak seperti orang tua.
Mata : Simetris, iktrus (-), konjungtiva (-), tidak ada kelainan,
konjungtiva tidak pucat, tidak terbuka maksimal.
Hidung : Simetris, lubang kanan / kiri, pernafasan cuping hidung
(-)
Mulut : Monoalisis (-), lidah bersih.
Leher : leher bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
Telinga : telinga tidak mengeluarkan cairan, bentuk simetris,
imatur
Dada : dada simetris, tidak ada kelainan.
Abdomen : abdomen normal, bentuk simetris, tali pusat sudah
lepas,
Genetalia : testis terdapat dalam abdomen, konalis langunilis atau
skrotum.
Ekstremitas : bentuk simetris, kelaian (-), pergerakan lemah
Palpasi
Dada : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Abdomen : tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
Auskultasi :
Dada HR : 130 x / menit
Abdomen : Bising usus (+)
4. Pemeriksaan Neorologis
a. Reflek moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dengan jari dan tangan, bayi
bergerak terkejut (+) lemah
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi berusaha menggenggam (+)
lemah
c. Reflek rooting / mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari bayi menoleh (+) lemah
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian diberi dot, bayi berusaha
menghisap (+) lemah
e. Reflek globela
Saat disentuh pangkat hidung dengan jari tangan bayi
mengedipkan mata (+) lemah
f. Gland reflek
Saat bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri dengan jari
tangan maka ia kana berusaha mengagkat pahanya (+) lemah
g. Konjungtiva mandibula reflek
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari pangkal mata ke atas (+)
lemah
5. Pemeriksaan antopometri
a. Berat badan : 2100 gram
b. Panjang badan : 48 cm
c. Lingkar kepala : 31 cm
d. Lingkar logam : 11 cm
6. Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Adaptasi sosial
Bayi dapat beradaptasi sosial dengan ibunya yaitu pada saat
diberi ASI dia akan diam
b. Bahasa
Saat bayi BAK dan BAB kesakitan dan merasa lapar bayi
mengungkapkan perasaan melalui tangisan
c. Motorik halus
Bayi menggerakkan anggota badannya dengan lemah
d. Motorik kasar
Bayi melakukan aktivitas dengan menggerakkan anggota
tubuhnya dengan lemah

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : Bayi Ny. S usia 5 hari dengan BBLR
Ds : Ibu mengatakan bayi lahir dengan BBLR (berat bayi lahir rendah)
Do : KU : lemah
Warna kulit : merah muda
TTV : BB : < 2500 gr
: PB : 35-46 cm
: Suhu : 35-360 C
: RR : 30-90 x / menit
: UK : < 37 minggu
Masalah : - Gangguan kebutuhan nutrisi
- Gangguan keseimbangan suhu tubuh
Kebutuhan - Nutrisi cukup
- Suhu ruangan cukup
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-

V. INTERVENSI
Dx : Bayi Ny. S usia 5 hari dengan BBLR
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24 jam.
Diharapkan masalah pada klien dapat teratasi
Kriteria hasil :
TTV : dalam batas normal
KU : baik
Suhu : dalam batas normal
HR : 120 160 x / menit
RR : 30 60 x / menit
Berat badan meningkat
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
HR : 130 x / menit
RR : 38 x / menit
BB : naik setiap minggu

Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Agar ibu dan keluarga kooperatif terhadap tindakan
2. Lakukan observasi TTV setiap jam
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
3. Lakukan observasi input dan output merupakan deteksi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh
R/ Dengan observasi input dan output merupakan deteksi keseimbangan
elektrolit dalam tubuh
4. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi
R/ Bayi dapat berkembang dan bertahan hidup jika kebutuhan nutrisi
terpenuhi
5. Letakkan bayi dalam incubator
R/ Agar suhu tubuh bayi stabil
6. Lakukan penimbangan BB setiap hari
R/ Pengukuran BB secara rutin dapat membantu proses pelaksanaan
terapi dan peningkatan BB
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ Antisipasi masalah dependent

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 30 01 2007
Dx : Bayi Ny. S usia 5 hari dengan BBLR
Jam 08.30
1. Melakukan penekatan pada ibu dan keluarga dengan memperkenalkan
diri
Jam 09.00
2. Melakukan observasi TTV
Jam 09.30
3. Melakukan observasi input dan out put pada bayi mengobservasi BAB
dan BAK. Mengobservasi cairan minuman dan saat bayi menangis dari
setiap pagi
Jam 10.30
4. Melakukan tindakan memenuhi kebutuhan bayi memberikan PASI dan
D5 %
Jam 11.00
5. Meletakkan bayi ke dalam inkubatir dengan suhu 32,40 C
Jam 11.30
6. melakukan penimbangan BB setiap pagi saat bayi akan dimandikan BB :
2100 gram
Jam 12.00
7. Melakukan kolaborasi Dr. Specialis anak untuk tindakan lebih lanjut
guna mengantisipasi masalah potensial
Hasil kolaborasi :
o Infus D5 %
o O2 - 11/m
o PASI 12 x 10 cc / jam

VII. EVALUASI
Tanggal : 31 01 2007
Jam : 13.00 WIB
S : Ibu mengatakan berat badan bayinya masih rendah
O : KU : Sedang
Kesadaran : composmentis
BB : 2300 gram
PB : 48 cm
HR : 130 x / menit
RR : 30 x / menit
Suhu : 360 C
Muka : muka tampak seperti orang tua
Mata : tidak membuka maksimal
Kulit : banyak lanugo, keriput
Dada : retraksi dinding dada (-)
Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora
Telinga : masih belum matur
A : Bayi Ny. S usia 5 hari dengan BBLR
P : Observasi TTV
Lakukan perawatan bayi sehari-hari
Pantau BB setiap hari
Pasang infuse
Lanjutkan advis dokter : pasang infuse, bayi diinkubator
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai kesenjangan-


kesejangan yang terjadi antara teori dan kasus dilapangan.
Dalam laporan ini penulis melakukan pengkajian data, identifikasi
dagnosa dan masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pada kasus yang
diangkat dalam pemberian asuhan kebidanan tidak jauh berbeda dengan teori
sehingga tidak ada kesenjangan yang berarti antara keduanya. Adapun kesamaan
antara teori dan kasus yaitu :
1. Pengkajian
Pada pengkajian data baik pada tinjauan pustaka maupun kasus tidak
ditemukan kesenjangan
2. Identifikasi diagnosa dan masalah
Pada identifikasi diagnosa dan masalah tidak ditemukan kesenjangan-
kesenjangan baik pada tinjauan pustaka/kasus
3. Intervensi
Pada tinjauan pustaka maupun kasus tidak terdapat kesenjangan karena
dilaksanakan sesungguhnya.
4. Implementasi
Pada tinjauan pustaka tidak dijelaskan tapi pada tinjauan kasus dijelaskan
secara umum
5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses asuhan kebidanan berdasarkan tujuan dan
kriteria hasil.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
BBLR adalah bayi baru lair yang berat badannya saat lair kurang dari
2500 gram. BBLR sangat membutuhkan penanganan khusus karena bayi
BBLR sangat rentan terhadap infeksi maupun hipotermi. Oleh karena itu,
perlu penanganan antara lain :
1. Pengaturan suhu lingkungan
2. Pengawasan nutrisi / makanan
3. Pemberian O2
4. Pencegahan infeksi
5. Penimbangan secara ketat

B. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan (bidan) harus meningkatkan kualitas
pelayanan pada maternal maupun neonatal sehingga dapat mengurangi insiden
terjadinya BBLR.
DAFTAR PUSTAKA

Farrer, Hellen, 1999. Perawatan Maternalis, Jakarta EGC

Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC.

Prawirohardjo Sarwono, 2002, Buku Penduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, YBP-SP, Jakarta.

, 1990, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Staf Pengajar IKA Gk UI, 1986, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : Bagian IKA IF
UI.

Anda mungkin juga menyukai