Tugas Besar TEB
Tugas Besar TEB
Assalamualaikum Wr. Wb
Daftar Isi
Puji syukur kami panjatkan kepada allah SWT, karena berkat segala limpahan
rahmat serta ridho-Nya. Kami selaku tim penyusun laporan dapat menyelesaikan Halaman Judul............................................................................................i
tugas dengan tema uji kelayakan serta investasi ekonomi bangunan
komersial. Tugas ini disusun sebagai sarana untuk mempelajari serta menambah Kata Pengantar...........................................................................................ii
pengetahuan tentang uji kelayakan dan perhitungan investasi bangunan komersil
Daftar Isi.....................................................................................................iii
berupa convention hotel dan indoor sport center.
Kami selaku tim penyusun, menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini banyak 1.3 Sasaran.........................................................................................
memiliki kekurangan serta keterbatasan, olah karena itu saran dan kritik sangat 1.4 Tujuan...........................................................................................
kami harapakan sebagai masukan demi perbaikan dan peningkatan mutu. Harapan
kami selaku tim penyusun, semoga laporan uji kelayakan dan perhitungan 1.5 Gagasan........................................................................................
investasi bangunan komersil memberikan sumbangan dalam khasana ilmu
Bab II DESKRIPSI PROYEK...........................................................................
pengetahuan, terutama dalam dunia arsitektur.
2.1 Tinjauan .......................................................................................
2.2 Tinjauan Bangunan Tinggi- Mix Use Building .............................
2.3 Penjelasan Proyek.........................................................................
2.4 Tinjauan Tapak..............................................................................
2.5 Program Fungsional......................................................................
Tim Penyusun
2. Diperuntukkan khususnya kepada: para eksekutif, bisnis, pemuda
BAB I Surabaya dan semua kalanagan keluarga.
PENDAHULUAN
1.3 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menguji kelayakan suatu proyek pembangunan hotel
1.1 LATAR BELAKANG convention dan indoor sport center melalui analisa besaraean teknis
Surabaya sebagai kota terpadat ke 2 di Indonesia dan sebagaiIbukota teknologis dan analisa tekno ekonomi?
propinsi menjadi kota dengan perputaran ekonomi yang paling tinggi di Bagaimana keterpaduan antara sistem konstruksi, struktur dan utilitas
wilayah jawa timur sehingga banyak orang berpindah tempat ke kota ini bangunan berlantai banyak dengan perancangan hotel convention dan
untuk berinvestasi ataupun melebarkan bisnis di Surabaya. Untuk wilayah indoor sport center meleui perhitungan matematis dengan beberapa
surabaya barat sendiri, kebanyakan dipergunakan untuk pengembangan pendekatan?
hunian, perdagangan dan juga beberapa lahan digunakan untuk pertanian.
1.4 TUJUAN
untukanyak fasilitas fasiltas yang ditingkatkan oleh Pemkot Surabaya salah Tujuan dari analisa perhitungan nilai investasi pada bangunan convention
satunya dengan pencanangan jalan lintas barat Di surabaya sendiri lahan hotel dan indoor sport center ini adalah:
kosong mulai agak terbatas membuat harga tanah menjadi melonjak naik 1. Mengetahui hasil uji kelayakan proyek convention hotel dan indoor
sehingga itulah diperlukan penataan yang tepat guna misalnya saja dengan sport center melalui analisa besaran teknis teknologis dan alaisa teknio
membangun bangunan tinggi untuk mengirit lahan . ekonomi?
2. Menghasilkan keterpaduan antara sistem konstruksi, struktur dan
Dalam membangun bangunan komersial banyak aspek yang
utilitas bangunan berlantai banyak dengan perancangan convention
diperhitungkan salah satunya melihat keinginan pasar dan kebutuhan di
hotel dan indoor sport center.
sekitar lahan. Hal ini dilakukan agar bangunan yang telah dirancang dapat 3. Mengetahui solusi dan sasaran terhadap hasil uji kelayakan
termanfaatkan semaksimal mungkin. pembangunan convention hotel and indoor sport center yang
Seiring perkembangan , aktivitas dan kebutuhan ruang juga semakin selanjutnya akan ditindaklanjuti melalui evaluasi terhadap kondisi
meningkat terutama yang pada daerah kota yang kecenderungan menuntut bangunan tersebut.
suatu kepraktisan termasuk dalam melakukan aktifitas . Fenomena ini yang
1.5 GAGASAN
menjadikan developer menyadari bahwa konsep pembangunan multifungsi Gagasan dari perancangan convention hotel dan indoor sport center ini
menawarkan banyak keuntungan dan bisa diterapkan pada kota. Kebanyakan adalah mengusung konsep mixed-use yang memuat nilai arsitektur hijau
terhadapDalam konteks urban bangunan multi fungsi atau mixed use adalah dengan menciptakan iklim mikro kawasan site yang lebih baik dari kondisi
bangunan yang mengakomodasi beberapa fungsi yang saling awal kota Surabaya yang panas. Convention hotel ini mngusung konsep
menguntuntungakan hunian tropis basah dan sejuk dengan pemecahan solusi dari tingginya suhu
sekitar. Untuk indoor sport center mewadahi aktifitas olahraga yang terpadu
1.2 SASARAN dengan fasilitas yang memadai serta dapat meningkatkan kebugaran dan
Mengingat bangunan yang dirancang berupa hotel convention dan
pemenuhan kebutuhan masyarakat Surabaya akan olahraga.
indoor sport center, dari fungsi bangunan berupa convention hotel
diperuntukan bagi masyarakat kalangan menengah keatas sedangkan untuk
fungsi bangunan berupa indoor sport center diperuntukkan untuk semua
kalangan pengguna. Untuk convention hotel digunakan untuk melakukan
pertemuan serta fasilitas penginapan untuk para pembisnis dan eksekutif.
Indoor sport center digunakan untuk aktivitas olahraga dalam ruangan yang
diperuntukan bagi semua kalangan. Sehingga :
1. Bangunan ini nantinya dapat memberikan kenyamanan bagi
pengguna dan menjadi wadah segala kegiatan sesuai dengan fungsi
bangunan yang direncanakan.
yang menyatu, dikelola, dan dimiliki oleh pihak yang sama. Kecuali oeh
pertokoan dan perkantoran.
f. Merupakan fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk
jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga
motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah
kamar lebih dari sepuluh. (UU no. 28 tahun 2009)
g. Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis
BAB II
kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17.
DESKRIPSI PROYEK
Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa
juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum.
1. Tinjauan Hotel dan Indoor Sport Center h. Suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan
A. HOTEL
Hotel memiliki beberapa pengertian, antara lain : bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut
a. Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau makan dan minum. (SK.MenHub. RI. No. PM 10/PW.391/PHB-77)
badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa i. Suaru tempat dimana disediakan penginapan, makanan, minuman,
penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-
lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat orang yang tinggal sementara waktu. (American Hotel & Motel
umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka Association)
j. Suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar untuk
yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
b. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau menginap, makanan, dan minuman, serta pelayanan umum lainnya
keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia untuk umum. (Menurut Webster)
Karakteristik Hotel
makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang 1. Perbedaan hotel dengan industri lainnya adalah:
dikelola secara komersil. (Keputusan Menteri Parpostel no Km - Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya
94/HK103/MPPT 1987). yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang
c. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula.
penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas berupa jasa - Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor
penginapan, pelayanan makanan dan minuman, pelayanan barang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel
bawaan, pencucian pakaian, penggunaan fasilitas perabot dan hiasan tersebut berada.
- Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan
didalamnya.
d. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan.
- Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam
pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta
pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada
akomodasi dengan syarat pembayaran. (Lawson, 1976:27)
e. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk umumnya.
- Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan
dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau
pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel
fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya
sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan a) Jumlah kamar standar minimum 30
b) Kamar suite minimum 22 kamar
fasilitas hotel tersebut.
c) Kamar mandi dalam
2. Beberapa jenis hotel antara lain:
d) Luas kamar standar minimum 24 m
- City Hotel, hotel ini berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan
e) Luas kamar suite minimum 48 m
bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam - Hotel Bintang Empat :
a) Jumlah kamar standar minimum 50 m
jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel
b) Kamar suite minimum 3 kamar
karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan c) Kamar mandi dalam
d) Luas kamar standar minimum 24 m
fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
e) Luas kamar suite minimum 50 m
- Residential Hotel, hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota
- Hotel Bintang Lima :
besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai a) Jumlah kamar standar minimum 100
b) Kamar suite minimum 4 kamar
tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah
c) Kamar mandi dalam
tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin d) Luas kamar standar minimum 26 m
e) Luas kamar suite minimum 52 m
tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini
B. INDOOR SPORT
diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk
seluruh anggota keluarga.
2. TINJAUAN BANGUNAN TINGGI- MIX USE BUILDING (KONSEP TEORI)
- Resort Hotel, hotel yang berlokasi di daerah pengunungan
A. Pengertian Bangunan Tinggi
(mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau Bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat
atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan kegiatan seperti perkantoran, olahraga, penginapan, dll.
B. Pengertian Mix Use:
bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi
- Mix Use merupakan penggunaan campuran berbagai macam tata
mereka yang ingin berekreasi.
guna lahan atau fungsi dalam bangunan.
- Motor Hotel (MOTEL), Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di
- Mix Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai
sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota
macam fungsi kegiatan termasuk hotel, pusat konveksi, apartemen,
besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu
perbelanjaan, dll.
gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai - Mix Use Building adalah suatu upayapendekatan perancangan yang
tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di
dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh bagian area suatu kota sehingga terjadi satu struktur kompleks
karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil. dimana semua kegiatan dan fasilitas saling berkaitan dalam
3. Klasifikasi hotel:
kerangka integrasi yang kuat.
- Hotel Bintang Satu :
a) Jumlah kamar standar minimum 15 Dapat disimpulkan bahwa pengertian Mixed Use Building adalah sebuah
b) Kamar mandi dalam
bangunan yang didalamnya terdapat berbagai fungsi yang berbeda jenisnya
c) Luas kamar standar minimum 20 m
- Hotel Bintang Dua : sehingga perlu adanya organisasi ruang yang baik dan berpengaruh pada
a) Jumlah kamar standar minimum 20
struktur bangunan tersebut.
b) Kamar suite minimum 1 kamar
c) Kamar mandi dalam C. Hal Positif dan Negatif dari Mix Use Building
d) Luas kamar standar adalah 22 m Manfaat dan kelebihan dari pembangunan Mix Used Building:
e) Luas kamar suite minimum 44 m
- Hotel Bintang Tiga :
- Kelengkapan fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi - Menghilangkan sense of idencity karena hilangnya ruang-ruang kota
pengunjungnya yang merupakan pentas dari aktivitas dan budaya masyarakat kota
- Peningkatan kualitas fisik lingkungan. Kelengkapan fasilitas yang
tersebut.
dirancang dengan matang dapat memperbaiki kualitas lingkungan. - Masalah pembebanan kota terutama infrastrukturnya karena
- Efisiensi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi
pemusatan berbgai fungsi mengakibatkan ketidakseimbangannya
dan aktivitas dalam satu wadah
beban bagi infrastrukturnya kota.
- Vitalitas dan generator pertumbuhan. Kehadirannya berpotensi
meningkatkan pertumbuhan kawasan sekitarnya sebagai respon 3. PENJELASAN PROYEK
terhadap kebutuhan akan layanan bagi pengguna bangunan.
4. TINJAUAN TAPAK
- Penghematan pendanaan pembangunan. Pembangunan berbagai
Tapak berada pada kawasan perumahan Citraland yang memiliki konsep
fasilitas dalam satu kompleks atau kawasan dapat mengefisiensikan
hunian yang hijau, bersih dan modern seperti singapura sehingga sering
dana pembangunan misalnya dalam efisiensi dana pembangunan
disebut sebagai singapuranya Surabaya. Kawasan ini dibentuk sedem ikian
infrastruktur.
- Menghambat perluasan kota karena perkembangannya ke arah
vertikal sehingga menimilkan perluasan kota secara horizontal.
- Integrasi sistem-sistem merupakan salah satu syarat pembangunan
CITRALAND
Mixed Use Building dimana pembangunan fungsi-fungsinya harus
dirancang secara integrasi, saling menguntungkan antar fungsi.
Di sisi lain ada pula dampak negatifnya yang harus diantisipasi:
- Terjadinya skala usaha, dominasi kegiatan. Pemusatan berbagai
fungsi dalam satu kawasan berpotensi menimbulkan dominasi
kegiatan dalam bangunan skala besar bagi investor yang
mempunyai dana yang besar.
- Pembangunan Mixed Use Building berpotensi untuk menumbuhkan
bangunan dengan skala yang sangat besar sehingga dapat
menimbulkan ketidakseimbangan dengan skala bangunan yang
lainnya di dalam kota.
- Terjadinya ruang-ruang mati. Berkembangnya bangunan Mixed Use
Building dapat mengakibatkan matinya ruang-ruang di bagian kota
yang lain karena kelengkapan berbagai aktivitas, fungsi, dan
rupa mirip dengan Singapura sehingga cluster cluster disini juga diberi nama
fasilitas.
- Penggusuran beberapa pemukiman secara paksa untuk seperti kota di Singapura.
mendapatkan luasan yang luas agar cukup untuk membangun a. Orientasi Tapak
Mixed Use Utara : Lahan pengembangan
Selatan : Cluster Meliose Place
Timur : Pemukiman warga
Barat : Kawasan Puri Centra Raya
Saluran air kawasan perumahan Citra Land dipasok dari
PDAM dan mengalir tanpa ada hambatan
b. Pencahayaan
Pencapaian
Ketika di pagi hari cahaya matahari terasa hangat di kawasan tapak.
a) Pencapaian dari Surabaya Barat
Namun ketika sudah mulai siang sampai sore, cahaya matahari begitu Tol Surabaya Malang-Gerbang tol satellite- Jl Meyjen
menyengat dan langsung mengenai tapak. Untuk mensiasati panas sunkono- JL. H.R Muhhamad Jl. Lingkar dalam- Komplek
dari matahari dengan mendesain bangunan memanjang dari baratke Citraland
b) Pencapaian dari Surabaya Selatan
timur sehingga meminimalisir ruang ruang terkena cahaya matahari
Jl. Ahmad Yani jalan Diponegoro Jalan ciliwung Jl
langsung.
Adityawarman Jl Meyjend Sungkono Jl H.R Muhammad- Jl
c. Vegetasi
Tapak merupakan tanah perkebunan pisang yang hampir semua lahan Bukit Darmo Belouvard jl Lingkar Dalam Kompleks
ditumbuhi oleh tumbuhan pisang dan semak perdu. Jadi vegetasi disini Citraland
c) Pencapaian dari Surabaya Utara
pada tahap desain akan dihilangkan. Karena Surabaya barat dekat
Jl Undan Jl Agung Suprapto Walikota Mustajab JL
dengan daerah Gresik yang kebanyakan kaewasan industri yang secara
pemuda Jl Panglima Sudirman Jl Urip Sumoharjo Jl
kecil akan mempengaruhi kualitas udara pada tapak, maka dari itu
Raya Darmo Jl Indragiri jl Lingkar Dalam Kompleks
akan ditambahkan beberapa jenis tanaman yang dapat menyerap
Citraland
polusi dengan baik, Seperti tanaman lidah mertua, sirih. d) Pencapaian dari Surabaya Timur
d. Jenis Tanah Jl. Mulyosari- Jl Kertajaya Indah- Jl Raya Gubeng Jl
Jenis tanah berupa aluvial hidromorf dan aluvial kelabu tua, yaitu tanah
Sulawesi Jl Keputran Jl Polisi Istimewa jl Raya Darmo
yang kurang subur untuk bercocok tanam. Tanah alluvial termasuk ke
Jl Indrsgiri- Jl. Meyjend Sungkono Jl H.R Muhammad- Jl
dalam jenis tanah yang mudah terkikis oleh air dan mudah mengalami
Bukit Darmo Belouvard jl Lingkar Dalam Kompleks
erosi.
Citraland
e. Sumber Kebisingan
Sirkulasi
Untuk kebisingan di tapak sendiri tidak mengganggu dan terbilang
Lebar jalan di depan lahan sekitar 5-6 meter
sangat kecil karena hanya berasal dari jalan di depan tapak dan jalan Pola Drainase
tersebut merupakan jalan perumahan. Hanya dengan memberi Terdapat perbedaan ketinggian selokan pada sisi barat dan sisi
tanaman pohon yang agak tinggi di depan tapak akan menjadi barrier timur sehingga sisi barat menjadi muara aliran air hujan pada
bagi kebisingan jalan. sistem drainase kawasan. Untuk bak kontrol disediakan pada tepi
f. Sarana dan Prasarana tepi kavling dari site dengan kedalaman sektar 1,8 meter.
Utilitas 5. PROGRAM FUNGSIOANAL
a) Saluran Listrik Tapak berada di dalam kawasan Citraland yang merupakan perumahan
Listrik PLN bisa masuk ke tapak karena di jalan ini sudah elite dan kawasan wisata niaga. Tapak tepat berada di ujung kawasan
terdapat tiang-tiang listrik yang terhubung di daerah tersebut. Fungsi bangunan yang berada di sekitar tapak tidak berbeda jauh
tlogomas. Sedangkan Gardu Listrik berada di jalan. dengan kawasan Citraland. Fungsi bangunan di dominasi dengan prumahan
b) Saluran Telepon dan permukinan, adapun aktivitas perdagangan dan jasa hanya sebagai
c) Saluran Air pendukung dari area perumahan tersebut.
Dengan adanya banyak perumahan dengan radius dekat di sekitar tapak
membuat tapak memiliki banyak potensi dan menjadi sangat strategis untuk
dibangunan mix-use building dengan fungsi jasa
Dilihat dari potensi sekitar tapak, terdapat penghuni dari segala umur,
PAKUWON INDAHpengunjung dari segala kalangan dan umur, kelompok kami memutuskan
merancang Sport Centre dan Convention Hotel di tapak tersebut. Dari
banyaknya penghuni dan pengunjung di kawasan sekitar akan ada banyak
aktivitas pula yang membutuhkan Convention Hall, Ballroom dan ruangan-
ruangan berkumpul dengan kapasitas yang besar.
Kompleks bangunan dengan massa bangunan majemuk biasanya
dirancang dalam tampak yang luas, dan sangat tepat bagi kegiatan-kegiatan
dengan tingkat kesibukan yang tidak terlalu tinggi, seperti resort, hotel, di
daerah tepian kota, ataupun pusat-pusat hiburan, seperti taman ria.
Sedangkan bangunan bermassa tunggal banyak digunakan pada rumah-
rumah tinggal di perkotaan. Bangunan tunggal dan bertingkat merupakan
salah solusi dalam membangunan di daerah padat dengan lahan terbatas.
Dalam merancang bangunan umum bermassa majemuk, hal pertama
yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang pada
akhirnya menghasilkan fungsi-fungsi ruang, kemudian mengelompokannya
berdasarkan kesamaan zona, misalnya zona publik, zona semi publik, dan
privat. Dengan demikian walaupun bangunan terdiri dari massa yang
banyak, tidak berarti bangunan disebar tanpa ada kejelasan pengaturan.
Pengelompokan bangunan pada komplek bangunan bermassa majemuk
memudahkan pengguna bangunan dalam berorientasi, menetukan arah dan
tujuan, mengidentifikasi perletakan dan memberikan kejelasan hirarki/ urut-
urutan ruang.
BAB III
KAJIAN STUDI KELAYAKAN
Ekonomi mikro (mikroekonomi) adalah cabang dari ekonomi yang center dan convention hotel belum ada, sehingga sangat bangus apabila ini
mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga- sudah dilakukan. Karena tidak ada rival dan pemasukan bisa dapat di
harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang perkirakan.
diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan
perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan Dalam lingkup regional terutama bangunan indoor sport center sudah
jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, ada, tetapi jenis olahraga dan kebutuhan ruangnya belum begitu memenuhi,
menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. sehingga dalam proyek pembangunan ini di area surabaya memberikan
Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal,
suatu tempat atau fasilitas yang kiranya bisa dikatakan memenuhi dan
bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu
keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain komplit untuk segi bidang olah raga. Dapat juga untuk kegiatan pertandingan
tetap sama (ceteris paribus). entah itu dari perusahan, tingkat kota, bahkan di dalam tingkat propinsi.
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisis pasar beserta
Untuk convention nya jg memberikan ruang yang beraneka macam, sehingga
mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan
alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan alternatif. untuk para konsumen dapat memilih sendiri tipe seperti apa yang akan
Beberapa bagian dari ekonomi mikro yang diterapkan yaitu Regulasi dan digunakan, baik dalam acara kegiatan besar sampai dengan tempat
organisasi industri, Hukum dan Ekonomi, Ekonomi Perburuhan, Finansial
peristirahatan.
publik, Ekonomi kesehatan, Politik ekonomi, Ekonomi kependudukan,
Finansial Ekonomi, dan Sejarah ekonomi. Analisa potensi:
Saat ini Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup o Berada di dalam kawasan hunian yang tenag dan nyaman
signifikan sebagaimana perkembangan ekonomi dan bisnis yang senantiasa o Berada pada perumahan yang berkonsep Green, Clean dan
mengalami perubahan setiap lima tahun sekali. Dengan beberapa indikasi Modern sehingga lingkungan sekitar tapak mendukung
keuangan yang meningkat telah membuktikan bahwa kondisi mikro ekonomi
estetika dari bangunan
negara ini sudah mulai bangkit setelah mengalami krisi ekonomi. o Merupakan kawasan dengan potensi tumbuh dan berkembang
Keberadaan ekonomi mikro sangat tergantung pada kondisi makro
perekonomian yang mendasarinya, antara lain dunia bisnis. Sehingga akibat pengaruh akses yang baik dan pusat pusat kegiatan
berdasarkan pernyataan tersebut, dalam korelasi yang sangat mudah, perumahan, perkantoran dan perdagangan skala besar
apabila kondisi ekonomi mikro dalam keadaan baik, maka kondisi dunia o Sudah dilayani oleh jaringan utilitas yang lengkap(listril, air
bisnis pun dalam keadaan yang baik pula. Hal ini dikarenakan mikro ekonomi dan telepon)
merupakan dampak, hasil, akibat, dan juga faktor turunan dari makro o Daerah Citraland tidak pernah mengalami masalah banjir.
ekonomi.
SISTEMATIKA DAN FORMAT
Podium
- LAPANGAN BASKET: 2900m2
- LAPANGAN FUTSAL: 3600m2
- LAPANGAN VOLY: 2600m2
- LAPANGAN BADMINTON 1650m2
- LAPANGAN TENIS 2490m2
- LAPANGAN BOWLING+TEMBAK+
SQUOS+ GAME ROOM: 1500m2
- RUANG FITNES+PENGELOLA 1650m2
- KOLAM RENANG 2100m2
TOTAL =18490m2
CONVENTION HOTEL
- PARKIRAN 3840m2
- LANTAI TIPIKAL 30720m2
- LANTAI CONVENTION 2640m2
- 3240m2
- 2940m2
- LANTAI TOWER 9000m2
TOTAL =52380m2
TOTAL LUAS GROSS 18490 m2 + 52380 m2 = 70870 m2
Jumlah luas lantai yang dibatasi oleh dinding luar gedung yang beratap
termasuk ruang-ruang dalan tanah(basement) dikurangi luas lantai untuk inti
gedung
Podium
- LAPANGAN BASKET: 2900m2
- LAPANGAN FUTSAL: 3600m2
- LAPANGAN VOLY: 2600m2
- LAPANGAN BADMINTON 1650m2
- LAPANGAN TENIS 2490m2
- LAPANGAN BOWLING+TEMBAK+
SQUOS+ GAME ROOM: 1500m2
- RUANG FITNES+PENGELOLA 1650m2
- KOLAM RENANG 2100m2
TOTAL =18490m2
BPL = 316,3
CONVENTION HOTEL
- LANTAI TIPIKAL 30720m2
- LANTAI CONVENTION 2640m2 B. Waktu Perjalanan Bolak Balik Elevator
- 3240m2 T = (2.4+4.2,5)(20-1)+2,5(3.16+4)
- 2940m2
- LANTAI TOWER 9000m2 2
TOTAL =48540 m2 T = (8+10)(19)+(2,5X52)
TOTAL LUAS NETTO 67030 m2
2
Luas lantai netto per orang besarny atergantung jenis gedung di suatu
negara. Menurut pengalaman luas lantai netto per orang untuk gedung hotel
T = (18x19)+130
= 5m2/orang
2
T =236 m/s
4.3 Efisiensi Lantai (Floor Efficiency)
o Efisiensi lantai Hotel dan indoor Sports center menurut buku Tekno
HC (Handing Capacity)
Ekonomi Bangunan Hartono Purbo 75%.
Daya angkut satu lift dalam 5 menit
o Dengan Jumlah Lantai hotel 20 lantai dan Indoor Sports center 1 lantai.
HC = 300.m.N
Bangunan Hotel yang terdiri dari podium dan tower. T
HC = 300.16.N
236
4.4 Tinggi Lantai Ke Lantai (Floor To Floor) HC = 4800
Tinggi lantai ke lantai 4 meter. 236
HC = 20,3 N
4.6 Kepadatan Bangunan (Building Density), KDB
KDB bangunan mixed-use 50%x70069,95 m2 = 35034,975 m2 C. Jumlah Elevator yang dibutuhkan
N = BPL
4.7 Perbandingan Luas Lantai Terhadap Luas Tapak (Floor Area Ratio) HC
2 2
300% x 35034,975 m = 105.104,93 m N = 316,3
Jadi perbandingan luas lantai terhadap luas tapak 1:3 20,3N
4.8 Lift 20,3N = 316,3
A. Faktor Beban Puncak Lift N2 = 15,5812
BPL = (5(70870-192)20) N = 4 LIFT
22343
BPL = 7067800
22343 D. Kapasitas Elevator 22 orang
E. Kecepatan Elevator 2,5 m/s Harga Tanah = 9.500.000,-/m x
F. Waktu Menunngu Elevator (Waiting Time) 60 s 70202,87 m
= Rp 666.927.265.000
Pajak Pembelian = 5 % x Rp
666.927.265.000,-
= Rp 33,346,363,250,-
Pajak Notaris = 1 % x Rp
666.927.265.000,-
= Rp6,669,272,650,-
3. BIAYA BANGUNAN
4. BIAYA-BIAYA TIDAK LANGSUNG (INDIRECT COST)
5. BIAYA INVESTASI TOTAL
6. MODAL SENDIRI (EQUITY)
7. MODAL PINJAMAN (BORROWED CAPITAL, LOAN)
8. PERBANDINGAN MODAL PINJAMAN TERHADAP MODAL SENDIRI (LOAN EQUITY
RATIO)
9. SUKU BUNGA
10. MASA KONSTRUKSI
11. MASA PELUNASAN KREDIT (PAY-OUT TIME)
12. SEWA GEDUNG (LEASE RATE)
13. SEWA DASAR (BASE RATE)
14. FAKTOR KEKOSONGAN GEDUNG (VACANCY FACTOR)
15. PENDAPATAN BANGUNAN
16. PENGELUARAN BANGUNAN
17. BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN GEDUNG
18. PAJAK ATAS BUNGA (INTEREST TAX)
19. DEPRESIASI , PENYUSUTAN BANGUNAN
BAB. V. BESARAN BESARAN TEKNO EKONOMI. 20. PAJAK PERSEROAN
1. HARGA SATUAN TANAH 21. CASH- FLOW
Pembelian Tanah
Luas Site : 70202,87 m
Harga Tanah : Rp. 9.500.000,-/m
Pajak Pembelian : 5 % x Harga Tanah
Pajak Notaris : 1 % x Harga Tanah
= Rp 70.321.870,-
Pembelian Tanah
Luas Site : 70202,87 m
Harga Tanah : Rp. 9.500.000,-/m
Pajak Pembelian : 5 % x Harga Tanah
Pajak Notaris : 1 % x Harga Tanah
Pajak Notaris = 1 % x Rp
666.927.265.000,-
= Rp6,669,272,650,-
Prasarana
Lansekap
VI. ANALISA TEKNO EKONOMI Luas Lansekap : 21530 m
1. DATA Biaya Lansekap /m : Rp.45000/m
2. BIAYA (MODAL) PROYEK (TOTAL BIAYA PROYEK) Biaya Lansekap = 21530 m x Rp 45000 m
MODAL TETAP (FIXED CAPITAL) = Rp 968,850,000
a. BIAYA LANGSUNG (PEKERJAAN PENYIAPAN LAHAN), PEMBELIAN TANAH,
PRASARANA Desain Lansekap = 4,5 % x Biaya Lansekap
= 4,5 % x Rp 968,850,000
Pekerjaan Penyiapan Lahan = Rp43,598,250
Penggabungan Sertifikat
T = (0,002 x Nilai Tanah) + Rp100.000,00 Total Biaya Lansekap = Rp 968,850,000 +
= (0.002 x Rp 9.500.000) + Rp. 100.000,- Rp43,598,250
=Rp 119.000,-
= Rp 1.012.448.250,
IMB = 1000/m x 70202,87 m Perabot dan Interior
= Rp70,202,870,- Total Biaya perabot dan desain interior = luas
bangunan x fee desain/ m
Total Biaya penyiapan lahan = Rp 119.000,- +
= 86058,38 m x Rp
Rp70,202,870,-
1000.000,-
= Rp86,058,380,000,- 8.25
3
l3=534,348,000,000(1+ )
2
Total biaya prasarana = Rp 1.012.448.250, +
l3=534,348,000,000 x 1.12892
Rp86,058,380,000,-
=Rp 87.070.828.250,- l3=603,236,144,160
=Rp 33,513,119,120,-
4. PENDAPATAN PROYEK
Pendapatan = pengeluaran
R = jumlah lantai x luas lantai berulang x (efisiensi lantai)2 x 12 (I tahun)
Depresiasi + pendapatan proyek = jumlah pengeluaran + pembayaran
= 20 x 9000 m x 75% x 75% x 12
=1,215,000 r kembali pokok kredit
Rp 20,218,426,560,- + 1,215,000 r = Rp 26,096,311,625,- + 619650 r + Rp
5. BIAYA OPRASI DAN PEMELIHARAAN (PENGELUARAN) 33,513,119,120,-
a. Bunga kredit d = 8.25 % 1,215,000 r - 619650 r = Rp 26,096,311,625,- + Rp 33,513,119,120,- - Rp
i q 20,218,426,560,-
lq=534,348,000,000(1+ ) 595350 r = Rp 39,391,004,185,-
2
r = Rp 66,165 / m2 / bulan
Pendapatan sebelum pajak a. PERHITUNGAN PENDAPATAN GEDUNG
= ( Rp 1,215,000,- x 20.70 ) ((Rp 52,192,623,250,- + 24300) 20.70) b. PERHITUNGAN PENGELUARAN GEDUNG
= Rp 25,150,500,- - Rp c. PERHITUNGAN NILAI SEWA MINIMUM (INVESTASI TOTAL)
10. PERHITUNGAN TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI (RATE OF RETURN
6. PERHITUNGAN JUMLAH ELEVATOR/ LIFT ON INVESTMENT)
a. Waktu Perjalanan lift a. PERHITUNGAN TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI SEBELUM PAJAK
( 2 h+ 4 s ) ( n1 ) +s(3 m+ 4) (RATE OF RETURN BEFORE TAX)
T=
s b. PERHITUNGAN TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI SETELAH PAJAK
( 2.80+ 4.2,5 ) ( 201 ) +2,5(3) (RATE OF RETURN AFTER TAX)
11. ANALISA PERBANDINGAN PENDAPATAN-PENGELUARAN (REVENUE
COST RATIO)
b. Daya Angkut Lift dalam 5 menit 12. ANALISA TINGKAT PENGEMBALIAN MODAL (RATE OF RETURN ON
c. Beban Puncak Lift EQUITY)
13. ANALISA TITIK IMPAS ATAU TITIK PULANG POKOK (BREAK EVENT POINT
7. PERHITUNGAN EFISIENSI BANGUNAN (BUILDING EFICIENCY)
ANALYSIS)
8. TINGGI BANGUNAN EKONOMIS (ECONOMIC BUILDING HEIGHT)
9. PERHITUNGAN SEWA GEDUNG