Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN HASIL DISKUSI

BLOK REPRODUKSI
Skenario 1

Tutor : dr. Samuel Sigit Prabowo

Kelompok 1
Ketua : Yulis Setiawati 1413010012
Sekretaris : Britania Cahya Kiyenda 1413010047
Anggota:
Silka Reslia Riswanto 1413010004
Hudaya Taufiq 1413010017
Bhaktiar Mulya Jaya 1413010021
Ely Latifah 1413010024
Agung Wahyudi 1413010027
Angga Negara 1413010033
Ade Guvinda Perdana 1413010035
Dewandaru Istighfaris A. B. 1413010044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
DAFTAR ISI
BAB I KLARIFIKASI ISTILAH..................................................................................
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH...........................................................................
BAB III ANALISIS MASALAH..................................................................................
BAB IV SKEMA.........................................................................................................
BAB V LEARNING OBJECTIVE.............................................................................
BAB VI PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE...............................................
Kesimpulan..................................................................................................................
Saran............................................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................

2
BAB I
KLARIFIKASI ISTILAH

1.1. Haid
Perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan
menjalankan faalnya (Yulaikha, 2008).

1.2. Tinggi Fundus Uteri (TFU)


Dapat digunakan untuk mengukur usia kehamilan, dengan menggunakan
rumus Mc Donalds (Mochtar, 1998).

1.3. Chadwick Sign


Gambaran mukosa vagina yang mengalami kongesti dan berwarna merah
keunguan atau hitam kebiruan (Dorland, 2014).

1.4. Hegar Sign


Tanda pemeriksaan fisik untuk memeriksa kemungkinan hamil yang
ditandai dengan adanya pelunakan isthmus uteri (Cunningham, 2006).

1.5. Piscaseck Sign


Tanda pemeriksaan fisik untuk memeriksa kemungkinan hamil yang
ditandai dengan adanya pembesaran uterus yang asimetris karena ovum
implantasi dekat cornu sehingga aerah tersebut berkembang terlebih dahulu
(Cunningham, 2006).

3
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa hubungan jenis kelamin dan usia terkait keluhan?


2. Bagaimana anatomi dan fisiologi organ terkait?
3. Apa saja contoh perdarahan prevaginam fisiologis dan patofisiologi?
4. Apa hubungan keluhan dengan suami seorang perokok berat?
5. Mengapa payudara bengkak?
6. Mengapa pasien merasa kelelahan?
7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik pada skenario?
8. Bagaimana interpretasi pemeriksaan penunjang pada skenario?

4
BAB III
ANALISIS MASALAH

2.1. Hubungan Jenis Kelamin dan Usia Terkait Keluhan


Perempuan memiliki struktur uroreproduksi yang khusus yang
memungkinkan terjadinya kelainan seperti diatas dapat terjadi.
a. Usia dan kehamilan

Saat lahir wanita memiliki 1.000.000 sel germinal yang akan


menjadi folikel. 1 12 bulan semua oosyt berubah bentuk menjadi
oosyt primodial (neonatus).
b. Kanak-kanak 1-6/12 tahun

Folikel terus tumbuh sampai stadium antrum, folikel yang telah


tumbuh akan atresia, kemudian akan menjadi stroma yang akan
memperbesar ukuran ovarium. Endometrium terus tumbuh dan
berkembang (bersama uterus) hingga masa premenhorea (11-12 tahun).
c. Addesian

- 11-13 : Early

- 14-16 : Middle

- 17-20 : Late
Pubertas dimulai dari wanita 10 tahun. Pada anak-anak sekresi GnRH
belum banyak dan tidak pulsatile (Mochtar, 2011).
2.2. Anatomi dan Fisiologi Organ Terkait
a. Organ genitalia eksterna
1. Mons veneris
Disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol di
bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan
ikat. Setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.

2. Labia mayora

5
Merupakan kelanjutan dari mons venseris, berbentuk lonjong.
Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum,
permukaan ini terdiri dari:
- Bagian luar; tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris.
- Bagian dalam; tanpa rambut, merupakan selaput yang mengadung
kelenjar sebasea (lemak).
3. Labia minora
Merupakan lipatan di bagian dalam labia mayora, tanpa rambut.
Dibagian atas, labia minora bertemu membentuk prepusium klitoris
dan di bagian bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoris, labia
minora ini mengelilingi orifisium vagina.
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki.
5. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga sebelah lateral yang dibatasi oleh
kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fouchet. Pada
vestibulum terdapat dua buah kelenjar skene dan dua buah kelenjar
bartolini, yang mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus
vagina juga terletak di vestibulum (Manuaba, 2010).

b. Organ genitalia interna


1. Vagina

Vagina adalah saluran yang berbentuk tabung yang menghubungkan


vulva dengan rahim. Ukuran vaginaa sekitar 6- 7,5 cm meliputi
dinding anterior dan 9-11 cm meliputi dinding posterior. Fungsi vagina
adalah sebagai berikut:

a) Saluran untuk keluarnya menstruasi dari rahim

b) Tempat senggama

6
c) Jalan lahir

PH vagina normal berkisar 4-5, sehingga menyebabkan cairan


menjadi sedikit asam. Hal ini, memberikan proteksi terhadap
penyebaran kuman. Dinding vagina yang berlipat-lipat yang berjalan
sirkulair disebut rugae. Dinding vagina terdiri atas tiga lapisan yaitu:
lapisan mukosa yang merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan
jaringan ikat. Bagian dari leher rahim yang menonjol ke dalam vagina
disebut porsio. Sedangkan daerah di sekitar servik disebut forniks.
Forniks dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu: forniks anterior, forniks
posterior, forniks lateral kanan dan kiri.

2. Uterus

Uterus merupakan suatu organ muskular berbentuk seperti pir yang


terletak di antara kandung kencing dan rektum.

Fungsi dari uterus adalah:

a) Setiap bulan, berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan


ditandai adanya perubahan dan pelepasan dari endometirum.
b) Selama kehamilan sebagai tempat implantasi, retensi dan nutrisi
konseptus.
c) Saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
3. Tuba falopi

Tuba falopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke


arah lateral, kornu uteri kanan dan kiri. Panjang tuba falopi adalah 12
cm, dengan diameter 3-8 mm. Fungsi dari tuba falopi adalah:

a) Menangkap dan membawa ovum dari ovarium ke uterus


b) Tempat terjadinya konsepsi

Tuba falopi terdiri atas 4 bagian yaitu:

7
a) Pars interstisialis: Pars interstisialis merupakan bagian tuba yang
berjalan dari dinding uterus mulai dari ostium tuba.
b) Pars ismika: Pars ismika merupakan bagian tuba setelah ke luar
dinding uterus. Pars ismika merupakan bagian yang lurus dan
sempit.
c) Pars ampularis: Pars ampularis merupakan bagian tuba antara
pars ismika dengan infundibulum. Pars ampularis merupakan
bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S. Pars ampularis
merupakan tempat terjadinya konsepsi.
d) Infundibulum: Infundibulum merupakan bagian ujung dari tuba
dengan umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi dari fimbrae
untuk menangkap ovum yang matang. Lubang pada fimbrae
disebut ostium abdominale tuba.
4. Ovarium

Ovarium homolog dengan testis pada pria. Ovarium berbentuk oval


dan terletak pada dinding panggul bagian lateral yang disebut fossa
ovarium. Ovarium ada dua yaitu terletak di kiri dan kanan uterus.
Ovarium dihubungkan oleh ligamentum ovarii propium dan
dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara ligamentum
infundibulo pelvikum. Fungsi ovarium adalah sebagai berikut:

a) Mengeluarkan hormon progesteron dan esterogen


b) Mengeluarkan telur setiap bulan
Ukuran ovarium sekitar 2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0,9-1,5 cm. Berat
ovarium kurang lebih 4-8 gram. Pada seorang wanita, terdapat 100.000
folikel primer. Folikel tersebut setiap bulan akan matang dan keluar,
terkadang dua folikel matang dan keluar bersamaan. Folikel primer ini
akan berkembang menjadi folikel de graaf. Folikel de graaf yang
matang terdiri atas: ovum, stratum granulosum, teka internus, dan teka
eksternus (Manuaba, 2010).
2.3. Perdarahan Pervaginam Fisiologis dan Patologis
a. Fisiologis Menstruasi

8
Lumpuhnya diding endometrium kibat tidak terjadi pembuahan dan
penempelan/inplantasi di uterus.

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi:


a. Siklus ovarium

a) Fase folikuler

Hari pertama menstruasi/terlepasnya endometrium FSH

Folikel pricordial dalam ovarium

Folikel degraf Degenerasi

Folikel Oosit matang

Sel granulasi

Sintesis progesteron (menunjang pertumbuhan ovum)

Sintesis estrogen meningkat (pertumbuhan miometrium dan endometrium) LH

9
b) Fase luteal

Estrogen meningkat

LH meningkat FSH meningkat

Estrogen menurun

Folikel degraf

Korpus luteum (berlangsung selama 14 hari)

10
b. Siklus endometrium

a) Fase haid

Korpus luteum

Tidak ada fertilisasi

Berdegenerasi

Estrogen dan progesteron menurun

Kehilangan penunjang Protaginadin meningkat

Pembuluh darah vasokonstriksi Kontraksi endometrium

Endometrium menurun
Nyeri hala
Keluar darah

Kematian endometrium Disminorhea

11
b) Fase proliferasi

Endometrium mati

Memperbaiki diri

Estrogen meningkat

Proliferasi epitel uterus LH meningkat

Ovulasi

c) Fase sekretorik

b. Perdarahan pervaginam patologis


Perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi:
- Perdarahan di trimester pertama kehamilan

- Perlekatan sel telur yang sudah dibuahi endometrium

- Perdarahan akibat perubahan hormon trimester pertama kehamilan

- Perdarahan abortus

Perdarahan di trimester pertama bisa disebabkan oleh:


- Infeksi
- Abrubsi
- Implantasi

12
Embrio implantasi saat blastocyt kontak dengan dinding uterus

Blastocyt dan plasminogen dalam uterus membentuk membentuk plasmin untuk melisiskan zona pelucid

posisi merupakan menempelnya blastocyt dengan dinding endometrium, kemudian tropoblas menempel di d

am dan membentuk synsytiotropoblas dan terus masuk hingga basal lamina dibawah sel-sel decidual hingga

Hal ini biasanya menimbulkan perlukaan dan biasanya disebut dengan spotting

(Jones, 2001).

13
2.4. Hubungan Keluhan dengan Suami yang Perokok Berat
Rokok

Nikotin CO

Efek vasoaktif menurunkan vasokan oksigen


ibu dan janin
Menghambat sirkulasi uteroplasenta

Asbortus
(Prawihardjo, 2014)
2.5. Penyebab Payudara Pasien Bengkak
Pada keadaan payudarah bengkak (Mastodinia) bisa terjadi vaskularisasi,
meningkatnya asiunus dan duktus berproliferasi (Jones, 2001).

Kehamilan

PGH meningkat Estrogen dan progesteron meningkat

IGF 1 dan 2 meningkat


Menyebabkan meningkatnya sekresi prolektin dari anterior hi

Pertumbuhan struktur lobuloalveolar di payudarah meningkat

14
2.6. Penyebab Pasien Merasa Lelah
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolisme pada kehamilan, yang akan meningkat seiring
pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi
(Hani, 2011).

2.7. Interpretasi Pemeriksaan Fisik


a. Vital Sign :
TD 110/70 mmHg; HR : 88 x/mnt; RR: 20x/mnt (dalam batas normal)
b. Pemeriksaan vagina
- Tanda Chadwicks (+)
- Mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi hormone
estrogen.
- Tanda Hegar (+)
- Isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak. Dapat diketahi dengan
pemeriksaan bimanual
- Tanda Piscaseck (+)
- Pembesaran / pertumbuhan asimetris bagian uterus yang dekat dengan
implantasi plasenta. Biasanya ditemukan pada umur 10 minggu
(Cunningham, et all. 2005).
2.8. Interpretasi Pemeriksaan Penunjang
- Hb 11g/dL- sedikit menurun, namun normal pada wanita hamil (Nilai
normal Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 9,9 mmol/L
- Leucosit count 11.000 gr/dL- dalam batas normal pada ibu hamil (10-15
gr/dL)
- Trombosit count 165.000/ml dalam batas normal (150.000.000
400.000.000 / ml darah) (Cunningham, et all. 2005).

15
BAB IV
SKEMA

Wanita 40 tahun

Nyeri perut

mnesis : Pemriksaan Penunjang :


kperut
: Lab :
g
sebelumnya teratur Hb 119%
nggu setalah had terakhir muncul flek selama 2 hari Leokosit 11.000
as pagi hari Trombosit 165.000
ba membengkak
dara Pregnancy test (+)
gina : Hegar sign
mi perokok berat (+): Chadwick (+); Piscaseck (+); Ballotement (+); OUI tertutup; darah (+) (perdarahan fisio

Diagnosis Banding :
Fisiologis : Menstruasi
Patologis :
Abortus iminens, Abortus incomplete/complete (pada kehamilan
Kehamilan ektopik
Molahidatidosa
Trauma
Tumor

16

Penegakkan Diagnosis
BAB V
LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep embriologi pada manusia.


2. Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan perdarahan pervaginam.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari abortus.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari abortus.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala dari abortus.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi dari abortus.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dari abortus.
9. Mahasiswa mampu menjelaskan tatalaksana dari abortus.
10. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi dari abortus.
11. Mahasiswa mampu menjelaskan prognosis dari abortus.
12.

17
BAB VI
PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

6.1. Konsep Embriologi pada Manusia

- Hari 1: terjadi fertilisasi dimana sel sperma dan ovum melebur menjadi
satu yang akan membentuk zygot, lapisan terluar dilapisi oleh membran
yang disebut zona pelusida.
- Hari 2: cleavage atau disebut juga morula , pada siklus ini tterjadi
pembelahan sel membelah menjadi 16 sampai 30 sel, dan bagian terluar
masih dilapisi oleh membran disebut zona pelusida.
- Hari 3: compaction, pada hari ketiga setiap sel dihubungkan oleh
jembatan antar sel.
- Hari 4: differensiasi, pada hari ke empat satu sel akan terbagi menjadi dua
bagian, bagian dalam sel disebut inner sel dan bagian luar sel disebut
outer sel.
- Hari 5: cavitation, hari kelima inner sel akan berubah menjadi
embrioblast dan outer sel akan berubah menjadi trofoblast, disebut juga
blastula.

18
- Hari 6: zona hatcing, pada siklus ini membran yang melapisi atau zona
pelusida meluruh.
- Hari 7: implantation, pada hari ke-7 blastokista akan menenpel
endometrium pada corpus uteri.
- Hari 9: cell mass differentiation, pada hari ke- 9 embrioblast akan
berdiferensiasi menjadi epiblast dan hypoblast.
- Hari 12: billaminar disc formation, pada hari ke-12 sel epiblast dan
hypoblast akan membentuk dua bundaran yang menempel satu sama lain ,
bentukan ini yang disebut billaminar disc formation.
- Hari 12: mesoderm formation , pada hari ke-12 juga akan terbentuk
primitif strik disebut gastrula , dimana bagian tengah billaminar sel akan
membentuk 3 lapisan yaitu, ektoderm , mesoderm dan endoderm. Pada
lapisan ektoderm akan berkembang menjadi organ pada bagian epidermis
kulit, saraf, mata, hidung dan mulut. Pada lapisan mesoderm akan
berkembang menjadi organ pada bagian demis kulit, otot, tulang,
kartilago dan pembuluh darah. Dan pada lapisa endoderm akan
berkembang menjadi organ pencernaan seperti hepar dan pancreas. Pada
hari ini juga trofoblast akan menjadi korion.
- Hari 18: mesoderm spreading, pada hari ke- 18 korion akan penuh terisi
pembuluh darah dan akan menjadi vili corialis dan plasenta. Selain itu
akan terbentuk juga amnion sac dn yolk sac.
- Hari 23: amniotic sac enlargment (Keith, 2010).

19
6.2. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Status Mental pada Skenario
Alat reproduksi wanita terbagi menjadi 2 yaitu organ genital internal dan
organ genital eksternal. Organ genital internal antara lain adalah vagina,
uterus, tuba uterina ( fallopi ). Organ genitali eksterna antara lain adalah
vulva, yang terdiri dari mons pubis sampai peritenium.
a. Organ genitalia interna feminine

Gambar 1: Genitalia interna feminine


(Paulsen, 2013)

1. Vagina

20
Tabung musculomembran memanjang dari cervix uteri hingga
vestibulum, celah antara labia minora (Panjang 9 cm). Fungsi
Vagina sebagai saluran cairan menstruasi, Jalan lahir saat
persalinan, Tempat senggama. Otot yg berfungsi sbg spinchter: M.
pubovaginali, M. external urethral sphincter, M. urethrovaginal
sphincter, M. Bulbospongiosus. Berbatasan dengan Anterior:
fundus vesica urinaria, urethra. Lateral: M. levator ani, fascia
pelvis visceral, ureter. Posterior (inferior ke superior): canalis
analis, rectum, excavatio rectouterina.
Vaskularisasi
- Superior vagina: Arteri Uterina.
- Inferior dan medial vagina: vaginal dan internal pudendal
arteries.
Vena dan saluran lymphatic Vagina
- Vena vaginal membentuk vaginal venous plexuses
disepanjang sisi vagina dan bagian dalam mukosa vaginal
- Berlanjut dengan uterine venous plexus sebagai
uterovaginal venous plexus
- Mengalir ke internal iliac veins melalui vena uterina

Gambar 2: Genitalia interna feminine

Pembuluh limfatik vagina:

21
- Bagian Superior: internal dan external iliac lymph nodes
- Bagian medial: internal iliac lymph nodes
- Bagian Inferior: sacral and common iliac nodes
- External orifice: superficial inguinal lymph nodes

Gambar 3: Pembuluh limfatik vagina

2. Uterus

Uterus atau rahim berupa suatu organ muskular, bentuk seperti


pear terletak diantar bladder dan rectum. Ukuran: panjang 7,5 cm,
luas 5,5 cm, tebal 2,5. Terbagi menjadi 2 bagian utama: cervix dan
corpus uteri

Fungsi:

a) Berfungsi dalam perjalanan pengeluaran menstruasi

b) Tempat implantasi pasca fertilisasi

c) Kontraksi dinding uterus dan pembukaan cervix saat


persalinan mengakibatkan keluarnya isi konsepsi.

22
3. Cervix Uteri

Cervix uteri(leher rahim) membentuk 1/3 inferior uterus dengan


panjang sekitar 2.5 cm (wanita dewasa tidak hamil). Terbagi
menjadi:

a) Cervical canal

b) Pars Vaginalis

c) Pars Supravaginalis

Terdiri dari isthmus, fundus, dan cavum uteri. Dinding corpus


uteri terdiri dari 3 lapisan:

a) Perimetrium

b) Myometrium

c) Endometrium

Ligamentum uteri terdiri dari:

a) Ligamentum latum: mesosalpinx, mesovarium,


mesometrium

b) Ligamentum Rotundum

c) Ligamentum Ovarii Propium

d) Ligamentum Suspensorium Ovarii

e) Dibagian Cervix:

1) Ligamentum Cervicalis transversum

23
2) Ligamentum Uterosacrale

Uterus divaskularisasi oleh arteri uterine dan kumpulan vena


uterine yang membentuk uterine venous plexus menuju ke vena
ilica internal. Pembuluh limfatiknya terdiri dari:

a) Pembuluh limfatik dari fundus dan corpus uteri superior


melewati pembuluh ovarian ke lumbar (caval/aortic) lymph
nodes.

b) Sebagian besar dari corpus uteri dan dari cervix melalui


broad ligamen ke external iliac lymph nodes.

c) Cervix uterine melewati pembuluh uterine dalam transverse


cervical ligaments ke internal iliac lymph nodes dan
uterosacral ligaments ke sacral lymph nodes.

Inervasi Vagina dan Uterus

a) 1/5 inferior inervasi vagina menerima inervasisomatic dari


n.perinei profunda cabang dari n.pudendus

b) Sebagian besar vagina (3/4-4/5 superior) serta uterus


dipersarafi inervasi visceral dari plexus uterovaginalis

c) Inervasi simpatis berasal dari medulla spinalis segmen L1-L3,


kemudian melalui n.splancnicus lumbal, lalu ke plexus
intermesenteric hypogastric pelvic. Inervasi parasimpatis
berasal dari medulla spinalis segmen S2-S4, kemudian berjalan
melalui n.splanchnicus pelvic ke plexus hypogastric inferior
plexus uterovaginalis

4. Uterine Tubes

Panjang 10 - 12.5 cm terletak di dalam mesosalpinx pada ujung


bebas ligamentum latum, terdiri dari:

24
a) Pars interstisialis: Pars interstisialis merupakan bagian tuba
yang berjalan dari dinding uterus mulai dari ostium tuba.

b) Pars ismika: Pars ismika merupakan bagian tuba setelah ke


luar dinding uterus. Pars ismika merupakan bagian yang
lurus dan sempit.

c) Pars ampularis: Pars ampularis merupakan bagian tuba


antara pars ismika dengan infundibulum. Pars ampularis
merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S.
Pars ampularis merupakan tempat terjadinya konsepsi.

d) Infundibulum: Infundibulum merupakan bagian ujung dari


tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi dari
fimbrae untuk menangkap ovum yang matang. Lubang pada
fimbrae disebut ostium abdominale tuba.

5. Ovarium

Berbentuk seperti almond. Ukuran Panjang sekitar cm dan lebar


sekitar 1,5 cm. Merupakan organ berpasangan yg homolog dengan
testis pada pria. Dilekatkan ke ligamen latum oleh mesovarium.
Ovarium dihubungkan dengan uterus oleh lig. Ovari propium dan
dihubungkan dengan dinding pelvis oleh lig. Suspensorium ovari.

Vaskularisasi dan aliran limfatik tuba uterina & ovarium

a) Arteri:

25
- A. ovarica, cabang aorta abdominal. Pada pintu pelvis
menyilangi vasa iliaca externa dan masuk ke
lig.suspensorium ovarii, mendekati ovarium dan tuba
uterine dari lateral.

- A. uterina, cabang A.iliaca interna. Berjalan di sisi lateral


uterus dan mendekat ke ogvarium serta tuba uterine dari
sisi medial.

b) Vena:

- Vena dari ovarium akan membentuk plexus


pampiniformis di lig.latum, bergabung jd vena ovarica.
Vena ovarica dexter bermuara d vena cava inferior
sedangkan yang sinister di vena renalis sinister.

- Vena dari tuba uterina akan bermuara ke vena ovarica


dan plexus venosus uterovaginalis.

c) Pembuluh limfatik

Pembuluh limfe dari ovarium bergabung dengan


pembuluh limfe dari tuba uterina dan fundus, kemudian
mengikuti vasa ovarica menuju lnn.lumbalis (caval/aortic).

d) Inervasi ovarium dan tuba uterine

Inervasi sebagian berasal dari plexus ovarica dan


sebagian lagi dari plexus uterina. Karena berada di
intraperitoneal dan di superior dari pelvic pain line, maka
visceral afferent pain fibers mengikuti serabut simpatis,
menuju medulla spinalis segmen T11-L1. Sedangkan
visceral afferent reflex fibers mengikuti serabut parasimpatis
secara retrograde menuju medulla spinalis segmen S2-S4
(Moore, 2010).

26
b. Organ genitalia eksterna feminine

Gambar 4: Genitalia eksterna feminine (Paulsen, 2013)


1. Mons veneris atau mons pubis

Bagian yang menonjol ke depan symphisis ossis pubis yang


terdiri dari jaringan lemak dan jaringan ikat dan dimulai dari usia
pubertas akan ditumbuhi oleh rambut.
2. Labia major

Kelanjutan mons veneris berbentuk lonjong membentuk


perineum yang memilik bagian luar yang tertutup rambut dan
bagian dalam terdapat glandula sebacea.
3. Labia minor

Lipatan di bagian dalam labia major.


4. Klitoris

Alat reproduksi yang bersifat erektil yang homolog dengan


penis.
5. Vestibulum

Alat reproduksi luar yang dibatasi oleh kedua labia minor dan
klitoris, terdapat muara urethra, dua lubang saluran kelenjar
Bartholini.

6. Kelenjar Bartholini

27
Terdapat pada vulva dan vagina, kelenjar yang mengeluarkan
lendir dan meningkat saat berhubungan seksual.
7. Hymen

Jaringan yang menutupi lubang vagina yang rapuh dan mudah


robek.
c. Fisiologi perubahan dalam kehamilan

1. Perubahan pada sistem reproduksi


A. Uterus
Uterus berkembang sampai xifisternum. Pengurangan
tinggi fundus terjadi pada beberapa bulan terakhir kehamilan,
pada saat fetus turun ke bawah ke bagian bawah uterus. Hal
ini bertujuan untuk membuat jaringan pelvic menjadi lebih
lunak dengan tonus uterus yang baik, dengan formasi yang
baru dari segmen bawah rahim (Miler dan Harnetty, 1997).
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm
dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan,
bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng.

Gambar 5: uterus saat hamil


Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk
semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus
dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara lain
untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil

28
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya.Pada kehamilan 28 minggu, fundus
uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara
pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu,
fundus uteri terletak antara jarak pusat dan prossesus
xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak
kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila
pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri pada
kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah
27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40
minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari
dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala
janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam
rongga panggul.Pada trimester III, istmus uteri lebih nyata
menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua,
kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR
menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih
tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik.
Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada
SBR.
B. Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan


karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang
meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka
konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak
mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena
servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung
jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja
mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan

29
bagian bawah janin kebawah. Sesudah partus, serviks akan
tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya
dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih
dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang
wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena
peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin
bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu
akhir kehamilan. Serviks menjadi lebih lunak dan lebih mudah
berdilatasi sesaat sebelum persalinan (Leveno, 2003).
C. Vagina dan vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami


perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina
dan vula tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide).
Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat
genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti
karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut
menigkat. Apabila terjadi kecelakaan pada
kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali,
sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir
kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
Sel epitel juga meningkatkan kadar glikogen. Sel ini
berinteraksi dengan hasil dedoelein yang merupakan bakteri
komensal dan menghasilkan lingkungan yang lebih asam.
Lingkungan ini menyedikan perlindungan ekstra terhadap
organisme tapi merupakan keadaan menguntungkan bagi
Candida albican (Leveno, 2003).

30
D. Payudara

Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat


keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang
mulai bersekresi (Leveno, 2003).
2. Perubahan sistem kardiovaskuler
A. Jantung
Meningkatnya beban kerja menyebabkan otot jantung
mengalami hipertrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur
pembesaran jantung, pembesaran uterus menekan jantung ke
atas dan ke kiri. Suara sistolik jantung dan murmur yang
berubag adalah normal. Selama hamil kecepatan darah
meningkat yakni jumlah darah yang dialirkan oleh jantung
dalam setiap denyutnya sebagai hasil dari peningkatan curah
jantung. Hal ini meningkatkan volume darah dan oksigen ke
seluruh organ dan jaringan ibu untuk pertumbuhan janin.
Denyut janyung meningkat dengan cepat setelah usia
kehamilan 4 minggu, dari 15 denyut per menit menjadi 70 -85
denyut per menit, aliran darah meningkat dari 64 ml menjadi
71 ml.
Pada trimester 3, aliran pada curah jantung mengalami
pengurangan karena ada penekanan pada vena kava inferior
oleh uterus. Walaupun curah jantung meningkat pada wanita
hamil namun tekanan darah belum tentu ikut meningkat, karna
reduksi perifer yang resisten sekitar 50 dari wanita tidak
hamil. Jumlah vena dan venula meningkat, hormone
progesterone meningkat menyebabkan otot polos berelaksasi
dan berdilatasi. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi
vasodilator prostaglandin (Siswosudarmo, 1992).
Pada kehamilan uterus menekan vena kava sehingga
mengurangi darah vena yang akan kembali ke jantung. Curah
jantung mengalami pengurangan sampai 30% dan tekanan
darah turun hinggal 15% yang dapat membangkitkan pusing,

31
mual dan muntah ( Cruishank & Hays, 1991 ). Vena kava
menjadi miskin oksigen pada akhir kehamilan sejalan dengan
meningkatnya distensi dan tekanan pada vena kaki, vulva,
rectum dan pelvis akan menyebabkan edema di bagian kaki,
vena dan hemoroid (Case & Waterhouse, 1994).
B. Darah

a) Aliran dan volume darah

Tidak ada peningkatan aliran darah ke otak dan hati


(Mcfadyen, 1995). Aliran darah uterus secara fisiologis
meningkat karena efek dari angiotensin II di jaringan
plasenta (Symond, 1992). Aliran darah ginjal meningkat
sebanyak 70 80 % pada akhir trimester I, hal ini akan
menambah ekskresi (Davidson & Dunlop, 1995).
Peningkatan aliran darah pada kulit dan membran mukosa
dan disebagian kaki dan tangan, mencapai maksimum 500
ml per menit pada kehamilan 36 minggu dan untuk
membentuk ekstra panas untuk metabolisme fetus. Hal ini
menyebabkan ibu hamil sering merasa kepanasan dan
berkeringat (De Swiet, 1991).peningkatan volume darah
dimulai dari usia kehamilan 10 minggu sampai kehamilan
34 minggu secara progresif (Cruischank & Hays, 1991).
Sirkulasi volume darah yang tinggi diperlukan untuk:
1) Persediaan aliran darah ekstra untuk plasenta di khorio
desidual.

2) Menyuplai kebutuhan metabolisme ekstra janin.

3) Persediaan untuk perfusi ekstra dari ginjal atau organ


lain.

4) Sebagai pengimbang dari arteri yang meningkat dan


kapasitas vena.

32
b) Faktor pembekuan darah

Sistem pembekuan darah dan fibrinogen mengalami


akselerasi yang besar pada saat kehamilan. Hal ini
mengarah pada perubahan waktu koagulasi dari 12 ke 8
menit (Cunningham, 1989). Kapasitas pembekuan darah
meningkat yang merupakan salah satu cara untuk
mencegah hemoragi pada saat pelepasan plasenta saat
bersalin.
3. Perubahan sistem respirasi

Mukosa sistem respirasi menjadi hiperemik dan edema dengan


mucus yang hipersekresi mengarah pada sesak dan epiktaksis.
Itulah sebabnya banyak wanita hamil yang mengeluh pilek.
Kapasitas paru total berkurang 5 % karena elevasi diafragma.
Frekuensi respirasi normal berkisar 14 15 napas / menir dengan
pernapasan diafragma dan napas yang lebih dalam (Cruishank &
Hays, 1991).
4. Perubahan sistem urinary

Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat hingga


kehamilan 30 minggu, kemudian menurun secara perlahan.
Akibatnya ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi glomerular.
Perubahan dalam filtrasi glomerulus adalah penyebab peningkatan
klirens kreatinin, urea dan asam urat yang sangat diabsopsi pada
awal kehamilan. Protein dan asam amino sangat sedikit
direabsorpsi, sementara asam amino dan vitamin ditemukan dalam
jumlah yang banyak di dalam urine wanita hamil. Hanya protein
yang tidak dapat ditemukan pada urine wanita hamil. Ekskresi
glukosa meningkat sebagai hasil peningkatan filtrasi glomerulus
terhadap glukosa disbanding dengan pengurangan reabsopsi
(Buylis & Davidson, 1991).

33
5. Perubahan pada sistem integumen

Dari akhir bulan kedua sampai dengan aterm, terjadi


peningkatan pituitary melanin stimulating hormone yang
menyebabkan bermacam tingkat pigmentasi meskipun masih
tergantung pada warna kulit ibu hamil. Kulit terasa seperti
terbakar selama kehamilan akan bertahan lebih lama dibandingkan
dengan hal lain. Tempat yang umumnya terpengaruh adalah
aerola, garis tengah abdomen, perineum, dan aksila. Hal ini terjadi
karna pada beberapa daerah tersebut kadar melanositnya lebih
tinggi. Hampir semua wanita hamil mempunyai garis pigmentasi
yang disebut linea. Biasanya berada di garis tengah otot rektus
yang merupakan bagian pertahanan pada saat uterus berkembang
dan bertambah besar dan juga menyebabkan tekti diastasis. kulit
kepala, muka dan bulu di tubuh selama hamil menjadi lebih tebal
(Sarwono, 2014).
6. Perubahan pada sistem musculoskeletal

Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang


karna berelaksasi sebagai efek dari estrogen. Lemahnya dan
membesarnya jaringan menyebabkan terjadinya hidrasi pada
trisemester akhir .Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada usia
gestasi 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba, diikuti
terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
Meningkatnya pergerakan pelvic menyebabkan pergerakan pada
vagina dan hal ini emnyebabkan sakit punggung dan lgamen pada
saat hamil tua. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan
pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen
(Guyton, 2011).
7. Perubahan pada sistem gastrointestinal

Gusi menjadi bengkak, lunak dan berlubang pada saat


kehamilan, merupakan efek dari peningkatan kadar estrogen yang
mengarah pada perdarahan karna trauma. Peningkatan saliva dan

34
ptyalin adalah masalah umum pada kehamilan. Relaksasi otot
polos abdomen dan hipomotilitas karna peningkatan kadar
estrogen dan HCG dapat menyebabkan mual dan muntah.
Peningkatan nafsu makan pada masa kehamilan bisa dikarenakan
hormone progesterone yang memerintah otak untuk mengatur
penyimpanan lenak untuk keseimbangan energy. Hal ini bertujuan
menggantikan kadar plasma glukosa dan asam amino yang turun
pada awal kehamilan. Turunnya osmolaritas plasma dan naiknya
kadar prolaktin juga meningkat perasaan haus pada wanita hamil.
Adanya tekanan intragrastik yang tidak disertai dengan tonus dari
sfingter kardia lambung menyebabkan refluks asam di mulut dan
sakit epigastrik atau retrostenal (Sarwono, 2014).
8. Perubahan sistem endokrin

a) Hormon plasenta

Sekresi hormone plasenta dan HCG dari plasenta janin


mengubah organ endokrin secara langsung. Peningkatan kadar
estrogen menyababkan produksi globulin meningkat dan
menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid.
Akibatnya plasma yang mengandung hormone ini akan
meningkat jumlahnya, tapi kadar hormone bebas tidak
mengalami peningkatan yang besar (Sarwono, 2014).
b) Kelenjar hipofisis

Berat kelenjar ini meningkat hingga 50 % yang


menyebabkan wanita hamil merasa pusing. Sekresi prolaktin,
adrenokortikotropik, dan melanocyt stimulating hormone
meningkat (Sarwono, 2014).
c) Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid pada saat kehamilan akan mengalami


pembesaran hingga 13 % karna adanya hyperplasia dari
jaringan glandula dan peningkatan vaskularitas. Secara

35
fisiologis akan terjadi peningkatan iodine sebagai kompensasi
kebutuhan ginjal terhadap iodine yang meningkatkan laju
filtrasi glomerulus. Trekadang kehamilan juga menunjukkan
hipertiroid namun fungsinya akan tetap normal. Namun
peningkatan konsentrasi tiroksisn dan triodotironin juga dapat
merangsang peningkatan laju metabolisme basal (Sarwono,
2014).
d) Kelenjar adrenal

Karena dirangsang oleh hormone estrogen, kelenjar adrenal


memproduksi lebih banyak kortisol plasma bebas dan juga
kortikosteroid, termasuk ACTH dan hal ini terjadi dari usia 12
minggu kehamilan hingga aterm. Hal ini menyebabkan
penurunan kemampuan ginjal untuk mengatur kadar garam
selama kehamilan, menyebabkan retensis cairan dan edema
(Sarwono, 2014).
9. Perubahan sistem imunologi
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu
kadar Ig G, Ig A dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-
10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke-30
dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm (Salinah, Rusmiati,
Maryanah, Ni Nengah Susanti, 2006).
10. Perubahan sistem neurologi
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat
menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular
sebagai berikut:
1. Kompresi saraf panggul atau stasis vascular akibat
pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di
tungkai bawah.

2. Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan


pada saraf atau kompresi akar saraf.

36
3. Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan
carpal tunner syndrome selama trimester akhir kehamilan.

4. Akroestesia yakni rasa baal dan gatal pada tangan yang timbul
akibat posisi bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan
dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis.

5. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa


cemas. Nyeri kepala juga dihubungkan dengan gangguan
penglihatan, seperti kesalahn refraksi, sinusitis, atau migren.

6. Nyeri kepala ringan rasa ingin pingsan bahkan pingsan sering


terjadi pada awal kehamilan. Dapat disebabkan ketidakstabilan
vasomotor, hipotensi posturnal, atau hipoglikemia (Bobak,
2005).

6.3. Perdarahan Pervaginam


Menurut Williams (2013) secara umum perdarahan obstetric dapat berupa
perdarahan antepartum seperti pada Placenta previa atau Solutio plasenta, dan
perdarahan postpartum sebagai akibat dari Atonia uterus dana tau Lacerasi
tractus genitalis.
a. Perdarahan antepartum

Perdarahan pervaginam ringan lazim terjadi dalam persalinan aktif. Hal


ini merupakan dampak dari pendataran dan pembukaan serviks, disertai
robeknya pembuluh darah kapiler. Namun, perdarahan uterus yang timbul
melalui bagian atas serviks, merupakan hal yang mengkhawatirkan.
Perdarahan uterus dapat terjadi setelah pemisahan plasenta yang
berimplantasi di dekat kanalis servisi uteri (Placenta previa). Perdarahan
dapat pula terjadi akibat pemisahan plasenta yang terletak ditempat lain
pada cavitas uteri (Solutio placenta).

Tabel 1.1. Perbedaan Placenta previa dengan Solutio placenta

37
(Williams, 2013)
b. Perdarahan pascapartum

Perdarahan pascapartum didefinisikan oleh Williams (2013) sebagai


kehilangan 500 mL atau lebih darah setelah selesainya Kala III persalinan.
Perdarahan pascapartum dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Early Postpartum Haemorrhage

Merupakan suatu keadaan dimana perdarahan terjadi dalam 24


jam pertama setelah bayi lahir
2) Late Postpartum

Merupakan suatu keadaan perdarahan terjadi setelah lebih dari


24 jam pertama setelah bayi lahir (Williams, 2013).
6.4. Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
(Mansjoer, 2000).

38
6.5. Etiologi Abortus
Abortus yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan umumnya
disebabkan oleh faktor ovofetal, sedangkan pada minggu-minggu berikutnya
(11 12 minggu), abortus yang terjadi disebabkan oleh faktor maternal
(Sayidun, 2001).
a. Faktor ovofetal
Ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi
malformasi pada tubuh janin. Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar
belakang kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. Pada 20%
kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi
dengan adekuat.
b. Faktor maternal :

Sebanyak 2% peristiwa abortus disebabkan oleh adanya penyakit


sistemik maternal (systemic lupus erythematosis) dan infeksi sistemik
maternal tertentu lainnya. 8% peristiwa abortus berkaitan dengan
abnormalitas uterus (kelainan uterus kongenital, mioma uteri
submukosa, inkompetensia servik).
Penyebab abortus dapat dibagi menjadi 3 faktor yaitu:
1) Faktor janin : Kelainan genetik.

2) Faktor ibu: Kelainan endokrin (hormonal) misalnya


hipotiroidisme, diabetes mellitus. faktor kekebalan (imunologi),
misalnya pada penyakit lupus, Antiphospholipid syndrome.
Infeksi, seperti cacar air, toksoplasma, herpes,
klamidia.kelemahan otot leher rahime. kelainan bentuk rahim.

3) Faktor Ayah: kelainan kromosom dan infeksi sperma.

6.6. Tanda dan Gejala Abortus


a. Perdarahan pervaginam.
b. Rasa sakit pada perut yang bersifat kolik dan menyebar ke depan, tengah
dan ke punggung.
c. Syok akibat hipovolemia dan septikemia.
d. Dilatasi serviks: serviks melebar ketika produk konsepsi di keluarkan.

39
6.7. Klasifikasi Abortus
Menurut terjadinya dibedakan atas:
a. Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa
disengaja atau dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.

b. Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja


tanpa indikasi medis, baik dengan memakai obat-obatan maupun
dengan alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi:

1. Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena


tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).

2. Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-


tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis
dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga
tradisional.

Pembagian abortus secara klinis adalah sebagai berikut:


a. Abortus Iminens merupakan tingkat permulaan dan ancaman
terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih
tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.

b. Abortus Insipiens adalah abortus yang sedang mengancam ditandai


dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan
tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses
pengeluaran.

c. Abortus Inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari


kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.

40
d. Abortus Kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.

e. Missed Abortion adalah abortus yang ditandai dengan embrio atau


fetus telah meninggal dalam kehamilan sebelum kehamilan 20 minggu
dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.

f. Abortus Habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut.

g. Abortus Infeksious ialah abortus yang disertai infeksi pada alat


genitalia.

h. Abortus Terapeutik adalah abortus dengan induksi medis


(Prawirohardjo, 2009).

6.8. Pemeriksaan Penunjang Abortus


a. Tes kehamilan : Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
c. pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
d. USG untuk menyatakan apakah janin hidup atau tidak.Menentukan
maturitas janin dan usiagestasi (Mansjoer, 2000).
6.9. Tatalalsana Abortus
a. Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi
darah dan cairan yang cukup.

b. Pemberian antibiotika yang cukup tepat yaitu suntikan penisilin 1 juta


satuan tiap 6 jam, suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam, atau
antibiotika spektrum luas lainnya.

c. 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat


bila terjadi perdarahan yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk
mengeluarkan hasil konsepsi.

41
d. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.
Semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya
setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah.
Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan
anemia berat atau infeksi. Pasien dianjurkan istirahat selama 1 sampai 2 hari.
Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami kram demam yang
memburuk atau nyeri setelah perdarahan baru yang ringan atau gejala yang
lebih berat. Tujuan perawatan untuk mengatasi anemia dan infeksi. Sebelum
dilakukan kuretase keluarga terdekat pasien menandatangani surat persetujuan
tindakan (Maureen, 2002).

6.10. Komplikasi Abortus


a. Perdarahan : akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan
tertinggal, diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera
pasca tindakan, dapat pula timbul lama setelah tindakan.

b. Syok : akibat refleks vasovagal atau nerogenik. Komplikasi ini dapat


mengakibatkan kematian yang mendadak.

c. Emboli udara : dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam


uterus. Hal ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga
gelembung udara masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama
sistem vena di endometrium dalam keadaan terbuka.Udara dalam jumlah
kecil biasanya tidak menyebabkan kematian, sedangkan dalam jumlah 70-
100 ml dilaporkan sudah dapat memastikan dengan segera.

d. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan
tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini
dapat terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak
dengan cairan yang terlalu panas atau terlalu dingin.

e. Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia. Antiseptik


lokal seperti KmnO4 pekat, AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat

42
mengakibatkan cedera yang hebat atau kematian. Demikian pula obat-
obatan seperti kina atau logam berat (Budiyanto, 1997).
6.11. Prognosis Abortus
a. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan
abotus yang rekuren mempunyai prognosis yang baik
sekitar >90 %.
b. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui,
kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.
c. Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung
janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih
aborsi spontan yang tidak jelas. (Manuaba,1998)

Kesimpulan
Skenario yang kita bahas kali ini menjelaskan seseorang perempuan 20
tahun yang mengeluhkan perdarahan dari vagina tanpa disertai kontraksi.
Pasien mengeluhkan nyei perut sejak 1 hari haid terakhir bulan yang lalu,
namun 3 minggu setelah hai terakhir, keluar perdarahan dari jalan lahir tetapi
hanya flek-flek selama 2 hari. Siklus haid sebelumnya teratur, lamanya 5-7
hari.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum
janin mampu bertahan hidup pada usia kehamilan sebelum 20 minggu
didasarkan pada tanggal hari pertama haid normal terakhir atau berat janin
kurang dari 500 gram. Klasifikasi Abortus ada beberapa salah satunya yaitu
Abortus Iminens merupakan tingkat permulaan dan ancaman terjadinya
abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan
hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. Peristiwa terjadinya perdarahan
dari uterus pada usia kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi
masih dalam uterus, hidup, tanpa adanya dilatasi serviks dan kehamilan masih
dapat dipertahankan.
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa gejala-gejala yang
diderita pasien mengalami abortus Imminens.

43
Saran

1 Mahasiswa berusaha lebih kritis lagi dalam kegiatan tutorial.

2 Mahasiswa dapat lebih menguasai materi dan dapat menyampaikan materi


dengan lancar.
3 Mengetahui dan memahami semua Learning Objectif yang diberikan dan
akan dipresentasikan.-l,
4 Memberikan edukasi yang jelas kepada pasien dan keluarga.

5 Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi yang efektif dan efisien


pada pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

44
Daftar Pustaka
Anwar, M., Ali Baziad, Prajitno P. (2014). Ilmu Kandungan (3 ed). Jakarta : PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Arif, Mansjoer, dkk., ( 2000 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica


Aesculpalus, FKUI, Jakarta.

Boyle, Maureen. 2002.KedaruratandalamPersalinan. Jakarta: EGC

Budiyanto, Arif dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Jakarta: Bagian


Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997,
159-164.

Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC.

Davis, Keith. 2010. Organizational Behavior Human Behavior at Work 13th


Edition. New Delhi: Mcgraw Hill Company.

Drake R.L.,Vogl W, and Mitchell A.W.M. 2005. GRAYS Anatomy for


Students.Philadelphia: Elsevier Inc. p .850 853.

Guyton A. C. And Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 693 700,912 917.

Hani, ummi. dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. Jakarta:
Salemba medika

Image, biology.clc.uc.edu

Jones, L., Derek,. 2001. Dasar- dasar obstetric dan ginekologi edisi 6. Jakarta:
Hipokrates

Jones, L., Derek,. 2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi edisi 6. Jakarta:
Hipokrates

Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Fitramaya. Yogyakarta.

45
Leveno, Kenneth J dkk.Obstetri Williams: Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta:
EGC. 2004, 54-66.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2010. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetric
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta. EGC

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Moore, keith l. 2010. Clinically oriented anatomy sixth edition. USA :Allraight
reseived.

Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum
dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.

Prawiroharjo, S (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono


Prawirohardjo

Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika.
Jakarta.

Sherwood L.2007. Human Physiology From Cells to Systems. 7th edition. Canada
: BROOKS / COLE CENGAGE learning. p. 229, 231.

Siswosudarmo, Hr. 2001. Kontrasepsi suntikan (injectables) atau suntik KB in

Teknologi Kontrasepsi. Jogjakarta: UGM Gajah Mada University Press.

pp: 19-24

46

Anda mungkin juga menyukai