BLOK REPRODUKSI
Skenario 1
Kelompok 1
Ketua : Yulis Setiawati 1413010012
Sekretaris : Britania Cahya Kiyenda 1413010047
Anggota:
Silka Reslia Riswanto 1413010004
Hudaya Taufiq 1413010017
Bhaktiar Mulya Jaya 1413010021
Ely Latifah 1413010024
Agung Wahyudi 1413010027
Angga Negara 1413010033
Ade Guvinda Perdana 1413010035
Dewandaru Istighfaris A. B. 1413010044
2
BAB I
KLARIFIKASI ISTILAH
1.1. Haid
Perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan
menjalankan faalnya (Yulaikha, 2008).
3
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
4
BAB III
ANALISIS MASALAH
- 11-13 : Early
- 14-16 : Middle
- 17-20 : Late
Pubertas dimulai dari wanita 10 tahun. Pada anak-anak sekresi GnRH
belum banyak dan tidak pulsatile (Mochtar, 2011).
2.2. Anatomi dan Fisiologi Organ Terkait
a. Organ genitalia eksterna
1. Mons veneris
Disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol di
bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan
ikat. Setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.
2. Labia mayora
5
Merupakan kelanjutan dari mons venseris, berbentuk lonjong.
Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum,
permukaan ini terdiri dari:
- Bagian luar; tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari
rambut pada mons veneris.
- Bagian dalam; tanpa rambut, merupakan selaput yang mengadung
kelenjar sebasea (lemak).
3. Labia minora
Merupakan lipatan di bagian dalam labia mayora, tanpa rambut.
Dibagian atas, labia minora bertemu membentuk prepusium klitoris
dan di bagian bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoris, labia
minora ini mengelilingi orifisium vagina.
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki.
5. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga sebelah lateral yang dibatasi oleh
kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fouchet. Pada
vestibulum terdapat dua buah kelenjar skene dan dua buah kelenjar
bartolini, yang mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus
vagina juga terletak di vestibulum (Manuaba, 2010).
b) Tempat senggama
6
c) Jalan lahir
2. Uterus
7
a) Pars interstisialis: Pars interstisialis merupakan bagian tuba yang
berjalan dari dinding uterus mulai dari ostium tuba.
b) Pars ismika: Pars ismika merupakan bagian tuba setelah ke luar
dinding uterus. Pars ismika merupakan bagian yang lurus dan
sempit.
c) Pars ampularis: Pars ampularis merupakan bagian tuba antara
pars ismika dengan infundibulum. Pars ampularis merupakan
bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S. Pars ampularis
merupakan tempat terjadinya konsepsi.
d) Infundibulum: Infundibulum merupakan bagian ujung dari tuba
dengan umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi dari fimbrae
untuk menangkap ovum yang matang. Lubang pada fimbrae
disebut ostium abdominale tuba.
4. Ovarium
8
Lumpuhnya diding endometrium kibat tidak terjadi pembuahan dan
penempelan/inplantasi di uterus.
a) Fase folikuler
Sel granulasi
9
b) Fase luteal
Estrogen meningkat
Estrogen menurun
Folikel degraf
10
b. Siklus endometrium
a) Fase haid
Korpus luteum
Berdegenerasi
Endometrium menurun
Nyeri hala
Keluar darah
11
b) Fase proliferasi
Endometrium mati
Memperbaiki diri
Estrogen meningkat
Ovulasi
c) Fase sekretorik
- Perdarahan abortus
12
Embrio implantasi saat blastocyt kontak dengan dinding uterus
Blastocyt dan plasminogen dalam uterus membentuk membentuk plasmin untuk melisiskan zona pelucid
posisi merupakan menempelnya blastocyt dengan dinding endometrium, kemudian tropoblas menempel di d
am dan membentuk synsytiotropoblas dan terus masuk hingga basal lamina dibawah sel-sel decidual hingga
Hal ini biasanya menimbulkan perlukaan dan biasanya disebut dengan spotting
(Jones, 2001).
13
2.4. Hubungan Keluhan dengan Suami yang Perokok Berat
Rokok
Nikotin CO
Asbortus
(Prawihardjo, 2014)
2.5. Penyebab Payudara Pasien Bengkak
Pada keadaan payudarah bengkak (Mastodinia) bisa terjadi vaskularisasi,
meningkatnya asiunus dan duktus berproliferasi (Jones, 2001).
Kehamilan
14
2.6. Penyebab Pasien Merasa Lelah
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolisme pada kehamilan, yang akan meningkat seiring
pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi
(Hani, 2011).
15
BAB IV
SKEMA
Wanita 40 tahun
Nyeri perut
Diagnosis Banding :
Fisiologis : Menstruasi
Patologis :
Abortus iminens, Abortus incomplete/complete (pada kehamilan
Kehamilan ektopik
Molahidatidosa
Trauma
Tumor
16
Penegakkan Diagnosis
BAB V
LEARNING OBJECTIVE
17
BAB VI
PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE
- Hari 1: terjadi fertilisasi dimana sel sperma dan ovum melebur menjadi
satu yang akan membentuk zygot, lapisan terluar dilapisi oleh membran
yang disebut zona pelusida.
- Hari 2: cleavage atau disebut juga morula , pada siklus ini tterjadi
pembelahan sel membelah menjadi 16 sampai 30 sel, dan bagian terluar
masih dilapisi oleh membran disebut zona pelusida.
- Hari 3: compaction, pada hari ketiga setiap sel dihubungkan oleh
jembatan antar sel.
- Hari 4: differensiasi, pada hari ke empat satu sel akan terbagi menjadi dua
bagian, bagian dalam sel disebut inner sel dan bagian luar sel disebut
outer sel.
- Hari 5: cavitation, hari kelima inner sel akan berubah menjadi
embrioblast dan outer sel akan berubah menjadi trofoblast, disebut juga
blastula.
18
- Hari 6: zona hatcing, pada siklus ini membran yang melapisi atau zona
pelusida meluruh.
- Hari 7: implantation, pada hari ke-7 blastokista akan menenpel
endometrium pada corpus uteri.
- Hari 9: cell mass differentiation, pada hari ke- 9 embrioblast akan
berdiferensiasi menjadi epiblast dan hypoblast.
- Hari 12: billaminar disc formation, pada hari ke-12 sel epiblast dan
hypoblast akan membentuk dua bundaran yang menempel satu sama lain ,
bentukan ini yang disebut billaminar disc formation.
- Hari 12: mesoderm formation , pada hari ke-12 juga akan terbentuk
primitif strik disebut gastrula , dimana bagian tengah billaminar sel akan
membentuk 3 lapisan yaitu, ektoderm , mesoderm dan endoderm. Pada
lapisan ektoderm akan berkembang menjadi organ pada bagian epidermis
kulit, saraf, mata, hidung dan mulut. Pada lapisan mesoderm akan
berkembang menjadi organ pada bagian demis kulit, otot, tulang,
kartilago dan pembuluh darah. Dan pada lapisa endoderm akan
berkembang menjadi organ pencernaan seperti hepar dan pancreas. Pada
hari ini juga trofoblast akan menjadi korion.
- Hari 18: mesoderm spreading, pada hari ke- 18 korion akan penuh terisi
pembuluh darah dan akan menjadi vili corialis dan plasenta. Selain itu
akan terbentuk juga amnion sac dn yolk sac.
- Hari 23: amniotic sac enlargment (Keith, 2010).
19
6.2. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Status Mental pada Skenario
Alat reproduksi wanita terbagi menjadi 2 yaitu organ genital internal dan
organ genital eksternal. Organ genital internal antara lain adalah vagina,
uterus, tuba uterina ( fallopi ). Organ genitali eksterna antara lain adalah
vulva, yang terdiri dari mons pubis sampai peritenium.
a. Organ genitalia interna feminine
1. Vagina
20
Tabung musculomembran memanjang dari cervix uteri hingga
vestibulum, celah antara labia minora (Panjang 9 cm). Fungsi
Vagina sebagai saluran cairan menstruasi, Jalan lahir saat
persalinan, Tempat senggama. Otot yg berfungsi sbg spinchter: M.
pubovaginali, M. external urethral sphincter, M. urethrovaginal
sphincter, M. Bulbospongiosus. Berbatasan dengan Anterior:
fundus vesica urinaria, urethra. Lateral: M. levator ani, fascia
pelvis visceral, ureter. Posterior (inferior ke superior): canalis
analis, rectum, excavatio rectouterina.
Vaskularisasi
- Superior vagina: Arteri Uterina.
- Inferior dan medial vagina: vaginal dan internal pudendal
arteries.
Vena dan saluran lymphatic Vagina
- Vena vaginal membentuk vaginal venous plexuses
disepanjang sisi vagina dan bagian dalam mukosa vaginal
- Berlanjut dengan uterine venous plexus sebagai
uterovaginal venous plexus
- Mengalir ke internal iliac veins melalui vena uterina
21
- Bagian Superior: internal dan external iliac lymph nodes
- Bagian medial: internal iliac lymph nodes
- Bagian Inferior: sacral and common iliac nodes
- External orifice: superficial inguinal lymph nodes
2. Uterus
Fungsi:
22
3. Cervix Uteri
a) Cervical canal
b) Pars Vaginalis
c) Pars Supravaginalis
a) Perimetrium
b) Myometrium
c) Endometrium
b) Ligamentum Rotundum
e) Dibagian Cervix:
23
2) Ligamentum Uterosacrale
4. Uterine Tubes
24
a) Pars interstisialis: Pars interstisialis merupakan bagian tuba
yang berjalan dari dinding uterus mulai dari ostium tuba.
5. Ovarium
a) Arteri:
25
- A. ovarica, cabang aorta abdominal. Pada pintu pelvis
menyilangi vasa iliaca externa dan masuk ke
lig.suspensorium ovarii, mendekati ovarium dan tuba
uterine dari lateral.
b) Vena:
c) Pembuluh limfatik
26
b. Organ genitalia eksterna feminine
Alat reproduksi luar yang dibatasi oleh kedua labia minor dan
klitoris, terdapat muara urethra, dua lubang saluran kelenjar
Bartholini.
6. Kelenjar Bartholini
27
Terdapat pada vulva dan vagina, kelenjar yang mengeluarkan
lendir dan meningkat saat berhubungan seksual.
7. Hymen
28
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya.Pada kehamilan 28 minggu, fundus
uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara
pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu,
fundus uteri terletak antara jarak pusat dan prossesus
xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak
kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila
pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri pada
kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah
27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40
minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari
dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala
janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam
rongga panggul.Pada trimester III, istmus uteri lebih nyata
menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua,
kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR
menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih
tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik.
Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada
SBR.
B. Serviks uteri
29
bagian bawah janin kebawah. Sesudah partus, serviks akan
tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa
hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya
dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih
dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang
wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena
peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin
bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu
akhir kehamilan. Serviks menjadi lebih lunak dan lebih mudah
berdilatasi sesaat sebelum persalinan (Leveno, 2003).
C. Vagina dan vulva
30
D. Payudara
31
mual dan muntah ( Cruishank & Hays, 1991 ). Vena kava
menjadi miskin oksigen pada akhir kehamilan sejalan dengan
meningkatnya distensi dan tekanan pada vena kaki, vulva,
rectum dan pelvis akan menyebabkan edema di bagian kaki,
vena dan hemoroid (Case & Waterhouse, 1994).
B. Darah
32
b) Faktor pembekuan darah
33
5. Perubahan pada sistem integumen
34
ptyalin adalah masalah umum pada kehamilan. Relaksasi otot
polos abdomen dan hipomotilitas karna peningkatan kadar
estrogen dan HCG dapat menyebabkan mual dan muntah.
Peningkatan nafsu makan pada masa kehamilan bisa dikarenakan
hormone progesterone yang memerintah otak untuk mengatur
penyimpanan lenak untuk keseimbangan energy. Hal ini bertujuan
menggantikan kadar plasma glukosa dan asam amino yang turun
pada awal kehamilan. Turunnya osmolaritas plasma dan naiknya
kadar prolaktin juga meningkat perasaan haus pada wanita hamil.
Adanya tekanan intragrastik yang tidak disertai dengan tonus dari
sfingter kardia lambung menyebabkan refluks asam di mulut dan
sakit epigastrik atau retrostenal (Sarwono, 2014).
8. Perubahan sistem endokrin
a) Hormon plasenta
35
fisiologis akan terjadi peningkatan iodine sebagai kompensasi
kebutuhan ginjal terhadap iodine yang meningkatkan laju
filtrasi glomerulus. Trekadang kehamilan juga menunjukkan
hipertiroid namun fungsinya akan tetap normal. Namun
peningkatan konsentrasi tiroksisn dan triodotironin juga dapat
merangsang peningkatan laju metabolisme basal (Sarwono,
2014).
d) Kelenjar adrenal
36
3. Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan
carpal tunner syndrome selama trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia yakni rasa baal dan gatal pada tangan yang timbul
akibat posisi bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan
dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis.
37
(Williams, 2013)
b. Perdarahan pascapartum
38
6.5. Etiologi Abortus
Abortus yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan umumnya
disebabkan oleh faktor ovofetal, sedangkan pada minggu-minggu berikutnya
(11 12 minggu), abortus yang terjadi disebabkan oleh faktor maternal
(Sayidun, 2001).
a. Faktor ovofetal
Ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi
malformasi pada tubuh janin. Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar
belakang kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. Pada 20%
kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi
dengan adekuat.
b. Faktor maternal :
39
6.7. Klasifikasi Abortus
Menurut terjadinya dibedakan atas:
a. Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa
disengaja atau dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
40
d. Abortus Kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
f. Abortus Habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut.
41
d. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan
kemajuan penderita.
Semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya
setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah.
Kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan
anemia berat atau infeksi. Pasien dianjurkan istirahat selama 1 sampai 2 hari.
Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami kram demam yang
memburuk atau nyeri setelah perdarahan baru yang ringan atau gejala yang
lebih berat. Tujuan perawatan untuk mengatasi anemia dan infeksi. Sebelum
dilakukan kuretase keluarga terdekat pasien menandatangani surat persetujuan
tindakan (Maureen, 2002).
d. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan
tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini
dapat terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak
dengan cairan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
42
mengakibatkan cedera yang hebat atau kematian. Demikian pula obat-
obatan seperti kina atau logam berat (Budiyanto, 1997).
6.11. Prognosis Abortus
a. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan
abotus yang rekuren mempunyai prognosis yang baik
sekitar >90 %.
b. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui,
kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.
c. Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung
janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih
aborsi spontan yang tidak jelas. (Manuaba,1998)
Kesimpulan
Skenario yang kita bahas kali ini menjelaskan seseorang perempuan 20
tahun yang mengeluhkan perdarahan dari vagina tanpa disertai kontraksi.
Pasien mengeluhkan nyei perut sejak 1 hari haid terakhir bulan yang lalu,
namun 3 minggu setelah hai terakhir, keluar perdarahan dari jalan lahir tetapi
hanya flek-flek selama 2 hari. Siklus haid sebelumnya teratur, lamanya 5-7
hari.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum
janin mampu bertahan hidup pada usia kehamilan sebelum 20 minggu
didasarkan pada tanggal hari pertama haid normal terakhir atau berat janin
kurang dari 500 gram. Klasifikasi Abortus ada beberapa salah satunya yaitu
Abortus Iminens merupakan tingkat permulaan dan ancaman terjadinya
abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan
hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. Peristiwa terjadinya perdarahan
dari uterus pada usia kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi
masih dalam uterus, hidup, tanpa adanya dilatasi serviks dan kehamilan masih
dapat dipertahankan.
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa gejala-gejala yang
diderita pasien mengalami abortus Imminens.
43
Saran
44
Daftar Pustaka
Anwar, M., Ali Baziad, Prajitno P. (2014). Ilmu Kandungan (3 ed). Jakarta : PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Cunningham FG, et all. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta, EGC.
Guyton A. C. And Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 693 700,912 917.
Hani, ummi. dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis. Jakarta:
Salemba medika
Image, biology.clc.uc.edu
Jones, L., Derek,. 2001. Dasar- dasar obstetric dan ginekologi edisi 6. Jakarta:
Hipokrates
Jones, L., Derek,. 2001. Dasar-dasar obstetric dan ginekologi edisi 6. Jakarta:
Hipokrates
45
Leveno, Kenneth J dkk.Obstetri Williams: Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta:
EGC. 2004, 54-66.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2010. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetric
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta. EGC
Moore, keith l. 2010. Clinically oriented anatomy sixth edition. USA :Allraight
reseived.
Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum
dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.
Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika.
Jakarta.
Sherwood L.2007. Human Physiology From Cells to Systems. 7th edition. Canada
: BROOKS / COLE CENGAGE learning. p. 229, 231.
pp: 19-24
46