3
3
240210150037
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap sampel biji-bijian dan
umbi-umbian. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan mengenai kadar air,
karakteristik fisik bahan seperti berat, kekerasan, dimensi, warna dan bentuk dan
karakteristik yang menunjukkan tingkat kematangan. Sampel yang digunakan adalah
kentang, gabah, ubi jalar, jagung, edamame, dan kacang merah. Pengukuran kadar air
bahan dilakukan dengan menggunakan alat digital moisture meter. Cara penggunaan
alat tersebut adalah sebagai berikut. Sampel dimasukkan kedalam lubang pipih pada
alat, lalu dibagian atasnya terdapat pemutar untuk menekan gabah, pemutar tersebut
diputar sampai timbul bunyi krek, pilih kategori biji lalu enter dan kadar air
tertuliskan pada layar alat. Alat hanya dapat mendeteksi kadar air 8 13%.
Kandungan utama pada sampel adalah karbohidrat (terutama pati, kira-kira
80% dari bahan kering), protein (kira-kira 5% dari bahan kering), lemak (kira-kira
5% dari bahan kering), air, mineral (kira-kira 2%), dan vitamin (Winarno, 1987).
Berikut langkah-langkah yang dilakukan saat pengamatan.
Sampel
Pengamatan, mengenai:
kadar air
karakteristik fisik:
berat
kekerasan
dimensi
warna
bentuk
karakteristik yang menunjukkan tingkat kematangan
6.2 Gabah
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa kadar air yang dimiliki
oleh gabah yang digunakan dalam praktikum yaitu sekitar 11 14%, karena dari hasil
Hasna Fauzia Widyani
240210150037
perhitungan didapat data kadar air gabah kelompok 6 yaitu 12,4%, kelompok 7 yaitu
13,7%, kelompok 8 yaitu 12%, dan kelompok 9 yaitu 11,6%. Namun, gabah yang
sesuai standar adalah gabah yang digunakan oleh kelompok 7. Kadar air gabah sangat
berpengaruh terhadap proses penggilingan karena bila terlalu tinggi atau lebih dari
14%, padi akan terasa lunak atau lembek sehigga saat proses penggilingan akan
menyebabkan padi menjadi patah. Selain itu kadar air yang tinggi akan memicu
terjadinya kerusakan gabah akibat proses kimia, biokimia maupun mikrobia sehingga
akan menimbulkan pembusukan pada saat penyimpanan. Sebaliknya bila kadar air
yang terdapat dalam gabah sama atau kurang dari 14% maka gabah akan lebih kuat
pada saat digiling serta lebih tahan terhadap kerusakan. Maka dari itu agar memenuhi
standar simpan padi, kadar air gabah harus berkisar antara 13-14% (Anonim, 2015).
Gabah yang digunakan pada praktikum kali ini merupakan gabah yang
berbentuk lonjong. Berdasarkan SNI 01-0224-1987 gabah dibagi menjadi 3 bentuk
yaitu gabah langsing (p/l di atas 3,0), gabah lonjong (p/l antara 2,0 3,0) dan gabah
bulat (p/l kurang dari 2,0).
Berat gabah yang digunakan beragam, ada yang 2,7008 gram, 2,1771 gram,
2,6319 gram, 2,2888 gram. Hal ini menandakan bahwa berat gabah rata-rata kisaran 2
gram. Warna dari gabah ini adalah warna coklat muda, sama seperti gabah-gabah
lainnya yang siap digiling dan gabah ini sangat keras teksturnya, sehingga dapat
Hasna Fauzia Widyani
240210150037
dikatakan gabah ini layak panen. Penentuan kualitas gabah, selain dilihat dari waktu,
perlu dilihat juga kondisi fisiknya. Semakin tinggi volume ukuran berat gabah, maka
akan semakin bagus kualitas berat yang dihasilkan.
Umbi tanaman ubi jalar memiliki ukuran, bentuk, warna kulit, dan warna
daging bermacam-macam, tergantung pada varietasnya. Ukuran umbi tanaman ubi
jalar bervariasi, ada yang besar dan ada yang kecil. Bentuk umbi tanaman ubi jalar
ada yang bulat, bulat lonjong (oval), dan bulat panjang. Kulit umbi ada yang
berwarna putih, kuning, ungu, jingga, dan merah. Demikian pula, daging umbi
tanaman ubi jalar ada yang berwarna putih, kuning, jingga, dan ungu muda. Warna
kuning dan jingga memiliki kandungan karotenoid diantaranya phytoene, dan
phytofluene (Purcell & Walter, 1968). Struktur kulit umbi tanaman ubi jalar juga
bervariasi antara tipis sampai tebal dan bergetah. Bentuk umbi yang rata (bulat dan
bulat lonjong) dan tidak banyak lekukan termasuk umbi yang berkualitas baik
(Juanda dan Cahyono, 2000).
Hasna Fauzia Widyani
240210150037
dan banyak faktor lainnya. Dimensi dan bentuk setiap biji edamame berbeda
tergantung varietas.
Berat edamame yang dihitung tidak sesuai dengan standar nasional karena
rasio penimbangannya yang berbeda. Penimbangan kacang kedelai edamame
dilakukan hanya untuk satu bulir saja, sedangkan pada standar nasionalnya kacang
kedelai ditimbang per seratus butir.
Ciri-ciri edamame yang siap panen yaitu warnanya belum kekuning-kuningan,
bijinya muncul dan tidak terlalu tua.
7.1 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Warna kentang yang kuning dapat dikatakan sebagai kentang yang siap panen;
2. Kentang yang teksturnya sangat keras berarti sudah mengalami penyimpanan
yang terlalu lama;
3. Gabah yang kualitasnya baik adalah gabah dengan tinggi volume ukuran berat
gabah;
4. Ubi jalar yang digunakan pada praktikum ini adalah ubi jalar golongan C
karena memiliki berat di bawah 100 gram, yaitu 99,9516 gram;
5. Jagung yang digunakan dapat dikatan sebagai jagung yang siap panen karena
warnanya yang sudah berwarna kuning;
6. Edamame
7. Kacang merah yang digunakan pada praktikum merupakan biji yang
kualitasnya kurang baik karena warnanya yang sudah agak coklat, pucat dan
memiliki kadar air yang terlalu tinggi.
7.2 Saran
Adapun saran yang ditujukkan adalah sebaiknya praktikan mengetahui cara-
cara pengunaan alat praktikum, sehingga pada saat praktikum tidak didapatkan hasil
error.
Hasna Fauzia Widyani
240210150037
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2013. SNI 3920:2013 Tentang Jagung. Jakarta: BSN.
Winarno, F.G. 1987. Kimia pangan dan gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.