Anda di halaman 1dari 5

PERNYATAAN PB PAPDI TENTANG MALPRAKTIK MEDIS

Kalbe.co.id Dalam menanggapi masalah malpraktik medis akhir-akhir ini,

PB PAPDI dengan ini menyatakan sebagai berikut :

1. Bahwa sebagaimana Ikatan Dokter Indonesia (IDI), PB Perhimpunan

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga mengacu

kepada pengertian malpraktik medis sebagaimana yang dianut oleh

the World Medical Association (adopted by the 44th World Medical

Assembly, Marbella,, Spain, September 1992), yaitu medical

malpractice involves the physicians failure to conform to the

standard of care for treatment of the patients condition, or lack of

skill, or negligence in providing care to the patient, which is the

direct cause of an injury to the patient, yang bila diterjemahkan

secara bebas berarti malpraktik medis meliputi kegagalan

dokter mematuhi standar pelayanan medis, atau kekurang-

cakapan, atau kelalaian dalam memberikan pelayanan

kepada pasien, yang merupakan penyebab langsung dari

cedera pada pasien.

2. Bahwa perlu dibedakan antara malpraktik medis dengan untoward

results yang merupakan salah satu bentuk Kejadian Tak Diharapkan

(adverse events) yang terjadi pada tindakan / pelayanan medis

yang bukan akibat kesalahan dokter, sebagaimana diingatkan oleh

WMA, yaitu An injury accurring in the course of medical treatment

which could not be foreseen and was not the result of the lack of

skill or knowledge on the part of the treating physician in untoward


result, for which the physician should not bear any liability (suatu

cedera yang terjadi dalam suatu tindakan medis, yang tidak dapat

dibayangkan / diperkirakan sebelumnya dan bukan sebagai akibat

dari kekurang-cakapan di pihak dokter adalah suatu kemalangan,

untuk mana dokter tidak bertanggung-jawab secara hukum).

3. Bahwa PB PAPDI sangat prihatin dengan maraknya pemberitaan

dugaan malpraktik medis akhir-akhir ini yang memberikan kesan

seolah-olah mutu pelayanan kedokteran di Indonesia sangat buruk,

sehingga dapat menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat luas

kepada pelayanan kedokteran di Indonesia, yang pada akhirnya

akan merugikan masyarakat sendiri.

4. Bahwa PB PAPDI tidak menutup mata kemungkinan adanya

beberapa dokter yang melakukan malpraktik medis karena berbagai

sebab, namun PAPDI tetap percaya bahwa sebagian besar dokter

adalah para professional yang sangat menghormati etika

kedokteran dan menjalankan profesinya dengan kemurnian niat dan

kesungguhan kerja.

5. Bahwa PB PAPDI bersama IDI telah dan sedang melakukan berbagai

upaya strategis guna mencegah timbulnya malpraktik medis dan

juga mencegah kerugian masyarakat dalam arti luas. Upaya-upaya

sebagai berikut:

a. Bersama-sama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran

Indonesia dan Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia

mengembangkan dan mengawasi pelaksanaan pendidikan


kedokteran yang sesuai dengan standar, yang menjamin para

lulusan dokter memiliki kompetensi yang standard dan memadai.

b. Bersama-sama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran

Indonesia dan Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia

mengadvokasi terselenggaranya pendidikan etik kedokteran yang

dimulai lebih dini, lebih bersifat pemberian prinsip penalaran dan

latihan membuat keputusan etis, hingga ke etika klinik dan bioetika

kedokteran.

c. Bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Propinsi dan Kota /

Kabupaten memantau dan menegakkan penerapan etika, standar

profesi dan standar pelayanan kedokteran.

d. Bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat melakukan

pendidikan masyarakat tentang adanya resiko yang dapat timbul

pada tindakan medis dan operatif, dan kemungkinan adanya cedera

atau kematian yang terjadi sesudah tindakan medis atau kuratif

tersebut yang tidak dapat diduga sebelumnya atau tidak dapat

dicegah.

e. Bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakt melakukan

pendidikan dan penyadaran masyarakat tentang perlunya dokter

memperoleh informed consent (persetujuan setelah penjelasan) dari

pasien atau walinya sebelum melakukan tindakan medis atau

operatif, kecuali dalam keadaan gawat-darurat.

f. Mengembangkan program advokasi publik guna memperlihatkan

betapa sulitnya menerapkan layanan kedokteran yang baik dengan


pembiayaan yang terbatas. Oleh karenanya, diperlukan adanya

sistem pembiayaan pelayanan kedokteran (asuransi kesehatan

sosial) yang akan menjamin pelayanan kesehatan masyarakat

secara adil, merata dan terjangkau serta lebih bermutu.

g. Menerapkan dan melaksanakan sepenuhnya Undang-Undang No.

29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran beserta Peraturan

Pelaksanaanya, termasuk penegakan disiplin profesi kedokteran.

h. Mengembangkan kebijakan dan program pelatihan remedial (re-

schooling) bagi para dokter yang dinyatakan memiliki kekurangan

dalam pengetahuan ataupun ketrampilan praktik kedokteran

6. Bahwa PB PAPDI bersama IDI akan melakukan langkah-langkah

dalam menghadapi penyelesaian kasus-kasus dugaan malpraktik

medis, sebagai berikut:

a. Mengadvokasi cara-cara penyelesaian kasus dugaan malpraktik

medis yang efektif dan efisien, melalui cara-cara mediasi yang

dapat diterima dan cara yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

b. Mengajak untuk menghindari pemberitaan yang tidak berimbang

dan tidak proporsional tentang dugaan malpraktik medis.

c. Mengajak untuk menghindari cara-cara pengajuan tuduhan dan

gugatan yang kasar dan tidak santun, baik yang dilakukan oleh

kelompok masyarakt tertentu, media massa atau pun ahli hukum.

d. Membantu memberikan perlindungan hukum bagi dokter yang

pasiennya mengalami cedera akibat untoward results (kemalangan)


yang bukan akibat malpraktik.

e. Telah dilaksanakan sosialisasi medikolegal berupa Road Show

oleh PB PAPDI kepada para dokter khususnya anggota PAPDI, untuk

tahun 2007 telah dilaksanakan di Surabaya, Medan, Palembang,

Bandung dan Semarang. Selanjutnya akan dilanjutkan Road Show ke

Yogyakarta dan Makassar.

Jakarta, 24 Juni 2007

Dewan Penasehat Hukum PB. PAPDI

Anda mungkin juga menyukai