Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ULUMUL QURAN

Makkiyah dan Madaniyyah

Oleh :

VIVI OLIVIA FITRIANI


30300116079

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Makalah yang berjudul Makkiyah dan Madaniyyah

ini membahas tentang bagaimana mengetahui tentang Makkiyah

dan Madaniyah, serta mengetahui perbedaan dari keduanya.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan

dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila dalam

penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Makassar, 26 Desember 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

BAB I Pendahuluan.................................................................... (3)

A Latar Belakang............................................................. (3)


B Rumusan
Masalah ...........................................................................
... (5)
C Tujuan........................................................................... (5)

BAB II Pembahasan................................................................. (6)

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah........................... (6)

B. Cara mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah.............. (9)

C. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyyah


(10)

D. Manfaat mempelajari Makkiyah dan Madaniyyah


(12)

E. Pandangan Ulama mengenai kategori Makkiyah dan


Madaniyyah
(13)

BAB III Penutup


(17)

A Kesimpulan........................................................................
.......

2
....................................................................................
(17)

Daftar Pustaka
(19)

3
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Al-Quran merupakan firman (kalam) Allah SWT yang

diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril

dengan lafazd dan maknanya. al-Quran sebagai kitabullah

menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari

seluruh ajaran Islam. Selain itu al-Quran juga berfungsi sebagai

petunjuk bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat.

Sebagai sumber ajaran Islam yang paling utama al-Quran

merupakan sumber dari segala ajaran yang dipergunakan untuk

operasionalisasi ajaran Islam dan pengembangannya sesuai

dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi umat Islam.

Setiap prilaku dan tindakan umat Islam, baik secara individu atau

kelompok harus dilakukan berdasarkan al-Quran. Oleh karena

itu, sumber ajaran Islam berfungsi sebagai dasar pokok ajaran

Islam. Sebagai dasar, maka sumber itu menjadi landasan semua

prilaku dan tindakan umat Islam, sekaligus sebagai referensi

tempat orientasi dan konsultasi.

Cara yang dilakukan para ulama dalam memahami hakikat

makna dan kandungan al-Quran, yakni dengan cara menafsiri

4
ayat-ayat al-Quran dengan meninjau dari berbagai segala aspek

yang berhubungan dengan al-Quran, seperti sejarah turunnya

al-Quran, karakteristik al-Quran, kandungan isi al-Quran dan

kaedah-kaedah tafsir yang digunakan dalam memahami makna

al-Quran. Di antara kaedah-kaedah tafsir yang penting diketahui

dalam proses penafsiran al-Quran adalah masalah makkiyah-

madaniyah. Makkiyah-madaniyah merupakan istilah yang

dipopulerkan para ulama dalam membedakan ayat-ayat al-

Quran sesuai dengan tempat turun ayat al-Quran.1 sesuai

dengan tempat turun ayat al-Quran. Pembahasan mengenai

surah makkiyah-madaniyah, tidak ada ayat al-Quran atau hadis

yang khusus menjelaskan tentang makkiyah dan madaniyah.

Menurut Qadhi Abu Bakar dalam kitabnya al-Intishar, tidak ada

nash yang menjelaskan tentang makkiyah-madaniyah,

disebabkan Allah tidak memerintahkan nabi untuk menjelaskan

tentang hal itu. Demikian juga, Allah tidak menjadikan

pengetahuan tentang makkiyah-madaniyah sebagai suatu

kewajiban.

Ilmu makkiyah-madaniyah dapat diketahui berdasarkan

riwayat para sahabat dan tabiin. Pada saat al-Quran diturunkan

para sahabat merasa tidak membutuhkan penjelasan tentang

persoalan mengenai ilmu-ilmu tentang turunnya al-Quran

tersebut termasuk makkiyah dan madaniyah. Disebabkan para

sahabat sudah menyaksikan sendiri waktu-waktu turunnya

1Abdul Djalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hal. 88

5
wahyu, cara-cara turunnya dan materi serta kasus yang

menyebabkan turunnya wahyu.

Ayat Makkiyyah adalah ayatayat yang di turunkan di

Makah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, terhitung sejak tanggal

17 Ramadhan tahun ke 14 dari kelahiran Nabi ( 6 Agustus 610

M ) sampai tanggal 1 Robbiul Awwal tahun ke 54 dari kelahiran

Nabi, sedangkan AyatAyat Madaniyyah adalah ayatayat yang di

turunkan sesudah Nabi Muhammad SAW melakukan Hijrah ke

Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, terhitung sejak Nabi

Hijrah ke Madinah sampai tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 dari

tahun kelahiran Nabi

B Rumusan Masalah

1 Apa perbedaan surah Makkiyah dan Madaniyyah?

2 Bagaimana cara mengetahui surah Makkiyah dan

Madaniyyah?

3 Bagaimana ciri-ciri surah Makkiyah dan Madaniyyah?

4 Bagaimana manfaat mempelajari surah Makkiyah dan

Madaniyyah?

5 Bagaimana Perselisihan Ulama Mengenai Kategori

Makiyyah dan Madaniyyah?

C Tujuan

1 Untuk mengetahui perbedaan surah Makkiyah dan

Madaniyyah

6
2 Untuk mengetahui surah Makkiyah dan Madaniyyah

3 Untuk mengetahui ciri-ciri surah Makkiyah dan

Madaniyyah

4 Untuk mengetahui manfaat mempelajari surah Makkiyah

dan Madaniyyah

5 Untuk mengetahui Perselisihan Ulama Mengenai Kategori

Makiyyah dan Madaniyyah

7
BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

Para sarjana muslim mengemukakan empat perspektif

dalam mendefinisikan terminologi makkiyah dan madaniyah.

Keempat perspektif itu adalah :

1 Masa turun (zaman an-nuzul)

Dari perspektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua

terminologi di atas sebagai berikut :



:

: .



.

.
Artinya :
Makkiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum rasulullah
hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di mekah, sedangkan
madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah rasulullah
hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di madinah. Ayat-ayat
yang turun setelah peristiwa hijrah disebut madaniyyah
walaupun turun di mekah atau di arafah.

Dengan demikian, surat an-nisa [4]: 58 termasuk kategori

madaniyyah kendatipun diturunkan di mekah, yaitu pada

peristiwa terbukanya kota mekah (fath makkah). Begitu pula,

surat al-maidah [5]: 3 termasuk kategori madaniyyah kendatipun

8
tidak diturunkan di madinah karena ayat itu diturunkan pada

peristiwa haji wada.2

2 Tempat turun (makan an-nuzul)

Dari perspektif tempat turun, mereka mendefinisikan kedua

terminologi di atas sebagai berikut :



:


.



:

.
Artinya :
Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di mekah dan
sekitarnya seperti mina, arafah, dan hudaibiyyah, sedangkan
madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan
sekitarnya, seperti Uhud, Quba dan Sula

Terdapat celah kelemahan dari pendefnisian di atas sebab

terdapat ayat-ayat tertentu, yang tidak di turunkan di Makkah

dan di Madinah dan sekitarnya.

Misalnya surat At-Taubah [9]: 42 diturunkan di Tabuk, surat

Az-Zukhruf [43]: 45 diturunkan di tengah perjalanan antara

Makkah dan Madinah. Kedua ayat tersebut, jika melihat definisi

kedua, tidak dapat dikategorikan ke dalam Makkiyyah dan

Madaniyyah.3

3 Objek pembicaraan (mukhathab)

2 Prof.Dr. Rohison Anwar, M.Ag,Ulumul Al-Quran(Bandung:CV Pustaka


Setia,cet.VI,2015),h.102

3 Prof.Dr. Rohison Anwar, M.Ag,Ulumul Al-Quran,h.103

9
Dari objek pembicaraan, mereka mendefinisikan kedua

terminologi di atas sebagai berikut :


:
.
:



Artinya :
Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi
orang-orang Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat
yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah

Pendefinisian diatas dirumuskan para sarjana muslim

berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat al-quran dimulai

dengan ungkapan ya ayyuhan naas yang menjadi kriteria

Makkiyah, dan ungkapan ya ayyuha al-ladziina yang menjadi

kriteria Madaniyyah. Namun, tidak selamanya asumsi ini benar.

Surat Al-Baqarah [2], misalnya, termasuk kategori Madaniyyah,

padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat 21 dan

ayat 168, yang dimulai dengan ungkapan ya ayyuhan naas.

Lagi pula, banyak ayat al-quran yang tidak dimulai dengan 2

ungkapan di atas.4

4 Tema pembicaraan (maudu)

Dari tema pembicaraan, mereka akan mendefinisikan

kedua terminologi lebih terinci.

Kendatipun mengunggulkan pendefinisian Makkiyyah dan

Madaniyyah dari perspektif masa turun, subhi shahih melihat

komponen-komponen serupa dalam tiga pendefinisian. Pada

4 Prof.Dr. Rohison Anwar, M.Ag,Ulumul Al-Quran,h.104.

10
ketiga versi itu terkandung komponen masa tempat dan orang.

Bukti lebih lanjut dari tesis shahih di atas bisa dilihat dalam

kasus surat Al-Mumtahanah [60]. Bila dilihat dari perspektif

tempat turun, surat ini termasuk Madaniyyah karena diturunkan

sesudah peristiwa hijrah. Akan tetapi, dalam perspektif objek

pembicaraan, surat itu termasuk Makkiyah karena menjadi khitab

bagi orang-orang mekah. Oleh karena itu, para sarjana muslim

memasukkan surat itu kedalam ma nuzila bi al Madinah wa

hukmuhu Makki (ayat-ayat yang di turunkan di Madinah,

sedangkan hukumnya termasuk ayat-ayat yang diturunkan di

Mekah).5

Al-Qadhi Abu Bakar dalam kitab al-intishar berkata: untuk

mengetahui yang makki dan madani harus didasarkan pada

hafalan para sahabat dan tabiin . Dalam hal ini, tidak ada sabda

dari Nabi saw.(mengenai Makki dan Madani) sebab beliau tidak

diperintahkan untuk itu. Dan Allah tidak menjadikan

pengetahuan mengenai hal itu sebagai kewajiban bagi umat

(Islam). Kalaupun ahli ilmu dalam suatu hal diharuskan

mengetahui nasikh dan mansukh, namun hal ini dapat diketahui

tanpa adanya sabda dari nabi6

B Cara-cara mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

5 Prof.Dr. Rohison Anwar, M.Ag,Ulumul Al-Quran,h.104.

6Nasr Hamid Abu Zaid,Mafhum an-nash Dirasah Fi Ulum Al-


Quran,Lkis,Kritik Terhadap Ulumul Al-Quran(Yogyakarta:Lkis
Yogyakarta,Cet.IV,2005),h.91

11
Dalam menetapkan mana ayat-ayat Al-Quran yang

termasuk kategori Makkiyah dan Madaniyyah, para sarjana

muslim berpegang teguh pada dua perangkat pendekatan.

1 Pendekatan Transmisi(Periwayatan)

Dengan perangkt pendekatan transmisi, para sarjana

muslim merujuk kepada riwayat-riwayat valid yang berasal dari

para sahabat, yaitu orang-orang yang besar kemungkinan

menyaksikan turunnya wahyu, atau para generasi tabiin yang

saling berjumpa dan mendengar langsung dari para sahabat

tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan

Al-Quran, termasuk di dalamnya adalah informasi kronologis Al-

Quran.7

2 Pendekatan Analogis (Qiyas)

Ketika melakukan kategorisasi makkiyah dan madaniyyah,

para sarjana muslim penganut pendekatan analogi bertolak dari

ciri-ciri spesifik kedua klasifikasi itu. dengan demikian, bila dalam

surat Makkiyah terdapat sebuah ayat yang memiliki ciri-ciri

khusus Madaniyyah, ayat ini termasuk kategori ayat Madaniyyah.

Tentu saja, para ulama telah menetapkan tema-tema sentral

yang ditetapkan pula sebagai ciri-ciri khusus bagi kedua

klasifikasi itu. Misalnya mereka menetapkan kisah para Nabi dan

umat-umat terdahulu sebagai ciri khusus Makkiyah; Tema faraid

dan ketentuan had sebagai ciri khusus Madaniyyah8

7 Prof.Dr. Rohison Anwar, M.Ag,Ulumul Al-Quran,h.105.

12
C Ciri-ciri Surat Makkiyah dan Madaniyyah

1 Makkiyah

a Mengandung ayat sajdah

b Ayat-ayat makkiyah itu pendek-pendek dan dinamai

ayat-ayat Qishar9

c Terdapat lafaz kalla

d Terdapat seruan dengan Ya ayyuhannasu dan tidak

terdapat ya ayyuhalladzina amanu, terkecuali surat

Al-Hajj yang diakhirnya terdapat ya ayyuhalladzina

amanu irkau wasjudu.10

e Mengandung kisah Nabi-nabi dan umat terdahulu,

kecuali surat Al-Baqarah.

f Terdapat kisah Adam dan Idris, kecuali surat Al-

Baqarah.

g Surat-suratnya dimulai dengan huruf at-tahajji,

kecuali surat Al-Baqarah dan Ali-Imran.11

h Ayat-ayat Makkiyah kebanyakan mengandung soal

tauhid, soal kepercayaan, adanya Allah,hal ihwal

8 Prof.Dr. Rohison Anwar, M.Ag,Ulumul Al-Quran,h.106.

9M.Hasbi Ash Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-


Quran/Tafsir(Jakarta:PT Bulan Bintang,Cet.XIV,1992),h.56.

10Q.S.Al-Hajj(22):77

11 Prof.Dr.Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy.Ilmu-Ilmu Al-


Quran(t.tp:PT.Pustaka Rizki Putra,cet.VII,2014),h.72.

13
adzab dan nikmat dihari kemudian serta urusan-

urusan kebaikan12

2 Madaniyyah

a Ayat-ayat Madaniyyah panjang-panjang dan dinamai

ayat-ayat Thiwal13

b Di dalamnya ada izin berperang atau ada penerangan

tentang hal perang dan penjelasan tentang hukum-

hukummnya.
c Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-

hukuman tindak pidana, faraid, hak-hak perdata,

peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan

bidang keperdataan, kemasyarakatan dan

kenegaraan.

d Di dalamnya tersebut orang-orang munafik, kecuali

surat Al-Ankabut yang diturunkan di Mekah. Di

dalamnya terdapat sebelas ayat yang pertama

adalah ayat-ayat Madaniyyah. Di dalam ayat-ayat itu

disebut tentang orang-orang munafik14

e Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka

diajak tidak berlebih-lebihan dalam beragama,

12 M.Hasbi Ash Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-


Quran/Tafsir.h.57.

13 M.Hasbi Ash Shiddieqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-


Quran/Tafsir.h.56.

14
seperti terdapat dalam surat Al-Baqarah, An-Nisa,Ali

Imran, At-Taubah dll.15

D Manfaat mempelajari Makkiyah dan Madaniyyah

Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyyah memiliki

banyak manfaat. Antara lain :

a Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan

Al-Quran, sebab pengetahuan mengenai tempat

turunnya ayat dapat membantu memahami ayat

tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang

benar, sekalipun yang menjadi pegangan adalah

pengertian umum lafaz, bukan sebab yang khusus.

Berdasarkan hal itu seorang mufassir dapat

membedakan antara ayat yang nasikh dengan ayat yang

mansukh bila diantara kedua ayat tersebut terdapat

makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian tentu

merupakan nasikh yang terdahulu.

b Meresapi gaya bahasa Al-Quran dan

memanfaatkannya dalam metode berdakwah menuju

jalan Allah swt. Sebab setiap situasi mempunyai

bahsanya tersendiri. Memperhatikan apa yang menjadi

tuntutan kondisi, sangat penting dalam ilmu balaghah.

Ciri khas bahasa Makkiyah dan Madaniyyah dalam Al-

14 Prof.Dr.Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy.Ilmu-Ilmu Al-


Quran.h.73.

15 Prof.Dr.Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy.Ilmu-Ilmu Al-


Quran.h.74.

15
Quran, juga memberikan kepada orang yang

mempelajarinya sebagai metode dalam dakwah ke jalan

Allah, agar dapat menyesuaikan dengan psikologi lawan

bicara, menguasai pikiran dan perasaannya, serta dapat

memberi solusi terhadap apa yang ada di dalam dirinya

dengan penuh bijaksana. . setiap tahapan dakwah

mempunyai topik dan pola penyampaian tersendiri. Pola

penyampaian itu berbeda-beda, sesuai dengan

perbedaan manhaj, keyakinan dan kondisi lingkungan.

Yang demikian tampak jelas dalam berbagai cara Al-

Quran menyeru berbagai golongan; orang yang

beriman, yang musyrik, yang munafik dan Ahli kitab.

c Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui

ayat-ayat Al-Quran, sebab turunnya wahyu kepada

Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala

peristiwa yang menyertainya, baik pada periode Mekah

maupun periode Madinah, sejak turunnya iqra hingga

ayat yang terakhir diturunkan. Al-Quran adalah sumber

pokok bagi hidup Rasulullah. Pola hidup beliau harus

sesuai dengan Al-Quran, dan Al-Quran pun memberikan

kata putus terhadap perbedaan riwayat yang mereka

riwayatkan16

16 Syaikh Manna Al-Qaththan,Pengantar Studi Ilmu Al-Quran(Jakarta:


Pustaka Al-Kautsar,Cet V. 2010),h.71-72.

16
E Perselisihan Ulama Mengenai Kategori Makiyyah
dan Madaniyyah

Dalam kitab karangan Manna Al-Qaththan yang berjudul


Pengantar Studi Ilmu al- Quran menyebutkan bahwa yang
terpenting dalam objek kajian para ulama yang diturunkan di
Mekkah atau Madinah serta yang menjadi perselisihan yaitu:

1 Ayat-ayat Makkiyah dalam surat-surat Madaniyah


Mereka memberi contoh dengan firman dalam surat Al-Hujurat
ayat 13.









13)

Artinya :

Wahai manusia sungguh, Kami telah menciptakan kamu


dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami
jadikan kami berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamudi
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha
Mengetahui, Maha teliti.17

Ayat tersebut diturunkan di Makkah pada hari penaklukan

kota Makkah, tetapi sebenarnya Madaniyah karena diturunkan

selepas hijrah. Disamping itu, seruannya pun bersifat umum.

17Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya (Jakarta: CV


Darus Sunnah, 2002), hlm. 517.

17
Ayat seperti ini oleh para ulama tidak dinamakan Makkiyah dan

tidak juga Madaniyah secara pasti. Tetapi mereka mengatakan;

ayat yang diturunkan di Makkah namun hukmya Madaniyah.

2 Ayat-ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah

Misalnya surat Al-Anam. Ibnu Abbas berkata surat ini

diturun sekaligus di Makkah, maka ia adalah Makkiyah, kecuali

tiga ayat yang diturunkan di Madinah, yaitu ayat 151 153.

Dan, surat Al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi, ada tiga ayat

yang Madaniyyah, yaitu ayat 19-21.

3 Yang diturun di Makkah namun hukumnya Madaniyah

Misalnya surat Al-Hujurat; Ayat 13, ayat ini diturunkan di

Makkah pada hari penaklukan kota Makkah,tetapi sebenarnya

Madaniyah karena diturunkan setelah hijrah. Disamping itu,

seruannnya pun bersifat umum. Ayat ini oleh para ulama

dinamakan Makkiyah dan juga dinamakan Madaniyah secara

pasti. Tetapi mereka mengatakan; ayat yang diturunkan di

Makkah namunnya Madaniyah.

4 Ayat yang diturunkan di Madinah tetapi hukumnya

Makkiyah

Mereka memberi contoh dengan surat Al-Mumtahanah.

Surat ini diturunkan di Madinah dilihat dari segi tempat turunnya,

tetapi seruannya ditujukan kepada orang musyrik penduduk

Makkah. Juga seperti permulaan surat Baraah (At-Taubah) yang

diturunkan di Madinah, tetapi seruannya ditujukan kepada orang-

orang musyrik penduduk Makkah.

18
5 Yang serupa dengan yang diturunkan di Makkah dalam

kelompok Madaniyah.

Yang dimaksud para ulama disini adalah ayat-ayat yang

terdapat pada madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan

cirri seperti Makkiyah. Contohnya Firman Allah dalam surat Al-

Anfal: ayat 32 yang Madaniyah.

Hal ini dikarenakan permintaan kaum musyrikin untuk

disegerakan azab adalah di Makkah.

Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam

kelompok Makkiyah

Yang dimaksud ulama disini kebalikan dari sebelumnya.

Mereka mencontohkan dalam surat An-Najm. Ayat 32

6 Ayat yang dibawa dari Makkah ke Madinah

Contohnya ialah dalam surat Al-Ala. HR. al-bukhari dari

Baraah bin Azib yang mengatakan, Bahwa yang pertama kali

dating kepada kami dikalangan sahabat Nabi adalah Mushab bin

Umair dan Ibnu Ummi Maktum. Keduanya membacakan Al-

Quran kepada kami, setelah itu datanglah Ammar, Bill, dan

Saad. Kemudian datang pula Umar bin Khattab sebagai orang

nomor yang kerua puluh. Baru setelah itu dating nabi. Aku

melihat penduduk Madinah bergembira setelah aku

membacasabbihisma robbikal ala.

7 Ayat yang dibawa dari Madinah ke Makkah

Contohnya dari awal surat Baraah, yaitu ketika Rasulullah

memerintahkan kepada Abu Bakar untuk pergi haji pada tahun

19
kesembilan dan hal inipun disampaikan kepada kaum Musyrikin

bahwa tahuntidak seorangpun orang musyrik boleh berhaji.

8 Ayat yang turun diwaktu malam dan waktu siang

Kebanyakan ayat turun pada siang hari dan yang

diturunkan pada malam hari, Abu Qosim Al-Hasan bin

Muhammad bin Habib An-Naisaburi telah menelitinya. Contoh

diantaranya adalah bagian-bagian akhir surat ali Imron dan yang

lainnya.

9 Ayat yang turun di musim panas dan musim dingin

Para ulama member contoh ayat yang turun dimusim

panas tentang ayat tentang kalalah yang terdapat di akhir surat

An-Nisa. Contoh lain ialah ayat-ayat yang turun dalam perang

Tabuk, yang terjadi pada musim panas yang berat sekali seperti

yang dinyatakan dalam al-Quran surat At-Taubah ayat 81.

Sedangkan musim dingin mereka mencontohkan dengan

ayat-ayat mengenai tuduhan bohong yang terdapat dalam

surat An-Nur :

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita

bohong itu adalah darigolongan kamu. Sampai dengan bagi

mereka ampunkan dan rezeki yang mulia. (An-Nur: 11-26)18

10 Yang turun di waktu menetap dan perjalanan

Mayoritas ayat-ayat dan surat-surat al-Quran turun pada

saat Nabi dlam keadaan menetap. Akan tetapi, karena kehidupan

Rasulullah tidak pernah lepas dari jihad dan peperangan dijalan

Allah, maka wahyu pun pernah turun dalam peperagan tersebut.

18Ibid hal. 6

20
Contohnya awal surat Al-Anfal yang turun pada waktu perang

Badar.19

19Hasbi As-Shidiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/ Tafsir.hal.


64

21
BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan


bahwa Pengetahuan tentang ayat-ayat Mekkah dan Madinah
merupakan bagian yang penting dalam Ulum Quran. Hal ini
bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga
untuk memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan.
Sebagaian surat di dalam al-Quran berisi ayat-ayat dari
kedua periode tersebut dan dalam beberapa hal muncul
perbedaan pendapat dari kalangan para ulama tentang
klasifikasi ayat-ayat tertentu.
Bagaimanapun juga secara keseluruhan memang sudah
berhasil disusun suatu pola pemisahan (pembagian) yang sudah
mapan, dan telah digunakan secara meluas secara ilmu tafsir,
dan dijabarkan dari bukti-bukti internal yang ada dalam teks al-
Quran itu sendiri.
Karakteristik surat dan ayat-ayat Al-Quran ini terbagi
menjadi dua yaitu karakteristik Makkiyah dan karakteristik
Madaniyah.
Adapun kegunaan mempelajari ilmu ini antara lain agar
dapat dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Quran, agar
dapat meresapi gaya bahasa Al-Quran dan memanfaatkannya
dalam metode berdakwah menuju jalan Allah swt. Sebab setiap
situasi mempunyai bahasanya tersendiri, dan mengetahui
sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Quran, sebab turunnya
wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan
segala peristiwa yang menyertainya, baik pada periode Mekah
maupun periode Madinah, sejak turunnya iqra hingga ayat yang

22
terakhir diturunkan. Serta masih banyak manfaat lain yang bisa
didapatkan dari mempelajari Makkiyah dan Madaniyyah.
Dan Perselisihan Ulama Mengenai Kategori Makiyyah dan
Madaniyyah terbagi menjadi berikut :
a Ayat-ayat Makkiyah dalam surat-surat Madaniyah
b Ayat-ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah
c Yang diturunkan di Makkah namun hukumnya Madaniyah
d Ayat yang diturunkan di Madinah tetapi hukumnya
Makkiyah
e yang serupa dengan yang diturunkan di Makkah dalam
kelompok Madaniyah.
f Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam
kelompok Makkiyah
g Ayat yang dibawa dari Makkah ke Madinah
h Ayat yang dibawa dari Madinah ke Makkah
i Ayat yang turun diwaktu malam dan waktu siang
j Ayat yang turun di musim panas dan musim dingin
k Yang turun di waktu menetap dan perjalanan

23
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-Karim.
Anwar, Rohison. Ulumul Al-Quran. Bandung: CV Pustaka Setia,
2015.
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Sejarah dan
Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir. Jakarta: PT Bulan Bintang,
1992.
_______. Ilmu-Ilmu Al-Quran. PT. Pustaka Rizki Putra, 2014.
Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjemahnya. Jakarta; CV
Darus Sunnah, 2002.
Djalal, Abdul. Ulumul Quran. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.
al-Qaththan, Syaikh Manna. Mabahis fi Ulumul Quran. Terj.
Aunur Rafiq El-Mazni, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Jakarta. 2010.

Zaid, Nasr Hamid Abu. Mafhum an-nash Dirasah Fi Ulum Al-


Quran. Terj. Lkis, Kritik Terhadap Ulumul Al-Quran.
Yogyakarta: Lkis Yogyakarta. 2005.

24

Anda mungkin juga menyukai