Anda di halaman 1dari 11

1.

Identitas Nasilonal dalam Konteks Bangsa (Dalam Bentuk Watak dan


Kebudayaan)

Arsitektur

Secara teknis, tidak ada arsitektur yang diberi nama Arsitektur Perancis, meskipun
tidak pernah benar. Nama lama Arsitektur Gothic adalah Arsitektur Perancis (atau Opus
Francigenum). Sebutan "Gothic" muncul sebagai bentuk bergaya dan digunakan secara luas.
Perancis Utara adalah rumah bagi beberapa katedral dan basilika Gothic terpenting, yang
pertama adalah Basilika Saint Denis (digunakan sebagai nekropolis kerajaan); katedral
Gothic Perancis penting lainnya adalah Notre-Dame de Chartres dan Notre-Dame d'Amiens.
Raja dimahkotai di gereja Gothic penting lainnya: Notre-Dame de Reims. Selain gereja,
Arsitektur Gothic telah digunakan di banyak istana religius, yang terpenting adalah Palais
des Papes di Avignon.

Selama Abad pertengahan, kastil berbenteng dibangun oleh bangsawan feodal untuk
menandakan kekuasaanya menentang pesaingnya. Ketika Raja Philip II merebut Rouen dari
Raja John, contohnya, ia merobohkan kastil ducal untuk membangun yang lebih besar. Kota
berbenteng juga umum, sayangnya banyak kastil Perancis hancur termakan waktu. Inilah
mengapa Chteau-Gaillard Richard si Hati Singa dirobohkan, juga Chteau de Lusignan.
Beberapa kastil Perancis yang selamat adalah Chinon, Chteau d'Angers, kastil raksasa
Chteau de Vincennes dan Kastil Cathar.

Sebelum pemunculan arsitektur ini Perancis telah menggunakan Arsitektur Romawi


seperti sebagian Eropa Barat (dengan pengecualian Semenanjung Iberia, yang menggunakan
arsitektur Moor). Beberapa contoh hebat gereja Romawi di Perancis adalah Basilika Saint
Sernin di Toulouse dan reruntuhan Biara Cluny (hancur semasa Revolusi dan Perang
Napoleon).

Akhir Perang Seratus Tahun menandakan tahap penting dalam perubahan arsitektur
Perancis. Itulah masanya Renaisans Perancis dan beberapa seniman dari Italia dan Spanyol
diundang ke Perancis; banyak istana kediaman, rancangan Italia, dibangun, terutama di
Lembah Loire. Beberapa kastil kediaman adalah Chteau de Chambord, Chteau de
Chenonceau, atau Chteau d'Amboise. Setelah renaisans dan berakhirnya Abad
Pertengahan, Arsitektur Baroque menggantikan Gothic. Tetapi, di Perancis, arsitektur
baroque menuai kesuksesan besar dalam domain sekuler daripada keagamaan. [42] Dalam
domain sekuler Istana Versailles memiliki banyak fitur baroque. Jules Hardouin Mansart
dapat dikatakan sebagai arsitek Perancis berpengaruh dalam gaya baroque, degnan kubah
baroque-nya yang terkenal di Les Invalides. Beberapa arsitektur baroque provinsi impresif
dapat ditemukan di tempat yang bukan Perancis seperti Place Stanislas di Nancy. Dalam sisi
arsitektur militer Vauban merancang sejumlah benteng paling efisien di Eropa dan menjadi
arsitek militer paling berpengaruh.

Setelah Revolusi, para Republikan memuja Neoklasikisme meskipun neoklasikisme


diperkenalkan di Perancis sebelum revolusi dengan bangunan seperti Pantheon Paris atau
Capitole de Toulouse. Dibangun selama Kekaisaran Perancis Arc de Triomphe dan Sainte
Marie-Madeleine menampilkan tren ini sebagai yang terbaik.

Dibawah Napoleon III sebuah gelombang baru urbanisme dan arsitektur dilakukan. Bila
beberapa bangunan menarik seperti Palais Garnier neo-baroque dibangun, perencanaan
urban pada waktu itu sangat rapi dan hebat. Contohnya Baron Haussmann membangun
kembali Paris. Masa-masa ini juga membangkitkan tren Kebangkitan Gothic yang kuat di
seluruh Eropa, di Perancis arsitek yang merancangnya adalah Eugne Viollet-le-Duc. Pada
abad ke-19 Gustave Eiffel merancang banyak jembatan (seperti Jembatan Garabit) dan
menjadi salah satu perancang jembatan berpengaruh pada masa itu, meskipun ia berhasil
dikenang karena Menara Eiffel.

Pada abad ke-20, Arsitek Swiss Le Corbusier merancang beberapa bangunan di


Perancis. Banyak arsitek terbaru Perancis menggabungkan gaya arsitektural modern dan
lama. Piramida Louvre adalah contoh baik arsitektur modern yang ditambahkan ke sebuah
bangunan lama. Bangunan yang paling sulit dibuat di kota-kota Perancis adalah pencakar
langit, karena dapat terlihat dari jauh. Distrik finansial terbesar Perancis adalah La Defense,
di mana sejumlah besar pencakar langit terletak. Bangunan besar lainnya yang ditantang
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya adalah jembatan besar; contohnya
Jembatan Millau. Beberapa arsitek Perancis modern meliputi Jean Nouvel atau Paul Andreu.

Sastra

Sastra Perancis dapat dilacak kembali hingga Abad Pertengahan. Perancis tidaklah
memiliki bahasa yang seragam tapi terbagi menjadi beberapa dialek (terutama: dialek ol
utara, oc selatan). Setiap penulis menggunakan pengejaan dan kosakatanya sendiri.
Beberapa teks pertengahan Perancis tidak ditandai seperti Tristan dan Iseult, atau Lancelot
dan Cangkir Suci, di antara lainnya. Sebagian puisi dan literatur Perancis pertengahan
terinspirasi oleh Permasalahan Perancis, seperti The Song of Roland dan berbagai Chansons
de geste. "Roman de Renart" ditulis tahun 1175 oleh Perrout de Saint Cloude, dan
menceritakan karakter pertengahan Reynard ('Serigala'); juga merupakan contoh populer
cerita Perancis.
Karena karakter tak dikenal dalam banyak karya Perancis pada Abad Pertengahan,
beberapa penulis pertengahan menjadi terkenal: Chrtien de Troyes, contohnya. Budaya
'Oc' juga terkenal pada Abad Pertengahan. Contoh awal karya puisi bahasa daerah dalam
Occitan adalah Duke William IX of Aquitaine.

Mengenai sejarah bahasa Perancis, salah satu penulis terpenting adalah Franois
Rabelais. Perancis Modern mendapat keuntungan dari gayanya. Karyanya yang paling
terkenal adalah Gargantua dan Pantagruel. Kemudian, Jean de La Fontaine menulis
"Fables", sebuah kumpulan cerita pendek, ditulis terbalik, dan selalu berakhiran dengan
sebuah "pengajaran moral". Selama abad ke-17 karya Pierre Corneille, Jean Racine dan
Molire, buku moral dan filosofi Blaise Pascal dan Ren Descartes memengaruhi aristokrasi
yang meninggalkan warisan penting bagi penulis pada masa yang akan datang.

Tapi pada abad ke-18 dan ke-19 literatur dan syair Perancis mencapai masa
kejayaannya. Abad ke-18 adalah masa munculnya karya dari para penulis, pengesai dan
pemoral terkenal seperti Voltaire, Denis Diderot dan Jean-Jacques Rousseau. Karena
banyaknya literatur Perancis pada waktu itu, Charles Perrault adalah penulis yang paling
kaya, dengan cerita seperti: "Puss in Boots", "Cinderella", "Sleeping Beauty" and
"Bluebeard".

Abad ke-19 adalah masa kemunculan banyak novel Perancis terkenal: Victor Hugo,
Alexandre Dumas dan Jules Verne adalah yang terkenal dari para penulis, keduanya berada
di dalam dan luar Perancis, dengan novel terkenal seperti The Three Musketeers, The Count
of Monte-Cristo, Twenty Thousand Leagues Under the Sea, atau The Hunchback of Notre-
Dame. Penulis fiksi abad ke-19 lainnya meliputi Emile Zola, Guy de Maupassant, Thophile
Gautier dan Stendhal. Penyair simbolis pada abad ke-19 juga dibuktikan sebagai pergerakan
kuat dalam dunia syair Perancis, dengan seniman seperti Charles Baudelaire, Paul Verlaine
dan Stphane Mallarm.

Pada abad ke-20 penulis seperti Louis-Ferdinand Cline, Albert Camus, dan Jean-Paul
Sartre menjadi terkenal di dalam dan luar Perancis. Contoh lainnya dalam dunia literatur
anak adalah Antoine de Saint Exupry, yang Little Prince-nya telah terkenal selama
beberapa dekade bagi anak dan dewasa di seluruh dunia. Prix Goncourt adalah penghargaan
literatur terkenal Perancis. Pertama diberikan tahun 1903, diberi gelar "karya prosa terbaik
dan paling imajinatif tahun ini".

Olahraga

Olahraga terkenal di Perancis meliputi sepak bola, cikal bakal dari rugby dan di
beberapa wilayah, basket dan bola tangan. Perancis telah menyelenggarakan pertandingan
seperti Piala Dunia FIFA 1930 dan 1998, dan Piala Dunia Persatuan Rugby 2007. Stade de
France di Paris adalah stadion terbesar di Perancis dan tempat diadakannya final Piala
Dunia FIFA 1998, dan menyelenggarakan final Piala Dunia Rugby 2007 pada Oktober
2007. Perancis juga mengadakan Tour de France tahunan, balap sepeda jalan paling terkenal
di dunia. Perancis juga terkenal karena balap pertahanan mobil sport 24 Jam Le Mans yang
diadakan di departemen Sarthe. Beberapa turnamen tenis besar dilakukan di Perancis,
termasuk Paris Masters dan French Open, satu dari empat turnamen Grand Slam.

Perancis memiliki hubungan dekat dengan Olimpiade Modern; adalah aristokrat


Perancis, Baron Pierre de Coubertin, yang menyarankan kebangkitan Olimpiade, di akhir
abad ke-19. Setelah Athena mengadakan Olimpiade pertama, sesuai asal Olimpiade di
Yunani, Paris mengadakan Olimpiade kedua tahun 1900. Paris juga tempat kantor pusat
Komite Olimpiade Internasional pertama, sebelum dipindahkan ke Lausanne. Sejak
Olimpiade 1900, Perancis telah menyelenggarakan Olimpiade sebanyak empat kali:
Olimpiade Musim Panas 1924, di Paris dan tiga Olimpiade Musim Dingin (1924 di
Chamonix, 1968 di Grenoble dan 1992 di Albertville).

Tim sepak bola nasional dan tim persatuan rugby nasional diberi nama "Les Bleus"
karena warna kaus tim juga bendera tiga warna Perancis. Tim sepak bolanya dianggap
sebagai yang terbaik di dunia dengan satu kemenangan Piala Dunia FIFA tahun 1998, satu
peringkat kedua Piala Dunia FIFA tahun 2006, dan dua European Championship dalam
1984 dan 2000. Kompetisi klub sepak bola nasional teratas adalah Ligue 1. Rugby juga
sangat populer, di Paris dan barat daya Perancis. Tim rugby nasional telah bertanding setiap
Piala Dunia Rugby, dan ikut dalam Kejuaraan Enam Negara tahunan. Setelah turnamen
domestik tim rugby Perancis telah memenangkan enam belas Kejuaraan Enam Negara,
termasuk delapan grand slam; dan mencapai semi-final dan final Piala Dunia Rugby.

Marianne

Marianne adalah simbol Republik Perancis. Ia adalah figur kebebasan dan Republik dan
pertama muncul pada masa Revolusi Perancis. Penampilan awal Marianne berupa wanita
yang mengenakan penutup kepala Phyrgia. Asal nama Marianne belum diketahui, tapi
Marie-Anne adalah nama pertama yang umum pada abad ke-18. Anti-revolusioner pada
waktu itu menyebutnya La Gueuse (Sang Pengumum). Dipercayai bahwa revolusioner dari
Perancis Selatan menggunakan penutup kepala Phyrgia sebagai simbol kebebasan, telah
dikenakan oleh budak yang merdeka di Yunani dan Roma. Pelaut dan penjahat Mediterania
yang bekerja di dapur juga mengenakan penutup kepala sejenis.

Dibawah Republik Ketiga, patung Marianne mulai dibuat, umumnya di balai kota. Ia
ditampilkan dalam berbagai bentuk kelakuan, tergantung bila tujuannya adalah menekankan
alam revolusionernya atau "kebijaksanaan"-nya. Sepanjang waktu, penutup kepala Phyrgia
dianggap terlalu mencolok, dan digantikan oleh sebuah diadem atau mahkota. Dalam
beberapa waktu belakangan, banyak wanita terkenal Perancis telah digunakan sebagai
model untuk Marianne tersebut. Beberapa di antaranya adalah Sophie Marceau dan Laetitia
Casta. Ia juga muncul pada barang harian seperti prangko dan koin.

"Bapak Filosofi Modern" Sainte Chapelle Saint Louis menandakan


kesadaran Perancis terhadap arsitektur
religius.

Menara Eiffel adalah ikon Paris dan Molire adalah penulis yang karyanya sering
Perancis dimainkan dalam Comdie-Franaise
Penyair, penulis, dan penerjemah abad ke-19
Tour de France
Charles Baudelaire.

Lambang masonik Marianne

2. Proses Berbangsa dan Bernegara (Teori Terjadinya Negara)


Nama "France" berasal dari Francia Latin, yang berarti "tanah bangsa Frank" atau
"Frankland". Terdapat berbagai teori asal nama Frank. Salah satunya berasal dari kata Proto
Jermanik frankon yang diartikan sebagai javelin atau lance karena kapak lempar Frank yang
dikenal sebagai francisca. Etimologi lainnya adalah bahwa dalam sebuah bahasa Jermanik
kuno, Frank berarti "bebas" yang merujuk pada budak. Kata ini masih digunakan dalam
bahasa Perancis sebagai franc, juga digunakan sebagai penerjemahan "Frank" dan nama
mata uang lokal, hingga penggunaan euro pada tahun 2000-an. Dalam bahasa Jerman,
Perancis masih disebut Frankreich, yang berarti "Kerajaan Bangsa Frank". Untuk
membedakannya dari Kekaisaran Frank Charlemagne, Perancis Modern disebut Frankreich,
sementara Kerajaan Frank disebut Frankenreich.
Kata "Frank" telah digunakan sejak kejatuhan Roma hingga Abad Pertengahan, dari
pengangkatan Hugh Capet sebagai "Raja Frank" ("Rex Francorium") menjadi biasa merujuk
pada Kerajaan Francia, yang kemudian menjadi Perancis. Raja Capetia menurun dari
Robertine, yang memiliki dua raja Frank, dan sebelumnya memegang gelar "Duke of the
Franks" ("dux Francorum"). Tanah Frank meliputi sebagian Perancis Utara modern tapi
karena kekuasaan raja dilemahkan oleh pangeran regional sebutan ini kemudian ditetapkan
pada demesne kerajaan sebagai tangan pendek. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk
seluruh Kerajaan sebagai kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan.
Kerajaan memerintah Perancis hingga Revolusi Perancis, tahun 1789, Louis XVI dan
istrinya, Marie Antoinette, dieksekusi (tahun 1793), bersama ribuan warga sipil Perancis
lainnya. Setelah berbagai skema pemerintahan pendek, Napoleon Bonaparte mengambil alih
pemerintahan Republik tahun 1799, menjadikannya Konsul Pertama, dan kemudian Kaisar
apa yang sekarang dikenal sebagai Kekaisaran Pertama (18041814). Dalam beberapa
perang, pasukannya menguasai sebagian besar benua Eropa, dengan anggota keluarga
Bonaparte ditunjuk sebagai raja dari kerajaan-kerajaan yang baru didirikan.
Setelah kekalahan terakhir Napoleon tahun 1815 dalam Pertempuran Waterloo, monarki
Perancis dibentuk kembali, tapi dengan pembatasan konstitusional baru. Tahun 1830,
sebuah pemberontakan warga sipil memaksa pembentukan Monarki Juli konstitusional,
yang berjalan hingga 1848. Republik Kedua yang berusia pendek ini berakhir tahun 1852
ketika Louis-Napolon Bonaparte memproklamirkan Kekaisaran Kedua. Louis-Napolon
mundur setelah kekalahan dalam perang Perancis-Prusia tahun 1870 dan rezimnya
digantikan oleh Republik Ketiga.
Perancis memiliki jajahan kolonial, dalam berbagai bentuk, sejak awal abad ke-17
hingga 1960-an. Pada abad ke-19 dan 20, imperium kolonial seberang laut globalnya
terbesar kedua di dunia setelah Imperium Britania. Pada puncaknya, antara 1919 dan 1939,
imperium kolonial Perancis kedua membentang hingga 12.347.000 kilometer persegi
(4.767.000 sq mi). Termasuk Perancis Metropolitan, total wilayah daratan dibawah
kedaulatan Perancis mencapai 12.898.000 kilometer persegi (4.980.000 sq mi) tahun 1920-
an dan 1930-an, yang mencakup 8.6% dari total daratan dunia.
Deklarasi Schuman tanggal 9 Mei 1950 di Quai d'Orsay di Paris dianggap sebagai dasar
berdirinya Uni Eropa dan dirayakan setiap tahun sebagai Hari Eropa oleh UE. Meskipun
menang dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Perancis mengalami banyak kematian
dan kerugian material (dan meskipun hanya sebagian kecil teritorinya diduduki selama
Perang Dunia I, teritori metropolitannya diduduki seluruhnya oleh Jerman selama perang
kedua). Tahun 1930-an ditandai oleh berbagai reformasi sosial yang diperkenalkan oleh
pemerintah Front Populer. Republik Keempat dibentuk setelah Perang Dunia II dan, selain
pertumbuhan ekonomi yang spektakuler (les Trente Glorieuses), negara ini berusaha
mengelola status politiknya sebagai negara bangsa dominan. Perancis berusaha menjaga
imperium kolonialnya, tapi kemudian menjadi masalah. Usaha 1936 untuk mengambil
kembali kontrol atas Indocina Perancis mengakibatkan tercetusnya Perang Indocina
Pertama, yang berakhir dalam kekalahan Perancis di Pertempuran Dien Bien Phu tahun
1954. Beberapa bulan kemudian, Perancis menghadapi konflik baru, dan lebih besar di
Aljazair.
Debat mengenai mungkin atau tidak menjaga kontrol terhadap Aljazair, yang kemudian
rumah bagi satu juta penetap Eropa, menghancurkan negara dan hanpir memulai perang
sipil. Tahun 1958, Republik Keempat yang lemah dan tidak stabil berubah menjadi
Republik Kelima, yang memiliki kekuasaan Presiden lebih diperkuat. Pemimpin
pertamanya, Charles de Gaulle berusaha mempersatukan negara sementara mengakhiri
perang.
Republik Perancis adalah sebuah republik semi-presidensial uniter dengan tradisi
demokratis yang kuat. Konstitusi Republik Kelima disetujui melalui referendum tanggal 28
September 1958. Sehingga memperkuat kewenangan eksekutif dengan parlemen. Cabang
eksekutif itu sendiri memiliki dua pemimpin: Presiden Republik, yang merupakan Kepala
Negara dan dipilih langsung oleh hak pilih universal orang dewasa untuk jabatan selama 5
tahun (sebelumnya 7 tahun), dan Pemerintah, dipimpin oleh Perdana Menteri yang ditunjuk
presiden.
Parlemen Perancis adalah sebuah badan legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis
Nasional (Assemble Nationale) dan Senat. Deputi Majelis Nasional mewakili konstituensi
lokal dan terpilih langsung selama 5 tahun. Majelis memiliki kekuasaan untuk
membubarkan kabinet, dan mayoritas anggota Majelis menetapkan pilihan pemerintah.
Senator dipilih oleh dewan pemilih untuk jabatan 6 tahun (sebenarnya 9 tahun), dan
setengah kursi dimasukkan dalam pemilihan setiap 3 tahun yang dimulai pada September
2008.[12] Kekuasaan legislatif Senat terbatas; dalam penentangan antara kedua pihak, Majelis
Nasional memiliki perkataan terakhir, kecuali untuk hukum konstitusional dan lois
organiques (hukum yang disediakan langsung oleh konstitusi) dalam beberapa hal.
Pemerintah memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan agenda Parlemen.
Politik Perancis ditandai oleh dua pengelompokkan yang saling menentang secara
politik: pertama sayap kiri, dipusatkan di sekitar Partai Sosialis Perancis, dan lainnya sayap
kanan, sebelumnya dipusatkan pada Rassemblement pour la Rpublique (RPR) dan
sekarang Persatuan untuk Gerakan Rakyat (UMP). Cabang eksekutif kebanyakan terdiri dari
anggota UMP.
Negara Perancis saat ini (terkenal dengan istilah Republik Kelima) merupakan sebuah
negara Republik dan berbentuk negara kesatuan. Perancis menganut sistem pemerintahan
semi presidensiil. Mengapa disebut semi Presidensiil? Ini dikarenakan dalam menjalankan
roda pemerintahan, Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dibantu oleh
seorang Perdana Menteri. Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan yang presidensiil
secara murni dimana Presiden hanya menjalankan pemerintahan seorang diri dengan hanya
dibantu kabinet.
Untuk urusan legislatif, Perancis menggunakan sistem parlemen 2 pintu (bikameral)
yang terdiri dari National Assembly (sidang Nasional) dan Senat Tidak Berpendapat
(Perliament Sovereignity). Hal ini berbeda dengan Indonesia yang mempunyai sistem
legislatif trikameral (3 pintu) yang terdiri dari MPR, DPR, dan DPRD. Di Perancis,
parlemen dapat membubarkan kabinet sehingga pihak mayoritas menjadi penentu pilihan
pemerintah. Walaupun demikian, Presiden tidak dipilih oleh parlemen tetapi dipilih secara
electoral college yang terdiri dari wakil-wakil daerah / kota.
Dalam menjalankan sistem pemerintahan di perancis, kabinet yang anggotanya terdiri
dari dewan - dewan menteri berada dibawah kepemimpinan Perdana Menteri. Sedangkan
Presiden bersama dengan Sidang Nasional dan Parliement Sovereignity akan mengangkat
Dewan Konstitusi. Dewan Konstitusi ini anggotanya terdiri dari 9 orang yang tugas
utamanya adalah mengawasi ketertiban dalam proses pemilihan presiden dan parlemen serta
mengawasi pelaksanaan referendum.
Konstitusi yang dianut oleh Negara Perancis adalah konstitusi tertulis. Namun bila
dibandingkan dengan negara-negara yang lain, konstitusi Perancis ini lebih regid (lebih
kaku). Terjadi pemisahan kekuasaan yang jelas antara legislatif yang ada di tangan
parlemen, Eksekutif di tangan Presiden, dan Yudicial di tangan badan kehakiman. Mengenai
Badan Kehakiman, para hakim ini diangkat oleh eksekutif dan terbagi menjadi dua. Yaitu
Peradilan Kasasi (Court of Casation) dan Peradilan Hukum Administrasi. Dalam perkara-
perkara yang rumit dan berat, penanganannya akan dilakukan oleh Tribunal des Conflits.
Secara ringkas ciri-ciri pemerintahan Perancis sekarang ini (Republik Kelima) sebagai
berikut.
a. Perancis adalah negara kesatuan
b. Konstitusinya tertulis, tetapi lebih kaku (rigid)
c. Pemisahan kekuasaan tampak agak jelas, legislatif di tangan parlemen, eksekutif di
tangan presiden dan perdana menteri, serta yudisial di tangan badan kehakiman
d. Presiden sebagai kepala eksekutif tidak dipilih oleh parlemen, tetapi oleh electoral
College yang terdiri atas wakil municipal (daerah-daerah/ kota-kota)
e. Kabinet terdiri atas dewan menteri-menteri yang dipimpin oleh perdana menteri
f. Dewan konstitusi, yaitu suatu dewan yang beranggotakan 9 orang yang diangkat
secara bersama oleh presiden, ketua assemble dan ketua senat. Tugas utamanya antara
lain :
1) Mengawasi ketertiban dalam proses pemilihan presiden dan parlemen
2) Mengawasi pelaksanaan referendum
3) Mengawasi agar tidak ada undang-undang yang bertentangan dengan konstitusi
g. Civil Service terdiri atas pegawai-pegawai karier yang menerjemahkan kehendak
parlemen ke dalam hak-hak kehidupan dan memaksakan kewajiban kepada orang-
orang Perancis
h. Pemerintahan daerah, dilaksanakan dengan sistem dekonsentrasi bersamaan dengan
desentralisasi, dan memiliki daerah-daerah, yaitu departemen dan commune.
i. Kekuasaan peradilan, berada di tangan para hakim yang diangkat oleh eksekutif.
Kekuasaan peradilan terbagi menjadi 2, yaitu peradilan kasasi (court of casation) dan
peradilan hukum administratif (couscil detat). Dalam perkara-perkara yang sulit
dilakukan Tribunal des Conflits.
3. Perkembangan Nasionalisme
Tokoh Vercingetorix oleh kaum intelektual Prancis pada abad ke 19 sebagai tokoh
nasional pertama yang mampu membangun persatuan berbangsa. Tokoh lain yang dianggap
berpengaruh terhadap pembentukan nasionalisme bangsa Prancis adalah Clovis yang hidup
pada kurun waktu 466-511 M. Sebagai pemimpin Prancis yang secara terbuka memeluk
agama Kristen, ia mendapatkan restu Paus di Roma untuk berkuasa. Dalam sejarahnya ia
mempersatukan Prancis dan akhirnya dikenang sebagai icon Prancis yang bercirikan
kekristenan. Oleh karena upayanya untuk mempersatukan Gallia dalam kerajaan yang
bersendikan kekristenan maka Prancis pada masanya dianggap sebagai Putri Sulung Gereja
(La fille Ainee de lEglise).
Ada beberapa raja pada masa Renaissance dan sesudahnya yang berpengaruh pada
konsep nasionalisme Prancis. Yang pertama adalah Francois I yang memperkuat angkatan
perang Prancis dan yang sekaligus membangun seni dan budaya Prancis sehingga terkenal.
Pada masanya pula konsep Negara terbentuk dan sekaligus pembentukan konsep
kewenangan raja dan kerajaannya. Raja lain yang membangun Prancis menjadi negara yang
besar adalah Louis XIV yang terkenal dengan pemerintahannya yang sangat panjang
(hampir 70 tahun usianya saat ia wafat). Louis XIV memang terkenal dengan ucapannya
yang angkuh bahwa negara adalah saya (letat cest moi) dan bersifat monarki absolut,
akan tetapi dengan karakter pribadinya yang kuat, Prancis mengalami masa-masa keemasan
kerajaan yang luar biasa.
Raja-raja pengganti Louis XIV tidak memiliki kekuatan pribadinya sehingga saat
pemerintahan cicitnya Louis XVI keadaan kerajaan Prancis sudah sangat matang untuk
suatu pemberontakan dan revolusi besar-besaran. Revolusi Prancis yang terkenal itu antara
lain dipicu oleh besarnya jurang sosial dan material antara kaum aristokrat dan rakyat,
sekaligus munculnya kaum intelektual yang tidak puas terhadap kondisi saat tersebut.
Revolusi Prancis pada 1789 itu melahirkan konsep berbangsa dan bernegara dari suatu
nasion modern. Konsep itu benar-benar berbeda dengan konsep monarki sebelumnya karena
konsep berbangsa dan bernegara ini mengenal warga negara (citoyen) yang memiliki hak
dan kewajiban. Konsep ini memiliki prinsip kebebasan, persaudaraan dan keseteraan
sebagai fondasi bangsa dan negara yang ditiru oleh bangsa-bangsa lain di dunia saat
mendirikan negara. Dari konsep inilah dkenal penyampaian aspirasi warga negara melalui
wakilnya di Parlemen.
Dalam prakteknya, Prancis dibentuk oleh bangsa yang memiliki keinginan untuk hidup
bersama dan mewujudkan cita-cita bersama (plebiscite de tous le jours) dari warga negara
yang merupakan pembentuk bangsa Prancis. Sebagai alat pemersatu, bangsa ini
menggunakan Bahasa Prancis mengalahkan berbagai bahasa setempat dan unsur ini tidak
dapat tergantikan oleh konsep lain.
Pada prosesnya, konsep bangsa dan negara Prancis dimatangkan oleh beberapa kali
perpindahan kekuasaan yang dimulai dari bangkitnya Napoleon yang mempertebal rasa
kebanggaan Prancis sampai dengan Revolusi 1848 yang membentuk Republik ke V yang
menjadi bentuk Prancis sampai sekarang. Pada kurun waktu tersebut konsep negara
berbentuk Republik berkembang luas dan berpengaruh besar hingga ke wilayah koloni
Prancis melalui sistem pendidikan. Pada masa ini pula dibuat peraturan perundangan yang
memisahkan Gereja dari Negara sehingga Prancis menjadi negara sekular.
Pada tahap perkembangannya, pematangan konsep berbangsa dan bernegara pada abad
ke XX telah membentuk suatu nasionalisme yang tidak mengakomodasi perbedaan etnis,
dan tidak mentolerir perbedaan agama di ruang publik. Padahal pada kenyataannya Prancis
mengalami perubahan besar yakni serbuan imigran dari negara-negara tetangganya, dan
setelah Perang Dunia ke II, serbuan imigran dari negara-negara bekas koloninya di Afrika
yang semua memiliki keinginan mendapatkan hidup yang lebih baik di Prancis yang
makmur.
Pada awalnya kehadiran mereka disambut baik oleh bangsa Prancis karena mereka
mengisi lowongan tenaga kerja kasar, akan tetapi dengan semakin besarnya gelombang
imigran serta rigidnya peraturan perundangan Prancis tentang berbangsa dan bernegara,
maka masalah sosial menjadi timbul. Imigran yang rata-rata beragama Islam dan datang dari
berbagai pendidikan, dari mulai yang paling tinggi (bekas pegawai kolonial) sampai yang
paling rendah (buruh) membuat mereka membentuk komunitas-komunitas di Prancis
sehingga membentuk lapisan-lapisan di masyarakat. Perbenturan sosial ini mengakibatkan
berbagai ketimpangan sosial, dan kericuhan sampai tingkat riot saat konsep berbangsa dan
bernegara Prancis yang sekuler diimplementasikan kepada warga komunitas Imigran.
Untuk menghadapi ketimpangan sosial ini, maka Prancis sudah mulai menyadari bahwa
mereka harus mengkaji ulang konsep berbangsa dan bernegara yang mendasarkan diri pada
konsep multikulturalisme yang menerima perbedaan dan tidak berusaha menyamakan
perbedaan tersebut.
4. Nasionalisme Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai