MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Anatomi Tumbuhan
yang dibina oleh Ibu Dr. Endang Kartini Ariati Murwani, M.S.
Oleh:
Ahya
Arwinda
Alifah
yenda
C. Tipe Batang
Estiti B. (1995) menyebutkan bahwa tipe batang dibedakan atas batang
konifer, dikotil berkayu, dikotil tidak berkayu (perdu), dikotil merambat, dikotil
dengan pertumbuhan menyimpang, dan monokotil.
1. Batang conifer
Contoh batang konifer adalah pinus. Pada keadaan primer batang
menunjukkan sejumlah berkas pembuluh (yang terdiri dari jalan daun dan berkas
batang) yang masing-masing terpisah oleh daerah intervasikuler yang sempit.
Kambium pembuluh yang terdiri dari bagian fasikuler dan interfasikuler
membentuk silinder xylem dan floem skunder yang bersinambungan. Di muka
celah daun, jaringan skunder dibentuk secara bertahap sehingga parenkim celah
menonjol ke arah xylem skunder yang dibentuk sejak awal. Xylem primer
mungkin masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer samas sekali
lenyap.
2. Batang dikotil berkayu
Pada kebanyakan dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya
sempit, misalnya pada salix, prunus, dan quercus, dan sangat sempit pada tilia.
Pada spesies-spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang
membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari empulur.
Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi
beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim
yang berisi klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau
selubung tepung.
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga
terdapat pada bagian korteks. Pada batang yang sudah tua, empulur terdiri atas sel
berdinding tebal dan berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem
sekunder banyak dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel
parenkim.
6. Batang Monocotyledoneae
Batang Poaceae pada penampang melintangnya tampak mempunyai berkas
pengangkut yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas
pengangkut yang tersusun melindungi di sebelah luar tertanam dalam jaringan
sklerenkim. Antara berkas pengangkut yang kecil dengan epidermis terdapat
serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada epidermis di dekat klorenkim. Pada
batang dengan bekas pengangkut tersebar, tidak terdapat lapisan serabut tepi, akan
tetapi parenkim di bawah epidermis mengalami penskleritan. Pada batang
Monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan berkas pengangkutnya
mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selain Poaceae juga mempunyai berkas pengangkut
tersebar atau melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil
yang hidup di air, mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim.
Antara korteks dan silinder pembuluh dibatasi oleh endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari
kambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal. Misalnya
pada Palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim
dasar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namun
ada juga tumbuhan Monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami
pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline,
Draceaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari parenkim yang
terdapat di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan berkas pengangkut
sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke arah luar.
Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang
membelah memanjang, kemudian sel yang dihasilkan membelah memanjang lagi
dua atau tiga kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh
dan bergabung dengan sel sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung
membentuk berkas pengangkut. Berkas pengangkut sekunder mungkin kolateral
atau amfivasal.