Pengolahan proses
transformasi sampah baik
secara:
Fisik,
Kimia,
Biologi.
1. Transformasi fisik:
Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara manual
atau mekanis.Sampah yang bersifat heterogen dipisahkan
menjadi komponen-komponennya, sehingga bersifat lebih
homogen. Langkah ini dilakukan untuk keperluan daur
ulang. Demikian pula sampah yang bersifat berbahaya dan
beracun sedapat mungkin dipisahkan dari jenis sampah
lainnya dibuang ke tempat pembuangan khusus.
Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau
kompaksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menekan
kebutuhan ruang sehingga mempermudah penyimpanan,
pengangkutan, dan pembuangan. Reduksi volume juga
bermanfaat untuk mengurangi biaya pengangkutan dan
pembuangan. Jenis sampah yang membutuhkan reduksi
volume antara lain: kertas, karton, plastik, kaleng, dll.
Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan.
2. Transformasi Kimia
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan
menggunakan prinsip proses pembakaran atau insinerasi.
Proses pembakaran sampah dapat didefinisikan sebagai
pengubahan bentuk sampah padat menjadi fasa gas, cair,
dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi
panas.
Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh karakteristik
dan komposisi sampah yaitu:
i. Nilai kalor sampah, semakin tinggi nilai kalor sampah
akan semakin mudah proses pembakaran. Persyaratan
nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah.
ii. Kadar air sampah, semakin kecil kadar airnya, proses
pembakaran akan berlangsung lebih mudah.
iii. Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari
partikel sampah maka semakin mudah sampah terbakar.
3. Transformasi Biologi
Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme untuk mendekomposisi
sampah menjadi bahan stabil yaitu kompos.
Teknik biotransformasi yang umum dikenal
adalah:
Komposting secara aerobik (produk berupa
kompos).
Penguraian secara anaerobik (produk berupa
gas metana, CO2, dan gas-gas lain, humus
atau lumpur). Humus/lumpur/kompos yang
dihasilkan sebaiknya distabilisasi terlebih
dahulu secara aerobik sebelum digunakan
sebagai kondisioner tanah.
SKALA PENGOLAHAN SAMPAH
SAMPAH DIBUAT
SAMPAH
ORGANIK PUPUK
DISORTIR
DIGILING ORGANIK
Sampah non-
organik
(plastik, kertas,
kaleng, gelas)
Pupuk organik
SAMPAH NON
ORGANIK Enersi panas
DIBAKAR
PENSORTIRAN
Sampah
organik seperti
daun, sayuran
Sampah non-
organik seperti
plastik
MESIN PENGGILING SAMPAH YANG TELAH
SAMPAH DIGILING
Sampah organik yang telah
digiling di dipindahkan ke Pupuk siap jual
bak beton & diberi Mikro-
organisme
CARA MEMBUAT EFFECTIVE
MICROORGANISM (EM)
CARA 1
Sediakan ember yang mempunyai
tutup. Campurkan 5 liter air
pencuci beras + 5 liter air kelapa +
cincangan sayur, kalau
bisa ditambah kulit jeruk + 1 butir
ragi + 1 kg gula jawa yang sudah
dicairkan. Aduk jadi satu dalam
ember dan tutup.
Sekali sehari buka, aduk dan tutup
kembali.
Pada hari ke 17 em-4 sudah jadi.
Cara membuat:
1. Sampah sayur, kulit buah-buahan dan
bekatul dicampurkan. Tempatkan dalam
sebuah ember atau penampung yang lain.
Tutup, sambil kadang2 diaduk, biarkan
selama satu minggu sampai membusuk
CARA 2 sehingga menjadi EM1. EM singkatan dari
Bahan-bahan: Effective Microorganism, yaitu jasad renik
Sampah sayur, "ganas" yang akan mempercepat proses
terutama kacang- pengomposan. Ditengarai dengan angka 1
kacangan karena inilah cairan mikroorganisme yang
Kulit buah-buahan terbentuk setelah mengalami dekomposisi
(pepaya, pisang, selama satu minggu.
rambutan, mangga, 2. Cairan EM1 dicampur dengan sampah
dsb.) sayur dan kulit buah-buahan. Kemudian
Bekatul, secukupnya didiamkan lagi selama satu minggu. Cairan
Gula merah, sedikit baru yang terbentuk disebut dengan EM2.
saja 3. Cairan EM2 dicampurkan dengan bekatul,
Air beras, secukupnya gula merah dan air beras. Dan didiamkan
lagi selama satu minggu sehingga menjadi
EM3.
4. Diamkan lagi selama satu minggu tanpa
menambahkan apa-apa. Cairan itu telah
menjadi EM4.
Cara Pembiakan
Bakteri
Untuk menghemat
Bahan dan Komposisi: biaya, bibit bakteri EM4
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
yang dibeli di toko dapat
kg gula merah/gula dikembangbiakkan
pasir/tetes tebu sendiri, sehingga
kg terasi kebutuhan pupuk
5 liter air organik untuk luas
Alat dan Sarana:
Ember
lahan yang ada dapat
Pengaduk dipenuhi. Adapun
Panci pemasak air prosedur pembiakan
Botol penyimpan bakteri EM4 adalah
Saringan (dari kain atau sebagai berikut:
kawat kasa)
Cara Pembiakan:
Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula
merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin!
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat
selama 2 hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan
diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring,
kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan
terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigen dari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk
membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi
dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air
matang dingin dan gula saja.
APLIKASI EM-4 DI BIDANG KESUBURAN
TANAH
Cara menggunakan:
Bakteri pengurai / EM4 dicampur 1 liter
ke dalam 200 liter air, kemudian disiram
ke tanah.
Kegunaan :
1. untuk mempercepat proses pembuatan
pupuk kompos maupun pupuk cair
(pupuk organik)
2. untuk mempercepat proses pengurai sisa
tanaman, pada tanah.
3. menggemburkan tanah.
PROSES PEMBUATAN KOMPOS SUPER