Anda di halaman 1dari 25

PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK

By: Lita Darmayanti


Setiap hari kita menghasilkan sampah.
Komposisi sampah:
1. Sampah organik (sisa makanan,
sayuran, tulang2an, daun2, kulit
udang, kerang, dsb) 60-70%
2. Sampah anorganik (kaleng, kaca, kain,
botol, kemasan plastik, kresek, dsb)
Timbulan sampah perhari cukup besar
di DKI Jaya bisa sampai 6500 ton/hari.
Sampah biasanya ditumpuk, dibuang ke
saluran drainase, dibakar, atau diambil petugas
kebersihan untuk dibuang ke TPA.
Kapasitas TPA terbatas.
TPA sanitary landfill berubah jadi open
dumping yang berbahaya, berbau, dan
mencemari air tanah sekitar.
PERLU KEPERDULIAN KITA SEMUA
UNTUK MENGATASI MASALAH INI

Sampah tidak mesti ditakuti bisa


dijadikan teman

Sampah tidak mesti dibakar tapi bisa


diolah dengan baik

PENGOLAHAN SAMPAH YANG TEPAT


Pengolahan sampah (UU no. 18/2008):
proses perubahan bentuk sampah
dengan mengubah karakteristik,
komposisi, dan jumlah sampah.

Pengolahan proses
transformasi sampah baik
secara:
Fisik,
Kimia,
Biologi.
1. Transformasi fisik:
Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara manual
atau mekanis.Sampah yang bersifat heterogen dipisahkan
menjadi komponen-komponennya, sehingga bersifat lebih
homogen. Langkah ini dilakukan untuk keperluan daur
ulang. Demikian pula sampah yang bersifat berbahaya dan
beracun sedapat mungkin dipisahkan dari jenis sampah
lainnya dibuang ke tempat pembuangan khusus.
Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau
kompaksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menekan
kebutuhan ruang sehingga mempermudah penyimpanan,
pengangkutan, dan pembuangan. Reduksi volume juga
bermanfaat untuk mengurangi biaya pengangkutan dan
pembuangan. Jenis sampah yang membutuhkan reduksi
volume antara lain: kertas, karton, plastik, kaleng, dll.
Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan.
2. Transformasi Kimia
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan
menggunakan prinsip proses pembakaran atau insinerasi.
Proses pembakaran sampah dapat didefinisikan sebagai
pengubahan bentuk sampah padat menjadi fasa gas, cair,
dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi
panas.
Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh karakteristik
dan komposisi sampah yaitu:
i. Nilai kalor sampah, semakin tinggi nilai kalor sampah
akan semakin mudah proses pembakaran. Persyaratan
nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah.
ii. Kadar air sampah, semakin kecil kadar airnya, proses
pembakaran akan berlangsung lebih mudah.
iii. Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari
partikel sampah maka semakin mudah sampah terbakar.
3. Transformasi Biologi
Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme untuk mendekomposisi
sampah menjadi bahan stabil yaitu kompos.
Teknik biotransformasi yang umum dikenal
adalah:
Komposting secara aerobik (produk berupa
kompos).
Penguraian secara anaerobik (produk berupa
gas metana, CO2, dan gas-gas lain, humus
atau lumpur). Humus/lumpur/kompos yang
dihasilkan sebaiknya distabilisasi terlebih
dahulu secara aerobik sebelum digunakan
sebagai kondisioner tanah.
SKALA PENGOLAHAN SAMPAH

Berdasarkan tanggung jawab pengelolaan dapat dibedakan


atas beberapa skala yaitu:
1. Skala individu; yaitu pengolahan yang dilakukan oleh
penghasil sampah secara langsung di sumbernya
(rumahtangga/kantor). Contoh pengolahan pada skala
individu ini adalah pemilahan sampah atau komposting
skala individu.
2. Skala kawasan; yaitu pengolahan yang dilakukan untuk
melayani suatu lingkungan/kawasan (perumahan,
perkantoran, pasar, dll). Lokasi pengolahan skala
kawasan dilakukan di TPST (Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu). Proses yang dilakukan pada TPST
umumnya berupa: pemilahan, pencacahan sampah
organik, pengomposan, penyaringan kompos,
pengepakan kompos, dan pencacahan plastik untuk
daur ulang.
3. Skala kota, yang dilakukan pemerintah setempat.
KOMPOSTING

Kompos adalah material hasil suatu


penguraian (dekomposisi) aneka bahan
organik yang dapat dipercepat oleh
berbagai jenis bakteri, jamur dan ragi
dalam kondisi suhu, kelembaban, dan
intensitas oksigen tertentu (aerobik atau
anaerobik).
Kompos yang memenuhi syarat C/N < 20,
kadar air dan nutrisi tertentu,
dikategorikan ke dalam pupuk organik
karena terbuat dari bahan alami yakni
berasal dari bahan makhluk hidup
(hewan, manusia, dan tumbuhan)
Teknologi pengolahan sampahnya
relatif sangat sederhana
MIKRO
Sampah
ORGANISME
organik
(tanaman)

SAMPAH DIBUAT
SAMPAH
ORGANIK PUPUK
DISORTIR
DIGILING ORGANIK

Sampah non-
organik
(plastik, kertas,
kaleng, gelas)
Pupuk organik
SAMPAH NON
ORGANIK Enersi panas
DIBAKAR
PENSORTIRAN

Sampah
organik seperti
daun, sayuran

Sampah non-
organik seperti
plastik
MESIN PENGGILING SAMPAH YANG TELAH
SAMPAH DIGILING
Sampah organik yang telah
digiling di dipindahkan ke Pupuk siap jual
bak beton & diberi Mikro-
organisme
CARA MEMBUAT EFFECTIVE
MICROORGANISM (EM)

CARA 1
Sediakan ember yang mempunyai
tutup. Campurkan 5 liter air
pencuci beras + 5 liter air kelapa +
cincangan sayur, kalau
bisa ditambah kulit jeruk + 1 butir
ragi + 1 kg gula jawa yang sudah
dicairkan. Aduk jadi satu dalam
ember dan tutup.
Sekali sehari buka, aduk dan tutup
kembali.
Pada hari ke 17 em-4 sudah jadi.
Cara membuat:
1. Sampah sayur, kulit buah-buahan dan
bekatul dicampurkan. Tempatkan dalam
sebuah ember atau penampung yang lain.
Tutup, sambil kadang2 diaduk, biarkan
selama satu minggu sampai membusuk
CARA 2 sehingga menjadi EM1. EM singkatan dari
Bahan-bahan: Effective Microorganism, yaitu jasad renik
Sampah sayur, "ganas" yang akan mempercepat proses
terutama kacang- pengomposan. Ditengarai dengan angka 1
kacangan karena inilah cairan mikroorganisme yang
Kulit buah-buahan terbentuk setelah mengalami dekomposisi
(pepaya, pisang, selama satu minggu.
rambutan, mangga, 2. Cairan EM1 dicampur dengan sampah
dsb.) sayur dan kulit buah-buahan. Kemudian
Bekatul, secukupnya didiamkan lagi selama satu minggu. Cairan
Gula merah, sedikit baru yang terbentuk disebut dengan EM2.
saja 3. Cairan EM2 dicampurkan dengan bekatul,
Air beras, secukupnya gula merah dan air beras. Dan didiamkan
lagi selama satu minggu sehingga menjadi
EM3.
4. Diamkan lagi selama satu minggu tanpa
menambahkan apa-apa. Cairan itu telah
menjadi EM4.
Cara Pembiakan
Bakteri
Untuk menghemat
Bahan dan Komposisi: biaya, bibit bakteri EM4
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
yang dibeli di toko dapat
kg gula merah/gula dikembangbiakkan
pasir/tetes tebu sendiri, sehingga
kg terasi kebutuhan pupuk
5 liter air organik untuk luas
Alat dan Sarana:
Ember
lahan yang ada dapat
Pengaduk dipenuhi. Adapun
Panci pemasak air prosedur pembiakan
Botol penyimpan bakteri EM4 adalah
Saringan (dari kain atau sebagai berikut:
kawat kasa)
Cara Pembiakan:
Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula
merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin!
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat
selama 2 hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan
diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring,
kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan
terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigen dari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk
membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi
dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air
matang dingin dan gula saja.
APLIKASI EM-4 DI BIDANG KESUBURAN
TANAH
Cara menggunakan:
Bakteri pengurai / EM4 dicampur 1 liter
ke dalam 200 liter air, kemudian disiram
ke tanah.
Kegunaan :
1. untuk mempercepat proses pembuatan
pupuk kompos maupun pupuk cair
(pupuk organik)
2. untuk mempercepat proses pengurai sisa
tanaman, pada tanah.
3. menggemburkan tanah.
PROSES PEMBUATAN KOMPOS SUPER

1. Bahan yang diperlukan:


Kotoran sapi : 80-83%
Serbuk gergaji : 5%
Bahan pemacu mikroorganisme : 0,25%
Abu Sekam : 10%
Kalsit/Kapur : 2%
Boleh menggunakan bahan-bahan yang
lain asalkan kotoran sapi minimal 40%,
kotoran ayam maksimal 25%.
2. Tempat
Sebidang tempat beralas tanah, ternaungi
agar pupuk tidak terkena sinar matahari
dan air hujan secara langsung.
3. Proses
Kotoran sapi (faeses dan urine) diambil
dari kandang dan ditiriskan selama
satu minggu untuk mendapatkan kadar
air mencapai 60%.
Kotoran sapi yang sudah ditiriskan
tersebut kemudian dipindahkan ke
lokasi, tempat pembuatan kompos
super dan diberi serbuk gergaji, abu,
kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis
dan seluruh bahan dicampur dan
diaduk merata.
Setelah seminggu di lokasi I, tumpukan
dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara
diaduk/dibalik secara merata untuk
menambah suplai oksigen dan
meningkatkan homogenitas bahan.
Pada tahap ini diharapkan terjadi
peningkatan suhu sampai 70 C untuk
mematikan pertumbuhan biji gulma.
Seminggu kemudian dilakukan pembalikan
untuk dipindahkan pada lokasi ke 3 dan
dibiarkan selama satu minggu.
Setelah satu minggu pada lokasi ke 3
kemudian dilakukan pembalikan untuk
membawa pada lokasi ke 4. Pada tempat ini
kompos super telah matang dengan warna
pupuk coklat kehitaman bertekstur remah
dan tidak berbau.
Kemudian pupuk diayak/disaring untuk
mendapatkan bentuk yang seragam serta
memisahkan dari bahan yang tidak
diharapkan (misalnya batu, potongan kayu)
sehingga kompos super yang dihasilkan
benar-benar berkualitas.
Selanjutnya pupuk organik kompos super
siap dikemas dan siap diaplikasikan ke lahan
sebagai pupuk organik berkualitas pengganti
pupuk kimia.
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai

  • Penelitian Teknik Sipil 2
    Penelitian Teknik Sipil 2
    Dokumen17 halaman
    Penelitian Teknik Sipil 2
    Veriska Noviarty
    Belum ada peringkat
  • Cegah Banjir
    Cegah Banjir
    Dokumen16 halaman
    Cegah Banjir
    Mayang Wulan Sari
    Belum ada peringkat
  • Definisi Sungai
    Definisi Sungai
    Dokumen3 halaman
    Definisi Sungai
    Michael Chrisyie Daniel Bintang
    Belum ada peringkat
  • PDF
    PDF
    Dokumen12 halaman
    PDF
    Michael Chrisyie Daniel Bintang
    Belum ada peringkat
  • 24 Sturtur Sungai
    24 Sturtur Sungai
    Dokumen8 halaman
    24 Sturtur Sungai
    Herlinzaini
    Belum ada peringkat
  • Pilar Jembatan
    Pilar Jembatan
    Dokumen6 halaman
    Pilar Jembatan
    Michael Chrisyie Daniel Bintang
    Belum ada peringkat
  • 10 Listrik Statis Dan Dinamis
    10 Listrik Statis Dan Dinamis
    Dokumen10 halaman
    10 Listrik Statis Dan Dinamis
    Michael Chrisyie Daniel Bintang
    Belum ada peringkat
  • Desain Beton Julindra
    Desain Beton Julindra
    Dokumen49 halaman
    Desain Beton Julindra
    Michael Chrisyie Daniel Bintang
    Belum ada peringkat
  • Cover Irigasi
    Cover Irigasi
    Dokumen1 halaman
    Cover Irigasi
    Michael Chrisyie Daniel Bintang
    Belum ada peringkat