Disusun Oleh
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN
Website : rs_islambjm@yahoo.com
1
VISI MISI MOTTO DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN
VISI
Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai Rumah Sakit yang profesional
bermutu dan menjadi pilihan serta kebanggaan masyarakat
MISI
Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk pelayanan kesehatan
membantu pasien untuk memperoleh kesehatan jasmani dan rohani juga
sebagai media dakwah islamiyah
MOTTO
Cepat dalam pelayanan, Islami dalam pengabdian, Nyaman bagi pelanggan,
Tepat dalam tindakan, Aman dan bermutu
TUJUAN
Meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat tanpa membedakan Suku,
Agama, Ras, Aliran serta membentuk mental spiritual yang islami
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................... i
VISI MISI MOTTO DAN TUJUAN................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
BAB II DEFINISI..................................................................... 2
BAB III RUANG LINGKUP......................................................... 3
BAB IV TATA LAKSANA........................................................... 4
BAB V PENUTUP.................................................................... 9
3
Lampiran : Surat Keputusan Direktur RS. Islam Banjarmasin
Nomor : 607/D/KEP.DIR/RSIB/VI/2016
Tentang : Panduan Infection Control Risk Assesment (ICRA) Untuk
Konstruksi Dan
Renovasi Bangunan
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan program Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah
mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf, tenaga kerja, mahasiswa dan pengunjung. Resiko
infeksi dan kegiatan program dapat berbeda dari satu rumah sakit ke rumah
sakit lainnya, tergantung pada kegiatan klinis dan pelayanan rumah sakit,
populasi pasien yang di layani, lokasi geografi, jumlah pasien dan jumlah
pegawai. Program akan efektif apabila mempunyai pimpinan yang
ditetapkan, pelatihan staf yang baik, metode untuk mengidentifikasi dan
proaktif pada tempat beresiko infeksi, kebijakan dan prosedur yang
memadai, pendidikan stafdan melakukan koordinasi ke seluruh rumah sakit.
Di dalam standart akreditasi Rumah Sakit versi 2012 di jelaskan dalam
elemen penilaian pencegahan pengendalian infeksi disebutkan bahwa
Rumah Sakit mengurangi resiko infeksi di fasilitas selama
demolisi/pembongkaran, pembangunan dan renovasi. Adapun maksud dan
tujuannya apabila merencanakan pembongkaran, pembangunan, atau
renovasi rumah sakit menggunakan kriteria yang mengatur dampak dari
renovasi atau pembangunan baru terhadap persyaratan kualitas udara,
pencegahan dan pengendalian infeksi, persyaratan utilisasi, kebisingan,
getaran dan prosedur emergensi (kedaruratan).
Untuk mengurangi risiko infeksi selama pembongkaran, pembangunan,
atau renovasi rumah sakit tersebut maka di lakukan Infection Control Risk
Assesment (ICRA) di karenakan area konstruksi dan renovasi perlu
dibersihkan secara menyeluruh sebelum pasien di izinkan tinggal di tempat
tersebut.
TUJUAN
1
1. Untuk meminimalisasi risiko infeksi RS (HAIs) pada pasien yang mungkin
bisa terjadi ketika ada penyebaran jamur atau bakteni di udara dengan
debu atau aerosol atau air selama konstruksi dan renovasi RS.
2. Pengendalian dampak Iingkungan getaran, debu, kebisingan, debu,
sampah, sanitasi, keamanan dan keselamatan
2
BAB II
DEFINISI
3
BAB III
RUANG LINGKUP
1. Panduan ini diterapkan di semua konstruksi bangunan area lingkungan
Rumah Sakit Islam Banjarmasin
2. Pelaksanan yang terlibat dalam panduan ini adalah Bagian K3, Tim
KPPI, Instalasi Pemeliharaan Sarana, Kesehatan Lingkungan, bagian
keamanan, petugas ruangan.
4
BAB IV
TATA LAKSANA
5
Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
Memerlukan pembongkaran berat atau
pemindahan/penghapusan system perkabelan lengkap
Konstruksi baru
6
proyek proyek
I 1. Laksanakan pekerjaan 1.Bersihkan area kerja
dengan metode setelah menyelesaikan
meminimalisasi timbulnya tugas
debu dari pelaksanaan
kegiatan kontruksi.
2. Segera meletakkan kembali
ke tempat semula plafon atap
yang diganti untuk
pemeriksaan yg kelihatan
II 1. Meyediakan sarana aktif utk 1. Lap permukaan kerja
mencegah debu udara dari dengan
penyebaran ke atmosfer pembersih/desinfektan
2. Air kabut permukaan kerja 2. Wadah yang berisi
utk mengendalikan debu limbah konstruksi
pada waktu pendorongan. sebelum di transportasi
3. Seal pintu yang tidak terpakai
harus tertutup rapat
dengan lakban 3. Pel basah dan / atau
4. Blokir dan tutup ventilasi
vakum dengan HEPA
udara
filter, vakum sebelum
5. Tempatkan tirai debu di pintu
meninggalkan area
masuk dan keluar area kerja
6. Hilangkan atau isolasi system kerja.
4. Setelah selesai,
HVAC (heating, ventilation
mengembalikan system
dan air-conditioning) yang
HVAC di mana pekerjaan
sedang dilaksanakan.
dilakukan.
III. 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan
dari system saluran maka barrier dari area kerja
hilangkan / lepaskan atau sampai proyek selesai
isolasi system HVAC di area, diperiksa oleh
dimana pekerjaan sedang Komite/Panitia PIRS.
dilakukan. Dibersihkan oleh bagian
2. Lengkapi semua barrier
kebersihan RS.
penting yaitu sheetrock, 2. Hilangkan barrier
plywood, plastic untuk material dengan hati
menutup aea dari area yg tdk hati untuk
untuk kerja atau menerapkan meminimalisasi
metode pengendalian kubus penyebaran dari kotoran
(gerobak dgn penutup plastic dan puing puing yang
& koneksi disegel ke tempat terkait dgn kontruksi.
7
bekerja dgn HEP vakum untuk 3. Vacuum area kerja area
menyedot debu sebelum dgn HEPA filtered
keluar) sebelum konstruksi vacuums
4. Area untuk lap basah
dimulai.
3. Menjaga tekanan udara dgn pembersih /
negative di dalam tempat desinfeksi / cleaner
5. Setelah selesai,
kerja dengan menggunakan
mengembalikan sistem
HEPA unit yang dilengkapi
HVAC
dengan penyaringan udara
4. Wadah tempat limbah
kontruksi sebelum di
transportasi harus tertutup
rapat.
5. Tutup wadah transportasi
atau gerobak. Pita penutup
jika tidak tutup yang kuat.
IV 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan
system saluran maka isolasi barrier dari area kerja
system HVAC di area, dimana sampai proyek selesai
pekerjaan sedang dilakukan. diperiksa oleh Komite /
2. Lengkapi semua barrier
Panitia PPIRS.
penting yaitu sheetrock,
Dibersihkan oleh bagian
plywood, plastic untuk
kebersihan RS.
menutup area dari area yg 2. Hilangkan barrier
tdk untuk kerja atau material dengan hati
menerapkan metode hati untuk
pengendalian kubus (gerobak meminimalisasi
dgn penutup plastic & penyebaran dari kotoran
koneksi disegel ke tempat dan puing puing yg
bekerja dgn HEPA vakum utk terkait dgn kontruksi.
3. Wadah untuk limbah
menyedot debu sebelum
kontruksi harus ditutup
keluar) sebelum kontruksi
rapat sebelum kontruksi.
dimulai
4. Wadah transportasi atau
3. Menjaga tekanan udara
gerobak agar ditutup
negative di dalam tempat
rapat.
kerja dengan menggunakan
5. Vakum area kerja
HEPA unit yang dilengkapi
dengan vakum HEPA
dengan penyaringan udara.
filter.
4. Segel lubang, pipa, saluran &
6. Area di pel dengan pel
lubang lubang kecil yang bisa
8
menyebabkan kebocoran. basah dengan
pembersih / desinfektan
9
(Catatan : Selama dilakukan kontruksi maka area yang direnovasi /
kontruksi seharusnya diisolasi dari area yang dipergunakan dan
merupakan area negative terhadap daerah sekitarnya
8. Langkah ke 8 : Pertimbangan potensial risiko kerusakan air. Apakah
ada risiko akibat merusak ke satuan struktur (missal : dinding, atap,
plafon)
9. Langkah ke 9 : jam kerja : dapat atau tidak pekerjaan akan dilakukan
selama bukan jam pelayanan pasien.
10. Langkah ke 10 : Buat rencana yang memungkinkan untuk junlah
ruang isolasi / ruang aliran udara negative yang memadai
11. Langkah ke 11 : Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah
dan tipe tempat / bak cuci tangan
12. Langkah ke 12 : Apakah PPIRS / IPCN setuju dengan jumlah
minimum bak / tempat cuci tangan tersebut.
13. Langkah ke 13 : Apakah PPIRS / IPCN setuju dengan rencana
relative terhadap utilitas ruangan bersih dan kotor
14. Langkah ke 14 : Rencanakan untuk membahas masalah
pencegahan tersebut dengan tim proyek (misalnya arus lalu lintas,
rumah tangga, pembersihan puing dan kapan)
BAB V
PENUTUP
Demikian panduan Infection Control Risk Assessment (ICRA) untuk
konstruksi dan renovasi bangunan dibuat sebagai acuan untuk
meminimalisasi risiko infeksi RS.
Ditetapkan di : Banjarmasin
Pada Tanggal : 25 Syaban
1437 H
01 Juni 2016 M
Direktur,
10