Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedudukan atau status social merupakan posisi seseorang secara umum dalam
masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain. Posisi seseorang menyangkut
lingkungan pergaulan, prestige, hak-hak, dan kewajibannya. Secara abstrak,
kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu pola tertentu. Bahkan, seseorang
bias mempunyai beberapa kedudukan karena memiliki beberapa pola kehidupan.
Beragam status yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan pertentangan atau
konflik status ( status conflik ). Konflik status adalah konflik batin yang dialami
seseorang sebagai akibat adanya beberapa status yang dimilikinya yang saling
bertentangan. Contoh, Ibu hermin adalah seseorang guru SMK yang harus
kesekolah tiap hari kerja. Namun. Ibu hermin juga merupakan seorang ibu rumah
tangga yang harus merawat anak-anaknya. Ibu hermin bingung untuk memilih
menjadi ibu rumah tangga saja atau menjadi guru saja.
Pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.
Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa
status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial
bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran
mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.

Page | 1
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana definisi interaksi sosial,peran dan status sosial?

Bagaimana syarat,fungsi dan tujuan interaksi sosial?

Apa saja bentuk-bentuk dan faktor yang mempengaruhi interaksi sosial?

Bagaimana status dan peranan individu dalam interaksi sosial?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan utamanya adalah agar penulis secara pribadi dan para pembaca
pada umumnya mampu memahami bagaimana peran interaksi sosial terhadap
bimbingan dan konseling . Dan tentu saja harapannya adalah implementasi dari
suatu makalah yang sangat bermanfaat dalam melaksanakan tugas-tugas kuliah
selanjutnya.

Page | 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Interaksi Sosial


A. Pengertian Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain
ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan hasil satu
sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam ksus interaksi,
tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
B. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan
kelompok. Ada dua syarat terjadinya interaksi sosial :
Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar
individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok dengan
kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung (face
to face) maupun tidak langsung atau sekunder. Yakni kontak sosial
yang dilakukan melalui perantara, seperti melalui telepon, orang lain,
surat kabar, dan lain-lain.
Adanya Komunikasi Sosial
Yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-
perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut,
sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok individu atau perseorangan
dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu
kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang
dilakukannya.

Page | 3
C. Ciri-ciri interaksi sosial
Pelaku lebih dari satu orang
Adanya komunikasi di antara pelaku
Adanya tujuan mungkin sama atau tidak sama antar pelaku
Adanya dimensi waktu
D. Fungsi dan Tujuan Interaksi Sosial
a. Fungsi Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif)
mempunyai fungsi positif antara lain:
Proses pencapaian tujuan hidup individu atau kelompok mudah terwujud
Mendorong terwujudnya pola kehidupan individu atau kelompok secara
integrative
Setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam peran sosial dalam
kehidupan kelompok
Mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalam
proses-proses sosialnya
Mendorong lahirnya beragam inovasi di berbagai bidang menuju
masyarakat madani.

Dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk persaingan atau


kompetisi (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, antara lain:

Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat


kompetitif

Sebagai media tersalurkannya keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang


pada suatu masa menjadi pusat perhatian secara baik oleh mereka yang
bersaing

Merupakan alat untuk menempatkan individu pada status dan peran yang
sesuai dengan kemampuan keahliannya

Sebagai alat menjaring para individu atau kelompok yang akhirnya


menghasilkan pembagian kerja yang efektif.

Page | 4
Demikian juga, dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk
konflik (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, yaitu:

Dapat mendorong terjadinya perubahan pola perilaku seseorang atau


kelompok ke arah yang lebih baik

Dapat mendorong terjadinya atau terbangunnya solidaritas ingroup dalam


kehidupan kelompok

Dapat mendorong lahirnya karya demi karya yang lebih inovatif atau lebih
maju (Wilson, E.K 1966: Mack, R. and Pease, J. 1973)

b. Tujuan Interaksi Sosial


Interaksi sosial merupakan faktor paling penting dalam proses-proses
sosial. Diantara tujuan seseorang melakukan interaksi sosial antara lain

Untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan tertentu, baik yang bersifat


individu atau kelompok

Untuk proses pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial atau


pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik

Untuk meningkatkan kualitas kompetensi diri dalam berbagai aspek


kehidupan sosial di masyarakat

Untuk membangun solidaritas ingroup atau outgroup dalam kehidupan


sosial di masyarakat

Dalam rangka mendapat masukan atau media evaluasi diri atau refleksi
diri tentag pola perilaku yang telah di lakukan dalam proses-proses sosial.

E. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


Gillin dan gillin menggolongkan proses sosial yang muncul akibat dari
adanya interaksi sosial menjadi dua jenis, yakni proses yang mengarah pada

Page | 5
terwujudnya persatuan dan integrasi sosial (asosiatif) dan proses oposisi yang
berarti cara berjuang untuk melawan seseorang atau kelompok untuk mencapai
tujuan tertentu (disosiatif).

a. Assosiatif
Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya pola
keteraturan sosial. Berikut adalah bentuk-bentuk dari asosiatif :
Kerja Sama (cooperation)
Kerja sama merupakan bentuk usaha bersama antar perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Bentuk kerja sama
tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu
tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian
hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang
menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima.
Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi
mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana
dengan baik. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-
group-nya).Bentuk kerja sama dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Berdasarkan sifatnya
Kerja sama langsung (direct cooperation), yaitu kerja sama sebagai
hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau penguasa terhadap
rakyatnya.
Kerja sama spontan (spontaneus cooperation), yaitu kerja sama yang
terjadi secara serta-merta.
Kerja sama kontak (contractual cooperation), yaitu kerja sama atas
dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
Kerja sama tradisional (traditional cooperation), yaitu kerja sama
sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.

2. Berdasarkan pelaksanaannya
Kerukunan atau gotong royong

Page | 6
Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang
atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya
cara untuk menghindari konflik yang bisa mengguncang organisasi.

Koalisi, yaitu kerja sama antara dua organisasi atau lebih yang
keduanya mempunyai tujuan yang sama. Tetapi, pada koalisi dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil karena mereka memiliki
strukturya masing-masing.
Joint-venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek tertentu.
Akomodasi
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang
digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi.
Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang
mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi
ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga
lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Akomodasi mempunyai beberapa
bentuk, yaitu sebagai berikut:

Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan


kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah. Berarti,
terjadi penguasaan (dominasi) suatu kelompok atas pada kelompok yang
lemah. Contoh: penjajahan yang terjadi di Indonesia, warga Indonesia di
paksa untuk melakukan apa yang belanda perintahkan.

Kompromi (compromise), yaitu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang


terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agat tercapai suatu
penyelesaian. Sikap dasar untuk melaksanakan kompromi adalah semua
pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya.

Page | 7
Contoh: Perjanjian antara Indonesia dengan Malaysia tentang batas
wilayah perairan.

Arbitrasi (arbitration), yaitu bentuk akomodasi apabila pihak-pihak yang


berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri, sehingga dilakukan
melalui pihak ketiga. Pihak ketiga di sini dapat ditunjuk oleh dua belah
pihak atau oleh suatu badan yang dianggap berwenang. Contoh:
pertentangan antara karyawan dan pengusaha, diselesaikan melalui serikat
buruh serta Departemen Tenaga Kerja sebagai pihak ketiga.

Mediasi (mediation), yaitu suatu bentuk akomodasi yang hampir sama


dengan arbitrasi. Namun, pihak ketiga yang bertindak sebagai penengah
bersikap netral dan tidak mempunyai wewenang untuk memberi
keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.
Contoh: mediasi pemerintah RI untuk mendamaikan faksi-faksi yang
berselisih di Kamboja. RI hanya menjadi fasilitator, sedangkan keputusan
mau berdamai atau tidak tergantung niat baik masing-masing faksi yang
bertikai.

Konsiliasi (conciliation), yaitu bentuk akomodasi untuk mempertemukan


keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang bertikai untuk tercapainya
kesepakatan bersama. Konsiliasi bersifat lebih lunak dan membuka
kesempatan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk mengadakan
asimilasi. Contoh: panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan
mengundang perusahaan dan perwakilan karyawan untuk menyelesaikan
pemogokan.

Toleransi (toleration), yaitu bentuk akomodasi yang terjadi tanpa


persetujuan yang resmi. Kadang-kadang toleransi terjadi secara tidak sadar
dan tanpa direncanakan karena adanya keinginan-keinginan untuk sedapat
mungkin menghindarkan diri dari perselisihan yang saling menrugikan

Page | 8
kedua belah pihak. Contoh: umat kristiani tidak makan ketika main
bersama dengan umat islam yang sedang berpuasa

Stalemate, yaitu bentuk akomodasi ketika kelompok yang bertikai


mempunyai kekuatan yang seimbang. Lalu keduanya sadar bahwa tidak
mungkin lagi untuk maju atau mundur, sehingga per-tentangan atau
ketegangan antara keduanya akan berhenti dengan sendirinya. Contoh:
pcrsaingan antara Blok Barat dan Blok Timur Eropa berhenti dengan
sendirinya tanpa ada pihak yang kalah ataupun menang.

Ajudikasi (adjudication), yaitu penyelesain masalah atau sengketa melalui


pengadilan atau jalur hukum. Contoh: Persengketaan tanah warisan yang
diselesaikan di pengadilan.

Displacement, yaitu bentuk akomodasi yang merupakan untuk mengakhiri


suatu pertentangan dengan cara mengalihkan perhatian pada objek
bersama. Contoh: adanya persengketaan Indonesia-Australia tentang batas
ZEE berakhir setelah dilakukan pembagian eksplorasi dan eksploitasi
minyak bumi di Cclah Timor. Persengketaan yang terjadi karena
keberadaan sumberdaya alam, dan bukan ZEE.

Konversi, yaitu bentuk akomodasi dalam menyelesaikan konflik dimana


salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak
lain. Contoh: dua keluarga besar bermusuhan karena perbedaan prinsip,
tetapi karena anak mereka saling menjalin cinta yang tidak mungkin
dipisahkan, sikap permusuhan pun luluh dan bersedia saling menerima
pertunangan anak-anaknya

Asimilasi
Asimilasi (assimilation) berarti proses penyesuaian sifat-sifat asli yang
dimiliki dengan sifat-sifat lingkungan sekitar. Asimilasi merupakan proses
sosial tahap lanjut atau tahap penyempurnaan. Artinya, asimilasi terjadi setelah
melalui tahap kerjasama dan akomodasi.

Page | 9
Akulturasi
Akulturasi (acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan
yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru, tanpa menghilangkan
kepribadian kebudayaannya yang asli. Lamanya proses akulturasi sangat
tergantung pada persepsi masyarakat setempat terhadap budaya luar yang
masuk. Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang relatif lama apabila
masuknya melalui proses pemaksaaan. Sebaliknya, apabila masuknya melalui
proses damai, akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat.
b. Disosiatif
Walaupun proses sosial ini kurang mendorong terciptanya keteraturan
sosial. Bahkan cenderung ke arah oposisi yang berarti cara yang bententangan
dengan seseorang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Walau
demikian, ada juga manfaatnya demi tercipta suatu keteraturan sosial.Proses
disosiatif dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk sebagai berikut :
Persaingan (competition)
Persaingan (Competition) merupakan suatu proses sosial ketika
berbagai pihak saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu. Persaingan terjadi apabila beberapa pihak menginginkan
sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat
perhatian umum. Contoh: Persaingan siswa dalam memperoleh juara kelas
dalam ujian akhir semester. Persaingan dilakukan dengan norna dan nilai
yang diakui bersama. Sehingga kecil kemungkinan persaingan
menggunakan kekerasan atau ancaman.
Kontravensi (contravension)
Kontravensi (contravension) merupakan proses sosial yang
ditandai adanya ketidakpuasan, ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan
penyangkalan terhadap kepribadian seseorang atau kelompok yang tidak
diungkapkan secara terbuka. Kontravcnsi adalah sikap menentang secara
tersembunyi, agar tidak sampai terjadi perselisihan secara terbuka.
Penyebab kontravensi antara lain perbedaan pendirian antara kalangan
tertentu dengan kalangan lain dalam masyarakat, atau bisa juga dengan
pendirian masyarakat.

Page | 10
Menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima
bentuk kontravensi sebagai berikut :

1. Kontarvensi Umum, contoh : Penolakan, perlawanan, protes, gangguan,


mengancam pihak lain.

2. Kontravensi sederhana, contoh : menyangkal pernyataan orang lain di


depan umum.

3. Kontravensi intensif, contoh : Penghasutan, penyebaran desas-desus,


memfitnah

4. Kontravensi rahasia, contoh : pembocoran rahasia, khianat

5. Kontarvensi taktis, contoh : mengejutkan pihak lawan. Provokasi,


intimidasi.

Pertikaian
Pertiakaian merupakan proses sosial bentuk lanjut dari kontravensi. Sebab
peselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena adanya perbedaan
antara kalangan tertentu dalam masyarakat. Semakain tajam perbedaan
mengakibatkan amarah dan rasa benci yang mendorong tindakan untuk
melukai, menghancurkan atau menyerang pihak lain.
Konflik (conflict)
Konflik merupakan suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai
ancaman kekerasan. Konflik tidak hanya berwujut pertentangan fisik sajaakan
tetapi pihak yang satu menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan
atau membuatnya tidak berdaya
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Imitasi
Imitasi merupakan tindakan meniru orang lain. Imitasi memiliki segi
positif juga segi negatif, dikatakan positif apabila individu tersebut
mengikuti atau maniru individu lain yang baik dan sesuai dengan norma
yang berlaku dimasyarakat.

Page | 11
Sugesti
Sugesti merupakan reaksi seseorang terhadap sesuatu secara langsung
dan tanpa dipikir terlebih dahulu. Sugesti terjadi karena pihak yang
menerima anjuran itu tergugah secara emosional tanpa dipikir terlebih
dahulu. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan
memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Akan tetapi, sugesti
dapat pula berasal dari kelompok besar (mayoritas) terhadap kelompok
kecil (minoritas), ataupun orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau
lambatnya proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian,
kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang. Sugesti dapat
dibedakan atas tiga jenis, yaitu :
Sugesti kerumunan (crowd sugessition)adalah penerimaan
yang tidak didasarkan pada penalaran, melainkan karena
keanggotaaan atau kerumunan
Sugesti negatif (negative suggestion) ditujukan untuk
menghasilkan tekanan-tekanan atau pembatasan tertentu.
Sugesti prestise (prestige suggestion) adalah sugesti yang
muncul sebagai akibat adanya prestise orang lain.
Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri
seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Biasanmya yang menjadi
objek dari proses identifikasi adalah idolanya. Skap, perilaku, keyakinan dan
pola hidup yang menjadi idola akan melembaga bahkan menjiwai para pelaku
identifikasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan
perkembangan kepribadiannya.
Simpati
Merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain.
Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting,
walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami
pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

Page | 12
2.2 Status Dan Peranan Individu Dalam Interaksi Sosial

Status dan peranan merupakan unsure-unsur dalam struktur social yang


mempunyai arti penting bagi sitem social adalah pola-pola yang mengatur
hubungan timbale balik antar individu dalam masyarakat . dalam hubungan
timbale balik tersebut, status dan peranan individu menpunyai arti penting karena
kelanggengan masyarakat tergantung pada keseimbangan kepentingan-
kepentingan indivudu yang bersangkutan.
Secara empiris, perbedaan status mempengaruhi cara bersikap yang
berbeda dengan orang yang satausnya rendah. Contohnya, cara bicara dan makan
seorang pemilik perusahaan peranya dan peranan seseorang menentukan apa yang
diperbuat ( perilaku ).
Status dan peran menentukan apa yang diperlukan bagi masyarakat,serta
kesepakatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Semakin banyak status
dan peranan seseorang, semakin beragam pula interaksinya dengan orang lain.
Jadi interaksi social seseorang akan tergantung pada status dan peranannya dalam
masyarakat.
Kedudukan atau status social merupakan posisi seseorang secara umum
dalam masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain. Posisi seseorang
menyangkut lingkungan pergaulan, prestige, hak-hak, dan kewajibannya. Secara
abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu pola tertentu. Bahkan,
seseorang bias mempunyai beberapa kedudukan karena memiliki beberapa pola
kehidupan.

Page | 13
A. Status Sosial
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang
dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial
yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat
dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti
jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain
sebagainya.
Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena
kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu
seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di
dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi
diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti
seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan
sebagainya.

Didalam suatu masyarakat, seseorang biasa mempunyai beberapa status


bahkan dalam waktu yang bersamaan, dia menjalankan beberapa status sekaligus.
Contoh, pak supardan adalah seorang kepala sekolah SD. Selain menjadi kepala
sekolah, dia juga seorang kepala rumah tangga, ketua LKMD, serta pengurus
koperasi pertanian.
Beragam status yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan
pertentangan atau konflik status ( status conflik ). Konflik status adalah konflik
batin yang dialami seseorang sebagai akibat adanya beberapa status yang
dimilikinya yang saling bertentangan. untuk memilih menjadi ibu rumah tangga
saja atau menjadi guru saja.

Page | 14
1. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
a. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota
masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang
lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India
dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa.
Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa
menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap
anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan
yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan
sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah
penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya
sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah,
kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia
mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang
tinggi.

B. Peran Sosial
Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai
dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi.
Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis
sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat
penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian pola peran sama dengan pola
perilaku. Pola peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam,
berikut ini.

Page | 15
Peran ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status
tertentu. Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin belajar, sopan-
santun, dan pandai.
Peran yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri.
Misalnya seorang ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak
perempuannya yang menginjak remaja.
Peran yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan
kenyataannya. Misalnya seorang bapak berperan sebagai kepala keluarga.

Di dalam masyarakat banyak individu yang memiliki lebih dari satu peran
yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat berakibat dinamis bagi peran sosial, namun
dapat pula menimbulkan konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan dalam
berperan. Konflik peran sosial timbul jika orang harus memilih peran dari dua
status atau lebih yang dimilikinya pada saat bersamaan.
Ketegangan
Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan
peran karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban yang harus
dijalankan dengan tujuan peran itu sendiri. Contohnya seorang pimpinan
perusahaan menerapkan disiplin yang ketat kepada karyawannya yang
sebagian besar adalah keluarga dekatnya.
Kegagalan peran
Kegagalan peran terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan
berbagai peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling
bertentangan.

Dalam kehidupan sehari-hari, peranan menjadi penting karena berfungsi


untuk mengatur perilaku seseorang. Pada beberapa kasus, peranana menyebabkan

Page | 16
seseorang dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang
disekitarnya.
Interaksi social yang ada dalam masyarakat merupakan hubugan antara
peranan-peranan individu masyarakat. Ada 3 hal yang tercakup dalam peranan.
Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

1. peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau


kedudukan seseorang dalam masyarakat.

2. peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur social


masyarakat.

Sama seperti status, peranan dapat dimiliki manusia sejak ia dilahirkan


atau diperolehnya dari lingkungan sosialnya. Peran-peran tesebut harus
dilaksanakan sekaligus. Disinilah akan terjadi konflik peranan.

BAB III

Page | 17
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Interaksi sosial merupakan peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain


ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan hasil satu sama
lain atau berkomunikasi satu sama lain
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang
dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial
yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat
dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Antara lain :Ascribed
Status, achieved Status, assigned Status
Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai
dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi.
Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis
sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat
penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma
yang berlaku di masyarakat.

3.2 Saran
Interaksi sosial sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat,sehingga
diharapkan masyarakat dapat membangun interaksi sosial diantaranya.Apabila
interaksi sudah terjalin dikehidupan masyarakat otomatis peran dan status sosial
akan terbangun dengan sendirinya di kehidupan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyo. 2006. Psikologi Sosial. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Page | 18
Nurdin, Muh et al. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

http://nilaieka.blogspot.com/2010/08/interaksi-sosial.html

Page | 19

Anda mungkin juga menyukai