Anda di halaman 1dari 41

About

Contact Us

Disclaimer

Privacy Policy

Site Map

Hermankampus

Hermankampus Berisi Catatan Kampus

Home

ASKEP

KDM

LEAFLET

LP

MAKALAH

PROSEDUR

REQUEST KAMU DISINI

Top of Form

Search...

Bottom of Form

Home Makalah MAKALAH BIOLOGI SISTEM GERAK MANUSIA

MAKALAH BIOLOGI SISTEM GERAK MANUSIA

Herman Bagus Makalah


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME ,bahwa penulis telah
menyelesaiakan tugas mata kuliah BIOLOGI dengan membahas materi SISTEM
GERAK.

Dalam penyusunan dan penulisan tugas atau makalah ini,tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi.Sehingga dalam penulisan makalah ini penulis merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun
materi,mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi menyempurnakan
pembuatan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini penulis jugah menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah mendukung dan membantu dalam memberikan informasi tentang materi yang terkait.

Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi motifasi,khususnya bagi
penulis.

Tulungagung,28-10-2011

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .. i

Daftar isi ii

Pendahuluan

BAB I . Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan 1

1.4 Manfaat .............................................................................. 1

BAB II . Pembahasan

2.1 Pengertian Alat gerak 2

2.2 Macam macam alat gerak ... 2

2.3 Fungsi rangka ............. 3

2.4 Alat gerak aktif dan pasif . 3

2.5 Kelainan pada sistem gerak ..... 11

BAB III .Penutup

3.1 Kesimpulan

Daftar Pustaka
ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Sering kali kita melakukan gerak , tetapi kurang menyadari adanya sistem yang mempergerakan
tubuh kita. Banyak sistem yang menggerakan tubuh kita seperti di bantu otot
,rangka,tulang,daging,dan lain sebagainya.

Tanpa semua itu kita tidak dapat bergerak dan melakukan aktifitas layaknya manusia lain.
Otot,daging,rangka,dan tulang sangat berperan penting dengan tubuh kita dan saling
berpengaruh.Otot,daging,tulang dan rangka adalah alat (SISTEM GERAK MANUSIA) seperti judul
makalah sayapada tugas biologi ini.

Karena mengingat waktu yang singkat, banyak pembahasan sistem gerak manusia yang belum
tertuang dalam makalah kami ini , jadi dalam keterbatasan mari kita bahas panduan tentang sistem
gerak pada manusia di makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian gerak ?

2. Apa macam-macam alat gerak ?

3. Apa itu rangka dan fungsinya ?

4. Apa alat gerak aktif dan pasif ?

5. Apa macam-macam kelainan pada sistem gerak ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian gerak

2. Mengetahui macam-macam alat gerak

3. Mengetahui rangka dan fungsinya

4. Mengetahui alat gerak aktif dan pasif


5. Mengetahui macam-macam kelainan pada sistem gerak

1.4 MANFAAT

SISTEM GERAK MANUSIA adalah pembahasan yang penting di mana memberi kita wawasan
tentang system gerak pada manusia . dan mengetahui apa saja system gerak pada manusia .

Sangat penting mengetahhui hal ini karna sistem gerak pada manusia ada pada diri kita masing-
masing yang setiap harinya kita gunakan untuk melakukan aktifitas berat mau pun ringan. Setidaknya
kita mengetahui sedikit tentang sistem gerak pada diri kita sendiri dalam makalah ini.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gerak

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah
tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup
akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat
dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang
tersusun dalam sistem gerak.

Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di
dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh
makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan
tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan
datang.

2.2 Alat gerak

Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa
tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan
pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.

Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa
adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan
akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat
gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.

Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang
bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak.
Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan
bergerak.

Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai
kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut
ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)

Rangka/Skeleton

Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton. Berdasarkan
letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :

Eksoskeleton

Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di semua
jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali Phyllum
Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
2. Endoskeleton

Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada seluruh
Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali Reptilia jenis
Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata Phyllum Mollusca, Class
Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.

2.3 Fungsi rangka :

Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.

Melindungi organ-organ tubuh yang vital.

Menahan dan menegakkan tubuh.

Tempat pembentukan sel darah.

Tempat perlekatan otot.

Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.

Sebagai alat gerak pasif.

2.4 Alat gerak pasif/tulang

Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :

1) Tulang rawan/tulang muda/cartilago

Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses
osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses
perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring
dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka
cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada
beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga,
hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.

Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat
perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin
ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung
sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.

Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan
berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk
memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam
pericondrium banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
3

Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :

a. Cartilago Hialin

Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan
halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ
permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama dinding trachea yang berbentuk
cincin.

b. Cartilago Fibrosa/serabut

Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa
bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung lutut
(tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.

c. Cartilago Elastin/elastic

Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-
cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia beranjak
dewasa. Dapat dijumpai pada ujung hidung/cuping, saluran eustachius (pada telinga bagian tengah)
dan daun telinga.

2) Tulang keras/tulang sejati/osteon

Osteon berfungsi :

Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.

Sebagai pelindung organ-organ yang vital.

Terbentuk melalui proses :

Osifikasi

Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.

Pada peristiwa ini tulang rawan akan terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat
kolagen sehingga akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah
retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium dan fosfor
(phosphate), hal inilah yang membuat osteon menjadi keras.

Kalsifikasi

Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi.

Pembentuk sel tulang sejati disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu
sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang. Selaput pelindung
tulang sejati disebut periosteum. Kandungan yang terdapat dalam matriks osteon adalah Calcium
Carbonat atau CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.

Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat dengan mikroskop akan tampak gambaran suatu
sistem yang disebut sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu suatu kesatuan sel-sel
tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang membentuk suatu
sistem.

Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan
kesatuanpembuluh darah dan sel saraf. Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/cawan
tempat sel tulang berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya akan nampak
rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil beruapa kanal yang disebut
dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan kebutuhan nutrisi sel tulang dalam
pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari pembuluh darah dan sel saraf.

Pembagian tulang :

a. Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi : (PIPIPEN)

Tulang pipa/panjang

Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya
terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain. Pada
rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.

Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang yang berbentuk
bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut diafise. Daerah antara diafise dengan
epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih mengarah pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari
cartilago yang aktif membelah pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah
menulang.

Tulang pipa dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas
Os. Digiti Phalanges Manus, dll.

Tulang pipih

Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang
kompak dan tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum merah.

Tulang pipih dapat dijumpai pada Os. Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium, dll.

Tulang pendek

Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek
berisi sumsum merah.

Tulang pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os.
Carpal, dll.
5

b. Berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :

Tulang kompak/padat

Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya celah tanpa
matriks dalam rongga tulang ini.

Dapat dijumpai pada tulang pipa/tulang panjang.

Tulang spons/bunga karang

Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks yang tidak padat/berongga. Dapat dijumpai pada
tulang pipih dan tulang pendek.

c. Berdasarkan letaknya tulang dibedakan menjadi :

Tulang Axial terdiri dari :

A. Tulang Tengkorak :

1) Tulang dahi = 1 buah

2) Tulang ubun-ubun = 2 buah

3) Tulang kepala bagianbelakang = 1 buah

4) Tulang pelipis = 2 buah

5) Tulang baji = 2 buah

6) Tulang tapis = 2 buah

7) Tulang mata = 2 buah

8) Tulang air mata = 2 buah

9) Tulang rongga mata = 2 buah

10) Tulang pipi = 2 buah

11) Tulang hidung = 2 buah

12) Tulang rahang atas = 2 buah

13) Tulang rahang bawah = 2 buah


14) Tulang langit-langit = 2 buah

15) Tulang pangkal lidah = 1 buah

B. Tulang Pendengaran :

1) Tulang martil = 2 buah

2) Tulang landasan = 2 buah

3) Tulang sanggurdi = 2 buah

C. Tulang badan :

1) Tulang leher = 7 ruas

2) Tulang punggung = 12 ruas

3) Tulang pinggang = 5 ruas

4) Tulang kelangkang = 5 buah

5) Tulang ekor =4 ruas (menyatu)

D. Tulang dada :

1) Tulang dada bagian hulu = 1 buah

2) Tulang dada bagian badan = 1 buah

3) Tulang dada bagian taju pedang = 1buah

E. Tulang rusuk :

1) Tulang rusuk sejati = 7 pasang

2) Tulang rusuk palsu = 3 pasang

3) Tulang rusuk melayang = 2 pasang

F. Tulang gelang bahu :

1) Tulang selangka = 2 buah

2) Tulang belikat = 2 buah

G. Tulang gelang panggul :


1) Tulang usus = 2 buah

2) Tulang duduk = 2 buah

3) Tulang kemaluan = 2 buah

Tulang Apendikuler/Extremitas

A. Tulang pergerakan atas :

1) Tulang lengan atas = 2 buah

2) Tulang pengumpil = 2 buah

3) Tulang hasta = 2 buah

4) Tulang pergelangan tangan = 2 x 8 buah

5) Tulang telapak tangan = 2 x 5 buah

6) Tulang ruas jari tangan = 2 x 14 ruas

B. Tulang pergerakan bawah :

1) Tulang paha = 2 buah

2) Tulang tempurung lutut = 2 buah

3) Tulang betis = 2 buah

4) Tulang kering = 2 buah

5) Tulang pergelangan kaki = 2 x 7 ruas

6) Tulang telapak kaki = 2 x 5 buah

7) Tulang ruas jari kaki = 2 x 14 ruas

Persendian/artikulasi

Merupakan hubungan antara 2 buah tulang. Struktur khusus yang terdapat pada artikulasi yang dapat
memungkinkanuntuk pergerakan disebut dengan sendi.

Artikulasi dapat dibedakkan menjadi :

1) SINARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi mati.

Yaitu hubungan antara 2 tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki
celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada tulang-
tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.

2) AMFIARTHROSIS

Disebut juga dengan sendi kaku.

Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan
dengan cartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang
belakang.

3) DIARTHROSIS

Disebut juga dengan sendi hidup.

Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk
melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat rongga yang berisi minyak
sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai pelumas sendi.

Dapat dibedakan menjadi :

a) Sendi engsel

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada
hubungan tulang Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os.
Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.

b) Sendi pelana/sendi sellaris

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan kedua arah. Dijumpai pada hubungan
antara Os. Carpal dengan Os. Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.

c) Sendi putar

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain
sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius,
hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.

d) Sendi peluru/endartrosis

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai
pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis
virilis.
e) Sendi geser

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan pada satu bidang saja atau gerakan
bergeser. Dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal dan ruas-ruas Os.
Metacarpal.

f) Sendi luncur

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan melengkung ke depan
(membungkuk) dan ke belakang serta gerakan memutar (menggeliat).

g) Sendi gulung

Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-olah mengitari tulang yang lain.
Dijumpai pada hubungan Os. Metacarpal dengan Os. Radius.

h) Sendi ovoid

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke
kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang satu
berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan Os.
Radius dengan Os. Carpal.

Alat Gerak Aktif/Otot

Berdasarkan struktur selnya dibedakan menjadi :

Otot Polos/Licin

Memiliki bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong dengan kedua ujung meruncing.

Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot.

Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.

Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan lambat dan teratur.
Sehingga dengan demikian tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.

Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam tubuh keculai jantung dan rangka.

Otot Lurik/Seran Lintang/Rangka

1) Memiliki bentuk sel yang panjang seperti serabut/benang/filament.

2) Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi.

3) Memiliki permukaan yang tampak bergaris-garis gelap dan terang yanag melintang pada
struktur selnya. Hal ini dikarenakan adanya myofibril yang tidak seragam/tidak sama tebalnya pad
permukaan sel otot.

9
4) Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga sifat
pergerakannya cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.

5) Sel otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk pergerakan.

Otot Jantung/myocardium

Memiliki bentuksel yang memanjang seperti serabut/filament yang bercabang. Percabangan sel otot
jantung disebut dengan Sinsitium.

Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah.

Pergerakan sel otot ini tanpa disadari/diluar kehendak.s ehingga sifat pergerakannya adalah lamat,
teratur dan tidak mudah lelah.

Sel otot ini hanya dijumpai pada organ jantung.

Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :

1) Otot sinergis

Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan
yang searah.

Ex :

Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk menelungkup.

Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m enengadah.

2) Otot antagonis

Yaitu hubungan antar otot sayng cara kerjanya saling berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.

Macamynya :

Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).

Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu badan).

Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).

Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).

Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :

1 Origo

Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat
kontraksi.

2 Insersio

Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat
kontraksi.
Bagan/skema mekanisme cara kerja otot.

1 Kontraksi

Impuls sel otot ujung saraf asetilkolin sel otot membebaskan ion Ca 2+ protein aktin
+ myosin aktomiosin serabut otot memendek kontraksi.

10

2. Relaksasi

Impuls plasma sel otot menyerap Ca 2+ aktomiosin aktin + myosin serabut otot
memanjang relaksasi.

Kelainan pada tulang dan otot

Penyebab kelaian oleh :

Genetis

Kuman penyakit.

Kelainan susunan tulang dan sendi.

Kebiasaan sikap duduk yang salah.

Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan.

Kurang gizi.

Kecelakaan.

2.5 Macam kelainan pada sistem gerak

v Fraktura /patah tulang

Yaitu kelainan pada tulang akibat kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi
2 yaitu fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek kulit/otot) dan fraktura yang
terbuka (patah tulang yang merobek/menembus kulit/otot).

v Osteoporosis

Yaitu kelainan pada tulang yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang. Hal ini karena
tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan Calcium secara normal.

v Fisura/retak tulang

Yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.

v Lordosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung pada daerah lumbalis.
Ha ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.

v Skolisosis

Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke araah lateral. Hal ini
akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.

v Kifosis

Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu membengkok ke
belakang.

v Hipertrofi

Yaitu kelainan otot yang membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas
yang terus menerus secara berlebihan.

11

v Atrofi

Yaitu kelainan otot yang mengecil, lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan adanya
penyakit polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.

v Stiff/kaku leher

Yaitu kelainan otot karena adanya peradangan otot trapesius leher akibat gerakan yang menghentak
secara tiba-tiba/salah gerak.

v Tetanus

Yaitu kelainan otot yang disebabkan adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Sehingga
menyebabkan otot menjadi kejang-kejang.
12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh
makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang mengenai
sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak
secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan
menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.

Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di
dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh
makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan
tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya. h. 127, 204
205, 215, 217, 249, 251.
Amien, M. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
h. 69, 70, 74 75, 78, 81, 85 86.
Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita,D. 2007. Seri IPA-BIOLOGI 3 SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yuhistira, Jakarta. h. 47
48, 51, 61.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. h. 53, 56.
Karmana, O. Dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran BIOLOGI Berdasarkan Kurikulum 1984
Disesuaikan dengan GBPP 1987. Untuk SMA kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact,
Bandung. h. 232, 234, 236 237.
Lawrence, E. 1991. Hendersdons Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific
& Technical. Longman Group (FE) Ltd. England. h. 161, 176, 503, 530.
Microsoft Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Penerbit Erlangga, Jakarta. h.
74 78.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun
Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 82, 84, 89, 87.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi 2 Untuk Kelas 2 SLTPKurikulum 1994 Semester
1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 94, 96, 100, 102, 105, 109.
Saktiyono. 2004. Sains : Biologi SMP 2 Untuk Kelas VIII. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 63, 74,
78, 80.
. 2004. Sains : IPA Biologi 2 Untuk SLTP Kelas 2. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 32
33, 45.

13

Tweet

0
inShare

Top of Form

Subscribe to receive free email updates:

Bottom of Form

Newer Post Older Post Home

Sponsor

2015 (41)
November (1)

October (2)

September (14)

Pengumuman Seleksi Administrasi Pegawai Tidak Teta...

7 Tips Sebelum Uji Kompetensi Perawat (Ukom)

Daftar Harga Foto Rontgen Terkini

Pengumuman Perubahan Jadwal Seleksi Tenaga Tidak T...

Cara Membuat Asuhan Keperawatan yang Baik dan Bena...

Penerimaan Pegawai BLUD Non PNS Tahun 2015 RSUD Dr...

Cara Memakai Masker Kesehatan yang Benar Sesuai Ko...

Lowongan Kerja RSUD dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo ...

Tata Cara pemasangan Infus sesuai dengan SPO

Tata Cara Pemasangan Kateter Pria dan Wanita yang ...

Tata Cara Pengukuran Tekanan Darah yang baik dan b...

MAKALAH BIOLOGI SISTEM GERAK MANUSIA

Prosedur pemasangan NGT yang baik dan benar

Pengumuman REKRUITMEN TENAGA TIDAK TETAP RSP UNAIR...

August (5)

June (14)

February (3)

January (2)

2014 (20)

2013 (42)

2012 (1)

Popular Posts

Daftar Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC dan NIC


Daftar Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC dan NIC 1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif
(1) 2. Pola Nafas tidak...

MAKALAH BIOLOGI SISTEM GERAK MANUSIA

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME ,bahwa penulis telah
menyelesaiakan tugas mata kuliah BIO LOGI dengan...

Laporan Pendahuluan CEDERA KEPALA RINGAN (CKR)

Laporan Pendahuluan CEDERA KEPALA RINGAN (CKR) - Cedera kepala adalah cedera yang
dapat mengakibatkan kerusakan otak akibat perdarahan dan ...

Pengertian Anatomi Fisiologi

Anatomi adalah Ilmu yang mempelajari susunan / struktur dari tubuh manusia dan hubungan antara
bagian yang satu dengan bagian yang lainn...

Istilah Dalam Anatomi

Istilah Istilah letak dalam Anatomi. 1. Medial >< Lateral Medial adalah bagian tubuh dikatakan
terletak lebih medial dari yang l...

Copyright 2013 - 2015 Hermankampus - All Rights Reserved

Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger


Putry_Bulan09

Kamis, 16 Mei 2013

MAKALAH RANGKA MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tubuh manusia tersusun atas beberapa system,yaitu sisem tubuh yang lunak dan system tubuh yang
keras. System tubuh yang keras meliputi system intergumen dan system rangka. Manusia tidak dapat
berdiri dengan tegak apabila tidak memiliki sistem tubuh yang yang keras,yaitu tulang. Mulai dari
kepala sampai jari-jari didalamnya terdapat tulang yang menopang tubuh.jumlah tulang waktu masih
bayi dan dewasa berbeda. Pada waktu kecil lebih banyak tulang rawan dibandingkan pada waktu
dewasa.rangka tidak hanya terdapat pada manusia saja,namun juga terdapat pada hewan. Pada hewan
fungsi rangka hampir sama dengan fungsi rangka pada manusia,namun pada hewan terdapat
endoskeleton(rangka dalam) dan eksoskeleton(angka luar). Rangka mempunyai arti penting bagi
makhluk hidup khususnya manusia dan hewan. Tidak dapat dibayangkan apabila manusia dan hewan
tidak mempunyai rangka. Rangka merupakan. Mengingat pentingnya,maka pembelajaran mengenai
rangka hewan dan manusia perlu dilakukan di Sekolah Dasar.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

- Bagaimana system rangka pada manusia dan hewan?

- Apa fungsi rangka pada manusia dan hewan?

- Bagaimana susunan rangka pada manusia dan hewan?

- Apa saja gangguan pada rangka?

Tujuan

- Mengetahui bahasan mengenai system rangka pada hewan dan manusia

- Mengetahui fungsi rangka pada manusia dan hewan

- Mengetahui cara susunan rangka pada manusia dan hewan dengan baik dan benar

- Mengetahui gangguan-gangguan apa saja yang terjadi pada rangka manusia dan hewan

BAB II

PEMBAHASAN

I. Rangka Manusia

A. Rangka tubuh manusia

Tubuh kita dapat berdiri tegak karena ditunjang oleh rangka. Karena letaknya di dalam tubuh, maka
disebut rangka dalam (endoskeleton). Pada hewan berbuku-buku seperti udang, serangga dan
kepiting, rangka terletak diluar tubuh sehinga disebut rangka luar (eksoskeleton), wujudnya berupa
kulit yang mengeras.

Rangka tubuh kita disusun oleh 3 jenis jaringan, yaitu jaringan tulang keras, jaringan tulang
rawan, jaringan ikat sendi (ligamen). Tulang penysun rangka, kurang lebih berjumlah 206. Jumlah
yang pasti itu ditentukan oleh umur. Rangka bayi kurang lebih berjumlah 250 buah tulang, kemudian
dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah tulang yang tumbuh menjadi satu. Tulang merupakan
jaringan yang hidup. Ia dapat tumbuh dan memerlukan makanan. Penyusunnya terdiri dari sel-sel
tulang, zat kapur (kalsium), fosfor dan zat perekat (collagen).

B. Guna rangka

Secara umum guna rangka adalah sebagai berikut :

1. Untuk menegakan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.


2. Melindungi jaringan lunak yang mudah rusak, misalnya otak, jantung, paru-paru, hati, dan
jaringan saraf tulang belakang.

3. Tempat melekatnya otot-otot rangka.

4. Tempat pembentukan sel darah merah, keping darah dan sel darah putih.

5. Bersama-sama dengan otot merupakan alat gerak. Rangka disebut alat gerak pasif, sedangkan
otot disebut alat gerak aktif.

Gambar 1. Rangka tubuh manusia tersusun dari 206 tulang (ediciones, 1994)

C. Susunan rangka tubuh manusia

1) Rangka kepala

Rangka kepala dapat kita bagi lagi menjadi tulang tengkorak (cranial) yang melindungi otak dan
tulang wajah (facial). Tulang tengkorak tersusun dari 8 tulang yang kuat dan rata dengan bentuk zig-
zag. Tulang-tulang yang dimaksud adalah :

- 1 tulang dahi (os frontalis)

- 2 tulang ubun-ubun (os parietalis)

- 2 tulang kepala belakang (os occipetalis)

- 2 tulang baji (os sphenoidalis)

- 2 tulang tapis (os ethmoidalis)

- 2 tulang pelipis (os temporalis)

Tulang Wajah, tersusun oleh tulang-tulang :


- 2 tulang rahang atas (os maxillare)

- 2 tulang rahang bawah (os mandibulare)

- 2 tulang pipi(os zigomaticum)

- 2 tulang langit-langit (os pallatum)

- 2 tulang hidung (os nasale)

- 2 tulang air mata (os lacrimale)

- 1 tulang mata bajak (os vomer)

- 1 tulang lidah(os hyoideus)

Tulang rahang atas (maxililla) maupun rahang bawah (mandibula) ditumbuhi gigi. Dua tulang rahang
atas membentuk langit-langit, dasar lubang mata dan rongga hidung. Tulang rahang bawah, terbagi 2
ketika lahir dan menyatu setelah kira-kira satu tahun.

Gambar 2. Tulang tengkorak dilihat dari samping.

2) Rangka badan

Rangka badan berfungsi sebagai pelindung organ-organ tubuh yang terletak dalam rongga badan,
misalnya jantung dan paru-paru. Rangka badan tersusun oleh tulang belakang, tulang dada, tulang
ruruk, gelang bahu, dan gelang panggul.

a) Tulang Belakang

Tulang belakang berfungsi untuk menyangga tengkorak dan sebagai tempat perlekatan tulang-tulang
rusuk. Ruas-ruas tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu :

- 7 ruas tulang leher (vertebrae cervicales)

- 12 ruas tulang punggung (vertebrae thoracales)

- 5 ruas tulang pinggang (vertebrae lumbales)


- 5 ruas tulang kelangkang (os sacrum)

- 4 ruas tulang ekor (vertebrae coccigis)

Gambar 3. Tulang belakang

b) Tulang Dada

Tulang dada pipih agak lebar, panjangnya kira-kira 15-20 cm, pada bagian bawah agak mengecil.
Tulang dada bentuknya beserta tulang rusuk dan tulang punggung membentuk dinding kuat yang
melindungi alat tubuh penting yang terdapat dalam rongga dada, seperti jantung dan paru-paru.
Tulang dada terdiri atas :

- Bagian hulu (manubrium sterni)

- Bagian badan (corvus sterni)

- Taju pedang (processus xyphiodeus)

c) Tulang Rusuk

Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang.Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang.
Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

- Tulang rusuk sejati (7 pasang). Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang punggung,
ujung depan melekat pada tulang dada.
- Tulang rusuk palsu (3 pasang). Ujung belakangnya melekat pada tulang rusuk diatasnya.

- Tulang rusuk melayang (2 pasang). Ujung belakang melekat pada ruas-ruas tulang belakang,
sedangkan ujung depannya tidak melekat pada tulang manapun.

Gambar 5. Tulang rusuk dan tulang dada dilihat dari depan (ediciones, 1994)

d) Tulang Gelang Bahu

Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan
terjadinya gerakan pada sendi. Tulang gelang bahu terdiri atas :

- 2 tulang belikat (scapula), berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang
dari tulang rusuk.

- 2 tulang selangka (clavicula), berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan atas
(humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang satu
berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
Gambar 6. Tulang gelang dilihat dari depan (Ediciones, 1994)

e) Tulang Gelang Panggul

Fungsi gelang panggul terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang
belakang, melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi,
dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin. Tulang gelang panggul terdiri atas :

- 2 tulang usus (os ilium)

- 2 tulang duduk (os ischium)

- 2 tulang kemaluan (os pubis)

Gambar 7. Tulang gelang panggul dilihat dari depan (Augusta, 1995)

3) Rangka anggota gerak.


Tulang anggota gerak berupa tulang pipa dan tulang yang berhubungan satu sama lainnya dengan
perantara persendian. Fungsi utamanya untuk bergerak sehingga diberi nama tulang anggota gerak.

Rangka anggota gerak, dapat kita rinci lagi menjadi rangka anggota gerak atas dan rangka anggota
gerak bawah.

a) Rangka Anggota Gerak Atas ( lengan)

Lengan terdiri atas :

- 2 tulang lengan atas (humerus)

- 2 tulang pengumpil (ulna)

- 2 tulang hasta (radius)

- 16 tulang pergelangan tangan (os carpal)

- 10 tulang telapak tangan (os metacarpal)

- 28 ruas tulang jari tangan (phalanges)

b) Rangka Anggota Gerak Bawah (tungkai)

Tungkai terdiri atas :

- 2 tulang paha (femur)

- 2 tulang tempurung lutut (patella)

- 2 tulang kering (tibia)

- 2 tulang betis (fibula)

- 14 tulang pergelangan kaki (tarsal)

- 10 tulang telapak kaki (meta tarsal)

- 28 ruas tulang jari kaki (phalanges)


Gambar 8. Tulang gerak atas dan gerak bawah

D. Bentuk dan struktur tulang

Tulang terdiri dari sel-sel hidup yang mendapatkan makan dari pembulu darah sehingga dapat terus
tumbuh sampai mencapai tinggi yang maksimal. Juga memungkinkan memperbaiki tulang bila patah
atau rusak.
Bebarapa tulang berisi substansi yaitu sum-sum tulang di dalamnya inilah sel darah merah dan
sel darah putih dibentuk. Dalam tulang juga menyimpan mineral, kalsium dan fosfor dapat diambil
bila tubuh memerlukannya.

1. Bentuk tulang

Tulang mulai berkembang dalam janin selama minggu pertama masa kehamilan. Sebagian besar
merupakan tulang rawan dan secara berangsur-angsur diganti dengan jaringan ikat yang mengeras
kemudian menjadi tulang. Proses yang disebut osifikasi berkembang sampai usia 20 tahun yang
berkembang yaitu tulang rawan sebagai pusat pembentukan tulang.
Menurut bentuknya tulang dibedakan menjadi :

Tulang pipa, bentuknya seperti pipa dan didalamnya berisi sum-sum kuning.

Contoh : tulang lengan, tulang paha, dan tulang lengan atas.

Tulang pipih, tulang yang berbentuk pipih dan didalamnya berisi sum-sum merah

Contoh : tulang dada, tulang rusuk, tulang belikat dan tulang panggul.

Tulang pendek, bentuknya pendek, didalamnya berisi sum-sum merah.

Contoh : tulang-tulang pergelangan kaki dan tangan, ruas-ruas tulang belakang dan tulang-tulang jari
tangan atau kaki.
2. Struktur tulang

Bagian terluar dari tulang diliputi oleh periosteum, yaitu lapisan jaringan pengikat yang kuat
merupakan tempat melekatnya otot dan mengandung banyak pembulu darah yang memberi makan
bagi tulang. Jaringan tersebut menyelubungi semua permukaan tulang, kecuali yang menghubungkan
dengan tulang dengan sendi. Di bawah periosteum terdapat lapisan jaringan padat yang disebut tulang
kompak jika irisan jaringan ini di amati dengan mikroskop terdiri dari lingkaran yang berlapis-lapis.
Tiap lapisan mengelilingi saluran havers yang berisi pembulu darah dan saraf. Sel-sel tulang (osteosit)
melekat dalam kerangka keras yang berupa lingkaran-lingkaran tadi. Lingkaran tersebut terbuat dari
serat collagen dan diperkuat oleh mineral yang mengandung kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Di
sebelah dalam dari tulang kompak terdapat lapisan jaringan tulang spons. Pda tulang spons ini
terdapat garis tulang (trabecular) yang tersusun untuk menahan berat dan tekanan.

Pada tulang pipa, setelah lapisan tulang spons terdapat lubang. Pada bayi dan anak-anak berisi sum-
sum tulang merah. Seiring berjalanya waktu dan berjalanya usia sum-sum merah menjadi sum-sum
lemak kuning. Pada orang dewasa sum-sum merah hanya ditemukan pada ujung atas tulang langan
atas dan tulang paha atas, bagian tengkorak, bagian tulang belakang, rusuk, tulang dada dan tulang
usus. Tubuh kita mengatur memproduksi sel-sel darah putih untuk memeranginya sesuai dengan
keadaan kita jika kita terserang penyakit.

Gambar 9. Struktur tulang

E. Hubungan antar tulang.

Seperti telah kita ketahui bersama, rangka tubuh kita tersusun dari 206 buah tulang. Tulang tersebut
saling berhubungan satu sama lainnya. Hubungan antara tulang disebut sendi. Jika hubungan antar
tulang itu tidak dapat digerakan, disebut sendi mati. Misalnya, antar tulang penyusun tengkorak. Jika
dapat digerakan kemungkinan kecil sekali, disebut sendi kejur atau sendi kaku. Contohnya antara
hubungan tulang rusuk dan tulang dada, yang dianytaranya terdapat tulang rawan. Sedangkan
hubungan antar tulang yang dapat digerakan dengan bebas disebut sendi gerak. Contohnya antara
hubungan tulang lengan dengan tulang bahu.persendian di dalam tubuh kita memiliki kuramg lebih 70
sendi.
Antara tulang dan sendi diliputi oleh tulang rawan terdapat rongga sendi yang berisi cairan atau
pelumas yang disebut minyak sendi atau minyak synovial.

Gambar 10. Skema macam-macam hubungan antar tulang (Augusta, 1995)

Berdasarkan macam geraknya sendi, gerak dapat kita bedakan lagi menjadi :

Sendi putar (sendi guling), tulang yang satu memutari tulang yang lain sebagai poros.
Misalnya tulang pengumpil dengan tulang hasta, tulang atlas (tulang penyangga tengkorak) dengan
tulang pemutar.

Sendi engsel, gerakanya seperti engsel pada jendela atau pintu yang hanya bisa satu arah.
Misalnya ruas-ruas jari, siku dan lutut.

Sendi peluru, ujung tulang yang berbentuk bonggol dan ujung tulang yang lainya berbuntuk lekukan
yang sesuai dengan ukuranya, geraknya dapat kesegala arah.
Misalnya tulang paha dengan gelang panggul.

Sendi pelana (sendi geser), gerakanya kedua arah seperti orang naik kuda di atas pelana. Permukaan
tulang yang bergerak berbentuk datar. Misalnya sendi yang pada ruas-ruas tulang belakang, sendi
antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan.

F. Menjaga kesehatan tulang


Sebagian besar jarinagn tulang tersusun dari perpaduan serat collagen dan mineral. Collagen
memberikan kekuatan dan kelenturan, sedangkan mineral dapat mengeraskan tetapi bisa menjadi
penyebab patahnya tulang.
pertumbuhan kesehatan tulang tergantung mineral dan fosfor yang memadai. Anak- anak dan
ibu hamil banyak membutuhkan mineral-mineral dalam makanannya. Jika anak jarang berjemur sinar
matahari dan kekurangan mineral maka tulanya akan mudah bengkok bila mendapat tekanan.
Pertumbuhan tidak normal tersebut disebut rachitis. Tambahkan kalsium dan vitamin C dengan dosis
tinggi untuk menguatkan tulang. Pada lansia biasanya terjadi pengikisan, penipisan tulang yang
disebut osteoporosis, dapat dicegah dengan olah raga teratur, pemberian kalsium secara teratur, dan
pemberian hormone estrogen untuk mencegah osteoposis.

G. Kelainan dan gangguan pada tulang dan sendi

1. Kelainan dan gangguan pada sendi

Tiap-tiap sendi dibungkus dengan selaput sendi dan diperkuat dibagian luarnya oleh jaringan ikat
sendi. Apabila sendi mengalami infeksi, rongga sendi akan diisi oleh suatu cairan yang disebut getah
radang. Setiap gerakan pada sendi ini menimbulkan rasa sakit, keadaan ini disebut artitis eksudatif.
Sebaliknya, hal seperti tadi juga dapat mengakibatkan kekurangan minyak sendi, sehingga pada waktu
sendi digerakkan seperti berderik-derik dan menimbulkan rasa nyeri, keadaan seperti ini disebut artitis
sika.

Sobeknya selaput sendi disebut memar, sedangkan lepasnya ujung tulang sendi disebut urai sendi
atau dislokasi.

Gambar 12. Kelainan bentuk tulang belakang.

2. Kelainan dan gangguan pada tulang

Tulang yang patah disebut fraktura. Bila patahnya tulang tidak merobek kulit pembungkusnya
disebut fraktura tertutup. Dan sebaliknya jika mencuat kekulit disebut fraktura terbuka. Bila lebih dari
satu patahan pada sebuah tulang disebut fraktura berganda. Bila patah tulang terjadi pada anak-anak
yang masih bertulang lentur dapat menyebabkan patahan tidak bersih dan tidak lengkap, ini disebut
fraktura sebagian.
Tulang mengandung sel-sel pembentuk tulang (osteoblast) dan sel-sel penghancur tulang (osteoklas).
Bila tulang patah, osteoklas menghancurkan tulang yang rusak dan osteoblas membentuk jaringan
tulang yang baru.

Pada setiap tulang yang masih hidup, terdapat selaput tulang (periosteum) yang bertugas
menumbuhkan tulang. Jika periosteum ini rusak, bagian tulang yang tidak lagi memperoleh makanan
dari perosteum menjadi mati dan mongering, keadaan seperti ini disebut nekrosis. Periosteum mampu
pula menyambung tulang yang patah. Sambungan ini disebut kalus. Bila tulang ini hanya retak saja,
maka kalus dibentuk dengan cepat, letaknya tulang disebut dengan fisura.

Kebiasaan duduk atau berdiri yang salah dapat pula mengakibatkan kelainan bentuk tulang belakang.
Misalnya terjadi scoliosis, tulang belakang bengkok kekanan atau kekiri. Kifosis, tulang belakang
membongkok. Lordosis, tulang belakang bagian pinggang membengkok kebelakang dan bagian
punggung membengkok kedepan. Kelainan tulang ini dapat dilihat dengan foto sinar X (foto rontgen)

Infeksi TBC tulang, rahitis, membawa beban dipundak, dapat pula menyebabkan cacat tulang
punggung seperti diatas. Infeksi spilis pada anak dalam kandungan dapat pula mengakibatkan
rusaknya cakra epifisise sehingga tulang anggota geraknya menjadi layuh. Keadaan tidak bertenaga
ini disebabkan oleh layuhnya tulang, atau disebut layuh semu.

H. Percobaan dan pengamatan

1) Hubungan tinggi badan dan waktu

Pada saat bangun pagi, mintalah bantuan seseorang untuk mengukur tinggi badan anda. Berdirilah
dengan punggung merapat kedinding. Rapatkan kaki anda, dan pandangan lurus kedepan ketika
diukur. Catat berapa tinggi anda. Sebelum pergitidur malam harinya lakukan hal yang sama. Apa yang
anda temukan ?

Tulang punggung dipisahkan oleh jaringan yang lunak sebagai peredam kejut. Selama siang hari,
gaya grafitasi menarik tulang belakang kebawah. Sebagai akibatnya cakram kehilangan air sehingga
menjadi sedikit tipis. Hasilnya ketika akan tidur anda akan sedikit lebih pendek dibandingkan dengan
saat bangun tidur dipagi hari.

2) Tulang keras dan tulang rawan

Pada waktu kita masih muda, tulang-tulang kita relatif lunak dan lentur. Ini karena tulang rawan
didalamnya belum mengalami pengendapan mineral dan mengeras menjadi tulang

4) Membuat mitela

Kain pengikat terbuat dari mitela segitiga. Untuk latihan kita dapat menggunakan kain scarf yang
besar. Topang tangan yang sakit dengan lipatan scarf dan ikatkan ujungnya dibelakang leher dan bahu.

Anda juga dapat mencegah lengan atau kaki yang patah dari kerusakan yang lebih parah dengan
menggunakan papan bidai untuk meneguhkan posisi tulang. Dalam keadaan darurat, ini dapat dibuat
dari sepotong kayu, kertas Koran atau majalah. Pengikatnya dapat menggunakan scarf atau sabuk. Hal
yang perlu diperhatikan, papan bidai harus cukup panjang untuk menutupi tulang yang patah dan
sendi didekatnya.
I. Cara mengajarkan rangka manusia di SD

Untuk mengajarkan bahasan tentang rangka manusia dapat dilakukan dengan pendekatan
pemecahan masalah melalui metode diskusi dan observasi . kemudian anda mengajukan pertanyaan
seperti :

1) Apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki rangka tubuh?

2) Apakah sikap tubuh tertentu dapat mempengaruhi pertumbuhan rangka?

3) Bagaimanakah bentuk rangka tubuh kita?

Siswa akan mengajukan berbagai macam jawaban dan jawaban tersebut dikenal sebagai jawaban
sementara atau hipotesis. Untuk membuktikan kebenaran jawaban ajak siswa untuk mengamati
tubuhnya sendiri.

Selanjutnya lakukan diskusi klasikal misalnya mendiskusikan bahwa rangka tubuh tertentu
melindungi organ tubuh tertentu.

Agar siswa dapat mengambil kesimpulan dengan tepat, sebaiknya anda melakukan bimbingan dalam
penarikan kesimpulan untuk masing-masing kegiatan yang dilakukan. Selanjutnya tugas siswa untuk
membuat laporan singkat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukanya. Untuk melatih kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi, sebaiknya laporan ditulis dalam kelompok kecil, tetapi stiap siswa
harus memiliki salinannya.

Diposkan oleh Indrawati di 01.44

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:

Anonim mengatakan...

makasih mbak unyu

29 Juni 2013 09.06

rudi chum mengatakan...

Izin nyimak ya mbak.

24 Desember 2013 21.54

Poskan Komentar

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Dashboard | Follow

Blog Archive

2013 (13)

Juli (1)

Juni (1)

Mei (1)

MAKALAH RANGKA MANUSIA

April (3)

Maret (5)

Februari (2)

About Me

Indrawati

Lahir di Temanggung pada 9 April 1993, berzodiak Aries. kasih sayang dari orang tua, keluarga, dan
teman-teman adalah modal aku untuk menggapai mimpi-mimpi ku. tahun 2006 aku lulus dari SD N
Bulan,selopampang temanggung. tahun 2009 aku lulus dari SMP N 3 Temanggung. tahun 2012 aku
lulus dari SMA N 3 Temanggung. dan kini aku duduk di bangku kuliah di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) jurusan PGSD fakultas Ilmu Pendidikan. hehehe Terima kasih

Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Laman

148318

Digital clock

Pengikut
Ada kesalahan di dalam gadget ini

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai