Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain dan Konstruksi
Grid Patternator untuk Pengujian Kinerja Penyemprotan Sprayer adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Kinerja sprayer sangat ditentukan oleh jenis nosel dan kesesuaian ukuran
droplet yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu. Penambahan jumlah
dan ketinggian nosel pada sprayer gendong bermotor adalah untuk meningkatkan
luas penyemprotan sehingga mempercepat waktu kerja. Informasi mengenai
distribusi cairan semprot atau pola penyemprotan yang terbentuk dari hasil
penyemprotan suatu nosel sangat dibutuhkan pengguna untuk menentukan dengan
tepat jenis nosel yang akan digunakan dalam penyemprotan. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengembangkan metode uji kinerja penyemprotan sprayer
untuk mengetahui distribusi cairan dan pola penyemprotan dengan metode grid.
Pengujian dengan grid patternator menunjukkan bahwa peningkatan tekanan dari
3, 5, 7 dan 9 bar menyebabkan ketidakseragaman pola dan distribusi cairan
penyemprotan pada nosel flat dan solid cone. Distribusi penyemprotan pada
tekanan 5 bar lebih seragam dibandingkan dengan tekanan 3, 7 dan 9 bar.
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Dr Ir Desrial, MEng
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan, dengan judul Desain
dan Konstruksi Grid Patternator untuk Pengujian Kinerja Penyemprotan Sprayer.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prof Dr Ir Tineke Mandang, MS
dan Bapak Dr Ir I Dewa Made Subrata, MAgr selaku pembimbing, serta Bapak Dr
Ir Gatot Pramuhadi, MSi yang telah membantu dalam mendesain dan
pengumpulan data untuk pengembangan metode uji sprayer. Di samping itu,
ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak dan keluarga besar
al ihya serta teman-teman TEP 46, atas segala doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Penyemprotan 3
Sprayer 4
Butiran Semprot (Droplet) 5
Pengujian Kinerja Sprayer 8
METODE PENELITIAN 11
Waktu dan Tempat 11
Bahan dan Alat 11
Metode Penelitian 11
Prosedur Penelitian 14
HASIL DAN PEMBAHASAN 15
Modifikasi Alat dan Metode Uji Kinerja Penyemprotan Sprayer 15
Evaluasi Alat dan Metode Pengujian Grid Patternator 16
Usulan Konsep Sistem Kontrol Otomatis Grid Patternator 32
SIMPULAN DAN SARAN 36
Simpulan 36
Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN 38
RIWAYAT HIDUP 81
DAFTAR TABEL
1 Klasifikasi volume aplikasi untuk tanaman 3
2 Pengaruh tekanan dan ketinggian terhadap lebar efektif penyemprotan
pada nosel tipe flat 29
3 Pengaruh tekanan dan ketinggian terhadap lebar efektif penyemprotan
pada nosel tipe cone 30
DAFTAR GAMBAR
1 Penyemprot tipe gendong 5
2 ASABE S-572.1 klasifikasi ukuran droplet 6
3 Semprotan nosel tipe Flat 7
4 Semprotan nosel tipe Flooding 7
5 Semprotan nosel tipe Even Spray 7
6 Semprotan nosel tipe Hollow Cone 8
7 Peralatan uji penyemprotan 9
8 Sudut penyemprotan 10
9 Ilustrasi pengukuran debit knapsack power sprayer 12
10 Grafik pola penyemprotan sebelum ada tumpang tindih 12
11 Grafik pola penyemprotan setelah ada tumpang tindih 13
12 Pengujian dengan patternator konvensional 13
13 Pengujian dengan grid patternator 1
14 Diagram skematik kegiatan penelitian 14
15 Grid pada patternator hasil modifikasi 16
16 Tabung penampung cairan hasil penyemprotan 16
17 Aliran pada tangki 17
18 Grafik debit cairan tipe nosel flat 17
19 Grafik debit cairan tipe nosel cone 17
20 Grafik volume cairan 8 nosel flat 18
21 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel flat 19
22 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel cone 20
23 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel cone dengan patternator
konvensional pada ketinggian 40 cm (a) dan 60 cm (b) 22
24 Distribusi penyemprotan 1 nosel cone dengan grid patternator pada
ketinggian 40 cm (a) dan 60 cm (b) 22
25 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel flat dengan patternator
konvesional pada ketinggian 40 cm (a) dan 60 cm (b) 23
26 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel flat dengan grid patternator
pada ketinggian 40 cm (a) dan 60 cm (b) 23
27 Grafik pengaruh ketinggian dan tekanan terhadap luas penyemprotan
pada nosel cone (a) dan flat (b) 24
28 Grafik sebaran cairan 1 nosel cone ketinggian 40 cm 25
29 Grafik sebaran cairan 1 nosel cone ketinggian 60 cm 25
30 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel cone (a) dan 2 nosel cone (b)
dengan patternator konvensional 26
31 Distribusi cairan 1 nosel cone (a) dan 2 nosel cone (b) pada tekanan 7
bar dan ketinggian 40 cm dengan grid patternator 27
32 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel flat (a) dan 2 nosel flat (b)
dengan patternator konvensional 27
33 Distribusi cairan 1 nosel flat (a) dan 2 nosel flat (b) pada tekanan 7 bar
dan ketinggian 40 cm dengan grid patternator 28
34 Grafik tumpang tindih pada penyemprotan 1 nosel cone 29
35 Grafik pengaruh jumlah nosel dan tekanan terhadap lebar efektif
penyemprotan pada nosel flat 30
36 Pola penyemprotan knapsack power sprayer dengan 8 nosel tipe flat
pada ketinggian 40 cm 31
37 Pola penyemprotan knapsack power sprayer dengan 8 nosel tipe flat
pada ketinggian 60 cm 31
38 Pemetaan overlapping penyemprotan 4 nosel cone pada tekanan 3 bar
dan ketinggian 40 cm 32
39 Sistem pengukuran otomatis grid patternator 33
40 Diagram blok sistem kontrol 33
41 Sensor load cell 33
42 LCD character 16 x 2 34
43 Grid patternator dengan sistem pengukuran otomatis 35
DAFTAR LAMPIRAN
1 Alat uji penyemprotan (patternator) 39
2 Data debit power sprayer TASCO TF 820 dengan 1 nosel 40
3 Data debit power sprayer TASCO TF 820 dengan 2 nosel 41
4 Data debit power sprayer TASCO TF 820 dengan 8 nosel 42
5 Hasil pengujian penyemprotan sprayer 43
6 Data pola distribusi cairan dengan patternator konvensional 44
7 Data lebar efektif penyemprotan pada 1 nosel tipe cone 51
8 Data lebar efektif penyemprotan pada 1 nosel tipe flat 59
9 Data lebar efektif penyemprotan knapsack power sprayer dengan 8
nosel flat 63
10 Data pola distribusi cairan dengan grid patternator 68
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pola penyemprotan karena patternator dapat mengukur distribusi cairan pada semua
bagian bidang semprot, termasuk dari arah lateral maupun longitudinal.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang alat dan metode pengujian kinerja
penyemprotan sprayer (grid patternator) serta melakukan uji kinerja penyemprotan
untuk mengetahui distribusi cairan dan pola penyemprotan dengan tipe nosel yang
berbeda.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Penyemprotan
Tujuan dari kegiatan penyemprotan adalah untuk melindungi tanaman dari jasad
pengganggu dalam batas-batas yang menguntungkan petani (Daywin 1992). Sedangkan
tujuan umum dari penyemprotan adalah untuk memberantas hama dan penyakit
tanaman, memberantas tanaman pengganggu (gulma), menyemprotkan pupuk, dan
menyemprotkan cairan hormon dengan fungsi tertentu misalnya untuk mempercepat
berbuah.
Suatu sistem penyemprotan yang efisien dapat ditentukan setelah mempelajari
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Beberapa faktor terpenting
diantaranya adalah karakteristik dari jasad pengganggu tanaman, karakteristik tanaman,
luas areal pertanaman, dan kondisi fisik lapangan. Secara umum, jasad pengganggu
tanaman yang dapat diberantas dengan cara penyemprotan dapat digolongkan pada
insekta (serangga), cendawan dan tanaman pengganggu (gulma). Insekta dapat
diberantas dengan menggunakan insektisida. Cendawan dapat diberantas dengan
menggunakan fungisida. Sedangkan gulma dapat diberantas dengan menggunakan
herbisida.
Penyemprotan dengan menggunakan insektisida efektif bila dilakukan dengan
penyemprot bertekanan sedang dan tinggi, agar butiran semprot yang dihasilkan
berukuran halus dan dapat melayang di udara dengan waktu yang relatif lama.
Penyemprotan menggunakan fungisida untuk memberantas cendawan cukup
menggunakan penyemprot bertekanan rendah pada penyemprotan jarak dekat agar
diperoleh ukuran partikel yang cukup besar sehingga dapat menempel pada tanaman.
Penggunaan herbisida untuk memberantas tanaman pengganggu cukup dengan
menggunakan penyemprot bertekanan rendah (Daywin 1992).
Menurut Teoh (1985), volume aplikasi yang digunakan dalam penyemprotan
tergantung pada jenis pestisida yang digunakan, banyaknya hama atau penyakit
tanaman yang akan diberantas, penggunaan alat, dan lain-lain. Pada masa lampau,
volume sedang dan tinggi digunakan pada pengendalian gulma secara umum. Akan
tetapi sebuah survey pada tahun 1979 menunjukkan bahwa larutan herbisida yang biasa
diaplikasikan kira-kira 450 liter/hektar (Teoh 1985) dan hal tersebut menunjukkan
bahwa aplikasi penyemprotan yang digunakan adalah aplikasi volume rendah (Tabel 1).
Sehubungan dengan itu, maka dibuatlah alat penyemprotan yang biasa disebut sprayer
dan blower yang telah ditemukan oleh para penemunya dan kemudian dikembangkan
secara mutakhir oleh para pakar masa kini serta telah disesuaikan dengan berbagai
keperluan disertai dengan berbagai kemudahan dalam cara pengoperasiannya, sehingga
para petani di pedesaan manapun dapat menggunakan alat-alat pemberantas hama
tersebut dengan baik (Mulyani M 1989).
4
Sprayer
Fungsi Sprayer
Menurut Bronson dan Anderson (1990), fungsi utama dari sprayer adalah
memecah cairan menjadi tetes-tetes dengan ukuran yang efektif untuk didistribusikan
secara merata di atas permukaan atau ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain dari
sprayer adalah mengatur banyaknya insektisida untuk menghindarkan pemberian yang
berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan. Tujuan utama
dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk
melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batas-batas yang menguntungkan
petani (Daywin et al. 1992).
Klasifikasi Sprayer
Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada sprayer bisa berasal
dari tenaga manusia sebagai operator, motor bakar bensin, ataupun putaran dari PTO
suatu traktor. Menurut Smith (1990), sprayer dibedakan menjadi dua kelompok
berdasarkan tenaga penggeraknya, yaitu:
1. Sprayer dengan penggerak tangan (hand operated Sprayer), yang terdiri atas:
1) Hand Sprayer, yaitu sprayer yang berukuran kecil dan khusus untuk keperluan di
lapangan rumah, taman dan penyemprotan ringan lainnya.
2) Sprayer otomatis, yaitu Sprayer dengan tekanan tinggi dimana tekanan diberikan
atau dibentuk melalui pemompaan sebelum penyemprotan dilakukan. Sprayer ini
disebut juga comprassed air sprayer dengan tekanan dalam tangki sekitar 140
200 psi atau 10 14 kg/cm2
3) Sprayer semi otomatis, yaitu sprayer yang bentuk fisiknya menyerupai sprayer
otomatis tetapi tidak memerlukan tekanan tinggi. Pembentukan tekanan melalui
pemompaan yang diberikan sebelum dan selama penyemprotan berlangsung.
4) Jenis-jenis lainnya seperti bucket sprayer, barrel prayer, cheel barrow sprayer,
slide pump sprayer. Pada tipe-tipe ini tangki dan pompa tidak tersusun dalam satu
unit, melainkan saling terpisah.
2. Sprayer bermotor (power sprayer), menggunakan sumber tenaga penggerak dari
motor bakar atau motor listrik atau PTO traktor. Ada beberapa tipe dari power
sprayer yaitu: hydraulic sprayer, hydraulic-pneumatic sprayer, blower sprayer dan
aerosol generator.
Menurut Barus (2003) sprayer dibagi menjadi tiga jenis yaitu hand atau
knapsack sprayer, motor sprayer dan CDA sprayer. Controlled Droplet Application
(CDA) sprayer merupakan sprayer yang tidak menggunakan tekanan udara untuk
menyebarkan larutan herbisida ke arah gulma sasaran, melainkan berdasarkan gaya
gravitasi dan putaran piringan. Putaran piring digerakkan oleh dinamo dengan sumber
tenaga baterai 12 volt. Putaran piringan sekitar 2000 rpm dan butiran yang keluar
berbentuk seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran butiran 250 mikron merupakan
ukuran butiran yang optimal untuk membasahi permukaan gulma dan meresap ke
dalam jaringan gulma.
5
Hand sprayer atau alat semprot punggung merupakan sprayer yang paling
banyak digunakan di perkebunan. Prinsip kerjanya, larutan dikeluarkan dari tangki
akibat adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan
tangan penyemprot, pada waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangki
menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini
menyebabkan larutan herbisida dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan
oleh nosel ke gulma sasaran. Pada penggunaan hand sprayer, tekanan udara yang
dihasilkan harus diusahakan agar tetap konstan, tekanan pompa yang tidak konstan
mengakibatkan butiran-butiran herbisida tidak seragam dari waktu ke waktu. Dari
seluruh butiran yang dihasilkan, sekitar 80% berukuran 100 mikron. Hal ini
menyebabkan terjadinya drift karena butiran yang kecil dan halus mudah terbawa oleh
hembusan angin.
Menurut Hardjosentono et al. (2000) ada dua jenis alat penyemprot
tangan/penyemprot gendong (hand sprayer) yang lebih dikenal di Indonesia yaitu
penyemprot semi otomatis (lihat Gambar 1a) dan penyemprot otomatis (lihat Gambar
1b). Perbedaan kedua penyemprot tersebut terletak pada sistem pemompaan.
Penyemprot semi otomatis menggunakan tipe pompa cairan (pompa isap), dalam
pengoperasiannya pemompaan tambahan diperlukan terus-menerus selama pekerjaan
penyemprotan berlangsung agar diperoleh kondisi semprotan yang konstan.
Penyemprot otomatis menggunakan tipe pompa angin, dalam pengoperasiannya
memerlukan sejumlah pemompaan untuk memasukkan angin (udara) sehingga terdapat
cukup tekanan udara untuk menyemprotkan habis seluruh cairan yang ada di dalam
tangki, tanpa pemompaan ulang.
tuas pompa
tuas pompa
tabung
vakum pipa
sabuk gendong
sabuk gendong
(a) (b)
Gambar 1 Penyemprot tipe gendong (Hardjosentono 2000);
(a) Tipe semi otomatis (b) Tipe otomatis
Butiran Semprot (droplet) yang dihasilkan oleh suatu alat penyemprot (sprayer)
memiliki jumlah yang sangat banyak dengan ukuran diameter kurang dari 0.5 mm
(Matthews GA 1992). Ukuran diameter droplet dipengaruhi oleh bentuk nosel, jarak
semprot, tekanan operasi, sifat bahan penyemprot, dan keadaaan udara luar. Nosel
dapat dijumpai dengan bermacam-macam jenis dan kegunaannya sesuai dengan bentuk
atau pola penyemprotan yang diinginkan. Jarak semprot yang dekat akan memberikan
hasil penyemprotan yang lebih seragam dengan tetes yang lebih halus. Tekanan operasi
memberikan pengaruh yang besar terhadap ukuran diameter butiran, yaitu semakin
6
besar tekanan operasi maka ukuran diameter butiran akan semakin halus dengan sudut
semprot yang lebar.
Besarnya ukuran diameter droplet yang terjadi pada penyemprotan merupakan
suatu paramenter penting dalam efisiensi dan efektifitas semprotan. Ukuran droplet
biasa dinyatakan dengan parameter VMD (Volume Median Diameter) dan NMD
(Number Median Diameter) yang dinyatakan dalam satuan mikro meter (m). VMD
adalah diameter semprot dimana setengah bagian dari volume semprotan memiliki
ukuran butiran yang lebih besar dan setengah bagian lain lebih kecil dari diameter
tersebut. NMD adalah diameter butiran semprot dimana setengah bagian dari jumlah
butiran semprot memiliki ukuran butiran yang lebih besar dan setengah bagian lain
lebih kecil dari diameter tersebut.
The American Society of Agricultural and Biological Engineers (ASABE)
memiliki standar kategori tersendiri terhadap nilai VMD yang dihasilkan dari suatu
penyemprotan. Kategori ini diberi nilai sangat baik (very fine) hingga sangat kasar
sekali (extra coarse) seperti pada Gambar 10. Fungsi dari standar ini adalah
memudahkan pemakai dalam menentukan jenis nosel yang diinginkan dengan warna
sebagai pembedanya.
Flooding Nozzles
Hasil semprotan dengan menggunakan nosel tipe ini berpola kipas dengan
butiran-butiran yang agak kasar (Gambar 4). Nosel tipe ini dapat digunakan untuk
penyemprotan bahan semprotan ke seluruh permukaan lahan. Biasanya digunakan pada
alat semprot yang digendong oleh operator (knapsack sprayer). Nosel ini dianjurkan
untuk menyemprotkan bahan herbisida.
Cone Nozzles
Tipe nosel ini bisa disebut dengan tipe kerucut berongga dan akan memberikan
hasil semprotan yang sangat baik (Gambar 6). Dapat digunakan untuk penyemprotan
secara keseluruhan dan juga untuk penyemprotan di atas barisan tanaman. Hasilnya
dapat diandalkan meliputi seluruh areal pertanaman yang hendak dilindungi.
Dianjurkan untuk penyemprotan bahan insektisida dan fungisida.
Menurut Smith dan Wilkes (1990), tipe semprotan yang dihasilkan suatu nosel
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tipe kerucut berongga (hollow cone), tipe kerucut
padat (solid cone), dan tipe kipas datar (flat fan). Dalam beberapa macam nosel
dipasang sebuah tapisan yang dapat dilepas dengan lubang-lubang yang sedikit lebih
kecil dari pada nosel untuk mencegah terjadinya penyumbatan. Dalam pemilihan nosel,
terutama untuk jenis sprayer hidrolik yang harus diperhatikan adalah ukuran lubang
(orifice) pada ujung nosel, banyaknya nosel dalam hubungannya dengan volume
aplikasi, dan arah semprot dari nosel atau sudut penyemprotan.
Uji Penyemprotan
Uji penyemprotan dimaksudkan untuk menentukan besar sudut penyemprotan,
lebar penyemprotan efektif, dan tinggi penyemprotan efektif. Pada umumnya uji
penyemprotan sebuah sprayer menggunakan sebuah alat uji yang disebut patternator.
Patternator digunakan untuk mengalirkan butiran halus dari mulut nosel ke botol-botol
penampung. Selain itu dapat digunakan untuk mengukur besar sudut penyemprotan,
lebar penyemprotan efektif, dan tinggi penyemprotan efektif. Dalam Gambar 6a dapat
dilihat peralatan uji penyemprotan tersebut (patternator).
Prosedur uji penyemprotan menggunakan patternator berdasarkan pedoman
dari Badan Standar Nasional (SNI 02-4513.1-2008 tentang unjuk kerja dan metode uji
penyemprotan), adalah sebagai berikut :
1) Pipa penyemprot (lance) diposisikan di dalam peralatan uji penyemprotan
(patternator) sedemikian rupa sehingga butiran halus (droplets) yang keluar dari
mulut nosel dapat terdistribusi secara vertikal. Jarak vertikal nosel ke bidang
horisontal adalah 600 mm
2) Tangki sprayer diisi dengan air hingga paling tidak 75% dari volume nominalnya
3) Tuas pompa digerakkan dengan frekuensi maksimum 35 langkah/menit sedemikian
rupa sehingga tercapai tekanan semprot optimum sesuai petunjuk dalam buku
instruksi
4) Jika tidak ada informasi dalam buku instruksi maka penyemprotan dilakukan pada
tekanan (300 20) kPa atau (3 0.2) bar
9
5) Penyemprotan dilakukan dengan cara membuka katup penutup, dan ukur besar
sudut penyemprotan, (), menggunakan busur derajat, seperti ditunjukkan dalam
Gambar 7a
6) Penyemprotan dilakukan kembali dengan cara membuka katup penutup dan volume
cairan yang tertampung pada setiap botol penampung diukur
7) Gambarkan grafik distribusi volume cairan, lalu tumpang-tindihkan grafik bagian
sisi kanan dan kiri
8) Volume cairan yang masuk dalam kurva tumpang-tindih dijumlahkan
9) Koefisien variasi (CV) dihitung dari data volume cairan tersebut
10) Lebar penyemprotan efektif, LPE (mm), diperoleh dari menghubungkan grafik-
grafik volume cairan yang mempunyai CV terkecil dari beberapa kali tumpang-
tindih
11) Tinggi penyemprotan efektif, TPE (mm) dihitung menggunakan persamaan 1,
seperti ditunjukkan dalam Gambar 7b.
(1)
rangka utama
pengatur ketinggian
nosel
bidang semprot
(a)
nosel
cairan semprot
(b)
Gambar 7 Peralatan uji penyemprotan (a), dan contoh pada saat penyemprotan (b)
(SNI 02-4513.1-2008)
10
(a) (b)
.... (2)
Keterangan:
QM = debit penyemprotan terukur (liter/menit)
QS = debit penyemprotan sesuai spesifikasi (liter/menit)
11
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2013 sampai dengan November 2013 di
Laboratorium Lapangan Siswadhi Soepardjo dan Laboratorium Uji Proteksi Tanaman,
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Leuwikopo, Darmaga, Bogor.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air yang diberi zat pewarna,
knapsack power sprayer merek TASCO TF 820 dan nosel tipe flat dan solid cone.
Dalam pengukuran debit dan lebar efektif (LPE) digunakan peralatan pengukur waktu
digital, timbangan, gelas ukur dan penggaris. Untuk mengetahui pola sebaran
semprotan dan lebar efektif penyemprotan (LPE) menggunakan patternator
konvensional ukuran 1.5 x 1.5 meter dan 4 x 1.5 meter serta grid patternator ukuran 2
x 2 meter.
Metode Penelitian
Perancangan
Pada tahap ini dilakukan perancangan alat uji dan metode uji kinerja
penyemprotan sprayer dengan menggunakan pembagi luasan (grid). Grid patternator
(hasil modifikasi) bertujuan untuk mengetahui distribusi cairan dan pola penyemprotan
pada luasan tertentu.
Perlakuan
Faktor utama dalam perlakuan yang diberikan dalam pengujian kinerja grid
patternator adalah faktor tekanan penyemprotan (P), ketinggian (T) dan jenis nosel (N).
Nilai masing-masing perlakuan adalah :
Untuk tekanan (P) digunakan empat taraf tekanan yang pembagiannya didasarkan pada
kemampuan maksimal sprayer dalam menghasilkan tekanan.
P1= 3 bar
P2= 5 bar
P3= 7 bar
P4= 9 bar
Untuk ketinggian (T) digunakan dua taraf ketinggian yang disesuaikan dengan tinggi
tanaman.
T1 = 40 cm
T2 = 60 cm
Untuk jenis nosel (N) digunakan dua jenis yaitu :
N1 = Flat fan spray nozzle
N2 = Solid cone nozzles
12
nosel
sprayer
penampung air
pengukur waktu
Besar sudut, lebar dan tinggi efektif penyemprotan. Lebar penyemprotan diperoleh
dari banyaknya tempat penampung yang terisi oleh cairan. Sedangkan lebar kerja
efektif merupakan lebar kerja penyemprotan optimal yang menghasilkan sebaran
melintang volume per satuan luas yang paling seragam. Berdasarkan SNI 02-4513.1-
2008, lebar penyemprotan digambarkan dengan grafik yang diperoleh dari distribusi
volume cairan menggunakan kertas millimeter kemudian grafik digeser kiri dan kanan
(tumpang tindih) sehingga terjadi perpotongan antar grafik untuk memperoleh lebar
kerja efektif. Penentuan lebar kerja efektif tidak hanya didasarkan pada perkiraan
gambar, tetapi juga didasarkan pada hasil perhitungan besaran kuantitatif yang
dinamakan koefisien variasi (CV). Nilai CV dibandingkan untuk berbagai percobaan
lebar kerja dengan membuat daftar lebar kerja dan CV. Lebar kerja efektif dipilih dari
lebar kerja dengan CV yang minimum (paling merata) sehingga besar lebar efektif
didapatkan dari perkalian antara interval dari 2 titik perpotongan grafik murni dan
overlapping yang memiliki CV minimum dengan nilai lebar 1 interval.
Gambar 10 Grafik pola penyemprotan sebelum ada tumpang tindih (Elisa 2004)
13
Lebar efektif
Gambar 11 Grafik pola penyemprotan setelah ada tumpang tindih (Elisa 2004)
8 cm
plat bergelombang
tabung penampung
nosel
grid ukuran 5 x 5 cm
Prosedur Penelitian
Data yang didapatkan dari hasil pengujian akan dibahas dalam bab ini
diantaranya pengaruh tekanan pada penyemprotan, volume cairan yang dihasilkan,
distribusi cairan dan pola penyemprotan yang dihasilkan dari jenis nosel yang berbeda.
Modifikasi yang dilakukan pada alat uji penyemprotan yang sudah ada
sebelumnya (patternator konvensional) didasarkan pada tujuan fungsional yang
diinginkan. Tujuan fungsional yang ingin dicapai adalah mengembangkan metode uji
kinerja penyemprotan sprayer untuk mengetahui distribusi cairan serta pola
penyemprotan yang dihasilkan sebuah nosel dengan hasil pengujian yang lebih akurat.
Secara umum modifikasi yang dilakukan terletak pada jumlah tempat penampung
cairan hasil penyemprotan pada patternator dengan pembagi luasan (grid) yang lebih
banyak dibandingkan patternator konvensional karena pada setiap satu grid terdapat
satu tempat penampung air
Debit Cairan
Pengambilan data ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tekanan yang
diberikan terhadap debit cairan yang dikeluarkan oleh sprayer. Dari hasil pengukuran
debit pada masing-masing perlakuan terlihat bahwa tekanan penyemprotan dan jumlah
nosel sangat berpengaruh terhadap debit keluaran dari sprayer. Peningkatan tekanan
dan jumlah nosel berbanding lurus dengan debit keluaran yang dihasilkan oleh sprayer.
Semakin besar tekanan dan jumlah nosel yang digunakan, maka debit yang dihasilkan
akan semakin besar. Prinsip hukum Bernoulli mengatakan bahwa jumlah dari tekanan
(P), energi kinetik persatuan volume (2), dan energi potensial per satuan volume
(gh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus (Chengel et
al. 1998).
kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu bagian bertekanan rendah, menuju
bagian lain bertekanan tinggi.
Keterangan :
1. outlet 1
2. outlet 2
3. tekanan outlet 1 (P1)
4. tekanan outlet 2 (P2)
Pada kasus aliran air yang keluar dari tangki, debit air dipengaruhi oleh tekanan
(pers 3). Misalkan v1 = 0, P1 = P2 = tekanan udara luar dan h2 = 0 m. Dari persamaan
Bernouli didapatkan :
.g.h1 = 1/2..v22
v2 = (2.g.h1)1/2
Diketahui bahwa .g.h adalah tekanan hidrostatik cairan. Debit dinyatakan sebagai
volume per satuan waktu (Q = v.A). Dengan demikian debit air dipengaruhi oleh
tekanan dan kedalaman air. Peningkatan tekanan menyebabkan peningkatan debit
cairan.
Gambar 18 dan 19 menunjukkan debit yang dihasilkan nosel tipe flat lebih besar
dibandingkan tipe cone. Debit terbesar dan terkecil pada nosel tipe flat dan cone
diperoleh dari perlakuan dengan parameter yang sama yaitu pada tekanan sebesar 9 bar
dengan 8 buah nosel untuk debit terbesar sedangkan debit terkecil diperoleh dari
pemberian tekanan sebesar 3 bar dengan menggunakan 1 buah nosel. Nilai debit
terbesar pada nosel tipe flat adalah 0.126 liter/detik sedangkan tipe cone adalah 0.061
liter/detik. Untuk debit terkecil pada nosel tipe flat adalah 0.021 liter/detik dan tipe
cone adalah 0.007 liter/detik.
Pada tekanan yang sama, penambahan jumlah nosel akan meningkatkan debit
cairan yang dikeluarkan sprayer saat penyemprotan. Penambahan nosel dari 1, 2 dan 8
nosel menyebabkan peningkatan debit cairan. Akan tetapi besar peningkatan debit tidak
sesuai dengan kelipatan jumlah nosel. Pada tekanan 3 bar, nosel cone dengan 1 nosel
memiliki debit sebesar 0.007 liter/detik, 0.012 liter/detik untuk 2 nosel dan 0.029
liter/detik untuk 8 nosel. Hasil yang sama juga ditunjukkan nosel flat, 1 nosel memiliki
debit sebesar 0.021 liter/detik, 0.040 liter/detik untuk 2 nosel dan 0.077 liter/detik untuk
8 nosel. Hal ini dikarenakan semakin panjang pipa batang nosel dan adanya
percabangan yang menyebabkan terjadinya headloss pada saat penyemprotan. Dari hasil
pengujian penyemprotan dengan lebih dari 1 nosel juga menunjukkan bahwa volume
cairan yang keluar dari setiap nosel memiliki nilai yang hampir sama (Gambar 20).
Penyemprotan dengan 8 nosel flat pada tekanan 3 bar, volume yang keluar dari 1 nosel
hampir sama dan memiliki nilai rata-rata sebesar 102.7 ml. Pada kejadian ini berlaku
prinsip hukum Pascal yang menyatakan bahwa tekanan yang diberikan zat cair di dalam
ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar. Tekanan
yang sama besar dan melewati penampang (pipa) dengan diameter yang sama
menyebabkan laju aliran yang mengalir sama besar sehingga volume cairan yang keluar
pada setiap nosel memiliki nilai yang hampir sama.
Nomor wadah
Pola distribusi penyemprotan dengan variasi tipe nosel. Variasi tipe nosel sangat
berpengaruh terhadap distribusi penyemprotan cairan. Berdasarkan hasil pengukuran,
terlihat perbedaan yang sangat jelas pada distribusi cairan hasil penyemprotan dengan
menggunakan nosel tipe cone dan flat dengan lama penyemprotan yang sama. Nosel
tipe flat menghasilkan volume cairan yang lebih besar dibanding tipe cone.
(a)
(b)
Gambar 21 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel flat pada tekanan 3 Bar dengan
patternator konvensional (a) dan grid patternator (b)
20
Nomor wadah
(a)
Nomor wadah
Nomor wadah
(b)
Gambar 22 Grafik distribusi penyemprotan 1 nosel cone pada tekanan 3 Bar dengan
patternator konvensional (a) dan grid patternator (b)
Grafik pada Gambar 21 dan 22 merupakan hasil pengujian pola distribusi cairan
nosel cone dan nosel flat menggunakan patternator konvensional (a) dan grid
patternator (b) dengan tiga kali pengulangan. Pengujian dengan patternator
konvensional dan grid patternator menghasilkan volume cairan rata-rata yang berbeda.
Volume pada pengujian grid patternator lebih besar dibandingkan patternator
konvensional. Nilai volume cairan yang didapatkan dari patternator konvensional pada
tekanan 3 Bar adalah sebesar 344.4 ml untuk nosel cone dan 1305 ml untuk nosel flat
sedangkan volume cairan yang dihasilkan dengan grid patternator adalah sebesar 365
ml untuk nosel cone dan 1329 ml untuk nosel flat. Perbedaan terjadi karena cairan
penyemprotan pada pengujian dengan patternator konvesional tidak semuanya
tertampung pada wadah penampung. Pada saat penyemprotan, cairan terkena bidang
21
semprot yang berupa plat bergelombang dan sebagian cairan memantul sehingga keluar
dari bidang semprot.
Pengujian dengan patternator konvensional hanya menunjukkan distribusi
cairan dalam 2 sisi sehingga pola penyemprotan yang terbentuk dari sebuah nosel tidak
diketahui. Hal ini berbeda dengan pengujian menggunakan patternator hasil modifikasi
dengan penambahan jumlah grid pada bagian penampung cairan hasil penyemprotan.
Pengujian dengan grid patternator dapat menunjukkan bahwa nosel tipe cone memiliki
pola penyemprotan berbentuk lingkaran penuh sedangkan nosel tipe flat memiliki pola
penyemprotan berbentuk persegi panjang dengan bagian ujung yang meruncing.
Berdasarkan grafik juga dapat diketahui bahwa distribusi cairan tidak sama dalam setiap
grid.
Ketidakseragaman pola dan distribusi cairan penyemprotan nosel tipe flat dan
cone pada setiap grid atau titik tertentu pada area penyemprotan dapat dilihat pada
lampiran 10. Perubahan tekanan sangat berpengaruh terhadap keseragaman distribusi
cairan penyemprotan. Peningkatan tekanan dari 3, 5, 7 dan 9 bar menyebabkan
distribusi penyemprotan kurang seragam pada nosel flat dan cone. Tekanan akan
berpengaruh pada ukuran butiran cairan untuk suatu nosel yang sama. Semakin besar
tekanan, proses penumbukan cairan pada waktu akan keluar dari nosel makin besar.
Selisih kecepatan antara udara yang meniup dengan cairan di dalam tangki juga menjadi
semakin besar, sehingga lembaran cairan yang terbawa semakin tipis, tumbukannya
semakin besar dan butiran cairan yang dihasilkan semakin kecil. Hal ini yang
mempengaruhi bentuk penyebaran dan kemampuan melekatnya butiran pada bagian
tanaman. Keseragaman butiran cairan semprot ditentukan dari perbandingan nilai VMD
(Volume Median Diameter) dan NMD (Number Median Diameter) yang didapatkan
dengan pengujian menggunakan water sensitive paper. Pengujian menggunakan grid
patternator hanya dapat mengetahui keseragaman distribusi cairan penyemprotan pada
setiap luasan tertentu (grid) dengan menghitung volume dari jumlah cairan semprot
yang tertampung pada penampung di setiap grid. Berdasar hasil pengujian menunjukkan
bahwa tekanan yang lebih rendah akan menghasilkan distribusi cairan semprot yang
lebih seragam. Distribusi penyemprotan pada tekanan 3 dan 5 bar lebih seragam
dibanding dengan tekanan 7 dan 9 bar. Hasil ini berbeda dengan literatur yang
seharusnya pada tekanan tinggi akan menghasilkan distribusi cairan yang lebih seragam
karena ukuran butiran semprot yang dihasilkan lebih kecil. Perbedaan disebabkan
tekanan yang diberikan engine tidak stabil. Tekanan yang tidak stabil juga
menyebabkan pola kerucut padat atau lingkaran penuh yang terbentuk dari nosel cone
distribusi cairannya tidak seragam. Volume cairan bervariasi mulai dari 1 ml sampai 16
ml.
Pada tipe nosel yang sama, diameter atau lubang nosel juga berpengaruh
terhadap keseragaman distribusi cairan. Semakin lebar, maka penyebaran ukuran
butirannya semakin tidak seragam dan mempunyai ukuran butiran yang menjadi lebih
besar. Karena penyebaran ukurannya menjadi lebih besar, maka penyebaran butiran
menjadi kurang merata. Hal ini disebabkan karena pada waktu butiran keluar dari nosel
akan mengalami hambatan yang sebanding dengan ukuran butiran cairan, viskositas
udara dan kecepatan awal butiran tersebut.
Pola distribusi penyemprotan dengan variasi ketinggian nosel. Faktor lain yang
berpengaruh terhadap pola distribusi penyemprotan adalah ketinggian semprot.
Ketinggian semprot merupakan jarak antara titik pusat semprot dengan bidang semprot.
Gambar 23, 24, 25 dan 26 menunjukkan hasil pengujian dengan patternator
konvensional dan grid patternator pada ketinggian yang berbeda yaitu 40 cm dan 60
cm. Grid yang bertanda merah adalah titik yang sejajar dengan nosel. Angka yang
22
terdapat di dalam grid menunjukkan besarnya volume cairan yang terdapat dalam grid
tersebut yang dinyatakan dalam satuan mililiter (ml). Pewarnaan grid didasarkan pada
kesamaan nilai volume yang didapatkan dari pengujian yang bertujuan untuk
memudahkan penentuan pola sebaran cairan semprot secara visual. Sebaran nilai
volume akan menunjukkan keseragaman distribusi cairan saat penyemprotan.
(a) (b)
Gambar 24 Distribusi cairan (dalam ml) 1 nosel cone dengan grid patternator pada
tekanan 5 Bar dan ketinggian 40 cm (a) dan 60 cm (b)
23
(a) (b)
Gambar 26 Distribusi penyemprotan (dalam ml) 1 nosel flat dengan grid patternator
pada tekanan 5 bar dan ketinggian 40 cm (a) dan 60 cm (b)
(a) (b)
Gambar 27 Grafik pengaruh ketinggian dan tekanan terhadap luas penyemprotan pada
nosel cone (a) dan flat (b)
saat pemberian tekanan sebesar 5 bar. Grid dengan nilai volume 5 ml memiliki jumlah
terbesar yaitu 81 grid atau sebesar 25.39%. Pada ketinggian 60 cm, keseragaman
tertinggi adalah pada tekanan 3 bar. Grid dengan nilai volume 4 ml memiliki presentase
terbesar yaitu sebesar 28.57%.
(a)
nosel
(b)
Gambar 31 Distribusi cairan (dalam ml) 1 nosel cone (a) dan 2 nosel cone (b) pada
tekanan 7 bar dan ketinggian 40 cm dengan grid patternator
nosel
(a)
(b)
Gambar 33 Distribusi cairan (dalam ml) 1 nosel flat (a) dan 2 nosel flat (b) pada tekanan
7 bar dan ketinggian 40 cm dengan grid patternator
Besar sudut, lebar dan tinggi efektif penyemprotan. Pengukuran sudut semprot
dilakukan sebelum pengujian distribusi penyemprotan. Perubahan tekanan dan
ketinggian kurang berpengaruh pada sudut semprot yang dihasilkan oleh suatu nosel.
Metode pengukuran yang digunakan langsung menggunakan busur derajat. Pada nosel
tipe flat didapatkan sudut semprot sebesar 105 sedangkan untuk nosel tipe cone,
perhitungan sudut penyemprotan menggunakan theorema phythagoras setelah diketahui
tinggi dan lebar teoritis penyemprotan. Hal ini dikarenakan hasil penyemprotan nosel
cone tidak terlihat jelas. Setelah sudut semprot dan lebar penyemprotan diketahui maka
tinggi efektif penyemprotan dapat dicari menggunakan rumus persamaan I.
Pengukuran lebar efektif penyemprotan (LPE) dilakukan dengan metode grafik
tumpang tindih (overlapping). Grafik tumpang tindih terdiri dari grafik murni yang
didapatkan dari data peneyemprotan langsung dan grafik overlapping yang merupakan
pergeseran dari grafik murni ke arah kanan dan kiri sehingga terjadi perpotongan dari
grafik-grafik tersebut. Grafik yang dipilih adalah grafik overlapping dengan data yang
memiliki nilai koefisien variasi (CV) minimum (paling seragam). Sehingga 2 titik
perpotongan yang terjadi antara grafik murni dan overlapping dengan CV minimum
29
pada grafik tumpang tindih merupakan lebar efektif penyemprotan (SNI 02-4513.1-
2008).
Nomor wadah
Gambar 34 Grafik tumpang tindih pada penyemprotan 1 nosel cone dengan tekanan 5
Bar dan ketinggian 40 cm
Tabel 2 Pengaruh tekanan dan ketinggian terhadap lebar efektif penyemprotan pada 1
nosel tipe flat
Tipe nosel flat
Sudut Lebar Lebar Tinggi
Ketinggian Tekanan Debit Efisiensi
semprot teoritis efektif efektif
(cm) (Bar) (liter/detik) (%)
() (cm) (cm) (cm)
3 0.021 105 128 72.00 56.25 27.62
5 0.036 105 144 82.40 57.22 31.61
40
7 0.044 105 144 80.00 55.56 30.69
9 0.064 105 152 88.00 57.89 33.76
3 0.021 105 184 100.00 54.35 38.37
5 0.036 105 216 120.00 55.56 46.04
60
7 0.044 105 216 116.00 53.70 44.50
9 0.064 105 224 120.00 53.57 46.04
30
Tabel 3 Pengaruh tekanan dan ketinggian terhadap lebar efektif penyemprotan pada 1
nosel tipe cone
Tipe nosel cone
Sudut Lebar Lebar Tinggi
Ketinggian Tekanan Debit Efisiensi
semprot teoritis efektif efektif
(cm) (Bar) (liter/detik) (%)
() (cm) (cm) (cm)
3 0.007 104.86 104 60.00 57.69 23.08
5 0.008 108.92 112 64.00 57.14 22.86
40
7 0.011 112.62 120 68.00 56.67 22.67
9 0.021 115.98 128 72.00 56.25 22.50
3 0.007 86.04 112 64.00 57.14 34.29
5 0.008 90.00 120 70.00 58.33 35.00
60
7 0.011 97.16 136 78.40 57.65 34.59
9 0.021 97.16 136 77.60 57.06 34.24
Gambar 35 Grafik pengaruh jumlah nosel dan tekanan terhadap lebar efektif
penyemprotan pada nosel flat pada ketinggian 40 cm
31
Knapsack power sprayer dengan 8 nosel tipe flat memiliki jarak 25 cm antar
noselnya. Pola atau overlapping yang terjadi pada penyemprotan 8 nosel flat dapat
diketahui dengan analisis perhitungan sudut penyemprotan dan LPE. Berdasar
pengukuran didapatkan sudut semprot pada satu nosel adalah 105 dan lebar efektif
penyemprotan pada ketinggian 40 cm adalah 72 cm sedangkan pada ketinggian 60 cm
adalah 100 cm untuk tekanan 3 Bar. Tinggi efektif penyemprotan dapat dihitung dengan
persamaan 1, yaitu sebesar 27.62 cm dan 38.37 cm. Pemetaan dari hasil perhitungan
tersebut menunjukkan pola overlapping pada penyemprotan 8 nosel flat (Gambar 36
dan Gambar 37).
nosel
Gambar 36 Pola penyemprotan knapsack power sprayer dengan 8 nosel tipe flat pada
ketinggian 40 cm
nosel
Gambar 37 Pola penyemprotan knapsack power sprayer dengan 8 nosel tipe flat pada
ketinggian 60 cm
Nosel
11
22
33
22
11
Gambar 38 Pemetaan overlapping penyemprotan 4 nosel cone pada tekanan 3 bar dan
ketinggian 40 cm (dalam ml)
dikonversi sehingga diketahui nilai volume cairan penyemprotan pada tiap penampung.
Besar nilai volume dapat terlihat pada display yang disambungkan pada sensor dan
mikrokontroler. Nilai volume yang terbaca dari tiap tabung merupakan besar nilai
sebaran cairan semprot pada tiap satu grid.
Keterangan :
1. Display
2. Rangkaian pengkondisi
sinyal (RPS)
3. Kabel
4. Sensor load cell
5. Tabung penampung air
Alat ini menggunakan sensor load cell untuk mendeteksi berat benda yang akan
ditimbang. Prinsip kerja alat ini adalah jika ada pertambahan berat, sensor akan
mendeteksi berat benda. Kemudian keluaran dari sensor yang berupa perubahan
resistansi ini akan diubah menjadi perubahan tegangan oleh rangkaian pengkondisi
sinyal agar dapat diolah oleh rangkaian mikrokontroller. Rangkaian ADC yang terdapat
pada mikrokontroller ini akan mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital.
Kemudian hasil konversi dari rangkaian ADC akan diproses oleh rangkaian
mikrokontroler untuk ditampilkan ke display. Secara umum, proses akan ditunjukkan
pada diagram blok di bawah ini.
Sensor load cell digunakan untuk mengkonversi berat dari suatu beban menjadi
resistansi. RPS berfungsi untuk mengubah keluaran dari sensor yang berupa perubahan
resistansi menjadi perubahan tegangan. Mikrokontoller yang berupa ATMega 8535 ini
selain digunakan untuk mengolah data juga digunakan untuk mengubah keluaran RPS
yang berupa data analog menjadi data digital melalui ADC yang terdapat di dalam
mikrokontroller ini. Sedangkan display digunakan untuk menampilkan angka yang
terdeteksi oleh sensor.
Load cell merupakan sensor timbangan yang bekerja secara mekanis dengan
menggunakan prinsip tekanan yang memanfaakan strain gauge sebagai pengindera
(sensor). Strain gauge adalah sebuah transduser pasif yang mengubah suatu pergeseran
mekanis menjadi perubahan tahanan. Perubahan ini kemudian diukur dengan jembatan
Wheatsone dan tegangan keluaran dijadikan referensi beban yang diterima load cell.
Optimasi bentuk dan dimensi load cell dilakukan dengan memperhatikan
dimensi ruang yang tersedia serta gaya atau beban yang akan bekerja. Output load cell
tidak hanya ditentukan oleh berat atau beban yang diterima, tetapi juga oleh kekuatan
tegangan eksitasi yang dinilai dalam output sensitivitas (mV/V) pada kapasitas
maksimal penuh. Sebuah keluaran khas beban maksimal untuk load cell adalah 3 mV/V,
ini berarti bahwa untuk setiap volt tegangan eksitasi diterapkan pada beban maksimal
akan ada 3 milivolt output sinyal. Untuk menampilkan output dari setiap pendeteksi
maka dibutuhkan sebuah display untuk menampilkannya. Pada alat ini, display yang
digunakan adalah LCD 16 x 2 atau bisa disambungkan langsung dengan komputer.
Modul LCD terdiri dari sejumlah memori yang digunakan untuk display. Semua teks
yang dituliskan ke modul LCD akan disimpan di dalam memori dan modul LCD secara
berurutan membaca memori ini untuk menampilkan teks ke modul LCD itu sendiri.
Nilai yang terbaca berupa data digital akan ditampilkan pada layar LCD (Gambar 43).
Keuntungan penggunaan sistem pengukuran otomatis pada grid patternator
adalah memudahkan pengguna dalam pembacaan data saat melakukan pengujian kinerja
sprayer. Berikut adalah sketsa alat uji kinerja penyemprotan sprayer dengan sistem
pengukuran otomatis.
35
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional. 2008. SNI Sprayer Kompresi Tipe Gendong-Unjuk Kerja dan
Cara Uji. Jakarta (ID) : BSN.
Barus E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Yogyakarta (ID) : Kanisius.
Chengel, Yunus and Michael Boles. 1998. Thermodynamics: An Engineering Approach.
Highstown (US) : McGraw-Hill.
Daywin FJ, RG Sitompul and Imam H. 1992. Mesin- mesin Budidaya Pertanian. Bogor
(ID) : JICA-DGHE/IPB Project.
Elisa. 2004. Mesin Pengendali Hama. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada University Press.
Geigy C. 1985. Application Techniques for Plant Protection in Field Crops. Basle
Switzerland (CH) : Ciba Geigy Plant Protection.
Hardjosentono M, Wijato E. Rachlan IW Badra dan Tarmana. 2000. Mesin-Mesin
Pertanian. Jakarta (ID) : Bumi Aksara.
Houny K. 1999. Knapsack Sprayer a Partical Users Guide. Morocco (MA) : Institu
Agronomique et Veterenaire Hasan II.
Mariza W. 2012. Sensor Load Cell [internet]. [diunduh 2013 Mar 23]. Tersedia pada :
http://staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31925/Sensor.ppt
Matthews GA. 1992. Pesticide Application Methodes. London (GB) : Longman.
Mulyani M. 1989. Hama Tanaman Keras dan Alat Pemberantasannya. Jakarta (ID) :
Bina Aksara.
Smith HP dan Wilkes LH. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Ed ke-6. Purwadi T,
penerjemah. Yogyakarta(ID) : Gadjah Mada University Press.
Teoh CH. 1985. Introduction to LV, VLV, ULV, and CDA Application, Recent
Development in Pesticide Application Technology. Di dalam : Teoh CH, editor.
Proceeding of The Workshop on Application Technology; 1985 Jan 21; Serdang,
Malaysia.
Wilson. 2011. Understanding Droplet Size [Internet]. [diunduh 2013 Des 15]. Tersedia
pada : http://pesticidestewardship.org.
Wudianto. 2010. Peningkatan Hasil Tanaman Pangan. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.
38
LAMPIRAN
39
Lampiran 4 Data debit power sprayer TASCO TF 820 dengan 8 nosel flat
1) Tekanan 3 Bar
2) Tekanan 5 Bar
3) Tekanan 7 Bar
4) Tekanan 9 Bar
1) Patternator konvensional
2) Patternator grid
a) Tipe cone
b) Tipe flat
44
Nomor wadah
Nomor wadah
51
Nomor wadah
Nomor wadah
52
1) Ketinggian 40 cm
a) Tekanan 3 bar
Nomor wadah
b) Tekanan 5 Bar
Murni Over 1 Over 2 Over 3 Over 4 Over 5 Grafik tumpang tindih (ml)
No
(ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml) Over 1 Over 2 Over 3 Over 4 Over 5
-8 0 67 60 54 54 42 67 60 54 54 42
-7 3 60 54 67 42 35 63 57 70 45 38
-6 10 54 42 60 35 16 64 52 70 45 26
-5 20 42 35 54 16 7 62 55 74 36 27
-4 34 35 16 42 7 3 69 50 76 41 37
-3 43 16 7 35 3 0 59 50 78 46 43
-2 51 7 3 16 0 3 58 54 67 51 54
-1 54 3 0 7 3 10 57 54 61 57 64
0 67 0 3 3 10 20 67 70 70 77 87
1 60 3 7 0 20 34 63 67 60 80 94
2 54 7 16 3 34 43 61 70 57 88 97
3 42 16 35 10 43 51 58 77 52 85 93
4 35 35 42 20 51 54 70 77 55 86 89
5 16 42 54 34 54 67 58 70 50 70 83
6 7 54 60 43 67 60 61 67 50 74 67
7 3 60 67 51 60 54 63 70 54 63 57
8 0 67 60 54 54 42 67 60 54 54 42
rata-rata 62.765 62.353 61.882 61.882 61.176
SD 4.101 9.192 9.591 17.255 24.993
CV 0.065 0.147 0.155 0.279 0.409
Nomor wadah
c) Tekanan 7 bar
Murni Over 1 Over 2 Over 3 Grafik tumpang tindih (ml)
No
(ml) (ml) (ml) (ml) Over 1 Over 2 Over 3
-9 0 56 56 52 56 56 52
-8 3 56 61 56 59 64 59
-7 8 61 55 56 69 63 64
-6 16 55 47 61 71 63 77
-5 20 47 33 55 67 53 75
-4 28 33 24 47 61 52 75
-3 39 24 15 33 63 54 72
-2 52 15 5 24 67 57 76
-1 56 5 0 15 61 56 71
0 56 0 3 5 56 59 61
1 61 3 8 0 64 69 61
2 55 8 16 3 63 71 58
3 47 16 20 8 63 67 55
4 33 20 28 16 53 61 49
5 24 28 39 20 52 63 44
6 15 39 52 28 54 67 43
7 5 52 56 39 57 61 44
8 0 56 56 52 56 56 52
rata-rata 60.67 60.67 60.44
SD 5.657 5.657 11.768
CV 0.093 0.093 0.195
Nomor wadah
d) Tekanan 9 bar
Nomor wadah
2) Ketinggian 60 cm
a) Tekanan 3 bar
Nomor wadah
b) Tekanan 5 bar
Nomor wadah
c) Tekanan 7 bar
Nomor wadah
d) Tekanan 9 bar
Nomor wadah
1) Ketinggian 40 cm
a) Tekanan 3 bar
Nomor wadah
b) Tekanan 5 bar
Nomor wadah
c) Tekanan 7 bar
Nomor wadah
d) Tekanan 9 bar
Nomor wadah
2) Ketinggian 60 cm
a) Tekanan 3 bar
Nomor wadah
b) Tekanan 5 bar
Nomor wadah
c) Tekanan 7 bar
Nomor wadah
d) Tekanan 9 bar
Nomor wadah
1) Ketinggian 40 cm
a) Tekanan 3 bar
Nomor wadah
b) Tekanan 5 bar
Nomor wadah
c) Tekanan 7 bar
Nomor wadah
d) Tekanan 9 bar
Nomor wadah
2) Ketinggian 60 cm
a) Tekanan 3 bar
Nomor wadah
b) Tekanan 5 bar
Nomor wadah
c) Tekanan 7 bar
Nomor wadah
d) Tekanan 9 bar
Nomor wadah
No -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-10 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml)
-9 1 72 72
-8 1 1 1 2 34 68
-7 1 2 3 2 2 2 1 1 1 3 16 48
-6 1 2 3 4 3 5 5 4 2 2 1 1 1 4 23 92
-5 2 2 4 4 7 7 7 8 4 5 3 2 2 1 1 1 5 39 195
-4 1 3 5 5 7 9 9 10 8 7 6 4 2 3 2 1 1 6 12 72
-3 1 5 7 8 11 10 10 7 7 8 5 4 4 8 2 2 1 1 7 30 210
-2 1 1 5 7 12 10 13 7 5 5 3 4 5 7 7 3 3 1 1 8 18 144
-1 1 1 1 4 6 12 11 11 8 5 3 3 5 7 8 5 5 5 2 1 1 9 18 162
0 1 1 1 5 7 7 8 10 7 7 4 2 4 5 7 6 5 5 2 1 1 10 14 140
1 1 1 1 5 5 6 8 10 7 6 5 3 4 7 7 9 6 5 2 1 11 10 110
2 1 1 2 5 9 7 11 8 9 8 6 4 4 8 7 11 6 5 1 1 12 5 60
3 1 1 2 6 9 8 11 12 9 9 9 8 7 9 8 10 6 4 1 13 1 13
4 1 1 5 5 9 9 10 11 12 10 9 10 8 11 7 4 3 1 14 0 0
5 1 1 4 7 8 9 11 10 9 10 8 12 7 9 5 5 2 1 15 0 0
6 1 2 4 5 10 5 9 7 11 10 9 5 7 5 3 1 16 0 0
7 1 2 4 5 5 6 6 8 7 7 2 4 2 2 1 Jumlah 292 1386
8 1 1 1 2 3 4 5 4 5 5 2 2 1 1
9 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1
11
d) Tekanan 9 Bar
No -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-13 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml)
-12 1 42 42
-11 1 1 1 2 45 90
-10 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 1 3 22 66
-9 2 2 3 5 7 8 11 10 5 3 2 2 1 1 4 50 200
-8 1 4 5 5 9 14 10 12 11 11 10 7 4 4 1 1 1 5 50 250
-7 2 4 7 8 13 16 9 12 14 12 11 14 13 10 7 3 1 6 19 114
-6 4 5 13 11 14 8 10 12 12 11 11 10 12 10 11 3 2 7 42 294
-5 2 5 6 9 10 13 7 9 9 8 9 10 8 10 9 11 7 5 2 8 15 120
-4 1 6 6 9 10 7 9 9 7 6 8 7 5 7 7 11 7 7 4 2 9 27 243
-3 1 6 10 9 9 6 5 2 6 7 9 5 4 5 6 11 9 8 5 2 10 17 170
-2 1 5 9 9 9 7 7 2 4 4 7 4 4 4 5 7 10 8 6 2 1 11 16 176
-1 1 8 9 11 7 7 9 4 5 4 7 4 5 4 5 10 10 5 5 2 1 12 6 72
0 2 7 11 11 7 7 9 3 6 4 6 2 5 3 7 7 9 9 7 3 1 13 5 65
1 2 5 8 11 7 7 5 3 4 4 7 2 2 4 4 8 7 6 5 3 1 14 4 56
2 3 8 9 9 5 7 2 3 5 6 2 4 5 4 7 6 5 4 2 15 0 0
3 3 7 8 10 10 6 4 4 6 5 4 4 5 5 7 5 5 4 3 16 1 16
4 2 7 7 9 13 9 4 3 5 5 5 7 5 5 4 4 4 2 Jumlah 361 1974
5 2 6 11 5 8 8 5 7 6 4 3 9 5 5 4 5 4 1
6 4 7 5 8 7 5 5 4 4 2 9 4 4 3 2 1
7 2 4 5 5 7 7 5 5 5 5 4 4 5 1 1
8 1 2 3 4 4 6 2 3 4 4 2 2 3 1
9 1 2 2 3 4 2 2 4 3 2 2 2
10 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1
11 1 1 1
2) Data distribusi cairan 1 nosel cone dengan ketinggian 60 cm (dalam satuan ml)
a) Tekanan 3 Bar
No -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-11 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml)
-10 1 1 1 1 1 52 52
-9 1 1 2 3 2 2 2 2 2 28 56
-8 1 1 3 4 4 3 3 1 1 1 3 31 93
-7 1 1 2 3 4 4 4 4 2 3 3 1 4 70 280
-6 1 1 5 4 4 5 4 6 4 4 4 3 5 30 150
-5 1 3 2 3 5 6 5 3 5 6 5 5 4 1 6 21 126
-4 1 2 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 6 4 4 1 7 10 70
-3 1 3 7 4 7 7 4 4 3 4 5 4 4 5 4 2 1 8 3 24
-2 1 2 3 5 4 5 6 5 4 4 4 4 4 7 6 4 3 1 9 0 0
-1 1 2 4 6 4 4 5 3 4 6 4 6 5 8 6 5 3 2 1 10 0 0
0 1 1 4 5 4 6 4 4 4 6 3 4 5 8 4 3 2 2 1 11 0 0
1 2 2 5 7 4 5 4 5 4 5 6 7 6 5 4 3 1 1 12 0 0
2 1 1 3 5 6 6 7 6 4 7 5 6 4 5 4 2 1 13 0 0
3 1 1 4 4 6 4 7 6 7 4 6 5 4 4 2 14 0 0
4 2 3 2 4 4 8 5 5 7 4 4 3 3 15 0 0
5 1 1 3 2 4 5 4 3 3 4 1 1 16 0 0
6 1 1 1 1 2 2 4 4 2 1 Jumlah 245 851
7 1 2 2 2 1 1 1
8 1 1
9
10
b) Tekanan 5 Bar
No -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-14 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml)
-13 1 56 56
-12 2 51 102
-11 1 1 1 1 3 40 120
-10 1 1 1 2 1 2 2 1 1 4 54 216
-9 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 1 5 63 315
-8 1 1 3 2 3 4 2 3 3 3 5 4 2 1 1 6 30 180
-7 1 2 2 4 3 2 5 4 6 4 5 5 4 3 2 8 1 7 21 147
-6 1 1 1 2 3 4 4 3 3 5 5 5 4 5 5 4 3 2 1 8 4 32
-5 1 1 2 3 4 5 5 4 4 4 6 6 5 6 8 5 5 3 2 9 1 9
-4 2 2 2 5 11 10 4 3 2 3 5 4 5 6 5 6 6 4 2 10 1 10
-3 2 1 4 6 11 4 5 3 4 5 5 5 7 3 7 6 5 5 3 1 11 2 22
-2 1 2 2 4 5 7 5 7 2 4 3 4 5 5 3 7 5 6 8 2 1 12 0 0
-1 1 1 2 4 3 5 5 7 4 5 4 4 6 6 4 6 4 7 5 2 1 13 0 0
0 1 1 3 3 5 6 6 7 5 4 6 6 7 5 5 6 5 4 5 4 1 14 0 0
1 2 2 4 7 5 7 6 5 4 7 4 7 4 5 5 5 3 4 3 15 0 0
2 1 1 2 6 5 4 6 6 5 7 5 5 7 7 6 5 5 3 2 16 0 0
3 1 3 6 5 5 6 7 7 5 6 7 4 4 5 4 3 2 2 Jumlah 323 1209
4 1 2 4 4 6 5 8 9 6 5 6 6 5 4 5 5 2 1
5 2 3 3 5 4 7 6 7 4 4 5 4 4 4 3 1
6 1 2 2 4 3 4 3 3 4 5 5 1 1 1
7 1 1 1 3 2 4 3 2 2 1 1
8 1 1 2 2 1 1 1 1
9 1
10
c) Tekanan 7 Bar
No -11 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-14 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml)
-13 1 75 75
-12 2 43 86
-11 3 27 81
-10 1 1 1 1 4 36 144
-9 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 5 33 165
-8 1 2 4 5 5 5 2 3 3 2 3 3 2 6 23 138
-7 1 2 2 5 5 5 5 5 2 3 3 2 3 3 1 1 7 37 259
-6 1 1 3 3 5 4 4 6 7 4 4 3 4 4 1 2 2 8 26 208
-5 2 4 4 5 8 6 7 11 9 6 6 4 6 7 2 3 1 9 17 153
-4 1 2 5 7 7 7 7 8 8 9 9 7 4 6 7 7 2 3 1 10 7 70
-3 1 3 7 7 8 9 7 6 7 8 6 6 8 10 10 7 5 4 2 11 10 110
-2 1 2 3 6 9 9 8 8 7 7 8 9 12 12 5 5 10 7 4 2 1 12 3 36
-1 1 2 4 7 9 7 8 7 5 6 7 6 10 8 5 5 11 11 4 1 2 1 13 2 26
0 1 2 3 4 9 11 15 8 8 9 7 8 7 9 7 9 13 8 3 1 1 1 14 1 14
1 1 3 2 5 8 10 11 10 9 9 8 9 9 8 8 11 7 7 5 2 1 1 15 1 15
2 1 3 1 4 8 9 8 8 11 5 12 11 8 10 11 14 7 5 5 1 1 1 16 0 0
3 1 1 4 6 6 6 7 7 8 7 6 7 8 11 13 8 7 5 2 1 Jumlah 341 1580
4 1 2 3 5 4 4 6 6 7 9 7 7 5 7 8 6 6 3 3 1
5 2 1 5 6 6 5 6 6 5 3 4 2 6 4 1 1 1 2 1
6 1 2 3 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 1 1 2
7 1 2 3 2 2 2 2 3 2 4 1 1 1 1
8 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1
9 1 1 1 1 2 1 1 1
10 1 1 1 1 1
11
d) Tekanan 9 Bar
No -3 -2 -1 0 1 2 3 No -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
-16 1 2 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml) -16 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml)
-15 1 3 2 1-5 58 113 -15 3 2 1-5 56 117
-14 1 4 6 6 - 10 10 70 -14 1 4 6 6 - 10 11 76
-13 5 11 7 11 - 15 9 113 -13 2 21 9 11 - 15 5 67
-12 7 21 12 16 - 20 7 123 -12 4 15 23 16 - 20 10 180
-11 5 24 19 21 - 25 13 295 -11 8 19 28 21 - 25 11 254
-10 1 16 31 12 26 - 30 9 250 -10 1 11 36 16 26 - 30 4 111
-9 1 18 28 11 2 31 - 35 5 158 -9 1 17 48 20 2 31 - 35 8 260
-8 1 22 42 9 2 36 - 40 2 77 -8 1 31 37 33 2 36 - 40 4 148
-7 2 14 56 16 2 41 - 45 3 125 -7 2 21 43 41 2 41 - 45 4 166
-6 1 11 52 23 2 46 - 50 0 0 -6 1 19 64 32 2 46 - 50 3 142
-5 1 9 71 28 3 51 - 55 1 52 -5 1 17 88 25 3 51 - 55 1 52
-4 2 15 65 42 7 1 56 - 60 2 113 -4 1 2 22 79 17 7 1 56 - 60 0 0
-3 2 20 87 41 7 1 61 - 65 1 65 -3 1 3 25 87 32 7 1 61 - 65 2 127
-2 2 24 88 32 6 1 66 - 70 0 0 -2 1 4 23 102 41 6 1 66 - 70 1 67
-1 1 29 125 23 6 1 71 - 75 2 144 -1 1 5 18 117 35 6 1 71 - 75 0 0
0 1 39 93 26 5 1 76 - 80 0 0 0 8 27 98 52 5 1 76 - 80 1 79
1 1 30 89 33 3 2 81 - 85 0 0 1 6 33 88 63 3 2 81 - 85 0 0
2 1 24 94 21 3 86 - 90 3 264 2 7 41 101 48 3 86 - 90 4 350
3 1 31 102 22 6 91 - 95 2 187 3 3 20 96 46 6 91 - 95 0 0
4 1 26 112 31 4 96 - 100 0 0 4 2 14 112 25 3 96 - 100 2 194
5 1 22 73 27 2 101 - 105 1 102 5 1 22 87 37 2 101 - 105 2 203
6 1 16 57 18 2 106 - 110 0 0 6 1 32 67 32 1 106 - 110 0 0
7 3 38 24 1 111 - 115 1 112 7 17 38 24 1 111 - 115 1 112
8 4 26 15 116 - 120 0 0 8 4 26 15 116 - 120 1 117
9 2 30 12 121 - 125 1 125 9 4 30 12 121 - 125 0 0
10 2 23 2 Jumlah 130 2488 10 2 23 2 Jumlah 131 2822
11 1 22 1 11 3 5 1
12 1 4 2 12 1 4 2
13 2 3 13 2 1
14 2 1 14 1 1
15 15
3) Data distribusi cairan nosel tipe flat dengan ketinggian 60 cm
a) Tekanan 3 Bar b) Tekanan 5 Bar
No -3 -2 -1 0 1 2 3 No -4 -3 -2 -1 0 1 2
-17 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml) -17 Nilai (ml) Jumlah (grid) Total (ml)
-16 1-5 41 82 -16 1 3 2 1-5 41 76
-15 1 6 - 10 14 113 -15 1 6 3 6 - 10 19 155
-14 2 1 11 - 15 18 221 -14 3 9 4 11 - 15 16 206
-13 2 1 1 16 - 20 6 102 -13 9 16 12 16 - 20 15 266
-12 2 2 3 21 - 25 7 158 -12 13 21 9 21 - 25 12 266
-11 4 3 3 26 - 30 4 111 -11 1 17 22 9 26 - 30 4 107
-10 5 6 8 31 - 35 3 95 -10 1 22 32 7 31 - 35 4 131
-9 11 11 12 36 - 40 1 39 -9 2 20 21 8 36 - 40 1 39
-8 5 22 12 1 41 - 45 1 42 -8 2 25 33 6 41 - 45 2 83
-7 6 23 11 1 46 - 50 1 48 -7 2 31 35 16 46 - 50 0 0
-6 1 8 31 15 2 51 - 55 2 105 -6 3 26 41 11 51 - 55 1 52
-5 1 8 22 11 2 56 - 60 0 0 -5 1 19 52 10 56 - 60 1 115
-4 1 12 39 14 2 61 - 65 1 65 -4 2 17 59 8 1 61 - 65 3 127
-3 1 11 48 9 1 66 - 70 2 137 -3 2 20 63 12 1 66 - 70 2 137
-2 1 9 67 16 71 - 75 0 0 -2 2 28 81 20 1 71 - 75 1 73
-1 1 18 78 23 76 - 80 2 155 -1 1 23 73 19 2 76 - 80 0 0
0 1 22 77 17 81 - 85 0 0 0 1 22 70 26 2 81 - 85 1 81
1 1 27 65 14 86 - 90 0 0 1 1 15 67 22 2 86 - 90 0 0
2 2 29 70 11 91 - 95 0 0 2 1 16 64 11 3 91 - 95 0 0
3 2 31 51 10 96 - 100 0 0 3 1 21 61 14 1 96 - 100 0 0
4 33 54 18 Jumlah 103 1473 4 21 42 9 1 Jumlah 123 1914
5 24 42 15 5 22 39 15 1
6 16 27 11 6 27 24 7
7 9 22 15 7 19 16 10
8 12 28 9 8 15 13 9
9 8 17 7 9 11 17 18
10 7 11 12 10 13 15 12
11 5 9 3 11 9 13 8
12 3 2 3 12 11 16 6
13 1 3 2 13 4 9 3
14 2 1 1 14 2 7 3
15 15 1 3 3
16 1 1
79
c) Tekanan 7 Bar
a) Tekanan 9 Bar
RIWAYAT HIDUP
Ngudi Aji Jaka Yuwana lahir di Grobogan, 9 November 1991. Anak kedua
dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Slamet dan Ibu Sukarsih. Penulis pernah
bersekolah di SD N 1 Nglobar dan lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan
pendidikan di SMP N 1 Purwodadi dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian
melanjutkan jenjang pendidikannya ke SMA N 1 Purwodadi, Jawa Tengah dan
lulus pada tahun 2009 serta pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen
Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui
jalur USMI. Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Lapangan di daerah Klaten
dengan mengambil judul Aspek Keteknikan Pertanian pada Budidaya Tanaman
Padi di Kabupaten Klaten.
68