Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH KELOMPOK 7 :
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan atas ke hadirat Allah Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya, Makalah Tugas Sistem Pengendalian Manajamen ini dapat
kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Makalah ini membahas mengenai Mengukur dan
mengendalikan aktiva yang dikelola.
Makalah ini membahas mengenai kumpulan aktiva yang menjadi dasar investasi.
Kemudian akan dibahas pula, dua metode yang menghubungkan laba dengan dasar investasi:
ROI dan EVA. Akana dijelaskan keuntungan dan persyaratan dari penggunaan dua metode
tersebut. Dan yang terakhir, akan dibahas masalah perbedaan dalam mengukur nilai ekonomi
dari suatu pusat investasi.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya kami mendapat arahan, bimbingan,
serta saran, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen Ibu Yuli, SE.,M.Si selaku serta rekan-rekan sesama mahasiswa
yang telah membantu.
Akhir kata, Penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca untuk makalah ini.
Penulis
PEMBAHASAN
2
A. Struktur Analisis
Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba yang
didiskusikan, yaitu:
Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang bagus mengenai aktiva
yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan
kepentingan perusahaan.
Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
Dalam analisis mengenai perlakuan alternative atas aktiva dan perbandingan ROI dengan
EVA dua cara dalam mengaitkan laba dengan aktiva yang digunakan-yang paling menarik
adalah seberapa baiknya alternatif-alternatif tersebut melayani kedua tujuan diatas untuk
menyediakan informasi guna pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran kinerja
ekonomi suatu unit usaha.
Umumnya, para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja. Pertama, mereka harus
menghasilakan laba yang mencukupi dari sumber daya yang digunakan. Kedua, mereka dapat
menggunakan sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan tingkat
pengembalian yang memadai. (sebaliknya, mereka harus menghentikan penggunaan aktiva
itu jika laba tahunan yang diperkirakan dari penggunaan aktiva tersebut lebih rendah daripada
kas yang dapat direalisasikan dari penjualannya). Tujuan dari menghubungkan laba dengan
investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit usaha guna mencapai sasaran-sasaran
tersebut diatas.
Seperti yang akan dilihat nanti, ada hambatan-hambatan yang signifikan dalam membuat
suatu system yang fokus pada aktiva yang digunakan selain fokus pada laba.
Tampilan 7.1 merupakan laporan keuangan hipotesis yang disederhanakan dari suatu unit
usaha yang akan digunakan dalam analisis ini. Tampilan tersebut menunjukkan dua cara
dalam menghubungkan laba dengan aktiva yang digunakan yaitu, melalui ROI dan Eva.
Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah suatu rasio perbandingan.
Pembilangnya (numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan tampilan 7.1,
yang menjadi penyebut adalah modal perusahaan diunit usaha. Jumlah tersebut dihasilkan
dari jumlah kewajiaban tidak lancar (noncurrent liabilities) ditambah dengan ekuitas
pemegang saham dineraca dari perusahaan yang terpisah. Hal ini, secara matematis, adalah
sama dengan aktiva tidak lancer (noncurrent asset) ditambah modal kerja (working capital).
Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh
dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba operasi bersih (net operating
3
profit). Beban modal diperoleh dari perkalian antara jumlah aktiva yang digunakan dengan
suatu tingkat tarif (rate), yang dalam tampilan 7.1 besarnya adalah 10%. Turunan dari tariff
ini akan dibahas pada bagian berikutnya.
Contoh. AT&T menggunakan ukuran EVA untuk mengevaluasi para manajer unit
usahanya. Sebagai contoh, Long-Distance Group terdiri dari 40 unit usaha yang menjual
jasa seperti sambungan 0-800, telemarketing, dan sambungan telepon umum.
Untuk alasan-alasan yang akan dijelaskan nanti, EVA lebih unggul dibandingkan dengan
ROI dari sisi konsep, dan oleh karena itu, EVA akan digunakan dalam contoh-contoh yang
4
ada. Tetapi, sangat jelas dari survey-survei yang ada bahwa ROI lebih luas digunakan dalam
bisnis dibandingkan dengan EVA.
Piutang
Memasukkan unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan
merupakan hal yang masih diperdebatkan. Suatu pihak dapat berargumen bahwa
investasi riil dari suatu unit dalm piutang adalah hanya sebesar harga pokok penjualan
dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah
mencukupi. Di lain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan baha unit usaha dapat
menginvestasikkan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dank arena itu, piutang
harus dimasukkan pada harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adalah mengambil
alternative yang lebih sederhana-yaitu, memasukkan piutang pada nilai buku yang
meupakan haga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih.
Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun penagihannya, maka
piutang dapat dihitung berdasarkan suatu rumus. Rumus ini harus konsisten dengan
periode pembayaran normal-misalnya, penjualan 30 hari dimana pembayaran biasanya
dilakukan 30 hari setelah barang dikirim.
5
Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang yaitu, dicatat pada jumlah
akhir periode meskipun rata-rata antarperiode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan
menggunakan (last in, first out-LIFO) untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode
penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo
persediaan LIFO cenderung sangat rendah pada periode terjadinya inflasi.
Jika persediaan barang dalam proses (work-in-process) ditandai melalui pembayaran
di muka (advance payment) atau pembayaran cicilan (progress payment) dari konsumen,
seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama.
Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor (gross inventory
amounts), atau dilaporkan sebagai kewajiban.Beberapa perusahaan mengurangkan utang
usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian
persediaan oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha.
6
- Akuisisi Peralatan Baru
Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan kedalam dasar investasi pada nilai
buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan salah saji pada
nilai buku bersih dan para manajer unit usaha akan termotivasi untuk mengambil
keputusan akuisisi yang tepat. Untuk mengilustrasikan bagaimana manajer akan
mengambil keputusan, akan diperlihatkan pada contoh berikut ini:
a. Asumsinya bahwa:
Investasi mesin baru $100.000
Perkiraan kas masuk per tahun $27.000
Masa manfaat 5 tahun
Required return 10 % (Investasinya termasuk baik)
b. Asumsinya bahwa:
- Mesin tersebut dibeli dan perusahaan mengukur dasar aktiva seperti gambar 7.1
- Perusahaan melaporkan penurunan EVA pada tahun pertama.
- Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus
Tampilan 3
(dalam ribuan $)
A. Perhitungan ekonomi
Investasi pada mesin 100
Masa manfaat 5 tahun,
Arus kas masuk, $27.000 per tahun
Nilai sekarang dari arus kas masuk ($27.000 x 3,791)* 1024
Nilai sekarang bersih 24
Keputusan: Membeli mesin.
7
Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun pada Tampilan 7.4 dapat
dihindari dengan memasukkan unsur aktiva yang dapat disusutkan (depreciable asset)
dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya (gross book value), dan bukan nilai
buku bersih (net book value). Beberapa perusahaan melakukan hal ini. Jika hal
tersebut dilakukan pada kasus ini, maka investasi setiap tahunnya adalah sebesar
$100.000 (biaya awalnya), dan pendapatan tambahan adalah sebesar $7.000 (arus kas
masuk sebesar $27.000 penyusutan sebesar $20.000). Meskipun demikian, EVA-nya
akan menurun sebesar $3.000 ($7.000 beban bunga sebesar $10.000), ROI-nya
sebesar 7 persen ($7.000/$100.000).
Tampilan 7.4
- Disposisi Aktiva
Jika satu mesin baru dianggap akan menggatikan mesin yang telah ada dan yang
masih memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai tersebut
tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian (bahwa secara tidak
langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nilai
buku dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha
secara substansial. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai
buku bersih setelah tahun pertama dan mesin yang baru dengan nilai buku bersih dan
mesin yang lama.
8
Secara total, jika aktiva dimasukkan kedalam dasar investasi pada biaya awalnya,
maka manajer unit usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aktiva tersebut
meskipun aktiva it memiliki suatu kegunaan karena dasar investasi unit usaha akan
berkurang sejumlah biaya penuh dari aktiva tersebut.
- Penyusutan Anuitas
Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh garis lurus maka
perhitungan profitabilitas unit usaha akan menentukan EVA dan ROI yang tepat,
sebagaimana ditunjukkan di Tampilan 7.5 dan 7.6. Hal ini disebabkan karena metode
penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian investasi yang implisit
dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas merupakan kebalikan dari
penyusustan yang dipercepat, dimana jumlah penyusutan tahunan adalah rendah pada
tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkat setiap
tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi, tetapi tingkat pengembalian hasil
tetap konstan.
Tampilan 7.5 dan 7.6 menunjukkan perhitungan ketika jumlah arus kas masuk
sama setiap tahunnya. Persamaan-persamaan yang akan menurunkan penyusutan
untuk pola arus kas lain, seperti penurunan arus kas ketika biaya perbaikan naik, atau
peningkatan arus ketika produk baru mulai diterima pasar.
Tampilan 7.5
Nilai Arus
Beban
Buku Kas
Tahun Awal Masuk EVA* Modal Penyusutan
1 $100,0 $27,0 $0,6 $10,0 $16,4
2 83,6 27 0,6 8,4 18
3 65,6 27 0,6 6,6 19,8
4 45,8 27 0,6 4,6 21,8
5 24 27 0,6 2,4 24
Total $135,0 $3,0 $32,0 $100,0
Tampilan 7.6
Tingkat
Nilai Arus Pengembalian
Laba
Buku Kas atas
Tahun Awal Masuk Bersih* Penyusutan Investasi Awal
1 $100,0 $27,0 $11,0 $16,0 11%
2 84 27 9,2 17,8 11
3 66,2 27 7,3 19,7 11
9
4 46,5 27 5,1 21,9 11
5 24,6 27 2,4 24,6 10
Total $135,0 $35,0 $100,0 10%
- Metode Penilaian yang Lain
Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas
bawah, biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini
mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aktiva yang tua.
Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aktiva tetap yang
memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen nilai buku kolomnya dapat mengurangi
dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aktiva-aktiva yang masih bagus.
Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan
menggunakan estimasi nilai sekarang (current value) dari aktiva. Perusahaan-
perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan menggunakan investasi berkala,
dengan menyesuaikan biaya awal menggunakan suatu indeks perubahan pada harga
peralatan atau dengan menggunakan nilai estimasi.
Permasalahan dalam menggunakan nilai-nilai nonakuntansi adalah yang tampak
lebih objektif dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan. Akibatnya, data
akuntansi memiliki aura realitas bagi manajemen operasi. Masalah yang berkaitan
dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalam system internal adalah bahwa
profitabilitas unit usaha tidak akan konsisten dengan profitabilitas perusahaan yang
dilaporkan kepada para pemegang saham.
Jika Aset
Tampilan 7.1 Disewagunausahakan
Pendapatan 1,000 1,000
Pengeluaran selain di bawah
ini 850 850
Penyusutan 50 900
Beban Sewa 60 910
Laba sebelum pajak 100 90
Beban modal $500 x 10% 50
$200 x 10% 20
EVA 50 70
10
Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan yaitu
perjanjian tersebut memberikan cara alternatif untuk menggunakan aktiva yang
seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna usaha jangka
panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa adalah sama dengan
utang dan dilaporkan pula dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh
kantor pusat. Karena alasana tersebut, pembatasan biasanya diberlakukan pada
kebebasan manejer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva.
11
Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung
beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif
korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran
antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya tarif tersebut
ditetapkan di bawah estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit
usaha berada di atas nol.Beberapa perusahaan menggunakan tarif yang lebih rendah
untuk modal kerja daripada untuk aktiva tetap. Hal ini dapat mencerminkan penilaian
bahwa modal kerja lebih kecil risikonya daripada aset tetap, karena dananya disalurkan
untuk periode yang lebih pendek.
Survei-survei Praktik
Kebanyakan perusahaan memasukkan unsur aktiva tetap ke dalam dasar investasi
pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukannya karena ini
merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan
oleh karenanya, sesuai dengan laporan keuangan tersebut,mencerminkan jumlah modal
yang digunakan dalam divisi tersebut.
Persentase Responden
yang Memasukkan
Aktivanya ke dalam dasar
akuntansi
Amerika
Serikat Belanda
Aktiva Lancar
Kas 47% 59%
Piutang 90% 94%
Persediaan 95% 93%
Aktiva lancar lainnya 83% 79%
Aktiva Tetap
Tanah dan bangunan yang digunakan
sendiri oleh pusat laba tersebut 97% 82%
Alokasi tanah dan bangunan yang
digunakan oleh dua pusat laba atau lebih 49% 47%
12
Peralatan yang digunakan oleh pusat laba
tersebut 96% 88%
Alokasi peralatan yang digunakan oleh
dua pusat laba atau lebih 48% 46%
Sebuah alokasi aset untuk sentra riset
kantor pusat 19% 16%
Lain-lain
Investasi 53% Tidak ada
Goodwill 55% Tidak ada
13
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan
investasi. Di lain phak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda untuk
investasi di antara unit-unit usaha.
2. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat
menurunkan laba keseluruhan.
3. EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang
berbeda pula. Dengan demikian, para manajer unit usaha harus bertindak secara
konsisten ketika memutuskan untuk berinvestasi pada aktiva yang baru.
4. EVA, berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang saham
merupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang penting dalam perusahaan. Ada
beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting
bagi perusahaan:
a) mengurangi risiko pengambilalihan (takeover),
b) menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi, dan
c) mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat
untuk pertumbuhan masa depan.
EVA memecahkan permasalahan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang
sama dalam unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama untuk aktiva berbeda pada
unit usaha sama . metode tersebut memungkinkan untuk memasukkan peraturan keputusan
yang sama dengan yang digunakan dalam proses perencanaan kedalam system pengukuran.
Semakin rumit proses perencanaan, semakin rumit juga perhitungan EVA-nya.
14
Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi,
EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan perhitungan aktiva tetap,
seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, kecuali metode penyusutan anuitas (annuity
depreation) dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukandalam praktik bisnis sehari-hari.
15
perusahaan, dan tentu saja, laporan ini juga berguna bagi pihak manajemen dalam menilai
suatu tawaran.
Perbedaan yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa
laporan ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas dimasa depan daripada profitabilitas yang
sekarang atau yang lalu. Nilai buku dari aktiva dan penyusutan berdasarkan biaya historis
dari aktiva tersebut digunakan dalam laporan kinerja para manajer, meskipun keterbatasannya
diketahui. Informasi ini tidaklah relevan untuk laporan yang memperkirakan masa depan
dalam laporan tersebut, penekanannya adalah pada biaya penggantian (replacement cost).
16
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System : Sistem
Pengendalian Manajemen Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Umar, Utami Rizki. 2014. Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola. [Online].
Tersedia dalam: http://mimiakuntansi.blogspot.co.id/2014/03/mengukur-dan-
mengendalikan-aktiva-yang.html. [2 Oktober 2016].
18