Anda di halaman 1dari 6

RESTORASI SUNGAI

Semester/ Program Studi: V / Teknik Sipil

Tugas 1 Mata Kuliah Pengembangan Sumber Daya Air

Di Susun Oleh :

NAJARIAH

NPM : 141105120786

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2017
BAB I. PENDAHULUAN

A .LATAR BELAKANG

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur
utamanya terdiri atas sumber daya alam tanah, air dan vegetasi serta sumber daya manusia
sebagai pemanfaat sumber daya alam tersebut. Tingkat kekritisan lahan suatu DAS
ditunjukkan oleh menurunnya penutupan vegetasi permanen dan meluasnya lahan kritis
sehingga menurunkan kemampuan DAS dalam menyimpan air yang berdampak pada
meningkatnya frekuensi banjir, erosi dan penyebaran tanah longsor pada musim penghujan
dan kekeringan pada musim kemarau. Jumlah penduduk yang terus berkembang,
sementara lapangan kerja sangat terbatas sebagaimana disinggung di atas, telah mendorong
masyarakat memanfaatkan setiap jengkal lahan untuk memperoleh produksi pertanian
sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup. Disisi lain, adanya kesenjangan pemanfaatan
ruang dalam pengelolaan DAS antara elit lokal (pengusaha) dengan masyarakat petani
sekitar DAS telah membuka peluang konflik kepentingan. Kondisi ini menjadi ancaman
terhadap daya dukung DAS karena pemanfaatan dan pengelolaan DAS akan dilakukan
semaunya tanpa memperhatikan karakteristik dan kelestarian fungsi DAS. Berdasarkan
uraian di atas menunjukkan perlunya upaya konservasi wilayah DAS guna mendukung
pembangunan wilayah DAS secara terpadu dan berkelanjutan yang harus melibatkan
pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya alam yang terdiri dari unsurunsur
masyarakat, dunia usaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dengan prinsip-prinsip
keterpaduan, kesetaraan dan berkomitmen untuk menerapkan penyelenggaraan
pengelolaan sumberdaya alam di wilayah DAS yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan
dan Konsep restorasi dia bangun guna mengembalikan sungai seperti sediakala.

B. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan makalah yang akan kami ambil dalam

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan restorasi sungai?


2. Apa pengertian sodetan sungai dan dampak negaitifnya?
3. Apa saja masalah restorasi sungai di Indonesia?

B. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang

restorasi sumgai dan untuk mendapatkan nilai dalam tugas 1 Pengembangan Sumber Daya

Air serta diharapkan bermanfaat bagi yang membacanya.

C. METODE PENULISAN
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.Dalam metode ini

penulis membaca buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

BAB II. PEMBAHASAN

Restorasi Sungai

Restorasi sungai adalah suatu metode yang digunakan untuk menyediakan alur
sungai dengan kapasitas mencukupi untuk menyalurkan air, terutama air yang berlebih saat
curah hujan tinggi. Tujuan normalisasi sungai antara lain untuk keperluan navigasi,
melindungi tebing sungai karena erosi (kikisan), atau untuk memperluas profil sungai guna
menampung banjirbanjir yang terjadi.
Proyek normalisasi sungai mencakup pengerasan dinding sungai, pembangunan
sudetan, pembuatan tanggul dan juga pengerukan. Pengerasan atau penguatan tebing
sungai dilakukan dengan pembetonan dinding atau dengan pemasangan batukali, sudetan
dilakukan dengan membuat sungai baru yang lurus dengan lintasan terpendek. Sedangkan
pembuatan tanggul dilakukan dengan timbunan tanah atau dengan dinding beton yang
dipasang memanjang di lokasilokasi bergeografi rendah yang rawan banjir.

Penyudetan
Sudetan adalah usaha menyudet sungai yang bermeander di tempat-tempat tertentu,
sehingga air sungai tersebut tidak melewati meander lagi, namun melintas langsung
melewati saluran sudetan baru. Tujuannya adalah untuk mempercepat aliran air menuju ke
hilir sekaligus mendapatkan tanah untuk pertanian serta mengurangi banjir lokal.
Dampak negatif dari sudetan adalah :

1. Retensi tahanan aliran berkurang.


2. Peningkatan banjir dan sedimentasi di daerah hilir, dan erosi di daerah hulu.
3. Terjadinya exbow buatan yang terisolir sehingga menyebabkan ekosistem mati,
menjadi sarang nyamuk, dan pembuangan sampah, bahkan menjadi wilayah
pemukiman.
4. Dengan konsep sodetan dan normalisasi, air akan langsung ke laut sehingga ketika
musim kemarau bisa terjadi kekeringan.
5. Penurunan konservasi air.

Masalah restorasi sungai


Masalah restorasi sungai (disebut juga renaturalisasi atau revitalisasi sungai) di
Indonesia sampai penghujung tahun 2002 belum banyak ditertariki. Karena ide ini masih
dianggap mengada-ada, sementara usaha pembangunan sungai dengan konsep hidraulik
murni yang distruktif sedang gencar berjalan. Ide renaturalisasi sungai dimaksudkan untuk
memberi gambaran ke depan tentang pengulangan sejarah pembangunan sungai di Eropa
oleh para insinyur sungai di Indonesia. Sehingga kesadaran kehati-hatian akan tumbuh
dalam pengelolaan sungai, sehingga restorasinya dikemudian hari tidak diperlukan lagi.
Renaturalisasi di beberapa negara seperti Jerman dan Jepang dilakukan secara selektif,
dalam anti lokas sungai yang akan direnaturalisasi atau restorasi dipilih dengan
pertimbangan hidraulis dan ekologis. Renturaisasi tidak dilkaukan secara serentak
disepanjang sungai misalnya.
Sungai Bengawan Solo dan sungai Citarum misalnya, bisa direnaturalisasi dengan
membuka kembali beberapa tangul Oxbow hasil sudetan. Ekosistem kawasan Oxbow akan
hidup kembali dan konservasi air meningkat. Demikian juga sungai-sungai kecil di
berbagai kota dan pinggiran kota yang sudah ditalud tanpa alasan kuat, dapat
direnaturalisasi secara selektif dengan membongkat talud yang ada dan menanami
bantaran bekas talud tersebut dengan vegetasi setempat yang cocok. Pulau-pulau buatan
dapat diinisiasi pada sungai-sungai kecil dan menengah di daerah pinggiran kota.
Pembangunan pulau-pulau ini akan meningkatkan deversivikasi ekologi sekaligus
meningkatkan retensi hidraulis sungai dan konservasi. Meandering sungai dapat
dikembalikan dengan menginisiasi terbentuknya meander. Struktur untuk menginisiasi
dapat dipilih vegetatif atau gabungan bronjong batu dan vegetasi. Sehingga secara dinamis
sungai akan berubah berkelok-kelok lagis sesuai dengan kondisi awalnya.

Gambar 1. Ilustrasi Renaturalisasi Sungai yang Telah dibangun.

Renaturalisasi dilaksanakan secara selektif dengan pertimbangan hidraulik dan


ekologis dan sosial.Untuk sungai-sungai yang bermuara di dataran rendah seperti Jakarta
dan Semarang, dapat direnaturalisasi dengan memperlebar bantaran sungai di bagian hulu.
Pelebaran sungai ini akan berfungsi sebagai kolam retensi hulu ketika terjadi banjir,
sehingga banjir ditahan di hulu dan dilepaskan secara perlahan ke hilir.
Cara analisis Eko-hidraulis diatas kedepan menjadi salah satu analisis yang paling
komprehensif, yang akan dipakai pada setiap penyelesaian masalah keairan.

BAB III. KESIMPULAN

Lebih Memperhatikan sumber daya air dan menjaga lingkungan tetap bersih konsep
pembukaan sungai kembali dengan metode ekohidrolika merupakan sebuah metode yang
akan membuat kita lebih memerhatikan lingkungan biotik dan abiotik dalam pembangunan
DAS atau sungai-sungai kecil lainnya untuk melestarikan seluruh ekosistem perairan yang
ada, agar tetap terjadi keseimbangan alam, hewan dan manusia.
Sodetan hanya bisa menampung debit air sangat sementara. Apalagi membangun
sodetan yang sangat tergesa-gesa.
Alternatif lain tanpa melakukan sodetan sungai, yaitu :
1. Meremajakan sungai-sungai dengan mengeruk tiap tahun, dari hulu sampai ke hilir,
untuk menambah dalam dan lebar sungai. yang mengikutinya adalah jangan buang
sampah sembarangan terutama di sungai.
2. Membangun DAS ( Daerah Aliran Sungai ) dengan membersihkan Pemukiman di
bantaran sungai, karena DAS bukan untuk pemukiman, melainkan untuk
penyerapan dan RTH ( Ruang Terbuka Hijau ).
3. Membangun RTH ( Ruang Terbuka Hijau ). Mengembalikan ruang-ruang kota yang
sedianya untuk RTH dari ( biasanya ) pemukiman kumuh / atau slum. Tata aturan
tentang ijin membangun, harus ditertibkan, sehingga aturan-aturan sesuai dengan
yang semestinya. Bahkan ditambah lagi, jangan ada ketidak- pedulian warga kota
berhubungan dengan daerah penyerapan.
4. Mengembalikan fungsi hutan lindung di daerah hulu dengan membongkar rumah-
rumah dan villa-vila yang tidak sesuai dengan aturan.
5. Membuat bak kontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke saluran drainase
dapat dibuang dengan cepat agar tidak terjadi endapan.

BAB IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Prabu,P. (2013). Proyek Normalisasi Kelekar, Antara Mudharat dan Manfaat.


[online].http://www.posmetroprabu.com/2013/10/proyek-normalisasi-kelekar-
antara.html [13 januari 2017].
2. Ifah's Blog. (2012). Keuntungan Perbaikan Sungai dengan Konsep Ekohidraulika.
[online]. https://ifahlatifah87.wordpress.com/2012/04/12/keuntungan-perbaikan-
sungai-dengan-konsep-ekohidraulika/ [13 januari 2017].

3. Agustina Hera. 2014. Restorasi Sungai Lama Akibat Bantaran Sungai Sebagai Sarana
Tempat Pembuangan Sampah. Program Studi Teknik Sipil. Fakultas Teknik.
Universitas Warmadewa.

Anda mungkin juga menyukai