Tugas Psda
Tugas Psda
Di Susun Oleh :
NAJARIAH
NPM : 141105120786
A .LATAR BELAKANG
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur
utamanya terdiri atas sumber daya alam tanah, air dan vegetasi serta sumber daya manusia
sebagai pemanfaat sumber daya alam tersebut. Tingkat kekritisan lahan suatu DAS
ditunjukkan oleh menurunnya penutupan vegetasi permanen dan meluasnya lahan kritis
sehingga menurunkan kemampuan DAS dalam menyimpan air yang berdampak pada
meningkatnya frekuensi banjir, erosi dan penyebaran tanah longsor pada musim penghujan
dan kekeringan pada musim kemarau. Jumlah penduduk yang terus berkembang,
sementara lapangan kerja sangat terbatas sebagaimana disinggung di atas, telah mendorong
masyarakat memanfaatkan setiap jengkal lahan untuk memperoleh produksi pertanian
sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup. Disisi lain, adanya kesenjangan pemanfaatan
ruang dalam pengelolaan DAS antara elit lokal (pengusaha) dengan masyarakat petani
sekitar DAS telah membuka peluang konflik kepentingan. Kondisi ini menjadi ancaman
terhadap daya dukung DAS karena pemanfaatan dan pengelolaan DAS akan dilakukan
semaunya tanpa memperhatikan karakteristik dan kelestarian fungsi DAS. Berdasarkan
uraian di atas menunjukkan perlunya upaya konservasi wilayah DAS guna mendukung
pembangunan wilayah DAS secara terpadu dan berkelanjutan yang harus melibatkan
pemangku kepentingan pengelolaan sumberdaya alam yang terdiri dari unsurunsur
masyarakat, dunia usaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dengan prinsip-prinsip
keterpaduan, kesetaraan dan berkomitmen untuk menerapkan penyelenggaraan
pengelolaan sumberdaya alam di wilayah DAS yang adil, efektif, efisien dan berkelanjutan
dan Konsep restorasi dia bangun guna mengembalikan sungai seperti sediakala.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan makalah yang akan kami ambil dalam
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang
restorasi sumgai dan untuk mendapatkan nilai dalam tugas 1 Pengembangan Sumber Daya
C. METODE PENULISAN
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.Dalam metode ini
penulis membaca buku-buku dan artikel yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
Restorasi Sungai
Restorasi sungai adalah suatu metode yang digunakan untuk menyediakan alur
sungai dengan kapasitas mencukupi untuk menyalurkan air, terutama air yang berlebih saat
curah hujan tinggi. Tujuan normalisasi sungai antara lain untuk keperluan navigasi,
melindungi tebing sungai karena erosi (kikisan), atau untuk memperluas profil sungai guna
menampung banjirbanjir yang terjadi.
Proyek normalisasi sungai mencakup pengerasan dinding sungai, pembangunan
sudetan, pembuatan tanggul dan juga pengerukan. Pengerasan atau penguatan tebing
sungai dilakukan dengan pembetonan dinding atau dengan pemasangan batukali, sudetan
dilakukan dengan membuat sungai baru yang lurus dengan lintasan terpendek. Sedangkan
pembuatan tanggul dilakukan dengan timbunan tanah atau dengan dinding beton yang
dipasang memanjang di lokasilokasi bergeografi rendah yang rawan banjir.
Penyudetan
Sudetan adalah usaha menyudet sungai yang bermeander di tempat-tempat tertentu,
sehingga air sungai tersebut tidak melewati meander lagi, namun melintas langsung
melewati saluran sudetan baru. Tujuannya adalah untuk mempercepat aliran air menuju ke
hilir sekaligus mendapatkan tanah untuk pertanian serta mengurangi banjir lokal.
Dampak negatif dari sudetan adalah :
Lebih Memperhatikan sumber daya air dan menjaga lingkungan tetap bersih konsep
pembukaan sungai kembali dengan metode ekohidrolika merupakan sebuah metode yang
akan membuat kita lebih memerhatikan lingkungan biotik dan abiotik dalam pembangunan
DAS atau sungai-sungai kecil lainnya untuk melestarikan seluruh ekosistem perairan yang
ada, agar tetap terjadi keseimbangan alam, hewan dan manusia.
Sodetan hanya bisa menampung debit air sangat sementara. Apalagi membangun
sodetan yang sangat tergesa-gesa.
Alternatif lain tanpa melakukan sodetan sungai, yaitu :
1. Meremajakan sungai-sungai dengan mengeruk tiap tahun, dari hulu sampai ke hilir,
untuk menambah dalam dan lebar sungai. yang mengikutinya adalah jangan buang
sampah sembarangan terutama di sungai.
2. Membangun DAS ( Daerah Aliran Sungai ) dengan membersihkan Pemukiman di
bantaran sungai, karena DAS bukan untuk pemukiman, melainkan untuk
penyerapan dan RTH ( Ruang Terbuka Hijau ).
3. Membangun RTH ( Ruang Terbuka Hijau ). Mengembalikan ruang-ruang kota yang
sedianya untuk RTH dari ( biasanya ) pemukiman kumuh / atau slum. Tata aturan
tentang ijin membangun, harus ditertibkan, sehingga aturan-aturan sesuai dengan
yang semestinya. Bahkan ditambah lagi, jangan ada ketidak- pedulian warga kota
berhubungan dengan daerah penyerapan.
4. Mengembalikan fungsi hutan lindung di daerah hulu dengan membongkar rumah-
rumah dan villa-vila yang tidak sesuai dengan aturan.
5. Membuat bak kontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke saluran drainase
dapat dibuang dengan cepat agar tidak terjadi endapan.
3. Agustina Hera. 2014. Restorasi Sungai Lama Akibat Bantaran Sungai Sebagai Sarana
Tempat Pembuangan Sampah. Program Studi Teknik Sipil. Fakultas Teknik.
Universitas Warmadewa.