Anda di halaman 1dari 45

Slide Pembuka

PERAN BPJS KESEHATAN DALAM


PENCEGAHAN FRAUD DAN
ABUSE DALAM SISTEM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL (JKN)

SELASA, 25 AGUSTUS 2015


AGENDA
Pendahuluan

Fraud & Abuse Oleh Faskes

Faktor Pendukung terjadinya Fraud & Abuse


Mekanisme Pencegahan, Deteksi & Penanganan
Fraud & Abuse

Sistem Pengawasan Eksternal & Internal BPJS Kes

Tantangan Pengelolaan Fraud & Abuse


Dasar Hukum
Perpres 12 Tahun 2013
Pasal 42
(1) Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan
harus memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek
keamanan pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan
kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
Perpres 111 Tahun 2013
Pasal 43A
1) BPJS Kesehatan mengembangkan teknis operasionalisasi
sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan,
dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas Jaminan Kesehatan.
2) Dalam melaksanakan pengembangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), BPJS Kesehatan berkoordinasi dengan
kementerian/ lembaga terkait.
4
Definisi
Permenkes 36 Tahun 2014 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Pada Sistem Jaminan Sosial Nasional :
Tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh Peserta, petugas BPJS Kesehatan,
pemberi pelayanan kesehatan, serta penyedia obat dan alat kesehatan untuk
mendapatkan keuntungan finansial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan
kesetentuan.
Fraud dalam pelayanan kesehatan disebut sebagai suatu bentuk upaya yang secara
sengaja dilakukan dengan menciptakan suatu manfaat yang tidak seharusnya
dinikmati baik oleh individu atau institusi dan dapat merugikan pihak lain.
Fraud dalam pelayanan kesehatan dilakukan terhadap hal-hal atau
keadaan dan situasi yang berhubungan dengan proses pelayanan
kesehatan, cakupan atau manfaat pelayanan kesehatan dan pembiayaannya.
Pembahasan tentang Fraud lebih banyak merujuk kepada referensi yang berasal
dari Amerika dimana kejadian Fraud dan Abuse mencapai 10% dari total biaya
kesehatan per tahun (biaya kesehatan $ 170 billion per tahun. Laporan General
Accounting Office, Mei 1992), kemudian tercatat pula bahwa angka tersebut pada
tahun 2003 meningkat 7,7% dari tahun 2002.
5
Definisi

Abuse dapat diartikan sebagai penyalahgunaan atau tindakan yang bersifat tidak baik, tidak
benar, tidak seharusnya, menyalahgunakan, cenderung kriminal dan mengganggu secara
legal, formal maupun etika.

Abuse merupakan bentuk lain yang dapat merugikan dalam pelayanan kesehatan. Namun
istilah ini lebih banyak digunakan dalam asuransi kesehatan yang diartikan sebagai kegiatan
atau tindakan yang merugikan dalam pelayanan kesehatan tetapi tidak termasuk dalam
kategori fraud. Abuse dapat berupa malpraktek atau overutilization.

Abuse adalah setiap praktek Provider yang tidak konsisten dengan standar pelayanan
kesehatan, yang mengakibatkan perusahaan asuransi :
Membiayai hal-hal yang tidak perlu atau tidak memenuhi kebutuhan manfaat, Memberikan
penggantian biaya untuk pelayanan yang diberikan tidak sesuai kebutuhan medis, Membiayai
pelayanan yang disebabkan oleh pelayanan yang tidak sesuai dengan standard profesional
dalam kontrak.

Termasuk didalam Abuse adalah praktek/ kegiatan yang dilakukan peserta yang
mengakibatkan perusahaan asuransi mengeluarkan biaya yang seharusnya tidak perlu.

6
Perbedaan F & A

Perbedaan yang nyata antara Fraud & Abuse adalah


adanya kesengajaan (person's intent).

Keduanya mempunyai dampak/akibat yang sama


yaitu menyebabkan peningkatan biaya pelayanan
kesehatan

7
Jenis Fraud dan Abuse secara Umum

DUTA BPJS
KESEHATAN

8
Subjek Fraud Internal Fraud
Consumer Fraud >
Provider Fraud
> Penggelapan dana klaim
>>> Meminjamkan Kartu kepada orang Mengajukan klaim fiktif
yang tidak berhak,
Membuatkan kartu peserta yang
Pasien ingin memperpanjang RINAP tidak berhak
(Kss jiwa)
Menarik biaya untuk penerbitan
Rujukan APS kartu/ legalisasi SEP
False Klaim, Bekerjasama dengan Faskes untuk
False Klaim
Mengganti tanggal rujukan, mengubah kode pelayanan dengan
Up coding
tarif lebih mahal
Unbundling Kesalahan Eligibilitas,
Double Klaim Bekerjasama dengan Faskes untuk
Misrepresentasi Fraud yang dilakukan oleh Peserta
mengajukan klaim berulang
Mandiri/Pemberi Kerja misalnya tidak
Readmission
menyetorkan kewajiban iuran sesuai Bekerjasama dg Faskes
Prematur Discharge kondisi sebenarnya,
memindahkan PPK TK I
PHK secara administrasi untuk
mendapatkan manfaat pelayanan Suap dan Gratifikasi Ilegal dari
selama 6 bulan tanpa membayar Faskes/ Organisasi Profesi/ Peserta/
premi Pihak lain
9
FRAUD & ABUSE OLEH SUBYEK
Subjek Fraud
Provider Fraud
Klaim fiktif
RJTL berlanjut RITL, namun RJTL dibuat pada hari
sebelumnya/tgl RINAP dimajukan.
Kasus luka tembak (latihan perang)
Kasus bedah infertilitas (~mioma ~oligosperma)
Kasus kosmetik (bedah plastik)
False Klaim Kasus koreksi penis post injeksi silikon
Memalsukan Resume Medis , Laporan Operasi.
Bayi sehat ditagihkan bayi sakit (seluruh bayi SC asfiksia)

Infeksi sepsis
Bronkitis Bronkopneumonia
Comunitif fracture multiple fracture
Cluster Strerilisasi repair destruksi tuba
Claim Penyetaraan kasus (infertilitas endometriosis)

11
Subjek Fraud
Provider Fraud
Acute appendicitis (K.35.9) Acute appendicitis with peritoneal
abscess (K.35.0)
Kasus persalinan biasa Kss Persalinan Penyulit (hipertensi, KPD,
induksi)
DM tanpa komplikasi DM dengan komplikasi
Up coding
Typhoid Fever + DHF << DHF + Typhoid Fever >>> (???)
(code creep) Pasien tdk dengan indikasi koma, dikoding koma

Pemeriksaan penunjang (MRI, CT-Scan) di-RITL-kan atau di RJTL-


kan (Laborat)
(I13.2) Hypertensive heart and renal disease with both (congestive)
heartfailure and renal failure ( I-4-12-I /Rp 6.757.511,00) dicoding
I11.0 (Hypertensive heart disease with (congestive) heart failure + N17.9
Unbundling (Acute renal failure, unspecified) + I10 (Primary hipertension( I-4-12-III/Rp
13.509.185,00)
DPJP Sp. Jantung
12
Subjek Fraud
Provider Fraud
Kasus RJTL &RITL pada hari yang sama RJTL
ditagihakan :
Tanggal SEP RITL dimajukan 1 hari (seolah2
berbeda hari)
Double klaim Pasien di-RJTL-kan sehari sebelumnya
Kasus RINAP beda ruangan (Non Paviliun ke
Paviliun) seolah2 readmisi
Iur biaya tidak legal (IOL, alkes implant) seharusnya
hanya untuk kondisi pasien naik kelas
Penurunan fasilitas (tidak sesuai PKS) hak kelas rawat
Kelengkapan berkas klaim
Misrepresentasi Undertreatment
Merujuk pasien dengan alasan over cost tarif pelayanan
kesehatan
13
Subjek Fraud
Provider Fraud

koder yang menuliskan diagnose/prosedur sendiri ,


agar bisa cepat selesai tagihannya, menaikkan
tarif,dll
koder yang menambahkan diagnose/prosedur
Coder sendiri , agar bisa cepat selesai tagihannya,
menaikkan tarif,dll

14
Contoh kejadian Fraud & Abuse dalam Implementasi INA CBGs
Fraud Peserta
Data menunjukkan fraud Peserta adalah kedua terbanyak
setelah Provider
Secara garis besar ada 3 kelompok yaitu :
Pemalsuan data/ informasi diri
Pemalsuan kepesertaan
Penyalahgunaan klaim
Pemalsuan data/informasi diri
Pemalsuan Kepesertaan
Contoh kejadian Fraud & Abuse dalam Implementasi INA CBGs
Fraud Internal
Penggelapan dana klaim
Mengajukan klaim fiktif
Membuatkan kartu peserta yang tidak berhak
Menarik biaya untuk penerbitan kartu/legalisasi SEP
Bekerjasama dengan Faskes untuk mengubah kode
pelayanan dengan tariff lebih mahal
Bekerjasama dengan Faskes untuk mengajukan klaim
berulang
Suap dan gratifikasi illegal dari Faskes/organisasi
profesi/Peserta/Pihak lain
Membuang berkas klaim
Faktor Pendukung Terjadinya Fraud
Faktor Pendukung Terjadinya Fraud
1) Anggapan provider bahwa tarif INA CBGs tidak sesuai dengan tariff RS.
2) Pemahaman subsidi silang antar RTJL dan RITL, antar diagnosa
3) Pemahaman case mix belum baik di Faskes
4) Koder belum memahami cara pengkodean (koding)
5) Verifikasi yang kurang teliti atau verifikator tidak mehami system INA
CBGs
6) Sistem IT belum siap mencegah data fraud
7) Pemberantasan fraud masih belum memiliki kekuatan hukum.
8) KPK belum sampai pada tahap penyidikan.
9) OJK masih dalam tahap observasi
Prediksi:

Fraud dalam pelaksanaan JKN


pada tahun 2015 akan ada dan
mungkin menjadi bertambah;

Kerugian negara diperkirakan


bertambah namun bukti sulit didapat;

Tanpa ada pencegahan dikhawatirkan


fraud akan menjadi budaya kerja
tenaga dan manajer RS, Peserta dan
Petugas BPJS Kesehatan
DATA LITBANG KPK, 2013

Modus Korupsi Sektor Kesehatan


Dari data pengaduan masyarakat sejak 2005-2012, KPK melakukan
inventarisasi modus-modus korupsi sektor kesehatan terbanyak berupa:

Penyelewengan APBN/APBD sektor kesehatan, Jamkesmas, Jampersal


dan Jamkesda

Intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan dan


ASKESKIN
Pungli oleh PNS (Dinas Kesehatan) dan pemotongan dana bantuan
Kecurangan dalam pengadaan barang/jasa, terutama alat kesehatan
Penyalahgunaan keuangan RSUD

Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatan oleh oknum


Puskesmas dan RSUD
Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan RSUD)
Sektor Kesehatan sebagai Sasaran
Strategis KPK
Dalam Renstra KPK 2011-2015, kesehatan menjadi salah satu
fokus KPK (selain Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi,
Infrastruktur dan Pendidikan), karena :
Menyangkut hajat hidup orang banyak
Jumlah anggaran kesehatan yang makin besar. Per 1 Januari
2014, BPJS akan mengelola dana yang cukup besar (Rp.30 T) dan
makin meningkat tiap tahun
Besarnya potensi penyimpangan di Fasilitas Kesehatan. Fraud
dalam claim layanan kesehatan di USA 2-10%, dan sudah
merupakan ranah FBI
15 Tipe Fraud di Rumah Sakit*
NO. NAMA TINDAKAN BATASAN OPERASIONAL
Memasukan klaim penagihan atas dasar kode yang tidak akurat, yaitu diagnosa
1 Upcoding atau prosedur yang lebih kompleks atau lebih banyak menggunakan sumber
daya RS, sehingga menghasilkan nilai klaim lebih tinggi dari yang seharusnya.
Menggunakan sistem rekam medis elektronik dan membuat model spesifikasi
profil pasien yang terbentuk secara otomatis dengan mengkopi profil pasien lain
2 Cloning
dengan gejala serupa untuk menampilkan kesan bahwa semua pasien dilakukan
pemeriksaan lengkap.
3 Phantom Billing Tagihan untuk layanan yang tidak pernah diberikan.
Menaikan tagihan global untuk prosedur dan perawatan yang digunakan pasien
4 Inflated Bills
khususnya untuk alat implant dan obat-obatan.
Menagihkan beberapa prosedur secara terpisah yang seharusnya dapat
Service Unbundling or
5 ditagihkan dalam bentuk paket pelayanan, untuk mendapatkan nilai klaim lebih
Fragmentation
besar pada satu episode perawatan pasien.
Penyedia layanan kesehatan yang merujuk kepada dirinya sendiri atau rekan
6 Self Referral kerjanya untuk memberikan layanan, umumnya disertai insentif uang atau
komisi.
Menagihkan lebih dari satu kali untuk prosedur, obat-obatan dan alkes
7 Repeat billing
yang sama padahal hanya diberikan satu kali.
Menagihkan biaya perawatan pada saat pasien tidak berada di rumah
8 Length of Stay
sakit atau menaikan jumlah hari rawat untuk meningkatkan nilai klaim.

Menagihkan biaya perawatan untuk ruangan yang kelas perawatannya


9 Type of room change
lebih tinggi daripada yang sebenarnya digunakan pasien.
Menagihkan prosedur menggunakan waktu rata-rata maksimal operasi,
10 Time in OR
bukan durasi operasi yang seharusnya.
11 Keystroke Mistake Melakukan entri kode yang tidak benar.
Biasanya pada pemberian terapi obat, prosedur atau pelayanan
12 Cancelled Service kesehatan yang telah direncanakan kemudian dibatalkan namun tetap
ditagihkan.
Klaim yang diajukan merupakan pelayanan yang tidak mendukung
13 No Medical Value
kondisi medis/kesehatan pasien.
Penagihan layanan yang tidak sesuai standar kualitas dan keselamatan
14 Standard of care
pasien yang berlaku
Penagihan atas pemeriksaan atau terapi yang tidak terindikasi untuk
15 Unnecessary treatment
pasien

* : Prof. Laksono T. , 2014


24
Tindakan Fraud Lainnya yang Terjadi
di Indonesia

Penggunaan
Phantom Phantom
Ventilator Readmisi
Procedure Visit
Berlebih

Sumber : Prof. Laksono T. dalam penelitian 7 RS di Indonesia

25
5 JENIS KEJADIAN TERBANYAK
FRAUD & ABUSE PELAYANAN KESEHATAN
PT ASKES (PERSERO) TAHUN 2013
(experience)

Upcoding
Tagihan tanpa berkas pendukung
FASKES Medical necessity
Unbundling
False claim
Penggunaan kartu oleh yang tidak berhak
Kartu tidak berlaku
Pelayanan Non prosedur
PESERTA
Usaha mendapatkan pelayanan diluar jaminan
Rujukan tidak valid : mencoret rujukan, rujukan
tidak berlaku
Sumber Data : Laporan Kantor Divisi Regional
MEKANISME PENGENDALIAN &
PENANGANAN FRAUD & ABUSE
Pedoman & Sosialisasi/Edukasi
Kebijakan Anti Kepada Provider &
Fraud Peserta

Kompetensi &
Integritas Aplikasi SIM
Pegawai Produk
Pencegahan
Fraud

28
Produk
Pencegahan
Fraud

Pedoman Fraud & Abuse Modul Diklat Anti Fraud

Juknis Verifikasi Tools BimTek Anti Fraud

Leaflet Fraud Aplikasi UR

500 Rekomendasi Koding


Laporan PIN-F
INA CBGs

29
Berbagai Upaya Pencegahan Fraud
BPJS Kesehatan Tahun 2014

Penyusunan Pengenalan Fraud


Pembentukan & Pertemuan
Juknis Verifikasi kepada Faskes
Pertemuan Rutin Nasional : Faskes,
bersama dengan Leaflet
DPM Pusat Dinkes & DPM
Kemenkes Fraud

Pembuatan
Pembahasan Format Laporan Perencanaan BimTek Anti Fraud
Kasus INA CBGs Kejadian Diklat Anti Fraud di RS &
dg Tim NCC : 500 Terindikasi Fraud Metode Blended Penyusunan
Rekomendasi dg PIN-F Learning dg Pedoman Fraud-
Koding INA CBGs (Pengendalian FKPMK-UGM RS dg Kemenkes
Inefisiensi Fraud)

Audiensi dg
Pembentukan Tim
FKPMK-UGM Audiensi dg KPK
Focus Discussion Pencegah
dalam rangka dalam rangka Join
Group (FGD) Kejadian Fraud
Sosialisasi & Audit bersama
dengan Para selain Tim Anti
Training INA CBGs BPJS Kes., BPKP, &
Pakar Fraud Fraud yang sudah
bersama BPJS Kes. Kemenkes.
ada
di RS
30
Bagaimana Mengatasi Fraud/Abuse?
Program Anti Fraud/Abuse

1. Pembentukan Tim
2. Instrumen untuk mendeteksi fraud & abuse

Pengelolaan Kejadian Teridentifikasi Fraud & Abuse


ALUR PENGELOLAAN FRAUD & ABUSE
BPJS KESEHATAN
Duta BPJS Kantor
Cabang/ BPJS Center
- Mendeteksi Kejadian Teridentifikasi F & A
- Membuat Laporan Kejadian

Tim Anti Fraud Kantor


Cabang/ Divisi Regional

- Melakukan pemeriksaan mandiri atas klaim


yang telah dibayarkan oleh KC
- Melakukan analisa & memberikan
Rekomendasi

Kantor Pusat
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
PROGRAM KERJA
MANAJEMEN UTILISASI TERKAIT FRAUD & ABUSE

Evaluasi
atas data
Utilization
Review

Feedback &
rekomendasi
TL
Deteksi dan
identifikasi
Fraud dan Abuse
melalui Audit
Klaim
SISTEM PENGAWASAN
EKSTERNAL & INTERNAL
Siapa yang melakukan Pencegahan & Pengawasan ?
Eksternal :
-Dewan SJSN
-Pengawas Independen: OJK
-KPK
-Kemenkes (?)
- Perguruan Tinggi (?)

Internal :
Tim Anti Fraud
Deteksi, Pengawasan
Pengawasan Eksternal & Evaluasi

Siapa Pengawas BPJS ?


BPK OJK DJSN

Semua pengawasan OJK melaksanakan Pengawasan


keuangan negara, tugas pengaturan Eksternal BPJS
termasuk yang telah dan pengawasan dilakukan oleh
dipisahkan (ps 2 ayat terhadap kegiatan jasa DJSN dan
(2) UU 15/2004) keuangan di sektor Lembaga
Pengawasan kinerja dan Perbankan; Pasar
pemeriksaan dengan
Pengawas
Modal; dan
tujuan Perasuransian,
Independen
tertentu (ps 4 ayat (1) UU Dana Pensiun, (Pasal 39 ayat
15/2004) Lembaga Pembiayaan, (3) UU
dan Lembaga Jasa 24/2011
Keuangan Lainnya.
(Ps 6 UU 21/2011)
Apa peran Perguruan Tinggi?
Mengapa harus berperan?
PT mempunyai
tenaga ahli yang Peran dengan hasil Jangka Panjang:
luas. Mendidik mahasiswa kedokteran,
PT jangan hanya residen (PPDS1), fellows (PPDS2)
jadi penonton Peran dengan hasil Jangka Pendek:
Apa perannya? - Sebagai tenaga ahli untuk
membantu BPJS
- Sebagai tenaga ahli untuk
membantu Pengawas Independen
(OJK)
PENERAPAN SISTEM PENGAWASAN
INTERNAL PADA BPJS KESEHATAN

PREEMPTIF PREVENTIF REPRESIF DETEKTIF


Fungsi Manaj. Risiko Teknologi & Sistem Informasi Teknologi & Sistem Informasi Fungsi Manajemen Risiko
yang terintegrasi red flag yang terintegrasi red flag
Pedoman Identifikasi, Fungsi Pengawasan Internal
Penanganan dan Alat bantu verifikasi Fungsi Manajemen Risiko Fungsi Manaj.Utilisasi,
Pelaporan Fraud & Abuse Klarinet Fungsi Pengawasan Internal BPJS Kes. Center Patient
Fungsi Manajemen Risiko Fungsi Manaj.Utilisasi Visit
KM Portal Best Practice
Fungsi Pengawasan Internal BPJS Kes. Center Patient Tim Anti Fraud (Divre dan KC)
Sharing identifikasi dan
Fungsi Manaj.Utilisasi, Visit Internal Auditor (dokter, CFE)
penanganan Fraud & Tenaga Verifikator yang
BPJS Kes. Center Patient Dewan Pertimbangan Medik
abuse Visit berpengalaman Forum Komunikasi &
Glossary Kasus Fraud &
Pedoman Identifikasi, Tim Anti Fraud (Divre dan KC)
Abuse konsultasi
Penanganan dan Pelaporan Internal Auditor (dokter, CFE) Fungsi Hukum & HAL
Whistleblowing System Dewan Pertimbangan Medik
Fraud & Abuse
Good Governance KM Portal Best Practice Forum Komunikasi &
Sharing identifikasi dan konsultasi
penanganan Fraud & abuse Fungsi Hukum & HAL
Whistleblowing System
Good Governance (on
progress)
Tenaga Verifikator yang
berpengalaman
HTA CAB Tim Kendali DPM
Health Clinically Mutu&Biaya Dewan
Technology Advisory Board JKN Pertimbangan
Assessment Medik
Definisi Dibentuk oleh Dibentuk oleh - Difasilitasi oleh - Dibentuk oleh BPJS
Menteri Menteri Kesehatan BPJSK Kesehatan
Kesehatan - Supporting BPJSK
INDEPENDEN ! - Medical
Judgement/2nd
Opinion
Struktur Tingkat Pusat Tingkat Pusat - Tk Pusat - Tk. Pusat
- Tk. Divisi Regional - Tk. Divisi Regional
- Tk Cabang
Aktivitas Memberikan Memberikan Rapat Rutin: Medical Judgment
penilaian rekomendasi - evaluasi mutu Klaim Investigation
teknologi terkait dengan pelayanan Utilization Review
kesehatan permasalahan kesehatan
teknis medis - Audit Medis
pelayanan - Sosialisasi &
kesehatan Pembinaan etika
disiplin profesi
Keanggotaan Ditunjuk oleh Organisasi Profesi Organisasi Profesi, Pakar Klinis
Kementerian & Akademisi Pakar Klinis, dan
Kesehatan RI Kedokteran Akademisi
BPJS Kesehatan 39
TANTANGAN PENGELOLAAN
FRAUD & ABUSE
Analisis Sumber anggaran Pengawasan
Anggaran BPJS untuk JKN: 30 Triliun
Asumsi konservatif ada 5% fraud = 1.5 Triliun.
Apakah bisa dikurangi fraud ini? Apakah bisa
mencegah fraud menjadi budaya kerja?
Apakah bisa ada dana pengawasan untuk
mengurangi kerugian. Berapa?
(Laksono Trisnantoro)
Tantangan Memberantas Korupsi di
Sektor di Kesehatan oleh KPK
Tantangan bagi profesi kedokteran dalam pemberantasan korupsi adalah mengantisipasi modus
korupsi yang semakin kompleks dan sophisticated. Perhatian yang semakin serius antara lain
pada :

Abuse of power & discretion. Profesi dokter memegang otoritas medis yang sulit
ditantang, baik oleh kolega, terlebih oleh kalangan awam. Hal ini menimbulkan risiko
penyalahgunaan wewenang dan kepercayaan publik.
Conflict of interest. Profesi dokter dapat terjebak pada situasi konflik kepentingan, yang
apabila tidak segera keluar dari situasi tersebut, dapat mengakibatkan tindak pidana.
State Capture Corruption. Profesi kedokteran harus mewaspadai upaya-upaya pihak
tertentu memanfaatkan otoritas medis untuk melakukan korupsi melalui produk peraturan
perundangan.
Unholy alliance. Permufakatan jahat antara profesi kedokteran dengan pelaku kejahatan.
Harapan......

Perubahan
Deteksi
Pola Kejadian Tindak Lanjut
melalui SIM
Fraud

43
There are three things in the world
that deserve NO MERCY,
hypocrisy, FRAUD, and tyranny.
(Frederick Willia Robertson)
Slide Penutup

Terima kasih

Kartu Indonesia Sehat


Kalau Gotong royong, Semua Tertolong

www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI BPJS BPJS Kesehatan


Kesehatan
(Akun Resmi)

BPJS Kesehatan bpjskesehatan

Anda mungkin juga menyukai