Abuse dapat diartikan sebagai penyalahgunaan atau tindakan yang bersifat tidak baik, tidak
benar, tidak seharusnya, menyalahgunakan, cenderung kriminal dan mengganggu secara
legal, formal maupun etika.
Abuse merupakan bentuk lain yang dapat merugikan dalam pelayanan kesehatan. Namun
istilah ini lebih banyak digunakan dalam asuransi kesehatan yang diartikan sebagai kegiatan
atau tindakan yang merugikan dalam pelayanan kesehatan tetapi tidak termasuk dalam
kategori fraud. Abuse dapat berupa malpraktek atau overutilization.
Abuse adalah setiap praktek Provider yang tidak konsisten dengan standar pelayanan
kesehatan, yang mengakibatkan perusahaan asuransi :
Membiayai hal-hal yang tidak perlu atau tidak memenuhi kebutuhan manfaat, Memberikan
penggantian biaya untuk pelayanan yang diberikan tidak sesuai kebutuhan medis, Membiayai
pelayanan yang disebabkan oleh pelayanan yang tidak sesuai dengan standard profesional
dalam kontrak.
Termasuk didalam Abuse adalah praktek/ kegiatan yang dilakukan peserta yang
mengakibatkan perusahaan asuransi mengeluarkan biaya yang seharusnya tidak perlu.
6
Perbedaan F & A
7
Jenis Fraud dan Abuse secara Umum
DUTA BPJS
KESEHATAN
8
Subjek Fraud Internal Fraud
Consumer Fraud >
Provider Fraud
> Penggelapan dana klaim
>>> Meminjamkan Kartu kepada orang Mengajukan klaim fiktif
yang tidak berhak,
Membuatkan kartu peserta yang
Pasien ingin memperpanjang RINAP tidak berhak
(Kss jiwa)
Menarik biaya untuk penerbitan
Rujukan APS kartu/ legalisasi SEP
False Klaim, Bekerjasama dengan Faskes untuk
False Klaim
Mengganti tanggal rujukan, mengubah kode pelayanan dengan
Up coding
tarif lebih mahal
Unbundling Kesalahan Eligibilitas,
Double Klaim Bekerjasama dengan Faskes untuk
Misrepresentasi Fraud yang dilakukan oleh Peserta
mengajukan klaim berulang
Mandiri/Pemberi Kerja misalnya tidak
Readmission
menyetorkan kewajiban iuran sesuai Bekerjasama dg Faskes
Prematur Discharge kondisi sebenarnya,
memindahkan PPK TK I
PHK secara administrasi untuk
mendapatkan manfaat pelayanan Suap dan Gratifikasi Ilegal dari
selama 6 bulan tanpa membayar Faskes/ Organisasi Profesi/ Peserta/
premi Pihak lain
9
FRAUD & ABUSE OLEH SUBYEK
Subjek Fraud
Provider Fraud
Klaim fiktif
RJTL berlanjut RITL, namun RJTL dibuat pada hari
sebelumnya/tgl RINAP dimajukan.
Kasus luka tembak (latihan perang)
Kasus bedah infertilitas (~mioma ~oligosperma)
Kasus kosmetik (bedah plastik)
False Klaim Kasus koreksi penis post injeksi silikon
Memalsukan Resume Medis , Laporan Operasi.
Bayi sehat ditagihkan bayi sakit (seluruh bayi SC asfiksia)
Infeksi sepsis
Bronkitis Bronkopneumonia
Comunitif fracture multiple fracture
Cluster Strerilisasi repair destruksi tuba
Claim Penyetaraan kasus (infertilitas endometriosis)
11
Subjek Fraud
Provider Fraud
Acute appendicitis (K.35.9) Acute appendicitis with peritoneal
abscess (K.35.0)
Kasus persalinan biasa Kss Persalinan Penyulit (hipertensi, KPD,
induksi)
DM tanpa komplikasi DM dengan komplikasi
Up coding
Typhoid Fever + DHF << DHF + Typhoid Fever >>> (???)
(code creep) Pasien tdk dengan indikasi koma, dikoding koma
14
Contoh kejadian Fraud & Abuse dalam Implementasi INA CBGs
Fraud Peserta
Data menunjukkan fraud Peserta adalah kedua terbanyak
setelah Provider
Secara garis besar ada 3 kelompok yaitu :
Pemalsuan data/ informasi diri
Pemalsuan kepesertaan
Penyalahgunaan klaim
Pemalsuan data/informasi diri
Pemalsuan Kepesertaan
Contoh kejadian Fraud & Abuse dalam Implementasi INA CBGs
Fraud Internal
Penggelapan dana klaim
Mengajukan klaim fiktif
Membuatkan kartu peserta yang tidak berhak
Menarik biaya untuk penerbitan kartu/legalisasi SEP
Bekerjasama dengan Faskes untuk mengubah kode
pelayanan dengan tariff lebih mahal
Bekerjasama dengan Faskes untuk mengajukan klaim
berulang
Suap dan gratifikasi illegal dari Faskes/organisasi
profesi/Peserta/Pihak lain
Membuang berkas klaim
Faktor Pendukung Terjadinya Fraud
Faktor Pendukung Terjadinya Fraud
1) Anggapan provider bahwa tarif INA CBGs tidak sesuai dengan tariff RS.
2) Pemahaman subsidi silang antar RTJL dan RITL, antar diagnosa
3) Pemahaman case mix belum baik di Faskes
4) Koder belum memahami cara pengkodean (koding)
5) Verifikasi yang kurang teliti atau verifikator tidak mehami system INA
CBGs
6) Sistem IT belum siap mencegah data fraud
7) Pemberantasan fraud masih belum memiliki kekuatan hukum.
8) KPK belum sampai pada tahap penyidikan.
9) OJK masih dalam tahap observasi
Prediksi:
Penggunaan
Phantom Phantom
Ventilator Readmisi
Procedure Visit
Berlebih
25
5 JENIS KEJADIAN TERBANYAK
FRAUD & ABUSE PELAYANAN KESEHATAN
PT ASKES (PERSERO) TAHUN 2013
(experience)
Upcoding
Tagihan tanpa berkas pendukung
FASKES Medical necessity
Unbundling
False claim
Penggunaan kartu oleh yang tidak berhak
Kartu tidak berlaku
Pelayanan Non prosedur
PESERTA
Usaha mendapatkan pelayanan diluar jaminan
Rujukan tidak valid : mencoret rujukan, rujukan
tidak berlaku
Sumber Data : Laporan Kantor Divisi Regional
MEKANISME PENGENDALIAN &
PENANGANAN FRAUD & ABUSE
Pedoman & Sosialisasi/Edukasi
Kebijakan Anti Kepada Provider &
Fraud Peserta
Kompetensi &
Integritas Aplikasi SIM
Pegawai Produk
Pencegahan
Fraud
28
Produk
Pencegahan
Fraud
29
Berbagai Upaya Pencegahan Fraud
BPJS Kesehatan Tahun 2014
Pembuatan
Pembahasan Format Laporan Perencanaan BimTek Anti Fraud
Kasus INA CBGs Kejadian Diklat Anti Fraud di RS &
dg Tim NCC : 500 Terindikasi Fraud Metode Blended Penyusunan
Rekomendasi dg PIN-F Learning dg Pedoman Fraud-
Koding INA CBGs (Pengendalian FKPMK-UGM RS dg Kemenkes
Inefisiensi Fraud)
Audiensi dg
Pembentukan Tim
FKPMK-UGM Audiensi dg KPK
Focus Discussion Pencegah
dalam rangka dalam rangka Join
Group (FGD) Kejadian Fraud
Sosialisasi & Audit bersama
dengan Para selain Tim Anti
Training INA CBGs BPJS Kes., BPKP, &
Pakar Fraud Fraud yang sudah
bersama BPJS Kes. Kemenkes.
ada
di RS
30
Bagaimana Mengatasi Fraud/Abuse?
Program Anti Fraud/Abuse
1. Pembentukan Tim
2. Instrumen untuk mendeteksi fraud & abuse
Kantor Pusat
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
PROGRAM KERJA
MANAJEMEN UTILISASI TERKAIT FRAUD & ABUSE
Evaluasi
atas data
Utilization
Review
Feedback &
rekomendasi
TL
Deteksi dan
identifikasi
Fraud dan Abuse
melalui Audit
Klaim
SISTEM PENGAWASAN
EKSTERNAL & INTERNAL
Siapa yang melakukan Pencegahan & Pengawasan ?
Eksternal :
-Dewan SJSN
-Pengawas Independen: OJK
-KPK
-Kemenkes (?)
- Perguruan Tinggi (?)
Internal :
Tim Anti Fraud
Deteksi, Pengawasan
Pengawasan Eksternal & Evaluasi
Abuse of power & discretion. Profesi dokter memegang otoritas medis yang sulit
ditantang, baik oleh kolega, terlebih oleh kalangan awam. Hal ini menimbulkan risiko
penyalahgunaan wewenang dan kepercayaan publik.
Conflict of interest. Profesi dokter dapat terjebak pada situasi konflik kepentingan, yang
apabila tidak segera keluar dari situasi tersebut, dapat mengakibatkan tindak pidana.
State Capture Corruption. Profesi kedokteran harus mewaspadai upaya-upaya pihak
tertentu memanfaatkan otoritas medis untuk melakukan korupsi melalui produk peraturan
perundangan.
Unholy alliance. Permufakatan jahat antara profesi kedokteran dengan pelaku kejahatan.
Harapan......
Perubahan
Deteksi
Pola Kejadian Tindak Lanjut
melalui SIM
Fraud
43
There are three things in the world
that deserve NO MERCY,
hypocrisy, FRAUD, and tyranny.
(Frederick Willia Robertson)
Slide Penutup
Terima kasih