REPUBLlK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 43/PMK.03/2007
TENTANG
MENTERI KEUANGAN,
4. Jasa Kena Pajak yang untuk selanjutnya disebut JKP, adalah Jasa yang I
(1)PPN yang terutahg atas impor BKP, pemanfaatan JKP dari luar Daerah
Pabean, pemanfaatan BKP tidak benvujud dari luar Daerah Pabean,
penyerahan BKP danlatau JKP oleh Kontraktor Utama dan Subkontraktor
sehubungan dengan pelaksanaan Proyek Pemerintah, tidak dipungut.
(2) PPN yang terutang atas perolehan BKP dan/atau JKP oleh Kontraktor
Utama sehubungan dengan pelaksanaan Proyek Pemerintah, tidak
dipungut.
Pasal3
(1)Untuk dapat memperoleh fdsilitas PPN tidak dipungut atas perolehan BKP
dan/atau JKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Kontraktor
Utama harus memiliki Surat Rekomendasi sebagai Kontraktor Utama
Proyek Pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I1 Peraturan
Menteri Keuangan ini.
(2) Tatacara pemberian fasilitas PPN tidak dipungut atas perolehan BKP
dan/atau JKP oleh Kontraktor Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal2
ayat (2) sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri
Keuangan ini.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal4
(1)PPN terutang yang tidak dipungut atas impor yang dilakukan oleh
Kontraktor Utama dart Subkontraktor sebagaimana dimaksud dalam'Pasa1
2, tidak perlu dibuatkan Surat Setoran Pajak (SSP) untuk PPN.
(2) Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atas impor yang dilakukan oleh
Kontraktor Utama dan Subkontraktor yang PPN terutangnya tidak
dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus dibubuhi cap "tidak
dipungut PPN dan PPnBM sesuai PP 42 Tahun 1995 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan PP 25 Tahun 2001".
(3) Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang telah dibubuhi cap '"tidak
dipungut PPN dan PPnBM sesuai PP 42 Tahun 1995 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan PP 25 Tahun 2001" sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), sepanjang telah diisi secara lengkap, jelas dan
benar, diperlakukan sebagai Faktur Pajak standar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal13 ayat (6)Undang-Undang PPN.
(1)Atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang tidak dipungut PPN oleh
Kontraktor Utama dan/atau Subkontraktor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal2, Kontraktor Utama dan Subkontraktor wajib rnembuat Faktur Pajak
MENTERl KEUANGAN
REPUBLlK INDONESIA
yang dibubuhi cap "PPN dan PPn BM tidak dipungut sesuai PP 42 Tahun
1995 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan PP 25 Tahun
2001'I.
(2) Atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang tidak dipungut PPN kepada
Kontraktor Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 ayat (I), PKP wajib
membuat Faktur Pajak yang dibubuhi cap "PPN dan PPn BM tidak
dipungut sesuai PP 42 Tahun 1995 sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan PP 25 Tahun 2001"
(1) PPN terutang yang tidak dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
yang sudah terlanjur dipungut harus disetorkan ke kas negara.
(2) PPN yang terlanjur dipungut dan disetorkan ke kas negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dimintakan kembali oleh pihak yang
terpungut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Pihak yang terpungut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah pihak
yang :
a. membeli BKP;
b. menerima JKP;
c. memanfaatkan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean;
dan/ atau
d. mengimpor BKP,
sehubungan dengan pelaksanaan Proyek Pemerintah.
Ditetapkan di Jakarta
pada 23 Apr i 1 2 0 0 7
Salinan sesuai dengan aslinya, MENTERI KEUANGAN, -
Kepala Biro Umum ttd
SRI MULYANI INDRAWATI
n T.U. Departemen
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Diisi dengan nama badan, lembaga, atau pihak luar negeri yang memberikan
hibah/ bantuan.
Diisi dengan pihak yang mengikat kontrak dengan pihak pemberi hibah/ bantuan.
Nama perusahaan, orang, lembaga, atau badan yang ditunjuk sebagai Kontraktor
Utama Proyek Pemerintah.
Diisi dengan bentuk hibah yaitu: uang tunai dan/atau barang dan/atau jasa.
a. jenis hibah dalam bentuk jasa, termasuk jasa pelatihan, jasa pelayanan
kesehatan, dan jasa pendidikan;
b. jenis hibah dalam bentuk 'barang, termasuk bangunan rumah tempat tinggal,
bangunan sekolah, peralatan medis, obat-obatan, dan peralatan pendi'dikan
ketrampilan.
Diisi dengan nama lengkap dan tanda tangan dari Ketua BRR atau pejabat yang
ditunjuk oleh Ketua BRR.
Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak tempat Kontraktor Utama terdaftar.
3. Surat Rekomendasi Sebagai Kontraktor Utama Proyek Pemerintah tidak dapat diberikan
dalam hal:
4. Pada saat melakukan pembelian BKP dan/atau JKP, Kontraktor Utama melampirkan
fotokopi Surat Rekomendasi sebagai Kontraktor Utama Proyek Pemerintah.
6. Surat Rekomendasi sebagai Kontraktor Utama Proyek Pemerintah diarsipkan oleh .PKP
sebagai bukti bahwa BKP dan/atau JKP tersebut mendapat fasilitas PPN tidak dipungut.
Ketua BRR
(12)
Tembusan Yth.:
1.Kepala Kantor Wilayah DJP Nanggroe Aceh Darussalam;
2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak ............. (13) .................