Manajement Keperawatan Cibi
Manajement Keperawatan Cibi
DI RUANG BOUGENVILLE
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :
UNGARAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan tingginya kesadaran masyarakat untuk mendapat
pelayanan kesehatan yang lebih baik memacu dunia keperawatan untuk terus
meningkatkan keprofesionalan melalui peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Upaya yang telah dilakukan oleh lahan pelayanan keperawatan maupun pendidikan
untuk mencapai hal tersebut antara lain melalui pendidikan berkelanjutan, pembentukan
komite keperawatan, upaya lainnya adalah pengembangan Model Praktik Keperawatan
Profesional, dimana dengan penerapan metode tersebut akan mampu memberikan
kesempatan kepada dunia keperawatan untuk me-manage pelayanan keperawatan
dengan berfokus pada masalah keperawatan yang ada. Pencapaian sebuah metode yang
diterapkan tidak lain adalah menggunakan analisis manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan disini adalah sebagai suatu sistem yang menggambarkan
serangkaian kejadian yang saling berhubungan, meliputi informasi, masukan tenaga,
dari sejumlah input dan proses dengan tujuan mengoreksi kegagalan sistem
(Gilles,2008).
Menejemen Keperawatan di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntunan profesi dan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Manajemen
Keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan yang nyata
yaitu di Rumah Sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan
aplikasinya dari manajemen keperawatan yang berupa perencanaan strategi melalui
pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan model praktik keperawatan profesional serta melakukan pengawasan serta
pengendalian (Nursalam, 2011).
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pelayanan keperawatan sebagai dasar untuk
menyusun rencana strategi dan operasional unit.
2. Mengumpulkan data, menganalisis data dan memahami data masalah dalam
pengorganisasian asuhan keperawatan.
3. Mengidentifikasi masalah yang didapatkan.
4. Menyusun rencana strategis dan rencana operasional unit pelayanan
keperawatan berdasarkan hasil kajian dan masalah yang di dapatkan.
5. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan
6. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer
keperawatan.
7. Mengevaluasi hasil alternatif pemecahan masalah.
3. Manfaat
1. Ruang Bougenvil
a. Sebagai wacana baru untuk mengembangkan asuhan keperwatan bagi
pegawai atau staff Ruang Bougenville.
b. Mempermudah dalam proses pencapaian tujuan perencanaan.
c. Mengetahui masalah yang terjadi di ruanganserta memperoleh
solusinya.
2. Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan menerapkan
ketrampilan manajemen keperawatan secara langsung pada tatanan
unit pelayanan.
b. Dapat memberikan kontribusi secara nyata pembentukan karakter dan
kepribdian.
c. Mahasiswa mampu mengeola masalah yang terjadi di ruangan.
3. Perawat
Memberi masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan klinik guna
meningkatkan mutu pelayanan antara lain :
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan baik antar perawat, perawat dengan tim kesehatan
lain, dan perawat dengan pasien dan keluarga.
c. Tercapainya kepuasan pasien yang optimal
d. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang dilaksanakan.
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disisplin dari perawat.
BAB I I
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang mencakup kegiatan koordinasi dan
supervise terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam
2002).
Manajemen secara umum diartikan sebagai suatu ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan Sumber Daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Muninjaya, A. A. Gde, 2010).
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan serta rasa aman
nyaman baik kepada pasien, keluarga pasien, maupun masyarakat (Asmadi, 2008).
Manajemen keperawatan adalah cara untuk mengelola sekelompok perawat dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk dapat memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan kepada klien secara professional (Gillies, dalam Nursalam 2002).
Pengetahuan manajemen merupakan pengetahuan yang universal, demikian juga
pengetahuan manajemen yang ada di dalam ilmu keperawatan.Pengetahuan manajemen
keperawatan menggunakan konsep-konsep yang berlaku terhadap semua situasi
manajemen keperawatan.Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori
manajemen umum yang memprioritaskan penggunaan sumber daya manusia dan materi
secara efektif. Sejalan dengan prinsip manajemen secara umum, manajemen dalam
keperawatan juga terdiri atas input, proses dan output.
Input dari manajemen keperawatan terdiri atas tenaga keperawatan, bahan-bahan,
peralatan, bangunan fisik, klien, pengetahuan, dan keterampilan yang akan mengalami
suatu proses transformasi melalui manajemen asuhan keperawatan oleh tenaga
keperawatan sehingga dihasilkan suatu resolusi masalah keperawatan klien.
Prinsip-prinsip manajemen ini diterapkan oleh perawat klinis, perawat kepala,
pengawas, direktur dan tingkat eksekutif di bidang keperawatan. Tapi pada dasarnya,
prinsip manajemen yang diterapkan adalah sama. Lima elemen besar dari teori
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan
pengendalian. Seluruh aktivitas manajemen serta sumber daya yang ada bergerak secara
simultan untuk mencapai output yang diinginkan. Adapun output yang diinginkan dalam
proses manajemen keperawatan adalah resolusi masalah keperawatan sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif kepada klien, keluarga, dan
masyarakat. Aktifitas ini dilakukan secara mandiri dan saling ketergantungan.
a. Unsur tujuan.
b. Unsur kemajuan (progress).
c. Unsur kebijakan.
d. Unsur program.
e. Unsur prosedur.
BAB I I I
ANALISA SITUASI
1. Perencanaan
1) Visi dan Misi Organisasi
a. Visi dan Misi RSUD Tidar
1) Visi
Terwujudnya Rumah Sakit yang unggul, professional, beretika dan
berkeadilan.
2) Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan rujukan secara professional, bermutu,
terjangkau, dan adil kepada segala lapisan masyarakat.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
Rumah Sakit.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan
secara memadai dan berkesinambungan.
4. Menyelenggarakan pengelolaan Rumah Sakit secara akuntabel
5. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, suasana kerja yang nyaman dan
harmonis
6. Melaksanakan pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan
3) Motto
Mitra Menuju Sehat
b. Visi dan Misi Keperawatan
1) Visi
Terwujudnya pelayanan keperawatan yang unggul, professional, beretika, dan
berkeadilan
2) Misi
1. Memberikan pelayanan keperawatan secara professional,
Menyelenggarakan bermutu, terjangkau, dan adil kepada segala lapisan
masyarakat
2. Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
Perawat
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan
keperawatan secara memadai dan berkesinambungan
4. Pengelolaan manajemen keperawatan secara akuntabel
5. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, suasana kerja yang nyaman dan
harmonis
6. Melaksanakan pendidikan dan penelitian di bidang keperawatan
3) Motto Keperawatan
Perawat Mitra Pasien Menuju Sehat
c. Keterkaitan Visi dan Misi Keperawatan dengan Rumah Sakit
Visi Misi keperawatan dan Visi Misi Rumah Sakit sangat mempunyai
keterkaitan karena mempunyai banyak kesamaan di dalamnya.
4) Peraturan Organisasi
a. Peraturan Rumah Sakit
Karu mengatakan Pada peraturan rumah sakit misalnya pada pegawaian mengacu
pada Undang-undang kepegawaian kemudian peraturan rumah sakit mengacu
pada undang-undang rumah sakit.
b. Peraturan Yang Terkait Dengan Keperawatan
Untuk peraturan yag terkait dengan keperawatan disesuaikan dengan peraturan di
Rumah Sakit.
3) Perencanaan keuangan
Karu mengatakan karena diruangan tidak mengelola keuangan sendiri
jadinya kebutuhan ruangan itu yang memenuhi dari bidang keperawatan
rumah sakit sehingga untuk perencanaan keuangan di ruang bougenville tidak
ada.
2. Fungsi Pengorganisasian
A. Struktur Organisasi
Di ruang bougenville RSUD tidar magelang sudah ada pembuatan struktur
organisasi,. tapi tidak ada bagan yang ditempel diruangan. Adapun gambaran
bagan struktur organisasi sebagai berikut :
1. Perencanaan:
a. Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan pasien.
e. Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.
f. Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
g. Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
3. Pengarahan:
4. Pengawasan:
a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan
b. Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim dan anggota
tim/ pelaksana dan membandingkan dengan peran masing-masing
serta dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
c. Memberi umpan balik kepada ketua tim.
d. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
e. Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
f. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan.
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
B. Ketua Tim
Uraian tugas :
1. Perencanaan:
a. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala
ruangan.
b. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota
tim/pelaksana.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
d. Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.
e. Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan.
f. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
g. Mengorientasikan pasien baru.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
3. Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
b. Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
c. Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
d. Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan
tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan
kebutuhan pasien.
e. Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
f. Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
g. Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir
kegiatan.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
4. Pengawasan:
a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
anggota tim/ pelaksana asuhan keperawatan kepada pasien.
b. Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan
dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta
menerima/ mendengar laporan secara lisan dari anggota tim/pelaksana
tentang tugas yang dilakukan.
c. Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat
itu juga.
d. Melalui evaluasi:
1. Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
2. Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan
tugas.
3. Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap.
e. Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana.
f. Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
g. Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
C. Perawat Pelaksanaan
Tugas Pokok :
a. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang.
1) Melaksanakan tindakan perawtan yang telah disususun.
2) Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien
pada catatan perawatan.
b. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan laboratorium.
3) Persiapan klien yang akan dioperasi.
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik,mental, dan spiritual dari klien:
1) Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
3) Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik..
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
f. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif.
1) Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
2) Sensus harian dan formulir.
3) Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
i. Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan.
j. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya
k. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
l. Membuat laporan harian.
m. Mengikuti timbang terima.
n. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
o. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer.
p. Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
q. Melakukan evaluasi formatif.
r. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
s. Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat primer.
Klasifikasi pasien
Dalam tahap pengklasifikasian pasien yang dirawat , dari pihak rumah
sakit pasien telah di klasifikasi sesuai dengan jenis kelaminnya dimana
pasien laki-laki diberikan gelang biru dan pasien perempuan berwarna merah
muda.Namun dalam hal ini, rumah sakit belum ada pengklasifikasian pasien
sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien atau dapat diklasifikasikan
dengan skor kemampuan aktivitas yaitu skor 1 sampai 5. Hal ini masih
belum terlaksana karena menurut dari hasil wawancara dengan karu , katim
dan perawat pelaksana menyatakan bahwa pengklasifikasian pasien
berdasarkan ingkat kemandirian belum dilakukan Karena keterbatasan waktu
perawat dalam mengklasifikasi pasien sesuai tingkat kemandrian pasien.
Kendalanya dalam hal pengklasifikasian pasien yaitu dari keterbatasan
waktu serta kemampuan perawat tentang pengklasifikasian pasien
berdasarkan tingkat kebutuhan pasien karna minimnya latar belakang
pendidikan.
t. Kuantitas dan kualitas pendokumentasian proses keperawatan
Dari hasil wawancara dengan ketua tim dan perawat penanggung
jawab di dapatkan hasil bahwa pendokumentasian dilakukan oleh perawat
yang bertugas diruangan, pasien baru yang datang dari poli atau pindahan
dari ruang lain atau IGD sampai diruangan langsung dilakukan anamnesa
pasien oleh perawat yang menerima dan dilaporkan ke ketua Tim , kemudian
ketua Tim akan membuat diagnosa keperawatan dan intervensi dari masalah
pasien dan implementasi dari intervensi yang diberikan samapi adanya
evaluasi tindakan yang diberikan apah berhasil atau tidak dalam mengeola
masalah pasien kemuidan di dokumentasikan oleh perawat yang mendapat
tugas dinas di waktu tersebut. Pendokumentasian proses keperawatan ruang
bougenville disini menunjukan kurang dalam mendokumentasikan tentang
hasil respon pasien, masih perlu adanya beberapa peningkatan dalam
mengisi respon hasil ,identitas serta nomer register pasien yang sebagian
masih ada dokumenasi yang kosong dan identitas belum lengkap.
1. Ners 1 1 PNS
2. D III keperawatan 11
3. SPK 2
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang, telah dilakuakan didapatkan informasi
bahwa peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit dan
juga kepala ruang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Motivasi yang
dilakukan kepala ruang misalnya yaitu dengan meberikan dorongan kepada staf
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh rumah sakit,
sedangkan oleh rumah sakit pemberian motivasi yaitu Misalnya dengan memberi
reward berupa pelatihan-pelatihan bagi perawat untuk meningkatkan kinerja
perawat yang professional serta dengan adanya pemberian izin untuk kembali
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, sehingga hal tersebut akan
meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan tugas.
b. Sistem Reward/Punishmen
c. Komunikasi
Dari hasil wawancara dengan karu, katim,serta salah satu perawat pelaksana
ruangan didapatkan informasi bahwa Selama ini komunikasi di ruangan
bougenville sangat efektif artinya setiap ada masalah ruangan segera
berkoordinasi satu sama lain supaya tidak terjadinya mis komunikasi diruangan
yang akan menimbulkan konflik kecil ataupun konflik yang cukup serius.Dalam
metode komunikasi ruangan staff dan karu menggunakan system keterbukaan
antara perawat satu dengan perawat lainnya.Komunikasi perawat saat mengalami
kendala atau ada masalah yang harus diatasi biasanya disampaikan ketika operan
jaga dan saat rapat koordinasi yang dilaksanakan secara rutin tiap akhir bulan.
Observasi : komunikasi antar staf sesuai dengan aturan yang ada. Pada saat
menerima pasien di ruangan, akan dilaporkan tindakan yang telah dilakukan dan
akan diteruskan oleh perawat pelaksana untuk pemeriksaan yang lebih lanjut.
d. Model Komunikasi
e. Supervisi
f. Pendelegasian
Menurut karu didapatkan informasi bahwa jika karu tidak bisa hadir karena
ada acara dari pihak atasan rumah sakit, maka tugasnya akan didelegasikan
kepada ketua tim untuk menggantikannya. Dalam proses pendelegasian bisa
secara lisan pada saat di ruangan atau melalui telefon. Setelah mendapatkan
persetujuan, maka ketua tim akan bertanggung jawab atas ruangan sepenuhnya.
Observasi : jika perawat yang tidak hadir harus mendelegasikan kepada perawat
yang lain dan setara supaya ada yang mengganti dan tidak perbedaan tingkat
dalam pendelegasian.
g. Uraian Tugas
Menurut karu didapatkan informasi bahwa tugas kepala ruang,katim dan perawat
pelaksana sebagai berikut :
1. Tanggung jawab kepada ruang
a. Mengatur pembagian tugas pegawai
Saat dilakukan wawancara didapatkan bahwa kepala ruang telah membagi
tugas masing-masing kepada perawat ruangan.
Observasi : perawat ruangan telah menjalankan tugasnya masing-
masing.Tugas dikerjakan dengan teliti, ada kerja sama antara perawat satu
dengan perawat yang lain ketika perawat ruangan memiliki kendaa dalam
tugas yang sedang dijalakan.
b. Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
Saat dilakukannya wawancara kepala ruang mengatakan kebersihan dan
ketertiban ruangan merupakan bagian yang penting dalam kepuasan
pasien.
Observasi : setiap pagi dan siang ada petugas kebersihan/cleaning service
yang membersihkan ruangan mulai dari ruangan pasien,ruangan perawat
sampai ke toilet pasien, petugas melakuakan pembersihan ruangan
dengan telaten.Ruanganselalu bersih,rapid an angi.
Mengenai ketertiban , diruangan telah ditetapkan aturan jam besuk dan
keluarga pasien menaati aturan yang telah dibuat.
Perawat telah menaati peraturan ruangan seperti datang dan pulang tepat
waktu.
c. Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
Saat dilakukan wawancara kepala ruang mengatakan bahwa selalu
berdiskusi dengan staff mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
masalah yang sedang terjadi, misalnya kurangnya kepuasan pasien
terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat ruangan.
d. Mengikuti ronde tim keperawatan
Kepala ruang mengatakan staff selalu mengikuti ronde keperawatandan
bersedia saling bekerja sama satu sama lain.
e. Membimbing siswa/mahasiswa dalam proses keperawatan diruang rawat
Kepala ruang mengatakan bahwa akan selalu bersedia membimbing
mahasiswa dalam proses manajemen keperawatan di ruangan.
Observasi :
Kepala ruang emberi bimbingan dan informasi daam pelaksanaan
manajemen keperawatan di ruang bougenville.
h. Konflik
Menurut karu didapatkan informasi bahwa selama ini tidak terjadi konflik,
dan bila terjadi konflik karu dan anggota tim yang lain akan menelusuri masalah
kemudian mecari solusi untuk mengatasi konflik tersebut.Sejauh ini tidak pernah
terjadi konflik antara staff ruangan, ketika da konflik pribadi antara staff, karu
segera mengkomunikasiannya dengan orang yang bersangkutan.
Kuesioner : persepsi perawat menunjukkan kategori baik 80%
Masalah : -
i. Kolaborasi Dan Koordinasi
Wawancara : menurut karu didapat informasi bahwa koordinasi yang dilakukan
dengan rutin dan memberikan pengarahan terhadap pelayanan pada klien.
Ruangan sudah memiliki rencana, rencana pertemuan diadakan setiap sebulan
sekali, jadwal shift sudah di buat untuk satu bulan dan supervisi dilakukan sekali
seminggu.
1. Fungsi Pengendalian
1) Program pengendalian mutu
a. Indikator mutu
1. Pasien
Setelah dilakuakan wawancara dengan 5 pasien dan 5 keluarga pasien,
mengatakan bahwa perawat ruangan telah memberikan pelayanan cukup, salah
satunya sudah menjelaskan tindakan yang akan dilakukan namun perawat
ruangan belum memperkenalkan diri dengan pasien dan langsung menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan.
Pasien mengatakan bahwa pelayanan cukup memuaskan namun perlu
ditingkatkan.
Observasi :
Saat dilakukan wawancara pasien belum tau tentang cara mencuci tangan dan
kapan harus mencuci tangan agar tidak terinfeksi dan tidak terjangkit infeksi
nosokomial.Saat di observasi menunjukan bahwa pasien belum mampu
mencegar terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit.
2. Perawat
Perawat mengatakan telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Perawat mengatakan salah satu indicator mutu pelayanan ruangan adalah
memberikan pelayanan dengan komunikasi terateutik kepada pasien dan
pengunjung.Perawat mengatakan belum sepenuhnya mampu menjalankan five
moment karena keterbatasan waktu dan beberapa perawat memang belum
membiasakan diri untuk melakukan five moment di ruangan. Perawat
mengatakan belum menjalankan pemberian injeksi sesuai SOP, belum
menjelaskan nama, dosis, dan fungsi obat kepada pasien.
Observasi :
Perawat belum mampu meberikan pelayanan kesehatanyang bermutu kepada
pasien, dilihat dari cara perawat dalam mencegah terjadinya infeksi
nosokomial di ruangan yaitu dengan cara mencuci tangan yang benar dan 5
waktu cuci tangan.Saat di lakukan observasi masih banyak perawat yang
belum mampu mencuci tangan dengan benar dan belum melaksanakan five
moment di ruangan. Perawat juga belum melaksanakan pemberian injeksi
sesuai SOP, belum menjelaskan nama, dosis, dan fungsi obat kepada pasien.
b. Kegiatan mutu
Kegiatan mutu yang telah dilakukan oleh ruangan adalah dengan mengawasi
setiap tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Dan
mengevaluasi setiap satu bulan sekali untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
dan pelaksanaan SAK, SOP yang sudah di jalankan. Kegiatan mutu yang
dilakukan ruangan yaitu pembagian kuisioner kepada pasien, untuk mengetahui
atau mengukur tingkat mepuasan pasien dalam pelayanan ruangan yang bermutu.
Dalam hal ini ruangan belum memenuhi syarat dalam pemberian kuisioner untuk
mengukur kepuasan pasien.Pengukuran kepuasan pasien hanya digunakan
kertasdan dicantumkan contak prson untuk pengaduan kritik dan saran kepada
ruangan, kertas yang disediakan ruangan diberikan agar pasien atau
keluargamemberi tanggapan terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh
perawat ruangan.
Prioritas masalah :
Importancy Ixtxr
P S RI PC DU Pc
1. Belum optimalnya 4 4 3 3 5 4 4 4
pendokumentasian Asuhan
keperawatan.
C. ANALISA SWOT
1. Analisa SWOT Dokumentasi Keperawatan
Strength Weakness Opportunity Threatned
( Kekuatan ) ( Kelemahan) ( Kesempatan ) ( Ancaman )
Ruangan Belum adanya respon Adanya program Dimungkinkan
sudah hasil (data subjektif & pelatihan dan terjadinya kesalah
memiliki objektif) pada form peningkatan fahaman tentang
format pendokumentasian jenjang pendidikan tindakan keperawatan.
Kekurangan
dokumentasi asuhan keperawatan bagi perawat.
keperawatan Keterbatasan waktu Adanya mahasiswa dokumentasi tidak
Perawat perawat untuk yang sedang dapat menungjang
mengerti melakukan pengisian praktik proses pemberian
bahwa setiap respon hasil karena managemen ASKEP secara
tindakan kesibukan diruangan keperawatan. konferehensif terkait
Kurangnya motivasi
keperawatan masalah pasien.
harus ada perawat dalam Kurang efektif dan
Diagnosa fishbo
1. Diagnosa fishbone :
Material : Man :
Methode :
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT five moment cuci tangan
Strength (kekuatan) Weakness Opportunity Threatened
(kelemahan) (kesempatan) (ancaman)
Adanya alat Belum adanya Mencegah Adanya
untuk cuci kesadaran terjadinya penularan
tangan perawat dan penularan infeksi infeksi dari
seperti : keluarga dari perawat ke perawat ke
Handsrub pasien dalam pasien pasien atau
Sabun cuci tangan pelaksanaan Mencegah sebaliknya
terjadinya Serta penularan
washlap pencegahan
penularan penyakit pasien
infeksi dengan
penyakit atau kekeluarga
melakukan
bakteri setelah begitu juga
five moment.
dari pasien sebaliknya
Kurang
keperawat
Menjaga perhatian
kebersihan tangan mengenai
agar rerhindar bahaya
dari kuman penularan
disekitar infeksi
lingkungan
perawatan
Mencegah
terjadinya infeksi
nosokomial.
3. Alternative cara penyelesaian masalah
No Masalah Intervensi
1 Belum a. Sampaikan kepada staff perawat dan keluarga pasien :
pentingnya pelaksanaan five moment cuci tangan di ruangan.
terlaksananya
five moment
b. Berikan tugas kepada staff ruangan dan keluarga pasien :
cuci tangan mengerti waktu pelaksanaan five moment cuci tangan.
secara efektif
dan efisien. c. Tingatkan motivasi staff dalam pelaksanaan five moment.
4. Diagnosa fishbone :
Material : Man :
Methode :
Methode :
Pembuatan poster
POA (Planning Of Action)
Pengarahan pentingnya
Five moment cuci tangan pelaksanaan five moment
cuci tangan
Tempat
Bahan Pe-
No Rencana Tindakan Metode Sasaran Wkt Pe-Laksana
Dan Alat Laksana-
an
1 Kaji penyebab Diskusi Perawat Kertas Rabu, Ruangan Kelompok
kurang optimalnya pulpen 25 Mei bougenvill
pelaksanaan five 2016 e
moment
2 Sampaikan kepada Diskusi Perawat Bahan : Rabu, Ruangan Kelompok
staff perawat dan Materi 25 mei bougenvill
keluarga pasien : Keluarga cuci 2016 e
pentingnya pasien tangan
pelaksanaan Langkah
five moment dan 5
cuci tangan di moment
ruangan. cuci
tangan.
3 Observasi Penyebaran Perawat Kertas Kamis Ruangan Kelompok
pengetahuan kuisioner / kuisioner 26 mei bougenvill
perawat dan wawancara Keluarga pulpen 2016 e
keluarga mengenai : kepada pasien Hp
waktu dan beberapa
pelaksanaan perawat dan
five moment keluarga
cuci tangan. pasien.
Diagram fishbone :
Material : Man :
Methode :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua kegiatan yang telah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) Pendokumentasian
Poses pelaksanaan pendokumentasian pemberian asuhan keperawatan di Ruang
Bougenville akan lebih efektif dan efisien apabila telah didukung oleh adanya :
B. Saran
Dalam pengakajian yang dilakukan oleh kelompok didapatkan berbagai macam
masalah dan cara penyelesaiannya. Bagi ruangan hal terpenting adalah ketiga masalah
yang telah di uraikan diatas agar profesionalisme perawat tetap dilakukan. Serta
menunjang kinerja perawat agar maksimal.
DAFTAR PUSTAKA