Bendel KPP Tryhard
Bendel KPP Tryhard
Asisten Pembimbing
Hadi Hidayatul F.
Oleh
Golongan J / Kelompok 1
Asisten Pembimbing
Hadi Hidayatul F.
Oleh
Golongan J / Kelompok 1
GOLONGAN J / KELOMPOK 1
Koordinator : Akhmad Ismail Akbar (141510601161)
Annggota : 1. Galuh Eko Susanto (121510601075)
2. Yuan Ardiansyah (121510601109)
3. Maratus Sholikhah (121510601127)
4. Intania Yuni Lestari (141510601002)
5. Ambar Asri Candra P. (141510601080)
6. Septi Lusyana Putri (141510601085)
7. Nanda Rusti (141510601148)
8. Amilia Arofatul Faiqoh (141510601151)
9. Maulida Farrah Sandy (141510601159)
PENGESAHAN
Mengesahkan
Ketua Laboraturium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga Laporan Praktek Lapang Praktikum Komunikasi dan
Penyuluhan Pertanian dengan judul dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Penyusunan laporan praktek lapang ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan berbgai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Jani Januar, MT., selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
2. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M.Rur.M selaku Ketua Jurusan Program
Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Tim dosen pembina mata kuliah Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian.
4. Sudarko, SP. M.Si selaku Ketua Laboraturium Komunikasi dan
Penyuluhan Pertanian.
5. Tim asisten Laboraturium Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian yang
telah memberikan bimbingan mulai awal hingga akhir.
6. Bapak Rachmat Darmawan selaku Penyuluh Pertanian Desa Sidodadi
Kecamatan Ambulu.
7. Kelompok tani serta seluruh warga Desa Sidodadi Kecamatan Ambulu.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat dari awal
hingga terselesaikannya laporan akhir praktikum ini.
Kami menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Penyusunan
laporan praktek lapang ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun selalu kamu harapkan demi penyempurnaan
laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK...................................................................ii
PENGESAHAN.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................4
1.3 Manfaat...........................................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Penyuluhan Pertanian.....................................................................................5
2.2 Perencanaan Penyuluhan Pertanian................................................................6
2.3 Materi Penyuluhan Pertanian.........................................................................8
2.4 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian................................................................9
2.5 Evaluasi Penyuluhan Pertanian....................................................................20
2.6 Model Komunikasi Penyuluhan Pertanian...................................................21
BAB 3. GAMBARAN UMUM............................................................................24
3.1. Gambaran Umum Desa Sidodadi................................................................24
3.2. Gambaran Umum Kelompok Tani Margo Utomo.......................................26
BAB 4. PEMBAHASAN......................................................................................29
4.1 Perencanaan Penyuluhan Pertanian..............................................................29
4.2 Materi Penyuluhan Pertanian.......................................................................31
4.3 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian..............................................................34
4.4 Evaluasi Penyuluhan Pertanian....................................................................36
4.5 Model Penyuluhan Pertanian........................................................................37
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................40
5.1 Simpulan.......................................................................................................40
5.2 Saran.............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1
materi tersebut bisa memunculkan pemahaman dan perubahan yang diinginkan
pada masyarakat. Melalui Penyuluhan Pertanian, masyarakat pertanian dibekali
dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi
baru di bidang pertanian dengan sapta usaha taninya, penanaman nilai-nilai atau
prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi
rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Penyuluh Pertanian dapat dan
harus menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran
mau menerapkan pengetahuan barunya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat
menunujang keberhasilan Penyuluhan Pertanian (Yunasaf dkk., 2011).
Kegiatan berinteraksi dengan orang lain memerlukan suatu komunikasi
yang efektif. Sehingga informasi apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima
oleh mereka. Sebuah komunikasi efektif merupakan salah satu indikator penting
dalam kegiatan penyuluhan. Seorang penyuluh harus mampu mengkomunikasikan
dengan baik dan benar materi penyuluhan sehingga mampu mencapai tujuan dari
penyuluhan itu sendiri. Komunikasi menjadi sebuah faktor penting yang dapat
menunjang tercapainya tujuan-tujuan penyuluhan. Seorang komunikan dituntut
untuk memiliki sebuah strategi komunikasi agar objek penyuluhan dapat
menerima pesan dengan baik dan tidak terjadi misunderstanding dalam proses
penyuluhan.
Komunikasi diperlukan dalam suatu kegiatan organisasi, hal ini
bertujuan untuk memudahkan penyampaian informasi dari satu individu ke
individu lain. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka komunikasi sangat
diperlukan dalam kegiatan kelompok tani untuk mencapai tujuan yang hendak
dicapai. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi
dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggotanya. Kelompoktani ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani
yang saling mengenal, akrab, saling percaya, mempunyai kepentingan yang sama
dalam berusahatani, kesamaan dalam tradisi/pemukiman/ hamparan usahatani dan
lain-lain. Kelompok tani memiliki tiga fungsi yaitu sebagai kelas belajar, wadah
kerjasama dan unit produksi. Kelompok tani sebagai kelas belajar merupakan
suatu wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap, serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam
berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah
serta kehidupan yang lebih sejahtera. Pengembangan kelompok tani sebagai kelas
belajar merupakan tugas penyuluh pertanian melalui bimbingan secara
berkelanjutan. Berdasarakan hal tersebut, diperlukan materi penyuluhan pertanian
yang berkaitan dengan penguatan kelompok tani sebagai kelas belajar (Rusmono,
2012).
Kelompok tani merupakan suatu wadah berkumpulnya para petani yang
ada di suatu daerah tertentu. Ambulu merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur. Kecamatan Ambulu terdiri dari: Desa
Sumberrejo, Desa Andongsari, Desa Sabrang, Desa Tegalsari, Desa Ambulu, Desa
Pontang, dan Desa Karanganyar. Seluruh Desa berkualifikasi Desa Swakarya.
Kecamatan Ambulu memiliki jumlah dusun 27 buah, RW 193 dan RT 608 RT.
Jumlah penduduk di desa Ambulu ini terdapat sekitar 15.784 jiwa dan 4.556 KK.
Wilayah kerja desa meliputi 3 dusun yaitu Krajan, Sumberan, dan Langon yang
terdiri dari 33 RW dan 84 RT. Desa Ambulu merupakan desa yang memiliki
produk unggulan serta desa yang berprestasi di Kabupaten Jember, banyak
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kehidupan dan memberdayakan
peran serta masyarakat yang mandiri di desa tersebut.
Permasalahan pertanian yang muncul di Desa Ambulu membuat para
penyuluh pertanian melakukan penyuluhan di Desa Ambulu. Tugas dan fungsi
Penyuluh Pertanian secara garis besar adalah melaksanakan fungsi sebagai
fasilitator dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Fungsi penyuluhan pertanian
terutama adalah memfasilitasi dan memotivasi proses pembelajaran pelaku utama
dan pelaku usaha agar tercapai tujuan pengembangan sumberdaya manusia
(SDM) dan peningkatan modal sosial, sehingga mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Fungsi
penyuluhan pertanian memfasilitasi dalam bimbingan, pendampingan dan
advokasi pengelolaan usaha agribisnis di perdesaan, memfasilitasi dan memotivasi
penumbuhan dan pengembangan kelompok tani serta gabungan kelompok tani.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui perencanaan penyuluhan pertanian di Desa Ambulu Kabupaten
Jember.
2. Mengetahui materi penyuluhan pertanian di Desa Ambulu Kabupaten Jember.
3. Mengetahui pelaksanaan penyuluhan pertanian di Desa Ambulu Kabupaten
Jember.
4. Mengetahui evaluasi penyuluhan pertanian di Desa Ambulu Kabupaten
Jember.
5. Mengetahui model komunikasi yang digunakan di lokasi penyuluhan.
1.3 Manfaat
1. Bagi mahasiswa, dapat menjadi pedoman dalam kegiatan penelitian
selanjutnya.
2. Bagi penyuluh, dapat menjadi acuan dalam kegiatan komunikasi penyuluhan
pertanian selanjutnya.
3. Bagi pemerintah, sebagai acuan di dalam penentuan kebijakan tentang
penyuluhan pertanian ke depannya.
5
3. Rencana monitoring dan evaluasi disusun oleh para penyuluh yang berada di
pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/ desa bersama para
pelaku utama dan pelaku usaha.
hari. Inovasi tidak hanya terdiri atas peralatan teknis atau prosedur baru, namun
juga praktik-praktik baru atau yang diadaptasi manusia, termasuk kondisi-kondisi
dari praktik-praktik ysng dirancang untuk terjadi.
4. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para
pedagang, perguruan tinggi, dan lain-lain.
Jenis-jenis materi penyluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh
kepada sasaran dikelompokkan menjadi:
1. Materi Pokok (vital), merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan
harus diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya mencakup
50% dari seluruh materi yang disampaikan.
2. Materi Penting (important), berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi
penting diberikan sekitar 30% dari seluruh materi yang disampaikan.
3. Materi Penunjang (helpful), masih berkaitan dengan kebutuhan yang
dirasakan yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas
cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi
ini maksimal disampaikan 20% dari seluruh materi yang akan disampaikan.
4. Materi Mubazir (super flous), materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada
kaitannya dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasaran. Karena itu dalam
setiap kegiatan penyuluhan sebaiknya justru dihindari penyampaian materi
seperti ini (Yahya, 2013).
Menurut Sigit (2014), penerapan salah satu metode yang akan digunakan
oleh penyuluh pertanian dari beberapa metode membutuhkan media. Media
merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan
(receiver). NEA (National Education Association) memaknai media sebagai
segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Berikut
ini beberapa klasifikasi media penyuluhan, yaitu:
1. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan panca indera:
a. Media benda sesungguhnya, rangsangan melalui seluruh pancaindera
antara lain: spesimen, monster, sample.
b. Media audio-visual rangsangan melalui indera pendengaran dan indera
penglihatan antara lain : film, siaran televisi, video.
c. Media Visual, melalui indera penglihatan antara lain : film, slide, foto,
poster.
d. Media Audio, rangsangan melalui indera pendengaran antara lain : kaset
rekaman, siaran radio.
2. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan daya liput/jumlah
sasaran.
a. Media Massal antara lain: siaran radio, siaran televisi dan media cetak.
b. Media Kelompok antara lain: film, slide, kaset rekaman, transparansi.
c. Media individual antara lain : benda sesungguhnya, specimen.
3. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan tingkat pengalam belajar
terdiri dari :
17
diambil keputusan, apakah suatu program akan diteruskan , direvisi, atau bahkan
diganti. Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan informasi melalui
pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tertentu untuk mengambil
suatu keputusan. Dasarnya evaluasi suatu kegiatan menguji atau menilai
pelaksanaan suatu program (Yulianto, 2011).
Keberhasilan belajar mengajar dikelompok tani perlu dilakukan evaluasi
hasil belajar. Evaluasi ini dilakukan dengan mengamati beberapa anggota
kelompok tani yang menerapkan inovasi teknologi dan berhasil. Perlu dianalisis
penyebab ketidakberhasilan, serta penyebab anggota kelompok tani yang tidak
menerapkan hasil belajar mengajar. Penyebab yang sudah diketahui dilakukan
pengevaluasian bersama penyuluh lainnya. Hal tersebut bertujuan agar
penyuluhan selanjutnya dapat diterima dengan mudah oleh petani serta kelompok
tani (Rusmono, 2012).
Menurut Soedijanto dalam Yulianto (2011), menyatakan bahwa evaluasi
adalah sebuah proses yang terdiri dari urutan rangkaian kegiatan mengukur dan
menilai. Evaluasi program penyuluhan/pelatihan perlu dilakukan, apakah kegiatan
tersebut dapat menghasilkan perubahan dan perbaikan serta meningkatkan
kemampuan pesertanya. Evaluasi mengalami implikasi pada takaran praktis yaitu
diabaikan atau tidak dilakukan, diperhatikan namun dilakukan secara tidak benar,
tidak dipahami secara komprehensif, dan mengalami reduksi makna.
agar antar pngirim dan penerima memiliki satu makna untuk saling memahami
makna pesan.
Komunikasi merupakan proses pengiriman pesan atau informasi oleh
komunikator atau penyuluh kepada komunikan atau petani, tetapi dalam proses
pengiriman tersebut dibutuhkan suatu keterampilan dalam memaknai pesan, baik
oleh komunikator ataupun komunikan sehingga dapat membuat sukses pertukaran
informasi. Komunikasi dan metode penyuluhan yang dipakai merupakan hal
terpenting dalam suatu kegiatan penyuluhan agar terciptanya kondisi yang
diharapkan dari kegiatan penyuluhan tersebut. Proses penyuluhan dibutuhkan
keahlian dan keterampilan berkomuikasi bagi seorang penyuluh dalam
mensosialisasikan program-program yang ingin dijalankan (Rasyid, 2012).
Menurut Mulyana dalam Aminah, dkk (2014), perkembangan komunikasi
meliputi tiga kerangka konsep yaitu komunikasi sebagai tindakan satu arah
(linier), interaksional dan transaksional.
a. Proses komunikasi linier adalah pesan dari pengirim kepada penerima dengan
tujuan agar terjadinya perubahan perilaku.
Pengirim Penerima
pesan pesan
Gambar 2. 1. Proses Komunikasi Linier
b. Proses komunikasi interaksional adalah adanya umpan balik dimana pesan
yang disampaikan penerima pesan kepada pengirim pesan atau sumber pesan
sebagai petunjuk mengenai efektivitas komunikasi yang disampaikan
sebelumnya.
Pengirim Penerima
pesan pesan
Pengirim Penerima
pesan pesan
21
Penerima Pengirim
pesan pesan
Gambar 2. 3. Proses Komunikasi Transaksional
Menurut Wiriatmadja dan Hamilton dalam Ekasari (2014), pergeseran
paradigma penyuluhan dari sistem transfer teknologi menjadi penyuluhan
partisipatif telah terjadi seiring dengan perkembangan model dan sistem
komunikasi persuasif dialogis. Petani dan keluarganya mulai dapat mengelola
usaha taninya dengan penuh kesadaran dan mampu melakukan piihan-pilihan
yang tepat dari alternatif yang ada. Keikutsertaan petani secara aktif merupakan
proses pembelajaran untuk meghasilkan dan memanfaatkan informasi,
membangun jaringan kerjasama dengan memperkuat sistem kelembagaan
masyarakat lokal yang merupakan bekal untuk mengubah pandangan hidup petani
dan pendapatannya.
BAB 3. GAMBARAN UMUM
22
23
setelah panen. Masyarakat Desa Sidodadi juga menjunjung tinggi sikap gotong
royong seperti ketika ada masyarakat setempat yang ingin membangun sarana dan
prasarana desa. Masyarakat Desa Sidodadi melaksanakan pengajian setiap malam
jumat dengan tujuan mempererat tali silaturahmi antar sesama warga desa.
Pengajian dilakukan secara bergiliran di setiap rumah warga Desa Sidodadi.
penyuluhan yang diberikan penyuluh tersebut telah sebagian besar diterapkan oleh
anggota kelompok tani Margo Utomo, sebab anggota kelompok tani tersebut
beranggapan bahwa penyuluh sebagai seorang yang mempunyai pengerahuan
lebih yang dapat memberikan arahan, maka kelompok tani berkeinginan
melaksanakan informasi yang diberikan oleh penyuluh tersebut. Petani sangat
percaya bahwa program dari penyuluh sagat bagus untuk dilaksanakan dan hal
tersebut telah terukti dengan usahatani yang meningkat dari sebelumnya, sehingga
para petani yang ada di Desa Sidodadi ini sangat antusias dengan adanya
penyuluh yang dilakukan oleh dinas terkait.
Pemilihan pengurus pada kelompok tani Margo Utomo dilakukan dengan
cara meunjuk orang yang dianggap kompeten dalam bidangnya. Pemilihan
pengurus dilakukan secara musyawarah mufakat dan atas persetujuan pihak yang
bersangkutan. Pengurus kelompok tani Margo Utomo pada umumnya sama
dengan dengan kelompok tani yang lain. struktur organisasi pada kelompok tani
Margo Utomo. Dapat dilihat pada gambar 3.1.
KETUA
(BAPAK BOIMIN)
SEKRETARIS BENDAHARA
(SODIONO YON P) (SUJONO)
ANGGOTA
27
28
kemudian diserahkan ke pihak terkait yaitu UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah)
dan kemudian dimusyawarahkan bersama dengan para penyuluh agar bisa
membuat keputusan dan kebijakan yang diambil guna menindak lanjuti kinerja
penyuluh. Tujuan dibuatnya RDKK adalah untuk mengetahui daftar nama-nama
anggota kelompok tani yang membutuhkan sarana produksi pertanian seperti
benih, pupuk, dan pestisida agar pihak terkait dapat menindak lanjuti. RDKK
merupakan data tertulis yang didalamnya mencakup nama petani, luas lahan
tanam (ha), kebutuhan pupuk (Urea, SP 36, KCL, ZA, NPK, organic) per kg,
pestisida (liter/kg), benih dan waktu tanam. Setiap anggota membutuhkan jumlah
pupuk yang berbeda tergantung luas lahan. Pemberian kebijakan dan keputusan
tersebut selanjutnya dievaluasi lagi dari awal perencanaan sampai akhir tahap
perencanaan untuk menghindari kesalahan teknis. Kebijakan dan keputusan
tersebut selanjutnya dikoordinasikan oleh penyuluh kepada pihak aparat desa yang
selanjutnya bisa langsung ditindaklanjuti ke ketua gabungan kelompok tani
kemudian ke keketua kelompok tani dan bisa langsung melakukan penyuluhan
bersama.
Perencanaan program penyuluhan pertanian di Desa Sidodadi meliputi
perumusan tentang keadaan pertanian, masalah pertanian, tujuan dilakukannya
penyuluhan dan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penyuluh
pertanian di Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember sebelum
melakukan penyuluhan pertanian mereka terlebih dahulu menganalisis keadaan
dari Desa Sidodadi. Penyuluh melakukan pengumpulan data dan informasi
mengenai potensi desa, sarana prasarana, keadaan sosial masyarakat, jenis
komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitas komoditas tersebut. Penyuluh
juga mencari informasi tentang keberadaan kelompok tani atau kelembagaan
pertanian lainnya di Desa Sidodadi. Kegiatan menganalisis keadaan Desa
Sidodadi bertujuan agar para penyuluh lebih matang dalam penyampaian materi
karena sudah memahami kondisi desa, masalah yang sedang dihadapi petani serta
bagaimana cara menghadapi permasalahan tersebut. Penilaian penyuluh terhadap
Kelompok Tani Margo Utomo tergolong aktif dalam kegiatan penyuluha.
29
dimaksud yaitu masalah yang dihadapi oleh petani itu sendiri. Setiap petani
memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan harus diidentifikasi terlebih
dahulu sebelum pemberian materi.
Bahan untuk penyusunan materi penyuluhan pada dasarnya harus sesuai
dengan kebutuhan petani. Tujuannya agar materi yang tersusun menjadi efektif
dan mampu menyelesaikan permasalahan aktual yang sedang dihadapi petani.
Penyuluh di Desa Sidodadi melakukan penyusunan materi sebelum melakukan
penyuluhan. Penyusunan materi dengan cara meringkas bahan-bahan materi
penyuluhan sehingga menjadi padat, mudah dipahami dan terhindar dari bahan-
bahan materi yang kurang relevan dengan topik yang telah ditetapkan. Bahan-
bahan yang diringkas berdasarkan pada tujuan-tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya dalam program penyuluhan pertanian. Sumber materi yang digunakan
sebagai bahan penyuluhan berasal dari sumber-sumber yang biasanya harus
mengalami adaptasi terlebih dahulu dengan lokasi atau wilayah kerja wilayah yan
bersangkutan.
Materi yang diberikan kepada petani oleh pihak penyuluhan bersumber
dari pengetahuan pribadi penyuluh dan buku pedoman lapang yang dimiliki oleh
penyuluh tersebut. Permasalahan yang terjadi di lapang dianalisis oleh penyuluh
untuk kemudian dicari penyelesaiannya. Permasalahan yang terjadi di Desa
Sidodadi selama ini mampu diatasi dengan pengetahuan yang dimiliki oleh
penyuluh dibantu dengan buku pedoman lapang yang dimiliki penyuluh. Apabila
pada saat analisis terjadi kekurangan data dan sumber, penyuluh menggunakan
media internet untuk melengkapi kekurangan data yang terjadi. Akan tetapi,
penggunaan bantuan internet ini jarang terjadi karena penyuluh memiliki
pengetahuan yang memadai di dalam penyelesaian masalah yang terjadi.
Penyuluh baru akan menggunakan internet apabila terjadi masalah yang sifatnya
baru pertama kali penyuluh hadapi dan penyuluh tidak dapat untuk
merekomendasikan langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan petani untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sifat materi penyuluhan yang diterapkan di Desa Sidodadi yang pertama
yaitu berisi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi. Maksud dari sifat
31
ini yaitu membantu petani agar mereka dapat membantu dirinya sendiri, materi
yang berisikan pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama yang diperlukan
oleh petani. Karena itu, di dalam setiap kegiatan penyuluhan, materi ini harus
lebih diutamakan sebelum menyampaikan materi-materi yang lainnya. Sifat
materi penyuluhan yang kedua yaitu yang berisi petunjuk dan rekomendasi, yang
harus dilaksanakan. Materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi yang
harus dilaksanakan, materi seperti ini hanya dibatasi pada petunjuk/rekomendasi
yang harus segera dilaksanakan. Penyuluh yang cerdik, pasti tidak akan
memberikan petunjuk/rekomendasi yang baru akan dilaksanakan pada masa-masa
mendatang (yang masih memerlukan waktu beberapa lama lagi) sebab, pada
saatnya harus dilaksanakan/diterapkan masyarakat penerima manfaatnya sudah
lupa dan harus diulang kembali. Bahkan, mungkin petunjuk/rekomendasi tersebut
sudah seharusnya diperbaiki/disempurnakan lagi sesuai dengan perubahan
perkembangan keadaan yang dihadapi.
Materi penyuluhan yang diberikan kepada petani oleh penyuluh di Desa
Sidodadi didasarkan oleh keadaan Desa Sidodadi saat ini. Penentuan tema
penyuluhan yang dilakukan dengan cara penyuluh berkeliling di areal lahan milik
kelompok tani Margo Utomo, kemudian penyuluh melihat dan mengamati kondisi
lahan milik kelompok tani Margo Utomo. Apabila ada lahan yang bermasalah
seperti terkena hama, maka penyuluh akan mengambil gambar tanaman tersebut
untuk ditayangkan saat penyuluhan nanti. Tujuan pengambilan gambar tersebut
agar petani lebih memahami bagaimana bentuk hama dan penyuluh lebih mudah
dalam menjelasakannya. Materi penyuluha bisa berasal dari praktik kerja petani
lain dalam wilayah setempat yang telah menunjukkan hasil yang lebih baik secara
teknis dan ekonomis, hasil demonstrasi atau pengujian lokal yang telah
dilaksanakan di wilayah setempat, praktik kerja usaha tani petani lain di wilayah
lain yang mempunyai kondisi teknis dan sosial ekonomi serupa
Program yang diberikan oleh pemerintah kepada Desa Sidodadi adalah
peningkatan swasembada pangan dalam hal meningkatkan produktivitas hasil
panen padi sehingga menghasilkan gabah yang banyak dan berkualitas. Materi
yang diangkat dalam penyuluhan di Desa Sidodadi adalah tentang cara memilih
32
benih, cara mengolah tanah, cara memupuk dan pengendalian hama penyakit
secara terpadu. Materi-materi tersebut sangat erat kaitannya dengan pola tanam
dan peningkatan swasembada pangan. Pengetahuan dasar tentang peningkatan
swasembada beras sangat dibutuhkan oleh petani di Desa Sidodadi. Materi yang
disampaikan oleh penyuluh di Desa Sidodadi tidak hanya berupa informasi,
namun penyuluh juga ikut turun ke lapang dan menerapkan teknologi yang
berkaitan dengan pola tanam seperti alat-alat atau mesin pertanian, teknik atau
cara penentuan pola tanam dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Peningkatan swasembada beras mampu diterapkan oleh Kelompok Tani Margo
Utomo sehingga produktivitas hasil panen padi bisa lebih baik lagi.
Kendala yang dihadapi ketika penyuluh mencari sumber materi yaitu
penyuluh harus mencari lahan contoh yang memiliki masalah pada budidayanya
seperti terserang hama dan penyakit. Data tersebut harus sesuai dengan kenyataan
yang terjadi di desa tersebut sehingga materi yang akan disampaikan penyuluh
harus tepat sasaran dengan masalah yang terjadi. Materi yang digunakan harus
memiliki bukti fisik yang akan memberikan kepercayaan kepada petani terhadap
solusi yang dianjurkan oleh penyuluh.
dengan cara sistem arisan yaitu dimana kegiatan penyuluhan dilakukan secara
giliran dirumah petani ataupun tempat lain yang dapat dilakukan penyuluhan.
Setiap kegiatan penyuluhan yang dilakukan setiap bulan tersebut dilakukan
pembayaran uang Rp. 5000 per orang dan biasanya itu dilakukan untuk membayar
kas. Uang tersebut biasanya dikatakan sebagai uang kas bulanan setiap
dilakukannya kegiatan penyuluhan. Kendala yang dihadapi penyuluh saat
melakukan pelaksanaan penyuluhan yaitu pengulangan materi yang harus
dilakukan oleh penyuluh karena anggota kelompok tani banyak yang tidak dapat
memahami materi apabila disampaikan hanya satu kali saat penyuluhan.
Sehingga, penyuluh harus mengulang-ulang materi yang telah disampaikan.
kelompok yang aktif bertanya jika ada pemberian materi yang menurut mereka
kurang jelas ataupun mereka kurang paham terhadap materi yang diberikan oleh
penyuluh. Materi yang paling sulit menurut penyuluh adalah materi hama dan
penyakit karena ketika tidak ada penggambaran atau deskripsi yang baik tentang
gambaran hama dan penyakit, maka anggota kelompok langsung bertanya.
Pertanyaan tersebut silih berganti seiring tiap pergantian materi yang diberikan
oleh penyuluh.
Model transaksional yang ada antara penyuluh dan anggota kelompok
berdasarkan perananan antara kedua nya, yakni di mana pembicara dan pendengar
berlangsung secara simultan ketika mengkomunikasikan dan atau menerima
pesan. Unsur-unsur komunikasi menunjukkan saling ketergantungan dan masing-
masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lainnya. Komunikasi antara
penyuluh Desa Sidodadi dan anggota Kelompok Tani Margo Utomo berlangsung
dinamis. Model transaksional antara penyuluh dan anggota kelompok tani di Desa
Sidodadi dapat dilihat pada gambar 4.1.
Penyuluh Kelompok
Tani
Gambar 4.1 Model Komunikasi Transaksional
penyuluh menjawab dengan positif. Proses transaksional terjadi secara dua arah
dengan terjadi timbal balik. Petani bisa menjadi komunikator saat bertanya kepada
penyuluh dengan pertanyaan sebagai pesan untuk penyuluh, dalam hal ini
penyuluh bertindak sebagai komunikan karena menerima pesan atau pertanyaan
yang diajukan petani sebagai komunikator. Proses ini terjadi secara terus menerus
hingga mendapatkan hasil atau kesepakatan bersama yang dapat dijalankan.
Kendala dalam model transaksional yaitu materi tidak dapat disampaikan
secara sistematis sehingga materi tidak dapat tersebar merata kepada petani.
Materi yang tidak dapat tersebar tersebut terhambat oleh banyaknya pertanyaan
yang diajukan oleh kelompok tani sehingga penyuluh banyak yang menjawab
pertanyaan petani tetapi mengakibatkan materi tidak berlangsung secara urut dan
sistematis. Materi yang disampaikan pada petani oleh penyuluh tidak bisa
mencakup secara keseluruhan dikarenakan banyak waktu yang terbuang akibat
pertanyaan yang sering diajukan oleh petani.
BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Perencanaan penyuluhan pertanian dilakukan secara bertahap dimulai dari
identifikasi permasalahan, kemudian penyampaian permasalahan kepada
pemerintah selanjutnya pemerintah memustuskan kebijakan, identifikasi
ulang permasalahan di areal lapang kemudian di nilai serta dievaluasi lalu
data berupa RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) diserahkan ke
pihak UPTD dan pemberian kebijakan dievaluasi kembali dari awal hingga
akhir dan terakhir dikoordinasikan ke penyuluh, aparat desa, GAPOKTAN,
kemudian bisa langsung dilakukan penyuluhan bersama.
2. Materi penyuluhan bersumber dari pengetahuan pribadi penyuluh dan buku
pedoman lapang yang dimiliki oleh penyuluh tersebut. Sifat materi berisi
pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi serta berisi petunjuk dan
rekomendasi yang harus dilaksanakan. Materi yang diberikan tergolong pada
materi ringan dan materi berat.
3. Pelaksanaan penyuluhan menggunakan metode pendekatan kelompok dan
pendekatan perseorangan. Pendekatan perseorangan dimana penyuluh
melakukan penyuluhan langsung dengan salah satu anggota kelompok.
Penyuluhan perseorangan dilakukan di salah satu rumah anggota kelompok
atau biasanya dilakukan di rumah ketua kelompok tani. Penyuluhan dilakukan
dengan rutin yaitu dilakukan setiap satu bulan sekali.
4. Bentuk evaluasi lapang yang biasanya rutin dilakukan setiap per musim
tanam. Tahapan evaluasi dimulai dari penyusunan materi evaluasi, pemilihan
sasaran evaluasi, penentuan media evaluasi, penentuan jadwal evaluasi dan
pelaksanaan evaluasi.
5. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan di desa Sidodadi yaitu model
transaksional dimana anggota Kelompok Tani Margo Utomo menanggapi
respon materi yang diberikan oleh penyuluh, sehingga petani sebagai
komunikan ketika menerima pesan dari penyuluh dan bisa menjadi
komunikator ketika bertanya aktif kepada penyuluh.
38
39
5.2 Saran
1. Bagi pemerintah, sebaiknya lebih memperhatikan dan membantu dalam
kelancaran kegiatan penyuluhan seperti memberikan bantuan berupa sarana
dan prasarana yang menunjang kegiatan penyuluhan.
2. Bagi penyuluh, sebaiknya materi yang dijelaskan harus lebih rinci dan lebih
detail agar petani mengetahui materi secara baik dan benar.
3. Bagi petani, sebaiknya lebih memperhatikan dan menyimak seluruh materi
saat kegiatan penyuluhan berlangsung agar tidak terjadi pengulangan materi
dan bisa menerapkan isi dari materi yang diberikan oleh penyuluh.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S., dkk. 2014. Perubahan Model Komunikasi dan Pergeseran Paradigma
Pembangunan dalam Prespektif Sejarah. Paramita, 24 (1): 92-103.
Anwas, O, M. 2013. Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, dan Intensitas
Pertemuan terhadap Kompetensi Penyuluhan Pertanian. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, 19 (1).
Ban, A, W, V, D., dan Hawkins, H, S. 2006. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta:
Kansius Media.
Ekasari, K, Z., dkk. 2014. Konflik Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian di
Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Komunikasi, 12
(1): 85-97.
Ikhsanudin, M, A. 2012. Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Lingkungan
Keluarga terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMK Muhammadiyah 3
Yogyakarta. Jurnal Penelitian, 3 (1).
Leeuwis, Cees. 2009. Komunikasi untuk Inovasi Pedesaan. Yogyakarta: Kanisius.
Pradiana, W., dan Haryanto, Y. 2011. Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian.
Bogor: Kementrian Pertanian.
Rasyid, Anuar. 2012. Metode Komunikasi Penyuluhan Pada Petani Sawah. Jurnal
Ilmu Komunikasi, 1 (1): 1-55.
Rusmono, Momon. 2012. Penyuluhan Pertanian Penguatan Kelembagaan Petani
tentang Kelompok Tani sebagai Kelas Belajar. Jakarta: Kementrian
Pertanian.
Salampessy, Y, L, A. 2012. Efektivitas Metode Penyuluhan dalam Peningkatan
Pemahaman Sut Konservasi Petani. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan,
1 (1): 49-53.
Sigit, Argadata. 2014. Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Syahyuti, dkk. 2014. 40 Inovasi Kelembagaan Diseminasi Teknologi Pertanian.
Jakarta: IAARD Press.
Thomas, Soedarsono, dkk. 2005. Program dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Wibawa, Winny Dian. 2014. Pedoman Teknis Pendampingan Penyuluhan. Bogor:
Direktorat Jendral Sarana dan Prasarana Kementan.
Yahya, Yoush. 2013. Memilih Materi dalam Penyuluhan. Sirial Online. https://
www.academia.edu/2013/11/memilih-materi-dalam-penyuluhan, diakses
pada tanggal 27 April 2014.