Anda di halaman 1dari 62

EFEKTIVITAS METODE RAKIT GANTUNG PADA KEDALAMAN

BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT


(Eucheuma cottonii) DI TELUK BAU-BAU, SULAWESI TENGGARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)


Program Studi Budidaya Perairan

Oleh :

SAIFUL BAHARI
201210260311050

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Saiful Bahari

NIM : 201210260311050

Jurusan : Perikanan

Fakultas : Pertanian Peternakan

Judul : Efektivitas Metode Rakit Gantung Pada Kedalaman Berbeda


Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii Di
Teluk Bau-Bau, Sulawesi Tenggara

Skripsi ini telah diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Perikanan pada Progam Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, ................................

Mengesahkan,

Dekan Ketua Jurusan

Dr. Ir. Damat, MP Riza Rahman Hakim, S.Pi, M.Sc


NIP: 196402281990031003 NIP: 105.0501.0424

SKRIPSI

2
EFEKTIVITAS METODE RAKIT GANTUNG PADA KEDALAMAN
BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT
(Eucheuma cottonii) DI TELUK BAU-BAU, SULAWESI TENGGARA

Oleh :

SAIFUL BAHARI
201210260311038

Mengetahui :
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Drh. Sri Samsundari, MM Riza Rahman Hakim, S.Pi, M.Sc


NIP: 110.890.3010 NIP: 105.0501.0424

Malang, ................................

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Ir. Damat, MP


NIP: 196402281990031003

3
RINGKASAN
Saiful Bahari, 201210260311050. Efektivitas Metode Rakit Gantung Pada
Kedalaman Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut
(Eucheuma Cottonii) Di Teluk Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Dosen
Pembimbing I drh. Sri Samsundari, MM, dan Dosen Pembimbing II Riza
Rahman Hakim, S.Pi, M.Sc.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 19 September
2016, di pantai Kaluku, Kelurahan Bone-Bone, Kecamatan Batupoaro, Kota
Bau-Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii yang berwarna coklat
dengan metode rakit gantung yang ada di kedalaman 1 m, 3 m, dan 5 m di
bawah permukaan air laut. Untuk mengetahui metode rakit gantung dengan
kedalaman berapakah yang mempunyai hasil yang terbaik dalam pertumbuhan
rumput laut. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput
laut Eucheuma cottonii warna coklat dengan metode rakit gantung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Dalam penelitian ini
menggunakan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan yaitu perbedaan letak rakit
gantung dengan kedalaman berbeda. Parameter utama yang digunakan meliputi
laju pertumbuhan berat mutlak (GR). Selanjutnya data dianalisis dengan
menggunakan ANAVA dan dilanjutkan uji BNT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P1 (1 meter),
menghasilkan pertumbuhan mutlak yang terbaik, dengan nilai (3,92) sangat
berbeda nyata, diikuti perlakuan P3 (5 meter) dengan nilai (3,62) kemudian
perlakuan P2 (3 meter) dengan nilai (3,23). Kualitas air selama penelitian
dengan rata-rata, suhu kedalaman 1 meter 300 C, suhu kedalaman 3 meter 28 0 C,
suhu kedalaman 5 meter 270 C, nilai pH 7, salinitas 30 ppt, kecerahan 6 m dan
kecepatan arus 28,38 cm/s.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah rakit gantung pada kedalaman yang
berbeda, efektif terhadap pertumbuhan rumput laut Eucheuma Cottonii Warna
coklat Rumput laut Eucheuma cottonii warna coklat 1. pada rakit gantung yang
ada dikedalaman 1 meter dari permukaan air menunjukan pertumbuhan yang
terbaik yaitu dengan bobot rata-rata 164,72 gram dan rata-rata per-hari 3,92
gram. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut Eucheuma
cottonii warna coklat adalah : suhu, pH, salinitas, kecerahan, kecepatan arus dan
kondisi pantai yang sesuai untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii warna
coklat.

KATA KUNCI : Rakit Gantung, kedalaman berbeda,


Eucheuma Cottonii, laju pertumbuhan.

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
nikmat serta karunian-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Shalawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga, para sahabat, hinggga kepada umatnnya hingga akhir
zaman, amin.
Penulisis skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Srata Satu di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Efektivitas Metode Rakit Gantung
Pada Kedalaman Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut
(Eucheuma Cottonii) Di Teluk Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.

Dalam penyesunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimah kasih
kepada yang terhormat :
1. Dr. Ir. Damat, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Riza Rahman Hakim, S.Pi, M.Sc selaku ketua Program Studi
Budidaya Perairan dan sekaligus sebagai dosen Pembimbing
Pendamping.
3. Ibu drh. Sri Samsundari, MM, selaku dosen pembimbing utama yang
senantiasa membimbing dari proses penelitian sampai pembuatan
skripsi ini.
4. Kedua orang tua saya tercinta Bapa H. Boy S.Pi dan Mama Hj. Sitti
Sunarti, terimah kasih sudah melahirkan saya, mendidik dari kecil
hingga dewasa, menyekolahkan saya hingga sampai kejenjang ini,

4
melantunkan doa yang tidak henti, memberikan motivasi dan nasehat,
terimah kasih atas segalanya yang telah diberikan.
5. Teman-teman Perikanan angkatan 2012 terimah kasih atas
kebersaannya.
6. Teman-teman PIJA (Perikanan Jelajah Alam), teman-teman dari
berbagai anggatan senior maupun junior jurusan perikanan terimah
kasih atas persaudaraan selama ini.
7. Terimah kasih untuk alam raya kota malang dan begundal-
begundalnya yang sudah memberikan kesepatan untuk saya untuk
menjalankan tinggal dan belajar disini.
8. Semua Mimpi ini tidak akan terwujud tanpa kalian (1-7) bersama
dengan kalian tak ada yang tak mungkin, karena dengan bersama,
semua akan terwujud, sekali lagi TERIMAH KASIH UNTUKMU.
Tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa kritik dan saran demi
penyempurnaan penulisan ini kedepannya. Semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin

Malang,

Penulis.

5
DAFTAR ISI

Halaman

COVER .................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................Error! Bookmark not defined.
RINGKASAN.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................2
1.4 Sasaran...........................................................................................................3
1.5 Hipotesa Penelitian........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1. Klasifikasi dan Morfologi Rumput Laut......................................................4
2.1.1 Klasifikasi.......................................................................................................4
2.1.2 Morfologi........................................................................................................4
2.1.3 Kandungan Rumput Laut (Eucheuma cottonii)...............................................5
2.2 Daerah Penyebaran........................................................................................5
2.3 Habitat...........................................................................................................6
2.4 Pertumbuhan..................................................................................................6
2.5. Pemilihan Lokasi Budidaya..........................................................................7
2.6. Kondisi dasar perairan..................................................................................7
2.6.1. Tingkat Kejernihan air....................................................................................7
2.6.2 Suhu................................................................................................................8
2.6.3 Derajat Keasaman (pH)...................................................................................8
2.6.4 Salinitas...........................................................................................................8
2.6.5 Kecepatan Arus...............................................................................................8
2.6.6 Pencemaran Air...............................................................................................8
2.6.7 Kedalaman Air................................................................................................8
2.6.8 Aman Dari Predator dan Kompetitor...............................................................9

6
Halaman
2.7 Metode Budidaya...........................................................................................9
2.8 Penyediaan Bibit............................................................................................9
2.8.1 Ciri-ciri bibit yang baik...................................................................................9
2.8.2 Penanganan Bibit..........................................................................................10
2.9 Penanaman...................................................................................................10
2.10 Pengendalian hama dan penyakit..............................................................10
2.10.1 Hama...........................................................................................................10
2.10.2 Penyakit......................................................................................................10
2.11 Panen..........................................................................................................11
2.12 Pengeringan Hasil Panen...........................................................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................12
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................12
3.2 Materi dan Alat............................................................................................12
3.2.1 Materi Penelitian...........................................................................................12
3.2.2 Alat................................................................................................................12
3.3 Batasan Variabel..........................................................................................13
3.4 Metode Penelitian........................................................................................13
3.5 Perlakuan.....................................................................................................13
3.6. Denah Percobaan........................................................................................14
3.7. Prosedur Penelitian.....................................................................................14
3.7.1 Persiapan.......................................................................................................14
3.7.2 Pelaksanaan Penelitian..................................................................................15
3.9. Analisa Data................................................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................18
4.1. Laju Pertumbuhan Mutlak Rumput Laut Eucheuma Cottonii warna Coklat
....................................................................................................................18
4.2. Metode Rakit Gantung Yang Mempunyai Hasil Terbaik Dalam
Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii Warna Coklat.................21
4.3. Paramater Kualiatas Air yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rumput Laut
Eucheuma cottonii Warna Coklat...............................................................23
4.3.1. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii Warna
Coklat....................................................................................................................23
4.3.2. Pengaruh Ph Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii
Warna Coklat.........................................................................................................24

7
4.3.3. Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii
Warna Coklat.........................................................................................................24
Halaman
4.3.4. Pengaruhi Kecerahan Air Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Euceuma
Cottonii Warna Coklat............................................................................................25
4.3.5. Pengaruh Arus Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii
Warna Coklat.........................................................................................................26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................27
5.1. Kesimpulan.................................................................................................27
5.2. Saran...........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

8
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Rumput Laut Euhceuma cottonii warna coklat .......................................4
2. Denah Percobaan ....................................................................................14
3. Ilustrasi Rakit Gantung ..........................................................................15
4. Grafik Pertumbuhan Rumput laut Eucheuma cottonii warna coklat......20

9
DAFTAR TABEL
Halaman
1. peralatan yang digunakan dalam penelitian.............................................12
2. Data Laju Pertumbuhan Mingguan Rumput Laut ..................................19
3. Data Pertumbuhan (GR) Rancang Lengakap..........................................19
4. Sidik ragam pertumbuhan mutlak (GR) .................................................21
5. Uji BNT Laju Pertumbuhan Berat Rumput Laut Eucheuma
Cottonii Warna Cokelat ..........................................................................21
6. Data Pengukuran Kualitas Air Setiap Minggu.........................................24

DAFTAR LAMPIRAN

10
Halaman
1. Ilustrasi Rakit Gantung ..........................................................................30
2. Ilustrasi Ilustrasi Jarak Tanam, Panjang Tali Ris pada ..........................31
3. Data Mentah Bobot Mingguan Rumput Laut Eucheuma Cottonii
Warna Coklat ..........................................................................................32
4. Data Bobot Relatif Rata-Rata Rumput Laut Tiap Minggu......................36
5. Data Pertambahan Bobot Relatif Rumput Laut Perhari..........................37
6. Perhitungan Sidik Ragam, ANOVA dan BNT........................................38
7. a. Data pengukuran Kualitas Air (Suhu, pH, Salinitas, Kecerahan).......40
b. Data Pengukuran Kualitas Air (Kecepatan Arus)...............................41
8. Dokumentasi Penelitian ..........................................................................43

11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumput laut merupakan salah satu jenis tanaman tingkat rendah dalam
golongan ganggang yang hidup di air laut. Rumput laut merupakan salah satu
komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Indonesia memiliki
luas area untuk kegiatan budidaya rumput laut seluas 1.110.1900 ha, tetapi
pengembangan budidaya rumput laut baru memanfaatkan lahan seluas 222.180 ha
(20% dari luas areal potensial) (Diskalaut Sulteng dan LP3L TALINTI, 2007).

Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah
Eucheuma cottonii, Jenis ini banyak dibudidayakan karena teknologi produksinya
relatif murah dan mudah serta penanganan pasca panen relatif mudah dan
sederhana. Kandungan dari rumput laut (Eucheuma cottonii) yaitu alginat sebagai
bahan baku tekstil dan kertas, karanginan sebagai bahan baku kosmetik dan
farmasi, rumput laut jenis ini juga dapat diolah menjadi makanan yang dapat
dikonsumsi.

Budidaya rumput laut di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara menemui Kendala


atau hambatan sehingga menurunkan hasil panen. Kendala yang umum dialami
oleh pembudidaya di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara antara lain adalah pemahaman
pembudidaya tentang teknik budidaya yang masih kurang, mutu produk masih
kurang diperhatikan. Selain itu, penanganan hama rumput laut yang kadang
terlambat sehingga hama dapat menyebar dan menyerang seluruh tanaman rumput
laut, seperti penyakit ice-ice, cuaca, perubahan atau penurunan kualitas air
budidaya. Pembudidaya rumput laut di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara sampai saat
ini masih belum banyak mengetahui dan memahami metode-metode dan
teknologi budidaya rumput laut yang baik dalam pengembangan budidaya rumput
laut.

1
Metode budidaya yang dikembangkan di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara
antara lain metode longline, rakit apung dan rakit gantung. Secara umum, metode
longline adalah metode budidaya dengan menggunakan tali panjang yang di
bentangkan pada permukaan air dan metode rakit apung adalah metode budidaya
dengan mengunakan rakit yang berada di permukaan laut. Metode rakit gantung
adalah perpaduan antara metode rakit dan lepas dasar, dengan pemanfaatan
hidrooceanografi (gelombang, angin dan arus) untuk menggantikan tenaga
manusia dalam pemeliharaan tanaman.

Peneliti ingin mencoba metode rakit gantung adalah sebuah wadah


budidaya rumput laut yang berupa rakit yang berada di bawah permukaan air laut
yang memiliki empat buah pelampung terletak pada sisi-sisi rakit untuk tetap
bergantung dan empat buat jangakar agar tidak terbawa arus, kelebihan dari
metode rakit gantung ini di bandingkan dengan metode lainya yaitu pemantauan
mudah dengan cara di lihat di atas permukaan, pembersihan yang jarang atau tidak
sama sekali karena dapat goyang sendiri dengan bantua arus. Pada penelitian ini di
fokuskan pada perbandingan kedalaman 1 m, 3 m, dan 5m, dimana rumput laut
(Euchema cottonii) yang berwarna coklat ini masih hidup sesuai dengan
habitatnya pada lapisan fotik yaitu kedalaman sejauh sinar matahari masih
mampu mencapainya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan


beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Metode rakit gantung dengan kedalaman berapakah yang mempunyai hasil


yang terbaik dalam pertumbuhan rumput laut ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut


Eucheuma cottonii warna coklat yang dibudidayakan dengan metode rakit
gantung ?

2
1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui metode rakit gantung dengan kedalaman berapakah yang


mempunyai hasil yang terbaik dalam pertumbuhan rumput laut.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut


Eucheuma cottonii warna coklat dengan metode rakit gantung.
1.4 Sasaran

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi dan


masukan bagi masyarakat petani rumput laut agar mereka bisa membudidayakan
rumput laut Eucheuma cottonii dengan hasil produksi yang baik demi
peningkatan penghasilan mereka.

1.5 Hipotesa Penelitian

H0 : Diduga penggunaan metode rakit gantung dengan kedalaman berbeda


tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii.
H1 : Diduga penggunaan metode rakit gantung dengan kedalaman berbeda
berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Rumput Laut


2.1.1 Klasifikasi

Menurut Cholik dkk. (2005), rumput laut Eucheuma cottonii dapat


diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Phylum : Hallophyta

Class : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Famili : Soliriacea

Genus : Eucheuma

Species : Eucheuma cottonii

4
Gambar 1. Euhceuma cottonii warna coklat

2.1.2 Morfologi

Menurut Anggadiredja dkk., (2006), ciri-ciri Eucheuma cottonii yaitu


thallus silindris; permukaan licin; cartilageneus (menyerupai tulang rawan/muda)
serta berwarna hijau terang, hijau olive. Percabangan thallus runcing atau tumpul,
ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan), duri lunak/tumpul untuk melindungi
gametangia. Pecabangan bersifat alternatus (berseling), tidak teratur, serta apat
bersifat dichotomus (percabangan dua-dua) atau trichotomus (sistem percabangan
tiga-tiga). Ambas, (2006), menambahkan bahwa rumput laut tidak mempunyai
daun, batang, akar maupun mulut tetapi hanya memiliki thallus .Rumput laut
mengambil makanan dari perairan yang ada disekitarnya melalui dinding
thallusnya secara difusi. Oleh karena itu pergerakan air (arus) sangat penting
dalam hal ini untuk dapat menhanyutkan unsur-unsur hara sehinga mudah di serap
oleh thallus
2.1.3 Kandungan Rumput Laut (Eucheuma cottonii)

Alginat ini didapatkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii. Alginat ini
merupakan polimer dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier
panjang. Bentuk alginat di pasaran banyak dijumpai dalam bentuk tepung natrium,
kalium atau amonium alginat yang larut dalam air. Kegunaan alginat dalam

5
industri ialah sebagai bahan pengental, pengatur keseimbangan, pengemulsi, dan
pembentuk lapisan tipis yang tahan terhadap minyak. Alginat dalam industri
banyak digunakan dalam industri makanan untuk pembuatan es krim, serbat, susu
es, roti, kue, permen, mentega, saus, pengalengan daging, selai, sirup, dan puding.
Dalam industri farmasi banyak dimanfaatkan untuk tablet, salep, kapsul, plester,
dan filter. Industri kosmetik untuk cream, lotion, sampo, cat rambut,. Dan dalam
industri lain seperti tekstil, kertas, fotografi, insektisida, pestisida, dan bahan
pengawet kayu (Fatah, 2008 )

2.2 Daerah Penyebaran

Rumput laut hampir tumbuh di seluruh bagian hidrosfir sampai batas


kedalaman 200 meter. Di kedalaman ini syarat hidup untuk tanaman air masih
memungkinkan. Jenis rumput laut ada yang hidup di perairan tropis, subtropis dan
perairan dingin (Poncomulyono dkk., 2006). Faktor pembatas utama agar rumput
laut bisa tumbuh dengan baik adalah kedalaman dimana intensitas cahaya masih
menembusnya (Iswadi, 2007)

2.3 Habitat

Menurut Anggadiredja dkk., (2006) rumput laut Eucheuma. Cottonii


memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Oleh karena itu, rumput laut
jenis ini hanya mungkin hidup pada lapisan fotik, yaitu kedalaman sejauh sinar
matahari masih mampu mencapainya. Di alam jenis ini biasanya berkumpul dalam
satu komunitas atau koloni dan indikator jenis (species indicator) antara lain jenis-
jenis Caulerpa, Hypnea, Turbibaria, Padina, Gracilaria, dan Gledium. Eucheuma
cottonii tumbuh di rataan terumbuh karang dangkal sampai kedalamam 6 meter,
melekat di batu karang, cangkang kerang, dan benda keras lainnya. Faktor yang

6
sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini adalah salinitas yag stabil antara
28 34 per mil ( Suidradjat, 2008)

2.4 Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat serta


pertambahan thallus. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon dan
lingkungan. Pertumbuhan rumput laut sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan
baik secara fisika, biologi maupun kimia. Faktor lingkungan secara fisika meliputi
arus dan kecerahan air dan sinar matahari, sedangkan secara kimia yaitu suhu,
salinitas, secara bilogis yaitu tumbuhan atau kompetititor atau hewan predatur
(Poncomulyono dkk., 2006).

Pertumbuhan rumput laut juga tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fisika,
kimia dan bilogi saja, tetapi juga dipengaruhi oleh unsur hara dalam jumlah yang
cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara ini banyak didapatkan dari
lingkungan air yang diserap langsung oleh seluruh bagian tanaman (Fatah, 2008).
Unsur-unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh rumput laut untuk pertumbuhan
antara lain Phospor (P). Belerang (S), Nitogen (N), Natrium (Na), Magnesium
(Mg).Aluminium (Al), Clor (Cl) Kalium (K). Unsur-unsur hara tersebut
keberadaanya dalam perairan kebanyakan bukan dalam bentuk unsur tetapi dalam
bentuk senyawa kompleks yaitu : NH3, NH4, PO4 (Santoso, 2007).

Menurut Anggadiredja., dkk (2006), pertumbuhan rumput laut dapat


dihitung dengan cara sampling untuk mengukur laju pertumbuhan harian sehinga
produksi dapat diprediksi. Sampling dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Timbang berat tanaman pada pertama kali (pada usia 7 hari) setelah itu tanaman
yang sama pada hari yang ke 14 dilakukan lagi penimbangan untuk menghitung
laju pertumbuhan. Penimbangan dapat dilakukan berkali- kali setiap 7 hari,
pertumbuhan dikatakan baik bila laju pertumbuhan hariannya tidak kurang dari
3%.

7
2.5. Pemilihan Lokasi Budidaya

Anonymous (2008) menyatakan bahwa, keberhasilan budidaya rumput laut


sangat ditentukan sejak penentuan lokasi. Hal ini dikarenakan produksi dan
kualitas rumput laut dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi yang meliputi kondisi
substrat perairan, kualitas air, iklim, dan geografis dasar perairan. Faktor lain yang
tidak kalah pentingnya dalam penentuan lokasi yaitu faktor kemudahan
(aksesibilitas), resiko (masalah keamanan), serta konflik kepentingan (pariwisata,
perhubungan, taman laut nasional)

2.6. Kondisi dasar perairan

Pada umumnya kondisi perairan untuk budidaya rumput laut berupa pasir
kasar yang bercampur dengan pecahan karang. Kondisi substrat dasar seperti ini
menunjukkan adanya pergerakan air yang baik sehingga cocok untuk budidaya
rumput laut Eucheuma cottonii (Akma dkk., 2008).
2.6.1 Tingkat Kejernihan air

Untuk budidaya Eucheuma cottonii keadaan perairan sebaiknya relatif


jernih dengan tingkat kecerahan tinggi, yaitu jarak pandang dengan alat sechidisk
mencapai 2 5 meter. Kondisi ini dibutuhkan untuk proses fotosintesis (Akma
dkk., 2008). Rumput laut sangat membutuhkan sinar matahari untuk
melangsungkan proses fotosintesa. Banyaknya sinar matahari ini sangat
dipengaruhi oleh kecerahan air laut. Supaya kebutuhan sinar matahari tersedia
dalam jumlah yang optimal maka harus diatur kedalaman dalam
membudidayakannya. Kedalaman idealnya adalah berada 30 - 50 cm dari
permukaan air (Putra, 2008).
2.6.2 Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang amat sangat penting untuk
proses pertumbuhan rumput laut karena suhu akan menpengaruhi perairan dimana

8
akan dibudidayakan rumput laut. Suhu yang ideal untuk Eucheuma cottonii adalah
2630oC (Ambas, 2006 )
2.6.3 Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman merupakan faktor lingkungan kimia air yang berperan


dalam pertumbuhan dan perkembangan rumput laut. Menurut pendapat Soesono
(1989) bahwa pengaruh bagi organisme sangat besar dan penting, kisaran pH yang
kurang dari 6,5 akan menekan laju pertumbuhan bahkan tingkat keasamannya
dapat mematikan dan tidak ada laju reproduksi sedangkan pH 6,5 9 merupakan
kisaran optimal dalam suatu perairan
2.6.4 Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi rata-rata seluruh jumlah larutan garam yang


terdapat di dalam air laut. Rumput laut jenis Eucheuma cottonii akan tumbuh
dengan baik pada salinitas 28 33 ppt (Akma dkk., 2008).
2.6.5 Kecepatan Arus

Lokasi untuk budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii harus


terlindung dari hempasan ombak yang terlalu keras. Kecepatan arus berkisar
antara 0,2 0,4 m/detik. Dengan kondisi seperti ini akan mempermudah
pergantian dan penyerapan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, tetapi tidak
sampai merusak tanaman (Anonymous, 2008 ).
2.6.6 Pencemaran Air

Hindari lokasi yang berdekatan dengan sumber pencemaran air, seperti


industri dan tempat bersandarnya kapal-kapal (Anonymous, 2008). Jika tanaman
terkontaminasi dengan minyak seperti oli kotor, solar, atau bensin maka tanaman
akan menjadi layu dan menbusuk (Iswadi, 2007)
2.6.7 Kedalaman Air

Anonymous (2008) bahwa lokasi budidaya dengan kedalaman air pada saat
surut terendah minimal 0,40 m sampai kedalaman di mana sinar matahari masih
dapat mencapai tanaman. Kedalaman yang baik untuk mengunakan metode rakit
apung adalah antara 2- 4 meter (Tulaksmono, 2006).

9
2.6.8 Aman Dari Predator dan Kompetitor

Lokasi budidaya bukan merupakan tempat berkumpulnya predator rumput


laut, seperti ikan, penyu, bulu babi, dan herbivora lainnya (Ambas, 2006).
Tumbuhan penempel bersifat competitor dalam menyerap nutrisi untuk
pertumbuhan, kadang-kadang algae filamen dapat menjadi pengganggu karena
metupi permukaan rumput laut yang menghalangi proses peyerapan dan proses
fotosintesis. Tumbuhan penempel tersebut antara lain adalah Hypnea, Dictyota,
Acanthopora, laurencia, Padina dan algae filament seperti Chaetomorpha,
Symploca (Atmadja & Sulistidjo, 1978 dalam Seto 2008).

2.7 Metode Budidaya

Menurut Aslan (1998) metode yang sudah lazim dikenal secara meluas di
kalangan masyarakat pembudidaya rumput laut adalah : metode dasar (bottom
method), metode lepas dasar (off- bottom method), metode apung (floating
method) dan metode rakit gantung belum banyak di kenal dana di gunakan di
kalangan masyarakat. Anonymous (2008), mengatakan bahwa memilih metode
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kondisi perairan, persediaan
material yang akan digunakan dalam pembuatan kontruksi seperti bambu, tali, dan
pengetahuan untuk untung ruginya tiap metode yang akan digunakan. Menurut
Mubarak (1975) dalam Seto (2008).

2.8 Penyediaan Bibit


2.8.1 Ciri-ciri bibit yang baik

Keberhasilan dalam budidaya rumput luat salah satu kriteria yang sangat
penting adalah bibit. Jika bibit yang digunakan adalah baik maka akan
menghasilkan rumput laut yang baik dan banyak. Ciri-ciri bibit yang baik adalah :
sehat tidak kena penyakit, bila dipegang terasa elastis, mempunyai cabang yang
banyak dengan ujungnya yang berwarna kuning kemerah-merahan, mempunyai
batang yang tebal dan berat, bebas dari tanaman lain atau benda-benda asing

10
(Bratawidjaya,1995). Bibit ujung merupakan bibit yang tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan lainnya, bibit yang lebih mudah tampak memberikan
gambaran yang terbaik untuk dijadikan bibit (Sulistijo dan Atmadja, 1977 dalam
Seto 2008)
2.8.2 Penanganan Bibit

Menurut Kordi (2006) bila jarak dekat dengan lokasi budidaya, maka bibit
dapat diangkut dengan menggunakan sampan dan bibit harus ditutup dengan
terpal untuk menghindari sengatan matahari, sehingga lebih cocok diangkut pada
pagi atau sore hari, biarkan bibit dalam keadaan basah, jangan biarkan bibit
terkena hujan, minyak ataupun bahan kimia lainnya, setelah tiba di lokasi segera
dimasukkan kedalam kandang bibit yang telah dipersiapan.

2.9 Penanaman

Menurut Sudradjat (2008) bibit yang akan ditanam harus berkualitas baik.
Kepadatan penanaman bibit rumput laut tergantung dari jenis dan metode budi
daya yang digunakan, untuk Eucheuma. Cottonii, berat bibit perumpun (ikat)
antara 50 100 gram dengan jarak tanam antara 20 25 cm setiap rumpum.
Pengikatan biasa dilakukan di darat pada tempat yang teduh, setelah itu dibawah
untuk diikat pada tali utama atau bambu.

2.10 Pengendalian hama dan penyakit


2.10.1 Hama

Kegagalan budidaya rumput laut sering disebabkan oleh hama yang dapat
merusak, bersaing, dan memakan rumput laut yang kita tanam. Hama yang sering
memakan rumput antara lain bulu babi, ikang baronang (ikan-ikan herbivora),
bintang laut, penyu. Tanaman penganggu atau kompotitor adalah jenis lumut.
Untuk mencegahnya maka disekitar lokasi budidaya dipasang jaring dan
menbersihkan tanaman yang melekat pada rumput laut (Poncomulyono dkk.,
2006).

11
2.10.2 Penyakit

Menurut Aslan (1998) penyakit yang sering menyerang Eucheuma cottonii


adalah ice-ice yang menyebabkan tanaman memutih lalu membusuk dan mati.
Penyakit ini disebabkan terjadinya perubahan ekstrem pada media budi daya
(suhu, arus, kecerahan,salinitas) oleh karena itu monotring lingkungan harus
dilakukan . Menurut Seto (2008) munculnya penyakit pada tanaman rumput laut
karena adanya interaksi antara tanaman dengan linkungan perairan disekitarnya
yaitu kualitas air yang tidak cocok untuk pertumbuhan rumput laut, atau
perawatan yang kurang baik.

2.11 Panen

Menurut Ambas (2006) pemanenan dilakukan bila rumput laut telah


mencapai umur dan berat tertentu, jenis Eucheuma mencapai berat 500-600 gram
pada umur 45 hari 60 hari. Cara pemanenan dapat dilakukan dengan panen total
yaitu mengangkat semua tali ris lalu dimasukan ke dalam perahu atau rakit ditarik
menuju ke penggir pantai, tali ris dilepaskan dari bambu untuk selanjutnya rumput
laut dilepaskan dari tali ris. Ada juga yang panen dengan cara memetik thallus-
thallus rumput laut dari tanaman induknya dan induknya masih terikat pada tali
ris.

2.12 Pengeringan Hasil Panen

Setelah rumput laut dipanen dan ditimbang maka hasil tersebut akan
dijemur di atas terpal atau bale-bale yang telah dibuat untuk penjemuran.
Penjemuran biasanya dilakukan antara 2-3 hari. Setelah kering rumput laut
tersebut harus dicuci untuk menghilangkan partikel-partikel garam yang masih
melekat, lalu dijemur kembali kira-kira 0,5-1 hari bila sudah kering rumput laut
diisi dalam karung untuk dijual atau disimpang (Aslan, 1998). Pengeringan hasil
panen rumput laut tergantung dari tujuan pemasaran dan jangka waktu pemasaran
serta perhitungan ekonomis yang menguntungkan (Tulaksmono, 2006).

12
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 08 Agustus 19 September


2016, di pantai Kaluku, Kelurahan Bone-Bone, Kecamatan Batupoaro, Kota Bau-
Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.2 Materi dan Alat


3.2.1 Materi Penelitian

Materi yang digunakan adalah bibit rumput laut Eucheuma cottonii


berwarna coklat sebanyak 30 kg, dengan masing-masing rakit 2 kg dan tiap
rumpun 100 gr.
3.2.2 Alat

Tabel.1. peralatan yang digunakan dalam penelitian


Nama Alat Kegunaan
Gergaji Untuk memotong
Jerigen 5 liter Sebagai pelampung

13
Karung (25kg) berisi pasir Sebagai perangkat penambat rakit ke dasar perairan
sehingga tidak berpindah tempat
Kertas Lakmus (pH) Untuk mengukur pH
Meteran Untuk mengukur panjang dan lebar
Parang Untuk memotong
Pisau/gunting Untuk memotong
Rakit gantung 15 buah Sebagai wadah pemeliharaan media (rumput laut)
Refraktometer/Salinometer Untuk mengukur kadar keasaman perairan
Sechidisk Untuk mengukur kecerahan
Stopwatch Untuk mengukur waktu
Tali Nylon Sebagai pengikat
Tali rafia Sebagai pengikat
Thermometer Untuk mengukur suhu
Timbangan analitik Menimbang bahan yang digunakan

3.3 Batasan Variabel

Rumput laut jenis Eucheuma cottonii coklat adalah rumput laut yang
Thallusnya berbentuk silinder, permukaan licin, dan kenyal. Thallus
bercabang ke berbagai arah dengan cabang-cabang utama terpusat di
daerah pangkal (Anggadiredja dkk., 2006).

Rakit gantung adalah perpaduan antara metode rakit dan lepas dasar
dengan pemanfaatan hidrooceanografi (gelombang, angin, dan arus)
(Budiamin, 2015)

Laju pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii adalah pertambahan


ukuran, baik panjang maupun berat serta pertambahan thallus
(Poncomulyono dkk., 2006). Pertumbuhan mutlak adalah Pertumbuhan
ukuran rata-rata rumput laut pada umur tertentu, Effendie (1979).

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.


Pada metode ini, percobaan ditujukan untuk melihat suatu hasil yang
menggambarkan hubungan kausal variable-variabel yang diselidiki (Surakhmad,

14
1989 dalam Sastrosupadi, 2000), dengan melakukan serangkaian percobaan untuk
melihat suatu hasil. Hasil tersebut akan menjelaskan bagaimana kedudukan
hubungan antara variable yang diselidiki. Tujuan dari eksperimen adalah untuk
menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, satu atau lebih kondisi perlakuan
dan membandingkan hasilnya (Suryabarata, 1995).

3.5 Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan yaitu perbedaan


letak rakit gantung dengan kedalaman berbeda, dalam penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) karena tujuan penelitian hanya membandingkan
pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii berwarna coklat pada rakit yang ada
di kedalaman 1 meter, 3 meter dan 5 meter dari permukaan air yaitu :

P1 : : Rumput laut Eucheuma cottonii berwarna coklat yang ditanam pada


rakit gantung pada kedalaman 1 meter di bawah permukaan air laut.

P2 : Rumput laut Eucheuma cottonii berwarna coklat yang ditanam pada


rakit gantung pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan air laut.

P3 : Rumput laut Eucheuma cottonii berwarna coklat yang ditanam pada


rakit gantung pada kedalaman 5 meter di bawah permukaan air laut.

15
3.6. Denah Percobaan

Gambar 2. Denah Percobaan

Keterangan :

P1, P2, P3 : Perlakuan

U1, U2, U3, U4, U5 : Ulangan

3.7. Prosedur Penelitian


3.7.1 Persiapan

1. Pembelian kayu bakau, tali ris, tali rafia, pelampung (jerigen 5liter) dan
tali jangkar serta jangkar

2. Mengukur dan memotong tali ris sesuai ukuran yang ditetapkan yaitu 1
meter

3. Memasang tali rafia pada tali ris sesuai ukuran yang ditetapkan yaitu 20
cm sesuai jarak tanam yang akan diterapkan.

16
4. Memotong kayu bakau untuk membuat rakit sesuai dengan panjang tali
ris yang telah ditentukan yaitu panjang 1 meter dan lebar 1 meter.

Gambar 3. Ilustrasi Rakit Gantung

3.7.2 Pelaksanaan Penelitian

1. Menyediakan bibit rumput laut Eucheuma cottonii yang berwarna coklat

2. Menyeleksi dan memotong thallus yang akan ditanam lalu ditimbang


untuk keseragaman berat bibit

3. Mengikat bibit (thallus) yang telah ditimbang pada tali ris dengan tali
rafia yang telah dipasang terlebih dahulu

4. Setelah bibit terikat semua pada tali ris, dilakukan perendaman pada air
laut selama 7-12 jam.

5. Setelah bibit direndam pada air laut maka tali ris tersebut selanjutnya
diikatkan pada rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan

6. Mengadakan pengawasan dan kontroling terhadap tanaman untuk


membersihkan kotoran yang melekat

7. Setelah 7 hari dilakukan pengambilan sampel rumput laut secara acak


sebanyak 5 rumpun untuk mengukur laju pertumbuhan relatif rumput laut
yang ditanam.

17
8. Mengukur kualitas air setiap minggu yang diukur pada pagi, siang dan
sore hari. Selama dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran
sebanyak enam minggu.

3.8 Parameter Penelitian

3.8.1 Parameter Utama

Mengukur laju pertumbuhan mutlak rumput laut harian yaitu menimbang


berat bibit secara acak setiap minggu. Sampel yang diambil dari setiap rakit
sebanyak 5 rumpum lalu dihitung pertumbuhan rata-ratanya, dengan
menggunakan rumus (Effendie, 1979).

W = Wt Wo
t

Keterangan :

W = Pertumbuhan mutlak (gram)

Wt = Bobot akhir (gram)

Wo = Bobot pada awal (gram)

t = jumlah hari selama percobaan.

3.8.2 Parameter Penunjang

3.8.2.1 Kualitas Air

Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah mengukur kualitas air


setiap minggu yang akan dilaksanakan pada pagi, siang, dan sore hari Pengukuran
kualitas air meliputi:

18
1. Suhu air dengan termometer

2. pH air dengan pH pen atau kertas lakmus

3. Salinitas (kadar garam) dengan refraktometer

4. Kecerahan dengan mengunakan piringan Sechidisk

5. Arus dengan mengunakan bola plastik, tali rafia serta Stopwatch

3.9. Analisa Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan (variabel bebas) terhadap respon


parameter yang diukur (variabel terkait) digunakan analisa sidik ragam (ANAVA)
atau uji F, dengan kepercayaan 95% sampai 99% dengan ketentuan:

Jika F hitung < F Tabel pada taraf 5% diberi tanda tn/ns maka di perlakukan tidak
berpengaruh nyata

Jika F Tabel taraf 5% < F hitung < F Tabel pada taraf 1% diberi * maka
perlakuan berpengaruh nyata

Jika F hitung > F Tabel pada taraf 1% diberi tanda ** maka perlakuan
berengaruh sangat nyata

Bila sidik ragam menunjukan hasil yang sangat nyata (highly significant)
atau berbeda nyata (significant) maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan hasil yang baik.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pertumbuhan Mutlak Rumput Laut Eucheuma Cottonii warna Coklat

Bibit yang ditanam dalam keadaan tidak cacat dan berwarna cerah serta
berthallus banyak. Menurut Poncomulyono dkk., (2006) bahwa bibit rumput laut
yang ditanam harus berkualitas baik agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
cepat. Sedangkan Iswadi, (2007) menambahkan bahwa ciri-ciri bibit yang baik
adalah tidak terdapat luka atau bercak putih, berwarna cerah, lentur, thallus
berujung runcing. Karakteristik fisik perairan berperan penting dalam menentukan
kesesuaian wilayah untuk budidaya rumput laut dan saling berkaitan, kondisi
perairan lokasi penelitian yang dalam dengan dasar perairan yang didominasi
dengan pasir dan pecahan terumbu karang maka langkah perawatan rumput laut
yang dilakukan cukup mudah. Perawatan dilakukan setiap tiga hari untuk
membersihkan pasir atau kotoran maupun tanaman penghambat yang
menghambat pertumbuhan rumput laut. Cara perawatan yang dilakukan adalah

20
dengan menggerak - gerakan rakit atau menghentakan tali ris agar pasir ataupun
tanaman penghambat pertumbuhan rumput laut yang melekat pada permukaan
thallus tanaman bisa lepas dan juga membersikan kotoran lain atau lumut yang
menempel pada rakit maupun tali ris dan tali penghubung pelampung pada rakit
gantung dengan cara menyikat dengan sikat pakaian. Jika arus laut cukup baik
maka pasir atau kotoran yang menempel pada tanaman tidak terlalu tebal karena
jika arus cukup baik rakit akan goyang dengan sendirinya, tetapi bila arus lemah
maka kotoran maupun pasir akan mudah menempel sehinga untuk membersihkan
cukup hanya menggerakkan tali ris ataupun mengerakan rakit. Pengontrolan
pertumbuhan rumput laut dengan cara pengambilan sampel setiap minggu untuk
ditimbang agar dapat mengetahui pertambahan bobot. Data pertambahan bobot
rumput laut mingguan sebagai berikut:

Tabel 2. Data Pertumbuhan Mingguan Rumput Laut


Pertumbuhan Mingguan
Perlakuan 0 I II III IV V VI
dan 15/08 15/08/2 15/08/ 15/08/ 15/08/ 15/08 15/08/
ulangan / 016 2016 2016 2016 /2016 2016
2016
P1,U1 100 148 192,4 226,6 242 283 262
P1,U2 100 147 181 192,4 208 230 254,6
P1,U3 100 141 187,4 187,6 206 229 258
P1,U4 100 137,4 163,6 173 195 238 274
P1,U5 100 125,2 149 164,2 182,4 182,6 275
Total 500 698,6 873,4 943,8 1033,4 1162,6 1323,6
Rerata 100 139,72 174,68 188,76 206,68 232,52 264,72
P2,U1 100 126,4 157,4 160 197 203,6 226
P2,U2 100 119 124 168,4 201 228 249
P2,U3 100 160,4 180 195 197 213 222
P2,U4 100 157 149,6 192,8 199 200 246
P2,U5 100 144,8 149,4 153 194,4 231 236,2
Total 500 707,6 760,4 869,2 988,4 1075,6 1179,2

21
Rerata 100 141,52 152,08 173,84 197,68 215,12 235,84
P3,U1 100 152 174,4 183,4 195,8 208,4 233
P3,U2 100 159 184 187 184 220,6 240
P3,U3 100 132 144 162 162,4 212 255
P3,U4 100 128 153,2 153,2 167 175,8 278
P3,U5 100 109,4 119,4 122 175,4 226 254
Total 500 680,4 775 807,6 884,6 1042,8 1260
Rerata 100 136,08 155 161,52 176,92 208,56 252

Grafik Pertumbuhan Mutlak Mingguan

Gram

Gambar 4. Grafik Pertumbuhan Rumput laut Eucheuma


cottonii warna coklat

Berdasarkan data pertumbuhan pada gambar 4, diketahui bahwa hasil


pertumbuhan mutlak Rumput laut Eucheuma cottonii warna coklat yang tertinggi
diperoleh pada perlakuan P1 (1 meter) dengan nilai pertumbuhan sebesar (264,72
gram), diikuti perlakuan P3 (rakit gantung pada kedalaman 5 meter) dengan nilai
pertumbuhan sebesar (252 gram), dan perlakuan P2 (rakit gantung pada
kedalaman 3 meter) dengan nilai pertumbuhan sama dengan (235,84 gram).

Dari hasil data pertumbuhan kemudian dilakukan sidik ragam, adapun tabel
sidik ragam pertumbuhan mutlak (GR) dapat dilihat di tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Sidik ragam pertumbuhan mutlak (GR)


SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 2 1,188 0,594 5,970* 3,88 6,93
Galat 12 1,194 0,099
Total 14 2,381

Keterangan : * (Berpengaruh nyata)

Berdasarkan hasil sidik ragam pertumbuhan mutlak (GR) menunjukkan


bahwa rakit gantung dengan kedalaman yang berbeda yaitu 1 meter, 3 meter dan 5

22
meter berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan mutlak rumput laut Eucheuma
cottonii warna coklat karena dilihat dari F hitung > F tabel (0,05) yang berarti
hasil menolak H0 dan menerima H1, sehingga dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata
Terkecil (BNT), dapat di lihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Uji BNT Laju Pertumbuhan Berat Rumput Laut Eucheuma Cottonii
Warna Coklat
Perlakuan P2 P3 P1
Rerata 3,23 3,62 3,92 Notasi
P2 3,23 0 a
P3 3,62 0,163ns 0 a
P1 3,92 1,820 * 1,657 * 0 B

Diperoleh pertumbuhan mutlak rumput laut Eucheuma cottonii warna


coklat pada hari ke-45 pada perlakuan P`2 (3 meter) tidak berbeda nyata dengan
perlakuan P3 (5 meter). Perlakuan P2 (3 meter) berbeda nyata dengan perlakuan
P1 (1 meter) dan Perlakuan P3 (5 meter) berbeda nyata dengan perlakuan P1 (1
meter). Masing-masing perlakuan menunjukan kenaikan yang berbeda-beda.
Pertambahan pertumbuhan berat tertinggi terlihat pada perlakuan P1 (3,92 gr),
kemudian P3 (3,62 gr), dan kemudian diikuti perlakuan P2 (3,23 gr).
4.2. Metode Rakit Gantung Yang Mempunyai Hasil Terbaik Dalam
Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii Warna Coklat

Perlakuan P1 (1 meter) mampu meningkatkan pertumbuhan rumput laut


Eucheuma cottonii warna coklat sangat tinggi setiap minggunya, ini menunjukkan
kebutuhan rumput laut terpenuhi dari kualitas air yang baik dalam perairan selama
penelitian. Kualitas air yang baik memberikan respon yang cukup optimal dalam
pertumbuhan maupun untuk pemeliharaan selama penelitian, pertumbuhan
mengalami peningkatan baik. Bagusnya pertumbuhan rumput laur Eucheuma
cottonii warna coklat pada rakit gantung dikedalaman 1 meter tersebut terjadi
karena suhu pada minggu-minggu tersebut suhu yang diukur 30-320 C dengan
rata-rata 300 C. Kondisi tersebut cukup cocok untuk pertumbuhan rumput laut
Eucheuma cottonii. Menurut Fatah (2008), bahwa suhu yang ideal untuk budidaya

23
rumput laut jenis Eucheuma cottonii adalah 27 300 C. Selain suhu pertumbuhan
rumput laut tersebut juga dipengaruhi oleh salinitas yang baik, dari pengukuran di
perairan tersebut selama penelitian yaitu 3032 ppt, sebenarnya kondisi
kandungan garam sedemikian ini cukup untuk pertumbuhan rumput laut karena
menurut Anggadiredja dkk., (2006) bahwa salinitas yang ideal untuk pertumbuhan
rumput laut Eucheuma cottonii adalah 28- 30 ppt. Berdasarkan hasil pengukuran
pH yang diperoleh menunjukkan bahwa derajat keasaman (pH) 7. Menurut Aslan
(1991), kisaran pH yang sesuai untuk budidaya rumput laut adalah yang
cenderung basah. Selain ketiga parameter penunjang yang telah disebutkan di atas
pertumbuhan rumput laut juga dipengaruhi oleh sinar matahari. Menurut
Bratawidjaya dkk., (1995) bahwa sinar matahari sangat diperlukan oleh tanaman
air termasuk rumput laut untuk proses asimilasi/fotosintesis. Sinar matahari dapat
mencapai pada tanaman rumput laut tergantung pada tingkat kecerahan air.
Tingkat kecerahan air pada lokasi penelitian adalah 7 m, tingkat kecerahan ini
sangat cocok untuk pertumbuhan rumput laut maka intensitas cahaya yang
diterima cukup untuk proses fotosintesis. Menurut Cholik dkk., (2005) bahwa
kedalaman air dan tingkat kecerahan yang baik bagi budidaya rumput laut saat
surut terrendah sampai batas kedalaman dimana cahaya masih bisa menembusnya
sedangkan kecerahan yang ideal adalah 2 5 meter. kebutuhan unsur hara yang
dibutuhkan rumput laut, yang dibawah oleh arus yang cukup kuat, ini dapat dilihat
pada pengukuran arus dengan hasil rata-rata 28-38 cm/detik. Bertambahnya
pertumbuhan dan kesehatan rumput laut karena kualitas air pada perairan
penelitian sangat baik untuk pertumbuhan dan kesehatan rumput laut.

Perlakuan P3 (5 meter) berdasarkan perhitungan yang didapat atau dilihat


pada grafik laju pertumbuhan mingguan, pertumbuhan rumput laut pada minggu
ketiga sampai dengan minggu ke lima sebagian ulangan mengalami penurunan
pertumbuhan, hal ini disebabkan oleh adanya tanaman ganggang hijau (ulva)
dalam jumlah banyak yang cukup sulit untuk dibersikan dalam maksud setelah
tanaman penganggu tersebut dibersihan dari rakit, ulva yang dibawah oleh arus
menempel lagi sehingga menutupi rumput laut sehingga sulit untuk dibersikan

24
kemudian terjadi persaingan penyerapan unsur hara dan juga Kondisi ini
menghambat penetrasi sinar matahari sehinga mengganggu proses fotosintesis
sehinga tanaman mengalami perubahan warna dan terserang penyakit ice-ice yang
mengakibatkan banyak thallus yang mengalami perontokkan. tetapi pada saat
minggu terakhir atau minggu ke enam, pertumbuhan berat rumput laut naik
dengan baik, karena ganggang yang ada pada perairan tersebut mulai berkurang
dan kualitas air yang diukur pada minggu pertama sampai minggu ke enam yang
didapat yaitu, suhu air rakit gantung pada kedalaman 5 meter berkisar antara 26-
300 C, pH 7 dan salinitas 29-30 ppt, tinggkat kecerahan 5-7 meter.
Perlakuan P2 (3 meter) dapat di lihat dari grafik laju pertumbuhan
mingguan, pada minggu terakhir atau minggu keenam pertumbuhan rumput laut
lebih rendah di banding dengan rumput laut diperlakuan P3 (5 meter) yang pada
minggu ketiga sampai minggu kelima mengalami penurunan dan setelah minggu
keenam mengalami kenaikan lebih tinggi dari hasil penimbangan minggu keenam.
hal ini dikarenakan pada saat pertumbuhan berlangsung dengan baik dan ketika
pengisian karanginan mengalami penurunan. Menurut Sulistijo dan Atmadja
(1996) melaporkan bahwa pertumbuhan rumput laut berkorelasi dengan
kandungan karaginanya, dimana saat pertumbuhan tinggi kandungan karaginan
menurun. Hal ini disebabkan karena Eucheuma sp. mempunyai 2 fase siklus
kehidupan yaitu fase vegetatif dan generatif. Pada fase vegetatif, energi
didistribusikan untuk pertumbuhan dan pembentukan karaginan. Kemudian
dilanjutkan dengan fase generatif dimana energi untuk pembuatan karaginan
direduksi untuk proses generatif sehingga kandungannya menurun sedangkan
pertumbuhan tetap berjalan sampai mencapai titik maksimal.

4.3. Paramater Kualiatas Air yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rumput


Laut Eucheuma cottonii Warna Coklat

Kualitas air yang diukur selama penelitian meliputi suhu, pH, salinitas, arus
dan kecerahan. Pengukuran dilakukan setiap minggu dengan frekuensi
pengukuran 3 kali sehari yaitu pagi siang dan sore hari dengan hasil yang dirata-
ratakan sebagai berikut :

25
Tabel. 6. Data Pengukuran Kualitas Air Setiap Minggu
Waktu Pengukuran Setiap Minggu
Parameter 15/08/ 22/08 29/08 05/09 12/09 12/09/ Rerata
16 /16 /16 /16 /16 16
Suhu kdlman 1 m 30 30 32 30 30 30 30
Suhu kdlman 3 m 28 28 28 28 27 27 28
Suhu kdlman 5 m 27 27 27 26 27 27 27
pH 7 7 7 7 7 7 7
Salinitas 30 30 32 30 30 30 30
Arus 28,86 26,72 26,73 28,21 30,44 29,34 28,38
Kecerahan 7 7 5 5 5 7 6

4.3.1. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii


Warna Coklat

Suhu selama penelitian di lokasi dengan hasil pengukuran sebagai berikut:


Pada kedalaman 1 meter suhu berkisar 300 C 320 C dengan rata-rata 300 C,
sedangkan pada kedalaman 3 meter dari permukaan air berkisar 27-28 0 C dengan
rata-rata 280 C, dan pada rakit gantung kedalaman 5 meter dari permukaan air
berkisar 26-270 C dengan rata-rata 270 C (hasil rata-rata kualitas air dapat dilihat
pada tabel 4 dan data pengukuran suhu mingguan pada lampiran 3). Kondisi suhu
di kedalaman 1 meter, suhu air yang normal ini rumput laut Eucheuma cottonii
warna coklat pertumbuhan yang baik sehinga pertambahan bobot dengan rata-rata
mencapai 3,92 gram per-hari, sedangkan rumput laut Eucheuma cottonii warna
coklat kedalaman 5 meter pada minggu ke 3 5 mengalami pertumbuhan yang
kurang baik dengan rata-rata bobot 3,62 gram perrumpum dan rumput lau pada
kedalaman 3 meter suhu yang sangat baik sehingga pertumbuhan setiap
minggunya baik tetapi pada saat akhir penimbangan tidak mengalami
pertumbuhan yang melonjak dibanding dengan pertumbuhyan akhir pada
kedalaman 5 meter dan rata-rata dari bobot pertumbuhanya 3,23 gram perrumpun.
Menurut Sudradjat, (2008) bahwa suhu yang ideal untuk pertumbuhan rumput laut
Eucheuma cottonii adalah 26 300 C.

26
4.3.2 Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma
Cottonii Warna Coklat

pH yang di ukur dilokasi selama penelitian adalah 7. Hasil pengukuran pH


ini sangat baik pada pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii warna coklat,
karena menurut Apriyato ddk (1987) dalam Lelong,( 2010) mengatakan bahwa
Eucheuma cottonii hidup dan tumbuh dengan nilai pH sebesar 7,3 8,2. Dengan
hasil pengukuran pH yang baik pada lokasi selama penelitian, sehingga rumput
laut pada kedalaman 1 meter, 3 meter dan 5 meter mengalami pertumbuhan yang
baik.
4.3.3 Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma
Cottonii Warna Coklat

Salinitas yang terukur di lokasi selama penelitian adalah berkisar 30 32


ppt. Kisaran salinitas ini sangat baik untuk pertumbuhan rumput laut Eucheuma
cottonii karena menurut Ambas, (2006) bahwa salinitas yang baik untuk
pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii adalah berkisar antara 28 33 ppt
dengan salinitas ideal adalah 30 ppt. Karena salinitas yang tinggi ini membuat
rumput laut Eucheuma cottonii warna coklat yang ada di kedalaman 1 meter, 3
meter maupun di kedalaman 5 meter dari kedalaman 1 meter mengalami
pertumbuhan yang baik dengan bobot rata-rata 3,92 gram per-hari. Sementara
rumput laut Eucheuma cottonii warna coklat pada kedalaman 5 meter dari
permukaan walaupun salinitas yang tetap normal mengalami pertumbuhan yang
kurang baik pada umur 3- 4 minggu dengan hasil selisih bobot rata-rata 3,62 gram
perrumpum, sedangkan yang berada di kedalaman 3 meter dari permukaan air
setiap minggu juga mengalami pertumbuhan yang baik bobot rata-rata setelah 45
hari mencapai 3,23 gram per-hari.
4.3.4 Pengaruhi Kecerahan Air Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut
Euhceuma Cottonii Warna Coklat

Kecerahan sangat mempengaruhi tingkat penetrasi sinar matahari kedalam


perairan sehinga dapat dimanfaatkan oleh rumput laut untuk kegiatan fotosintesis.

27
Tingkat kecerahan air di lokasi penelitian dipengaruhi oleh subtrat dasar perairan
yang terdiri atas pasir bercampur pecahan terumbu karang dengan kedalaman
yang cukup. Hal ini dapat ditandai dengan saat surut bisa mencapai 600-700 meter
dari bibir pantai dengan kedalaman air saat pasang tertinggi tidak melebih 7
meter. Tingkat kecerahan yang tercatat selama penelitian adalah 5 m 7 cm.
Menurut Poncomulyono., dkk (2006) bahwa tingkat kecerahan yang ideal bagi
pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii adalah berkisar 2 5 meter,
sementara itu Akma., dkk (2008) menambahkan bahwa kedalaman perairan yang
baik untuk metode rakit adalah saat surut tidak kurang dari 40 cm sampai pada
kedalaman dimana penetrasi sinar matahari masih menembusnya. tingginya
kecerahan air pada lokasi penelitian. rumput laut Eucheuma cottonii warna coklat
mengalami pertumbuhan yang baik, tetapi pada minggu ke 3-5 kecerahan
mengalami penerunan, sehinggi rumput laut yang ada pada kedalaman 5 meter
mengalami pertumbuhan yang lambat, ini di karenakan pada dasar perairan
terdapat banyak ulva (ganggang hijau) sehingga penetrasi matahari kedalam
perairan terhambat sehingga rumput laut pada kedalaman 5 meter terhambat untuk
kegiatan fotosintesis, tetapi pada minggu keenam ulva (ganggang hijau) tersebut
dibawah oleh arus ke pinggir pantai sehingga pertumbuhan rumput laut pada
kedalam 5 meter mengalami kenaikan yang cukup tinggi dengan rata-rata 3,62
gram per rumpun.
4.3.5 Pengaruh Arus Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma
Cottonii Warna Coklat

Arus sangat bermafaat bagi rumput laut karena dengan arus yang baik dapat
mendistribusikan unsur hara secara merata diperairan sehinga dapat diserap oleh
rumput laut secara difusi untuk pertumbuhan. Selain mendistribusikan unsur hara
arus juga membantu dalam hal mengurangi endapan lumpur yang menempel pada
thallus rumput laut sehinga menghambat pertumbuhan. Selama penelitian arus
yang tercatat adalah berkisar 26 30 cm/detik arus ini cocok untuk pertumbuhan
rumput laut. Menurut Seto, (2008) arus yang idela untuk pertumbuhan rumput laut
adalah berkisar 20 40 cm/dtk. Dengan arus yang baik ini menyebabkan rumput

28
laut Eucheuma cottonii warna coklat yang ada di kedalaman 1 meter, 3 meter
maupun di kedalaman 5 meter mengalami pertumbuhan yang baik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian dan analisis data


pertumbuhan rumput laut Eucheuma cotonii warna coklat, maka dapat disimpulan
sebagai berikut:

1. Rumput laut Eucheuma cottonii warna coklat pada rakit gantung yang ada
dikedalaman 1 meter dari permukaan air menunjukan pertumbuhan yang
terbaik yaitu dengan bobot rata-rata 164,72 gram dan rata-rata per-hari
3,92 gram.

29
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut Eucheuma
cottonii warna coklat adalah : suhu, pH, salinitas, kecerahan, kecepatan
arus dan kondisi pantai yang sesuai untuk budidaya rumput laut Eucheuma
cottonii warna coklat.

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian tentang budidaya rumput laut Eucheuma


cottonii warna coklat dengan metode rakit gantung pada musim kemarau dan
sesuai hasil pertambahan bobot rata-rata mingguan rumput, laut maka saran yang
dapat diberikan adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kedalaman yang


ideal sesuai dengan kondisi pantai, agar rakit gantung menunjukan
pertumbuhan rumput laut lebih baik.

2. Sebelum rumput laut diikat pada rakit gantung, perlu adanya perendaman
(di laut/air laut) selama 7-12 jam, dengan tujuan agar kandungan air pada
rumput laut kembali pulih karena terlalu lama didaratan selama pengikatan
pada tali ris.

DAFTAR PUSTAKA

Atmadjaya,W.1996. Pengnalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Puslibang


Oceanografis LIPI. Jakarta. 189 hal.

Akma,Raharja,S.,Ilham. 2008. Budidaya Rumput Laut.


http//www.Sribd.com/doc/16111137/teknologi budidaya rumput
laut.Diakses tgl.3 Oktober 2009

30
Ambas, I. 2006. Pelatihan Budidaya Rumput Laut Coremap Tahap II
Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan.http//www.coremap.com/selar
sulsel/ 12000637/pelatihan budidaya rumput laut.Sulawesi. Diakses
tanggal 9 maret 2016

Anggadiredja.J.T, Istini. H.,Purwoto., Zatnika. 2006. Pembudidayaan,


Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial
Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta

Anonymous. 2008. Pedoman Umum Survey Statistik Perikanan Budidaya.


Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. Jakarta.

Aslan.L.M. 1998 Seri Budi daya Rumput Laut. Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Bratawidjaya.D. M,Tribawono. D, Mulbyantoro. E. 1995 Pengantar
Linkungan Perairan dan Budi daya Air. Liberty. Yogyakarta

Budiamin, 2015. Materi Kuliah Rekayasa Budidaya FPIK Unidayan

Cholik.F, Jagatraya.G.A, Poernomo. P. R, Jauzi.A. 2005. Aquacultur Tumpuan


Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan Nusantara
dengan Taman Aquarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta

Disklaut Sulteng Dan LP3l TALINTI. 2007. Grand Strategi Pengembangan


Sulawesi Tengah Menuju Sulawesi Tengah Sebagai Provinsi Rumpu
Laut 2011 Laporan Final Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Tengah dan LP2L TALINTI

Fatah, A. M. 2008. Teknis Budidaya Jenis-Jenis Rumput Laut Yang bernilai


Ekonomis Tinggi. http//www.scribd.com.doc/4889349/html.

Iswadi. 2007. Metoda Budidaya Rumput Laut Eucheuma spp http//www.Berita


budidaya perikanan/blogspot/III/13-02/2007.com htm. Diakses pada tgl 9
maret 2016

Kordi.H. G. M. 2002. Teknis Budi daya Rumput Serta Pengolahannya.


Kanisius Yogyakarta

Poncomulyono. T , Maryani. H., Kristiani L. 2006. Budi daya dan Pengolahan


Rumput Laut. Agro Media . Jakarta

Santoso, S. 2007. Unsur- Unsur Hara Makro Yang Dibutuhkan Tanaman


Untuk Pertumbuhan. http//www.sugicipta santoso.com/mineral bagi
tanaman. 2007

31
Soesono. 1989. Limnology. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian.
Bogor

Sudradjat A. 2008. Budi Daya 23 Komuditas Laut Menguntungkan. Penebar


Swadaya. Jakarta

Tulaksmono, H. 2006. Kemitraan Usaha Budidaya dan Pemasaran Rumput


Laut Program Regenerasi Nelayan. Balai Budidaya Air Payau
Situbondo.Situbondo

32
Lampiran 1. Ilustrasi Rakit Gantung

Gambar 3. Ilustrasi Rakit Gantung

Keterangan :

a. Pelampung
b. Tali penyangga pelampung
c. Rakit
d. Tali Ris
e. Tali jangkar
f. Jangkar

33
Lampiran 2. Ilustrasi Jarak Tanam, Panjang Tali Ris Pada Rakit

Rakit terbuat
25 cm dari bambu

20 cm

1 meter

Tali ris

1 meter

Rumpun bibit
rumput laut

Gambar 4. Ilustrasi Jarak Tanam, Panjang Tali Ris Pada Rakit

Keterangan :

Jarak antara Tali Ris 25 cm

34
Jarak antara rumpun 20 cm

Panjang Tali Ris 1 meter

Panjang rakit 1 meter

Lebar rakit 1 meter

Lampiran 3. Data Mentah Bobot Mingguan Rumput Laut Eucheuma


Cottonii Warna Coklat
Tanggal 08 Agustus 2016 (0)
No Perlakuan Bobot Sampel (gr) Jumlah Rerata
dan I II III IV V
Ulangan
1 P1,U1 100 100 100 100 100 500 100
2 P1,U2 100 100 100 100 100 500 100
3 P1,U3 100 100 100 100 100 500 100
4 P1,U4 100 100 100 100 100 500 100
5 P1,U5 100 100 100 100 100 500 100
6 P2,U1 100 100 100 100 100 500 100
7 P2,U2 100 100 100 100 100 500 100
8 P2,U3 100 100 100 100 100 500 100
9 P2,U4 100 100 100 100 100 500 100
10 P2,U5 100 100 100 100 100 500 100
11 P3,U1 100 100 100 100 100 500 100
12 P3,U2 100 100 100 100 100 500 100
13 P3,U3 100 100 100 100 100 500 100
14 P3,U4 100 100 100 100 100 500 100
15 P3,U5 100 100 100 100 100 500 100

Tanggal 15 Agustus 2016 (I)


No Perlakuan Bobot Sampel (gr) Jumlah Rerata
dan I II III IV V
Ulangan
1 P1,U1 180 145 135 145 135 740 148
2 P1,U2 165 135 165 150 120 735 147
3 P1,U3 155 165 135 155 95 705 141
4 P1,U4 135 145 130 155 122 687 137,4

35
5 P1,U5 120 135 135 116 120 626 125,2
6 P2,U1 120 130 145 115 122 632 126,4
7 P2,U2 125 140 110 110 110 595 119
8 P2,U3 150 175 140 155 182 802 160,4
9 P2,U4 175 150 125 170 165 785 157
10 P2,U5 140 150 135 144 155 724 144,8
11 P3,U1 150 152 150 155 153 760 152
12 P3,U2 155 145 162 167 166 795 159
13 P3,U3 125 130 135 150 120 660 132
14 P3,U4 135 145 135 115 110 640 128
15 P3,U5 120 125 132 105 65 547 109,4

Tanggal 22 Agustus 2016 (II)


No Perlakua Bobot Sampel (gr) Jumlah Rerata
n dan I II III IV V
Ulangan
1 P1,U1 195 167 190 170 240 962 192,4
2 P1,U2 215 175 170 165 180 905 181
3 P1,U3 180 195 170 192 200 937 187,4
4 P1,U4 153 140 185 185 155 818 163,6
5 P1,U5 145 150 135 175 140 745 149
6 P2,U1 175 195 150 127 140 787 157,4
7 P2,U2 165 130 140 100 85 620 124
8 P2,U3 180 200 195 160 165 900 180
9 P2,U4 178 155 140 140 135 748 149,6
10 P2,U5 167 165 120 135 160 747 149,4
11 P3,U1 150 175 165 175 207 872 174,4
12 P3,U2 170 200 180 195 175 920 184
13 P3,U3 155 160 155 145 105 720 144
14 P3,U4 145 155 185 160 121 766 153,2
15 P3,U5 125 110 120 100 142 597 119,4

No Perlakuan Tanggal 29 Agustus 2016 (III) Jumla Rerata


dan Bobot Sampel (gr) h
Ulangan I II III IV V
1 P1,U1 240 238 235 225 195 1133 226,6
2 P1,U2 265 205 185 145 162 962 192,4

36
3 P1,U3 230 180 188 175 165 938 187,6
4 P1,U4 200 200 195 170 100 865 173
5 P1,U5 185 195 180 131 130 821 164,2
6 P2,U1 170 170 175 155 130 800 160
7 P2,U2 195 182 195 155 115 842 168,4
8 P2,U3 215 195 225 180 160 975 195
9 P2,U4 195 215 190 169 195 964 192,8
10 P2,U5 175 175 145 150 120 765 153
11 P3,U1 195 190 190 197 145 917 183,4
12 P3,U2 215 225 200 175 120 935 187
13 P3,U3 160 190 195 165 100 810 162
14 P3,U4 165 185 110 150 156 766 153,2
15 P3,U5 135 120 100 115 140 610 122

Tanggal 05 September 2016 (IV)


No Perlakuan Bobot Sampel (gr) Jumlah Rerata
dan I II III IV V
Ulangan
1 P1,U1 260 265 255 210 220 1210 242
2 P1,U2 280 235 190 165 170 1040 208
3 P1,U3 245 205 185 185 210 1030 206
4 P1,U4 190 180 195 175 235 975 195
5 P1,U5 200 210 190 185 127 912 182,4
6 P2,U1 200 210 185 180 210 985 197
7 P2,U2 275 175 200 160 195 1005 201
8 P2,U3 235 225 200 155 170 985 197
9 P2,U4 225 220 180 185 185 995 199
10 P2,U5 205 217 200 190 160 972 194,4
11 P3,U1 200 210 204 205 160 979 195,8
12 P3,U2 160 165 185 190 220 920 184
13 P3,U3 180 195 185 140 112 812 162,4
14 P3,U4 195 205 165 150 120 835 167
15 P3,U5 180 185 125 245 142 877 175,4

Tanggal 12 September 2016 (V)


No Perlakuan Bobot Sampel (gr) Jumla Rerata
dan h
Ulangan I II III IV V
1 P1,U1 270 300 275 270 300 1415 283

37
2 P1,U2 240 215 215 230 250 1150 230
3 P1,U3 205 235 205 220 280 1145 229
4 P1,U4 225 215 220 250 280 1190 238
5 P1,U5 220 218 205 130 140 913 182,6
6 P2,U1 225 210 260 183 140 1018 203,6
7 P2,U2 275 265 240 210 150 1140 228
8 P2,U3 240 230 235 180 180 1065 213
9 P2,U4 255 245 195 155 150 1000 200
10 P2,U5 250 245 215 255 190 1155 231
11 P3,U1 245 245 240 170 142 1042 208,4
12 P3,U2 230 200 240 230 203 1103 220,6
13 P3,U3 240 210 215 205 190 1060 212
14 P3,U4 205 195 185 105 189 879 175,8
15 P3,U5 220 240 275 230 165 1130 226

Tanggal 19 September 2016 (VI)


No Perlakuan Bobot Sampel (gr) Jumlah Rerata
dan I II III IV V
Ulangan
1 P1,U1 250 260 260 270 270 1310 262
2 P1,U2 252 272 260 265 224 1273 254,6
3 P1,U3 270 260 240 250 270 1290 258
4 P1,U4 260 265 270 275 300 1370 274
5 P1,U5 280 285 270 260 280 1375 275
6 P2,U1 235 260 230 190 215 1130 226
7 P2,U2 270 295 230 235 215 1245 249
8 P2,U3 265 230 210 200 205 1110 222
9 P2,U4 270 225 220 255 260 1230 246
10 P2,U5 280 250 240 225 186 1181 236,2
11 P3,U1 250 260 225 210 220 1165 233
12 P3,U2 260 275 225 230 210 1200 240
13 P3,U3 270 260 210 260 275 1275 255
14 P3,U4 300 265 295 260 270 1390 278
15 P3,U5 295 300 245 210 220 1270 254

38
Lampiran 3. Data Bobot Rata-Rata Rumput Laut Tiap Minggu

Perlakuan Pertumbuhan Mingguan


Dan 0 I II III IV V VI
ulangan 15/08/ 15/08/ 15/08/ 15/08/ 15/08/ 15/08 15/08/
2016 2016 2016 2016 2016 /2016 2016
P1,U1 100 148 192,4 226,6 242 283 262
P1,U2 100 147 181 192,4 208 230 254,6
P1,U3 100 141 187,4 187,6 206 229 258
P1,U4 100 137,4 163,6 173 195 238 274
P1,U5 100 125,2 149 164,2 182,4 182,6 275
Total 500 698,6 873,4 943,8 1033,4 1162,6 1323,6
Rerata 100 139,72 174,68 188,76 206,68 232,52 264,72
P2,U1 100 126,4 157,4 160 197 203,6 226
P2,U2 100 119 124 168,4 201 228 249
P2,U3 100 160,4 180 195 197 213 222
P2,U4 100 157 149,6 192,8 199 200 246
P2,U5 100 144,8 149,4 153 194,4 231 236,2
Total 500 707,6 760,4 869,2 988,4 1075,6 1179,2
Rerata 100 141,52 152,08 173,84 197,68 215,12 235,84
P3,U1 100 152 174,4 183,4 195,8 208,4 233
P3,U2 100 159 184 187 184 220,6 240
P3,U3 100 132 144 162 162,4 212 255
P3,U4 100 128 153,2 153,2 167 175,8 278
P3,U5 100 109,4 119,4 122 175,4 226 254
Total 500 680,4 775 807,6 884,6 1042,8 1260
Rerata 100 136,08 155 161,52 176,92 208,56 252

39
Lampiran 4. Analisis variansi laju pertumbuhan mutlak (GR) Rumput laut
Eucheuma cottonii warna coklat secara keseluruhan selama
masa penelitian
Tabel Data Pertumbuhan Mutlak Rumput Laut Perhari

Laju Pertumbuhan Harian (Minggu) LPH


Perlakua 0 I II III IV V VI Wt- Wt-
n W0 W0/42
P1,U1 10 148 192,4 226,6 242 283 262 162 3,86
0
P1,U2 10 147 181 192,4 208 230 254,6 154,6 3,68
0
P1,U3 10 141 187,4 187,6 206 229 258 158 3,76
0
P1,U4 10 137,4 163,6 173 195 238 274 174 4,14
0
P1,U5 10 125,2 149 164,2 182,4 182,6 275 175 4,17
0
Total 50 698,6 873,4 943,8 1033,4 1162,6 1323,6 823,6 19,61
0
Rerata 10 139,72 174,68 188,76 206,68 232,52 264,72 164,7 3,92
0 2
P2,U1 10 126,4 157,4 160 197 203,6 226 126 3,00
0
P2,U2 10 119 124 168,4 201 228 249 149 3,55
0
P2,U3 10 160,4 180 195 197 213 222 122 2,90
0
P2,U4 10 157 149,6 192,8 199 200 246 146 3,48
0
P2,U5 10 144,8 149,4 153 194,4 231 236,2 136,2 3,24
0

40
Total 50 707,6 760,4 869,2 988,4 1075,6 1179,2 679,2 16,17
0
Rerata 10 141,52 152,08 173,84 197,68 215,12 235,84 135,8 3,23
0 4
P3,U1 10 152 174,4 183,4 195,8 208,4 233 133 3,17
0
P3,U2 10 159 184 187 184 220,6 240 140 3,33
0
P3,U3 10 132 144 162 162,4 212 255 155 3,69
0
P3,U4 10 128 153,2 153,2 167 175,8 278 178 4,24
0
P3,U5 10 109,4 119,4 122 175,4 226 254 154 3,67
0
Total 50 680,4 775 807,6 884,6 1042,8 1260 760 18,10
0
Rerata 10 136,08 155 161,52 176,92 208,56 252 152 3,62
0

Contoh :

Perhitungan G = Wt- Wo

t
Hasil perhitungan lengkap pertumbuhan mutlak (GR) dapat dilihat pada
tabel berikut :
Perlakuan Ulangan Total Rerata

I II III IV V
P1 3,86 3,68 3,76 4,14 4,17 19,61 3,92
P2 3,00 3,55 2,90 3,48 3,24 16,17 3,23
P3 3,17 3,33 3,69 4,24 3,67 18,10 3,62
Total 10,02 10,56 10,36 11,86 11,08 53,88

FK = PiUj = (53,88)2 = 2.1025 = 193,510

rxt 5x3 15

JK Perlakuan = PiUj2 FK
r
= (19,61 + 16,172+18,102)2 193,510
2

41
= 194,697 193,510
= 1,188

JK Galat = JK Total JK Perlakuan


= 2.381-1,188
= 1,194

Sidik Ragam pertumbuhan mutlak (GR) dapat dilihat pada tabel berikut :

SK DB JK KT F.Hitun F.Tabel
g 0,05 0,01
Perlakua 2 1,188 0,594 5,970* 3,88 6,93
n
Galat 12 1,194 0,099
Total 14 2,381

db Perlakuan = t 1

=31

=2

db Galat = t (r 1)
= 3 (5 1)
= 15 3
= 12
db Total = t x r 1
=3x51
= 15 1
= 14
KT Perlakuan = JKp
db

= 1,188

2
= 0,594

KT Galat = JKg
Db

= 1,194

42
12
= 0.099

F Hitung = KT Perlakuan
KT Galat

= 0,594
0.099

= 5,970

Tabel uji Beda Nyata Terkecil (BNT) laju pertumbuhan berat Rumput Laut
Perlakuan P2 P3 P1 Notasi
Rerata 3,23 3,62 3,92
P2 3,23 0 a
P3 3,62 0,163 0 a
P1 3,92 1,820 * 1,657 * 0 b

Keterangan :
Ns = Tidak berpengaruh nyata
* = Berbeda nyata
** = Sangat berbeda nyata

Lampiran 6a. Data pengukuran kualitas air

43
b. data pengukuran kualitas air (Kecepatan Arus)

Tanggal 08 Agustus 2016


Jarak Rata-Rata Kecepatan/
Waktu Banyaknya Pengukuran Tempuh Waktu Detik

I II II IV
Pagi 10,23 11,21 9,22 10,4 300 cm 10,29 dtk 29,21 cm/s
5
Siang 12,53 10,33 10,14 11,22 300 cm 11,05 dtk 27,14 cm/s
Sore 9,25 9,20 10,56 11,50 300 cm 10,12 dtk 29,64 cm/s
Rata-Rata Kecepatan Arus 28,66 cm/s

Tanggal 15 Agustus 2016


Jarak Rata-Rata Kecepatan/
Waktu Banyaknya Pengukuran Tempuh Waktu Detik

I II II IV
Pagi 8,11 8,33 10,21 11,10 300 cm 9,33 dtk 32,15 cm/s
Siang 12.00 11,56 11,54 10,2 300 cm 11,33 dtk 26,47 cm/s
3
Sore 11,02 11,20 10,45 10,2 300 cm 10,72 dtk 27,98 cm/s
3
Rata-Rata Kecepatan Arus 28,86 cm/s

Tanggal 22 Agustus 2016


Jarak Rata-Rata Kecepatan/
Waktu Banyaknya Pengukuran Tempuh Waktu Detik

I II II IV
Pagi 13,25 12,56 12,45 11,50 300 cm 12,44 dtk 24,11 cm/s
Siang 10,24 11,24 9,10 9,40 300 cm 9,99 dtk 30,03 cm/s
Sore 11,45 13,33 12,22 9,10 300 cm 11,52 dtk 26,04 cm/s
Rata-Rata Kecepatan Arus 26,72 cm/s

Tanggal 29 Agustus 2016


Jarak Rata-Rata Kecepatan/
Waktu Banyaknya Pengukuran Tempuh Waktu Detik

I II II IV

44
Pagi 12,11 11,47 11,21 10,2 300 cm 11,25 dtk 26,66 cm/s
2
Siang 9,10 10,20 10,28 12,2 300 cm 10,45 dtk 28,70 cm/s
3
Sore 13,09 12,33 11,46 11,45 300 cm 12,08 dtk 24,83 cm/s
Rata-Rata Kecepatan Arus 26,73 cm/s

Tanggal 05 September 2016


Jarak Rata-Rata Kecepatan/
Waktu Banyaknya Pengukuran Tempuh Waktu Detik

I II II IV
Pagi 9,10 9,41 10,13 9,40 300 cm 9,51 dtk 31,54 cm/s
Siang 12,20 12,55 10,26 10,2 300 cm 11,32 dtk 26,50 cm/s
7
Sore 11,29 11,26 10,45 12,1 300 cm 11,27 dtk 26,61 cm/s
0
Rata-Rata Kecepatan Arus 28,21 cm/s

Tanggal 12 September 2016


Jarak Rata-Rata Kecepatan/
Waktu Banyaknya Pengukuran Tempuh Waktu Detik

I II II IV
Pagi 9,23 8,29 9,10 10,2 300 cm 9,22 dtk 32,53 cm/s
9
Siang 10,27 10,50 11,23 9,10 300 cm 10,27 dtk 29,21 cm/s
Sore 11,20 10,22 9.56 9,60 300 cm 10,14 dtk 29,58 cm/s
Rata-Rata Kecepatan Arus 30,44 cm/s

Tanggal 19 September 2016


Jarak Rata-Rata Kecepatan/
Waktu Banyaknya Pengukuran Tempuh Waktu Detik

I II II IV
Pagi 10,23 9,29 9,55 10,4 300 cm 9,87 dtk 30,39 cm/s
3

45
Siang 9,34 10,11 10,09 9,56 300 cm 9.77 dtk 30,70 cm/s
Sore 11,24 12,47 10,40 10,4 300 cm 11,13 dtk 26,95 cm/s
3
Rata-Rata Kecepatan Arus 29,34 cm/s

46
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Pemotongan kayu rakit Pembuatan rakit

Rakit Rumput laut Pelambung rakit (jerigen bekas)

Pengikatan tali pelampung Jangkar rakit (karung yang di isi pasir)

Pemasangan rakit gantung pada saat Tampak rakit gantung yang telah
belum tengelam tengelam

47
Pembuatan tali ris Penimbangan bibit awal

Penimbangan bibit awal Pengikatan bibit rumput laut

Pengikatan bibit pada rakit

Pengakutan bibit sebelum di ikat di


rendam terlebih dahulu di laut

Pengukuran suhu air Pengukuran kecepatan arus

48
Pengukuran salinitas air Pengukuran pH air

Pengukuran pasang surut dan tinggi Pengukuuran kecerahan air


gelombang air laut

Pembersihan rakit Penimbangan pada minggu ke 2

Pengangkuran rumput laut pada saat pemgukuran akhir


penimbangan

49
Hasil panen selama 45 hari (yang baru Ukuran rumput laut pada saat penen
di angkat 15 tali dari 60 tali rumput
laut)

50

Anda mungkin juga menyukai