Anda di halaman 1dari 64

IMBINGAN (LATBIM) DI SMPN 2 CIKEUSIK KABUPATEN PANDEGLANG

Contoh Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS): UPAYA


PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM
PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF,
DAN MENYENANGKAN (PAKEM) MELALUI KEGIATAN
PELATIHAN DAN BIMBINGAN (LATBIM) DI SMPN 2
CIKEUSIK KABUPATEN PANDEGLANG
Posted by PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN on Tuesday, February 10, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya kebijakan peningkatan jaminan kualitas lulusan pendidikan dasar membawa
konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari model pembelajaran yang
tradisional (model atau metode pembelajaran yang lebih berpusat guru) ke pengembangan
model atau metode yang lebih berpusat pada siswa. Hal demikian menuntut kemampuan guru
dalam merancang model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, sesuai dengan
karakteristik bidang kajian dan karakteristik siswa agar mencapai hasil yang maksimal. Oleh
kerana itu peran guru dalam konteks pembelajaran menuntut perubahan, antara lain: (a)
peranan guru sebagai penyebar informasi semakin kecil, tetapi lebih banyak berfungsi sebagai
pembimbing, penasehat, dan pendorong, (b) peserta didik adalah individu-individu yang
kompleks, yang berarti bahwa mereka mempunyai perbedaan cara belajar sesuatu yang
berbeda pula, (c) proses belajar mengajar lebih ditekankan pada belajar daripada mengajar.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan pergeseran peran
guru dalam pembelajaran, yaitu :

a. Cara pandang guru terhadap siswa perlu diubah. Siswa bukan lagi sebagai obyek
pengajaran, tetapi siswa sebagai pelaku aktif dalam proses pembelajaran. Dalam diri
siswa terdapai berbagai potensi yang siap dikembangkan. Oleh katena itu dalam
konteks pembelajaran guru diharapkan mampu memberikan dorongan kepada siswa
untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

b. Guru diharapkan mampu mengajarkan bagaimana siswa bisa berhubungan dengan


masalah yang dihadapi dan mengatasi persoalan yang muncul di masyarakat. Antara
lain dengan cara memberikan tantangan yang berupa kasus-kasus yang sering terjadi
di masyarakat yang terkait bidang studi. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, yang pada akhirnya dapat digunakan
sebagai bekal kemandirian dalam menghadapi berbagai tantangan di masyarakat.
Bahkan lebih jauh lagi diharapkan bisa ikut ambil bagian dalam mengembangkan
potensi masyarakatnya.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, hanya sebagian kecil guru SMPN 2
Cikeusik yang telah menerapkan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (yang selanjutnya disebut PAKEM) dalam pelaksanaan KBM. Mereka yang
telah menerapkan PAKEM adalah guru-guru yang di bawah binaan UNICEF, yakni guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, B.Inggris, dan IPS. Guru-guru lain belum
menerapkan pendekatan PAKEM dengan alasan mereka belum mendapatkan pelatihan
penerapan PAKEM. Bahkan, sebagian guru yang masuk dalam kelompok binaan UNICEF pun
belum sepenuhnya menggunakan PAKEM.
Melihat kondisi tersebut nampaknya perlu usaha untuk memberikan pemahaman dan
keterampilan kepada guru SMPN 2 Cikeusik tentang penerapan PAKEM. Untuk mewujudkan
kompetensi dan peran guru dalam penerapan PAKEM perlu adanya upaya yang dilakukan baik
oleh dinas pendidikan, pengawas sekolah, maupun kepala sekolah. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan keterampilan guru dalam penerapan
PAKEM adalah melalui Pelatihan dan Bimbingan (yang selanjutnya disebut LATBIM).
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan sekolah
untuk mengetahui efektivitas kegiatan LATBIM yang dilakukan kepala sekolah terhadap
peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM.

B. Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab masih rendahnya keterampilan guru
SMPN 2 Cikeusik, khususnya guru-guru yang tidak termasuk dalam mapel binaan UNICEF
dalam menerapkan PAKEM, antara lain:
a) Kurangnya atau tidak adanya kegiatan pelatihan dan bimbingan tentang PAKEM;
b) Keterbatasan sarana dan prasana pembelajaran untuk mengembangkan PAKEM;
c) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan,
sehingga sulit untuk mengembangkan PAKEM;
d) Motivasi guru dan tenaga kependidikan lainnya masih rendah;
e) Tidak berfungsinya peran pengawas sekolah

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan dengan mempertimbangkan waktu, tenaga
dan biaya yang tersedia, penelitian tindakan sekolah ini hanya membatasi pada
masalah kurangnya atau tidak adanya kegiatan pelatihan dan bimbingan tentang PAKEM
menjadi salah satu penyebab kurangnya atau lemahnya keterampilan guru dalam PAKEM.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam penelitian di
rumuskan sebagai berikut:
Bagaimana efektivitas kegiatan pelatihan dan bimbingan (LATBIM) yang dilakukan
Kepala Sekolah terhadap peningkatan keterampilan guru dalam penerapan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) di SMPN 2 Cikeusik
Kabupaten Pandeglang?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui
efevtivitas upaya peningkatan keterampilan guru dalam penerapan PAKEM melalui LATBIM di
SMPN 2 Cikeusik kabupaten Pandeglang.
Sedangan tujuan umum dari kegiatan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar di SMPN 2 Cikeusik.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan akan memberikan manfaat untuk perbaikan
dan peningkatan proses hasil belajar terutama bagi perorangan atau institusi di bawah ini.
1. Bagi Siswa : Dengan penerapan pendekatan PAKEM, siswa akan tergugah semangat belajarnya
sehingga menambah akan keberanian untuk bertanya, menjawab, melakukan sesuatu tindakan
yang berpola terstruktur, menemukan dan mengembangkan ide-ide baru, sehingga aktivitas dan
antusias belajar siswa lebih meningkat.
2. Bagi Guru : Kemampuan menerapkan PAKEM akan memberi kemudahan dalam melaksanakan
tugas mengajarnya, karena yang lebih aktif adalah siswa, dan guru hanya mengarahkan saja.
3. Bagi Sekolah : Hasil dari proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan diharapkan
dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

G. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini, antara lain:
1. PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian
rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan; Kreatif
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa; Efektif bermakna bahwa proses pembelajaran
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa, sedangkan Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara
penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.
2. Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM) pengembangan PAKEM adalah gabungan kegiatan
pelatihan dan sekaligus bimbingan tentang penerapan PAKEM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)


1. Pengertian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang
dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia ibarat jantung dari proses pembelajaran.
Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula.
Demikian pula sebaliknya.
Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar
siswa belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu
ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air
adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM.
Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan
kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
Apa itu PAKEM? PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar
dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang
mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara
penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif
dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran
hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan


kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan pojok baca

Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya.

2. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?


Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM.
Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru
untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan
kemampuan guru yang besesuaian.

KEMAMPUAN GURU KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Guru merencang dan mengelola Guru melaksanakan KBM dengan
KBM yang mendorong siswa untuk kegiatan yang beragam, misalnya:
berperan aktif dalam pembelajaran Percobaan
Diskusi kelompok
Memecahkan masalah
Mencari informasi
Menulis laporan/puisi/cerita
Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan Sesuai mata pelajaran guru
sumber belajar yang beragam menggunakan misalnya:
Alat yang tersedia/dibuat sendiri
Gambar
Studi Kasus
Nara Sumber
Lingkungan
Guru memberikan kesempatan Siswa:
kepada siswa
untuk Melakukan percobaan, pengamatan
mengembangkan keterampilan atau wawancara
Mengumpulkan data atau jawaban
dan mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah atau mencari
rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada Melalui:
siswa untuk mengemukakan Diskusi
gagasan secara lisan atau tulisan Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan
pemikiran anak sendiri

Guru menyesuaikan bahan dan Siswa dikelompok sesuai dengan


kegiatan belajar dengan kemampuan (untuk tugas/kegiatan
kemampuan siswa tertentu)
Bahan belajar disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut
KEMAMPUAN GURU KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tugas perbaikan atau pengayaan
diberikan
Guru mengkaitkan KBM dengan Siswa menceritakan atau
pengalaman siswa sehari-hari memanfaatkan pengalaman sendiri
Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Guru memantau kerja siswa
Menilai KBM dan kemajuan siswa
secara terus menerus Guru memberikan umpan balik

3. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM


Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota,
anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama
mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar
bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah
satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah
Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena
hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang
dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak
dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita
dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok
dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam
melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar
pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan
alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas
guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas
atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa
yang terjadi jika lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata Apa, berapa, kapan,
yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda
asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) me-rupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek
kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan
waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik
dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan
balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada
hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-
hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih
diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif
mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau
takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut
tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa
takut sangat bertentangan dengan PAKEM.

B. Pelatihan dan Bimbingan PAKEM


1. Pengertian dan TujuanPelatihan dan Bimbingan (LATBIM)
LATBIM pengembangan PAKEM adalah gabungan kegiatan pelatihan dan sekaligus bimbingan
tentang penerapan pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
Kegiatan yang akan diselenggarakan di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang bertujuan:.
a) Meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM.
b) Meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam mengembangkan PAKEM.

2. SasaranPelatihan dan Bimbingan (LATBIM)


Sasaran kegiatan LATBIM ini adalah seluruh Guru di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang,
yakni sebanyak 17 orang guru. Rincian untuk 17 orang guru mata pelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama 1 orang
b. Mata Pelajaran TIK 1 orang
c. Mata Pelajaran Penjaskes 1 orang
d. Mata Pelajaran Seni Budaya 1 orang
e. Mata Pelajaran PKn 1 orang
f. Mata Pelajaran IPA 2 orang
g. Mata Pelajaran IPS 2 orang
h. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 2 orang
i. Mata Pelajaran Bahasa Inggris 2 orang
j. Mata Pelajaran Matematika 2 orang
k. Mata Peelajaran Bahasa Daerah 1 orang
l. Mata Pelajaran Mulok Keterampilan 1 Orang

3. PelaksanaPelatihan dan Bimbingan (LATBIM)


Pelaksana kegiatan LATBIM pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan ini adalah Kepala SMPN 2 Cikeusik dibantu oleh Panitia yang terdiri dari unsur
guru dan staf tata usaha.

4. BiayaKegiatan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM)


Biaya kegiatan LATBIM pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM) ini adalah dana BOS untuk program pengambangan profesi guru dan sumber dana
lain yang tersedia.

5. Waktu dan TempatKegiatan Pelatihan dan Bimbingan (LATBIM)


LATBIM pengembangan PAKEM bagi Guru SMPN 2 Cikeusik ini dilaksanakan di SMPN 2
Cikeusik mulai tanggal 2 Oktober 2010 30 Oktober 2010..
6. Struktur ProgramPelatihan dan Bimbingan (LATBIM)
Untuk mencapai tujuan sebagaimana disebutkan di depan, kegiatan LATBIMpengembangan
PAKEM ini dilaksanakan dengan struktur program berikut:

Materi/Kegiatan Alokasi
No.
Waktu
LATBIM DALAM BENTUK WORKSHOP
1. Pembukaan 1 hari
2. Pre Test
3. Teori Pengembangan Pendekatan Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
4. Praktek Menyusun RPP yang menerapkan metode
dan/atau model yang mengedepankan pendekatan
PAKEM.
5 Post Test
LATBIM DALAM BENTUK PRAKTEK LANGSUNG DI KELAS (I)
6 Pembimbingan pembuat perangkat pembelajaran
yang mengdepankan pendekatan PAKEM
7. Real Teaching atau KBM menggunakan RPP 1
yangmenerapkan metode dan/atau model yang Minggu
mengedepankan pendekatan PAKEM.
8. Refleksi dan pembimbingan untuk merevisi perangkat
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus
berikutnya
LATBIM DALAM BENTUK PRAKTEK LANGSUNG DI KELAS (II)
9. Real Teaching atau KBM menggunakan RPP yang 1
menerapkan metode dan/atau model yang Minggu
mengedepankan pendekatan PAKEM (hasil revisi
tahap sebelumnya).

7. SkenarioKegiatan Bimbingan Teknis


a) Pembukaan
Pembukaan diikuti oleh semua peserta dalam satu ruang sidang besar. Dalam pembukaan
disampaikan penjelasan teknis (tujuan/hasil yang diharapkan, peserta, mekanisme, jadwal)
pelaksanaan Latihan dan Bimbingan. Setelah kegiatan pembukaan selesai dilanjutkan dengan
kegiatan pre tes.

b) Kegiatan inti
Kegiatan inti LATBIM pengembangan PAKEM ini dilaksanakan dalam bentuk sidang pleno dan
praktek di kelas (Real Teaching).
a) Sidang pleno berupa presentasi materi-meteri umum oleh nara sumber yang diikuti oleh tanya-
jawab dan diskusi masalah-masalah yang terkait langsung dengan pokok materi yang disajikan.
Tahap pertama setelah pembukaan disampaikan Teori Pengembangan Pendekatan PAKEM.
Selanjutnya tahap ke dua diisi dengan Praktek Menyusun Silabus dan RPP yang
menerapkanpendekatan PAKEM. Selesai kegiatan ini dilanjutkan dengan post tes. Hal ini
disebabkan karena kegiatan berikutnya akan dilaksanakan dalam bentuk praktek langsung
dikelas.
b) Real Teching berupa kegiatan mempraktekkan Silabus dan RPP yang menerapkan pendekatan
PAKEM. Silabus dan RPP ini harus sudah dibuat pada sidang pleno. Setelah kegiatan real
teaching dilaksanakan diadakan refleksi untuk mengetahui beberbagai kekurangan yang
selanjutnya dijadikan dasar untuk kegiatan real teaching berikutnya.

8. Bahan-bahanKegiatan Latihan dan Bimbingan


Bahan-bahan bimbingan teknis adalah materi-materi presentasi:
1. SI dan SKL
2. Pengembangan Profesionalisme Guru yang Berkelanjutan
3. Model-model Pembelajaran Aktif

C. Deskripsi Kondisi Sekolah


SMP Negeri 2 Cikeusik berdiri pada tanggal 29 Januari 1998 melalui SK Mendikbud
No 13a/0/1/1998. Letak geografis SMPN 2 Cikeusik lebih kurang 4 KM dari kecamatan
Ciekusik dan 80 KM sebelah selatan ibu kota Kabupaten Pandeglang. Sekolah ini beralamat di
JL. Raya Umbulan Km. 03 Kecamatan Cikeusik, Pandeglang
Sebagai daerah yang letaknya cukup jauh dengan ibu kota kabupaten ditunjang oleh
keadaan infrastruktur (jalan) yang kondisi masih rusak menjadi salah satu penyebab kondisi
masyarakat di sekitar SMPN 2 Cikeusik secara keseluruhan masih jauh dari harapan
(sejahtera). Hal ini terlihat dari data tingkat kesejahteraan orang tua siswa SMPN 2 Cikeusik
sekitar 80% berada pada tahap prasejahtera.
Sejalan dengan tingkat kesejahteraan penduduk yang masih rendah, tingkat
kesadaran penduduk sekitar sekolah terhadap pentingnya pendidikan juga masih kurang dan
terlihat dari: a) masih terdapatnya anak usia sekolah yang menempuh pendidikan; b) masih
rendahnya dukungan orang tua siswa (masyarakat) sekitar sekolah terhadap program sekolah,
baik dukungan moril maupun materiil.
Kondisi sosial masyarakat di sekitar sekolah sangatlah heterogen karena merupakan
campuran dari penduduk asli dan transmigran (asal Cirebon dan Indramayu). Namun, dilihat
dari mata pencaharian umumnya bersifat homogen karena mereka sebagian besar bekerja
sebagai buruh tani dan petani.
Keadaan siswa SMPN 2 Cikeusik pada tahun 2010/2011 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1
Keadaan siswa SMPN 2 Cikeusik pada tahun 2010/2011
KLS/ JML.MURID
ROMBEL
TINGK. L P JML.
VII 4 67 43 110
VIII 3 58 71 129
IX 3 43 45 88
JML. 10 168 159 327

Adapun tingkat pendidikan orang tua siswa 50% SD, 30% SMP, 8% SMA, 2% S1, dan
10% di bawah SD.
Tenaga Pendidik di SMP Negeri 2 Cikeusik berjumlah 18 orang dengan rincian :
Sarjana 16 orang (89%) dan belum sarjana 2 orang (11%). Sedangkan tenaga kependidikan
berjumlah 4 orang dengan rincian : 3 orang (75%) lulusan SMA/SMK, dan 1 (25%) orang
lulusan SMP.
Potensi yang dimiliki oleh para siswa SMP Negeri 2 Cikeusik yang dapat dikembang,
diantaranya olah raga (atletik, bola voly dan sepak bola), seni membaca Al Quran, Seni
Qasidah, Vokal Grup dan pengembangan di bidang akademik. Namun, hal tersebut kurang
dapat berkembang secara maksimal. Hal ini disebabkan kurangnya sarana penunjang dan dana
yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan potensi tersebut.
Saat ini SMP Negeri 2 Cikeusik termasuk salah satu dari sekian SMP di Kabupaten
Pandeglang yang mendapat binaan langsung dari Program Mainstreamig Good Practices in
Basic Education (MGP-BE) kejasama Dinas Pendidikan Dengan UNICEF dari Bantuan Uni
Eropa. Salah satu program MGP-BE ini adalah adalah meningkatkan kapasitas/kemampuan
guru dalam pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyeangkan. Namun, dalam
pelaksanaannya program tersebut baru menyentuh mata pelajaran Bahasa Indonesia, B.
Inggris, Matematika, IPA dan IPS. Sedangkan mapel lainnya belum mendapat pembinaan
khusus.

D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara berupa tindakan (action) atas
rumusan permasalahan yang ditetapkan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas.
Sesuai dengan judul penelitian: Upaya Peningkatan Keterampilan Guru Dalam
Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (Pakem) Melalui Kegiatan
Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM) di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang yang menjadi
hipotetsis tindakan dalam PTS adalah: Apabila kegiatan pelatihan dan bimbingan (LATBIM)
penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM) dapat
dilaksanakan dengan baik maka keterampilan guru dalam penerapan PAKEM di SMPN 2
Cikeusik Kabupaten Pandeglang akan meningkat

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilakukan di SMPN 2 Cikeusik, Kabupaten
Pandeglang.

B. Waktu dan Lamanya Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama satu bulan terhitung sejak tanggal 2 Oktober sampai
dengan 30 Oktober 2010. Dengan agenda sebagai berikut:

A. Persiapan Penelitian
1. Rapat Membangun Komitmen 2 Oktober 2010
2. Identifikasi Masalah 2 Oktober 2010
2. Diskusi Penentuan Permasalahan 2 Oktober 2010
3. Pembuatan Proposal Kegiatan 2 Oktober 2010
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Penentuan Rencana Tindakan 4 23 Oktober 2010
2. Pelaksanaan Rencana Tindakan 4 23 Oktober 2010
3. Observasi 4 23 Oktober 2010
4. Refleksi 4 23 Oktober 2010
C. Pengolahan Data 25-26 Oktober 2010
D Penyusunan Laporan
1. Penyusunan Draf Penelitian 27 Oktober 2010
2. Penyempurnaan Draf 28 Oktober 2010
3. Finishing 29-30 Oktober 2010

C. Subjek Penelitian
Populasi penelitian dalam PTS ini adalah seluruh guru di SMPN 2 Cikeusik yakni
sebanyak 17 orang. Karena keterbatasan waktu dan biaya, maka yang yang dijadikan subyek
dalam penelitian ini hanya 3 orang, yakni 1 orang Guru mapel PKn, 1 orang Guru Mapel
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan 1 orang Guru mapel Seni Budaya. Ketiga mata pelajaran
(mapel) tersebut merupakan mapel yang tidak termasuk dalam kelompok mapel binaan
UNICEF.

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penerapan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan (PAKEM) Melalui Kegiatan Pelatihan
Dan Bimbingan (LATBIM) Di SMPN 2 Cikeusik Kabupaten Pandeglang. Sesuai dengan judul di
atas, maka yang menjadi variabel penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (X) atau variabel yang mempengaruhi dalam peneliian ini adalah adalah
Kegiatan Pelatihan Dan Bimbingan (LATBIM)
2. Variabel terikat (Y) atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah Peningkatan
Keterampilan Guru Dalam Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan
(PAKEM.
Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gb 1. Hubungan antar variabel X dan Y

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan catatan
data lapangan, wawancara, hasil tes dan catatan hasil refleksi/diskusi yang dilakukan oleh
peneliti dan mitra peneliti. Penentuan teknik tersebut didasarkan ketersediaan sarana dan
prasana dan kemampuan yang dimiliki peneliti dan mitra peneliti.
Uraian lebih lanjut mengenai teknik-teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Penilaian Pre Tes dan Post Tes
Yang dimaksud penilaian pre tes dan post tes dalam PTS ini adalah penilaian yang dilakukan
kepada peserta Pelatihan dan Bimbingan dengan menggunakan serangkaian pertanyaan
tertulis yang memerlukan jawaban tertulis. Adapun bentuk tes yang digunakan adalah adalah
pilihan ganda, yakni pertanyaan yang meminta responden untuk memilih kalimat atau deskripsi
yang paling dekat dengan pendapat, perasaan, penilaian atau posisi mereka.
b) Observasi dan catatan data lapangan
Observasi dalam kegiatan PTS ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. .
Hasil pengamatan dari mitra peneliti selanjutnya dijadikan catatan data lapangan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Prof Dr. Rochiati Wiriaatmaja (2005:125) yang menyatakan: Sumber
informasi yang sangat penting dalam penelitian ini (PTS) adalah catatan lapangan (field notes)
yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.
c) Catatan hasil refleksi
Adapun yang dimaksud catatan hasil refleksi adalah catatan yang yang diperoleh dari hasil
refleksi yang dilakukan dengan melalui kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti. Hasil
refleksi ini selain dijadikan bahan dalam penyusunan rencana tindakan selanjutnuya juga dapat
digunakan sebagai sarana untuk mengetahui telah tercapai tidaknya tujuan kegiatan penelitian
ini.
Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang disebutkan di atas, Instrumen penelitian
yang digunakan dalam PTS ini adalah soal pre tes, soal post tes, pedoman observasi (contoh
dapat dilihat dalam lampiran).

F. Teknik Pembahasan
Analisis atau pembahasan data dalam PTS ini dilakukan sejak awal, artinya analisis
data dilakukan tahap demi tahap atau siklus demi siklus. Hal ini sesuai dengan pendapat Miles
dan Huberman dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:139) bahwa . the ideal model for data
collection and analysis is one that interweaves them form the beginning. Ini berarti model ideal
dari pengumpulan data dan analisis adalah yang secara bergantian berlangsung sejak awal.
Kegiatan analisis data akan dilakukan mengacu pada pendapat Rochiati Wiriaatmaja,
(2005:135-151) dengan melakukan catatan refleksi, yakni pemikiran yang timbul pada saat
mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, mengkaitkan atau menghubungkan
data yang ditampilkan dengan data sebelumnya atau dengan teori-teori yang relevan.

G. Rancangan Tindakan
Dalam PTS ini, rancangan tindakan yang akan dilakukan adalah pelatihan dalam bentuk
workshop yang diikuti seluruh guru dan kegiatan bimbingan dalam praktek langsung di kelas
(khusus dilaksanakan untuk 3 orang guru yang menjadi subyek penelitian). Secara rinci
tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut
1. Mengadakan workshop pengembangan PAKEM yang diikuti seluruh guru SMPN 2 Cikeusik.
Kegiatan ini bertujuan: a) Meningkatkan pemahaman Guru SMPN 2 Cikeusik dalam
mengembangkan PAKEM; b) Meningkatkan keterampilan Guru SMPN 2 Cikeusik dalam
mengembangkan PAKEM;
2. Membimbing guru untuk membuat persiapan mengajar (RPP) berbasis pendekatan PAKEM.
Dalam PTS ini difokuskan terhadap 3 orang guru yang menajdi subyek penelitian.
3. Mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis pendekatan
PAKEM (dalam PTS ini difokuskan terhadap 3 orang guru yang menajdi subyek penelitian)
4. Mengadakan refleksi (diskusi antara peneliti/kepsek dengan guru yang diamati) tentang
kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran berbasis pendekatan PAKEM yang telah
dilaksanakan dan mencoba membuat formula untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

BACA INFO MENARIK LAINNYA

DOWNLOAD APLIKASI DUPAK DAN APLIKASI PKG (Klik Disini)

ONWLOAD PROGRAM SEKOLAH SEPERTI RKAS, RKS, POGRAM


WAKSEK, PROGRAM PPDB/PSB, MOS/MBPDB DLL
ASYIK ONGKOS NAIK HAJI TAHUN 2015 TURUN 502 DOLLAR INISESUAI
PERPRES NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA IBADAH HAJI (Klik
Disini)

DOWNLOAD RPP LENGKAP UNTUK SD/MI DANSMP/MTS SEMUA MATA


PELAJARAN SESUAI KTSP / KURIKULUM 2006 (klik disini)

CARA MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN


POWERPOINT (Klik disini)

TERNYATA, SINYAL PONSEL DI SEKOLAHBERPENGARUH TERHADAP


KEHADIRAN GURU (klik disini)

BEASISWA S2 BAGI GURU SMP PNS DAN NON PNS TAHUN 2015 (klik
disini)

KEBIJAKAN KEMDIKBUD TERKAIT PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU


2015 (klik disini)

PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT OTOMATIS BAGI GURU PNS (klik disini)


DOWNLOAD PETUNJUK TEKNIS JUKNIS PENULISANIJAZAH TAHUN
PELAJARAN 2014/2015 (klik disini)

DOWNLOAD RATA-RATA INDEKS INTEGRITAS UN SMA/SMK TAHUN 2015


KABUPATEN KOTA SE INDONESIA (klik disini)

DOWNLOAD APLIKASI DUPAK SESUAI PERMENPAN RBNO 16 TAHUN


2009 (klik disini)

INFO KENAIKAN GAJI PNS TAHUN 2015 DANREALISASI GAJI KE 13 (klik


disini)

CARA CEK SKTP GURU SMA DAN SMK (klik disini)

INSTRUMEN DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MADRASAH


TAHUN 2015 (klik disini)
KALENDER PENDIDIKAN 2015 2016 (klik disini)

SURAT EDARAN PERIHAL KEBIJAKAN PERSYARATAN PENERBITAN


NUPTK TERBARU (klik disini)

BLANKO IJAZAH SD SMP SMA DAN SMK TAHUN 2015 (klikdisini)

PEDOMAN PEMILIHAN GURU, TUTOR, KEPALA SEKOLAHDAN


PENGAWAS BERPRESTASI TAHUN 2015 (klik disini)

LOMBA OSN GURU TAHUN 2015 (klik disini)

PENCAIRAN TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2015 (klik disini)

LOMBA INOVASI PEMBELAJARAN BAGI GURU SMP TAHUN 2015 (klik


disini)

PEDOMAN PEMBERIAN DANA BANTUAN PENINGKATAN KARIER PTK


SMP MELALUI MGMP SMP TAHUN 2015 (klik disini)

LOMBA INOVASI PEMBELAJARAN TINGKAT NASIONAL P2TK DIKDAS


KHUSUS SD TAHUN 2015 (klik disini)

APLIKASI PENGOLAHAN NILAI DAN SKHU UNTUK SEKOLAH DASAR (klik


disini)

APLIKASI NILAI SEKOLAH DAN SKHU UNTUK SMP (klik disini)

CEK SKTP 2015 SD SMP (klik disini)

IJAZAH PNS AKAN DICEK GUNA MEMASTIKAN ASLI / PALSU (Klik Di Sini)

Share5
4 komentar:

HARSONO said...

terima kasih, semoga perjuangan panjang selalu diridloi Allah

April 12, 2012 at 3:48 AM

frans kambaru nadu said...

Trims ..... sangat berguna bagi kami

June 4, 2015 at 10:38 PM

jayadi suryadi said...

boleh diunduh buat naik tingkat ngga pak terimakasih

May 12, 2016 at 5:53 AM

jayadi suryadi said...

boleh diunduh tidak kalau bisa dalam word

May 14, 2016 at 4:05 AM

Post a Comment

Link ke posting ini

Create a Link

Newer PostOlder PostHome

Search
---------------------------------

---------------------------------

Tanggal dan Waktu Saat Ini (Online)

---------------------------------
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tampilan pembelajaran bermutu di sekolah merupakan kewajiban bagi guru
secara umum, namun demikian hal ini masih belum dilakukan dengan maksimal oleh guru,
dan mereka belum banyak kreatif menggunakan model-model pembelajaran maupun
teknik-teknik pendekatan yang baru. Seolah-olah guru hanya menyampaikan materi
pelajaran saja, kurang kontrol terhadap kondisi siswa saat pembelajaran berlangsung.
Guru-guru di kelas rata-rata belum memberdayakan strategi gaya dan seni
mengajar yang maju. Di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen,
berdasarkan hasil supervisi rutin peneliti sebagai Pengawas Sekolah ternyata sebagian besar
guru masih melaksanakan pembelajaran yang tradisional, di mana guru dalam
melaksanakan pembelajaran tanpa menggunakan RPP yang dibuat sendiri, mereka
cenderung menggunakan RPP cetakan yang ada dan belum melaksanakan pembelajaran
berpusat Kooperatif. Guru masih melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah
murni belum rutin bervariasi, maupun belum menggunakan alat peraga, dan tampaknya
guru masih sebagai penyampai materi bentuk klasikal, belum banyak melakukan
pembelajaran yang kreatif model kooperatif, yang dapat melatih mandiri dan
tanggungjawab para peserta didik.
Hal ini dapat dilihat dari hasil supervisi yang telah dilaksanakan oleh peneliti
dari sejumlah guru kelas V yang ada di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten
Sragen sebanyak 11 orang yang tersebar dalam 7 Sekolah Dasar, ternyata rata-rata guru
belum mampu melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif secara maksimal. Dari hasil
supervisi rutin dapat dilihat secara nyata bahwa guru kelas V masih melaksanakan
pembelajaran yang biasa-biasa saja. Pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan
metode ceramah tanpa ada variasi dan kurang memanfaatkan peluang, membentuk
kelompok-kelompok kecil di kelasnya.
Kegiatan pembelajaran di gugus Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen masih
tergolong rendah dan kemampuan guru kelas V dalam mengajar belum berpusat pada
model pembelajaran kooperatif secara optimal. Terdapat bukti prestasi para siswa kelas V
masih rendah belum sesuai dengan harapan lembaga sekolah orang tua dan masyarakat.
Dalam melaksanakan supervisi, Pengawas Sekolah melihat juga aktifitas Kepala Sekolah
ternyata, mereka juga belum berupaya mengubah strategi supervisinya terhadap guru-guru
di kelas. Supervisi oleh Kepala Sekolah yang dilakukan masih terkesan rutinitas belaka
belum melakukan pendekatan-pendekatan baru dan belum melaksanakan tindak lanjut
secara serius terutama teknik-teknik model pembelajaran kooperatif.
Dilihat dari frekuensi pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah juga belum optimal. Dari
data supervisi dapat dilihat dalam satu bulan supervisi yang dilakukan, tidak lebih dari 10
kali atau 38,4 % sedangkan sisa waktunya sebanyak 61,6 % lebih banyak digunakan untuk
melaksanakan tugas di kantor Sekolah atau melaksanakan tugas tugas lain terkait tugas
kepala sekolah. Supervisi yang dilakukan masih terkesan melaksanakan pemantauan saja,
seolah-olah hanya melihat dokumen dan hanya memotret keadaan saat terjadi di sekolah
tanpa ada tindakan yang nyata menuju perbaikan pembelajaran selanjutnya. Oleh sebab itu
di samping pemantauan harusnya juga melalui pengamatan yang cermat dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat ditemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan dan
dikembangkan oleh sekolah itu sendiri.
Kondisi ini peneliti sebagai Pengawas Sekolah berupaya agar semua guru dalam
melaksanakan pembelajaran berpusat dengan model pembelajaran kooperatif, sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam Standar Proses dalam Permendiknas No 41 tahun 2007.
Ketentuan itu merupakan pedoman yang harus diwujudkan dalam proses pembelajaran oleh
guru yang merupakan pimpinan di kelas itu. Apabila semua guru dalam melaksanakan
tugasnya setiap hari mengajar dengan berpusat kooperatif di kelasnya, maka dapat
dikatakan, bahwa hasil dari proses pembelajaran itu akan tercapai memuaskan, yang pada
gilirannya akan meningkatkan prestasi belajar para peserta didiknya.
Kemampuan guru dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif melalui supervisi
klinis oleh pengawas sekolah, dengan bimbingan arahan kesadaran tinggi diharapkan para
guru dapat melakukan pembelajaran bermutu, sehingga mempengaruhi positif terhadap
perilaku peserta didik dan menambah kemajuan prestasi belajar mereka.
Kemampuan dan keterampilan para guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Model Kooperatif yang baik, yang selanjutnya proses pembelajaran akan
dapat tepat sasaran, dan target materi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
dapat dicapai. Selain itu juga kreatif membentuk kelompok-kelompok kecil dalam
pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar anak. Untuk
selanjutnya mampu menumbuhkan kreatifitas peserta didik serta berikutnya pembelajaran
dapat bermakna. Hal ini akan mewarnai kegiatan belajar dalam meningkatkan prestasinya
sehari-hari. Dengan demikian kemampuan dan keterampilan guru perlu dibimbing yaitu
mewujudkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan visi, misi sekolah yang
telah dirumuskan.
Pelaksanaan supervisi yang dilakukan peneliti berupaya mengubah kegiatan mengajar guru
yang lebih baik dengan menggunakan instrumen khusus tentang pembelajaran di kelasnya.
Maka sasaran supervisi mampu mengubah perilaku guru untuk lebih berkreatif dalam
melaksanaan tugas mengajar yang menarik disukai peserta didik. Oleh karena itu proses
pembelajaran diharapkan selalu terlaksana dengan menyenangkan, para peserta didik dapat
memusatkan perhatiannya untuk belajar bersama teman-temannya.
Peneliti berupaya menambah frekuwensi supervisi klinis dan memaksimalkan pembinaan
dan bimbingan serta tindak lanjut. Upaya ingin meningkatkan prestasi dan kemajuan
belajar, agar terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang memuaskan. Selain itu
peneliti bekerja sama dengan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis tersebut,
dengan maksud agar terjalin kolaborasi positif antara guru dan kepala sekolah, yang pada
gilirannya kondisi kelas masing-masing dalam sekolah itu dapat nyaman, melaksanakan
Pembelajaran Berpusat Kooperatif dengan baik.
Keberhasilan proses pembelajaran dapat ditentukan oleh sering dan tidaknya supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah, karena guru akan termotivasi
kemampuannya dalam melaksanakan tugas manakala ada respon baik antara kepala
sekolah, guru maupun pengawas sekolah. Antara guru, kepala sekolah, dan pengawas
sekolah, merupakan komponen utama yang harus memberdayakan diri agar mampu
memajukan prestasi belajar peserta didik, maka dalam hal ini peneliti sebagai pengawas
sekolah berupaya melakukan supervisi klinis terutama di kelas V.
Dalam penelitian ini ada dua masalah pokok yang akan diteliti yaitu pertama masalah
kegiatan guru mengajar berpusat Kooperatif dan yang kedua kemampuan guru dalam
menyusun RPP yang sesuai dengan standar proses menurut Permendiknas No 41 tahun
2007. Diharapkan para guru mampu melaksanakan pembelajaran yang berpusat Kooperatif
secara maksimal.
Pembelajaran yang berlangsung dengan persiapan yang matang dan pelaksanaan dengan
pendekatan Pembelajaran Model Kooperatif, akan berdampak positif terhadap prestasi
belajar yang dicapai siswa. Peserta didik akan terpacu dan termotivasi untuk selalu belajar
dan memperhatikan gurunya secara kelompok, karena dalam Pembelajaran Kooperatif akan
selalu terlihat pemberian dorongan dan penghargaan kepada peserta didik secara merata,
dengan demikian mereka diberdayakan agar merasa butuh dan merasa senang dalam
melakukan kegiatan belajarnya. Maka guru yang utama adalah perlu ditingkatkan
kemampuannya dalam melakukan tugas di kalasnya.
Kegiatan supervisi klinis yang dilakukan Pengawas Sekolah sebagai peneliti akan berupaya
mempengaruhi guru selalu termotivasi, dan mereka agar selalu merasa sebagai agen
pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan.
Maka pengawas sekolah sebagai peneliti melakukan supervisi klinis dengan terprogram dan
selalu berupaya meningkatkan kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan
tertib dan baik. Apabila supervisi sudah dilaksanakan secara rutin, terprogram dan
berkelanjutan sesuai dengan prosedur ketentuan yang ada, maka dapat diharapkan guru
lebih mampu untuk melaksanakan pembelajaran Model Kooperatif yang baik berkualitas
serta mampu mengubah perilaku peserta didik untuk lebih aktif belajar, yang pada
gilirannya mampu mencapai kemajuan prestasi belajar yang lebih baik.
Untuk memecahkan masalah yang ada di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten
Sragen, perlu adanya tindakan khusus yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah, yaitu ;
Upaya peningkatan kemampuan guru kelas V Sekolah Dasar dalam pembelajaran berpusat
kooperatif melalui supervisi klinis di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen
Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. Tindakan tersebut dilakukan melalui supervisi klinis
secara maksimal dengan tahapan yang pertama yaitu melaksanakan supervisi klinis secara
kelompok dan yang kedua melaksanakan supervisi klinis secara individu di dalam kelas
masing masing guru.
Dalam hal ini Pengawas Sekolah sebagai peneliti ingin meningkatkan keterampilan dan
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berpusat kooperatif. Termasuk
kemampuan Guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang matang
dengan sarana dan alat peraga yang bervariasi, maupun peralatan dalam proses
pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik. Pemilikan RPP yang baik bagi guru juga
akan mempengaruhi lancarnya penyajian pembelajaran di kelasnya.

B. Identifikasi Masalah
Berpijak pada latar belakang di atas, identifikasi masalah yang dikemukakan adalah sebagai
berikut :
1. Faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya guru dalam melaksanakan model
pembelajaran kooperatif ?
2. Bagaimana upaya agar para guru melaksanakan model pembelajaran kooperatif dengan
baik ?
3. Apa yang harus dilakukan peneliti agar kemampuan guru dalam melaksanakan model
pembelajaran kooperatif dapat meningkat ?

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah tentang kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran model kooperatif yang masih rendah.
Sedangkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran model kooperatif masih
rendah, dimaksudkan adalah bahwa para guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Katini
Kecamatan Kedawung, belum mampu melaksanakan proses pembelajaran yang bermakna
bagi siswa, guru melakukan pembelajaran masih cenderung rutinitas, tanpa model-model
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, belum memanfaatkan alat peraga secara
maksimal dan mereka masih bersifat tradisional serta belum menggunakan metode yang
bervariasi dan model-model inovatif.
Adapun yang dimaksud dengan supervisi klinis adalah pembinaan khusus kepada guru
dalam mengelola proses pembelajaran di kelasnya, maupun kinerja yang diwujudkan setiap
harinya, baik secara individu maupun secara kelompok guru dalam melaksanakan tugasnya.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru kelas V SD dengan
model pembelajaran kooperatif di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen
semester I tahun pelajaran 2013/2014 ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah ;
Untuk mengetahui besar kemampuan guru kelas V Sekolah Dasar dengan model
pembelajaran kooperatif melalui supervisi klinis di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung
Kabupaten Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi guru ;
Dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat
pada Model Pembelajarn Kooperatif.
2. Manfaat bagi Peneliti ;
Untuk mengetahui faktor penyebab yang mempengaruhi kemampuan guru dalam
melakukan pembelajaran berpusat kooperatif, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
guru itu dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari.
Penelitian perlu dilakukan karena hasilnya memiliki manfaat yang baik terhadap kemajuan
pendidikan saat ini maupun saat mendatang. Hal ini khususnya di SD Negeri dalam Gugus
Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Gugus Kartini


Gugus Kartini adalah gugus sekolah yang merupakan Daerah Binaan peneliti saat ini terdiri
dari 7 sekolah yaitu SDN Mojokerto 1, SDN Mojokerto 2, SDN Mojokerto 3, SDN Kedawung
4, SDN Kedawung 1, SDN Kedawung 2, SDN Kedawung 3. Jumlah guru Kelas V ada 11
orang yang terdiri dari 7 orang orang guru wanita dan 4 orang guru laki- laki. Dengan
pertimbangan hasil supervisi klinis yang dilakukan peneliti sebagai pengawas sekolah Dabin,
maka dalam penelitian ini akan dilakukan tindakan khusus untuk memperbaiki proses
pembelajaran model kooperatif bagi guru kelas V SDN dalam wilayah Dabin Gugus Kartini
Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

B. Kajian Teori
1. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Berpusat Kooperatif.
a. Hakikat Kemampuan
Seorang guru yang profesional diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai bukti yang harus dijalani dalam
melaksanakan pembelajaran sehari-hari di kelasnya.
Proses pembelajaran akan berhasil dengan maksimal manakala diawali dari penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tepat sesuai Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) dalam jadwal yang telah ditentukan, dan RPP ini disusun oleh guru
kelas itu sendiri, merupakan perangkat yang penting dalam sasaran mutu pembelajaran.
Dalam penelitian ini kemampuan yang dimaksud adalah kompetensi atau potensi yang
dinyatakan dalam perilaku, yang dimiliki oleh seorang guru untuk menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia WJS. Purwadarminto,
bahwa kompetensi berarti kewenangan/ kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan
sesuatu hal. Istilah kompetensi memiliki banyak makna sebagai mana penjelasan berikut ini
;
Descriptive of qualitative natur or teacher behavior appears to be enti rely meaningful
( Broke and Stone, 1975) bahwa kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari
perilaku guru yang tampak dan sangat berarti.
Adapun kompetensi guru ( teacher competensy) the ability of a teacher to responsibility
perform has or her duties appropriately, merupakan kemampuan seseorang guru dalam
melaksanakan kewajiban kewajiban secara bertanggungjawab dan layak.
Dari gambaran pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan dan kewenangan seorang guru dalam melaksanakan profesi keguruannya dan
dinyatakan dalam kinerjanya.
b. Hakikat Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peristiwa pembelajaran
banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep, oleh karena itu, perwujudan
pembelajaran dapat terjadi dalam berbagai model. Menurut Moh. User Usman ( 1995 : 4)
dalam bukunya Menjadi guru Profesional, Proses belajar mengajar adalah suatu proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar dukungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses pembelajaran. Interaksi dalam peristiwa pembelajaran mempunyai arti yang lebih
luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi hubungan yang bersifat
interaktif edukatif.
c. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu model pembelajaran yang dapat bermakna bagi siswa adalah model belajar
kelompok kecil yang sering disebut Pembelajaran Kooperatif. Menurut Sugiyanto ( 2010, 37-
41 ) dalam bukunya Model-Model Pembelajaran Inovatif bahwa Pembelajaran Kooperatif
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam hal ini guru memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang dan
mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu belajar sederhana, membuat
anak merasa butuh dan memiliki ilmu pengetahuan yang diberikan. Sedangkan dilihat dari
sisi siswa dalam pembelajaran, siswa mempunyai keinginan yang aktif bertanya,
mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan sendiri di
kelompoknya. Peserta Didik mampu menguasai ketrampilan tepat waktu, berani mencoba,
bertanya, mengemukakan isi hati, dan berani mempertanyakan gagasan, sehingga kondisi
diri peserta didik selalu terasa nyaman bekerja sama dengan teman-temannya dengan
penuh semangat belajar.
2. Supervisi Klinis
a. Hakikat Supervisi
Supervisi dalam pengertian tradisional ialah pekerjaan inspeksi melihat dari atas,
mengawasi dalam arti mencari kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku supervisi
tradisional ini disebut Snooper Vision, yaitu tugas memata- matai untuk menemukan
kesalahan. Dari pengertian ini kemudian berkembang, tentang supervisi yang bersifat ilmiah
yaitu : (1) sistematis, dilaksanakan secara teratur, berencana dan secara terus - menerus,
(2) obyektif, dalam pengertian ini adalah data yang didapat berdasarkan observasi nyata,
bukan berdasarkan tafsiran pribadi, (3) menggunakan instrumen yang dapat memberikan
informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran.
Dalam pengertian lain dikatakan supervisi merupakan kegiatan pembinaan pada personil
sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya, agar kualitas pembelajaran dapat
meningkat. Supervisi dalam hal ini dilakukan pada komponen siswa, guru, kurikulum,
prasarana pendidikan, pengelolaan dan lingkungan sekolah. Sebagai dampak dari
meningkatnya kualitas pembelajaran, maka diharapkan meningkat pula prestasi belajar
siswa dan itu berarti meningkat pula kualitas lulusan sekolah itu. ( Arikunto, 2004 ).
Pada penelitian ini supervisi yang dimaksud adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan
peneliti dalam memberikan bimbingan teknis terhadap tugas pokok guru dalam
melaksanaan Pembelajaran berpusat kooperatif oleh guru kelas V di kelas masing masing.
b. Hakikat Supervisi Klinis
Supervisi Klinis diartikan sebagai bentuk pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran. ( Sulivan & Glanz, 2005 )
Tujuan supervisi klinis adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan mengajar
guru di kelas. Dalam hubungan ini supervisi klinis merupakan kunci untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru. Dalam supervisi klinis, akan langsung dirasakan guru dalam
kinerjanya yang mana harus diperbaiki serta dikembangkan.
Prosedur supervisi klinis dalam penelitian tindakan sekolah ini berlangsung dalam suatu
proses yang berbentuk siklus. Tindakan yang dilakukan ada tiga tahapan, yaitu tahap
pertemuan pendahuluan, tahap pengamatan dan tahap pertemuan balikan. Tiga tahapan ini
dilaksanakan dengan urut berkelanjutan.

C. Kerangka Berpikir
Dalam penelitin ini kerangka berfikir peneliti adalah guru sebagai penentu keberhasilan
pembelajaraan perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang standar proses
pembelajaran dan pedoman pembelajaran berpusat kooperatif yang telah ditentukan agar
dalam melaksanakan pembelajaran lebih bermutu. Untuk itu perlu dilakukan pembimbingan
yang lebih intensif oleh pengawas sekolah sekaligus sebagai peneliti.
Supervisi secara individu dari pengawas sekolah merupakan model pembimbingan yang
langsung mengena pada sasaran yaitu mengetahui tingkatan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Pada model ini pengawas sekolah menempatkan diri sebagai
teman guru, yang langsung berinteraksi secara interpersonal dalam merencanakan langkah
pembelajaran bersama guru. Guru tidak merasa takut kepada pengawas sekolah, sehingga
ia dapat mengemukakan ide-idenya dengan senang hati dan terbuka. Pengawas sekolah
aktif memberi contoh dan melakukan simulasi pembelajaran. Guru merasa diperhatikan dan
dibantu, sehingga merasa nyaman tersentuh hatinya dalam melaksanakan tugasnya.
Akhirnya dalam melaksanakan tugasnya lebih baik, sehingga dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan selanjutnya meningkatkan prestasi siswa.
Atas dasar itu diduga bahwa dengan supervisi klinis oleh peneliti yang dilakukan secara
kelompok pada siklus I dan secara individu pada siklus II dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif, sehingga pada gilirannya
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru membuat kondisi kelas yang menarik bagaikan
kelas ini sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Harapan yang diinginkan di
samping itu guru selalu berinisiatif serius kepada peserta didik dengan cara membentuk dan
membagi kelompok-kelompok kecil, sehingga anak-anak akan lebih bersemangat menerima
pelajaran yang disampaikan. Evaluasi hasil belajar dapat tercapai bukan saja tinggi nilai
angkanya, tetapi lebih dari itu adalah terciptanya sikap perilaku yang menunjukkan prestasi
yang benar-benar menjadi harapan masyarakat.
Jika Anda menyukai Artikel di web ini, Silahkanklik disiniuntuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan
mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit diwww.qizz234.blogspot.com / Pusat segala Informasi

Ketikkan email Kirim

Menarik Untuk Dibaca :


di14:40
Label:Ilmiah Pengawas

6 komentar:

1.

Slamet -20 March 2015 at 02:37

sangat membantu sekali...

Reply

2.

Jalidin Din2 December 2015 at 08:36

Tolong dong PTS Penjaskes SD.


Terimakasih atas bantuannya.

Reply
3.

Tridadi Sarjono Lestariningsih13 March 2016 at 08:48

Mohon panduan PTS oleh Pengawas untuk Peningkatan Kompetensi Supervisi


Akaemik Kepala Sekolah. Terima kasih

Reply

4.

Tridadi Sarjono Lestariningsih13 March 2016 at 08:51

Mohon panduan PTS oleh Pengawas untuk Peningkatan Kompetensi Supervisi


Akaemik Kepala Sekolah. Terima kasih (tridadi03@gmail.com)

Reply

5.

RIMBASMARA26 March 2016 at 23:

Read more:http://qizz234.blogspot.com/2014/03/contoh-penelitian-tindakan-sekolah-
pts.html#ixzz4NasOvVP3

---------------------------------
Statistik Pengunjung
37257972
---------------------------------
---------------------------------
Followers
----------------------------------

Link Website Kemdikbud

Badan Penelitian dan Pengembangan


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Beasiswa Unggulan Kemdikbud
BOS Kemdikbud
Dapdodikdasmen
Ditjen Dikdasmen Kemdikbud
Ditjen Guru & Tenaga Kependidikan
Ditjen PAUDNI & Pendidikan Masyarakat
Ditjen Kebudayaan
Direktorat Pembinaaan SD
Direktorat Pembinaaan SMP
Direktorat Pembinaaan SMA
Direktorat Pembinaaan SMK
InspektoratJenderal
Kemendikbud
PIP Kemdikbud
SekretariatJenderal
Cek SK Inpasing
Login Guru Pembelajar
Rumah Belajar Kemdikbud
Produk Hukum Kemdikbud
Sahabat Keluarga Kemdikbud

ENTRI POPULER
CARA LOGIN GURU PEMBELAJAR ONLINE (GPO) BAGI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (GTK)
SOAL DAN KUNCI JAWAB LATIHAN UN SMP TAHUN 2016
CEK SKTP 2016 (SD SMP SMA SMK) DI LAMAN INFO GTK/PTK
PENCAIRAN TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU 2016
DOWNLOAD BUKU GURU DAN BUKU SISWA KELAS VII (7) KURIKULUM 2013 EDISI REVISI TAHUN
2016 SEMUA MATA PELAJARAN
DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
CARA PENGGUNAAN APLIKASI PMP 2016 (PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 2016)
DOWNLOAD MODUL GURU PEMBELAJAR TK SD SMP SMA DAN SMK
DOWNLOAD PROTA, PROMES, RPP DAN KKM SEMUA MAPEL KELAS 7, KELAS 8 DAN KELAS 9
SMP/MTS KTSP
CARA CEK KEASLIAN NIK (Nomor Induk Kependudukan)

ENTRI POPULER
PENCAIRAN TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU 2016
CEK SKTP 2016 (SD SMP SMA SMK) DI LAMAN INFO GTK/PTK
SOAL DAN KUNCI JAWAB LATIHAN UN SMP TAHUN 2016
HASIL PUPNS TERINDIKASI ADA 57 RIBU PNS FIKTIF ALIAS MISTERIUS
SOAL-SOAL LATIHAN UN SMP TAHUN 2016
DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DOWNLOAD KISI-KISI SOAL UKG 2015 SEMUA MAPEL
JADWAL IMSAKIYAH PUASA RAMADHAN 2017 / 1438 H
CARA LOGIN GURU PEMBELAJAR ONLINE (GPO) BAGI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (GTK)
PENCAIRAN GAJI KE 13 DAN GAJI KE 14 TAHUN 2016 SERTA INFO GAJI POKOK PNS TERBARU

DAFTAR ISI POSTING


2016 (515)
2015 (411)
o December (44)
o November (38)
o October (17)
o September (20)
o August (33)
o July (46)
o June (37)
o May (40)
o April (36)
o March (41)
o February (28)
o January (31)
2014 (178)
2013 (62)
2012 (17)
2011 (32)

A. Pengertian Sumber Belajar


Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta
didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

adapun para ahli telah mengemukakan pendapat tentang pengertian sumber


belajar sebagai berikut:

1. Menurut Yusufhadi Miarso adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang,
bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun
terkombinasikan dapat
memungkinkan terjadinya belajar.

2. Edgar Dale mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang


dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.

3. Menurut Rohani sumber belajar (learning resources) adalah segala


macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.

4. Association Educational Communication and Technology (AECT), yang


menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunkan siswa dalam belajar, baik
secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
mecapai tujuan belajar.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat

ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala

sesuatu yang
berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya

proses belajar. [1]

B. Macam-macam Sumber Belajar

Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar


adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunakan
untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar.

Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu: sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber
belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah
: buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT). Jenis sumber belajar
yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan
(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus
dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah,
tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film,
sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain.[2]

Sumber-sumber belajar dapat berbentuk:

1. Pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya;

2. Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan
lembaga, tokoh karier dan sebagainya;

3. Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk
pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;

4. Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera,


papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya;
5. Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi,
permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya;

6. Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko,
museum, kantor dan sebagainya.[3]

Sedangkan menurut Rohani, pembagian sumber belajar antara lain meliputi:

1. Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, dan
denah.

2. Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, dan audio kaset.

3. Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar,


meja belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.

4. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi,


simulasi, dan permainan.

5. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.[4]

C. Manfaat Sumber Belajar

Menurut Rohani manfaat sumber belajar antara lain meliputi:

1. Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada pesert didik

2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat
secara langsung dan konkret

3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas

4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru

5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam


lingkup mikro maupun makro

6. Dapat memberi informasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan


pemanfaatannya secara tepat
7. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.[5]

Sumber belajar memiliki fungsi :

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:

a. mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara
lebih baik; dan

b. mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah.

2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan


cara:

a. mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan

b. memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan


kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

a. perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan

b. pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:

a. meningkatkan kemampuan sumber belajar;

b. penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:

a. mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak


dengan realitas yang sifatnya kongkrit;

b. memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan


informasi yang mampu menembus batas geografis. [6]
D. Kelebihan dan Kekurangan Sumber Belajar (Perpustakaan dan Internet)

1. Kelebihan Perpustakaan

a. Sebagai tempat pencarian informasi/ sumber belajar yang murah dan lengkap

b. Tempat yang nyaman dan kondusif untuk belajar

c. Memungkinkan untuk dapat belajar dalam waktu yang lama, karena buku dapat
dipinjam

d. Kebanyakan buku adalah hasil tulisan/ penelitian para ilmuwan, sehingga tingkat
kebenarannya tinggi

e. Buku sebagai media belajar yang berupa kertas, mempunyai keuntungan yaitu
praktis dan mudah dibawa

f. Pemandu perpustakaan membantu kita dalam pencarian buku referensi, sehingga


lebih efisien

2. Kekurangan Perpustakaan

a. Terbatasnya jam operasional perpustakaan

b. Kurang perawatan terhadap buku-buku, sehingga buku mudah rusak karena sering
dipinjam

c. Penataan buku-buku yang kurang teratur sehingga memerlukan waktu yang lama
untuk mencari

d. Stok buku terbatas, sehingga harus menunggu buku dikembalikan oleh peminjam
sebelumnya

e. Sumber informasi berdasarkan tingkat kebutuhan penggunanya

3. Kelebihan Internet

a. Sumber informasi yang menjangkau seluruh dunia, cepat dan efisien

b. Dapat melayani akses pertukaran data dengan cepat antar pangguna

c. Informasi dalam internet up to date


d. Hasil pencarian langsung terfokus pada sub pokok yang akan dipelajari/dicari

e. Dapat diakses dibanyak tempat karena banyaknya tempat-tempat penyedia


layanan internet.

4. Kekurangan Internet

a. Sumber informasi yang relatif mahal

b. Tingkat kebenaran relatif rendah karena sebagian besar adalah menurut pendapat
pribadi/ artikel pribadi dan belum teruji

c. Rawan terjadi penyalahgunaan (Cyber Crime) dari orang-orang yang tidak


bertanggung jawab sehingga dapat merusak moral manusia

d. Di butuhkan keterampilan khusus untuk bisa menggunakan internet, karena tidak


setiap orang dapat menggunakan internet. [7]

E. Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar dalam Pembelajaran PAI

Pembelajaran agama merupakan suatu masalah yang kompleks karena


setiap siswa memiliki ciri yang unik dalam belajar. Hal ini terutama disebabkan oleh
efisiensi penerimanya dan kemampuan tanggapannya. Seorang siswa yang normal
akan dapat memperoleh pengertian dengan cara mengolah rangsangan dari luar
yang ditanggapi oleh inderanya, baik indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasa maupun peraba.

Proses pembelajaran agama yang menggunakan media, diharapkan siswa


yang belajar tidak hanya sekedar meniru, mencontoh atau melakukan apa yang
diberikan kepadanya, tetapi bagaimana siswa secara aktif ada upaya untuk
berbuat. Pada mulanya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu
visual dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai sarana untuk mendorong
motivasi belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak dan
mempertinggi daya serapnya. Kemudian dengan adanya pengaruh teknologi
lahirlah berbagai alat peraga audio visual yang menekankan pada penggunaan
pengalaman yang konkrit untuk menghindari verbalisme atas dasar keyakinannya.
Alat-alat peraga yang berupa media pembelajaran disebut juga dengan
sumber belajar, baik berupa cetak, non cetak atau elektronik harus diorganisir
dengan baik oleh sekolah, agar mempermudah proses penggunaan oleh peserta
didik (siswa), proses ini kemudian dipusatkan dalam suatu tempat yang disebut
pusat sumber belajar.

Proses pengembangan pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien


apabila ditunjang dengan sumber belajar yang dikelola dengan baik lewat pusat
sumber belajar. Pemanfaatan pusat sumber belajar diharapkan mampu untuk
melayani sagala keinginan dan harapan siswa dalam proses pembelajaran.
Termasuk di dalamnya proses pembelajaran PAI.[8]

[1] ENGERTIAN, FUNGSI, JENIS-JENIS DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR

PENGERTIAN, FUNGSI, JENIS-JENIS DAN


PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR
A. Pengertian sumber belajar
Sumber belajar adalah segala macam bahan yang dapat di gunakan untuk
memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun
guru. Demikian pula alat permainan termasuk salah satu sumber belajar. Sumber
belajar yang lain adalah : buku referensi , buku cerita , gambar-gambar , nara
sumber , benda atau barang budaya , tempat-tempat khusus dan lain-lain.

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta
didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

Dalam arti luas, sumber belajar adalah (learning resources) adalah segala
macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.

Menurut Association for Educational Communications and Technologysumber pembelajaran


adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun
dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua bagian,
yaitu :

1. Sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan (learning resources by design), yakni semua sumber
yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan
fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan

2. Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan (learning resources by utilization), yakni sumber
belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah satunya adalah media massa.

adapun para ahli telah mengemukakan pendapat tentang pengertian sumber belajar sebagai
berikut:

1. Menurut Yusufhadi Miarso adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang,
bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun terkombinasikan
dapat
memungkinkan terjadinya belajar.

2. Edgar Dale mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.

3. Menurut Rohani sumber belajar (learning resources) adalah segala


macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.

4. Association Educational Communication and Technology (AECT), yang menyatakan


bahwa sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunkan siswa dalam belajar, baik
secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam
mecapai tujuan belajar.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik


kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu
yang
berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar

B. Fungsi Sumber belajar


Fungsi sumber belajar dalam pembelajaran ialah memberikan kesempatan
untuk mendapat pengetahuan dan memperkaya anak dengan menggunakan
berbagai alat. Buku, nara sumber, tempat dan semua hal, yang menambah
pengetahuan anak.

Fungsi sumber belajar yang lain adalah meningkatkan perkembangan anak


dalam berbahasa. Caranya adalah dengan berbicara dan berkomunikasi dengan
nara sumber yang dapat mengembangkan pandangan anak dalam berbagai aspek
kehidupan. Dengan demikian anak tidak hanya mendapat informasi dari guru
melainkan juga dari para pembicara lain yang dihadirkan dikelas.

Sumber belajar yang dirancang mempunyai tujuan-tujuan instruksional


tertentu. karena itu, tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh setiap
jenis variasi sumber belajar yang digunakan.

Selain itu Sumber belajar juga memiliki fungsi :

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:


mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara
lebih baik dan
mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah.

2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,


dengan cara:
mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan


cara:
perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis
pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan


meningkatkan kemampuan sumber belajar
penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu

mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak


dengan realitas yang sifatnya kongkrit

memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan


informasi yang mampu menembus batas geografis.

7. Memberikan kesempatan untuk mendapat pengetahuan dan memperkaya anak


dengan menggunakan berbagai alat,buku,narasumber dan semua hal yang
menambah pengetahuan anak.

8. Meningkatkan perkembangan anak dalam berbahasa yaitu dengan berkomunikasi


dengan nara sumber.
9. Sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan

10. Mengeratkan hubungan antara siswa dengan lingkungan,

11. Mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa,

12. Membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna.

C. Jenis sumber belajar


Jenis-jenis sumber belajar di TK

1. Tempat sumber belajar alamiah

Sumber belajar dapat berupa tempat yang sebenarnya, kantor pos, kantor
polisi, pemadam kebakaran,sawah, peternakan, hutan,perkapalan, lapangan udara,
dan lain sebagainya. Tempat-tempat itu memberi informasi secara langsung dan
alamiah. Anak dapat mengadakan tanya jawab sendiri ditempat tersebut dan juga
dapat mengamati sendiri serta berpraktek langsung.

2. Perpustakaan sebagai sumber belajar

Sumber belajar yang dihimpun diperpustakaan merupakan khasanah yang


lengkap. Berbagai encyclopedi , buku-buku berisi tema-tema dan segala bahan
pelajaran dapat dikumpulkan dan ditata rapi diruang perpusatakaan. Perpustakaan
ini bagaikan jantungnya sekolah karena kemajuan sekolah sangat ditentukan oleh
perpustakaan. Karena itu guru dapat mengembangkan diri melalui perpustakaan.

3. Nara sumber

Para nara sumber dapat ditata oleh sekolah , sehingga pada saat tertentu
mereka dapat dihadirkan dan dipertemukan dengan anak.kebiasaan mendengar
suara pembicara lain selain suara gurunya sangat membantu guru dalam
memperluas wawasan anak.

Hubungan yang baik dengan tokoh maupun para nara sumber lainnya harus
dilaksanakan dengan baik , melalui jalur formal maupun dilaksanakan secara
persaudaraan.Para tokoh dan pakar merupakan nara sumber yang d
apat memberikan informasi tangan pertama , langsung dan benar.

4. Media cetak

Yang termasuk dalam media cetak adalah bahan cetak, buku, majalah
tabloid, dan sebagainya. Gambar gambar yang ekspresif dapat memberi
kesempatan anak untuk bernalar dan mengungkapkan pikirannya dengan
menggunakan kosa kata yang makin hari makin canggih. Media ini berperan sekali
apalagi sengan adanya pengaruh televisi yang dapat meningkatkan pengetahuan
anak sehingga mencapai tingakat yang tidak terduga. Karena itu pemikiran bahwa
guru yang paling tahu seringkali meleset dan tidak tepat lagi.

5. Alat peraga
Alat peraga adalah semua alat yang digunakan oleh guru untuk
menerangkan atau memeragakan pelajaran didalam proses belajar mengajar.
Namun harus dibedakan antara alat peraga guru dan alat-alat yang dimainkan oleh
anak.

6. Sumber belajar yang dikunjungi

Ditempat yang mereka kunjungi ini, anak mengamati keadaan yang


sebenarnya. Tidak jarang anak diberi kesempatan untuk memegang dan mencoba
beberapa tugas yang aman bagi anak.

Kegunaan karyawisata bagi anak tidak ternilai (kostelnik, 1993). Setelah


kunjungan para pendidik yang pandai memanfaatkan kesempatan akan
menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan memperkenankan dan menciptakan
tempat serupa serta bermain peran dikelas.

7. Ruang sumber belajar

Disekolah yang lebih teratur administrasinya , pimpinan sekolah berusaha


untuk memiliki ruang khusus untuk semua peralatan sekolah. Pengelolaan tempat
ini sama dengan perpustakaan. Semua staf pengajar dilatih untuk menggunakan
semua media pengajaran dengan sebaik-baiknyayang ada didalam ruang sebagai
belajar.

Ruang tersebut dengan sendirinya harus tertata rapi dalam ruang yang cukup
penerangannya dan tidak memberikan kesan seperti gudang. Rak-rak maupun
lemari diberi label tentang isinya agar mempermudah pencarian barang tersebut. Di
Tk yang tergolong baik, ruang sebagai halnya jantung sekolah seperti halnya
perpustakaan.

Jika sumber belajar diklasifikasikan menurut jenis sumber belajarnya, maka


akan tersusun sebagai berikut:

1. Pesan (massage), informasi yang harus disalurkan oleh komponen lain berbentuk
ide, fakta, pengertian dan data. Contoh: Bahan-bahan pelajaran (sumber belajar
yang dirancang), cerita rakyat, dongeng, nasehat (sumber belajar yang
dimanfaatkan).

2. Manusia (people), orang yang menyimpan informasi atau menyalurkan informasi.


Tidak termasuk yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber
belajar. Contoh: guru, actor, siswa, pembicara, pemain tidak termasuk teknisi dan
tim kurikulum (sumber belajar yang dirancang), narasumber, pemuka masyarakat,
pimpinan kantor, responden (sumber belajar yang dimanfaatkan).

3. Bahan (material), Sesuatu, bisa disebut media/software yang mengandung pesan


untuk disajikan melalui pemakaian alat. Contoh: transparansi, film, slides, tape,
buku, gambar (sumber belajar yang dirancang), relief, candi arca, peralatan teknik
(sumber belajar yang dimanfaatkan).
4. Peralatan (device), sesuatu yang bisa disebut media/hardware yang menyalurkan
pesan untuk disajikan yang ada didalam software. Contoh: OHP, proyektor slides,
film, TV, kamera, papan tulis (sumber belajar yang dirancang), generator, mesin,
alat-alat, mobil (sumber belajar yang dimanfaatkan).

5. Teknik/metode (technique), prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan


bahan pelajaran, peralatan, situasi dan orang untuk menyampaikan pesan. Contoh:
ceramah, diskusi, sosiodrama, simulasi, kuliah, belajar mandiri (sumber belajar yang
dirancang), permainan, percakapan (sumber belajar yang dimanfaatkan).

6. Lingkungan (setting), situasi sekitar dimana pesan disalurkan/ditransmisikan.


Contoh: ruangan kelas, studio, perpustakaan, auditorium, aula (sumber belajar yang
dirancang), taman, kebun, pasar, museum, toko (sumber belajar yang
dimanfaatkan).

Dalam pengembangannya, sumber belajar terdiri dari dua macam,


diantaranya:

1. Sumber belajar yang dirancang atau dipergunakan untuk membantu belajar


mengajar (learning resources by design): buku, brosur, ensiklopedi, film, video,
tape, slides, film strips, OHP.

2. sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada


seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada
disekelilingnya. Sumber belajar tersebut tidak dirancang untuk kepentingan tujuan
suatu kegiatan pengajaran yang disebut (learning resources by utilization): pasar,
toko, museum, tokoh masyarakat, taman.

AECT (Association for Education Communication and Techonology) membedakan


sumber belajar menjadi 2 yaitu :

1. Sumber belajar yang dirancang (by design) untuk tujuan belajar seperti
misalnya guru, dosen, pelatih, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, bengkel
kerja, simulator, modul.

2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization) yaitu dimanfaatkan untuk


tujuan belajar. Contohnya pejabat, tokoh masyarakat, orang ahli di lapangan,
pabrik, pasar, rumah sakit, surat kabar, radio, televisi, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Rohani, pembagian sumber belajar antara lain meliputi:

1. Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, dan
denah.

2. Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, dan audio kaset.

3. Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar,


meja belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.
4. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi,
simulasi, dan permainan.

5. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.

D. Pemanfaatan sumber belajar


Adapun pemanfaatan sumber belajar adalah:

Sumber belajar yang dapat diperoleh secara alamiah dari lingkungan terdekat
anak.

Sumber belajar yang terdiri atas bermacam-macam alat belajar seperti alat
peraga, alat permainan ,buku pegangan , peralatan seni, model-model bagian tubuh
dan banyak lagi yang dapat dikumpulkan da ditaruh disesuatu tempat atau ruang.

Sumber belajar yang berupa tempat-tempat yang kita kunjungi

Perpustakaan dengan semua media cetak dan audio visualnya

Yang tidak boleh kita lupakan adalah para sumber belajar dari berbagai ilmu.

Manfaat sumber belajar antara lain :

1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta


didik.

2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau


dilihat secara langsung dan konkret.

3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas

4. Dapat member informasi yang akuarat dan terbaru

Adapun manfaat dan tujuan dari sumber belajar itu sendiri adalah:

1. Selama pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang kemudian akan


menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar (McFarlane, 1992).

2. Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topic sehingga membuat


peserta didik menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan hasil belajar yang
lebih bermutu (Kulthan, 1993).

3. Meningkatkan ketrampilan berpikir seperti keterampilan dalam memecahkan


persoalan.

Berikut ini adalah beberapa manfaat sumber belajar menurut Depdiknas (1983:7)
dalam Karwono (2000), yaitu :
1. Sumber belajar dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit dan langsung
kepada pelajarnya.

2. Sumber belajar menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan atau dikunjungi
dan dilihat secara langsung oleh siswa.

3. Sumber belajar dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di
dalam kelas.

4. Sumber belajar dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru.

5. Sumber belajar dapat memecahkan masalah pendidikan aau pengajaran baik di


lingkungan mikro maupun di lingkungan makro.

6. Sumber belajar dapat memberikan motivasi yang positif.

7. Sumber belajar dapat meranggsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih
lanjut.

Menurut Rohani manfaat sumber belajar antara lain meliputi:

1. Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada pesert didik

2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat
secara langsung dan konkret.

3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas

4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru.

5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam


lingkup mikro maupun makro.

6. Dapat memberi informasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan


pemanfaatannya secara tepat.

7. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.


SUMBER / DAFTAR PUSTAKA

Rohani, Ahmad. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Hartati, Sri.2009, Media Pembelajaran AUD. Padang: UNP Press

Eliyawati, Cucu. 2008. Media Dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tim Penyusun.2004. Belajar dan Pembelajaran. Padang :FIP UNP

http://istyas.wordpress.com/2009/12/04/sumber-belajar/

http://bukunnq.wordpress.com/2011/04/23/sumber-belajar-jenis-jenis-sumber-
belajar-dalam-pendiidikan-fungsi-sumber-belajar-kriteria-memilih-sumber-belajar-
bagaimana-memanfatkan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-prosedur-merancang-
sumb/

http://nurul-pai.blogspot.com/2013/01/sumber-belajar.html

UMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA

SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA

A. PENDAHULUAN

Bergulirnya Kurikulum masa depan yaitu kurikulum berbasis Kompetensi atau KBK, pada dasarnya harus me
pembenahan, diantaranya dalam mempersiapkan desain dan inovasi-inovasi dibidang sumber belajar, media pem
Kecenderungan dunia kreativitas dari para pendidik untuk bidang-bidang ini akan ditantang, sejauhmana
kompetensi yang harus dicapai siswa dalam menempuh KBK ini. Atas pemikiran inilah maka penulis merasa p
ini, sebagai stimulus bagi kita semua untuk kembali mampu memikirkan, melakukan-memproduksi, mengujic
dalam KBK ini diantaranya mampu dioptimalkan pencapaiannya melalui penggunaan dan pemanfaatan sumber

Akan tetapi dalam pelaksanaannya terutama pada tahap pengenalan dan pemetaan dari ketiga konsep ini, yai
masih simpang siur. Untuk itu pada awal pembicaraan ini penulis akan memulainya dengan salah satu ilust
kembali melakukan analisis secara lebih cermat.

B. ILUSTRASI DALAM MEMAHAMI SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA

Ketika seorang guru bernama pak Ahmad akan mengajarkan sebuah kompetensi dasar, denga judul bangun ru
menyiapkan sebuah kubus, kawat dan penggaris dengan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan. Pertama-tama
dalam pelajaran tersebut serta aktivitas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Kemu
tersebut, mulai dari panjang, lebar dan tinggi, diagonal ruang dan satuan serta ukuran-ukuran yang penting k
dengan cara menunjukkan bagian-bagian yang penitng dari ciri-ciri kubus tersebut pada Kubus yang ia pegang
Pak Ahmad menusukkan kawat-kawat yang dipeganggnya ke dalam kubus tersebut pak Ahmad terus menjel
lama siswa disuruh mengambil mistar , kemudian Pak Ahmad mengajak seorang siswa ke depan kelas untuk m
tersebut mulai dari sudut kiri atas hingga tembus ke sudut kanan bawah seperti terlihat pada gambar di bawah in

Proses Mengukur Diagonal Ruang Sebuah Kubus

Saat itu pula siswa mengukurnya kemudian siswa tersebut menyebutkan berapa panjang kawat yang ma
menjawabnya dengan serempak . Pak Ahmad pun tersenyum puas, ternyata jawaban siswa serta upaya siswa y

Dari ilustrasi di atas, maka terdapat beberapa peranan penting yang dapat dipahami, mana yang termasuk sum
peranan tersebut yaitu: (1) Pak Ahmad sebagai guru matematika memberikan penjelasan dan bimbingan kepad
untuk menjelaskan materi pembelajaran; (3) mistar atau penggaris yang dipakai siswa untuk mengukur panjan
kondisi serta proses pembelajaran yang berlangsung seperti diatas, dapat ditemukan bahwa peranan (1), (2) dan
media pembelajaran , karena informasi pembelajaran yang diberikan kepada siswa disampaikan melalui alat p
peraga, karena mistar digunakan untuk membuktikan taksiran an perkiraaan panjang dari diagonal ruang kubus

Akan tetapi penatapan ketiga peraga yang dihubungkan dengan perbedaan antara sumber belajar, media dan al
pendapat lain. Mungkin juga kubus dapat dijadikan sebagai alat peraga juga, atau kawat yang dipegang P
kenyataan di lapangan bahwa memang semuanya tidak salah. Akan tetapi perlu dijadikan patokan bahwa yang
alat peraga. Untuk lebih jelasnya perbedaan ketiganya dapat dilihat dari konteks tujuan penggunaan, dan kontek

C. PEMETAAN ANTARA SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA

Berikut ini penulis mencoba mendiskusikan kembali pemikiran-pemikiran pokok mengenai ketiga konsep d
peraga.

1. Sumber Belajar

Suatu pandangan yang keliru jika sumber belajar berarti di luar apa yang dimiliki guru, atau siswa. Guru mer
wawasan keilmuan, keterampilan dan pengetahuan yang luas, maka segala informasi pembelajaran dapat d
aktivitas belajar, pengalaman belajar, pengetahuan dan keterampilan, maka dalam konteks tertentu apa yang
mempelajari suatu pengalaman-pengalaman belajar yang baru.

Sumber belajar pada dasarnya banyak sekali baik yang terdapat di lingkungan kelas, sekolah, sekitar seko
sebagainya. Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah masalah pemanfaatannya yang akan tergantung kepada k

Vernon S. Gerlach & Donald P. Ely (1971) menegaskan pada awalnya terdapat jenis sumber belajar yaitu manu

a. Manusia

Manusia dapat dijadikan sebagai sumber belajar, peranannya sebagai sumber belajar dapat dibagi ke dalam dua
dipersiapkan khusus sebagai sumber belajar melalui pendidikan yang khusus pula, seperti guru, konselor, ad
manusia atau orang yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk menjadi seorang nara sumber akan teta
pembelajaran yang akan disampaikan, misalnya dokter, penyuluh kesehatan, petani, polisi dan sebagainya.

Pembagian Manusia Sebagai sumber Belajar

b. Bahan

Bahan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang membawa pesan/ informasi untuk pembelajaran. Baik pesan
CD interaktif dan sebagainya. Kelompok ini biasany disebut dengan media pembelajaran. Demikian halnya
pembelajaran dapat dibedakan menjadi du akelompok yaitu bahan yang didesain khusus untuk pembelajara
penjelasan materi pembelajaran yang relevan.

c. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu memberikan pengkondisian belajar. Lingkungan
untuk pembelajaran, seperti laboratorium, kelas dan sejenisnya. Sedangkan lingkungan yang dimanfaatkan u
antaranyai lingkungan museum, kebun binatang dan sejenisnya.

d. Alat dan perlengkapan

Sumber belajar dalam bentuk alat atau perlengkapan adalah alat dan perlengkapan yang dimanfaatkan untuk pr
untuk membuat program belajar jarak jauh, komputer untuk membuat pembelajaran berbasis komputer, tape r
bahasa Inggris, terutama untuk menyampaikan informasi pembelajaran mengenai listening (mendengarkan), da

e. Aktivitas

Biasanya aktivitas yang dapat diajdikan sumber belajar adalah aktivitas yang mendukung pencapaian tujuan
penyajian dengan sumber belajar lainnya yang memudahkan siswa belajar. Seperti aktivitas dalam bentuk disk

2. Media Pembelajaran

Dalam media pembelajaran terdapat dua unsur yang terkandung , yaitu (a) pesan atau bahan pengajaran yang
perangkat keras. Sebagaii contoh guru akan mengajarkan bagaimana urutan gerakan melakukan sholat. Kem
dalam selembar kertas, ia menggambarkan setiap gerakan sholat tersebut dalam kertas tersebut, saat di kelas
dengan cara memperlihatkan poster yang bergambarkan gerakan-gerakan yang telah ia buat sebelumnya. Kem
dalam poster tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya poster ini termasuk ke dalam media sederhana.

Dalam perkembangannya dan pemanfaatannya media pembelajaran ini dapat dibagi berdasarkan jenisnya, daya
Pembagian Jenis Media Pembelajaran

3. Alat Peraga

Kata kunci dalam memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran adalah Nilai Manfaat , dalam arti s
penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi atau pesan pembelajaran. Ada istilah lain dari alat pe

Sebagai ilustrasi, misalnya Pak Budi akan mengajarkan bagaimana gambar dalam televisi bisa terlihat
membukanya di depan kelas, kemudian menjelaskan satu-persatu fungsi dari masing-masing komponen telev
terlihat pad alayar televisi. Dalam ilustrasi tersebut kedudukan televisi adalah sebagai alat peraga , bukan sebag

D. ESENSI DARI SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA.

Pada dasarnya baik sumber belajar, media maupun alat peraga memiliki esensi penting jika ketiganya dii
adalah informasi. Jadi informasi yang terkandung, yang melalui, yang diolah, atau yang disampaikan, semua
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dimaksud. Dengan kata lain ketiganya harus memperhati
Hamodjoyo (2001) menyatakannya, yaitu:

Dimensi Accessibility ( Daya Jangkau/Akses Informasi)

Informasi yang terdapat, atau dimuat dalam sumber belajra, media dan alat mestinya memperhatikan daya ja
menggunakan dan memanfaatkan sumber belajara media dan alat peraga agar informasi pembelajaran dapat me

Dimensi Speed (Kecepatan Informasi)

Penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar, media dan alat pera setidaknya harus mampu menambah atau m
tetapi mampu didengan cepat pula difahami oleh peserta didik dengan cepat pula.
Dimensi Amount (Jumlah/ Kuantitas Informasi)

Keluasan dan varisi informasi pembelajaran yang menyulitkan siswa untuk memahaminya, maka diperlukan
Dengan demikian serumit apapun informasi pembelajran tertentu, maka dengan adanya penggunaan dan pema
informasi tersebut akan bisa diterima peserta didik dengan sistematis.

Dimensi Cognitive Effectiveness (Keefektifan Memperoleh Pengetahuan)

Informasi yang tepat, sesuai dengan objek yang dipelajari maka pencapaian pengetahuan yang dibutuhkan ak
dan alat peraga. Kecenderungan informasi yang bersifat kognitif akan kongkrit dan lebih bermakna jika meng

Dimensi Relevance (Kesesuaian Informasi)

Informasi pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa akan lebih bermakna dan akan lebih lama tersimpan da
informasi tersebut diperolehnya melalui pancaindera baik visual, pendengaran maupun perabaan. Dalam kaitan
yang digunakan perlu kiranya diperhatikan relevansinya.

Dimensi Motivating (motivasi )

Informasi yang terlahir dari proses berpikir manusia akan memiliki latar belakang kebutuhan untuk keseimb
terkandung dari sumber belajar, media, dan alat peraga akan mampu memberikan motivasi bagi peserta didik.

E. PEMILIHAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA

Agar sumber belajar, media dan alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat mendukun
patokan, acuan, kriteria atau prinsip masing-masing. Demikian juga dalam melakukan pemberdayaanny
mendukungnya.

1. Pemilihan Sumber Belajar, Meida dan Alat Peraga

a. Pemilihan Sumber Belajar

Dalam pemilihan sumber belajar tergantung kepada (1) motivasi; (2) kemampuan guru dalam penggunaannya.

1.

1. Program Pengajaran

2. Kondisi Lingkungan

3. Karakteristik siswa
4. Karakteristik sumber belajar

Kelima hal tersebut harus menjadi patokan dalam memilih sumber belajar yang akan dimanfaatkan dalam prose

b. Pemilihan Media Pembelajaran

Dalam pemilihan media pembelajaran harus dikaitkan dengan : (1) kompetensi dasar; (2) strategi pembelajara
Tujuan Pemilihan; b)karakteristik media; 3)alternatif pemilihan. Faktor yang perlu diperhatikan : 1) objekt
dan kondisi; 5) kualitas teknis; 6) keefektifan dan efesiensi penggunaan. Kriteria Pemilihan , mencakup:

1. Topik menarik minat siswa.

2. Materi dalam media penting bagi siswa.

3. Relevan dengan kurikulum yang berlaku.

4. Apakah materinya autentik dan aktual.

5. Apakah fakta atau konsepnya benar.

6. Format sistematis dan logis.

7. Objektif orientasi kebutuhan siswa.

8. Narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat kualitas.

9. Bahasa, simbol dan ilustrasi cukup komunikatif.

10.Sudah teruji daya dukungnya.

c. Pemilihan Alat Peraga

Terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat peraga untuk pembelajaran masa kini terutama j

1. kesesuaian alat pengajaran yang dipilih dengan materi pengajaran atau jenis kegiatan yan

2. kemudahan dalam memperoleh alatnya dan kemudian dalam perancangannya;

3. kemudahan dalam penggunaannya;

4. terjamin keamanan dalam penggunaannya;

5. kemampuan dana;
6. kemudahan dalam penyimpanan, pemeliharaan dan sebagainya.

2. Pemberdayaan Sumber Belajar, Media dan Alat Peraga

Dengan ketersediaan ataupun hasil produksi, maka penggunaan sumber belajar, media dna alat peraga tidak ha
pihak guru, sekolah, siswa, orang tua, komiter sekolah dan dewan sekolah untuk melakukan upaya-upaya p
penggunaannya tidak monoton.

Asep Herry (2002), mengemukakan beberapa contoh upaya pemberdayaan sumber belajar yang mudah, murah

1. Barang Bekas (Babe), seperti bekas, bungkus rokok, korek api, kertas, kotak bungkus, dan
seperti dalam melakukan pembekalan keterampilan dalam menghias, menggunting, dan

2. Realitas (sekolah, rumah , pemukiman), misalnya akan efektif dalam memberikan pengala
sekolah.

3. Benda yang mempunyai nilai khusus, dapat digunakan untuk menyampaikan materi tenta
diambil dari perlakukan mereka terhadap benda-benda terebut.

Pemberdayaan sumber belajar, media dan alat peraga dapat dilakukan pada tahapan :

1. diawal pembelajaran

2. selama proses pembelajaran

3. akhir proses pembelajaran

4. di luar waktu pembelajaran

Dalam hubungannya dengan upaya memelihara sumber belajar, media dan alat peraga di sekolah, maka perlu
kependidikan lainnya, pengawas akademis, supervisor, orang tua, dewan sekolah, bahkan siswa itu sendiri.

F. PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA

Terdapat beberapa media sederhana yang dapat dikembangkan guru untuk kepentingan yang segera dipenuh
bergambar dengan menggunakan foto, OHT, rekaman ceritera (pembelajaran melalui audio), papan planel d
ditempuh dalam memproduksi beberapa jenis media sederhana.

1. Langkah Produksi Poster dalam Pembelajaran Ilmu Sosial

Dalam memproduksi sebuah poster, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a)objek sasaran
simbol yang sesuai; e)harus mampu dibaca dengan singkat.
Langkah dalam membuat poster adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan rancangan isi : tema poster; tujuan khusus; pokok-pokok materi yang akan di

2. Merancang gambar sketsa.

3. Memperjelas/ memperbesar sketsa.

4. Pemberian warna.

5. Latering yang berisi pesan teks pada poster.

2. Langkah Produksi OHT

Langkah yang ditempuh mulai dari :

1) membuat silabus pembelajran

2) membuat sketsa tranfaran pada kertas

3) membuat transfaransi dengan menuangkan kata-kata kunci dari materi pokok.

4) Pembuatan bingkai, dengan berbagai teknik penyajian:

Disclosure, yaitu oht dengan penyajian penutupan bagian yang belum dijelaskan serta me

Overlays , yaitu oht dengan penyajian bagian demi bagian yang saling melengkapi dengan
proses) kemudian dilengkapi dengan bagian gambar selanjutnya dari oht berikutnya hingg

5) Penyimpanan tranfaransi dalam album bernomor.

Pada dasarnya masih banyak sumber belajar, media dan alat peraga sederhana yang dapat diproduksi oleh kita.

G. PENUTUP

Pada dasarnya uraian informasi pelatihan dalam makalah kecil ini semata-mata hanya merupakan rethinking (
telah biasa dilakukan. Akan tetapi dari apa yang sudah didiskusikan akan mampu memberikan dorongan bagi k
era KBK ini melalui penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar, media dan alat peraga secara lebih tepat dan

H. DAFTAR PUSTAKA

Ase S. Muchyidin, 2001. Analisis Kebutuhan Sumber Informasi dan Sumber Belajar. , Baha
Pendidikan Propinsi Banten
Asep Herry Hernawan. 2001. Sumber Belajar: Bahan Diklat e- Learning Propinsi Baten tah

Gerlach S. Vernon & Donald P. Ely, 1971, Teaching & Media : A Systematic Approach.New

Depdiknas Propinsi Banten, 2002, Pelatihan g Guru Kelas Sekolah Dasar, Banten: Dinas Pe

Santoso S. Hamidjoyo dalam Deni Darmawan, 2001, Computer Mediated Communication d


Telkom. Bandung : Pascasarjana Unpad.

Sudirman, dkk, 1991, I Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Triggs Teal. 1995. Communicating Design in Visual Communication. London: Basford Ltd.

Subpages (3): DESAIN PERANCANGAN (FLOW CHART) PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER Film Pendidikan Ditinjau Dar

Comments

You do not have permission to add comments.

Sign i

INSTRUMEN PEMBIMBINGAN GURU KELAS V SIKLUS I


OLEH PENGAMAT / KOLABORATOR
Nama kolaborator : Sukarno, S.Pd.
Nama Peneliti : Drs. Sukamto, M.Pd
N Skor
Uraian kegiatan
O 1 2 3
1. Peneliti menyusun rencana dengan matang
2. Peneliti menyampaikan tujuan pembimbingan kooperatif
3. Peneliti menggunakan berbagai metode membimbing
4. Dalam membimbing peneliti aktif mendampingi guru
5. Dalam pembimbingan guru yang dibimbing sangat aktif
6. Peneliti mencatat hasil pembimbingan model kooperatif
7. Guru yang dibimbing mencatat hasil bimbingan
8. Adanya komunikasi antar kelompok guru
9 Suasana pembimbingan tercipta interaksi asah asih asuh
10 Ada rencana tindak lanjut bimbingan
Jumlah skor
Total skor
Keterangan : Skor : 1 Kurang, Skor : 2 Cukup, Skor : 3 Baik terpenuhi.

Catatan : .......................................................................

.......................................................................

Sragen, 3 September 2013


Pengamat

SUKARNO, S.Pd
NIP. 19541015 197512 1 002

INSTRUMEN PEMBIMBINGAN GURU KELAS V SIKLUS II


OLEH PENGAMAT / KOLABORATOR
Nama kolaborator : Sukarno,S.Pd.
Nama Peneliti : Drs. Sukamto, M.Pd
N Skor
Uraian kegiatan
O 1 2 3
1. Peneliti menyusun rencana dengan matang
2. Peneliti menyampaikan tujuan pembimbingan kooperatif
3. Peneliti menggunakan berbagai metode membimbing
4. Dalam membimbing peneliti aktif mendampingi guru
5. Dalam pembimbingan guru yang dibimbing sangat aktif
6. Peneliti mencatat hasil pembimbingan model kooperatif
7. Guru yang dibimbing mencatat hasil bimbingan
8. Adanya komunikasi antar kelompok guru
9 Suasana pembimbingan tercipta interaksi asah asih asuh
10 Ada rencana tindak lanjut bimbingan
Jumlah skor
Total skor
Keterangan : Skor : 1 Kurang, Skor : 2 Cukup, Skor : 3 Baik terpenuhi.

Catatan : .......................................................................

.......................................................................

Sragen, 2 Oktober 2013


Pengamat

SUKARNO, S.Pd
NIP. 19541015 197512 1 002

DAFTAR HADIR
GURU KELAS V SD DALAM GUGUS KARTINI

KEC. KEDAWUNG KAB. SRAGEN


SIKLUS I

SUPERVISI KLINIS DENGAN KELOMPOK

Gr.
No Nama L/P Tanda Tangan
Kelas
1 Sriyono, A.Ma..Pd. L V
1 ..........................
2 Sri Lestari, A.Ma.Pd. P V
2 ............................
3 Asih Sri Lestari, S.Pd. p V
3 ..........................
4 Sri Wahyuningsih, S.Pd. P V
4 ............................
5 Sumiyarsih, S.Pd. p V
5 ..........................
6 Suwardi, S.Pd. L V
6 ............................
7 Sukimin, S.Pd. L V
7 ..........................
8 Sukinah, S.Pd. P V
8 ............................
9 Indriyani, S.Pd. P V
9 ..........................
10 Drs. Sadi. L V
10 ..........................
11 Nurmiyati, A.Ma.Pd. P V
11 ..........................

Sragen, 9 September 2013


Pengawas Sekolah TK, SD, SDLB
Sebagai Peneliti

Drs. Sukamto, M.Pd


NIP. 19580405 197802 1 004
DAFTAR HADIR
GURU KELAS V SD DALAM GUGUS KARTINI

KEC. KEDAWUNG KAB. SRAGEN


SIKLUS II

SUPERVISI KLINIS DENGAN INDIVIDU

Gr.
No Nama L/P Tanda Tangan
Kelas
1 Sriyono, A.Ma..Pd. L V
1 ..........................
2 Sri Lestari, A.Ma.Pd. P V
2 ............................
3 Asih Sri Lestari, S.Pd. P V
3 ..........................
4 Sri Wahyuningsih, S.Pd. P V
4 ............................
5 Sumiyarsih, S.Pd. P V
5 ..........................
6 Suwardi, S.Pd. L V
6 ............................
7 Sukimin, S.Pd. L V
7 ..........................
8 Sukinah, S.Pd. P V
8 ............................
9 Indriyani, S.Pd. P V
9 ..........................
10 Drs. Sadi. L V
10 ..........................
11 Nurmiyati, A.Ma.Pd. P V
11 ..........................
Sragen, 7 Oktober 2013
Pengawas Sekolah TK, SD, SDLB
Sebagai Peneliti

Drs. Sukamto, M.Pd


NIP. 19580405 197802 1 004
BIODATA PENELITI

1 Nama : Drs. SUKAMTO, M.Pd


2 NUPTK : 5836736638200072
3 NIP : 19580405 197802 1 004
4 Pangkat/Golongan/Ruang : Pembina Utama Muda / IV C
T M T . 01 - 04 - 2013
5 Jabatan : Pengawas Sekolah Madya
6 Jenis Pengawas : Pengawas Sekolah
TK,SD,SDLB
7 T M T Pengawas Sekolah : 01 September 1999
8 Jenis Kelamin/status : Laki-laki / menikah
9 Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 5 April 1958
1 Pendidikan Terakhir/Program : S-2 / Magister
0 Studi/PT ManajemenPendidikan/
UMS. 2011
11 Instansi Tempat Tugas
a. Nama Instansi : UPTD Pendidikan
Kec.Kedawung
b. Alamat : Ngabean Kedawung Sragen
c. Kabupaten, Propinsi : Sragen, Jawa Tengah
d. Nomor Telepon / HP : 081329070767

Sragen, 12 November 2013


Peneliti,

Drs. SUKAMTO, M.Pd.


NIP 19580405 197802 1 004
INSTRUMEN OBSERVASI GURU KELAS V SIKLUS I
OLEH PENELITI

Skor
NO Uraian kegiatan
1 2 3
1. Penyusunan RPP yang inovatif, kreatif kooperatif
2. Kesesuaian rencana dengan pelaksanaan pembelajaran
3. Pemberdayaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif
4. Peka terhadap interaksi siswa yang saling asah asih asuh
5. Aktif mendampingi kelompok belajar peserta didik
6. Mendampingi penciptaan interaksi saling mencerdaskan
7. Pengelolaan pembelajaran tepat waktu
8. Dilakukan evaluasi belajar tiap kelompok dan individu
9 Suasana kelas tercipta saling membutuhkan antar siswa
10 Variasi tampilan unjuk kerja dan adanya tindak lanjut
Jumlah skor
Total skor
Keterangan : Skor : 1 Kurang, Skor : 2 Cukup, Skor : 3 Baik terpenuhi.

Catatan : .......................................................................

.......................................................................

Sragen, 9 September 2013


Peneliti

Drs. SUKAMTO, M.Pd.


NIP. 19580405 197802 1 004

INSTRUMEN OBSERVASI GURU KELAS V SIKLUS II


OLEH PENELITI

Skor
NO Uraian kegiatan
1 2 3
1. Penyusunan RPP yang inovatif, kreatif kooperatif
2. Kesesuaian rencana dengan pelaksanaan pembelajaran
3. Pemberdayaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif
4. Peka terhadap interaksi siswa yang saling asah asih asuh
5. Aktif mendampingi kelompok belajar peserta didik
6. Mendampingi penciptaan interaksi saling mencerdaskan
7. Pengelolaan pembelajaran tepat waktu
8. Dilakukan evaluasi belajar tiap kelompok dan individu
9 Suasana kelas tercipta saling membutuhkan antar siswa
10 Variasi tampilan unjuk kerja dan adanya tindak lanjut
Jumlah skor
Total skor
Keterangan : Skor : 1 Kurang, Skor : 2 Cukup, Skor : 3 Baik terpenuhi.

Catatan : .......................................................................

.......................................................................

Sragen, 7 Oktober 2013


Peneliti

Drs. SUKAMTO, M.Pd


NIP. 19580405 197802 1 004

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

DINAS PENDIDIKAN
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KEDAWUNG
Alamat : Ngabean, Kedawung, Sragen, Kode Pos 57292

SURAT IJIN PENELITIAN


No. 800/177/VII/2013

Yang bertandatangan di bawah ini Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kedawung
Kabupaten Sragen memberi ijin kepada saudara :
Nama : Drs. SUKAMTO, M.Pd.
NIP : 19580405 197802 1 004
Pangkat /Gol : Pembina Utama Muda / IVC
Jabatan : Pengawas Sekolah TK, SD, SDLB
Unit Kerja : UPT Dinas Pendidikan Kec. Kedawung
Untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung
Kabupaten Sragen sejak 22 Juli 2013 sampai 11 November 2013.
Dengan judul PTS ;
Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Kelas V Sekolah Dasar Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Melalui Supervisi Klinis Di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten
Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
Demikian surat ijin ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kedawung, 19 Juli 2013

Kepala
UPT Dinas Pendidikan Kec. Kedawung

TOBARONI, S.Pd,MM.
NIP. 19581010 198602 1 011
PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

DINAS PENDIDIKAN
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KEDAWUNG
Alamat : Ngabean, Kedawung, Sragen, Kode Pos 57292

SURAT KETERANGAN
No. 800/178/XI/2013

Yang bertandatangan di bawah ini Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kedawung
Kabupaten Sragen menerangkan sesungguhnya bahwa :
Nama : Drs. SUKAMTO, M.Pd.
NIP : 19580405 197802 1 004
Pangkat /Gol : Pembina Utama Muda / IVC
Jabatan : Pengawas Sekolah TK, SD, SDLB
Unit Kerja : UPT Dinas Pendidikan Kec. Kedawung
Telah menyerahkan hasil karya tulis ilmiah di bidang pendidikan berupa laporan Penelitian
Tindakan Sekolah dengan judul :
Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Kelas V Sekolah Dasar Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Melalui Supervisi Klinis Di Gugus Kartini Kecamatan Kedawung Kabupaten
Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
Untuk didokumentasikan di Perpustakaan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kedawung
Kabupaten Sragen.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kedawung, 15 November 2013

Pustakawan Kepala
UPT Dinas Pendidika Kec.Kedawung UPT Dinas Pendidikan Kec. Kedawung
Kabupaten Sragen
KRINI SETYOWATI TOBARONI, S.Pd,MM
NIP.19660905 198603 2 007 NIP. 19581010 198602 1 011

DAFTAR KELOMPOK : A

LIMA (5) GURU MASIH KATEGORI KURANG


DALAM MELAKSANAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Gr.
No Nama L/P Unit Kerja
Kelas
1 Nurmiyati, A.Ma.Pd. P V
SD Negeri Kedawung 4
2 Sri Lestari, A.Ma.Pd. P V
SD Negeri Mojokerto 2
3 Sriyono, A.Ma.Pd. L V
SD Negeri Mojokerto 1
4 Sukimin, S.Pd. L V
SD Negeri Kedawung 1
5 Sumiyarsih, S.Pd. p V
SD Negeri Mojokerto 3

Sragen, 9 September 2013


Pengawas Sekolah TK, SD, SDLB
Sebagai Peneliti

Drs. Sukamto, M.Pd


NIP. 19580405 197802 1 004
DAFTAR KELOMPOK : B

ENAM (6) GURU MASIH KATEGORI CUKUP


DALAM MELAKSANAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Gr.
No Nama L/P Unit Kerja
Kelas
1 Suwardi, S.Pd. L V
SD Negeri Mojokerto 3
2 Asih Sri Lestari, S.Pd. P V
SD Negeri Mojokerto 1
3 Sri Wahyuningsih, S.Pd. p V
SD Negeri Mojokerto 2
4 Drs. Sadi L V
SD Negeri Kedawung 3
5 Sukinah, S.Pd. p V
SD Negeri Kedawung 1
6 Indriyanii, S.Pd. P V
SD Negeri Kedawung 2

Sragen, 7 Oktober 2013


Pengawas Sekolah TK, SD, SDLB
Sebagai Peneliti
Drs. Sukamto, M.Pd
NIP. 19580405 197802 1 004

Jika Anda menyukai Artikel di web ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email,
dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di
www.qizz234.blogspot.com / Pusat segala Informasi
Ketikkan em

Menarik untuk dibaca :


di 15:10
Label: Ilmiah Pengawas

3 komentar:

1.

Pak Supardi15 January 2015 at 18:33

Saya berterima kasih jika bapak berkenan mengirim contoh PTS dan lampirannya untuk
pedoman bagi kami memahami penulisan PTS untuk pemberdayaan diri dan siswa untuk
lebih baik

Reply

2.

sri murni19 March 2015 at 13:55

Terima kasih Pak.

Reply

3.

YANA TARYANA17 June 2016 at 07:03

Terima kasih postingnya Pak sangat membantu, mohon izin copy


Reply

Load more...

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA.

Perhatian !!!
1. No link (baik live link maupun link tidak aktif);
2. Dilarang berkomentar yang tidak sesuai dengan norma, karena ini adalah
blog pendidikan;
3. Dilarang berkomentar dengan huruf kapital semua;
4. Yang tidak mematuhi, mohon maaf komentar akan dihapus.

Link ke posting ini

Create a Link

Newer Post Older Post Home

Artikel Terkait
Contoh Penelitian TIndakan Sekolah (PTS) Part 3

Contoh Penelitian Tindakan sekolah (PTS) part 2

Contoh Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) tahun 2014.. part 1

Lampiran-lampiran untuk Penelitian TIndakan Sekolah (PTS)

Mesin Pencari

silahkan masukan kata kunci untuk memulai pencarian

CEK NISN

Powered by Blogger.

Read more: http://qizz234.blogspot.com/2014/03/lampiran-lampiran-untuk-


penelitian.html#ixzz4O1f9nTz9

Anda mungkin juga menyukai