DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
NU 16340196
Okta Festi Amanda 1306344021
Putri Keme 1306344066
Rafika Fathni 1306344085
Rani Wulandari 1306344103
Raudhatur Rahmah 1306344116
I.A Pendahuluan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai dari rencana pelaksanaan suatu
gagasan tersebut
b. Analisis teknis, mengenai:
Peta lokasi dan lingkungan sekitarnya:
Lokasi-lokasi yang menjadi target pendirian apotek baru
Situasi lingkungan yang ada di sekitar lokasi yang menjadi target seperti:
situasi fasilitas transportasi, jenis konsumen, jumlah praktik dokter, apotek
pesaing
Disain interior dan eksterior:
Warna, bentuk gedung, dan billboard harus dapat memberikan identitas
tersendiri yang dapat membedakannya dengan apotek pesaing dan dapat menarik
perhatian konsumen.
Lingkungan fisik suatu apotek merupakan faktor utama yang
mempengaruhi kesuksesan. Rancangan dan suasana apotek, jasa yang diberikan,
dan pajangan barang-barangnya dan pembagian tempat untuk golongan barang
semuanya perlu agar apotek mendapat laba dalam operasionalnya. Karakteristik
fisik apotek yang digunakan untuk mengembangkan image dan menarik
konsumen terdiri dari beberapa elemen mencangkup: desain bagian luar, desain
bagian dalam, rancangan apotek berantai (istilah mudahnya terutama untuk apotek
umum/besar), penyajian barang dagangan.
Dalam tingkat yang beragam, semua apotek bergantung pada konsumen
yang berkunjung dan keputusan untuk memasuki apotek bergantung sebagian
pada kesan konsumen akan bagian luar apotek. Keunikan bagian depan apotek
dan penggunaan kreatif dari pintu masuk, jendela pajangan, tanda-tanda khusus
bagian luar, dapat membantu menciptakan kesan apotek yang menyenangkan.
Begitu konsumen berada dalam apotek, ada banyak elemen yang mempengaruhi
persepsinya akan apotek tersebut. Elemen umum bagian dalam bertindak sebagai
pemikat. Hal-hal yang menarik konsumen ke sebuah apotek mencakup
perlengkapan tetap, tata cahaya, bahan untuk lantai, tata warna, bau, suara, suhu
lebarnya lorong, kebersihan, moderinasi, bermacam-bermacam barang dagangan,
pajangan harga dan pegawai.
c. Analisis pasar
d. Analisis manajemen
e. Analisis keuangan
II.B.4 Pelaksanaan
1. Strategi manajemen
Dalam menetapkan bentuk dan tata letak bangunan, terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu:
a. Bentuk
bangunan sebaiknya dapat menggambarkan:
1) Identitas perusahaan untuk membentuk opini konsumen
2) Nuansanya (physical evident) baik interior ataupun eksterior sesuai
dengan target konsumen yang akan dilayani
3) Kemudahan untuk dikembangkan
b. Sistem tata
letak (lay out) dapat memberi:
1) Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian mutasi
barang.
2) Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya (untuk produk OTC).
c. Estetika, rapi ,teratur dan tersusun dengan baik.
d. Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan sifat barang, karena
dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek telah diatur oleh
undang-undang dan adanya sifat obat yang mudah terpengaruh oleh
berbagai macam keadaan.
Bentuk dan desain interior maupun eksterior apotek yang akan dibangun
disesuaikan dengan target konsumen. Bentuk apotek dapat dibuat minimalis dan
fasilitas tambahan tidak perlu jika tidak dibutuhkan. Untuk konsumen yang
banyak membeli produk OTC dapat ditempatkan produk OTC lebih banyak dan
mudah dilihat sehingga menunjukkan banyak variasi yang tersedia.
Dalam menilai aspek pasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain yaitu :
a. Bentuk Pasar
Bentuk pasar terdiri dari berbagai macam, antara lain dapat berupa:
- Persaingan sempurna :
Jumlah penjual dan konsumennya tidak terbatas
Harganya ditentukan oleh jumlah penawaran (supply) dan jumlah
permintaan (demand).
Tidak ada hambatan masuk (entry barrier)
Contoh : pasar industri, sembako, buah
- Persaingan monopolistis
Jumlah penjual dan konsumennya banyak
Harga ditentukan oleh promosi
Tidak ada entry barrier
Contoh : pasar industri, restaurant, salon
- Monopoli, yaitu :
Hanya ada satu penjual, tidak ada pesaing.
Mempunyai posisi tawar yang dominant, sehingga dapat bertindak sebagai
penentu harga (price maker).
Entry barriernya tinggi.
Contoh : PLN, Telkom
- Oligopoli, yaitu :
Penjualnya sedikit
Harga ditentukan oleh kualitas produk, service, promosi
Entry barriernya tinggi
Contoh : pasar industri otomotif, hand phone
b. Potensi Pasar (potential market)
Potensi pasar adalah sejumlah pembeli suatu wilayah yang memiliki uang
dan keinginan untuk membelanjakannya (dikuantumkan dalam suatu mata
uang). Cara mengukur potensi pasar (Q) antara lain dapat dilakukan dengan
mengalikan jumlah pembeli (n) dan harga rata-rata barang (P).
Q=nxP
PP yang diperoleh waktunya lebih lama dari maksimum PP yang ditetapkan maka
proyek dinilai tidak layak dilaksanakan.
Indikator ROI :
Bila ROI yang diperoleh lebih besar daripada bunga pinjaman, maka proyek
layak dilaksanakan.
Bila ROI yang diperoleh lebih kecil daripada bunga pinjaman, maka proyek
dinilai tidak layak dilaksanakan.
Bila ROI yang diperoleh sama dengan bunga pinjaman, maka proyek boleh
dilaksanakan, boleh tidak.
Jika nilai ROI lebih kecil atau sama dengan bunga pinjaman, maka perlu dilakukan
pengecekan kembali apakah ada modal yang terlalu besar atau investasi yang kurang
tepat.
Bila menggunakan df yang sama dengan bunga pinjaman diperoleh hasil nya
negatif, maka usaha dinilai tidak layak dilaksanakan
Bila menggunakan df yang sama dengan bunga pinjaman diperoleh hasil nya =
0 , maka usaha dinilai boleh dilaksanakan, boleh tidak
IRR=
Untuk penerapan pada studi [
( df kelayakan
1) +
( 1)
(df
apotek 2df analisis
metode
( 1+ 2)
1)
digunakan ialah Payback period (PP) dan Return on Investment (ROI).
]
yang sering
2. Biaya tetap (FC Fix Cost) adalah jenis biaya yang secara total akan tetap,
walaupun terjadi perubahan pada volume penjualan atau jumlah produksi.
Contoh biaya tetap adalah biaya gaji pegawai, biaya tak langsung (listik,
telepon, air) dan biaya bunga pinjaman bank.
TC = VC + FC (3.3)
Laba = TR TC (3.4)
II.D.2. Fungsi
Analisis Break Even Point merupakan alat analisis untuk mengetahui
hubungan antara variable penjualan, biaya pembelian barang barang (variable
cost) dan biaya tetap (fix cost) dan keuntungan (profit) yang dihasilkan perusahaan
pada suatu periode tertentu. Fungsi analisis BEP antara lain adalah untuk
merencanakan:
1. Jumlah penjualan. Pada tingkat penjualan berapa labanya dapat menutup
biaya variable dan biaya tetap yang dikeluarkan apotek?
2. Jumlah laba atau rugi. Berapa jumlah laba atau rugi yang akan diperoleh
ketika jumlah penjualan dan jumlah biaya tercapai pada tingkat tertentu?
Q (Konsumen)
TR = 100.000 Q
TC = 60.000.000 +75.000 Q
Logarithmic (TC = 60.000.000 +75.000 Q)
FC = 60.000.000
B. Lokasi
Lokasi berada di Jl. Raya Akses UI No 9 Tugu Cimanggis Depok.
Lokasi apotekstragis dan akan menentukan keberhasilan apotek dan erat
hubungannyadengan aspek pasar.Apotek ini berada pada darah berpenduduk
cukup padat, dan dilalui dengan akses jalan dua arah tanpa pembatas jalan
yang padat. Lokasi ini berada pada arah orang pulang krja. Di sekitar lokasi
ini terdapat 2 Rumah Sakit yaitu RS Bhayangkara Korps Brimob KelapaDua
dan RS Tugu Ibu, 1 Puskesmas, dan 6 Poliklinik.
C. Aspek Pemasaran
1. Observasi Lokasi
a. Jumlah Penduduk Kel.Tugu menurut jenis kelamin pada lingkup RW di
sekitar apotek
RW Laki-Laki Perempuan Total
RW 6 2381 1575 3956
RW 7 2467 2324 4791
RW 8 5749 5499 11248
RW 10 3114 3150 6264
Total 13711 12548 26259
f. Jumlah Poliklinik
NO Nama Alamat Jumlah Jarak dari
Pasien/ Apotek
hari Tugu
(m)
1 Klinik Terpadu Puri Jl. Akses UI 42 1200
Medica
2 Klinik Melati Media Jl. Nusantara No. 40 1000
1A, Hankam
3 Rumah Bersalin dan Jl. RTM No 11 33 1600
klinik Spesialis
Nurul Fikri
4 Klinik Fajar Jl. Raya Akses UI, 36 75
Harapan No 2
5 Klinik Palsigunung Jl. Raya Akses UI 39 1000
6 Klinik Al Abror Jl. Raya Tugu 30 800
g. Apotek Kompetitor
NO Nama Apotek Alamat Jarak dari Praktek Dokter Jumlah
Apotek Resep/
Tugu hari
(m)
1 Apotek Jl. Raya 50 Tidak Ada 80
Teratai Akses (Apotek
UI RS)
2 Apotek Jl. Raya 50 Ada (Bidan dan 25
Kasih Akses Dokter
UI Umum)
3 Apotek Jl. Raya 500 Ada (Klinik 28
Kelapa Akses Kecantikan)
Dua UI
4 Apotek Jl. Raya 700 Ada (Dokter 25
Pratama Akss UI Kulit dan
II No. 10 okter Gigi)
5 Apotek Jl. 800 Ada (Dokter 30
Nusantar Nusanta Gigi)
a ra Raya,
Hankam
6 Apotek Jl. RTM 1600 Ada (Dokter 26
Sanabil Umum)
7 Apotek Jl. Menpor 1000 Tidak Ada 35
Damai
8 Apotek Jl. Raya 1400 Ada (Klinik 50
Sasanti Bogor Dokter)
9 Apotek Rizqi Jl. Raya 1000 Tidak Ada 20
Farma Tugu
Sarana penunjang
Rak kaca etalase kecil : Rp 3.000.000,-
Rak kaca etalase besar : Rp 4.000.000,
Meja kerja : Rp 500.000,-
Meja racik : Rp 300.000,-
Lemari narkotik : Rp 500.000,-
Wastafel : Rp 150.000,-
Komputer 1 unit : Rp 3.000.000,-
Mesin kasir : Rp 1.000.000,-
Peralatan administrasi : Rp 500.000,-
Televisi 14 inch : Rp 1.000.000,-
Telepon : Rp 500.000,-
Peralatan meracik : Rp 2.500.000,-
Kulkas : Rp 1.500.000,-
Dispenser : Rp 250.000,-
Kipas angin : Rp 200.000,-
Plang nama apotek +
buku wajib farmasi : Rp 500.000,-
TOTAL : Rp20.000.000,-
Modal kerja
Barang dagangan : Rp 40.000.000,
Rekening di bank : Rp 10.000.000,-
TOTAL : Rp 50.000.000,-
Biaya tetap
Pengeluaran gaji pegawai : Rp
81.800.000,-
Biaya pengelolaan pertahun : Rp
12.200.000,-
TOTAL : Rp
94.000.000,-
Obat bebas
Harga penjulan /hari : Rp.
1.000.000,-
Harga penjulan /bulan : Rp.
26.000.000,-
Harga penjulan /tahun : Rp.
312.000.000,-
TOTAL PENJUALAN : Rp. 1.248.000.000,-
c. Indeks Penjualan
Indeks Penjualan Resep = Total Penjualan Resep x 1,3
Total Penjualan
= 936.000.000 x 1,3
1.248.000.000
= 0,98
Indeks Penjualan OTC = Total Penjualan OTC x 1,15
Total Penjualan
= 312.000.000 x 1,15
1.248.000.000
= 0,29
Indeks Penjualan = 0,98 + 0,29 = 1,27
5. Laba Rugi
Indeks Penjualan : 1,27
Laba Total : 1,27 1 = 0,27
Laba kotor : 0,27 x 100%
1,27
: 21,26 %
: 21,26 % x Rp 1.248.000.000,-
: Rp. 265.324.800
Biaya Tetap : Rp. 94.000.000 -
Rp. 171.324.800
Pajak 10% : Rp. 17.132.480 -
Laba Netto (Laba bersih) : Rp.154.192.320,-
Total investasi
= Rp. 154.192.320,-x 100% = 42,36%
Rp 364.000.000,-
Kesimpulan:
ROI yang diperoleh apotek dengan tingkat perolehan laba sebesar Rp
154.192.320,- per tahun adalah 42,36%.
8. Perhitungan BEP
Perhitungan BEP (TR=TC)
Dilihat dari penjualan resep
Harga rata-rata obat yang dibeli pasien = Rp. 60.000,-
Keuntungan penjualan resep = 30%, maka biaya variabel resep = 70%
HPP = biaya variabel resep x Rp. 60.000,-
= 70 % x Rp 60.000,-
= Rp 42.000,-
TR= PxQ
= 60.000 xQ
= 60.000Q
TC = FC + (HPP per pasien x Q)
= 94.000.000 + 42.000Q
TR=TC
60.000Q = 94.000.000 + 42.000Q
Q = 5222 pasien/tahun
= 435 resep / bulan
= 16,73 ~ 17 resep/hari dengan nilai Rp 1.020.000,-
Ket :
TR(Total Revenue) = Total Pendapatan
TC (Total Cost) = Total Biaya
FC (Fix Cost) = Biaya Tetap
VC (Variable Cost) = Biaya Variabel
HPP = Harga Pokok Penjualan
P (Price) = Harga
Q (Quantity) = jumlah unit barang atau jumlah konsumen
1
x Rp94.000 .000,
= [1( 1/1,27 ) ]
= Rp. 447.619.050,-
Dari resep = 70% x Rp. 447.619.050,-
= Rp. 313.333.340/tahun
= Rp. 26.111.111/bulan (26 hari kerja)
= Rp. 1.004.273,5/hari
Rp 60.000,
1 resep = Rp. 60.000 Rp1.004 .273,5, x 1 resep = 16,74 ~ 17
resep/hari
Jadi, BEP terjadi pada jumlah penjualan sebanyak 17resepper hari dengan
nilai Rp 1.020.000,- per hari.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Praktis. Jakarta : Wira Putra Kencana. Hal :
196-199