Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Tujuan


Dewasa ini, kebutuhan manusia akan benda-benda elektronik sudah
menjadi suatu ikatan erat yang tidak dapat dipisahkan lagi. Setiap harinya
manusia di dunia pasti menggunakan benda-benda elektronik dalam
kegiatan sehari-harinya.Begitu pula dengan alat-alat digital yang juga
setiap hari kita jumpai.Banyak benda-benda di sekitar kita yang seakan
berjalan otomatis dengan suatu lingkup waktu tertentu. Dan banyak tidak
orang sadari dan ketahui apa saja komponen utama dari alat-alat digital
tersebut.
Dengan percobaan pembuatan alat digital sederhana ini, kita dapat
mengetahui dan menganalisa cara kerja tiap-tiap komponen penting
dalam rangkaian sebuah alat digital sehingga sebuah alat digital itu dapat
menampilkan urutan angka yang sistematis dengan selang waktu yang
dapat kita atur sendiri.
Dengan percobaan ini pula, kita dapat mengetahui bagaimana tiap-
tiap komponen penyusun rangkaian terpasang secara benar dan baik,
serta mengetahui bagaimana rangkaian utama dalam suatu alat digital
pada umumnya.

2 Perumusan Masalah
Dalam laporan ini, penyusun merumuskan beberapa masalah
berkaitan dengan percobaan yang kami lakukan, yakni :
Bagaimana blok diagram rangkaian digital tersebut?
Bagaimana analisa masing-masing komponen utama yang
dibutuhkan?
Bagaimana cara kerja tiap komponennya?
Bagaimana cara kerja alat digital tersebut dan skema rangkaian
terpasangnya?
Komponen-komponen apa sajakah yang diperlukan untuk
pembuatan alat digital ini?

1
ITMRCOUNDESPLAY
2.1. Blok Diagram

2.2. Analisa Komponen


Multivibrator
BAB II
DASAR TEORI

Secaragarisbesar, blok diagram dari rangkaian alat digital yang kami


buat dapatdigambarsebagaiberikut :

Gambar 1. Diagram blok Rangkaian Alat digital

Multivibrator adalah sebuah sirkuit elektronik dengan dua piranti aktif


yang dirancang sedemikian rupa hingga salah satu piranti menghantar
(aktif) pada saat piranti lain tidak bekerja (cut of).
Multivibrator mendapatkan namanya karena isyarat kekuasannya kaya
akan harmonik. Peralihan (switching) di antara kedua tingkat tegangan
keluaran tersebut terjadi secara cepat.Dua keadaan tingkat tegangan
keluaran multivibrator tersebut, yaitu stabil (stable) dan kuasi stabil
(Quasistable).Disebut stabil apabila rangkaian multivibrator tidak akan
mengubah tingkat tegangan keluarannya ke tingkat lain jika tidak ada
pemicu (trigger) dari luar rangkaian. Disebut kuasistabil apabila
rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan keluaran
sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya
tanpa satupun pemicu dari luar.
Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya
ditentukan oleh komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator
tersebut.Ketika rangkaian multivibrator mengalami peralihan di antara dua

2
tingkat keadaan tegangan keluarannya maka keadaan tersebut disebut
sebagai keadaan unstable atau kondisi transisi.
Ada 3 jenis sirkuit multivibrator, yaitu bistabil,astabil dan monostabil.
Berikut penjelasan dari masing- masing jenissirkuit multivibrator:
Multivibrator bistabil (flip-flop)
Rangkaian multivibrator bistabil memiliki ciri-ciri, bahwa rangkaian ini
tetap beradapada tingkatan (level) keluaran yang diberikan apabila tidak
dikenakan sinyal(trigger) dari luar. Penerapan sinyal dari luar akan
menyebabkan perubahankeadaan, dan tingkat keluaran ini akan tetap
sampai ada sinyal dari luar berikutnya.Jadi rangkaian bistabil memerlukan
dua sinyal sebelum kembali kekeadaan awal.
Multivibratorastabil(free running)
Multivibratorastabil (free running) adalah multivibrator yang memiliki dua
keadaan kuasistabil( bukankeadaanstabil), dankondisi rangkaian berosilasi
diantaranya. Dalam hal ini tidakdiperlukan sinyal trigger luar untuk
menghasilkan perubahan keadaan.
Karenasifatosilasidiantaraduakeadaanini,
rangkaianastabildigunakanuntukmenghasilkangelombangsegiempat.

Gambar 2.Rangkaian multivibrator astabil


Multivibrator monostabil (one-shot)
Multivibratormonostabil(on shot),menghasilkan satu pulsa dengan
selangwaktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dariluar.Ini
berarti bahwa hanya satu saja kea dan stabil. Penerapan trigger
mengakibatkanperubahankeadaankuasistabil,yang berarti bahwa
rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada selang waktu yang
ditentukan dan kemudian kembali pada keadaan awal. Akibatnya adalah
sinyal trigger internal dibangkitkan yang
menghasilkantransisikeadaanstabil.

3
Gambar 3.Rangkaian multivibrator monostabil

Dalam rangkaian alat digital, kami menggunakanIC 555 sebagai komponen


multivibrator.IC 555 merupakan pewaktu (timer) yang sangat serbaguna,
sehingga dapatdipakai untuk berbagai penerapan.Dengan menambahkan
beberapa resistor dankapasitor, IC ini dapat berfungsi sebagai
multivibrator, picu scimit, untuk modulasilebar pulsa dan penundaan
waktu (time delay) pulsa.

Gambar 4. Diagram blok pewaktu (timer) 555

Counter (Pencacah)
Pencacah merupakan suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk
mencacah jumlah pulsa pada bagian input dan keluaran berupa digit biner,
dengan saluran tersendiri untuk setiap pangka tdua 2 0, 21, 22 dan
seterusnya.Pencacah terdiri dari flip-flop yang diserikan dimana keadaan
arus keluaranya ditahan sampai ada clock. Pencacah dapat dibagi menjadi
dua tipe, yaitu : Synchronous dan Asynchonous, dimana keduanya
dibedakan dengan bagaimana cara diclock.
Pencacah Asynchonous di disain dengan menggunakan flip-flop pada
keadaan toggle. Flip-flop JK atau D dapat dibuat kedalam keadaan toglle.
Flip-flop JK dapat dibuat dalam keadaan toglle dengan menghubungkan
kedua input J dan K pada logika 1(high). Sedangkan untuk flip-flop tipe D,
dapat dibuat dalam keadaan toglle dengan menghubungkan keluaran Q
kembali ke input. Pencacah asynchronous bekerja dengan mengkaskade
seri flip-flop dalam keadaan toggle secara bersamaan. Keluaran tiap-tiap
flip-flop digunakan sebagai clock untuk flip-flop berikutnya secara
berurutan.Hal ini menyebabkan flip-flop berubah secara asynchonous,
seperti gelombang.
Pencacah asynchronous lebih dikenal sebagai pencacah ripple. Karena
cara penghubungan setiap flip-flop seperti diatas, sehingga setiap
frekuensi flip-flop berikutnya dibagi dua. Hal ini ditunjukkan pada contoh
pencacah ripple pada gambar 5.

4
Gambar 5. Pencacah biner ripple empat keluaran

Gambar 6.Diagram waktu ripple counter 4-bit


Karena menggunakan FF sebanyak 4 buah, maka counter tersebut
memiliki modulus 2N dimana N merupakan jumlah FF yang digunakan,
sehingga 24=16. Nilai hitungan maksimal yang dihasilkan dari rangkaian
tersebut adalah 2N 1= 15. Berdasarkan diagram waktunya, maka tabel
kebenaran dari ripple counter modulus 16 dapat dituliskan seperti pada
gambar 7.Pada gambar 5 terlihat bahwa susunan keluaran FF dibalik
menjadi DCBA. Hal tersebut untuk mempermudah dalam membaca dalam
bentuk desimalnya. Susunan DCBA menunjukan bahwa output A
merupakan LSB (LeastSignificant Bit) yaitu merupakan bobot bit yang
terkecil, sedangkan output D merupakan output MSB (Most Significant Bit)
yaitu bobot bit yang tertinggi. Output DCBA mengeluarkan nilai-nilai logika
dari 0000 s/d 1111 atau 0 s/d 15 desimal. Hal ini menunjukan bahwa
rangkaian counter telah melakukan perhitungan input clock sebanyak 16
kali. Karena counter menghitung dari nilai paling rendah ke nilai paling
tinggi, maka rangkaian tersebut disebut dengan upcounter( penghitung
naik). Pada rangkaian tersebut, selama input clock mendapatkan pulsa
clock, maka proses perhitungan akan berjalan terus. Setelah hitungan
mencapai nilai tertinggi, maka pencacahan akan diulang lagi mulai dari
nilai terendah 0000, demikian seterusnya. Dalam pengembangannya,
maka saluran masukan clock dapat diganti dengan komponen transduser
(sensor) dan keluaran DCBA dihubungkan peraga.

5
Gambar 7.Tabel kebenaran Ripple counter 4-bit

Dalam rangkaian alat digital, kami menggunakan IC 7490 sebagai


komponen Counter. Berikut data spesifikasi IC Counter 7490 :

a b c

Gambar 8. (a) IC 7490, (b) Tabel BCD Count Sequence, (c) Tabel Kebenaran IC 7490

Decoder
Decoder adalah suatu rangkaian logika kombinasional yang mampu
mengubah masukan kodebiner n-bit ke m-saluran keluaran sedemikian
rupa sehingga setiap saluran keluaran hanya satu yang akan aktif dari
beberapa kemungkinan kombinasi masukan. Gambar 9.a memperlihatkan
diagram dari decoder dengan masukan n = 2 dan keluaran m = 4
(decoder 2 ke 4). Setiap n masukan dapat berisi logika 1 atau 0,ada 2N
kemungkinan kombinasi dari masukan atau kode-kode. Untuk setiap
kombinasi masukan ini hanya satu dari m keluaran yang akan aktif
6
(berlogika 1), sedangkan keluaran yang lain adalah berlogika 0. Beberapa
decoder d disain untuk menghasilkan keluaran low pada keadaan aktif,
dimana hanya keluaran low yang dipilih akan aktif sementara keluaran
yang lain adalah berlogika 1. Dari keadaaan aktif keluaranya, decoder
dapat dibedakan atas non inverted output dan inverted output. Atau
biasa disebut juga suatu peubah dari sandi BCD 8421 ke decimal.

a.

b.
Gambar 9. (a) Diagram dekoder 2 ke 4, (b) Tabel kebenaran decoder 2 ke 4

Dalam rangkaian alat digital, kami menggunakan IC 7447 sebagai


komponen Decoder, karena IC 7447 cocok dengan seven segment yang
akan kami gunakan sebagai display nantinya. Berikut data spesifikasi IC
Decoder7447 :

a.

7
b.
Gambar 10. (a) IC Decoder 7447, (b) Tabel kebenaran IC Decoder7447

Display
Display (peraga) digunakanuntukmenampilkan hasildari proses
perubahansandi BCD 8421 ke desimal. Ada beberapamacam display yang
digunakan, antaralain :
DotMatrik
LCD
Seven Segment CA
Seven segment terdiridarisusunandelapanbuah LED. Seven segment
biasanyadigunakanuntukmenampilkanangkapada jam digital,digital
multimeter, danperalatanelektroniklainnya yang menampilkanangka.

Gambar 11. Seven-Segment Display

8
Seven segment ada 2 tipeyaitu seven segment common anoda dan seven segment
common cathoda.Perbedaan common anoda dan common cathode terletak pada kaki
commonnya, Untuk common anoda kaki commonnyaberupaanodadaridelapan LED,
sedangkan common cathoda kaki commonnyaberupakatodadaridelapan LED.

Gambar 12. Seven segment

Common Cathode

dan Common
Anode

Untuk menampilkanangkapada seven segmentpada rangkaian,kami


menggunakan IC 7447 (seperti yang sudah dijelaskan diatas).IC 7447
terdiridari 16 kaki.IC 7447 cocokdengan seven segment yang bertipe
common anoda.Rangkaiannyadapatdilihatpadagambardibawah :

9
Gambar 13. Rangkaian Decoder to Seven segment

Untukmenampilkanangka seven segment denganrangkaiandiatas,


andadapatmelihat tabel dibawah :

ANGKA YANG
INPUT
DITAMPILKAN
D C B A
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 2
0 0 1 1 3
0 1 0 0 4
0 1 0 1 5
0 1 1 0 6
0 1 1 1 7
1 0 0 0 8
1 0 0 1 9

Gambar 14. Tabel kebenaran Seven segment

10
Gambar 15. Diagram blok display Seven segment common anode

Dimana cara kerja pada seven segment tersebut terlihat pada gambar
diagram blok display seven segment diatas, yaitu jika kita ingin
menyalakan angka 0 maka yang aktif pada seven segment tersebut
adalah a, b, c, d, e dan f. Setelah itu jika ingin menyalakan angka1 maka
yang aktif pada seven segment tersebut adalah badan c. Setelah itu jika
ingin menyalakan angka 2 maka yang aktif adalah a ,b, d, e, dan g.
Setelah itu jika ingin menyalakan angka 3 maka yang aktif adalah a, b, c, d
dan g. Setelah itu jika ingin menyalakan angka 4 maka yang aktif adalah
b, c, f dan g. Setelah itu jika ingin mengaktifkan angka 5 maka yang aktif
adalah a, c, d, f dan g. Dan begitu seterusnya sampai mengaktifkan angka
9. Seperti itulah contoh bagaimana seven segment bekerja dan jika kita
ingin menyalakan angka itu juga hanya beberapa saja seven segment
tersebut yang akan aktif.
Dalam rangkaian alat digital, kami menggunakan Seven segment
dengan tipe Common Anoda sebagai display (peraga), rangkaian ini terdiri
dari 8 buah susunan LED Seven segment, 7 buah resistor pembatas arus
yang menghubungkan pin output BCD (decoder)-to-Seven segment
dengan LED pada Seven segment.Seven-segment ini menggunakan LED
common anoda, yaitu seluruh anoda terhubung menjadi satu dan masing-
masing katodanya dihubungkan dengan resistor yang berada di antara
LED dan IC BCD (decoder)-to-Seven segment. Seluruh emitor (pin
transistor dihubungkan ke VCC, sedangkan masing-masing kolektornya
dihubungkan pada masing-masing digit seperti tampak pada gambar 15.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Skema RangkaianAlat DigitalDan Penjelasan

Rangkaian alat digital yang kami buat mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Menggunakan Multivibrator jenis Monostabil dengan input tegangan 5 Volt (sumber
tegangan dari rangkaian power supply tugas 1).
Terdiri dari 5 buah pulsa dengan selang waktu (T) yang berurutan (dari selang waktu
cepat sampai lambat).
Untuk dapat membentuk sinyal multivibrator, maka diperlukan resistor dan
kapasitor eksternal, yaitu dengan memanfaatkan waktu pengisian dan pengosongan
kapasitor, dimana nilai kapasitor resistor dan kapasitor eksternal tersebut akan
berpengaruh pada periode sinyal yang dihasilkan.
Rangkaian PCB yang terdiri dari 5 buah resistor dan rotary switch
dirangkai terpisah dari breadboard karena kurangnya area pada rangkaian
breadboard. Rangkaian PCB dihubungkandengan rangkaian Multivibrator
pada breadboard sesuai gambar berikut ini :

PCB board Breadboard

12
Gambar 16. Rangkaian resistor to multivibrator

Multivibrator yang digunakan adalah IC 555, yang terdiri dari 8 pin. Pin
1 merupakan ground dihubungkan ke ground dari power supply. Pin 2, 6
dan 7 dihubungkan parallel dengan rangkaian seri dari kapasitor dan
rotary switch, rangkaian seri ini menggunakan kapasitor 10 Fmenuju
ground. Pin 4 merupakan masukan reset (high) yang dihubungkan dengan
sumber tegangan positif. Pin 8 merupakan sumber tegangan positif
dihubungkan dengan + 5 volt dari power supply. Pin 5 merupakan control
voltage yang dihubungkan dengan kapasitor 10F menuju ground. Pin 3
merupakan output multivibrator yang akan dihubungkan dengan
komponen Counter. Jadi dalam hal ini output multivibrator berfungsi
sebagai pemicu (trigger) yang memberikan masukan pada komponen
Counter untuk menghasilkan suatu tegangan rendah (logika 0) atau tinggi
(logika 1).
Untuk menguji baik-tidaknya kinerja multivibrator, dalam rangkaian ini
kami juga menghubungkan output multivibrator dengan LED berwarna
hijau yang diserikan dengan sebuah resistor 220 ohm. Resistor ini
berfungsi untuk membatasi arus yang masuk ke LED agar LED tidak rusak.
Output dari multivibrator (IC 555) lalu dihubungkan dengan komponen
counter yang selanjutnya dihubungkan ke komponen decoder, seperti
yang terlihat pada gambar dibawah ini :

13
Gambar 17. Rangkaian counter to decoder

Counter yang kami gunakan pada rangkaian ini yaitu IC Counter


74190, yang terdiri dari 16 pin. Pin 16 merupakan input dihubungkan
dengan pin 3 dari multivibrator (IC 555). Pin 1 merupakan Cp1
diparalelkan dengan Pin 12 (Qo) yang nantinya sebagai output sandi 1
(20). Pin2 dan 6 merupakan masukan reset (low)dihubungkan dengan
ground. Pin 3 dan 7 merupakan masukan reset (x) yang artinya dapat
dihubungkan dengan gound atau sumber tegangan, dalam rangkaian ini
14
kami menghubungkannya dengan ground. Pin 2, 3, 6 dan 7 yang
dihubungkan dengan groundakan memberikan output dengan kondisi
menghitung/ count(lihat pada gambar 8.c). Pin 5 merupakan sumber
tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supply. Pin 10
merupakan ground dihubungkan ke ground dari power supply. Pin 12
merupakan output sandi 1 (20) dihubungkan dengan pin 7 dari decoder (IC
7447) dan juga LED berwarna kuning yang diserikan dengan sebuah
resistor 220 ohm. Pin 11 merupakan output sandi 8 (2 3) dihubungkan
dengan pin 6 dari decoder (IC 7447) dan juga LED berwarna kuning yang
diserikan dengan sebuah resistor 220 ohm. Pin 9 merupakan output sandi
2 (21) dihubungkan dengan pin 1 dari decoder (IC 7447) dan juga LED
berwarna kuning yang diserikan dengan sebuah resistor 220 ohm. Pin 8
merupakan output sandi 4 (22) dihubungkan dengan pin 2 dari decoder (IC
7447) dan juga LED berwarna kuning yang diserikan dengan sebuah
resistor 220 ohm. Resistor 220 ohm pada masing-masing koneksi output
ini berfungsi untuk membatasi arus yang masuk ke LED agar LED tidak
rusak. Dan pemasangan LED pada masing-masing koneksi output sandi
BCD 8421 juga berfungsi sama seperti pada rangkaian multivibrator, yaitu
untuk menguji baik-tidaknya kinerja Counter (IC 7490).Jadi dalam hal ini
Counter berfungsi untuk mencacah/ menghitung jumlahpulsapadabagian
input dankeluaranberupa digit biner,
dengansalurantersendiriuntuksetiappangkatdua 2 0, 21, 22 dan seterusnya.
Untuk komponen Decoder, kami menggunakanIC 7447, karena IC 7447
atau IC 7447 ini cocok dengan seven segment yang akan kami gunakan
sebagai display nantinya. Pin 1 (B) merupakan sandi 2 (21) input
dihubungkan dengan Pin 9 dari counter (IC 7490). Pin 2 merupakan input
sandi 4 (22) dihubungkan dengan pin 8 dari counter (IC 7490). Pin 6
merupakan input sandi 8 (23) dihubungkan dengan pin 11 dari counter (IC
7490). Pin 7 merupakan input sandi 1 (20) dihubungkan dengan pin 12 dari
counter (IC 7490).Pin 8 merupakan ground dihubungkan ke ground dari
power supply. Pin 16 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan
dengan + 5 volt dari power supply. Pin 3, 4 dan 5 yang merupakan LT,
RB0, RBI dihubungkan dengan sumber tegangan + 5 volt dari power
supply, (hal ini dapat dilihat pada gambar 10.b; baris 2 yang merupakan
saluran tinggi/ high). Untuk pin 9, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 merupakan
output yang dihubungkan ke komponen display seven segment, seperti
yang terlihat pada gambar dibawah ini :

15
Gambar 18. Rangkaian decoder to display Seven segment

Dalam rangkaian ini kami menggunakan display Seven segment


dengan tipe Common Anoda sebagai display (peraga) seperti gambar
diatas. Rangkaian ini terdiri dari 8 buah susunan LED Seven segment, 7
buah resistor 220 ohm sebagai pembatas arus yang menghubungkan pin
output BCD 8421 (IC decoder 7447)-to-Seven segment dengan LED pada
Seven segment.Resistor ini berfungsi untuk membatasi arus yang masuk
ke LED agar LED tidak rusak.Seven-segment ini menggunakan LED
common anoda, yaitu seluruh anoda terhubung menjadi satu dan masing-
masing katodanya dihubungkan dengan resistor yang berada di antara
LED dan IC BCD (decoder)-to-Seven segment. Seluruh emitor (pin
transistor dihubungkan ke VCC, sedangkan masing-masing kolektornya
dihubungkan pada masing-masing digit seperti tampak pada gambar
18.Oleh karena itu untuk menampilkanangka pada seven segmentpada
rangkaian,kami menggunakan IC 7447 (seperti yang sudah dijelaskan
diatas), karena IC 7447 cocokdengan seven segment yang bertipe
common anoda. Jadi dalam hal ini, output dari decoder (pin 9 sampai 15)
berfungsi sebagai peubah sandi BCD 8421 ke decimal yang ditampilkan
pada display Seven segment.
Pin 9 pada decoder merupakan output,dihubungkan dengan pin 1 yang
merupakan input LED berwarna merah (e) pada display Seven segment,
yang diserikan dengan sebuah resistor 220 ohm. Pin 10 pada decoder
merupakan output, dihubungkan dengan pin 2 yang merupakan input LED
berwarna merah (d) pada display Seven segment, yang diserikan dengan
sebuah resistor 220 ohm. Pin 11 pada decoder merupakan output,
dihubungkan dengan pin 4 yang merupakan input LED berwarna merah (c)
pada display Seven segment, yang diserikan dengan sebuah resistor 220
ohm. Pin 12 pada decoder merupakan output, dihubungkan dengan pin 6
yang merupakan input LED berwarna merah (b) pada display Seven
segment, yang diserikan dengan sebuah resistor 220 ohm. Pin 13 pada
decoder merupakan output, dihubungkan dengan pin 7 yang merupakan
input LED berwarna merah (a) pada display Seven segment, yang
diserikan dengan sebuah resistor 220 ohm. Pin 14 pada decoder
merupakan output, dihubungkan dengan pin 10 yang merupakan input
16
LED berwarna merah (g) pada display Seven segment, yang diserikan
dengan sebuah resistor 220 ohm. Pin 15 pada decoder merupakan output,
dihubungkan dengan pin 9 yang merupakan input LED berwarna merah (f)
pada display Seven segment, yang diserikan dengan sebuah resistor 220
ohm.Pin 3 dan 8 merupakan common anoda, yang salah satunya
dihubungkan dengan + 5 volt dari power supply. Dalam rangkaian, kami
menggunakan pin 3 untuk dihubungkan dengan + 5 volt dari power
supply.

1.4. Gambar sketsa rangkaian

Berikut keseluruhan skema rangkaian alat digital yang kami buat :

Gambar 19. Skema rangkaian alat digital

17
3.2. DAFTAR KOMPONEN

No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah

1 IC Timer NE 555N (IC 555) 1 buah


2 Counter HD 74LS190P (IC 74190) 1 buah
3 Decoder M 74LS47P (IC 7447) 1 buah
4 Seven segment Common anoda 1 buah
5 Regulator IC LM 7805 1 buah
6 Kapasitor 47 F 50 V 1 buah
7 Kapasitor 100F 35 V 1 buah
8 Resistor 1 k 6 buah

18
9 Resistor 100 k 1 buah
10 Resistor 220 1 buah
11 Trimpot 100 k 1 buah
12 Saklar 1 buah
13 Socket batere - 1 buah
14 PCB board - 1 buah
15 Kabel Tunggal 1 meter
16 Batere 9 Volt 1 buah

ANALISA ALAT
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus listrik.

Trimpot berfungsi sebagai pengatur hambatan arus yang mengalir menuju display.

Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan arus listrik.

Tombol Reset berfungsi sebagai pengulang atau pengembalian angka yang tertera pada

display dan kembali ke posisi 0.

Tombol Up& Down berfungsi sebagai pemulai dan penghenti kerja pada display.

IC berfungsi sebagai into dalam rangkaian.

PCB berfungsi sebagai tempat rangkaian dirakit.


19
Seven Segment berfungsi sebagai penampilan angka pada display.

Socket batere berfungsi sebagai penghasil arus listrik dan tegangan.

Kabel berfungsi sebagai penghubung dari satu komponen ke komponen lainnya dan

tempat dilewati arus listrik.

Timah & Solder berfungsi untuk menyatukan komponen dan kabel.

ANALISA PERCOBAAN
Kalo saya ini, awal sumber listrik berasal dari batere 9 volt di regulasi
dengan IC LM7805 sehingga keluaran menjadi 5 volt, lalu dengan IC Timer
yg menggunakan 47 F dan R 1k dan 100k Trimpod sehingga pulsa yg
keluar dr IC 55 dapat diatur, kaki 3 yg keluar dari IC 55 dihub dgn led
(kuning) indicator menggunakan R 1k lalu pulsa dari IC 55 menuju ke IC
counter 7490 yang berfungsi sebagai gerbang logika fungsi 8421 yang
akan diterjemahkan oleh IC decoder 7447 keluaran dari IC counter
dihubungkan dengan LED sehingga fungsi dari 8421 dapat terlihat pada
indicator LED yg telah dilengkapi dengan R 1k terdapat 4 buah LED warna
merah yg menunjukan fungsi yg menunjukan fungsi 8421 pd display seven
segment, IC decoder ialah IC yg menerjemahkan fungsi dari IC counter
menuju seven segment, keluaran kaki dari IC decoder menuju seven
segment yg berbasis anoda yaitu kutub positif berada pada kaki tengah
atau com pada seven segment sedangkan sisa kaki lainnya merupakan
keluaran dari IC counter atau penerjemah 7447,
Lalu seven segment menampilkan angka dari 0 sampai 9 yg
merupakan dari IC counter pada kaki 5 sehingga yg ditampilkan pada
display hanya angka yg bertambah ke atas tidak berlaku sebaliknya, lalu R
220 ohm dipasang pada kaki ohm seven segment, saklar digunakan
sebagai pemutus perintah dari IC timer ke IC decoder sehingga apabila
saklar tidak dinyalakan hanya akanada display 0 pada seven segment,
inilah rangkaian sederhana penerjemah dari IC timer ke seven segment
dengan menggunakan counter up.

20
Alat yang telah dibuat mendapatkan hasil yang tidak sempurna
dikarenakan hasil yang tertera di seven segment hanya angka 0,
seharusnya seven segment berhasil menunjukkan semua angka 0-9 dan
kembali 9-0.Hal ini disebabkan oleh salahnya rangkaian sehingga
menyebabkan adanya komponen dari alat yang dibuat tidak berfungsi
dengan baik, salah satunya yaitu dikomponen IC nya. Karena akibat
rangkaiannya tidak benar IC nya, IC 555, IC 7447 dan IC 74190 tidak
sinkron satu dengan yang lainya sehingga hasil akhirnya atau out put
yang diinginkan salah. Yang kedua yang mnyebabkan alat tidak jalan
adalah hasil dari soldernya yang jelek sehingga mengganggu kerja dari
pin-pin icnya .yang ketiga yang menyebabbkan alatnya tidak jalan adalah
kondisi komponen dari alat yang dipasang sudah dalam keadaan rusak
tidak berfungsi.
Yang menyebabkan alat ini tidak jalan karena icc 555 sebagai
multipibrator yang brfungsi untuk mengirim sinyal ke ic 7447 dan 74192
terganggu. 74192 dan 7447 tidak bisa mengirim sinyal ke seven
segmennya karena icc utamanya yaitu ic 555 tidak berfungsi dengan baik.
Hal ini menyebabkan icc 74192 dan 7447 tidak bisa mengirim sinyal ke
seven segmennya dengan baik sehingga aoutpun yang dikeluarka darfi
display segmennya hanya 00. kurang rapih dalam mensolder, IC yang
bermasalah ( IC 7447,74192,555 ) tidak terhubung / sinkron.

KESIMPULAN
KesimpulanCounter up -> menghitung secara mundur, dan counter
down ->menghitung secara maju. Dari 0-9 dan sebaliknya. Counter up
berfungsi untuk penghitung secara maju dengan cara pulsa dariclock
menjadi input untuk FF yang pertama dan akan menyebabkan perubahan
pada kondisi output untuk saat yang dikehendaki

LAMPIRAN

21
22

Anda mungkin juga menyukai