Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

A. TEORI

Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari
rumah orang tua dan berakhir dengan kosongnya rumah, ketika anak terakhir juga telah
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah
setelah mereka menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Walaupun lama waktu yang biasa
terjadi pada tahap ini adalah enam atau tujuh tahun, beberapa tahun belakangan ini tahap
VI dalam keluarga menjadi lebih lam karena lebih banyak anak yang telah dewasa tinggal
di rumah setelah mereka menyelesaikan sekolahnya dan mulai bekerja.
Tugas Perkembangan keluarga dengan dewasa muda adalah memperluas lingkaran
keluarga terhadap anak dewasa muda, temasuk memasukkan anggota keluarga baru yang
berasal dari pernikahan anak-anaknya. Melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, membantu orabg tua suami dan istri yang
sudah menua dan sakit.

B. PENGKAJIAN
Proses pengkajian yang dilakukan pada Tn.J dan An.E dengan asma, data diperoleh
penulis dengan melakukan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik langsung kepada
Tn.J dan An.E. Selain itu penulis mendapatkan keterangan dari keluarga.
Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi juga di sesuaikan dengan
kondisi Tn.J dan An.E saat di kaji. Pada saat dilakukan pengkajian Tn.J dan keluarga
cukup terbuka dan sudah terjalin hubungan saling percaya antara klien dengan penulis
sehingga mempermudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan
dengan Tn.J menceritakan mengenai kesehatannya dan menerima saran yang diberikan
oleh penulis. Data yang di dapat pada saat pengkajian mengarah pada penyakit asma
dengan keluhan sesak nafas jika terkena debu atau dengan aktivitas berlebihan.
Data pengkajian yang didapat adalah Ny.D mengatakan bahwa Tn.J dan An.E sering
merasa sesak nafas, Ny.D mengatakan bahwa asma pada An.E dan Tn.J sering mengalami
kekambuhan bila beraktivitas berlebihan dan cuaca yang dingin, debu dan asap. Bila anggota
keluarga mengalami asma tindakan keluarga berupa kerokan. Ny.D mengatakan belum

32
mengetahui cara merawat jika asma pada anggota keluarga kambuh. Ny.D mengatakan bahwa
dikeluarganya terdapat penyakit menurun yaitu asma. Ny.D mengatakan bahwa ibu klien
menderita asma. Tn.J mengatakan tidak mempunyai tempat sampah permanen, biasanya sampah
dikumpulkan setelah itu dibakar tetapi tempat pembakaran sampah selalu disitu. Pada ruang
keluarga pencahayaannya kurang dan jendelanya tidak bisa dibuka. Kebersihan dalam rumah
keluarga Tn.J kurang bersih karena masih terdapat banyak debu pada lantai rumah.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif pada Tn.J dan An.E, keluarga Tn.J
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
asma.
Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan kondisi dimana
resiko terjadi penyempitan pada saluran pernafasan sehingga dapat menyebabkan
kurangnya suplai oksigen ke otak maupun seluruh tubuh.
Pada pasien dengan asma akan sangat mudah terpicunya penyempitan jalan
nafas karena terjadi hipersensitif terhadap faktor pencetus asma tersebut. Keluarga
Tn.J belum mengetahui bagaimana cara perawatan keluarga dengan asma, sehingga
akan sangat beresiko jika anggota keluarga mengalami kekambuhan dan tidak
memdapatkan perawatan secara cepat dan tepat. Keluarga masih belum mampu
melakukan tugas kesehatan keluarga dengan merawat anggota kleuarga yang sakit.
2 Resiko tinggi penyebaran infeksi/penyakit diare pada anggota keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diare pada keluarga Tn.J.
diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus maupu bakteri yang
juga bergantung pada kondisi lingkungan dan pola hidup individu. Pada masalah ini
keluarga belum mengetahui pentingnya hidup bersih untuk mencegah terjadinya
diare. Hal ini terbukti dari pengkajian terlihat keadaan rumah yang kurang bersih
terdapat satu ruang diman udara maupun cahaya matahari tidak dapat masuk dalam
rumah serta letakkandang dan rumah yang telalu dekat. Sehingga memungkin
mudahnya perpidahan mikroorganisme, sehingga keluarga beresiko terkena penyakit
seperti diare.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan dalam proses keperawatan di mulai setelah data terkumpul,
dikelompokkan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun
berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah
ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa di

33
tetapkan dalam jangka panjang atau jangkan pendek, harus jelas, dapat diukur dan
realistis. Di tegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian
tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana keperawatan. Pada
penyusunan kriteria hasil penulis menyesuaikan dengan waktu pemberian perawatan yang
dilakukan oleh penulis yaitu selama tiga hari. Untuk intervensi lebih mengarah pada
tugas kesehatan keluarga meliputi mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan
tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, dan mempertahankan
hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

E. IMPLEMENTASI
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan pada
Tn.J dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimiliki oleh perawat
berdasarkan ilmuilmu keperawatan dan ilmuilmu lainnya yang terkait. Seluruh
perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik. Hambatan
hambatan tersebut antara lain, kurangnya pemahaman keluarga mengenai penyakit dan
kurang kesadaran untuk hidup bersih dan sehat. Implementasi yang dilakukan berupa
penyuluhan mengenai penyakit asma, diare, cara perawatan anggota keluarga yang sakit
dengan cara inhalasi uap air, posisi semi fowler, teknik nafas dalam dan demonstrasi
pembuatan obat hebal untuk penyakit asma dengan menggunakan bahan berupa
temulawak serta demonstrasi pembuatan oralit.

F. EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakan tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian
atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan,
dilaksanakan dan dinilai kembali.
Pada tahap evaluasi yang penulis lakukan pada keluarga Tn.J adalah melihat
apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan,
dari kedua diagnosa tersebut masalah sudah teratasi yang dapat dilihat dari keluarga
mengetahui tentang tanda-gejala, dampak, cara pencegahan, cara merawat keluarga

34
dengan asama (inhalasi uap air, nafas dalam dan posisi semi fowler) serta mampu
membuat obat herbal dari temulawak untuk penyakit asam.

35
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Keluarga dengan dewasa muda merupakanPermulaan fase kehidupan keluarga ini


ditandai dengan perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan
kosongnya rumah, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini
dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga
atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka
menyelesaikan SMU atau kuliahnya.
2. Tugas Perkembangan keluarga dengan dewasa muda adalah memperluas lingkaran
keluarga terhadap anak dewasa muda, temasuk memasukkan anggota keluarga baru
yang berasal dari pernikahan anak-anaknya. Melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, membantu orabg tua suami dan istri
yang sudah menua dan sakit.
3. Proses keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn.J dengan mulai dari Pengkajian,
Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi
4. Diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga Tn.J berdasarkan urutan prioritas:
a. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif pada Tn.J dan An.E, keluarga Tn.J
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan asma.
b. Resiko tinggi penyebaran infeksi/ penyakit diare pada anggota keluarga
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diare pada
keluarga Tn.J.

B. SARAN

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang


perkembagan keluarga dengan dewasa muda dan asuhan keperawatannya.

2. Bagi Perawat

Diharapkan bagi perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan


asuhan keperawatan serta pengetahuannya sehingga dapat memberikan asuhan

36
keperawatan yang optimal terkhususnya pada keluarga dengan usia dewasa muda dan
perawat mampu menjadi edukator yang baik bagi pasien dan keluarganya.
3. Bagi Dunia Keperawatan

Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga


dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat di
aplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2009. Pengatar Keperawata Keluarga. Jakarta: EGC.


Ferry, E & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Friedman, M.M., Vicky,R.B., Jones.EG. 2010. Buku Ajar Keperawatan, keluarga
riset, teori, dan praktik. Jakarta. EGC.

38

Anda mungkin juga menyukai