Anda di halaman 1dari 2

Pendapat saya tentang adanya golden rice saya masih ragu dikarenakan bila dilihat dari sudut

pandang saya lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya atau bisa dikatakan manfaat dalam jangka
pendek. Hal ini bisa di lihat bahwa belum ada bukti golden rice aman dikonsumsi sampai detik ini, karena
belum ada penelitian yang cukup terhadap keamanan jangka panjangnya. Karenanya, menurut saya, negara
berhak menghentikan pengembangan produk transgenik hingga produk tersebut benar-benar terbukti aman
untuk dikonsumsi. Dalam golden rice tersebut dimasukkan betacarotin untuk vitamin A yang bermanfaat bagi
anak. Namun, masih banyak alternatif untuk konsumsi vitamin A, Selain itu, belum ada peraturan yang
mengatur soal pencemaran padi golden rice terhadap padi lokal jika terjadi perkawinan silang. "Jadi, bisa saja
golden rice mencemari padi lainnya.

Kekhawatiran terhadap golden rice dalam hal kesehatan antara lain karena ada kekhawatiran zat
penyebab alergi (alergen) berupa protein dapat ditransfer ke bahan pangan, terjadi resistensi antibiotik karena
penggunaan marker gene, dan terjadi outcrossing, yaitu tercampurnya benih konvensional dengan benih hasil
rekayasa genetika yang mungkin secara tidak langsung menimbulkan dampak terhadap keamanan pangan
(Beyer, 2002).

Penggunaan tanaman transgenik hingga saat ini, masih menuai sikap pro dan kontra di dalam
masyarakat. Masyarakat yang pro pada penggunaan tanaman transgenik terutama melihat pada potensi
pemanfaatan tanaman transgenik untuk mengatasi krisis pangan, dan cenderung berpendapat penggunaan
transgenik tidak berbahaya. Sedangkan masyarakat yang kontra pada penggunaan transgenik karena
menganggap tanaman transgenik belum dievaluasi mendetail untuk keamanan tingkat konsumsinya bagi
manusia, bagi lingkungan dan mempertanyakan asal-usul gen yang diintroduksi ke dalam tanaman. Kedua
pendapat ini benar melihat produk yang dihasilkan dari proses bioteknologi itu sendiri.
Kompas edisi Januari 2000, memperkirakan resiko kerugian akibat penggunaan tanaman transgenik
yang disitir dari Asiaweek sebagai sumbernya sebagai berikut: 1). Timbulnya alergi baru: Manipulasi genetik
sering memanfaatkan protein dari organisme yang tidak pernah dimakan. Padahal diketahui banyak penyebab
alergi berasal dari protein, 2).Resistensi antibiotik :Gen yang resisten terhadap antibiotik yang sering digunakan
sebagai penanda untuk menyeleksi sel-sel transgenik, mungkin saja pindah ke manusia atau organisme lain yang
bisa menimbulkan masalah kesehatan, 3).Virus baru : Gen virus pada tanaman untuk membuatnya tahan
terhadap serangan virus, bisa saja bergabung dengan mikroba baru yang menginfeksi tumbuhan itu, sehingga
bisa menghasilkan hybrid baru yang lebih ganas (wayan,2009)
Berdasarkan catatan pengembangan teknologi transgenik, kita juga mengetahui keuntungan lain
tanaman transgenic. Untuk itu, Kesadaran yang perlu ditingkatkan bagi seluruh makhluk bumi adalah
bagaimana menciptakan bumi yang lebih baik dan lebih lestari ke depannya tanpa meninggalkan aspek
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, dalam proses peningkatan ketahanan pangan dengan
bioteknologi pangan, harus juga diperhatikan aspek kelestarian SDA dan SDM tersebut.
Wayan karmana, 2009. Adopsi tanaman transgenik dan beberapa aspek pertimbangan nya. Gane
swara.vol. 3 no.2

Beyer, P., et al., 2002. Golden rice: Introducing the beta-carotene Biosynthesis Pathway into Rice
Endosperm by Genetic Engineering to DefeatVitamin A Deficiency. American Society for Nutritional Science
0022-3166/02.

Anda mungkin juga menyukai