Auditing 1
Oleh:
NIM: 150810301011
Universitas Jember
Tahun 2017
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Selayang Pandang
Bukti Audit
a) Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas, dan berapa
seringnya penilaian tersebut dilakukan,
b) Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi
risiko kecurangan dalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang
diidentifikasi oleh manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen, atau
risiko kecurangan mungkin terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun, atau
pengungkapan,
c) Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan
manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam
entitas itu, dan
d) Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang pandangan
manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan perilaku etis.
Prosedur Analitikal
Selayang Pandang
Beberapa item dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat dan
karenanya, harus diestimasi atau diperkirakan jumlahnya. Estimasi akuntansi beraneka
ragam tingkat kerumitannya dan berkisar dari yang paling sederhana (seperti net
realizable values atau nilai yang dapat direalisasi untuk persediaan barang dan piutang
dagang) sampai yang lebih kompleks (seperti dalam hal pendapatan yang harus
dicatat dari kontrak jangka panjang dan kewajiban di masa yang akan dating dalam hal
produk yang dijual dengan jaminan tertentu).
Pengukuran estimasi akuntansi bisa berbeda-beda tergantung persyaratan atau
kewajiban dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan item dalam laporan
keuangan. Tujuan pengukuran dari suatu estimasi bisa untuk: 1) membuat prakiraan
atau forecast mengenai outcome satu atau lebih transaksi, peristiwa, atau kondisi yang
menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat, atau 2) menentukan nilai dari transaksi
berjalan atau item laporan keuangan berdasarkan kondisi yang ada ada tanggal
pengukuran, seperti taksiran harga pasar (estimated market price) dari suatu jenis aset
atau kewajiban tertentu.
Risiko salah saji yang material karena estimasi sering kali didasarkan pada
tingkat ketidakpastian estimasi (estimation uncertainty). Dengan kearifan
profesionalnya, auditor harus menentukan apakah estimasi akuntansi dengan
ketidakpastian estimasi yang tinggi (high estimation uncertainty) mengandung risiko
yang signifikan. Jika auditor mengidentifikasi adanya risiko yang signifikan, ia juga
harus memperoleh pemahaman mengenai pengendalian entitas, termasuk kegiatan
pengendalian (control activities).
Ketika bukti audit sudah diperoleh, kewajaran estimasi dievaluasi dan luasnya
salah saji diidentifikasi: 1) dalam hal bukti mendukung suatu point estimate, perbedaan
antara auditors point estimate dan managements point estimate merupakan suatu
salah saji, 2) dalam hal auditor menyimpulkan bahwa dengan menggunakan auditors
range of reasonableness (kisaran yang menurut auditor adalah wajar) memberikan
bukti audit yang cukup dan tepat, maka managements point estimate diluar kisaran
tersebut tidaklah didukung oleh bukti audit.
Penilaian Risiko
Dalam tahap ini auditor memberi tangapan atas risiko yang dinilai (assessed
risks) pada tahap sebelumnya.
Dalam entitas yang lebih kecil, sangat boleh jadi manajemen aktif terlibat dalam
proses pelaporan, termasuk membuat estimasi akuntansi. Akibatnya, pengendalian
atas proses estimasi tidak ada, atau jika ada, mungkin akan beroperasi secara
informal. Oleh karena itu, tanggapan auditor atas risiko yang dinilai bersifat
substantive.
Pelaporan
(540.19) Auditor wajib memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai
apakah pengungkapan dalam laporan keuangan mengenai estimasi akuntansi sesuai
dengan persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, (540.20)
Untuk estimasi akuntansi yang berisiko signifikan, auditor juga wajib mengevaluasi
kecukupan dari pengungkapan mengenai ketidakpastian estimasi dalam laporan
keuangan, dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Representasi Tertulis
Auditor meminta (dan harus memperoleh) representasi tertulis (written
representations) dari manajemen mengenai kewajaran dari asumsi-asumsi signifikan
yang digunakan. Juga pertimbangan untuk memperoleh representasi tertulis mengenai
apakah asumsi-asumsi itu mencerminkan niat dan kemampuan manajemen untuk
mengambil tindakan yang relevan untuk memperoleh fair values measurements dan
menyajikan disclosures mengenai hal tersebut.
Selayang Pandang
Pihak yang berelasi tidak independen satu dengan yang lain. Oleh karena itu,
risiko terjadinya salah saji material melalui transaksi hubungan pihak berelasi
umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi diantara pihak-pihak yang bebas
(unrelated parties). Juga, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku seringkali
menetapkan persyaratan akuntansi dan pengungkapan mengenai transaksi hubungan
pihak berelasi. Dampak transaksi hubungan pihak berelasi, bisa berupa laba yang
dinyatakan terlalu tinggi (overstated) atau terlalu rendah (understated) karena harga
yang diatur (transfer pricing).
Dalam entitas yang lebih kecil, prosedur ini tidak terlalu canggih dan bersifat
informal. Manajemen mungkin tidak mempunyai informasi mengenai pihak-pihak yang
berelasi yang siap tersedia. Sistem informasi juga tidak dirancang khusus untuk
mengidentifikasi pihak-pihak yang berelasi. Oleh karena itu, auditor perlu bertanya dan
mewawancarai manajemen, mereviu akun-akun dengan pihak-pihak tertentu, dan
prosedur lain diluar catatan pembukuan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Karena pihak-pihak yang berelasi tidak independen satu terhadap yang lain,
banyak kerangka pelaporan keuangan menetapkan persyaratan akuntansi dan
pengungkapan yang spesifik untuk hubungan pihak berelasi, serta transaksi dan saldo-
saldonya.
Kutipan dari ISA 550 mengenai kewajiban auditor berkenaan dengan pihak-
pihak yang berelasi dan transaksi diantara pihak-pihak yang berelasi dalam tahap
penilaian risiko.
Dalam hal menanggapi risiko salah saji material yang diidentifikasi berkenaan
dengan hubungan dan transaksi pihak-pihak yang berelasi, auditor perlu
mempertimbangkan beberapa hal: a) dugaan adanya kecurangan berkenaan dengan
hubungan dan transaksi pihak berelasi, b) transaksi pihak berelasi yang signifikan
diluar jalur bisnis normal, c) asersi manajemen
Tahap 3-Pelaporan
Tahap terakhir dalam proses audit ialah tahap pelaporan berkenaan dengan
hasil audit atas hubungan dan transaksi pihak-pihak yang berelasi. Dalam tahapn audit
terakhir berkenaan dengan hubungan dan transaksi pihak-pihak yang berelasi, auditor
perlu mempertimbangkan beberapa hal: a) dokumen dan laporan. b) representasi
manajemen, c) tentukan apakah laporan auditor harus dimodifikasi.
KESIMPULAN
Kutipan ISA 540 tahapan estimasi akuntansi: estimasi akuntansi dalam tahap
penilaian risiko, estimasi akuntansi dalam tahap menanggapi risiko, dan estimasi
akuntansi dalam tahap pelaporan.
Kutipan ISA 550 memberikan petunjuk mengenai tanggung jawab auditor dan
prosedur audit mengenai pihak-pihak yang berelasi dan transaksi antar pihak-pihak
yang berelasi. Tahapannya terdiri atas: kewajiban auditor dalam tahap penilaian risiko,
kewajiban auditor dalam tahap menanggapi risiko, dan kewajiban auditor dalam tahap
pelaporan.
REFERENSI