Anda di halaman 1dari 8

INFLAMATORY BOWEL DISEASE

A. Definisi Inflammatory Bowel Disease

Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit idiopatik, yang diperkirakan

melibatkan reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran pencernaan. Dua tipe mayor daripada

penyakit ini adalah Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn Disease (CD). Seperti namanya, UC

terbatas pada kolon, sedangkan CD mencakup semua segmen daripada traktus gastrointestinal

dari mulut sampai anus.

Kedua kelainan tersebut harus dibedakan dengan kelainan yang mirip seperti infeksi,

alergi dan keganasan. Karena IBD sering berhubungan dengan gejala klinis ekstraintestinal yang

beragam dan mencakup berbagai organ seperti kulit, muskuloskeletal, hepato-bilier, mata, ginjal

hematokrit dan gangguan tumbuh kembang, maka klinisi harus memperhatikan kelainan tersebut

sebagai bagian dari gejala klinis IBD.

B. Etiologi

Walaupun etiologi sebenarnya tidak pasti, ada penelitian yang memperkirakan teori

etiologi IBD, yaitu infeksi spesifik yang persisten, disbiosis (ratio abnormal daripada agen

mikroba yang menguntungkan dan komensal yang merugikan), fungsi barier mukosa yang

terganggu, dan clearance mikroba yang terganggu.3 Faktor-faktor pencetus yang memungkinkan

terjadinya aktivasi respon imun pada IBD adalah organisme patogenik (yang belum dapat

diidentifikasi), respon imun terhadap antigen intraluminal (contohnya protein dari susu sapi),

atau suatu proses autoimun dimana ada respon imun yang appropriate terhadap antigen

intraluminal, adapula respon yang inappropriate pada antigen yang mirip yang terjadi pada sel

epitel intestinal (contohnya perubahan fungsi barrier). Menurut studi prospektif E3N, ditemukan
bahwa makan makanan dengan protein hewani yang tinggi (daging atau ikan) berhubungan

dengan meningkatnya resiko terjadi IBD.1 Penderita IBD mungkin memiliki predisposisi genetik

terhadap penyakit ini. Beberapa penelitian menemukan kromosom 16 (gen IBD1), yang akhirnya

menyebabkan teridentifikasinya gen NOD2 (yang saat ini disebut CARD15) merupakan gen

pertama yang secara jelas beruhubugan dengan IBD (merupakan gen yang dicurigai

berhubungan terhadap CD). Ada juga penelitian yang menemukan kromosom 5 (5q31) dan 6

(6p21 dan 19p) sebagai gen yang dicurigai ada hubungannya dengan IBD. Kesimpulannya, dari

semua gen-gen yang berpotensial ini, mereka dikatakan bukan penyebab (kausatif) daripada

IBD, namun gen-gen ini mendukung untuk terjadinya IBD (permisif).1

Resiko berkembangnya UC meningkat pada orang-orang yang tidak merokok, namun

bukan berarti dengan merokok dapat menimbulkan perbaikan gejala terhadap penyakit UC.

Sebaliknya, untuk CD insiden lebih tinggi ditemukan pada perokok daripada populasi umum,

dan pasien-pasien dengan CD yang tetap melanjutkan merokok akan lebih sedikit responnya

terhadap terapi.

C. Patofisiologi

Jalur akhir umum daripada patofisiologi IBD adalah inflamasi pada mukosa traktus

intestinal menyebabkan ulserasi, edema, perdarahan, kemudian hilangnya air dan elektrolit.

Banyak mediator inflamasi yang telah diidentifikasi pada IBD, dimana mediator-mediator ini

memiliki peranan penting pada patologi dan karakteristik klinik penyakit ini. Sitokin yang

dikeluarkan oleh makrofag karena respon daripada berbagai rangsangan antigenik, berikatan

dengan reseptor-reseptor yang berbeda, kemudian menghasilkan efek-efek autokrin, parakrin,

dan endokrin. Sitokin juga akan mendiferensiasikan limfosit menjadi berbagai tipe sel T. Sel T

helper tipe 1 (TH-1) berhubungan dengan CD, sedangkan TH-2 berhubungan dengan UC.
Respon imun inilah yang akan merusak mukosa intestinal dan menyebab proses inflamasi yang

kronis.

Ulcerative Colitis Pada UC, inflamasi dimulai dari rektum dan meluas sampai kolon

bagian proksimal, dengan cepat melibatkan hampir seluruh bagian dari usus besar. Rektum selalu

terkena pada UC, dan tidak ada skip area (area normal pada usus yang diselang-selingi oleh

area yang terkena penyakit), dimana skip area ini didapatkan pada CD. 25% dari kasus UC

perluasannya hanya sampai rektum saja dan sisanya, biasanya menyebar ke proksimal dan

sekitarnya. Pancolitis terjadi pada 10% dari kasus-kasus yang ada. Usus halus tidak pernah

terlibat kecuali jika bagian akhir distal daripada ileum mengalami inflamasi superfisial, maka

dapat disebut dengan backwash ileitis. Walaupun keterlibatan total dari kolon lebih sedikit,

penyakit ini menyerang serentak dan berkesinambungan. Jika UC menjadi kronik, maka kolon

akan menjadi kaku (rigid), memiliki sedikit haustral marking, yang menyebabkan gambaran pipa

yang lebam/hitam pada barium enema.

Crohn Disease CD dapat melibatkan bagian manapun daripada saluran pencernaan,

mulai dari mulut sampai anus, dan menyebabkan tiga pola penyakit yaitu penyakit inflamasi,

striktur, dan fistula. Penyakit ini melibatkan segmen-segmen oleh karena proses inflamasi

granuloma nonspesifik. Tanda patologi yang paling penting dari CD adalah transmural,

melibatkan seluruh lapisan daripada usus, tidak hanya mukosa dan submukosa, dimana jika

mukosa dan submukosa saja merupakan cirri daripada UC. Selain itu, CD tidak

berkesinambungan, dan memiliki skip area antara satu atau lebih dari area yang terkena penyakit.

Jika penyakit ini berlanjut, mukosa akan tampak seperti batu bulat (cobblestone) oleh karena

ulserasi yang dalam dan longitudinal pada mukosa yang normal. Tiga pola mayor dari

keterlibatan terhadap CD adalah penyakit pada ileum dan ceccum (40%), penyakit terbatas pada
usus halus (30%) dan terbatas pada kolon (25%). Rectal sparing khas terjadi pada CD, tetapi

tidak selalu terjadi. Namun, komplikasi anorektal seperti fistula 7 dan abses sering terjadi.

Walaupun jarang terjadi, CD dapat melibatkan bagian saluran pencernaan yang lebih proksimal,

seperti mulut, lidah, esofagus, lambung dan duodenum.

D. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang paling sering timbul adalah sebagai berikut :

1. Diare

Jika terjadi pada anak, bila anak terbangun pada malam hari karena diare maka keadaan

patologis

2. Nyeri perut

Bentuk nyeri perut bervariasi tergantung dari daerah usus yang terkena. Ketidak

nyamanan pada daerah perut kanan bawah biasanya pada kelainan ileum terminalis dan sekum

yang bisa diperiksa dengan palpasi. Nyeri pad daerah umbilikal biasanya karena kelainan kolon

atau kelainan usus yang difus. Biasanya nyeri perut akibat PC bersifat persisten dan jika terjadi

pada anak akan membuat anak sering terbangun di malam hari.

3. Perdarahan rektum

Perdarahan biasanya setelah ada ulserasi pada dinding usus dan melibatkan pembuluh

darah besar

4. Anoreksia
5. Penurunan berat badan
6. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat terjadi
7. Demam ringan
8. Malaise
9. Kegagalan perumbuhan dengan keterlambatan pematangan tulang (terutama pada anak)
10. Gejala gejala yang timbul di ekstra intestinal, anata lain :
a. Persendian

artritis dan artralgia ditemukan pada 15% penderita PC dan dapattimbul beberapa tahun sebelum

gejala pada saluran cerna muncul. Pada umumnya terjadi pada persendian besar di kaki.

b. Muskuloskleletal

Ditemukan adanya keluhan mialgia, miositis granulomatosa,miopati, dan dermatomiositis.

c. Kulit

Manifestasi kulit didapatkan pada 1-4% berupa eritema nodosum, piodermagangrenosa,

epidermolisis bulosa akuisita, poliartritis nodosa dan metastatic crohn disease (MCD/PC

metastatik). MCD pertama kali diperkenalkan oleh Park pada tahun1965 merupakan komplikasi

penyakit crohn berupa lesi granulomatosa pada kulit.

d. Mukosa mulut

sariawan sering ditemukan, meskipun tidak begitu sakit tapimembuat rasa tidak nyaman.

e. Kelainan mata

hampir 10% pasien mempunyai komplikasi pada mata termasuk iritis, episkleritis, uveitis,

dan pseudo tumor orbita.

f. Vaskular
berupa trombositosis, peningkatan fibrinogen, faktor V dan faktor VIII serta penurunan anti

thrombin III

g. Ginjal

obstruksi ureteral dan hidronefrosis , fistula enterovesikel, infeksiperivesikal, dan nefrolitiasis.

E. TINDAKAN

Tujuan tindakan penyakit corhn adalah :

1. Mengobati penyakit aktif atau mempercepat remisi


2. Mempertahankan remisi
3. Mencegah relaps
4. Memacu pertumbuhan dan perkembangan
5. Meningkatkan kualitas hidup

Terapi penyakit corhn dibagi menjadi 4 kategori dasar yaitu farmakologis, nutrisi, bedah dan

psikologis.

a. Nutrisi

Penderita penyakit corhn mengalami defisiensi makronutrient, sehingga peran terapi

nutrisi sangat penting. Penilaian status gizi dilakukan dengan mengukur berat badan, tinggi

badan, data antropometri dan kadar protein serum. Deisiensi mineral dan vitamin (besi, asam

folat, vitamin B12, kalsium, magnesium, seng) diterapi secara spesifik. Pada penderita corhn

yang mengenai ileum terminal dan terjadi steatorkea, harus diberikan suplemen vitamin larut

lemak, trigliserida rantai sedang dan vitamin B12 parenteral. Dukungan nutrisi intensif dapat

mengakibatkan intake kalori terutama pada pasien malnutrisi atau gangguan pertumbuhan.

Pemberian suplemen nutrisi yang cukup merupakan komponen penting dalam keberhasilan

manajemen penyakit corhn pada anak. Tujuan utama dukungan nutrisi adalah koreksi dan
pencegahan defisit nutrisi serta mengontrol gejala. Terapi nutrisi dibagi menjadi 3 bagian yaitu

terapi primer, terapi tambahan dan persiapan pre operatif.

1. Terapi primer : diit elemental dapat menurunkan inflamasi intestinal dengan menurunkan

stimulasi antigen ke saluran pencernaan.


2. Terapi tambahan : dukungan nutrisi yang intensif dapat digunakan sebagai terapi

tambahan terhadap farmakologis dalam beberapa keadaan klinis


3. Terapi pre operatif : perbaikan suatu defisiensi nutrisi multak dibutuhkan untuk persiapan

operasi yang besar pada pasien Crohn

SOAL

1. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke RS mengeluh nyeri perut dan BAB sehari

sebanyak kurang lebih 5x dalam sehari dan biasa keluar darah, dan malas makan, demam,

Apakah diagnosa pada pasien tersebut?


a. Apendisitis akut d. gagal ginjal
b. Diare e. gagal ginjal akut
c. Inflammatory bawel disease
2. Seorang wanita di rawat di RS dengan keluhan nyeri perut, BAB sehari 5x dalam sehari,

dan biasa keluar darah,malas makan, demam sudah dirasakan sebelum masuk RS.

tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan klien adalah..
a. Memberikan posisi yang nyaman bagi klien
b. Anjurkan untuk minum sedikit tapi sering
c. Anjurkan untuk diet
d. Pasang infus
e. Berikan rileksasi
3. Seorang laki-laki datang di RS dengan keluhan nyeri perut klien telah diperiksa oleh

dokter, klien tersebut terdiagnosa inflammatory bawel disease. Dokter menganjurkan

untuk dirawat di RS, pengobatan apa yang perlu dilakukan pada klien
a. Pemasangan infuse
b. Pemberian obat antibiotic
c. Melakukan operasi
d. Pemeriksaan CT-Scan
e. Pemeriksaan USG
4. Jika klien masuk RS dengan penyakit peradanagn menahun pada usus yang tidak

diketahui penyebabnya, kemungkinan melibatkan reaksi sistem imun tubuh terhadap

saluran pencernaan apakah pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang perawat?


a. Pemeriksaan TTV
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Pemeriksaan radiologi
d. Pemeriksaan USG
e. Mendengarkan bunyi usus
5. Seorang pasien masuk RS di rawat di ruangan perawatan dengan diagnosa inflammatory

bawel disiase apa pemberian nutrisi yang baik dengan pasien tersebut
a. Memberikan vitamin B12
b. Memberikan makan sayur-sayuran
c. Menganjurkan makan yang mengndung protein
d. Menganjurkan makan tinggi serat
e. Memberikan vitamin C

Anda mungkin juga menyukai