Hal 3
Suatu perbuatan sengaja untuk menipu atau membohongi, suatu tipu daya cara
yang tidak jujur untuk mengambil atau menghilangkan uang, harga, hak, milik
orang lain baik baik karena suatu tindakan atau tindakan yang fatal dari itu
sendiri.
Sedangkan Fraud menurut standar The Institute of Internal Auditors tahun 2013,
yaitu :
Hal 4
Unsur-Unsur Fraud
Apapun definisi atau pengertian Fraud di atas, dan masih banyak definisi fraud
dari berbagai penulis. Kamus dan ensiklopedia yang belum diungkap dalam bab
ini, namun yangsangat penting untuk diketahui dan dipahami adalah unsur-unsur
pembentuk fraud. Unsur-unsur ini harus ada dalam setiap kasus fraud sebab jika
tidak ada, maka kasus itu baru dalam tahap error, negligence atau kelalaian,
pelanggaran etika, atau pelanggaran komitment pelayanan. Dengan kata lain
seluruh unsur-unsur dari kecurangan harus ada, jika ada yang tidak ada maka
dianggap kecurangan tidak terjadi. Unsur tersebut adalah :
Hal 6
Hal 18
Salah satu pengertian Fraud auditing yang lain adalah creating an environment
that encourages the detection and prevention of fraud in commercial
transaction (T.Singleton, A.Singleton,Bologna,Lindquist:2006) artinya fraud
auditing memusatkan perhatiannya pada penciptaan suatu lingkungan yang
mendorong pendeteksian lebih dini dan pencegahan Fraud, serta menerapkan
langkah koreksi dengan segera bilamana Fraud sedang atau sudah terjadi.
Oleh karna itu, Fraud auditor mesti memahami setting tone at the top, good
corporate governannce yang efektif, iklim organisasi yang etis dan motivational
dan memiliki kemampuan antara lain:
Hal 29
(hal 30)
Segitiga Fraud (Fraud Triangle)
Konsep fraud triangle saat ini digunakan secara luas dalam praktik akuntan
publik pada statement of auditting standard (SAS) No.99, consideration of fraud
in a financial statement audit yang menggantikan SAS No.82 . konsep ini
bertumpuk pada riset Donald cressey (1953) yang menyimpulkan bahwa fraud
mempunyai 3 sifat umum. Fraud triangle terdiri dari tiga kondisi yang umumnya
hadir pada fraud terjadi :
(Hal 48)
(hal 47)
ACFE membagi fraud kedalam 3(tiga) jenis atau tipologi besar berdasarkan
perbuatan yaitu :
3. Korupsi {corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerjasama dengan
pihak lain atau kolusi,fraud jenis ini seringkali tidak dapat dideteksi karena para
pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisma).
Termasuk didalam jenis korupsi adalah [enyalahgunaan wewenang atau konflik
kepentingan (conflict of interst), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak
sah/legal (illegal gratuilies) yang lebih dikenal sebagai hadiah dan gratifikasi
yang terkait dengan kubungan kerja dan jabatan, dan emerasan secara ekonomi
(economic extortion) atau dikenal sebagai pungutan liar atau upeti.
(hal 69)