Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai di


masyarakat, dan merupakan penyakit yang terkait dengan sistem
kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita juga
tidak bisa menganggapnya sepele, selayaknya kita harus senantiasa waspada.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya
interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai
penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap
timbulnya hipertensi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata
prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia.
Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia
menunjukan 1,8-28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah
penderita hipertensi.
Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat
pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup
masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti
stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan
makan makanan yang tinggi kadar lemaknya. Sejalan dengan bertambahnya
usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan
menurun drastis.

1 Selain itu pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien


hipertensi juga sangat diperlukan untuk melakukan implementasi yang benar
pada pasien hipertensi. Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan
keperawatan klien dengan gangguan hipertensi ini dapat memberi asuhan
keperawatan yang tepat dan benar bagi penderita hipertensi dan dapat
mengurangi angka kesakitan serta kematian karena hipertensi dalam
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi dari hipertensi ?
2. Pengertian dari hipertensi ?
3. Apa saja penyebab dari hipertensi ?
4. Ada berapa klasifikasi dari hipertensi ?
5. Apa saja tanda dan gejala dari hipertensi ?
6. Apa saja komplikasi dari hipertensi ?
7. Bagaimana manifestasi klinis dari hipertensi ?
8. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi ?
9. Bagaimana pengobatan dan pencegahan dari hipertensi ?

C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui materi dan penyeluhan kesehatan tentang Hipertensi.

2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari hipertensi
b. Mengetahui pengertian dari hipertensi
c. Mengetahui penyebab dari hipertensi
d. Mengetahui apa saja klasifikasi dari hipertensi
e. Mengetahui tanda dan gejala dari hipertensi
f. Mengetahui apa saja komplikasi dari hipertensi
g. Mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi
2
h. Mengetahui patofisiologi dari hipertensi
i. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan dari hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Hipertensi


1. Anatomi
a. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak di dalam dada,
batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercosta kelima kiri pada linea midclavikula.
Hubungan jantung adalah:
1). Atas: pembuluh darah besar
2). Bawah: diafragma
3). Setiap sisi: paru-paru
4). Belakang: aorta dessendens, oesopagus, columna vertebralis
b. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan
organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah
jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki lapisan
tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah
untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot
(mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara:
1). Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya
2). Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga
mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung
3 dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut,
dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arterosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat
pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola)
untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormon di dalam darah.
3). Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan
fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air
dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga
tekanan darah juga meningkat, Sebaliknya, jika:
(a). Aktivitas memompa jantung berkurang,
(b). Arteri mengalami pelebaran,
(c). Banyak cairan keluar dari sirkulasi.
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan
di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf
yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
c. Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
1). Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah
dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
2). Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah
kembali ke normal
3). Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan
enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon
angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon
aldosteron.
4 Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan
darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa
menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan
arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau
kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
d. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal.
Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan
kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai
darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum,
tekanan darah akan meningkat.
e. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang
berjalan langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan
pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama
f. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin.
Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan
sebagian dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat
adanya sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan
pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan
g. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena
dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak
berbatasan secara sempurna satu sama lain.
2. Fisiologi
Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang
mengandung oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh
tubuh untuk mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar
oksigennya kurang) dari sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru
5 untuk reoksigenasi (Black, 2010).
B. Pengertian Hipertensi
Istilah tekanan darah berarti tekanan pada pembuluh nadi dari
peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah dibedaka
antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung
menguncup (sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah
pada saat jantung mengendor kembali (diastole). Dengan demikian, bahwa
tekanan darah sistolik selalu lebih tuinggi daripada tekanan darah disatolik.
Tekanan darah manusia senantiasa berayun-ayun antara tinggi dan rendah
sesuai dengan detak jantung.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya
(Sustrani,2006). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan
angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas.
Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama ( Saraswati,
2009).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO
(World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal
adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis
kelamin (Marliani, 2007). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di
atas 90 mmHg.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
6 menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
C. Penyebab Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri, tetapi
lebih sering dijumpai terkait dengan penyakit lain, misalnya obesitas, dan
diabetes melitus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (Gunawan, 2001).
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan
pasti apa penyebabnya. Para pakar menunjuk stress sebagai tuduhan utama,
setelah itu banyak faktor lain yang mempengaruhi, dan para pakar juga
menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko untuk menderita penyakit ini. Onset hipertensi
essensial biasanya muncul pada usia antara 25-55 tahun, sedangkan usia di
bawah 20 tahun jarang ditemukan. Patogenesis hipertensi essensial adalah
multifaktorial. Faktor-faktor yang terlibat dalam pathogenesis hipertensi
essensial antara lain faktor genetik, hiperaktivitas sistem saraf simpatis,
sistem renin angiotensin, defek natriuresis, natrium dan kalsium intraseluler,
serta konsumsi alkohol secara berlebihan.
2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan, 2001).
Pada 5-10 persen kasus sisanya , penyebab spesifiknya sudah diketahui,
yaitu gangguan hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Garam dapur akan
memperburuk hipertensi, tapi bukan faktor penyebab. Hipertensi sekunder
memiliki patogenesis yang spesifik. Hipertensi sekunder dapat terjadi pada
individu dengan usia sangat muda tanpa disertai riwayat hipertensi dalam
keluarga.
Penyebab hipertensi sekunder antara lain penggunaan estrogen,
7 penyakit ginjal, hipertensi vaskuler ginjal, hiperaldosteronisme primer dan
sindroma cushing, feokromsitoma, koarktasio aorta, kehamilan, serta
penggunaan obat- obatan.
D. Klasifikasi Hipertensi
Jenis-jenis hipertensi adalah:
a. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 159 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 90 95 mmHg
b. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 179 mmHg
dan atau tekanan diastolik antara 100 109 mmHg
c. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 209 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 110 120 mmHg.

Berikut adalah klasifikasi hipertensi menurut JNC 2007 :

Klasifikasi Sistol Diastol


(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 <80
Prehipertensi 120 - 139 80 - 89
Hipertensi
Tingkat 1 140 - 159 90 - 99
Tingkat 2 >160 >100

(Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2007)

E. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki


gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati
antara lain yaitu :
1. gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. sering gelisah
3. wajah merah
4. tengkuk terasa pegal
5. mudah marah
8
6. telinga berdengung
7. sukar tidur
8. sesak napas
9. rasa berat ditengkuk
10. mudah lelah
11. mata berkunang-kunang
12. mimisan (keluar darah dari hidung).
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut :

1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung, dan ginjal.

F. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi antara lain:
a. Penyakit jantung (gagal jantung)
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih
berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung
kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot
jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah.
b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal
terkena dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya
fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal. Ada dua jenis

9
kelainan ginjal akibat hipertensi yaitu nefrosklerosis benigna dan
nefrosklerosis maligna.
c. Penyakit otak (stroke)
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah otak (stroke). Stroke sendiri merupakan kematian jaringan
otak yang terjadi karena berkuerangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Biasanya kasus ni terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan
otak dalam beberapa menit (complete stroke).

G. Manifestasi Klinis
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun berupa:
1.. nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah
2. penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
3. ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5. edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
(Elizabeth J. Corwin, 2000).

H. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respons pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu
10 dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor kuat. Yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan struktur dan fungsional pada
sistem perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya
elastisistas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan parifer (Bruner dan Suddarth, 2001).

I. Pengobatan Dan Pencegahan Hipertensi


1. Pengobatan Hipertensi
Untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
a. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas
ijin dokter.
11 b. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan:
1). Mengurangi asupan garam dan lemak yaitu cara mudah mengatasi
hipertensi tidak boleh banyak mengonsumsi makanan dengan
tingkat keasinan tinggi atau mengandung sodium (garam)
berlebihan. Panduan diet (Dietary Guidelines) merekomendasikan
pasien untuk membatasi asupan garam kurang dari 1.500 miligram
(600 miligram sodium) dalam sehari.
2). Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol bagi
yang mengkonsumsinya. Batas konsumsi minuman keras yang
dianjurkan dalam sehari adalah 2 hingga 2,5 kaleng bir berkadar
alkohol 4,7persen untuk pria. Dan maksimal 2 kaleng bir berkadar
alkohol 4,7 persen untuk wanita. Risiko hipertensi akan meningkat
jika Anda mengonsumsi minuman keras terlalu sering dan
berlebihan.
3). Berhenti merokok bagi yang merokok. Rokok tidak menyebabkan
hipertensi secara langsung, tapi akan mempertinggi risiko serangan
jantung dan stroke karena dapat memicu penyempitan arteri.
Kombinasi merokok dan hipertensi akan meningkatkan risiko
penyakit jantung atau paru-paru secara drastis.
4). Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan, meski hanya
beberapa kilo menurunkan berat badan akan membuat perbedaan
besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
5). Olahraga yaitu untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga
jantung serta pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga dan
rutin beraktivitas perlu dilakukan. Bagi orang dewasa, beraktivitas
dengan intensitas menengah ( bersepeda atau jalan cepat)
setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam setiap
minggu.teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang.
6). Menghindari ketegangan
7). Istirahat cukup
8). Hindari stress yaitu cara mudah mengatasi hipertensi, segala sesuatu
12 pasti tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Stress tidak hanya
mempengaruhi kondisi luar seseorang, tetapi juga kondisi dalam
(fisik) atau kesehatan seperti meningkatnya tekanan darah.
9). Hindari marah
10). Kafein, kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak
kafein seperti kopi, teh, cola serta minuman berenergi. Meminum
lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko
hipertensi.
2. Pencegahan Hipertensi
Agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
a. Kontrol teratur
b. Minum obat teratur
c. Diit rendah garam dan lemak
d. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:
1). Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan
melinjonya
2). Buah-buahan keculi buah durian
3). Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
4). Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan
diutamakan putih telurnya saja
5). Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak
mengandung lemak)
e. Makanan yang perlu dihindari
1). Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant,
minuman kaleng
2). Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
3). Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu
asin
f. Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan
mengkonsumsi secara teratur jus:
1). Buah mentimun
13 (a). Mentimun sayuran rendah kalori
Mentimun adalah salah satu sayuran yang sangat rendah kalori,
yaitu hanya 15 kalori per 100 g, dan tidak mengandung lemak
jenuh atau kolesterol. Mentimun adalah sumber serat makanan
yang dapat membantu mengurangi sembelit, dan dapat memberikan
beberapa perlindungan terhadap kanker usus, yaitu dengan
menghilangkan senyawa beracun dari usus.
(b). Mentimun Mengandung kalium tinggi
Mentimun juga sumber kalium yang sangat baik , dan elektrolit
penting. 100 g mentimun mengandung 147 mg kalium, tetapi hanya
2 mg sodium. Kalium adalah penghasil elektrolit yang baik bagi
hati, dan membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan
mengatur irama detak jantung dengan melawan efek buruk dari
natrium.
(c). Mentimun mengandung antioksidan
Ketimun mengandung anti-oksidan unik dalam rasio moderat,
seperti beta-karoten dan alfa-karoten, vitamin C, vitamin-A, zea-
xanthin dan lutein. Senyawa ini bertindak sebagai zat perlindungan
terhadap radikal bebas , yang akan berperan dalam mencegah efek
penuaan dan berbagai proses penyebab penyakit. Kekuatan total
antioksidan diukur dari segi kapasitas penyerapan radikal bebas
(ORAC value), adalah 214 umol TE/100 g.
(d). Mentimun Bersifat diuretik
Mentimun besifat diuretik ringan, karena banyak air, dan juga
mengandung kalium namun rendah natrium. Hal ini membantu
menjaga berat badan, menjaga tekanan darah dan menurunkan
tekanan darah tinggii.
(e). Mentimun Mengandung vitamin K
Yang mengejutkan, mentimun ternyata mengandung vitamin K,
yaitu sekitar 17 mg vitamin K per 100 gramnya. Vitamin-K
memiliki peran potensial untuk kekuatan tulang dengan
14 mempromosikan aktifitas osteotrophic (pembentukan massa tulang)
. Buah mentimun juga memiliki peran dalam pengobatan pasien
penyakit Alzheimer, yaitu dengan membatasi kerusakan pada saraf
di otak.
2). Buah belimbing
(a). Rendah kalori dan menyehatkan
Belimbing adalah salah satu buah-buahan eksotis yang berkadar
kalori sangat rendah (telah dijelaskan diatas). Dengan demikian
sangat baik untuk orang yang sedang diet mengurangi asupan
kalori. Meskipun demikian, belimbing mengandung gizi yang
sangat penting, seperti antioksidan, dan vitamin yang diperlukan
oleh kesehatan.

(b). Tinggi serat


Buah belimbing yang dimakan beserta kulitnya akan memberikan
jumlah yang baik serat bagi tubuh. Serat akan membantu mencegah
penyerapan kolesterol LDL dalam makanan dalam usus. Serat juga
membantu melindungi selaput lendir pada usus besar dari paparan
zat beracun dengan jalan mengikat bahan kimia penyebab kanker
usus . Sekali lagi, makanan berserat baik untuk yang sedang
menjalankan diet makanan untuk menurunkan berat badan.

(c). Kaya vitamin C


Belimbing mengandung banyak vitamin-C. Vitamin C diketahui
merupakan antioksidan alami yang kuat. 100 g buah belimbing
segar menyediakan 34,7 mg atau setara dengan 57% dari nilai
kebutuhan tubuh akan vitamin C harian. Secara umum, konsumsi
buah-buahan yang kaya vitamin C akan membantu tubuh manusia
untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya dari infeksi, virus
flu, serta radikal bebas.

15 (d). Mengandung Antioksidan flavonoid


Sekali lagi Belimbing termasuk dalam buah yang kaya antioksidan .
Dalam hal ini adalah antioksidan dari polifenol flavonoid. Beberapa
jenis flavonoid penting adalah quercetin, epikatekin, dan asam
galat. Kadar polifenol (Folin assay) dalam buah belimbing adalah
143 mg/100 g. Senyawa ini akan membantu melindungi tubuh dari
efek berbahaya radikal bebas.

(e). Sumber vitamin B


Vitamin B adalah vitamin esensial, termasuk dalam vitamin penting
dibutuhkan tubuh setiap hari. Belimbing juga merupakan sumber
vitamin B kompleks, seperti folat, riboflavin, dan piridoksin
(vitamin B-6). Secara Bersinergi jenis-jenis vitamin ini akan
membantu sebagai kofaktor enzim metabolisme, serta digunakan
untuk berbagai fungsi sintetis dalam tubuh.

(f). Mengandung kalium


Belimbing mengandung beberapa mineral dan elektrolit, seperti
kalium, fosfor, seng dan zat besi. Kalium merupakan komponen
penting dari sel dan cairan tubuh yang diperlukan untuk membantu
mengendalikan detak jantung serta mencegah pengaruh buruk dari
natrium. Dengan demikian buah belimbing juga bagus untuk
membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
3). Daun seledri
Seledri memiliki banyak kandungan vitamin A, selain vitamin A
seledri juga mengandung zat besi seperti, zat besi, kalium dan mineral.
Sebagian besar sayuran yang dimasak akan kehilangan vitamin-vitamin
yang ada didalamnya, namun untuk seledri berbeda. Vitamin yang
terkandung didalam seledri akan tetap utuh sekitar 80% meskipun telah
melalu proses pengolahan (dimasak). Manfaat seledri yaitu :
(a). Seledri juga diolah dengan cara dijus. Jus seledri memiliki manfaat
untuk mendinginkan tubuh, jadi jika anda merasa panas ketika
16 siang hari
(b). Mengurangi nafsu mengkonsumsi makanan yang memiliki rasa
manis dan beberapa jenis makanan lain yang bisa membuat berat
badan menjadi bertambah
(c). Penurun tekanan darah dan juga dapat menjaga kesehatan ginjal
sehingga ginjal bisa tetap berfungsi dengan baik
(d). Mencegah pembentukan batu pada kantung empeduselain itu
seledri juga bisa mencegah terjadinya sembelit
(e). Sebagai pencegah kanker perut
(f). Dapat menenangkan bagian-bagian sistem saraf tubuh dan juga bisa
mengontrol tekanan darah tinggi
(g). Untuk mengembalikan nafsu makan yang hilang.
4). Buah mengkudu
Mengkudu adalah sejenis pohon cemara tropis yang biasa dijumpai
di Kepulauan Pasifik, India, Australia, dan Asia Tenggara. Buah ini
mengandung sejumlah fitokimia, yaitu zat pada buah-buahan yang bisa
mencegah penyakit. Jenis fitokimia yang ada antara lain asam lemak,
lignan, alkaloida, beta-sitosterol, flavonoid, dan iridoid. Menurut
penelitian, belum ada cukup bukti yang kuat untuk menyimpulkan efek
positifnya pada kesehatan.
Sementara itu, mengkudu juga mengandung sejumlah nutrisi-
nutrisi lain, seperti vitamin C, vitamin A, vitamin B3, potasium,
kalsium, katekin, damnacanthal, sodium, zat besi, serat, dan
karbohidrat.
Ada sebagian masyarakat yang percaya buah ini dapat mengobati
berbagai penyakit, antara lain pilek, sakit kepala, diabetes, kolesterol,
tekanan darah tinggi, rematik, alergi, infeksi, peradangan, penyakit
jantung, psoriasis, HIV, kanker dan lain-lain. Di Indonesia sendiri,
mengkudu diproduksi dalam bentuk kapsul, bubuk, teh, jenis minuman,
17 dan kosmetik. Produk-produk tersebut pun sudah teregistrasi di BPOM
RI.
5). Daun salam
Daun salam mengandung kalori, karbohidrat serta serat, mineral
dan vitamin A, B6, B9 dan juga C. Daun salam adalah sumber serta
vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi dan mangan yang sangat baik.
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kandungan zat tanin, minyak
asiri dan flavonoid yang tersimpan dalam daun salam dapat memberi
efek hipoglikemik (mengendalikan kadar glukosa dalam darah).
Dengan demikian, kombinasi zat-zat yang tersimpan dalam daun salam
ini sanggup menekan kadar gula darah yang tinggi. Daun salam juga
terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kolestrol dalam
darah.
Bagian tanaman dari pohon salam yang banyak digunakan adalah
adalah bagian daunnya yang menyimpan kemampuannya dalam
mengobati penyakit diare, kolestrol tinggi, kencing manis, tekanan
darah tinggi, maag, dan menurunkan berat badan serta obat katarak,
gatal-gatal dan kudis. Sedangkan bagian buahnya dapat dijadikan
sebagai obat untuk mengatasi mabuk alkohol.

Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah :


1. kg buah mentimun dicuci bersih
2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
4. Diminum setiap hari 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg
dan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu faktor genetik, usia, keadaan emosi seseorang, konsumsi Na
terlalu tinggi, obat, hormonal, neurologik ,dan lain-lain. Orang yang sudah
terkena hipertensi dapat juga mengalami banyak komplikasi yang diderita
diantaranya stroke, kebutaan, angina pectoris, CHF, gagal ginjal, dan infark
miokard.

Hipertensi merupakan penyebab paling penting untuk timbulnya penyakit


kardiovaskuler-renal. Prevalensi hipertensi semakin meningkat dengan
bertambahnya usia, dan pemberian obat-obatan terbukti sangat bermanfaat
untuk mengobati hipertensi. Namun hanya pendekatan pengobatan saja tidak
dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler-renal akibat hipertensi di
masyarakat. Selanjutnya sangatlah sulit untuk menjamin bahwa semua pasien
hipertensi sudah terdeteksi dan diberikan pengobatan secara adekuat. Banyak
obat-obat untuk hipertensi yang harganya cukup mahal dan tidak mungkin
terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Pencegahan merupakan faktor
penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian. Pengobatan
bersifat individualistis dan sepanjang masa dengan tetap memperhatikan
perubahan gaya hidup.

B. Saran
Untuk menghindari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita
selaku petugas medis sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk
19 menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan juga tidak mengkonsumsi
makanan sembarangan yang belum teruji kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Marvyn, Leonard. 1982. Kesehatan Populer Hipertensi. Jakarta

Gunawan, Lanny, 2001, Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Kanisius, Yogyakarta

https://id.scribd.com/doc/157993363/MAKALAH-PENYAKIT-HIPERTENSI
diakses pada tanggal 30 september 2016 pukul 21.00 WITA

http://www.tradisionalkesehatan.com/2014/12/manfaat-jus-mentimun-bagi-
tubuh.html diakses pada tanggal 30 september 2016 pukul 13.00 WITA

file:///C:/Users/Acer/Downloads/makalah%20hipertensi.doc%20-
%20Documents.htm diakses pada tanggal 30 september 2016 pukul 13.30 WITA

http://penyakithipertensi.org/komplikasi-hipertensi/
diakses pada tanggal 30 september 2016 pukul 14.00 WITA

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=makalah+hipertensi&btnG=
diakses pada tanggal 30 september 2016 pukul 29 september 2016 pukul 20.00
WITA

20

Anda mungkin juga menyukai